Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
NIM : 031159169
Fakultas : FISIP
UPBJJ-UT : Pontianak
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Mempawah, 12 Desember 2021
2. A. Penilaian Atas Kinerja Komite Di Bawah Dewan Komisaris: Dari sisi tata kelola
Dewan Komisaris Telkom dibantu oleh 3 (tiga) Komite dalam menjalankan tugasnya
untuk melaksanakan fungsi pengawasan. Ketiga Komite tersebut yaitu Komite Audit,
Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR), serta Komite Evaluasi dan Monitoring
Perencanaan dan Risiko (KEMPR). Ketiga Komite tersebut telah berjalan dengan baik
sesuai dengan perannya masing-masing. Komite-komite membuat kajian untuk
kemudian memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam mendukung
mekanisme pengawasan terhadap Direksi agar dapat berjalan dengan baik. Hal-hal yang
kami lakukan beserta Komite Audit antara lain pengawasan dan memastikan pelaksanaan
pengendalian internal dalam penyusunan laporan keuangan berjalan secara efektif,
melakukan penelaahan atas informasi keuangan Perusahaan, melakukan penelaahan atas
pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Internal Audit dan pengawasan pelaksanaan tindak
lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal, termasuk melakukan pemantauan
terhadap proses audit dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Komite
Nominasi dan Remunerasi secara efektif telah mendukung Dewan Komisaris dengan
memberikan berbagai rekomendasi terkait kebijakan, kriteria, dan seleksi jabatan
strategis di lingkungan Perusahaan, serta remunerasi Direksi. Kemudian, Komite
Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko memberikan beberapa rekomendasi
penting terkait dengan aspek strategis, manajemen risiko perusahaan, dan melakukan
evaluasi serta pemantauan secara komprehensif atas usulan Direksi terkait dengan
Rencana Kegiatan Anggaran.
Laporan Direksi (Hal 30-37)
• Kondisi Ekonomi Dan Industri Di tengah pandemi COVID-19 yang mulai merebak di
awal tahun 2020, hampir seluruh industri terkena dampak negatif, termasuk industri
telekomunikasi yang terutama diakibatkan oleh menurunnya daya beli masyarakat
khususnya untuk segmen menengah-bawah. Namun demikian di saat yang sama,
pandemi COVID-19 juga meningkatkan kebutuhan akan layanan internet ke rumah-
rumah (fixed broadband) yang dipicu oleh tren masyarakat untuk bekerja dari rumah
(work from home), belajar dari rumah (learn from home), dan berbagai kegiatan lain
seperti berbelanja melalui platform e-commerce atau berkonsultasi kesehatan melalui
platform e-health. Kondisi pandemi juga semakin mendorong berbagai perusahaan baik
besar maupun kecil, untuk memanfaatkan berbagai layanan digital guna meningkatkan
layanan kepada para pelanggannya sekaligus menciptakan efisiensi Layanan digital
juga dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga Pemerintah, termasuk dalam rangka upaya
pengendalian penyebaran COVID-19. Dengan kata lain, pandemi COVID-19 ini secara
tidak langsung semakin mempercepat transformasi digital masyarakat Indonesia, dan
sekaligus menjadi tantangan dan peluang bagi TelkomGroup karena transformasi
digital memerlukan dukungan connectivity yang andal, digital platform yang mumpuni,
dan digital service yang beragam dan sesuai kebutuhan.
B. iya ada hubungannya antara aksiologi dalam PT. Telkom dengan prinsip-prinsip
umum manajemen karena di dalam nya sama2 ada nilai, sifat nilai sebagai analisis
filsafati, nilai di bidang administrasi dan manajemen yang saling berhubungan dengan
prinsip-prinsip umum manajemen yang di dalamnya berisi: pembagian kerja,
kekuasaan/wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah,
kepentingan individu harus dibawah kepentingan umum, keadilan dalam pembayaran
upah kepada pegawai, rantai skala berkaitan dengan prinsip manajemen, tata tertib,
keadilan, stabilitas dalam masa kerja pegawai, prakarsa inisiatif, jiwa kwsatuan, dan
pemusatan. Karena keduanya saling berkaitan antara prinsip-prinsip manajemen
dengan aksiologi dalam administrasi manajemen dalam PT. Telkom.
B. Pada tahun 2020, berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE 7/MBU/07/2020
tanggal 1 Juli 2020 tentang Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia
Badan Usaha Milik Negara, setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib
menerapkan nilai-nilai utama yang disebut AKHLAK. AKHLAK didefinisikan sebagai
nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang mendasari
perilaku insan BUMN.
