Anda di halaman 1dari 18

Resume Pendidikan Agama

Agama Islam Sebagai Petunjuk Bagi Manusia


1

Nama : Siti Khoiriyah N. R


Prodi : Pendidikan Ekonomi
STKIP YPM BANGKO

Agama Islam Sebagai Petunjuk Bagi Umat Islam

Alqur'an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaa malaikat Jibril untuk dibaca,
dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.
Fungsi Al-quran ada beberapa macam mulai dari fungsi Al-quran dalam agama Islam,
fungsi Al-quran bagi kehidupan manusia, dan fungsi Al-quran sebagai sumber ilmu.
Al-quran juga merupkan dasar hukum Islam dan sumber syariat islam yang memiliki
manfaat bagi umat manusia. Nabi Muhammad adalah seorang rasul yang dipercaya
menerima muksizat Al-quran yang bertugas untuk menyampaikan, mengamalkan, dan
menafsirkan Al-quran.
Al-quran diturunkan menggunakan bahasa arab dan maknanya dari Allah SWT.
Hingga sampai saat ini keaslian Al-quran tetap dijaga dan terus dibukukan dengan
menggunakan bahasa arab. Saat ini Al-quran juga sudah diterjemahkan ke berbagai
bahasa asing terutama bahasa Indonesi
ini bertujuan agar Al-quran lebih mudah di pahami dan dipelajari oleh umat Islam.
Namun bahasa asli Al-quran yaitu bahasa Arab tetap dipertahankan untuk menjaga
keasliannya.

Fungsi Al-quran dalam Agama Islam


1. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan antara yang hak
dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh
dilakukan atau yang buruk.
2

3. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan
mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi
stiap orang yang beriman.

4. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat
yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau
kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa
setelahnya.

Fungsi Al-quran Bagi Kehidupan Manusia


1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan yang
lurus. Yang di maksut adalah manusia harus hidup dengan baik dan benar atau dalam
istilahnya adalah di jalan yang luru. Di dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang
salah dan mana yang benar, serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada
Allah.

2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW


Al-quran adalah muksizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berbeda
dengan nabi-nabi lainnya yang diberikan mukjizat seperti berbicara dengan binatang,
menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya. Al-Quran merupakan sumber dari
segala sumber hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.

3. Menjelaskan kepribadian manusia


Fungsi Al-quran selanjutnya adalah menjelaskan kepribadian manusia dibandingkan
dengan makhluk lainnya yang ada di bumi. Manusia adalah makhluk yang diberikan
akal, bisa membedakan baik dan buruk, dan membuatnya berbeda dengan binatang
yang sama-sama ciptaan Allah.
4. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
Sebelum Al-quran, ada beberapa kitab Allah yang juga diturunkan kepada para nabi,
seperti Injil, Taurat,dan Zabur. Kitab-kitab Allah sebelumnya ditujukan hanya pada
umat pada zaman tersebut saja, berbeda dengan Al-Quran yang digunakan sampai
akhir zaman.

5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.


3

Di dalam Al-quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang kemudian berdasarkan
kisahb umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah
mereka buat sebelumnya.

6. Al-quran memantapkan iman Islam


Dengan membaca Al-quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, kita bisa
memantapkan iman kita. Isi Al-quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama
Islam adalah agama yang memang harus dianut.

7. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan


Al-quran berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan
di dunia. Di dalam Al-quran mengatur bagaimana tentang berhubungan dengan orang
lain, berdagang, warisan, zakat, dan masih banyak lagi.

Fungsi Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu


1. Ilmu tauhid
Ilmu tauhid merupakan ilmu kalam dalam Islam yang membahas pengokohan
keyakinan dalam agama Islam sehingga dapat memperkuat dan menghilangkan
keraguan.

2. Ilmu hukum
Di dalam Al-quran juga terdapat ilmu hukum yang dibahas. Contohnya saja terdapat
hukum pernikahan, warisan, zakat, dan lain sebagainya.

3. Ilmu tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu cara untuk mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak dan
batin.
Itulah beberapa fungsi Al-quran yang perlu kamu ketahui. Al-quran adalah kitab bagi
orang Islam, yang didalamnya berisi berbagai penjelasan mengenai hukum dan
tatacara yang Islam ajarkan untuk menjalani kehidupan di dunia.

4. Ilmu filsafat Islam


Filsafat Islam adalah hubungan ilmu kalam dengan filsafat yang dikembangkan oleh
cendekiawan muslim. Jika dalam ilmu filsafat lain kadang masih mencari-cari tentang
kehadiran tuhan namun di filsafat Islam sudah meyakini tentang keesaan Tuhan yaitu
Allah SWT.

