Anda di halaman 1dari 46

[3/1 22.

32] Khuraina Ainal: KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini

dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga CBR ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar

menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak

kekurangan dalam CBR ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan CBR saya.

Medan, Oktober 2017

Penulis
[3/1 22.33] Khuraina Ainal: Manajemen Berbasis Sekolah”

Penulis : Dr. E. Mulyasa, M.Pd

Judul Buku Pembanding :

“Manajemen Pendidikan”

Penulis : Tim Dosen

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Otonomi Daerah

1. Upaya peningktan mutu pendidikan

dilakukan dengan menetapkan

tujuan dan standar kompetensi

pendidikan, yaitu melalui konsensus

nasional antara pemerintah dengan


seluruh lapisan masyarakat.

2. Peningkatan efisiensi pengelolaan

pendidikan mengarah pada

pengelolaan pendidikan berbasis

sekolah, dengan memberi

kepercayaan yang lebih luas kepada

sekolah.

3. Peningkatan relevansi pendidikan

menagarah pada pendidikan

berbasis masyarakat.

4. Pemerataan pelayanan pendidikan

mengarah pada pendidikan yang

berkeadilan.

B. Relevansi Pendidikan

Relevansi pendidikan salah satu

masalah pokok pendidikan di Indonesia,

perlu adanya penyesuaian dan

peningkatan materi program pendidikan

agar secara lentur bergerak cepat

sejalan dengan tuntutan dunia kerja

serta tuntutan kehidupan masyarakat

yang berubah secara terus menerus.

C. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

MBS merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk mencapai keunggulan


masyarakat bangsa dalam penguasaan

ilmu dan teknologi, yang ditunjukkan

dengan dalam penguasaan ilmu dan

teknologi, yang ditunjukan dengan

pernyataan politik dalm Garis-Garis

Besar Haluan Negara.


[3/1 22.33] Khuraina Ainal: Kritik :

Kelebihan : bab 1 ini kelebihannya yaitu

kelengkapan penjelasan pendahulu sehingga

lebih awal memahami isi buku

Kelemahan : bab 1 ini tidak ada kekurangan

mendorong partisipasi secara langsung

warga sekolah (guru, siswa, kepala

sekolah, karyawan) dan masyarakat

(orang tua siswa, tokoh masyarakat,

ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya).

bab 1 ini tidak adanya kelengkapan

pendahuluan nya hanya saja MBS yang

dijelaskan

BAB 2 Konsep Dasar Manajemen Berbasis

Sekolah

A. Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah kerap diartikan

sebagai administrasi sekolah. Berkaitan

dengan itu, terdapat 3 pandangan

berbeda;
1. Administrasi lebih luas dari pada

manajemen

2. Melihat manajemen lebih luas dari

pada administrasi

3. Pandangan yang manggap bahwa

manajemen identik dengan

administrasi.

Terdapat fungsi-fungsi pokok

manajemen yaitu : perencanaan,

pelaksanaan, pengawasa, dan

pembinaan.

B. Manajemen Berbasis Sekolah

1. Tujuan MBS

- Meningkatkan efisiensi;

diperoleh melalui keleluasaan

mengelola sumberdaya

partisipasi masyarakat dan

pnyederhanaan birokrasi.

- Meningkatkan mutu; partisipasi

orang tua terhadap sekolah,

fleksibilitas pengelolaan sekolah

dan kelas

- Meningkatkan pemerataan

pendidikan; partisipa
[3/1 22.34] Khuraina Ainal: masyarkat yang memungkinkan

pemerintah lebih berkonsentrasi


pada kelompok tertentu.

2. Manfaat MBS

- MBS mendorong

profesionalisme guru dan kepala

sekolah sebagai pemimpin di

sekolah

- MBS menekankan keterlibatan

maksimall berbagai pihak

- MBS dapat lebih meningkatkan

kesejahteraan guru di sekolah

sehingga dapat lebih

berkonsentrasi pada tugas.