Berpikiran sikap terbuka, Keterbukaan pikiran adalah karakteristik yang melibatkan
penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka umumnya
dianggap sebagai kualitas positif. Ini adalah kemampuan yang diperlukan untuk berpikir
kritis dan rasional. Jika Anda tidak terbuka terhadap ide dan perspektif lain, sulit untuk
melihat semua faktor yang berkontribusi terhadap masalah atau menghasilkan solusi yang
efektif. Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, mampu melangkah keluar dari zona
nyaman Anda dan menganggap perspektif dan ide lain adalah penting. Ini tidak berarti
bahwa berpikiran terbuka itu mudah. Bersikap terbuka terhadap ide dan pengalaman baru
kadang-kadang dapat menyebabkan kebingungan dan disonansi kognitif ketika kita
mempelajari hal-hal baru yang bertentangan dengan kepercayaan yang ada. Namun,
mampu mengubah dan merevisi kepercayaan yang sudah ketinggalan zaman atau salah
adalah bagian penting dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.
Berpikir kreatif inofatif adalah seni menghubungkan informasi menjadi gagasan baru.
Gagasan spektakuler adalah buah dari berpikir kreatif. Bagi yang menggunakan referensi
taksonomi Bloom, berpikir kreatif ini ada di level yang lebih tinggi dari berpikir kritis.
Dimensi proses kognitif secara berurut dimulai dari remembering (mengingat), understanding
(memahami), applying (mengaplikasikan), analyzing (menganalisis), evaluating
(mengevaluasi), hingga creating (membuat/ menciptakan). Berpikir kritis ada di level
menganalisis dan mengevaluasi, sementara berpikir kreatif ada di level membuat dan
menciptakan.
C. Satu minggu belakangan ini, publikasi media terhadap penilaian Ombudsman RI terkait
tingkat kepatuhan pemerintah daerah di 13 kabupaten/kota di NTT terhadap standar
pelayanan publik mendapat berbagai reaksi dari pimpinan daerah dan pimpinan perangkat
daerah. Ada reaksi positif dengan tekad ingin keluar dari zona merah dan ada pula yang
bingung mengapa mendapat penilaian tingkat kepatuhan rendah atau rapor merah. Reaksi
pimpinan daerah dan pimpinan perangkat daerah tersebut hemat saya adalah hal yang wajar
sebagai tanda ada keinginan yang kuat untuk melakukan suatu perbaikan. Meskipun sebelum
kegiatan survei standar pelayanan dilakukan, seluruh pemerintah daerah yang hendak
disurvei telah kami kumpulkan beberapa kali untuk menjelaskan maksud dan variabel survei
agar diketahui dan dilaksanakan sebelum survei dilakukan.
Variabel Survei Pelayanan Publik
Dalam berbagai forum pemerintahan selalu saya sampaikan bahwa tugas utama pemerintah
adalah pelayanan umum selain tugas pemberdayaan dan pembangunan. Khusus pelayanan
umum bukan hanya pada pelayanan barang dan jasa semata-mata tetapi ada layanan
administratif kepada warga di loket layanan perangkat daerah seperti layanan KTP, SIM,
sertifikat tanah dll. Layanan administratif ini oleh undang-undang pelayanan publik wajib
memiliki Standar Pelayanan Publik yang menjadi ukuran baku dan wajib disediakan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai bentuk akuntabilitas publik dan memudahkan
layanan kepada warga. Bagi OPD yang abai, tentu akan menurunkan kualitas layanan.
Contoh: jika OPD tidak memajang syarat pelayanan tentu bikin bingung warga yg mau urus
suatu layanan atau jika OPD tidak memajang tarif layanan akan berpotensi pungli, calo atau
suap dll. Untuk itulah mengapa kami melakukan survei kepatuhan standar pelayanan oleh
pemerintah daerah/perangkat daerah.
Undang-undang Nomor 37 tahun 2008 mengamanatkan kepada Ombudsman RI agar
berkomitmen bekerja secara maksimal mendorong pemerintah agar selalu hadir dalam
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Dalam
rangka melakukan fungsi pengawasan tersebut, Ombudsman melakukan penilaian tingkat
kepatuhan di kementrian, lembaga dan pemerintah daerah terhadap standar pelayanan publik.
Penilaian kepatuhan bertujuan mengingatkan kewajiban penyelenggara negara agar
memberikan layanan terbaik kepada masyarakat berbasis standar pelayanan. Penilaian ini
memaparkan hasil-hasil penilaian tingkat kepatuhan kementrian, lembaga dan pemerintah
daerah menggunakan variabel dan indikator berbasis pada kewajiban penyelenggara
pelayanan publik dalam memenuhi komponen standar pelayanan sesuai Pasal 15 dan bab V
Undang-undang Pelayanan Publik. Hasil penilaian diklasifikasikan dengan menggunakan
traffic light system, zona merah untuk tingkat kepatuhan rendah (nilai 0-50), zona kuning
untuk tingkat kepatuhan sedang (nilai 51-80) dan zona hijau untuk tingkat kepatuhan tinggi
(nilai 81-100). Dalam penilaian kepatuhan ini, Ombudsman memposisikan diri sebagai
masyarakat pengguna layanan yang ingin mengetahui hak-haknya dalam pelayanan publik.
