Anda di halaman 1dari 3

IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA ( IFI )

The Indonesian Physiotherapy Association (IPA)


CABANG CILACAP
Sekretariat : STIKES Al Irsyad Cilacap Gedung F Lantai 2 Telp. 089635371045

Cilacap, 1 Juni 2020

No : 001/ IFI-Cabang/ VI/ 2020


Lampiran : 1
Hal : Pernyataan Sikap dan Permohonan Audiensi Ikatan Fisioterapi Indonesia Terkait
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
Nomor1 Tahun 2020 Tentang Prosedur Penjaminan Operasi Katarak dan
Rehabilitasi Medik dalam Program Jaminan Kesehatan.

KepadaYth.

Deputi Direksi BPJS Kesehatan KC Purwokerto

Di Purwokerto

Dengan Hormat,

Teriring do’a kiranya Bapak beserta seluruh jajaran BPJS Kesehatan senantiasa mendapatkan
limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Prosedur Penjaminan Operasi Katarak dan Rehabilitasi
Medik dalam Program Jaminan Kesehatan, perkenankan kami dari Pengurus Cabang Ikatan
Fisioterapi Indonesia Cilacap mewakili seluruh anggota IFI di Cabang Cilacap menyampaikan
hal-hal sebagai berikut :

1. Sesuai dengan Undang – Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (UU SJSN), tujuan dari diselenggarakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah
memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau
berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan
pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun. Oleh karena itu dalam penyelenggaraannya,
UU SJSN telah mengamanatkan agar dalam pelaksanaannya, Sistem Jaminan Sosial Nasional
diselenggarakan dengan beberapa prinsip, antara lain Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian
dan Akuntabilitas.
2. Selanjutnya guna mendukung hal-hal yang telah diamanahkan oleh UU No. 40 Tahun 2004
tersebut di atas, telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), dimana dalam UU BPJS telah ditegaskan bahwa
tujuan dari pembentukan BPJS adalah untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
3. Guna mewujudkan tujuan mulia sebagaimana yang diatur dalam UU SJSN dan UU BPJS
sebagaimana tersebut di atas, tenaga kesehatan tentunya memiliki peranan yang sangat
penting karena penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang
secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, pemerintah kemudian
menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (UU
Tenaga Kesehatan). Adapun tujuan utama dari UU Tenaga Kesehatan ini antara lain adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan, mendayagunakan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta memberikan kepastian hukum
kepada masyarakat dan tenaga kesehatan.
4. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam pandangan kami sangat terlihat dengan jelas bahwa
secara filosofis yuridis Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2020 tidak dapat memenuhi apa yang
telah diamanatkan oleh UU SJSN, UU BPJS dan UU Tenaga Kesehatan. Hal ini dalam
pandangan kami disebabkan karena penyusunan peraturan tersebut tidak melalui suatu
proses yang terbuka dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan apa
yang akan diatur dalam peraturan BPJS tersebut. Hal ini antara lain terbukti dari penggunaan
definisi yang tidak memiliki dasar yang jelas, pembatasan pelayanan yang sebenarnya
merupakan layanan fisioterapi yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang pada
akhirnya membatasi akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi secara
keseluruhan.
5. Berdasarkan uraian tersebut diatas dengan ini kami menyampaikan bahwa Pengurus Cabang
IFI Cilacap menyatakan menolak dengan tegas peraturan BPJS No. 1 Tahun 2020 karena
kami berpandangan terdapat beberapa permasalahan prinsip dalam peraturan tersebut yang
tidak sesuai dengan tujuan mulia UU SJSN, UU BPJS dan UU Tenaga Kesehatan.
Disamping itu, Peraturan BPJS dimaksud juga telah dengan semena-mena mendiskriminasi
pelayanan fisioterapi secara sepihak sebagaimana telah diatur dengan sangat tegas dan jelas
dalam peraturan perundang-undangan yang hingga saat ini masih berlaku (PMK 65/2015 dan
PMK 80/2013).
6. Ingin melakukan audiensi dengan pihak BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Tengah terkait
Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 tahun 2020 tersebut.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, dengan ini kami mohon agar pelaksanaan Peraturan
BPJS No. 1 Tahun 2020 ditunda dan segera ditinjau kembali agar tidak menjadi permasalahan
dalam penerapannya di masa yang akan datang yang pada akhirnya dapat berakibat tidak
terpenuhinya pelayanan kesehatan yang baik dan paripurna bagi seluruh masayarakat Indonesia
khususnya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Ketua Pengurus Cabang Cilacap
Ikatan Fisioterapi Indonesia

Edi Susilo ,S.Ftr

Tembusan :

1. Ketua DPRD Cilacap


2. Dinas Kesehatan Cilacap
3. Ketua Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai