Anda di halaman 1dari 6

Nomor : 03/SP/FIB/I/2020 Depok, 15 Januari 2020

Lampiran :-
Hal : Mohon penjelasan dan klarifikasi

Kepada Yth.
Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN)
d/a Sekretariat KFN
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4-9
Jakarta 12950

Dengan hormat,
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Sejawat beserta anggota KFN yang lain
dalam lindungan Allah Tuhan Yang Maha kuasa. Beberapa waktu yang lalu, kami
mendapatkan informasi tentang ditanda tanganinya MoU antara Sejawat Drs. Nurul Falah EP,
Apt, selaku Ketua Umum PP IAI dengan Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN), Drs.
Purwadi, Apt, MM, ME, Jumat, 10 Januari 2020, di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta.
Yang isi kesepakatan adalah kerjasama untuk Integrasi Data Sistem Informasi Apoteker
(SIAP) dengan Aplikasi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Implementasinya
dilakukan untuk pertukaran data antar sistem yang dimiliki oleh kedua pihak . Database
STRA online akan langsung merujuk pada database SIAP untuk memeriksa validitas
Sertifikat Kompetensi secara otomatis. dsb. Bahkan informasi tersebut secara resmi diunggah
dalam Instagram resmi PP IAI (terlampir).
Sementara, kami Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) menerima aduan dari puluhan
apoteker yang merasa resah ketika Prosedur pengurusan STRA dikaitkan dengan aplikasi
SIAP milik IAI, karena ada beberapa Pengurus daerah (sekurang Kurangnya ada 3 PD IAI)
yang secara tegas menolak pemberlakuan aplikasi SIAP karena dianggap membebani terkait
dengan pembiayaan untuk aplikasi SIAP. Problem inilah yg memotivasi kami untuk menulis
surat ini sebagai bentuk pengaduan sekaligus untuk memohon penjelasan pertanyaan yg
selama ini belum terjawab. Dalam surat ini, kami Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) sebagai
penerima aduan, mohon penjelasan dan klarifikasi keterkaitan Pengurusan STRA di KFN
dengan Aplikasi SIAP.

1. Oleh karena permasalahan tersebut telah menimbulkan keresahan yang meluas di


kalangan apoteker, maka perkenankanlah kami memohon penjelasan dan klarifikasi atas
permasalahan tersebut antara lain;

a. Mohon penjelasan apa dasar hukum dan pertimbangan dilakukannya MoU antara
KFN dengan IAI, karena konsekuensi dari MoU tersebut adalah apoteker dipaksa
untuk menggunakan aplikasi SIAP dimana untuk menggunakan aplikasi tersebut
dibebani sejumlah biaya yang kami nilai memberatkan apoteker..
b. Bahwa Aplikasi SIAP tersebut masih menuai polemik di internal IAI sendiri, antara
lain 3 PD dengan jumlah anggota hampir 45% dari seluruh anggota IAI belum
sepakat mau melaksanakan aplikasi SIAP terkait keamanan data, potensi penyalah
gunaan data serta transparansi dan akuntabilitas biaya yang dipungut untuk registrasi
aplikasi tersebut.

c. Bahwa Aplikasi SIAP berbayar, bahwa setiap anggota IAI diharuskan membayar 100
ribu/tahun, sedangkan Pengurusan STRA 5 tahun sekali. Hal tersebut
mengindikasikan terjadinya “perselingkuhan antara KFN atau sekurang-kurangnya
oknum anggota KFN dengan Organisasi Profesi“ untuk memaksa setiap anggota
menggunakan aplikasi SIAP.

d. Bahwa dengan adanya MoU tersebut ada indikasi kuat KFN telah melakukan
penyalahgunaan kewenangan untuk memperkaya atau menguntungkan pihak lain
secara tidak sah dan tanpa dasar hukum sehingga berpotensi menimbulkan pungutan
liar, sementara yang kami pahami KFN adalah salah satu lembaga yang dibiayai
dengan APBN.

e. Kami mempertanyakan, apakah MoU antara KFN dengan IAI tersebut sudah
merupakan keputusan resmi dari hasil rapat pleno KFN ataukah hanya improvisasi
dan kreatifitas oknum anggota KFN untuk menguntungkan dan memperkaya pihak
lain secara tidak sah dan melawan hukum?

f. Apakah KFN sudah mengkaji dampak MoU sharing system STRA antara KFN dan
Aplikasi SIAP milik PP IAI dimana hampir 80.000-an apoteker yg terdampak tidak
semua memiliki kemampuan sama untuk membayar abonemen tambahan. Apakah ini
disadari oleh KFN?

2. Dasar hukum pembentukan KFN adalah Permenkes RI No. 889/MENKES/PER/V/2011


tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin kerja tenaga Kefarmasian, pada pasal 27 ayat 4
disebutkan (4) Masa bakti keanggotaan KFN adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali maksimal 1 (satu) periode. Oleh karena itu kami mohon penjelasan implementasi
dari ayat aturan tersebut, dan bagaimana proses rekruitmen anggota tersebut, seharusnya
keanggotaan KFN sudah masuk ke masa jabatan ke tiga, tetapi sepanjang yang kami
ketahui, anggota KFN personalianya sebagian besar masih merupakan anggota KFN
periode pertama, yang artinya telah terjadi pelanggaran yang serius terhadap Permenkes
RI No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin kerja tenaga
Kefarmasian, yaitu pasal 27 ayat (4). Mohon penjelasan karena kondisi ini
mengindikasikan KFN merupakan tempat penampungan pejabat yg sudah purna tugas
dan masih memerlukan panggung untuk eksistensi diri dengan mengabaikan norma serta
tugas dan amanah yang diemban.
3. Dalam Kepmenkes No.HK.01.07/Menkes/407/2017 ttg perpanjangan Masa Bakti KFN,
KFN masa kerjanya memang diperpanjang sampai terbentuknya Konsil Kefarmasian.
Mohon penjelasan Sampai kapan akan diperpanjang? sudah sejak Agustus 2017 sampai
sekarang sudah hampir 2,5 tahun perpanjangan keanggotaan KFN ( hampir 1 periode),
mohon dijelaskan upaya yang telah dilakukan, progress dan juga masalah, kendala serta
hambatan kenapa tidak segera diusulkan, padahal jelas amanat Perpres 90 tahun 2017
menyebutkan bahwa 1 tahun harus diusulkan setelah perpres ini disahkan.

4. Sebagaimana diatur dalam Permenkes RI No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang


Registrasi, Izin Praktik dan Izin kerja tenaga Kefarmasian, pasal 28, ada 3 tugas utama
yang diamanahkan kepada KFN yaitu, Divisi Sertifikasi dan Registrasi, Divisi
Pendidikan dan Pelatihan dan Divisi Pembinaan dan Pengawasan. Sudah 3 periode masa
jabatan anggota KFN. Yang sudah terlihat Kinerjanya hanya Divisi Sertifikasi dan
Registrasi, bagaimanakah divisi ynng lain ? Karena dominannya divisi tersebut, KFN
identik dengan registrasi dan kesimpulan oleh sebagian besar apoteker, prestasi dan
Kinerja KFN tidak lebih dari merubah yang dulunya Surat Penugasan (SP) yg diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan menjadi STRA dengan segala persyaratan yang rumit dan
tidak masuk akal ditambah biaya yang oleh sebagian apoteker dianggap sangat
memberatkan. Mohon penjelasan dan klarifikasi yang sejelas-jelasnya agar tidak
menimbulkan kesalah pahaman.

5. Sepanjang yang kami ketahui Beberapa anggota KFN sudah tidak memenuhi persyaratan
sebagai anggota KFN, apalagi kalau KFN berubah menjadi Konsil Kefarmasian,
misalnya sudah Purna Tugas dari Statusnya sebagai pegawai negeri Sipil (ASN) menjabat
Ketua organisasi Profesi, alasan kesehatan dan beberapa persyaratan lagi yang tidak
dibisa terpenuhi. Sudah sepatutnya ada regenerasi di tubuh KFN. Oleh karena itu kami
mendesak agar segera dilakukan upaya serius untuk memenuhi ketentuan perundang-
undangan untuk membentuk konsil Kefarmasian dengan mengedepankan transparansi
proses rekrutmen anggota bukan sekedar untuk menampung para mantan pejabat yang
sudah purna tugas sehingga tujuan dibentuknya konsil kefarmasian bisa tercapai.
Demikian surat dari kami, atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

PRESIDIUM NASIONAL
FARMASIS INDONESIA BERSATU

Fidi Setyawan, S.Farm., M.Kes., Apt.


Ketua Dewan Presidium Nasional FIB

Hasan Ismail, S.Farm., M.M., Apt Mohamad Ma"rufik, S.Farm.,Apt.


Dewan Presidium Nasional FIB Dewan Presidium Nasional FIB

Dasrul B.,S.Si, Apt. Ismail Salim Mattula, S.Si., Apt.


Dewan Presidium Nasional FIB Dewan Presidium Nasional FIB

Tembusan :
1. Presiden RI
2. Komisi IX DPR RI
3. Menteri Kesehatan RI
4. Ombudsman RI
5. Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI)
6. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7. Irjen Kementrian Kesehatan
8. PP IAI
9. Dewan Pengawas PP IAI
10. Perguruan Tinggi Farmasi Pengelola PSPA
11. Arsip
Tautan :
http://www.farmasi.fkunissula.ac.id/?q=content/aplikasi-siap-terintegrasi-dengan-aplikasi-
stra-kfn-1

https://farmasetika.com/2020/01/12/aplikasi-siap-terintegrasi-dengan-aplikasi-stra-kfn/
http://iai.id/news/organisasi/penandatangan-kesepakatan-kerjasama-pp-iai-dengan-kfn-
untuk-meningkatkan-pelayanan-stra

Anda mungkin juga menyukai