Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PONDOK PESANTREN SELAPARANG NW KEDIRI

Dosen
Dr. H. Bustami Saladin, M.A

Mahasiswa
Afifah (200601040)
Ricky Omar Hamdun (200601071)

PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul : Laporan Praktik Kerja Lapangan Pondok Pesantren Selaparang NW


Kediri
2. Pelaksana :
a. Nama Lengkap : Dr. H. Bustami Saladin, M.A.
b. NIP : 197412102008011008
c. Pangkat/Golongan :
d. Jabatan :
e. Home Base : Ilmu Alqur’an dan Tafsir
f. Fakultas : Ushuluddin dan Studi Agama
g. Alamat : Jl. Gajah Mada, Jempong Baru, Mataram
3. Jumlah Tim :
4. JumlahMhs. Terlibat : 2
5. Lokasi Kegiatan :
a. Desa : Kediri
b. Kecamatan : Kediri
c. Kabupaten/Kota : Lombok Barat
6. Waktu Program :
7. Anggaran :

Mengetahui, Mataram, 26 Oktober 2022


Kepala LP2M UIN Mataram Pelaksana

Prof. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D. Dr. H. Bustami Saladin, M.A.
197783302000032001 197412102008011008
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya, sehingga laporan pengabdian kepada masyarakat ini dapat diselesaikan dengan
baik. Laporan pengabdian kepada masyarakat ini dapat tersusun berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis khusus mengcupakan terimakasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Secara khusus disampaikan ucapan terima kasih dana presiasi yang tidak terhingga kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Mataram beserta Staf, atas segala kebijaksanaan, perhatian,
dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pengabdian ini.
2. Prof. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D. selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Dr. Moh. Liwa Irrubai, M.Pd selaku Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M)
Universitas Islam NegeriMataram
4. Kepala Sekolah, Staf dan Lembaga-Lembaga lokasi lokasi pengabdian yang telah memberikan
kepercayaan dan memfasilitasi kegiatan pengabdian yang dilakukan sehingga proses
pelaksanaan kegiatan pengabdian dapat berjalan dengan baik dan lancar.
5. Mahasiswa-mahasiswa yang menjadi peserta program Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Islam Negeri Mataram Tahun 2020.

Penulis meyakini, masih banyak pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah banyak memberikan kontribusi sehingga dapat menyelesaikannya sampai dengan waktu yang
telah ditetapkan, oleh karenanya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan iringan doa agar
bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis dapat menjadi amal bagi mereka, dan mendapat
pahala dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis khususnya, dan juga dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas
pemahaman mengenai analisis bermasyarakat yang baik, dan penulis mengucapkan banyak
terimakasih semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia, hidayah, dan ilmu yang bermanfaat bagi
kita semua.
Mataram, 26 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................i
Halaman Persetujuan..................................................................................................................ii
Kata Pengantar............................................................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang…..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah….........................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat PKM.................................................................................................5
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKM..............................................................................6
E. Kajian Teori dan Metode.................................................................................................12

BAB II PELAKSANAAN PKM…............................................................................................21

A. Deskripsi Profil Yayasan Pondok Pesantren Selaparang NW Kediri


..................................................................................................21
B. Pelaksanaan PKM dan Temuan Masalah........................................................................27
C. Pembahasan….................................................................................................................39

BAB III PENUTUP....................................................................................................................77

A. Kesimpulan......................................................................................................................77
B. Saran…............................................................................................................................78

Lampiran-Lampiran..................................................................................................................79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah salah satu kegiatan

yang menjadi standar untuk memenuhi salah satu prasyarat akademik untuk

penyelesaian studi S1. Adapun kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

khusus untuk prodi Ilmu Qur'an Tafsir dilaksanakan di pondok- pondok pesantren.

Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tuntutan profil Ilmu al- Qur'an dan

tafsir untuk menjadi mufassir pemula serta menjadi asisten peneliti/analis dan menjadi

akademisi di bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan salah satu

cara kampus untuk memberikan wewenang kepada mahasiswa untuk mengetahui

kondisi di lapangan (luar kampus), dengan terjun langsung dalam setiap program kerja

yang diadakan oleh pondok pesantren, khususnya kami yang ber-PKM di Yayasan

Ponpes NW Slaparang yang berada di Kediri Lombok Barat.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan agar mahasiswa

mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang perlu dikembangkan dan

dipertahankan. Karena Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan kegiatan

pemagangan mahasiswa di dunia kerja baik di bidang keagamaan maupun keguruan

dan merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas

Islam Negeri Mataram.

Dalam kegiatan ini ada beberapa teori yang kami dapatkan di kampus kemudian

kami terapkan dalam proses pembelajaran al- Quran di Yayasan Ponpes NW

Slaparang, diantaranya, yaitu: Ilmu Tajwid, yakni bagaimana cara membaca al-Qur'an

yang baik dan benar, serta metode Tahsin dan mengahafal yaitu menggunakan metode

sima'i (guru mendengarkan murid).


5
Dengan demikian diharapkan mendukung adanya perubahan atau timbal balik

baik dari pihak kampus, mahasiswa, maupun Yayasan Ponpes NW Slaparang secara

umum, dan santri yang ada di dalam khususnya, yang secara efektif dapat memberi

dampak positif sebagai saran untuk kemajuan keberlangsungan proses pembelajaran

yang ada di kampus maupun di Yayasan Ponpes NW Selaparang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi program tahsin dan tajwid dalam meningkatkan kualitas

dan konsistensi bacaan al-Qur’an di pondok pesantren NW Selaparang Kediri?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam program tahsin dan

tajwid untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi bacaan al-Qur’an di pondok

pesantren NW Selaparang Kediri?

3. Bagaimana hasil capaian program tahsin dan tajwid dalam meningkatkan kualitas

dan konsistensi bacaan al-Qur’an di pondok pesantren NW Selaparang Kediri?

6
C. Tujuan Dan Manfaat PKM

1. Tujuan

a. Memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa dalam lingkup

dunia kerja yang nyata.

b. Mengetahui pengaktualisasian tentang ilmu al-Qur’an dan tafsir dan praktiknya

di lapangan.

c. Mendapatkan pengalaman pengalaman kerja terkait bidang ilmu alQur’an dan

tafsir melalui kegiatan PKM.

d. Mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah di dapatkan dari proses

perkuliahan kemudian dipraktikkan dalam dunia kerja.

2. Manfaat

a. Manfaat teoritis

7
Mahasiswa dapat memeperoleh pengalaman bekerja secara interdisipliner

kemudian dapat mengembangkan dan menerapkan teori-teori yang di dapat

selama proses perkuliahan di program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT)

b. Manfaat praktis

Mahasiswa dapat beradaptasi dalam lingkungan kerja sesuai dengan

bidang keahliannya kemudian darinya mahasiswa dapat memperdalam

pengertian dan penghayatan terhadap kegunaan ilmu-ilmu sesuai program studi

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT).

D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan PKM

1. Waktu pelaksanaan PKM

Waktu pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat pada tahun ini adalah

selama kurang lebih 45 hari, yang dimana pada setiap pelaksanaanya dapat

dikalkulasikan menjadi tiga tahapan pelaksanaan. Diantaranya adalah tahap

perisapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Rangkaian dari tahapan tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, panitia Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

UIN Mataram melakukan survey ke beberapa instansi dan lembaga-lembaga

sosial dan keagamaan dan sekaligus meminta izin dan menanyakan kiranya di

tempat tersebut dapat menerima mahasiswa PKM. Setelah

mendapatkan izin dari lembaga-lembaga maupun instansi, pihak panitia PKM

FUSA membuat kelompok-kelompok dan lokasi PKM kepada peserta dengan

setiap masing kelompok terdiri dari 10 anggota dan setaiap anggota dari kelas

yang berbeda.

8
selanjutnya mahasiswa melakukan pengisian form pendaftaran

Pengabdian Kepada Masyarakat di bidang akademik fakultas melalui siakad

yang diisi langsung oleh mahasiswa dan terakhir pada tahapan persiapan ini,

mahasiswa diberikan pembekalan pra PKM yang bertujuan agar mahasiswa

dapat mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan PKM yang akan

dilaksanakan,

b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaa Pengabdian Kepada Masyarakat dimulai pada tanggal 12

September 2022 hingga 25 Oktober 2022. Pada tahap ini mahasiswa yang

melaksanakan kegiatan PKM sebelumnya sudah melakukan briefing oleh

Dosen Pembimbing Lapangan, yang bertujuan untuk mengetahui tugas apa

saja atau program apa saja yang akan dikerjakan selama pelaksanaan kegiatan

PKM berlangsung.

Selain itu, tujuannya untuk dapata saling mengenal satu sama lain

dengan rekan-rekan di lembaga, khususnya di pondok pesantren. Selama

tahap pelaksanaan PKM berlangsung, tentunya mahasiswa magang mengikuti

aturan dan prosedur sesuai dengan aturan tempat melaksanakan kegitan PKM.

c. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari pelaksanaan Pengabdian Kepada

Masyarakat. Dalam tahap ini, mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan

tentang kegiatan yang dilakukan selama PKM berlangsung. Tahap pelaporan

ini dibagi menjadi dua tahap, tahap laporan harian, dan tahap laporan akhir

PKM, laporan harian dikumpulkan kepada dosen pamong di tempat

pelaksanaan PKM sesuai dengan

9
kesepakatan bersama dosen pamong, yaitu misalnya dikumpulkan setiap hari

kerja, seminggu sekali ataupun dikumpulkan sekaligus dengan laporan akhir

nantinya, yang dimana laporan harian ini berisi laporan tentang kegiatan apa

saja yang dilakukan pada hari tersebut di tempat PKM.

Sedangkan laporan akhir merupakan laporan wajib yang dikerjakan di akhir

pelaksanaan PKM, laporan ini mengankat tentang suatu maslah yang

ditemukan di tempat PKM, lalu dikonsultasikan dengan Dosen Pamong dan

Dosen Pembimbing Lapangan. Setelah disetujui dan diberikan tanda tangan,

kemudian buku dijilid menjadi sebuah buku, dan kemudian dikumpulkan di

Fakultas, Dosen Pembimbing Lapangan, dan juga kepada Dosen Pamong.

2. Tempat pelaksanaan PKM

Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKM) yaitu

dilaksanakan pada: Nama : Pondok Pesantren NW

Selaparang Kediri

Alamat : Jl. TGH. Abdul Hafidz No. 58, Kediri, Kec. Kediri, Lombok Barat.

Telepon 03706175034

Website : www.ponpesnwselaparang.com

E. Kajian Teori dan Metode

1. Teori-Teori yang Relevan

a. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Implementasi berarti

pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan

suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut

Nurman Usman, Implementasi adalah adanya suatu kegiatan, tindakan, aksi atau

mekanisme sistem yang mengarah pada adanya suatu kegiatan yang


10
direncanakan dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sudarsono,

Implementasi adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian suatu

pekerjaan, melalui penggunaan sarana untuk memperoleh hasil akhir yang

diinginkan.

Dari beberapa devinisi di atas, dapat dipahami bahwa Implementasi adalah

suatu kegiatan atau tindakan yang telah direncanakan secara matang dan

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

b. Program Tahsin dan Tajwid

Program merupakan suatu pernyataan yang berisi kesimpulan dari

beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk

mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu program mencakup seluruh

kegiatan yang berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-

sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus

dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan. suatu bacaan yang memiliki

bobot atau nilai yang baik sesuai dengan ilmu tajwid.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsisten adalah tetap

(tidak berubah-ubah), selaras, dan sesuai. Kata ini berasal dari bahasa Inggris,

consistent, yang berarti kokoh atau berdiri tegak. Untuk itu, konsisten dalam

membaca al-Qur’an dapat diartikan membaca al- Qur’an tetap dan sesuai dengan

kaidah- kaidah dan hukum-hukum membaca al- Qur’an.

c. Al-Qur’an

Secara bahasa, lafadz al-Qur’an merupakan bentuk mashdar dari kata

qara’ah (membaca) yakni qirā’ah (bacaan). Sedangkan secara istilah, al-Qur’an

merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad

SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk untuk umat manusia,

11
yang selalu dikaji sejak zaman klasik sampai modern sekarang ini dalam

berbagai aspeknya. al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang masih terjaga

keotentikannya. Mulai dari proses pewahyuannya maupun cara penyampaian,

pengajaran, dan periwayatannya dilakukan melalui tradisi oral dan hafalan.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih peneliti secara

spesifik untuk menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren NW Selaparang Kediri. Subjek

dalam penelitian ini adalah pimpinan umum, kepala sekolah, koordinator asrama

dan santri. Adapun objeknya adalah program tahsin dan tajwid dan kualitas serta

konsistensi dalam membaca al- Qur’an yang dihasilkan oleh program tahsin dan

tajwid.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang lebih cenderung

menekankan untuk memahami, mempelajari dan menjelaskan suatu makna yang

ditemukan dari fenomena- fenomena yang telah diamati.

Adapun dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode observasi,

untuk mengetahui bagaimana kondisi objek penelitian secara langsug. Selain

metode observasi, penulis juga menggunakan metode wawancara dan dokumentasi

guna untuk mendapatkan informasi yang akurat dan relevan.

12
BAB II

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. Deskripsi Profil Lembaga

Nama Pondok Pesantren : Selaparang (Perguruan NW) Kediri

Pendiri Pondok Pesantren : TGH. Abdul Hafidz Sulaiman

Tanggal Berdiri : Pada tahun 1985

NSPP 042520104009

1. Letak Geografis

Yayasan Pondok Pesantren Selaparang (Perguruan NW) Kediri, berlokasi di

Jl. TGH. Abdul Hafidz No.16, Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara

Barat. 83362, Indonesia.


2. Izin Operasional

Yayasan Pondok Pesantren Selaparang (Perguruan NW) Kediri, berlokasi di Jl.

