Anda di halaman 1dari 3

Scooping Emersion Study

IMPLEMENTASI DAMPAK DARI LAYANAN BPJS KESEHATAN

DI TINGKAT LAYANAN KESEHATAN RSUD

KABUPATEN MAJALENGKA

Untuk Memenuhi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

Angkatan 1 Tahun 2024

Dibuat Oleh :

Teti Handriyani, S.KM

NIP 198006082008012008

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2024
Scooping Emersion Study

IMPLEMENTASI DAMPAK DARI LAYANAN BPJS KESEHATAN

DI TINGKAT LAYANAN KESEHATAN RSUD

KABUPATEN MAJALENGKA

Setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat berarti investasi bagi


pembangunan negara maka upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan
dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat. Oleh sebab
itu, negara berkewajiban untuk mensejahterakan dan memberikan jaminan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakatnya karena kesehatan juga adalah hak asasi manusia dan
merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang wajib diwujudkan (UU Nomor 36 Tahun
2009).
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang lebih baik pemerintah membuat
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari program Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang
bersifat wajib (mandatory) berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ini telah dilaksanakan sejak
1 Januari 2014 dan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan yang telah
ditetapkan oleh UU No 24 Tahun 2011. BPJS Kesehatan merupakan perubahan dari PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) pesertanya antara lain pegawai negeri sipil, penerima
pensiunan, veteran, dan pegawai swasta, sedangkan masyarakat miskin dan tidak mampu oleh
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
(Kemenkes, 2013).
Namun dalam pelaksanaan dari layanan BPJS kesehatan yang pernah saya alami dan
rasakan di RSUD Kabupaten Majalengka tidak sesuai dengan amanah nilai-nilai regulasi yang
ditetapkan di tingkat pemerintah Pusat, hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan layanan dari segi kecepatan antara pasien BPJS dengan Pasien
yang menggunakan kategori Umum
2. Adanya perbedaan layanan dari segi pemberian obat antara pasien BPJS dengan
Pasien yang menggunakan kategori Umum
3. Kurang responnya dan cakap operator pengaduan BPJS yang terdapat di lingkungan
RSUD Kabupaten Majalengka terhadap pasien BPJS dari segi pelayanan pengaduan
dari pasien tersebut.
Dengan adanya hal-hal diatas dan sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh
saya selaku pasien BPJS, maka dengan ini berharap sebagai berikut :
1. Nilai-nilai dari regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dapat dirasakan dan
tersampaikan ke pasien BPJS yang berada ditingkat daerah
2. Adanya perbaikan dan keseamaan segi pelayanan dari pasien BPJS ataupun Umum
secara Cepat dan Responsif
3. Adanya kesamaan layanan dari pemberian obat terhadap pasien BPJS
4. Adanya peningkatan mutu SDM operator pengaduan yang dilakukan BPJS yang ada
di lingkungan RSUD/layanan faskes laiinya sehingga lebih responsif dan lebih cakap
dalam pelayanan pengaduan pasien BPJS Kesehatan.
B. Saran dan Masukan :
Berdasarkan Pengalaman dan Telah terasakan oleh Pribadi mengenai Pelayanan BPJS
yang ada di RSUD atau Fasilitas Layanan Kesehatan Lainnya, maka penulis memberikan
saran dan masukan sebagai berikut :
1. Memastikan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Daerah, Dinas
Kesehatan Kabupaten Majalengka, BPJS Kesehatan Majalengka dilakukan secara
optimal dengan memaksimalkan pengawasan self assesment. Sehingga tidak ada lagi
penolakan pemberian layanan atau Ketidakcepatan layanan terhadap pasien BPJS
Kesehatan
2. Menyusun, dan menetapkan regulasi keterbukan dalam akses pelayanan kesehatan
serta melakukan sosialisasi secara masif di tingkat RSUD dan Puskesmas yang ada di
wilayah Kabupaten Majalengka
3. Menyusun standar operasional prosedur serta evaluasi perihal pengelolaan
pengaduan penyelenggaraan pelayanan fasilitas kesehatan pada pasien BPJS dan
mengoptimalkan peran petugas pengelolaan pengaduan
4. Melakukan Evaluasi Jaminan Mutu Penyelenggaraan Pelayanan Fasilitas Kesehatan
baik yang di selenggarakan oleh fasilitas layanan maupun oleh BPJS Kesehatan
perihal kepastian sistem pembiayaan peserta BPJS Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai