Dias Ashari
TERVERIFIKASI
FOLLOW
Farmasi adalah sebuah jurusan dalam bidang kesehatan yang memiliki prospek lulusannya sebagai
Apoteker. Namun sebelum menyandang gelar Apoteker, mahasiswa yang kuliah di jurusan ini harus
mengampu studi profesi selama satu tahun.
Lulusan S1 di lapangan masih disetarakan dengan Asisten Apoteker maka dari itu untuk menyandang
status Apoteker memang harus melanjutkan profesi. Diantaranya tingkat pendidikan farmasi memang
profesi Apoteker ini yang memiliki biaya paling fantastis dibandingkan pendidikan sebelumnya.
Pendidikan farmasi sendiri tersedia dari tingkat SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) dimana
pendidikannya ditempuh hanya selama 3 tahun. Lulusan farmasi dari SMK memang dipersiapkan sebagai
lulusan yang dapat langsung bekerja di lapangan.
Baca juga: Peran Ilmu Kimia untuk Farmasi
Sehingga lulusannya ini harus mengikuti uji kompetensi dimana harus mengerjakan 4 resep dalam 2 jam
dengan jurnal beserta sediaan. Dari ujian inilah siswa mendapat STRTTK ( Surat Tanda Registrasi Tenaga
Tekhnis Kefarmasian) sebagai bentuk surat izin untuk melakukan praktek kefarmasian.
Namun pemberian STRTTK ini terakhir berlaku pada angkatan 2014 dan untuk selanjutnya kebijakan ini
sudah tidak berlaku. Saat itu sempat ada gembar-gembor bahwa pemerintah mengeluarkan UU bagi
tenaga kesehatan itu minimal harus menempuh pendidikan D3 sebagai syarat mendapat gelar sebagai
Asisten Apoteker.
Semenjak itulah lulusan SMK farmasi menjadi kurang diminati karena tujuannya yang menciptakan
pekerja siap pakai di lapangan terbelenggu oleh kebijakan yang belum pasti tadi.
Meski begitu masih ada lulusan siswa farmasi yang mempunyai keberuntungan untuk bekerja di
pelayanan kefarmasian setidaknya terakhir pada tahun 2018.
Semenjak itu para pemilik fasilitas kesehatan memang mengharuskan karyawan yang akan melamar
pekerjaan memiliki STRTTK untuk selanjutnya didaftarkan sebagai syarat pembuatan SIK ( Surat Izin
Kerja). Meski pada kenyataannya masih ada fasilitas kesehatan yang menerima karyawan tanpa STRTTK
karena kebutuhan yang mendesak.
Jika dianalogikan STRTTK itu seperti SIM pada kendaraan, dimana surat tersebut membuktikan bahwa
tenaga medis tersebut kompeten dalam mengerjakan tugasnya dan berada di bawah pengawasan UU,
sehingga bila terjadi mal praktek dapat diperkarakan melalui jalur hukum.
Baca juga: Renungan Hari Farmasi Nasional: Hutan Kita, Apotek Kita
HALAMAN SELANJUTNYA
Tulis Tanggapan Anda ...
TERPOPULER
Terima Kasih Taiwan, Dua Kali Memberikan Senam Jantung dan Kemenangan bagi Indonesia
Endemi dan Lonjakan Kasus Covid-19, Bagaimana Antisipasi Sekolah dan Orangtua?
Tim Thomas Cup Indonesia Berhasil Jadi Juara Goup A dan Masuk ke Babak Quarter Final
NILAI TERTINGGI
Endemi dan Lonjakan Kasus Covid-19, Bagaimana Antisipasi Sekolah dan Orangtua?
Puisi | "Dilema"
FEATURE ARTICLE
TERBARU
Ketika "Forecasting" Dibuat Sama dengan Target Penjualan, Bagaimana Dampaknya terhadap
Operasional Bisnis?
Perjodohan Perspektif
HEADLINE
Phoa Thoan Hian (1927-1995) - Tokoh Sin Ming Hui, Baperki, dan Partindo
Terima Kasih Taiwan, Dua Kali Memberikan Senam Jantung dan Kemenangan bagi Indonesia
Suka Maraton Drama Korea? Ketahui Dampak Buruk Binge Watching Alias Maraton Series Film
Copyright by