5. Ilmu sejarah Islam


4

Al-quran juga mengandung banyak ilmu sejarah dari masa terbentuknya manusia
hingga perjuangan Nabi Muhammad SAW.

6. Ilmu pendidikan Islam


Al-quran menjadi salah satu sumber utama untuk mempelajari Islam. Di dalam Al-
quran juga sering disebutkan ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu biologi atau
astronomi.
Itulah beberapa fungsi Al-quran yang perlu kamu ketahui. Al-quran adalah kitab bagi
orang Islam, yang didalamnya berisi berbagai penjelasan mengenai hukum dan
tatacara yang Islam ajarkan untuk menjalani kehidupan di dunia.

ARTI dan RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

A. Pengertian Agama Dalam Berbagai Bentuknya


Islam menurut bahasa: kata Islam berasal dari bahasa Arab, yakni Islam. Islam kata
turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak
Allah), berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari huruf sin
lam mim. Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak
cacat. Dari kata di itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia
menjadi selamat). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti
kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa arti yang dikandung perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan,
keselataman, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan. Dari perkataan salamat, salm
tersebut timbul ungkapan “Assalamualaikum” yang telah membudaya dalam
masyarakat Indonesia. Artinya (mengandung doa dan harapan) semoga anda selamat,
damai, sejahtera.
Demikianlah analisis makna perkataan Islam. Intinya adalah berserah diri, tunduk,
patuh dan taat dengan sepenuh hati kepada kehendak Ilahi. Kehendak Ilahi yang wajib
ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya, bukanlah untuk Allah
sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan hidupnya.
Kehendak Allah telah disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
sebagai Rasul-Nya berupa wahyu yang kini dapat dibaca dan dikaji selengkapnya
dalam Alquran. Rasul-pun tela memberi penjelasan, petunjuk, dengan contoh
bagaimana memahami dan mengamalkan ayat-ayat Alquran dengan Sunnah beliau.
#Agama Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, berpedoman
pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melaui wahyu Allah SWT.
#Agama Islam merupakan satu sistem akidah dan syariah serta akhlak yang
mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Ruang lingkupnya
5

lebih luas dari ruang lingkup agama Nasrani yang hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, agama Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan
diri sendiri dan alam sekitarnya yang kita kenal dengan lingkungan hidup.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam
terhadap Islam. Setiap muslim dan muslimah mempunyai komitmen terhadap Islam,
intinya terdapat dalam Alquran surat al-‘Asr. Artinya lebih kurang: ”Demi waktu.
Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, saling nasihat-menasihati tentang kebenaran dan saling
berwasiat dengan kesabaran”.
Berpangkal tolak dari surat al-‘Asr, ada lima komitmen atau keterikatan seorang
muslim dan muslimah terhadap Islam. Komitmen itu adalah:
1. Menyakini, mengimani kebenaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi
yang meyakinkan dengan bahasa yang baik, dan
5. Sabar dalam berislam, dalam menyakini, mempelajari, mengamalkan dan
mendakwahkan agama Islam, agama yang diridhai Allah, agama yang kita peluk
bersama, agama yang menyelamatkan kehidupan kita di dunia ini dan membahagiakan
hidup kita di akhirat kelak.

B. Klasifikasi Agama dan Agama Islam


Klasifikasi: penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah
atau standar yang ditetapkan. Mengklasifikasi: menggolong-golongkan menurut jenis;
menyusun ke dalam kelompok.
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dapat dibagi menjadi dua:
1. Agama wahyu (revealed religion) yang kadang-kadang disebut juga dengan agama
langit.
2. Agama budaya (cultural religion atau natural religion) yang kadang-kadang disebut
juga agama bumi atau agama alam.
Adapun ciri-ciri masing-masing agama adalah:
1. Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu
disampaikan malaikat jibril kepada Rasul atau Nabi, pada waktu itulah agama wahyu
itu lahir. Agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya karena mengalami proses
pertumbuhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat atau
perkembangan pemikiran manusia yang memberikan ajaran agama budaya itu.
2. Agama wahyu disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasulullah, yang
bertugas selain menyampaikan, juga menjelaskan wahyu yang diterimanya dengan
berbagai cara dan upaya. Agama budaya tidak mengenal utusan atau Rasulullah. Yang
6

mengajarkan agama budaya adalah filsuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri
agama itu sendiri.
3. Agama wahyu mempunyai kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang
diturunkan Allah. Wahyu yang ada dalam kitab suci itu tidak boleh berubah atau
diubah. Agama budaya tidak mempunyai kitab suci. Agama budaya yang telah
berperadaban mungkin mempunyai kitab suci, namun isinya dapat berubah karena
perubahan filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
4. Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah Yang Maha Benar,
Maha Mengetahui segala-galanya. Karena itu pula kebenarannya tidak terikat pada
ruang dan waktu. Sedangkan ajaran agama budaya kebenarannya relatif, terikat pada
ruang dan waktu tertentu.
5. Sistem hubungan manusia dengan Allah, dalam agama wahyu, ditentukan oleh
Allah sendiri dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasulullah. Sistem hubungan ini
tetap tidak berubah bagaimanapun dahsyatnya perubahan karena perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sistem hubungan manusia dengan Tuhan
dalam agama budaya berasal dari akal berdasarkan kepercayaan dan pengetahuan serta
pengalaman manusia yang senatiasa berubah atau bertambah.
6. Konsep ketuhanan agama wahyu ialah monoteisme (paham yang mempercayai
hanya satu Tuhan) murni sebagaimana yang disebutkan dalam ajaran agama langit itu.
Konsep ketuhanan agama budaya, karena disusun oleh akal manusia, berkembang
sesuai dengan perkembangan akal manusia mulai dari dinamisme (kepercayaan bahwa
segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup) sampai
kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme terbatas.
7. Dasar-dasar ajaran agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat
manusia. Sedangkan dasar-dasar agama budaya bersifat relatif karena ditujukan
kepada manusia dalam masyarakat tertentu yang belum tentu sesuai dengan
masyarakat lain.
8. Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan
ukuran dan hakikat kemanusiaan. Yang bernilai baik diwajibkan agar manusia
memperoleh keselamatan dan kebahagian. Yang bernilai buruk dilarang atau
diharamkan-Nya untuk mencegah kecelakaan dan penderitaan manusia di dunia ini
dan di akhirat kelak. Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia sesuai dengan
cita-cita, pengalaman serta penghayatan masyarakat yang menganutnya. Nilai-nilai itu
mungkin sesuai untuk suatu masyarakat pada suatu masa tertentu, mungkin juga harus
diubah lagi di suatu masyarakat pada masa lain.
9. Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan
kebenaranya oleh ilmu pengetahuan (sains) modern. Demikian juga dengan peristiwa-
peristiwa yang telah berlalu dibuktikan kebenarannya oleh sejarah, sedangkan ramalan
tentang peristiwa yang akan datang kebenaranya akan dibuktikan oleh pengalaman
7

manusia. Hal-hal yang disebutkan agama budaya tentang alam sering dibuktikan
kekeliruan oleh sains. Demikian pula pemberitaannya tentang peristiwa-peristiwa
sejarah. Sedang ramalan-ramalannya tentang peristiwa-peristiwa yang akan datang
sering tidak sesuai dengan pengalaman manusia.
10. Melalui agama wahyu, Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan, dan
peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yaitu manusia sempurna,
manusia baik yang bersih dari noda dan dosa. Pembentukan manusia menurut agama
budaya disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang
belum tentu diakui oleh masyarakat lain yang berbeda cita-cita, pengalaman dan
penghayatannya.

C. SALAH PAHAM TERHADAP AJARAN ISLAM


1. Salah Memahami Ruang Lingkup Agama Islam
Salah paham terhadap Islam terjadi karena orang salah memahami ruang lingkup
agama Islam. Lambang yang sama yakni perkataan agama dipakai untuk sistem ajaran
yang berbeda, akhirnya menimbulkan salah paham terhadap agama Islam.
Terpengaruh oleh makna religi atau religion, misalnya yang ruanglingkupnya hanya
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja, orang menganggap bahwa sebagai
agama, Islam pun ruanglingkupnya hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya belaka. Sesungguhnya tidak begitu, karena ruanglingkup agama Islam
dalam makna Dinul Islam tidaklah hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
saja seperti yang terandung dalam istilah religion, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat, dan alam lingkungan hidupnya.
Sebagai satu sistem yang mengatur hidup dan kehidupan manusia, Islam mengatur
berbagai tata hubungan. Ruanglingkup ajarannya pun mencakup berbagai tata
hubungan itu.