3. Faktor-faktor yanb Perlu

Diperhatikan

a. Kewajiban Sekolah

Sekolah dituntut mampu

menampilkan pengelolaan

sumber daya secra transparan,

demokratis, tanpa monopoli, dan

bertanggung jaawab baik

terhadap masyarakat maupun

pemerintah.

b. Kebijakan dan Prioritas

Pemerintah

Kebijakan-kebijakan yang
menjadi prioritas nasional

terutama yang berkaitan denngan

program peningkatan melek

huruf dan angka, efisiensi =,

mutu, dan pemerataan

pendidikan.

c. Peran Orang Tua dan

Masyarakat

- Berpartisipasi dalam

pembuatan berbagai keputusan

- Mengawasi dan membantu

sekolah dalam pengelolaan

kegiatan belajar-mengajar

d. Peranan Profesionalisme dan

Manajerial

1. Memiliki kemamppuan

untuk berkolaborasi dengan

guru dan masyarakat

2. Memiliki pemahaman dan

wawasan yang luas tenteng

teori pendidikan dan

pembelajaran
[3/1 22.34] Khuraina Ainal: . Memiliki kemampuan dan

keterampilan untuk

menganalisis situasi

sekarang berdasarkan apa


yang harus ny serta mapu

memperkirakan kejadian

dimasa depan berdasarkan

situasi sekarang

4. Memiliki kemauan dan

kemampuan untuk

mengidentifikasi masalah

dan kebutuhan efektivitas

pendidikan sekolah

5. Mampu memanfaatkan

berbagai peluang,

menjadikan tantangan

sebagai peluang.

e. Pengembangan Profesi

- Pemerintah harus menjamin

bahwa semua unsur penting

tenaga kependidikan menerima

pengambangan profesi yang

diperlukan untuk sekolah agar

secara efektif

- Dapat mengambil manfaat yang

ditawarkan MBS

- Melibatkan diri dalam diskusidiskusi tentang MBS dan

berinsiatif untuk

menyelenggarakan pelatihan
tentang aspek-aspek yang

terkait.

4. Karateristik Manajemen Berbasis

Sekolah

1. Bagaiaman sekolah dapat

mengoptimalkan kinerja

organisasi sekolah,

2. Proses belajar mengajar,

3. Pengelolaan sumber daya

manusia

4. Pengelolaan sumber daya dan

administrasi

C. MBS Sebagai Proses Pemberdayaan

1. Pemberdayaan berhubungan dengan

upaya peningkatan kemampuan

masyarakat untuk memegang

kontrol

2. Adanya kesamaan dan kesepadanan

kedudukan dalam hubungan kerja


[3/1 22.35] Khuraina Ainal: 3. Menggunakan pendekatan

partisipatif

4. Pendidikan untuk keadilan

Kritikan :

Kelebihan : bab 2 ini dapat diperjelas dengan

lengkap sehingga bisa dipahami untuk

penjelasan selanjutnya
Kelemahan : bab 2 ini masih ada penulisan

yang tidak baku dan bahasa asing

Bab 2 ini hampir sama dengan buku

utama penjelasan yang lengkap dan

dapat dimengerti

Bab 2 ini masih terdapat bahasa yang

beratakan membuat pembaca pun

bingung

BAB 3 Manajemen Komponen-komponen

Sekolah

A. Manajemen Kurikulum dan Program

Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program

pengajaran mencakup kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

kurikulum. Karena itu level sekolah

paling penting adalah bagaimana

merealisasikan dan menyesuaikan

kurikulum tersebt dengan kegiatan

pembelajaran.

B. Manajemen Tingkat Pendidikan

Manajemen pendidikan bertujuan untuk

mendayagunakan tenaga kependidikan

secara sefektif dan efisien untuk

mencapai hasil yang optimal, namum


tetap dalam kondisi yang

menyenangkan. Manajemen tenaga

kependidikan mencakup: (1)

perencanaan pegawai (2), pengadaan

pegawai, (3) pembinaan dan

pengembangan pegawai, (4) promosi

dan mutasi, (5) pemberhentian , (6)

kompensasi, dan (7) penilaian pegawai.

C. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan atau manajemen

kemuridan peserta didik adalah penataan

dan pengaturan terhadap kegiatan

peswrta didik, mulai masuk sampai

dengan keluarnya peserta didk tersebut

dari suatu sekolah. Manajemen

kesiswaan bertujuan untuk mengatur

berbagai kegiatan dalam bidang

kesiswaan agar kegiatan pembelajaran


[3/1 22.35] Khuraina Ainal: dis ekolah dapat berjalan lancar, tertib,

teratur, serta mencapai tujuan

pendidikan sekolah.

D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Dalam penyelenggaraan pendidikan,

keuangan dan pembiayaan merupakan

potensi yang sangat menentukan dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan


serta komponen yang menetukan

terlaksananya kegiatan-kegiatan proses

belajar mengajar di sekolah.

Sumber keuangan dan pembiayaan dapat

dikelompokkan atas 3 sumber yaitu: (1)

Pemerintah, (2) Orang tua atau peserta

didik, dan (3) masyarakat.

E. Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan

Manajemen Sarana dan prasarana

pendidikan berugas mengatur dan

menjaga

sarana dan prasarana

pendidikan agar dapat memberikan

kontribusi secara optimal dan berarti

pada jalannya proses pendidikan.

F. Manajemen Hubungan Sekolah dengan

Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat

bertujuan antara lain untuk (1)

Memajukan kualitas pemebelajaran, (2)

Memperkokoh tujuan, dan (3)

Menggairahkan masyarakat untuk

menjalin hubunga dengan sekolah. Jika

hubungan sekolah dengan masyarakat


berjalan baik, maka rasa tanggngjawab

dan partisipasi masyarakat untuk

memajukan seklolah juga baik dan

tinggi.

G. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus meliputi

manajemen perpustakaan, kesehatan,

dan keamanan sekolah yang merupakan

komponen penting dari MBS yang

efektif dan efisien.


[3/1 22.35] Khuraina Ainal: BAB 4 Implementasi Manajemen Berbasis

Sekolah

A. Strategi Implementasi MBS

Implementasi MBS akan berlangsung

secara efektif dan efisien apabila

didukung oleh sumber daya manusia

yang profesional untuk mengoperasikan

sekolah, dana yang cukup, serta

dukungan masyarakat atau orang tua

yang tinggi.

1. Pengelompokan Sekolah

Dalam rangka implementasi

MBS diperlukan pengelompokan

sekolah berdasarkan kemampuan

manajemen dan ditemui tiga

ketegori sekolah, yaitu baik,


sedang dan kurang.

2. Pentahapan Implementasi MBS

Penerapan MBS secara

emnyeluruh sebagau realisasi

desentralisasi pendidikan

memerlukan perubahanperubahan mendasar terhadap

aspek-aspek yang menyangkut

keuangan, ketenagaan,

kurikulum, sarana dan prasarana,

serta partisipasi masyarakat.

3. Perangkat Implementasi MBS

Rencana sekolah merupakan

salah satu perangkat terpenting

dalam pengelolaan MBS. dengan

membaca rencana sekolah,

seseorang dapat melihat

gambaran lengkap tentang suatu

sekolah. Namun keberhasilan

implementasi manajemen

berbasis sekollah juga sangat

bergantung pada kemampuan

dan kemauan politik pemerintah.


[3/1 22.43] Khuraina Ainal: BAB 5 Efektiitas, Efisiensi, dan Produktiitas

MBS

A. Efektivitas

Efektivitas berkaitan dengan


terlaksananya semua tugas pokok,

tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan

adanya partisipasi aktif dari anggota.

Efektivitas dapat dijadikan barometer

untuk mengukur keberhasilan

pendidikan. Barometer efektivitas dapat

dilihat dari kualitas program , ketepatan

penyusunan, kepuasan, keluwesan, dan

adaptasi, semangat kerja, motivasi,

ketercapaian tujuan, dan sumber belajar

dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah.

B. Efisiensi

Efisiensi mengacu pada ukuran

penggunaan sumber daya yang langka

oleh organisasi dan juga merupakan

perbaningan antara iput dan output,

tanag dan hasil,perbelanjaan dan

pemasukan, biaya, serta kesenangan

yang dihasilkan. Upaya peningkatan

efisiensi pendidikan,dapat ditentukan

oleh 2 hal, yakni manajemen pendidikan

yang profesional dan partisipasi dalam

pengelolaan pendidikan yang meluas.

C. Produktivitas
Produktivitas dalam dunia penddikan

berkaitan dengan keseluruhan proses

penataan dan penggunaan sumber daya

untuk mencapai tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Ada 4 hal

yang digunakan dalam mengukur

produktivitas pendidikan ataupun MBS,

yaitu (1) Tenaga kerja Kependidikan,

(2) Guru dan gaji Guru, (3) Ahli

ekonomi dan sekolah, (4) Pendidikan

dan pertumbuhan ekonomi, dan (5)

Analisis Produktivitas Pendidikan.


[3/1 22.44] Khuraina Ainal: Kritikan:

Kelebihan : bab 5 ini membuat pembaca fokus

untuk menghayati yang terjadi dalam bab ini

Kelemahan :

Bab 5 ini pun hampir sama membuat

pembaca fokus dan juga penulisan yang

mudah dimengerti

BAB 6 Kepemimpinan dalam MBS

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai

kegiatan untuk mempengaruhi orangorang yang diarahkan terhadap

pencapaian tujuan organisasi.

B. Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan merupakan suatu


pola perilaku seorang pemimpin yang

khas pada saat memperngaruhi anak

buahnya, apa yang dipilih untuk

dikerjakan, dan caranya bertindak dalam

memperngaruhi anggota kelompok.

C. Kepemimpinan dalam peningkatan

Kinerja

Kegagalan dan keberhasilan suatu

organisasi ditentukan oleh kuat tidaknya

kepemimpinan. Semakin tinggi

kepemimpinan yang diduduki oleh

seseorang dalam organisasi, nilai dan

bobot strategi dari keputusan yang

diambilnya makin besar; begitu juga

sebaliknya. Dalam rangka melaksanakan

MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin

harus memiliki berbagai kemampuan

diantaranya: (1) Pembinaan disiplin, (2)

Pembangkitan Motivasi, dan (3)

Penghargaan.

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang

Efektif

Kinerja kepala sekolah dalam kaitannya

dengan MBS adalah segala upaya yang

dilakukan dan hasil yang dapat dicapai


oleh kepala sekolah dalam

mengimplementasikan MBS di

sekolahnya untuk mewujudkan tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.


[3/1 22.44] Khuraina Ainal: Kritikan :

Kelebihan : Penjelasan mengenai

kepemimpinan membuat ita bisa memahami

lebih mudah karena wawasan yang dipaparkan

dalam bab ini lengkap

Kelemahan :

1) Pendekatan Sifat

2) Pendekatan keperilakuan

Sama hal nya dengan buku tama

penjelasan yang membuat pembaca

semakin lebih luas pengetahuannya

BAB 7 Koordinasi, Komunikasi, Supervisi,

dalam MBS

A. Koordinasi dalam MBS

Pada hakikatnya koordinasi merupakan

proses penyatupaduan kegiatan yang

dilakuakn pegawai dan berbagai satuan

lembaga sehingga dapat berjalan selaras

dan serasi sehingga tujuan lembaga

secara keseluruhan dapat diwujudkan

secara optimal.

1. Manfaat Koordinasi
Manfaat koordinasi dalam MBS

yaitu (1) menghilangkan dan

menghindarkan perasaan

terpisahkan satu sama lain, (2)

menghindarkan perasaan bahwa

dirinya atau jabatannya paling

penting, (3) menghindari

timbulnya rebutan fasilitas, (4)

menumbuhkan kesadaran para

kepala sekolah utnuk saling

memberitahu masalah yang

dihadapi, dsb.

