T.A 2021/2022
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdul Kadir, jurnal Dinamika Ilmu, Vol. 13. No. 1 Juni 2013, hal. 25. Diakses pada tanggal 23 November 2021,
22.15 WIB
proses menggali makna, bukan memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar.
Otak atau akal manusia berfungsi sebagai alat untuk melakukan interpretasi sehingga
muncul makna yang unik. (Zahorik,1995dalam Nurhadi dan Senduk, 2003: 9).
Agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip pembelajaran
kontekstual, salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan satra
Indonesia dengan pendekatan kontekstual adalah penyusunan perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran meliputi (1) Penyusunan silabus, (2) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) Evaluasi proses dan hasil, (5) Lembar Kerja
Siswa (LKS).
B. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menurut Muslich, mempunyai karakteristik sebagai beriku:
1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang
diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau
pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah.
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
yang bermakna.
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi
antar teman.
5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja
sama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam.
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan
kerjasama.
7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan.
Adapun dalam sosialisasi oleh Depdiknas, karakteristik pembelajaran berbasis
kontekstual yaitu:
1. Kerjasama
2. Saling menunjang
3. Menyenangkan
4. Tidak membosankan
5. Belajar dengan bergairah
6. Pembelajaran terintegrasi
7. Menggunakan berbagai sumber
8. Siswa aktif
Sedangkan menurut Kunandar, ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain:
1. Adanya kerjasama antara semua pihak
2. Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem
3. Bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
4. Saling menunjang
5. Menyenangkan, tidak membosankan
6. Belajar dengan bergairah
7. Pembelajaran terintegrasi
8. Menggunakan berbagai sumber
9. Siswa aktif
10. Sharing dengan teman
11. Siswa kritis, guru kreatif
12. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta,
gambar, artikel, humor dan sebagainya
13. Laporan kepada orang tua bukan saja rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.2
Jadi pada model pembelajaran kontekstual ini, meliputi: Adanya umpan balik,
penggunaan berbagai alat bantu, belajar kelompok, model demokrasi, peningkatan
pemahaman siswa, evaluasi berdasarkan penilaian auntentik, pembelajaran diformat
berdasarkan tempat dan waktu yang tersedia, dan informasi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
C. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Depdiknas (2002:10)
mencanangkan ada tujuh komponen dalam pendekatan kontekstual. Ketujuh komponen
dimaksud adalah: (1) konstruktivisme, (2) menemukan (inquiry), (3) bertanya
2
Abdul Kadir, jurnal Dinamika Ilmu, Ibid. hal. 27-28. Diakses pada tanggal 23 November 2021, 22.15 WIB
(questioning, (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling),
(6) refleksi (reflction),dan (7) penilaian sebenarnya (autentic assesment).
D. Penerapan Pembelajaran Kontekstual