2. Salah Menggambarkan Susunan bagian-bagian Ajaran Agama Islam.


Kesalahpahaman yang lain timbul karena penggambaran bagian-bagian agama dan
ajaran Islam tidak menyeluruh, tetapi sebagian-sebagian atau sepotong-potong.
Misalnya, orang menggambarkan atau membuat gambaran yang memberi kesan
seakan-akan Islam hanyalah akidah (iman) atau ilmu tauhid saja, atau Islam seolah-
olah hanya syariat (hukum) atau fikih belaka, atau Islam hanya ajaran akhlak, tasawuf,
dan tarikat semata-mata, tanpa memandang dan meletakkan bagian-bagian atau
segmen-segmen itu ke dalam kerangka agama atau ajaran Islam terpadu secara
keseluruhan. Menggambarkan Islam dengan dengan cara sepotong-potong inilah yang
menyebabkan Islam menjadi agama yang paling disalah pahami di dunia.
Penggambaran Islam seperti ini sering dilakukan oleh orang Islam sendiri, tanpa
disadari dan dengan maksud-maksud tertentu dengan sadar oleh para orientalis,
terutama di masa-masa sebelum perang dunia kedua.
8

3. Salah Mempergunakan Metode Pengkajian Islam.


Kesalahan ketiga adalah kesalahan mempergunakan metode memperlajari Islam.
Metode atau jalan yang ditempuh oleh para orientalis, terutama sebelum perang dunia
kedua, adalah pendekatan yang menjadikan Islam dan seluruh ajarannya semata-mata
sebagai obyek studi dan analisis. Laksana dokter bedah mayat, para orientalis
meletakkan Islam di atas meja operasi, memotongnya bagian demi bagian dan
menganalisis bagian-bagian itu dengan mempergunakan ukuran yang un-Islamic.
Artinya mereka mempergunakan metode dan mengananisis dengan ukuran-ukuran
yang tidak islami. Hasilnya tentu tidak memuaskan dan pasti menimbulkan salah
paham terhadap Islam.
Untuk menghidari salah paham terhadap Islam dan supaya dapat memahami Islam
secara baik dan benar, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
Pertama, pelajarilah Islam dari sumbernya yang asli yakni Alquran yang memuat
wahyu-wahyu Allah dan Alhadis yang memuat sunnah Nabi Muhammad.
Mempelajari Islam dari dan dengan mempergunakan kedua sumber ini akan
memperkecil salah paham kalau tidak mungkin menghindarinya sama sekali. Dengan
mempelajari Islam dari kedua sumber tersebut akan jelas ruanglingkupnya. Islam,
sebagai agama, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah saja, tetapi
juga mengatur hubungan manusia dengan manusia termasuk dirinya dan alam
lingkungan hidupnya.
Kedua, Islam tidak dipelajari secara partial tetapi integral. Artinya Islam tidak
dipelajari sepotong-potong, tetapi secara keseluruhan dan dipadukan dalam satu
kesatuan yang bulat. Mempelajari dan memahami Islam secara sepotong-potong akan
menghasilkan pemahaman yang salah terhdap Islam, seperti pemahaman empat orang
yang kemudian buta tentang seekor gajah yang dirabanya dengan tangan. Menurut
orang buta pertama yang meraba ekor gajah dari ujung sampai ke pangkalnya, gajah
itu seperti penghalau lalat, akan tetapi agak lunak dan panjang. Orang buta kedua yang
meraba kaki gajah mengatakan gajah itu seperti bambu besar, tetapi agak lunak. Orang
buta ketiga meraba telinga telinga gajah dan berkata gajah itu seperti daun lebar dan
tebal. Orang buta keempat menyentuh belalai gajah dan berkata gajah itu seperti pipa
karet besar. Jawaban orang-orang buta itu dapat dibenarkan untuk bagian-bagian
tertentu, tetapi tidak benar untuk gambaran tentang gajah secara keseluruhan. Dengan
mempelajari pokok-pokok agama dan ajaran Islam secara menyeluruh dan terpadu,
kita akan memperoleh ruanglingkup, pola atau kerangka dasar agama dan ajarn Islam
yang sesungguhnya.
Ketiga,Islam dipelajari dari karya atau kepustakaan yang ditulis oleh mereka yang
telah mengkaji dan memahami Islam secara baik dan benar. Pada umumnya mereka
adalah para ahli atau ulama, cendekiawan dan sarjana muslim yang diakui otoritasnya.
9

Analanis dan kesimpulan para orientalis, kecuali karya yang diakui dan diberi catatan
pembenarannya oleh sarjana muslim, sebaiknya dihindari oleh orang yang baru belajar
Islam,, terutama tulisan para orientalis sebelum perang dunia kedua, untuk mencegah
kesalahpahaman. Orientalis adalah orang barat yang khusus mempelajari Islam,
budaya, bahasa-bahasa timur untuk tujuan-tujuan tertentu yang berubah dari masa ke
masa.
Keempat, dihubungkan dengan berbagai persoalan asasi yang dihadapi manusia
dalam masyarakat dan dilihat relasi serta relevansinya dengan persoalan-persoalana
politik, economi, sosial, budaya sepanjang sejarah manusia terutama sejarah umat
Islam.
Kelima, memahami Islam dengan bantuan ilmu-ilmu pengetahuan yang
berkembang sampai sekarang, seperti ilmu alamiah, ilmu-ilmu sosial dan budaya,
serta ilmu-ilmu kemanusiaan. Ketiga bidang ilmu ini besarta cabang dan rantingnya
merupakan ilmu-ilmu bantu dalam mengkaji dand memahami Islam.
Keenam, tidak menyamakan Islam dengan umat Islam, terutama dengan keadaan
umat Islam pada suatu masa di suatu tempat. Penjajahan Barat yang melanda umat
Islam selama berabad-abad telah menyebabkan umat Islam berada dalam keadaan
lemah, miskin, terbelakang. Terpecah-pecah dalam berbagai firqah atau kelompok-
kelompok, terlepas atau segaja dilepaskan dari ajaran agamanya. Keadaan seperti ini
sering menyebabkan para ahli ilmu-ilmu sosial terutama, menarik kesimpulan yang
tidak benar dan tidak dipertanggungjawabkan tentang Islam. Dengan melihat
kenyataan keadaan umat Islam di suatu tempat pada suatu masa demikian halnya,
mereka lalu menarik kesimpulan bahwa demikian pulalah agama dan ajaran Islam.
Ketujuh, pelajarilah Islam dengan metode yang selaras dengan agama dan ajaran
Islam. Beberapa sarjana muslim telah mengemukakan pendapatnya mengenai
berbagai metode yang sesuai dengan agama dan ajaran Islam. Menurut Ali Syari’ati,
orang tidak dapat memilih hanya satu metode tunggal dari sekian banyak metode yang
dapat dipergunakan, karena Islam bukan agama satu dimensi saja. Untuk mempelajari
Islam yang banyak dimensinya itu, selain dari metode filosofis orang harus
mempergunakan juga metode-metode yang terdapat dalama ilmu-ilmu manusia
dewasa ini. Ia menyebut metode sejarah dan sosiologi, dua metode dalam bidang studi
dan spesialisiasinya. Soal-soal yang bersifat kosmologis dan berkaitan dengan ilmu-
ilmu alam serta gejala-gejala alam, harus dipelajari dan dipahami menurut metode
ilmu-ilmu alam. Dll.

Peran Agama Islam Dalam Menentramkan Batin Membawa Kedamaian


10

A. Pengertian Agama Dalam Berbagai Bentuknya


Dalam masyarakat Indonesia selain kata agama, dikenal pula kata din (‫ )الدين‬dari
bahasa arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Memang agama mengandung ajaran
yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.[1] Agama Islam adalah agama Allah,
dari Allah dan milik Allah. Diamanatkan kepada umat pengikut utusan Allah. Jadi,
sejak jaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah adalah Islam, meskipun sekarang
agama Yahudi diklaim sebagai agama yang dibawa oleh Musa begitu juga dengan
ajaran Kristen, diklaim sebagai ajaran yang dibawa oleh Isa. Padahal sebenarnya
ajaran yang dibawa oleh Musa dan Isa untuk masalah akidah adalah sama, sama-sama
mengesakan Allah, hanya berbeda dalam hal syara’ yang lain. Jadi, makna Islam dapat
dipersempit lagi sebagai agama yang diamanatkan kepada umat pengikut Rasulullah,
Muhammad SAW.
Agama, dalam hal ini adalah Islam (‫ )اسالم‬berasal dari kata-kata:
salam (‫ )سالم‬yang berarti damai dan aman
salamah (‫ )سالمة‬berarti selamat
istilah islaam (‫ )االسالم‬sendiri berarti penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT
untuk memperoleh ridho-Nya dengan mematuhi perintah dan larangan-Nya.
Agama Islam terdiri atas akidah dan syariat:
akidah atau kepercayaan (ilmunya)
syariat peribadatan
syariat akhlak (moral) dan muamalah
Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta diakui oleh Allah
SWT, dalam firmannya:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang
rugi.” (QS. Ali Imran; 85)
Tidak sah keislaman seseorang kecuali sempurna dua hekekat yang penting:
mengenal Allah dan tidak mempersekutukannya
patuh kepad perintah dan larangan Allah
yang perlu dicatat oleh seluruh manusia dan terutama kaum yang memandang Islam
sebagai agama yang penuh akan kekerasan, bahwa sebenarnya Islam adalah agama
yang datang dengan penuh kedamaian bukan disamapaikan dengan pedang tapi
dengan perkataan yang lembut.
Bahkan Islam sendiri menghargai dan melindungi mereka yang tidak mau mengikuti
ajaran Islam selama mereka tidak mengganggu dan memantik permusuhan dengan
Islam.Dalam faham dan keyakinan umat Islam al-Qur’an mengandung sabda Tuhan (
‫ )كالم هللا‬yang di wahyukan kepada nabi Muhammad SAW.[2]
Ajaran yang terpenting dari Islam ialah ajaran tauhid, maka sebagai halnya dalam
agama monoteisme atau agama tauhid lainnya. Yang menjadi dasar segala dasar di
11