2. Macam-macam Koordinasi

a. Koorinasi Intern, yang

terbagi menjadi 3 yaitu (1)

Koordinasi vertikal, (2)

Koordinasi Horizontal, dan

(3) Koordinasi diagonal.

b. Koordinasi Ekstern,

termasuk Koordinasi

fungsional.

3. Cara Melakukan Koordinasi

Koordinasi dapat dilakuakn

secara formal dan informal,


[3/1 22.44] Khuraina Ainal: melalui konferensi lengkap,

pertemua berkala, pembentukan


panitia gabungan, pembetukan

badan koordinasi staff,

wawancara dengan bawahan,

memorandum berantai, buku

pedoman lembaga, tata kerja,

dsb.

B. Komunikasi dalam MBS

1. Komunikasi Intern

a. Dasar, tujuan, dan

manfaat

Komunikasi intern Upaya membina komunikasi tidak sekadar untuk menciptakan kondis yang
menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan
dalam suatu sekolah.

b. Prinsip Komunikasi

Prinsip Komunikasi yaitu bersifat terbuka, mampu mengemukakan pendapat, mengambangkan

kebiasaan untuk berdiskusi terbuka, mendorong untuk mengambil keputusan yang paling baik, dan
berlaku sebagai pengarah.

c. Memecahkan masalah bersama di sekolah.

2. Komunikasi Ekstern

a. Hubungan dengan orang tua


Hubungan sekolah dengan orang tua dapat dijalin melalui banyak cara, misalnya dengan
mendatangkan orang tua siswa untuk memberikan ceramah masalah

sekolah
b. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang
dilakukan atas dasar

kesamaan tanggungjawab dan tujuan. Dalam masyarakat juga terdapat individu atau pribadi yang
bersimpati terhadap pendidikan di sekolah.

c. Supervisi dalam MBS

1. Hakikat Supervisi
Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok yaitu pembinaan yang kontinu,
pengembangan kemampuan profesional, dan perbaikan situasi belajar mengajar.

2. Tujuan dan fungsi Supervisi

Beberapa tujuan

supervisi pendidikan yaitu

(1) Membina kepala sekolah dan guru untuk memahami tujuan pendidikan, (2) memperbesar
kesanggupan kepala sekolah danguru2 untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota
masyarakat yang efektif, (3) Memperbesar semangat guru2 dan meningkatkan motivasi berprestasi,
dan (4) mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan diantara guru.

3. Teknik-teknik Supervisi

a. Kunjungan dan observasi kelasKunjungan dan observasi kelas sangat bermanfaat untuk
mendapatkan informasi tentang prises belajar mengajar secara langsung, baik yang menyangkut
kelebihan maupun kekurangan dan kelemahanny
b. Pembicaraan individual

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi mengajar

e. Perpustakaan profesional

C. Supervisi dalam Manajemen Berbasis

Sekolah

1. Hakikat Supervisi : pembinaan yang

kontinu, pengembangan kemapuan

profesional personil, perbaikan situasi belajar-mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan
pendidikandan pertumbuhan pribadi peserta didik

2. Tujuan dan fungsi supervisi :

a. Membina kepala seklah dan guru-guru

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara krisis

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya

e. Memperbesar semangat guruguru dan meningkatkan motivasi


f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah

g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutantuntutan yang tidak wajar

h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat


mengevaluasi aktivitasnya

i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan

3. Teknik-Teknik Supervisi

a. Kunjungan dan observasi kelas

b. Pembicaraan individual

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi mengajar

e. Perpustakaan profesional
Kritikan :

Kelebihan : bab ini sangat lengkap untik

dipahami karena bahasa yang luas untuk memudahkan pembaca

Kelemahan: -

3. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara krisis

4. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya

5. Memperbesar ambisi guru untuk

meningkatkan mutu layanannya

6. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah

7. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya

8. Mengembangkan ‘esprit de corps’

1. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

a. Kunjungan kelas secara berencana

b. Pertemuan pribadi antar supervisor dengan guru

c. Rapat antar supervisor dengan para guru


d. Kunjungan antar kelas/antar sekolah

e. Pertemuan-pertemuan dikelompok kerja penilik

Bab ini penjelasannyamembuat pemaca

bisa mengerti

Masih terdapat bahasa yang belum dapat

dimengerti oleh pembacakarena mash

terdapat bahasa asing

BAB 8 Dana Pendidikan Dalam Konteks

MBS

A. Klasifikasi dana pendidikan


Kritikan :