TGH. Abdul Hafidz No.16, Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara

Barat. Ponpes Selaparang merupakan salah satu pondok pesantren yang ada di

Kabupaten Lombok Barat. Adapun belajar mengajar di ponpes ini menggunakan

kurikulum yang berlaku di tambah dengan ilmu agama.

Pondok Pesantren Selaparang (Perguruan NW) Kediri, memiliki lokasi sangat

strategis, akses jalannya mudah, berada di daerah

13
perkotaan atau yang dikenal dengan kota santri. Meskipun demikian, proses

kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan nyaman dan tenang. Berikut

gambaran batasan wilayah secara umum.

 Sebelah utara : berbatasan dengan Dusun Sedayu Timur

 Sebelah timur : berbatasan dengan Lingkungan Dusun Trate

 Sebelah barat : berbatasan dengan Dusun Sedayu

 Sebelah selatan : berbatasan dengan Lingkungan Dusun Trate

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Selaparang (Perguruan NW) Kediri

Lombok Barat tahun 2022.

Ketua Yayasan : Dr. TGH Lalu Pattimura Farhan M.Hi

Pembina Asrama : Ustdz Muhammad Darwan

Ketua Asrama : Ustdz M. Zainul Mujtahidin, M.Pd

Waka Asrama : Muhammad Iwan Muliawan, S.Pd

Sek. Asrama : Mujaddidi Ainul Yaqin, S.Pd

Bend. Asrama : Junardi salim Anggota:

1. Keamanan

 Nurullah Habibi S.Pd (ketua)

 Fauzul bayan

 Aunul Majid zakaki

 Fikri Yudia Rahman

2. Ubudiyah

 Muhammad Iwan Muliawan S.Pd (ketua)

 Jaya Haryanto

 Khairil Basyari
14
 Khalikil Akbar

3. Kebersihan

 Khairuman Zuhdi, S.Pd

 Zia Ulhak

 M. Fajri

 Takdir Andra

4. Perlengkapan

 M. Solihin S.Pd

 Baehaki

 M. Rizki

5. Kesehatan

 M. Asroruddin, S.Pd

 Irsan Jayadi

 Rozikil Hadis

4. Lembaga-lembaga Yang Didirikan

a. Mi Nw Selaparang

b. Mts. Islam Selaparang Putra

c. Mts. Nw Selaparang Putri

d. Ma Nw Selaparang Kediri

e. Sma Nw Selaparang Kediri

f. Ma'had Aly Zainul Hafidz

5. Kegiatan Ekstrakulikuler

a. Pramuka

b. Palang Merah Remaja (PMR)

c. Paskibra

15
d. Seni Hadrah

e. Seni Bela Diri

f. English Study Club (ESC)

6. Kegiatan Intrakulikuler

a. Tahfidzul Qur’an

b. Qiraatul Kutub

c. Muhadarah/Mufradat

d. Tilawail Qur’an

B. Pelaksanaan PKM dan Temuan Masalah

1. Uraian Observasi

Selama peneliti terlibat dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

(PKM) di Ponpes Selaparang NW Kediri, peneliti telah memiliki kesempatan untuk

berinteraksi dengan ustadz dan ustadzah, terutama dengan murid-murid atau santri

yang sedang mengaji di pondok pesantren ini. Peneliti secara aktif terlibat dalam

proses pengajaran dan mengamati suasana di pondok pesantren secara langsung.

Peneliti diberi tugas untuk mengajar santri setiap pagi dan sore dari hari Senin-

Minggu dengan hari Jum’at sebagai hari libur. Hal ini memungkinkan peneliti

untuk secara jelas memahami situasi dan tantangan yang dihadapi oleh pondok

pesantren ini dalam proses belajar- mengajar.

2. Pekerjaan PKM

Berikut adalah beberapa kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang

dijalankan oleh mahasiswa/i selama kurang lebih satu bulan:

a. Pelaksanaan Program Tahsin dan Tahfidz al- Qur’an

16
Salah satu program unggulan dalam PKM ini adalah Program Tahsin dan

Tahfidz al-Qur’an, yang ditujukan kepada santri- santri yang mondok di

Pesantren Selaparang NW Kediri. Program ini memiliki jadwal pelaksanaan

yang berbeda antara asrama putrid an putra. Untuk asrama putri, program ini

berlangsung pada hari Selasa dan Rabu, dimulai pukul 15:00-16:00 WITA,

sementara tahfidz al-Qur’an berlangsung dari hari Sabtu hingga Senin, dimulai

dari jam 08:00-09:15 WITA. Sementara untuk asrama putra, program ini

berlangsung dari hari Senin hingga Jumat, dimulai setelah sholat Ashar

dan berakhir pukul

18.00 WITA.

b. Kegiatan Belajar dan Mengajar di Sekolah Kegiatan belajar dan

mengajar

melibatkan pengajaran berbagai mata pelajaran kepada santriwan dan santriwati.

Penyelenggaraan kegiatan ini mengikuti jadwal yang berlaku di sekolah, yaitu

dari hari Senin-Minggu dengan hari Jum’at sebagai hari libur. Di Ponpes

Selaparang NW Kediri, kegiatan belajar mengajar terbagi menjadi dua kategori,

yaitu formal dan non formal. Kegiatan formal mencakup pengajaran di

madrasah, untuk MTs Putri, kegiatan ini berlangsung dari pukul 08:00- 09:15

WITA. Sedangkan kegiatan non formal disebut ngaji diniyah, yang melibatkan

pembelajaran kitab kuning.

Kegiatan ngaji diniyah ini dimulai pada pukul 16:00-17:30 WITA.

c. Kegiatan Mengajar Diniyah di Asrama Kegiatan belajar dan mengajar diniyah

melibatkan pengajaran berbagai mata pelajaran agama kepada santriwan dan

santriwati. Penyelenggaraan kegiatan ini mengikuti jadwal yang berlaku di

yayasan, yaitu dari hari Senin-Rabu yang dimulai setelah sholat ashar sekitar jam
17
16.00-17.30 WITA. Jenis pelajaran yang diajarkan di Ponpes Selaparang NW

Kediri dalam diniyah adalah Tauhid menggunakan kitab Sullam ad-Diyanah,

Akhlak menggunakan kitab Akhlak lil Banat, Tajwid, Nahwu dengan

menggunakan kitab Matan al- Jurumiyah, dan lain sebagainya.

d. Pelatihan Praktik Fikih Ibadah

Kegiatan pelatihan praktik fikih ibadah adalah kegiatan yang diberikan

kepada santri diniyah, yang melibatkan pelatihan langsung dalam menerapkan

materi fikih ibadah, seperti pelatihan wudhu dan shalat. Kegiatan ini diadakan

seminggu sekali.

e. Kegiatan Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris dan Arab

Kegiatan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab ini bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan berbicara dalam kedua bahasa secara

sesuai dengan situasi sehari-hari dan konteks yang relevan bagi peserta didik.

Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, peserta diajarkan kosakata

(mufrodat) dan diberi kesempatan untuk berlatih melalui percakapan

(muhadatsah) dengan teman- teman sebaya. Adapun upaya dalam meningkatkan

kemampuan berbahasa Inggris, metode yang digunakan ialah dengan

memberikan kosakata (vocabulary), menjelaskan tata bahasa (grammar), dan

mengaplikasikan materi melalui narasi atau cerita kepada peserta didik.

Kegiatan ini berlangsung dari hari Senin hingga Selasa, dimulai setelah sholat

Ashar dan berakhir pukul 18.30 WITA.

f. Kegiatan Pelatihan Peserta Musabaqah

Kegiatan pelatihan bagi peserta Musabaqah dalam bidang Tahfidz al-Qur’an

dan Fahmil Qur’an. Fahmil Qur’an adalah memahami dan al-Qur’an dengan

penekanan pada pengungkapan isi ayat al-Qur’an dan pemahaman kandungan

18
ayat al-Qur’an dan disajikan dalam bentuk cerdas cermat. Tujuan dari kegiatan

ini adalah agar peserta Musabaqah dapat terus-menerus terlibat dalam proses

pembinaan dan latihan, sehingga mereka siap untuk mengikuti kompetisi MTQ.

Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu.

g. Pelatihan Implementasi Pembelajaran Kitab Akhlak lil Banin dan lil Banat

Pelatihan implementasi pembelajaran kitab akhlak lil banin dan banat

merupakan upaya pemberian dukungan berupa informasi dalam bentuk

pembelajaran yang diberikan pada anak didik (murid) agar mereka memiliki

kesadaran dalam berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-harinya.

Pembelajaran kitab ini dilakukan setiap Senin, setelah maghrib dengan

menggunakan variasi metode dimulai dari pembukaan, materi yang diulas,

pembahasan materi baru, hingga penutupan dan doa. Implementasi dari

pembelajaran kitab akhlak lil banin dan banat ini adalah bahwa para santri lebih

taat dan patuh terhadap peraturan sehingga mereka mampu membedakan

perilaku yang baik dan buruk, dan menjadi lebih tertib serta sopan terhadap

orang lain.

h. Kegiatan Hiziban Bersama Santriwati Hiziban adalah kegiatan di mana

santriwati berkumpul untuk membaca doa- doa terpilih yang disusun oleh

pendiri Nahdlatul Wathan yakni TGH. Zainuddin Abdul Madjid. Kegiatan ini

rutin diadakan pada malam Jumat, dimulai pukul 18:30 hingga 22:00 WITA.

3. Proses dan Prosedur Kerja

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Selaparang NW

Kediri berdurasi sekitar satu bulan, dimulai pada tanggal 27 September 2022

hingga tanggal 25 Oktober 2022. Selama pelaksanaan PKM, kami memperoleh

banyak pengalaman positif dari lingkungan kerja yang sebenarnya, termasuk

19
menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kelas, berinteraksi dengan orang baru

dengan sikap baik dan sopan, serta memperoleh berbagai pengetahuan berharga

untuk masa depan kami. PKM merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk

mendapatkan pengalaman praktik dan memahami dunia kerja sebelum memasuki

lapangan kerja sebenarnya.

Kegiatan PKM di Pondok Selaparang NW Kediri dimulai dengan pembekalan

dan penyerahan panduan PKM pada 24 Oktober 2022, sebelum dimulainya

PKM. Kemudian, pelepasan oleh DPL dilakukan di lokasi PKM, dimulai pada

tanggal 27 September 2022.

Setelah itu, kami disarankan untuk mengelilingi pondok yang dipandu oleh

Pembina dari Ponpes Selaparang dengan maksud agar kami sebagai mahasiswa

PKM dapat memahami lebih dalam mengenai ponpes Selaparang NW kediri ini.

Kemudia kami dikenalkan kepada ustadz dan ustadzah yang mengajar di lokasi

PKM kami, serta kami diperkenalkan juga kepada santri-santri sebelum memulai

proses pengajaran. Kami melaksanakan PKM di Pondok Pesantren Selaparang NW

Kediri sesuai dengan arahan dari dosen pembimbing kami yang bertanggung jawab

mengajar santri sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang kami

peroleh selama kuliah.

Setelah berlangsung selama satu bulan, tiba saatnya untuk berpisah dan

melakukan sesi pemotretan bersama para ustadz dan ustadzah serta para santri.

Perpisahan Mahasiswa PKM kami dilaksanakan pada tanggal 25 oktober 2022,

yang dimana acara tersebut dihadiri oleh DPL kami dan disambut oleh pimpinan

yayasan tempat kami menjalani PKM.

C. Pembahasan

20
1. Landasan Teori

a. Pengertian

Menurut Abdur rauf, metode tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah al-

Qur’an yang menitikberatkan pada makhroj (tempat keluarnya huruf), sifat-sifat

huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui talaqqi (bertemu langsung) dan

musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) berhadapan langsung dengan guru

atau syaikh yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah Saw.

Menurut Ahmad annuri tashin, tahsin berasal dari kata hassina–yuhassinu-

tahsinan yang artinya memperbaiki, membaguskan, menghiasi, mempercantik,

membuat lebih baik dari semula. Tilawah berasal dari kata talaa- yatluw-tilawatan

yang artinya bacaan, dan tilawatil Qur’an artinya bacaan al-Qur’an. Dan tilawah

secara istilah adalah membaca al- Qur’an dengan bacaan yang menjelaskan huruf-

hurufnya dan berhati-hati dalam melaksanakan bacaannya, agar lebih mudah

memahami makna yang terkandung di dalamnya. tahsin tilawah adalah upaya

memperbaiki dan membaguskan bacaan al-Qur’an.

Metode tahsin al-Qur’an berarti suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk

memperbagus, memperbaiki, memantapkan bacaan al-Qur’an agar sesuai haq dan

mustahaqnya. Metode tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah al-Qur’an yang

menitikberatkan pada makhraj (tempat keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu

tajwid.

b. Urgensi Metode Tahsin

Adapun urgensi dari penerapan metode

Tahsin ini yakni Pertama, tilawah yang baik dan benar, sebagaimana ayat al-Qur’an

itu diturunkan, sangat dicintai oleh Allah Swt. Rasulallah Saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah menyukai al-Qur’an dibaca sebagaimana ia diturunkan.”

21
(HR. Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahihnya).

Al-Qur’an diwahyukan Allah Swt melalui malaikat Jibril kepada Rasulallah

Saw, dengan bacaan tartil. Begitu juga Rasulallah Saw membaca dan mengajarkan

kepada sahabatnya dengan bacaan yang tartil. Para sahabat Rasulallah Saw

membaca dan mengajarkan al- Qur’an kepada tabi’in juga dengan bacaan yang

tartil, dan begitu seterusnya.

Kedua, tilawah yang bagus akan memudahkan pembacanya atau orang yang

mendengarkannya menghayati al-Qur’an. Hampir tidak mungkin al-Qur’an yang tidak

bagus bacaannya dapat menghayati al-Qur’an dengan baik, begitu juga orang yang

mendengarkan bacaannya, apalagi jika bacaan itu dilakukan dalam shalat.

Ketiga, Tilawah yang bagus akan memudahkan seseorang meraih pahala dari

Allah dengan sangat baik.

Keempat, Tilawah yang bagus memungkinkan seseorang mengajarkan al-

Qur’an kepada orang lain, minimal kepada keluarganya. Hampir dipastikan setiap

orang perlu mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada orang lain. dan setiap Muslim

harus memiliki andil mengajarkan tilawah kepada orang lain. Rasulallah Saw

bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan

mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-nasa’i, dan Ibnu

Majah).

Kelima, Tilawah yang bagus dapat mengangkat kualitas seseorang.

Rasulallah Saw bersabda: “Orang yang ahli dalam al-Qur’an akan bersama

dengan para malaikat pencatat yang mulia lagi taat. Dan orang yang terbata- bata

membaca al-Qur’an dan dia bersusah payah mempelajarinya, baginya pahala

dua kali lipat.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud). Hadits ini menjelaskan

kedudukan orang yang bagus dalam membaca al-Qur’an-Nya. Selain itu para

22
ulama menambahkan, bahwa ukuran mahir selain bagus membacanya, harus hafal,

paham, dan mengamalkan isinya.

c. Langkah-langkah Metode Tahsin

Ada beberapa langkah untuk menjalankan metode tahsin ini yang digunakan

dalam mengajarakan membaca al-Quran antara lain:

1. Privat/Sorogan/Individul. Privat adalah memberikan materi sesuai dengan

kemampuannya menerima pelajaran, sehingga dengan demikian privat yaitu

proses belajar mengajar yang di lakukan dengan cara satu persatu.

2. Kelassikal-Individual. Kelassikal cakupannya lebih luas dibandingkan

dengan sorogan atau privat, karena klasikal yaitu pembelajaran secara massal

(bersama-sama) dalam suatu kelompok atau kelas.

3. Kelassikal Baca Simak (KBS). Setrategi mengajar

menggunakan kelassikal baca simak yaitu mengajar dengan setrategi kelassikal

yang kemudian dilanjutkan mengajar individu; tetapi disimak oleh pendidik dan

peserta didik lainnya; pelajaran yang dimulai dari pokok pelajaran yang paling

rendah terus bertahap secara berurutan sampai pada peserta didik pelajaran yang

tinggi. Dengan demikian apabila ada peserta didik yang membaca yang lain

menyimak; sehingga apabila salah dalam membaca kawan-kawan dan pendidik bisa

langsung menegurnya. Merujuk pada tehnik mengajar dengan ketiga setrategi di atas,

maka peneliti dalam cara membaca al-Quran ini dengan menggunakan tehnik ketiga, yaitu

tehnik kelassikal baca simak (KBS). Dengan menggunakan tehnik klassikal baca simak,

maka langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh, pertama-tama peneliti menggunakan

tehnik kelassikal dan selanjutnya mengerucut ketehnik privat atau individual. Secara lebih

jelas berikut ini penulis jelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran membaca Al-

Quran sebagai berikut:

1. Persiapan yaitu meliputi mencari waktu, suasana dan tempat yang nyaman dalam

23
proses belajar; membaca doa sebelum dimulai belajar; mengemukakan tujuan

pembelajaran;

24
menyiapakan jilit atau al-Qur’an dan alat tulis untuk pendidik menjelaskan;

menyiapkan buku rekapan nilai untuk melihat perkembangan peserta didik.

2. Bagian inti pelajaran Pendidik mengajarkan materi yang akan dipelajari hari ini

kepada peserta didik, Pendidik menyampaikan materi Alquran secara bertahap

dari yang mudah dipahami sampai yang agak sulit sesuai dengan kemampuan

kecerdasan peserta didik. Pendidik meminta peserta didik mengulang-ulang

bacaan agar peserta didik memperbanyak latihan sehingga akan lebih mudah

menguasai bacaan. Pendidik meminta peserta didik maju kedepan untuk

mempraktekan bacaan al-Qur’an sesuai yang ada di buku al-Qur’an Hadits sesuai

bacaan tajwid yang benar. Dalam hal ini peneliti tetap mengajar dengan memberi materi

perorangan sesuai dengan kemampuan peserta didik menerima pelajaran, sehingga tidak

memaksakan jika ada peserta didik yang belum siap maju ke depan membaca al- Quran.

Pendidik menyimak dan langsung memberikan teguran jika ada peserta didik yang

keliru dalm membaca Alquran. Cara ini juga harus diperhatikan dan disimak oleh

peserta didik yang lainnya. Terakhir, pendidik memberikan evaluai dan memberi

semangat keseluruhan guna memberikan penguatan.

3. Bagian akhir yaitu memberitahukan pelajaran

yang akan datang dan Pendidik menutup pelajaran dengan mengucap

hamdallah/doa.

d. Pembelajaran Membaca al-Qur’an

Menurut Rusman kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka

menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,

pengetauan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk idup dan untuk

bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejateraan idup umat

25
manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarakan untuk memberdayakan

semua potensi siswa menjadi kompetensi yang diarapkan. Lebih lanjut, strategi

pembelajaran arus diarakan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang tela

dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi

pembelajar mandiri sepanjang ayat dan pada gilirannya mereka menjadi komponen

penting untuk mewujudkan masyarakat belajar.

Di dalam pembelajaran, guru memberikan kemudaan (fasilitator belajar) untuk

proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberikan kesempatan

bagi siswa untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar,

dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru

mengembangkan kesempatan belajar kepada siswa untuk meniti anak tangga yang

membawa siswa ke pemaaman yang lebi tinggi, yang semula dilakukan dengan

bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Membaca al- Qur’an adalah pembacaan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw melalui perantaraan malaikat Jibril, yang merupakan mu’jizat,

yang diriwayatkan secara mutawatir (berangsurangsur) yang ditulis di mushaf

(lembaran) dan membacanya adalah ibadah. Pembelajaran membaca al-Qur’an

adalah upaya untuk membelajarkan al-Qur’an (sebagai sumber hukum, pedoman

hidup, dan merupakan ibadah bagi yang membacanya) pada peserta didik.

Metode tahsin adalah metode yang hampir sama dengan metode qiroati yang

disusun oleh

H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, Semarang.

Tata cara pelaksanaan dalam sistem mengajarnya dimulai dari tingkatan yang

26
sederhana tahap demi tahap sampai pada tingkat sempurna, dengan cara membaca

al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai

dengan kaidah ilmu tajwid, sistem pendidikan dan pengajaran melalui sistem yang

berpusat pada murid dan kenaikan jilid tidak ditentukan oleh bulan atau tahun dan

tidak secara klasikal, tetapi secara individual. Bedanya adalah metode qiroati

mempunyai 10 jilid sedangkan metode Tahsin hanya 4 jilid. Pengenalan nama-

nama huruf hijaiyyah metode qiroati secara acak sedangkan metode tahsin

berdasarkan kedekatan bacaan-bacaan, Jika metode qiroati menekankan prinsip

CLB (lancar, cepat, benar), Metode Tahsin secara diayun dan pelan-pelan

membacanya dengan cara tahqiq (lambat), tartil (agak cepat). Maka tidak heran

kalau Imam Aljazari mewajibkan kepada setiap muslim untuk membaca dengan

tajwid atau tahsin, karena hal ini merupakan penjagaan terhadap keaslian al-Qur’an.

Karena itulah, metode asasi dan asli dalam mempelajari al-Qur’an adalah dengan

metode Talaqqi yaitu mempelajari al- Qur’an melalui seorang guru secara

langsung atau berhadap hadapan, dimulai dari surat al- Fatihah sampai an-Naas.

Mengingat terbatasnya jumlah orang-orang yang menguasai al-Qur’an terutama

dalam hal tilawah, maka ulama ahli qira’at meletakkan kaidah-kaidah cara

membaca yang baik dan benar yang disebut tajwid.

2. Implementasi Program Tahsin Dan Tajwid al-Qur’an di Pondok Pesantren

NW Selaparang

Program Tahsin al-Qur’an menjadi program yang sangat didukung oleh

Pondok Pesantren NW Selaparang. Karena Lembaga ini berbasis pesantren

sehingga diharapkan mampu mencetak generasi-generasi Qur’ani, yang tentu hal

itu bisa terlaksana ketika para santri diberikan pengajaran al-Qur’an dengan

baik dan benar. Salah satunya melalui program tahsin al-Qur’an guna memberikan

27
bimbingan dan pengajaran baca tulis al-Qur’an yang benar dan pengajaran tajwid

guna memantapkan bacaan para santri sehingga dapat membaca al- Qur’an sesuai

dengan ilmu tajwidnya.

Program tahsin dan tajwid al-Qur’an ini dilakukan guna membantu santri

yang ingin memulai menghafal al-Qur’an sehingga mempermudahnya dalam proses

menghafal al- Qur’an dan menjadi para generasi penghafal al- Qur’an di waktu

mendatang. Menjadi penghafal al-Qur’an merupakan dambaan setiap umat muslim,

karen atidak mudah menjadi seorang penghafal al-Qur’an. Penghafal al-

Qur’an adalah orang-orang pilihan Allah Swt. Beberapa manfaat menghafal al-

Qur’an di antaranya: mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat, mendapatkan

ketentraman jiwa (sakinah), menguatkan dan mempertajam ingatan, memiliki

reputasi yang baik dan memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan

berbicara yang fasih dan baik, do’a yang cepat dikabulkan (mustajab), dan lain

sebagainya.

Menjadi seorang penghafal al-Qur’an tidak cukup hanya dengan menghafal

tetapi juga harus mengetahui arti dan penjelasan dari ayat- ayat al-Qur’an. Karena

dengan mengerti arti dan penjelasannya, maka seorang penghafal al- Qur’an akan

berakhlak seperti apa yang dihafalkan dari ayat-ayat al-Qur’an tersebut, yang

bisa disebut dengan karakter Qur’ani. Alokasi waktu untuk program tahsin dan

tajwid al-Qur’an lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar,

dengan hal ini diharapkan santri dapat membaca al-Qur’an dengan lancar dan fasih

sesuai dengan tajwid.

Dalam sebuah perencanaan program pembelajaran tentunya terdapat beberapa

unsur untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program tersebut di antaranya

adalah:

28
a. Pengorganisasian program tahsin al-Qur’an Langkah awal dalam sebuah

program

pembelajaran adalah membuat perencanaan yang bertujuan agar program

pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai dengan harapan para guru.

Oleh karena itu, perencanaan harus direncanakan secara matang sebelum

memulai semua program pembelajaran.

Kemudian setelah menetapkan penanggung jawab semua program

pembelajaran dilanjutkan dengan menyusun waktu pelaksanaan program.

Program tahsin dan tajwid al-Qur’an dilaksanakan setiap hari tepatnya pada sore

dan malam hari. Kemudian pembagian kelas tahsin dan tajwid menggunakan

test, jadi untuk santri yang sudah membaca al-Qur’an dan akan mengikuti kelas

tahsin dan tajwid diharapkan mengikuti test terlebih dahulu kemudian dibagi

sesuai kemampuan santri. Jadi kelas dibagi sesuai kemampuan santri agar proses

pembelajaran program tahsin dan tajwid al- Qur’an ini berlangsung dengan baik

dan tidak ada perseteruan para santri. Kelas dibagi menjadi dua yakni kelas A

dan B, yang dimana kelas A terdiri dari santri yang sudah mempuyai bacaan

yang lanacar dan bagus namun masih perlu bimbingan lebih lanjut dan

diperkenankan untuk menghafal dan menyetorkan hafalan al-Qur’an, sedangkan

kelas B terdiri dari santri yang masih kurang lancer dalam membaca al- Qur’an

sehingga perlu mendapatkan pembinaan secara intensif untuk memperbaiki

bacaan terlebih dahulu dan belum bisa melakukan setoran hafalan al- Qur’an.

Metode tahsin al-Qur’an ini dilakukan dengan melalui talaqqi (bertemu

langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca)

berhadapan langsung dengan guru dan syaikh yang sanadnya bersambung

sampai kepada Rasulullah Saw. Kemudian selain pembelajaran tahsin, tentunya

29
juga kami merencanakan program penunjang lainnya guna meningkatkan

kualitas santri dan juga sebagai motivasi untuk santri dalam mempelajari al-

Qur’an. Program penunjang yang dimaksud adalah pembelajaran akhlak yang

diberikan kepada mereka ketika di dalam kelas.

b. Pelaksanaan program tahsin al-Qur’an Langkah kedua adalah pelaksanaan,

pelaksanaan tahsin al-Qur’an dimulai padasore hari sekita pukul 16.30-18.00 dan

malam hari pukul 19.00-20.00 WITA. Untuk kelas A yang mana diisi oleh santri

yang sudah diperbolehkan untuk menghafal dan menyetor hafalan, dilakukan

pembelajaran dengan membacakan terlebih dahulu secara bersama-sama sebanyak

dua lembar kemudian diikuti oleh pembelajaran tajwid dari setiap halaman yang

sudah dibaca, lalu diadakan pengetesan satu persatu dan diakhir jam pembelajaran

ditutup dengan para santri yang melakukan setoran hafalannya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh fakta

tentang proses pelaksanaan tahsin yang dilaksanakan pada waktu sore hari

sekitar pukul 16.30-18.00 WITA, dan malam hari sekitar pukul 19.00-20.00

WITA. Tempat pelaksanaan kegiatan ada yang berlangsung di musholla, aula

madrasah dan di dalam kelas. Prosesnya yaitu para santri yang mengikuti

program tahsin al-Qur’an berkelompok sesuai kelompok yang sudah disesuaikan

dengan kemampuannya. Sebelum memulai tahsin al-Qur’an, para santri berdo’a

terlebih dahulu kemudian memulai pembelajaran.

Sebagaimana hasil observasi peneliti ketika kegiatan tahsin al-Qur’an

berlangsung, guru membacakan beberapa ayat al-Qur’an kemudian para santri

menirukan bacaan guru membenarkan makhraj dan tajwidnya yang belum

tepat, kemudian setelah santri sudah membaca dengan benar sesuai tajwid, para

santri menghafal dan menyetorkan ke guru kelas. Kemudian sebelum

30
pembelajaran tahsin al- Qur’an diakhiri sebelum para santri meninggalkan kelas,

para santri harus menyetorkan ayat yang sudah dihafal.

Selain mengajarkan al-Qur’an dan tajwid, guru tahsin juga mengajarkan

bagaimana menjaga hafalan dengan cara berperilaku baik dan menjauhi perilaku

buruk. Karena pembelajaran akhlak atau perilaku lebih ditekankan di program

tahfidzul Qur’an disbanding di dalam kelas mata pelajaran akidah akhlak.

Para santri lebih menerapkan perilaku yang baik ketika diajarkan di dalam kelas

tahfidzul Qur’an dan mulai diterapkan di kegiatan sehari-hari. Sehingga para

santri dapat terpengaruh untuk tidak berperilaku buruk ketika di luar kelas, di

rumah, maupun di lingkungan sekitar. Pembelajaran ini biasanya diberikan guru

tahfidz setelah selesai hafalan atau sebelum para santri keluar kelas.

Dari hasil wawancara di pondok pesantren, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pelaksanaan program tahfidz di pondok pesantren NW Selaparang

diawali dengan berdo’a, pembelajaran al-Qur’an dilakukan dengan membacakan

terlebih dahulu secara bersama-sama sebanyak dua lembar kemudian diikuti

oleh pembelajaran tajwid dari setiap halaman yang sudah dibaca, lalu diadakan

pengetesan satu persatu. Kemudian sebelum keluar kelas, para santri diminta

menyetorkan hafalan kepada guru. Selain mengajarkan tajwid guru juga

mengajarkan cara menjaga hafalan dengan berperilaku baik dan menjauhi

perilaku buruk.

c. Tujuan metode tahsin al-Qur’an

Dalam mengajarkan membaca al- Qur’an, Metode Tahsin mempunyai

tujuan agar dalam pengajarannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

tuntutan ibadah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Swt., dan Rasul-

Nya. Tujuan metode tahsin adalah sebagai berikut:

31
1. Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian dan kemurnian al-Qur’an dari

cara membaca yang benar, sesuai kaidah tajwid sebagaimana bacaannya Nabi

Muhammad Saw.

2. Menyebarkan ilmu baca al-Qur’an yang benar dengan cara yang benar. Agar

selaras dengan tujuan di atas dapat direalisasikan secara nyata, maka metode

tahsin berusaha agar dalam mengajarkan ilmu baca al-Qur’an dengan cara

yang benar sebagaimana contoh dari sunnah Rasulullah Saw.

3. Mengingatkan kepada guru-guru al- Qur’an agar dalam mengajarkan sl-

Qur’an harus berhati-hati jangan sembarangan. Membaca al-Qur’an

mempunyai kaidah tertentu agar ketika membacanya tidak mengalami

kekeliruan makna yang akan berakibat dosa bagi para pembacanya, untuk itu

para guru al- Qur’an harus berhati-hati dalam membaca al-Qur’an.

d. Evaluasi program tahsin al-Qur’an

Tahapan yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasis merupakan hal terpenting

dari kegiatan atau proses tahsin al-Qur’an. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

tingkat atau kemampuan membaca al-Qur’an setelah diadakannya program

tahsin al- Qur’an. Penilaian sepenuhnya diberikan kepada guru pembimbing. Hal

yang dinilai adalah kelancaran, tajwid dan makhrajnya. Evaluasi dilaksanakan

setiap hari pembelajaran selesai, untuk evaluasi setiap surat disesuaikan dengan

selesainya surat yang diajarkan. Dan Adapun output dari program ini adalah para

santri memiliki bacaan yang lebih baik dan fasih dari sebelumnya, dan

diharapkan mampu mempertahankan semangatnya untuk terus menghafal al-

Qur’an dan terlebih lagi bisa menyelesaikan setoran hafalan al-Qur’an 30 Juz.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Tahsin al-
32
Qur’an

a. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Program tahsin al-Qur’an

Faktor pendukung adalah suatu faktor yang mendukung atau membantu

dalam pelaksanan program tahsin al-Qur’an. Dalam setiap program tentunya

memiliki faktor pendukung, faktor pendukung dalam program tahsin al-Qur’an

di pondok pesantren NW Selaparang di antaranya adalah adanya dukungan daari

guru-guru, kepala Sekolah, dan juga wali murid pondok pesantren. Hal tersebut

dibuktikan dengan bertambahnya santri setiap tahunnya di pondok

pesantren. Dengan adanya program tahsin al-Qur’an ini santri menjadi semakin

semangat untuk mengaji.

Santri juga sangat semangat mengikuti tahsin al-Qur’an, mereka lebih

antusias ketika mengikutinya. Ini berdasarkan observasi yang dilakukan ketika

pelaksanaan dari program tahsin yang dilaksanakan dua kali sehari. Para santri

sangat antusias saat belajar tahsin meskipun memerlukan waktu yang cukup

lama untuk membaca secara lancer dan benar mereka merasa puas setelah bisa

membacanya dengan lancer dan benar.

Dari hasil observasi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor

pendukung dalam pelaksanaan program tahsin al-Qur’an di pondok

pesantren NW Selaparang diantaranya adalah dukungan dari kepala sekolah,

guru-guru, dan juga wali murid pondok pesantren, kemudian dengan adanya

absensi juga menjadi faktor pendukungdalam pelaksanaan programa tahsin al-

Qur’an.

b. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program tahsin al-Qur’an

Faktor penghambat adalah suatu faktor yang menghambat atau mempersulit

pelaksanaan pembelajaran. Dalam program tahsin al-Qur’an di pondok pesantren

33
NW Selaparang memiliki faktor penghambat di antaranya yaitu rasa malas dari

diri santri itu sendiri dan waktu pembelajaran yang terbilang sedikit

sehingga pembelajaran yang diterima saantri tidak bisa maksimal.

3. Hasil Capaian Setelah Pelaksanaan Program Tahsin al-Qur’an

Hasil capaian adalah suatu pencapaian dalam bentuk perubahan ataupun

peningkatan setelah dilaksanakannya program pembelajaran.

Dalam sebuah pembelajaran tentunya sangat menginginkan adanya perubahan

ataupun peningkatan dalam diri santri. Salah satu pencapian setelah

dilaksanakannya program tahsin al-Qur’an adalah bacaan santri menjadi lebih

bagus dan fasih dan lebih memperhatikan hukum bacaan tajwid yang terdapat di

dalam ayat yang dibaca. Selain itu, karena pembelajaran juga diselingi dengan

pembelajaran akhlak, yang menjadikan akhlak santri semakin terjaga. Ini terlihat

dari sikap santi yang mengucapkan salam Ketika masuk dan keluar kelas, kemudian

sangat menghargai orang yang lebih tua baik guru, staff, maupun orang biasa

dengan manyapa, berkata, dan juga menyalami dengan cara yang baik, menunduk

ketika berjalan di depan guru, berkata atau berbicara dengan sopan dengan orang

yang lebih tua, dan bisa mengontrol emosi.

Selain bacaan yang semakin bagus dan akhlak santri yang bertambah baik,

pencapain setelah dilaksankannya program tahsin al- Qur’an adalah santri menjadi

semangat untuk menghafal al-Qur’an karena merasa mempunyai kepercayaan diri

dengan bacaannya yang menjadi lebih baik. Hal itu dibuktikan dengan adanya

beberapa santri yang sudah menyetorkan hafalannya kepada guru selaku

pengajarnya. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Nabima Bhayangkara:

“Enak belajar tahsin al-Qur’an, karena bisa menambah pengetahuan dan

memperbagus bacaan. Saya yang semulanya kurang percaya diri untuk

34
menghafal, sekarang sudah lebih yakin untuk melanjutkan menghafal karena

sudah diajarkan tahsin al-Qur’an.”

Dari hasil pebelajaran, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan

pelaksanaan program tahsin al-Qur’an yaitu bacaan santri menjadi lebih bagus dan

fasih dan lebih memperhatikan hukum bacaan tajwid yang terdapat di dalam ayat

yang dibaca, dengan adanya program tersebut juga merubah akhlak santri menjadi

lebih baik sebelum dan sesudah mengikuti tahsin al-Qur’an jika dilihat dari tingkah

lakunya di dalam kelas tahsin. Kemudian selain perubahan bacaan dan akhlak,

capaian dari program tahsin al-Qur’an di pondok pesantren NW Selaparang adalah

semangat santri untuk mulai menghafal al- Qur’an karena sudah memiliki bacaan

yang lebih baik dari sebelumnya.

35
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan PKM di Ponpes NW Selaparang kami
mengajar di kelas 1, 2, dan 3 Tsanawiyah kami juga ikut serta dalam menyimak hafalan
santri pada malam hari maupun sore hari yang mengikuti program tahfiz. Selain
menyimak hafalan kami juga mengajar pelajaran bahasa Arab yang menggunakan kitab
dulu sulughoh bagi yang mengambil program ini, dan juga mengajar pelajaran bahasa
inggris sesuai dengan kemampuan kami yang telah kami dapatkan dikampus. Dan kami
ikut serta dalam merayakan hari santri. Kami ditugaskan menjadi dewan juri dalam
lomba-lomba seperti lomba Musabaqah Hifzul Qur’an, Musabaqah Syarhil Qur’an dan
pidato bahasa arab dan pidato bahasa Indonesia. Menurut pandangan kami kegiatan
seperti lomba-lomba untuk meyambut hari santri yang jatuh pada tanggal, 22 oktober
2022 dapat membantu atau memudahkan para santri untuk bisa bagaimana berpublic
speaking dengan baik di masyarakatnya dan membantu membangun mental yang kuat
ketika mereka menghadapi permasalahan-permasalahan dikehidupan kelak.
B. Saran
Kami berharap semoga tulisan ini bermanfaat untuk mahasiswa-mahasiswi ilmu
Alquran dan Tafsir dan untuk mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Mataram
serta kami berharap semoga yayasan pondok pesantren NW selaparang menjadi lebih
baik lagi kedepannya dan menciptakan generasi Qurani yang lebih baik lagi

36
Lampiran-lampiran (Foto kegiatan PKM)

Gambar 1.1 Absensi kehadira Mahasiswa PKM prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

37
Gambar 1.2 Pelepasan dan rapat program kerja.

38
Gambar 1.3 kegiatan belajar mengajar b. inggris setiap sore hari hari.

Gambar 1.4 kegiatan belajar mengajar tahsin Al-Qur’an kelas 1 Tsanawiyah.

39
Gambar 1.5 kegiatan hiziban setiap malam jum’at di asrama Putri.

Gambar 1.6 kegiatan belajar mengajar Tajwid.

40
Gambar 1.7 kegiatan Tahfidz di asrama Putri.

Gambar 1.8 santriwati melaksanakan sholat berjama’ah.

41
Gambar 1.9 kegiatan belajar mengajar tahsin Al-Qur’an.

Gambar 1.10 kegiatan belajar mengajar mengaji diniyah.

42
Gambar 1.11 kegiatan belajar mengajar di madrasah.

Gambar 1.12 kegiatan belajar mengajar tahsin Al-Qur’an kelas 3 Tsanawiyah.

43
Gambar 1.13 kegiatan belajar mengajar bahasa arab.

Gambar 1.14 kegiatan memperinagti hari Santri sebagai juri Tahfidz.

44
Gambar 1.15 salah satu peserta ponpes NW Selaparang cabang pidato bahasa Indonesia.

Gambar 1.16 kegiatan memperinagti hari Santri sebagai juri Pidato bahasa Arab.

45
Gambar 1.17 Persiapan Upacara dalam rangka memperingati hari Santri.

Gambar 1.18 Pelaksanaan Upacara di Ponpes NW Selaparang, Kediri.

46
Gambar 1.19 Penyampaian tausyiah oleh pemimpin ponpes NW Selaparang, Kediri.

Gambar 1.20 Pertunjukkan salah satu ekstrakurikuler di ponpes NW Selaparang, Kediri.

47
Gambar 1.21 foto bersama pemimpin pondok dan asatidz.

Gambar 1.22 Foto bersama santriwati ponpes NW Selaparang, Kediri.

48
Gambar 1.23 pembuatan banner sebagai awal persiapan untuk penarikan PKM.

Gambar 1.24 penyampaian pemimpin asrama dalam rangka zikiran dan silaturrahmi dengan
para santri.

49
Gambar 1.25 penyampaian pesan dan kesan dari santri kepada mahasiswa PKM.

Gambar 1.26 penyampaian pesan dan kesan dari salah satu mahasiswa PKM.

50
Gambar 1.27 pembukaan acara penarikan mahasiswa PKM prodi Ilmu Qur’an dan Tafsir.

Gambar 1.28 penyampaian pesan oleh dosen pembimbing lapangan.

51
Gambar 1.29 penyampaian pesan oleh pemimpin ponpes NW Selaparang, Kediri.

Gambar 1.30 pemberian cinderamata oleh pemimpin ponpes NW Selaparang, Kediri.

52
Gambar 1.31 sesi foto bersama pemimpin pondok, dosen pembimbing lapangan, pemimpin
ma’had putri, anggota osis ponpes NW Selaparang, Kediri.

Gambar 1.32 sesi foto bersama pemimpin pondok, dosen pembimbing lapangan, pemimpin
ma’had putri, anggota osis, dan santri ponpes NW Selaparang, Kediri.

53
Gambar 1.33 Foto bersama dosen pembimbing lapangan dengan hadiah cinderamata.

54
55

Anda mungkin juga menyukai