sini ialah pengakuan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa. Di samping ini menjadi
dasar pula soal kerasulan, wahyu, kitab suci, yaitu al-Qur’an, soal ajaran yang dibawa
nabi Muhammad, yaitu soal mukmin dan muslim, soal orang yang tidak percaya
kepada ajaran-ajaran itu yakni orang kafir dan musyrik, hubungan makhluk, terutama
manusia dengan pencipta, soal akhir hidup manusia yaitu syurga dan neraka dan lain
sebagainya.
Semua soal ini dibahas oleh ilmu tauhid atau ilmu kalam yang dalam istilah baratnya
disebut teologi. Aspek teologi merupakan aspek yang penting sebagai dasar Islam.
Salah satu ajaran dasar lain dalam ajaran agama Islam ialah aha manusia yang
tersusun dari badan dan roh itu berasal dari Tuhan, dan kembali kepada Tuhan. Tuhan
adalah suci dan roh yang dating dari Tuhan juga suci dan akan dapat kembali ke
tempat asalnya di sini Tuhan, kalau ia tetap suci. Kalau ia menjadi kotor dengan
masuknya kedalaman tubuh manusia yang bersifat materi itu, ia tak akan kembali ke
tempat asalnya.
Selanjutnya Islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bias terlepas
dari hidup manusia di akhirat, bahkan lebih dari itu corak hidupnya manusia di dunia
ini menentukan corak hidupnya di akhirat kelak. Kebahagiaan di akhirat bergantung
pada hidup baik di dunia. Hidup baik menghendaki, masyarakat manusia yang teratur.
Oleh sebab itu Islam mengandung peraturan-peraturan tentang kehidupan masyarakat
manusia. Demikianlah terdapat peraturan-peraturan mengenai hidup kekeluargaan
(perkawinan, perceraian, waris, dan lain-lain). Tentang hidup hidup ekonomi dalam
bentuk jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam perserikatan dan lain-lain tentang
kehidupan kenegaraan, tentang kejahatan (pidana), tentang hubungan Islam dan bukan
Islam, tentang orang kaya dengan orang miskin dan sebagainya. Semua ini di bahas
dalam lapangan hukum Islam dalam istilah islamnya di sebut ilmu fikih. Fikih
memberikan gambaran tentang aspek hukum dan Islam.
Lebih lanjut lagi Islam mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta semesta alam. Oleh
karena itu perlu di bahas arti penciptaan, materi yang diciptakan, hakekat roh,
kejadian alam, hakekat aqal, hakekat wujud, arti qidam (tidak bermula) dan lain-lain.
Pemikiran dan pembahasan dalam hal-hal ini dilakukan oleh akal. Maka timbullah
persoalan akal dan wahyu serta falsafat dan agama ini semua di bahas oleh falsafat
dalam Islam.
Jadi Islam, berlainan dengan apa yang umum di ketahui, bukan hanya mempunyai
satu-dua aspek, akan tetapi mempunyai beberapa aspek, Islam sebenarnya mempunyai
aspek teologi, aspek ibadat, aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek
sejarah, aspek kebudayaan dan lain-lain sebagainya.
Dalam pada itu aspek teologi tidak hanya mempunyai satu aliran tetapi berbagai
aliran: ada aliran yang bercorak liberal, yaitu aliran yang banyak memakai kekuatan
akal di samping kepercayaan kepada wahyu dan ada pula yang bersifat tradisional,
yaitu aliran yang sedikit memakai akal dan banyak memakai atau bergantung pada
12

wahyu. Di antara kedua aliran ini terdapat pula aliran-aliran yang tidak terlalu liberal,
tetapi tidak pula tradisional. Dalam aspek hokum demikian pula terdapat bukan hanya
satu mazhab, tetapi berbagai mazhab dan yang diakui sekarang hanya empat mazhab
yaitu: Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.

B. Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia


Manusia adalah makhluk yang berfikir dan merasa dunia berfikir dan rasanya
itulah yang membentuk kebudayaan dan hidup dalam kebudayaan. Masalah manusia
adalah amat kompleks, ruang lingkupnya sangat luas, seluas alam pikiran dan
perasaannya.
Kalimat kebudayaan itu adalah gabungan dari dua kata “budi” dan “daya”. Budi
terletak di hati, sedangkan daya terletak pada perbuatan. Iman timbalan budi, amal
shaleh timbalan daya.
Cara hidup adalah makna yang paling umum dalam kebudayaan, yang secara
umum dipersetui oleh para ahli sekelompok manusia yang mengamalkan cara hidup
yang sama membentuk kesatuan sosial atau masyarakat dalam tiap ruang dan kawasan
wujud cara hidupnya sendiri, karena itu kebudayaan di suatu daerah berbeda dengan
kebudayaan lainnya.