Misalnya ada atau tidaknya persyaratan pelayanan, kepastian waktu dan biaya, prosedur dan
alur pelayanan, sarana pengaduan, pelayanan yang ramah dan nyaman dan lain-lain.
Ombudsman belum sampai pada penilaian bagaimana ketentuan terkait standar pelayanan itu
disusun dan ditetapkan namun fokus pada atribut standar pelayanan yang wajib disediakan
pada setiap unit pelayanan publik. Atribut dimaksud berupa; standing banner, brosur, booklet,
pamflet, media elektronik dan sebagainya. Penilaian hanya berfokus pada atribut standar
yang sudah terpasang dan terlihat di ruang pelayanan, hal mana memudahkan masyarakat
luas untuk mengakses standar pelayanan. Pengabaian terhadap standar pelayanan juga
berpotensi menimbulkan maladministrasi dan perilaku koruptif yang tidak hanya dilakukan
aparatur pemerintah secara individual namun juga secara sistematis melembaga dalam
instansi pelayanan publik tersebut. Dalam jangka panjang pengabaian terhadap standar
pelayanan publik berpotensi mengakibatkan penurunan kredibilitas peranan pemerintah
sebagai fasilitastor, regulator dan katalisator pembangunan.
Hasil Survei di NTT
Tahun ini, Ombudsman RI menganugerahkan Predikat Kepatuhan Tinggi kepada tiga
Kementerian, Pemerintah provinsi, 12 pemerintah kota dan 71 Pemkab pada Rabu
{27/11/2019) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan. Penilaian Kepatuhan dilakukan secara
serentak pada 4 Kementerian, 3 Lembaga, 6 Provinsi, 36 Pemerintah Kota dan 215
Pemerintah Kabupaten. Penilaian dilakukan selama periode Juli-Agustus 2019 dimana
pengambilan data bagi Kementerian dan Lembaga dilaksanakan oleh kantor Pusat serta
pengambilan data bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten, Pemerintah Kota, dan
Instansi Vertikal dilaksanakan oleh Kantor-Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia. Khusus
Provinsi NTT, terdapat 13 kabupaten yang menjadi fokus penilaian Ombudsman, yaitu: Kota
Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten
Alor, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Sikka, Kabupaten
Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten
Manggarai, dan Kabupaten Ende. Dari 13 kabupaten tersebut hanya Kabupaten Belu yang
mendapat Predikat Kepatuhan Tinggi atau masuk zona hijau, 4 (empat) kabupaten dalam
zona kuning atau Predikat Kepatuhan Sedang yaitu Manggarai Barat, Alor, TTU dan Sikka
sedangkan sisanya masih berada dalam zona merah atau Predikat Kepatuhan Rendah. Hasil
survei dari 13 kabupaten/kota telah disampaikan melalui surat resmi kepada para Kepala
Daerah dengan tembusan kepada Ketua DPRD, Kabag Organisasi Tata laksana dan para
Kepala perangkat daerah yang disurvei untuk menjadi perhatian dan referensi perbaikan pada
masa yang akan datang.
Saran Perbaikan
Dalam upaya mempercepat kepatuhan pemenuhan standar pelayanan publik dan
meningkatkan efektifitas pelayanan publik, Ombudsman memberikan beberapa opsi
kebijakan kepada bupati dan walikota untuk pertama: memberikan apresiasi kepada pimpinan
unit pelayanan publik yang produk layanannya mendapatkan zona hijau dengan predikat
kepatuhan tinggi. Apresiasi atau award sebagai bentuk penghargaan atas segala upaya dan
komitmen pimpinan unit memenuhi komponen standar pelayanan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Kedua: memberikan teguran dan mendorong
implementasi standar pelayanan publik kepada pimpinan unit pelayanan yang produk
pelayanannya mendapatkan zona merah dengan predikat kepatuhan rendah dan zona kuning
dengan predikat kepatuhan sedang. Ketiga; menyelenggarakan program secara sistematis dan
mandiri untuk mempercepat implementasi standar pelayanan publik sesuai Undang-undang
nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Keempat; menunjuk pejabat yang kompeten
untuk memantau konsistensi peningkatan kepatuhan dan pemenuhan standar pelayanan
publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun, menetapkan dan menerapkan standar
pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009. Terdapat 14 komponen
standar pelayanan yang harus dipenuhi penyelenggara pelayanan publik demi terciptanya
kualitas pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Kelima; Penyelenggaraan
pelayanan secara efektif, sistematis dan terintegrasi dengan program nasional. Dalam rangka
mengakselerasi program Online Single Submission (OSS), Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah saling berkoordinasi untuk percepatan pelimpahan perizinan, perbaikan standar
operasional prosedur per produk layanan, dan integrasi sistem teknologi informasi antar
sektoral pelayanan publik.
* Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa
hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-
undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para
pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung
bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan
hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang
selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat
1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).