Endang Saifuddin mengemukakan defenisi sebagai berikut: kebudayaan adalah hasil


karya cipta (pengolahan, pengarahan dan pengarahan terhadap alam) oleh manusia
dengan kekuatan jiwa (pikiran perasaan, kemauan, intuisi, imajinasi fakultas-fakultas
ruhaniah lainnya) dan raganya, yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan
(hidup ruhaniah penghidupan hidup lahiriah) manusia, sebagai jawaban atas segala
tantangan, tuntutan dan dorongan dari intra diri manusia dan ekstra diri manusia,
menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia.(spritual dan
material) manusia, baik individu maupun masyarakat ataupun individu dan
masyarakat.[3]
A.H. Hasanuddin mengemukakan fungsi agama itu adalah:[4]
1. Mendidik manusia, jadi tenteram dan damai, tabah dan tawakal, ulet dan percaya
pada diri sendiri.
2. Membentuk manusia jadi berani berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan
dengan kesiapan mengabdi dan berkorban.
3. Mencetak manusia jadi sabar, enggan atau takut untuk melakukan pelanggaran
yang menjurus kepada dosa.
4. Memberi sugesti manusia, agar dalam jiwanya tumbuh sifat mulia terpuji dan
penyantun, toleran kepada dosa.
Peranan agama itu sebagai tali kekang
1. Tali kekang dari pada pengembara akal pikiran (yang liar dan binal)
2. Tali kekang dari gejolak hawa nafsu (yang angkara murka)
13

3. Tali kekang dari pada ucapan dan perilaku (yang keji dan biadab).
C. Tujuan Agama Islam Dalam Kehidupan Manusia
Salah satu syarat kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang
oleh sebagaian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama ini bertujuan untuk
mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dan untuk mencapai kedua ini
harus diikuti dengan syarat yaitu percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu merasa dilindungi
oleh tuhan dalam suasana, keadaan yang bagaimanapun mereka tidak merasa takut.
Tuhan tidak akan mengizinkan, mengingat kebutuhan manusia akan rasa aman itulah
yang menjadi pokok atau pangkal utama bagi manusia untuk mempercayai/Tuhan dan
perlunya hidup beragama.
Setiap orang yang percaya akan kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta ini
mereka akan selalu memuja atas rahmat-Nya. Setiap daerah, setiap agama dan setiap
agama mempunyai cara-cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja kepada
Tuhan. Misalnya, seperti Bali, yang mana sebagian penduduk memeluk agama hindu-
dharma. Mereka mempunyai cara tersendiri di dalam melakukan pemujaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memuja Tuhan dengan memakai sesajen yang berisi
berbagai macam buah-buahan dan kembang yang berwarna-warni, yang semanya
ditujukan untuk memuja tuhan. Begitu pula halnya dengan daerah-daerah lain seperti:
Jawa, Madura, Kalimantan, Sumatera dan lain sebagainya semua mempunyai cara-
cara tersendiri untuk mendekatkan diri dan memuja Tuhan sesuai dengan agamanya
masing-masing. Meskipun caranya berbeda-beda, akan tetapi tujuannya sama yaitu
Tuhan Yang Maha Kuasa sang pencipta alam dunia ini.
Kapanpun dan di manapun kita berada, kalau kita senantiasa mengingat_Nya,
meskipun dalam keadaan bahaya kita pasti bias untuk mengatasinya. Kita bisa
menyelesaikan segala sesuatu dengan penuh keenangan dan bijaksana. Dan untuk
mencapai semua ini cukup kita dengan melakukan ibadat, sembahyang maupun
dengan doa-doa yang semuanya bertujan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Yang jelas dan yang paling dapat diterima adalah bagi agama monoteisme,
yakni Tuhan yang bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim, yaitu Tuhan yang menyayangi dan
menentramkan. Tuhan yang memenuhi jiwa manusia. Manusia dengan jalannya
sendiri-sendiri selalu berusaha untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Kita tidak tahu dimana tuhan itu berada, dan bagaimana bentuknya, rasaNya,
bauNya. Kita tahu itu tahu itu semua. Tetapi yang jelas tuhan itu ada, dan kita
mempercayainya.
Karena tanpa adanya Tuhan, kehidupan ini, beserta segala isi dunia ini tidak akan
ada. Dengan percaya kepada-Nya, dan selalu mengingat_Nya, maka kita akan bias
tenang dan tenteram dalam menghadapi segala hal.[5]
Adapun yang tujuan agama Islam terhadap kehidupan manusia adalah:[6]
1. Penyelamat manusia baik di dunia maupun di akhirat
14

Firman Allah dalam al-Qur’an surat Ibrahim:


Artinya: Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji.
Firman Allah SWT dalam surat al-‘Alaq: 4-5
2. Pengendalian diri
Firman Allah dalam surat ar-Rum: 33
Artinya: “Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru
Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan
kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka
mempersekutukan Tuhannya,”
3. Menjamin kebahagiaan manusia dunia dan akhirat
Firman Allah SWT dalam surat al-Isra’: 9
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
Lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
Firman Allah SWT dalam surat al-A’raf: 18

D.FUNGSI ISLAM DALAM KEHIDUPAN


a. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala
unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila
dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana
segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam
menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan
mampu menghadapi dengan tenang.
b. Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi
cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup
dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang.
Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini
akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap
cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus
dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai
dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian
dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
c. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya
apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan
15

kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang
miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup.
Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan
gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu
merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak
yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak
mungkin gelisah.
Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram
karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang
membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan
dan ketakwaannya.
d. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran
agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di
junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam
Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak
diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an
ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!”
Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta
dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari
berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain
(hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang
berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil
peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang
berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya
dituliskan disini.

E.Ruang Lingkup Islam


Secara garis besar ruang lingkup Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:
1. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku” (QS. Az Zariyat: 56)
Firman Allah:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)
16

2. Hubungan manusia dengan manusia


Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan,
kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut
memberikan gamabaran tentang ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia
dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep
kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara
sesama manusia.
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah: 2)
Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup
berkelompok berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan
saling mengisi sehingga manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu
berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah asal.
Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab
kelebihan suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna
kulit, kecantikan/ketempanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari
takwanya.
3. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung
manfaat bagi manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi
diciptak oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak.
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan
bumi dengan hak?” (QS. Ibrahim; 19)
Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah di
muka bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum
Allah. Alam diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia

F.Hakekat Agama Islam

1. Arti dan Ruang LingkupAgama Islam


Apabila dicari dari asal katanya, Islam berasal dari kata aslama yang merupakan
turunan dari (derivasi) dari kata asslmu, assalamu, assalamatu yang artinya bersih
selamat dari kecacatan lahir batin. Agama Islam adalah agama wahyu yang
bedasarkan tahuid, atau keesaan Tuhan diketahui manusia bedasarkan kabar dari
Tuhan itu sendiri melalaui fiirman yang disampaikan kepada Rasul Nya.
Islam satu-satunya yang memiliki kitab suci yang asli dan autentik, tidak mengalami
perubahan semenjak diturunkan pada abad ke-6 maasehi sampai sekarang bahkan
sampai akhir zaman Rasul yang menerima wayu Allah bernama Muhamad putra
17

Abdullah yang memiliki silsilah dan keturunan yang jelas. Beliau dilahirkan di mekah
tahun 571 masehi dan mendapat wahyu yang pertama kali ketika beliau berusia 40
tahun. Isi kitab Al-Quran semuanya firman Allah yang disampaikan dengan bahasa
arab salah satu bahasa yang telah, sedang dan akan digunakan manusia sepanang
masa. Ajaran Isalam berlaku Universal untuk segala tempat dan bangsa serta berlaku
abadi sepanjang masa sebagaimana diungkapkan AL-Quran surat AL-Ambyaa.
(21):107 yang artimya:
Dan tidaklah kami menggutus kamu, melainkan untuk (menjadi )rahmat bagi semesta
alam.
Ayat ini megisyaratkan bahwa ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhamad(Islam)
ditujukan untuk semua manusia pada semua tempat dan waktu
.
2.Islam Agama Universal
Agama Islam sering dipandang secara sempit sebagai agama dogma dan berisi ibadah
ritual saja. Padahal aspek ruitual hanya sebagaian saja dan komponen ajaran Islam,
karena ajaranya berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang sekaligus
memberikan nilai-nilai esensial terhadap semmua aspek tersebut.
Islam diturunkan untuk menata kehidupan manusia di dunia, sedangkan akhirat adalah
hasil dari kehidupan dunia Islam menunjukkan jalan dan arah yang ditempuh untuk
mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat
3. Islam Agama Rahmat Lil Alamin
Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai rahmad namun nilai rahmat
tersebut akan berpengaruh kepada manusian yang melaksanaakan ajaran agamanya
secara totalitas sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqrah ayat 208
yang artinya:
Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam seluruhnya, dan jaganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.

Anda mungkin juga menyukai