Kelebihan : bab ini sangat lengkap untik dipahami karena bahasa yang luas untuk memudahkan
pembaca
Kelemahan: -
BAB 8 Dana Pendidikan Dalam Konteks

MBS

A. Klasifikasi dana pendidikan


Dana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu

1. Dana langsung dan Tidak langsung

Dana langsung ialah dana yang langsung digunakan untuk

operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksanaan proses


belajar mengajar. Sedangkan dana tidak langsung ialah dana
berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang
dikorbankan oleh peserta didik
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2. Dana masyarakat dan Dana
Pribadi Dana masyarakat adalah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan
seperti uang sekolah dan uang buku. Sedangkan Dana Pribadi ialah dana langsung yang dikeluarkan
dalam bentuk uang kuliah, pembelian buku, dan
dana hidup.

B. Manajemen Keuangan Sekolah

Keuangan dan pembiayaan sangat menetukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang
memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat.
1. Pengelolaan Dana di Sekolah

Pengelolaan dana disekolah adalah kreatif dan dinamis selaras denngan kebutuhan perkembangan
yang terjadi di masyarakat dan lingkungan.

2. Perencanaan Pengelolaan Dana

Kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah.

3. Proses Penyususnan Aggaran

Format yang digunakan untuk menyusun Rencana AnggaranPendapatan dan Belanja Sekolah

meliputi :
(1) sumber pendapatan;

(2) pengeluaran untuk kegiatan

belajar-mngajar, pengadaan dan

pemeliharaan

4. Penyusunan Rencana Anggaran

Pengeluaran Belanja Sekolah


- Adanya pencarian tambahan dana dari partisipasi masyarkat

- Cara pengelolaannya dipadukann sesuai dengan

tatanan yang lajim ssuai dengan peraturan yang berlaku

5. Proses Pengaturan

a. Penerimaan

b. Penggunaan

Pertanggungjawabab

Kritikan :

Kelebihan : buku ini membuat pembaca dapat

memahami bagian terping di sekolah

Kelemahan : -

A. Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk manajemen dimana pemerintah

memberikan otonomi atau tanggung jawab yang lebih besar kepada pihak sekolah

untuk dapat merencanakan hingga mengelola kegiatan pendidikannya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan seluruh tenaga di sekolah

sekaligus masyarakat sekitar secara mandiri dan terbuka.

B. Saran

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan

sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan Critical Book Report ini.

A. Identitas Buku

Judul: Dasar-Dasar Manajemen

Tahun: 2016

Penulis: Dr. Candra Wijaya, M.Pd. dan Muhammad Rifa’i, M.Pd.

Penerbit: Perdana Publishing


Cetakan: pertama

Tebal Buku : 204 halaman

Harga Buku : Rp. 50.000

B. Ringkasan Buku

Bab 1 menjelaskan tentang konsep dasar manajemen. Manajemen

menurut Terry adalah proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan pasar

untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam prsfektif luas, manajemen adalah suatu

proses pengaturand an pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi

melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efesien. Berarti manajemen merupakn perilaku anggota dalam suatu


organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah

bagi operasinalisasi manajemen. Karena itu didalamnya ada sejumlah unsur

poko yang membentuk kegiatan manajemen yaitu unsur manusia (men), uang
(money), barang-barang (material), metode (methods), mesin (machine) dan

pasar (markets). Dan kesemuanya itu disebut sebagai sumber daya.

Sarana manajemen yang pertama ialah manusia, dalam memanajemen

seuatu usaha, pasti kita akan melakukan proses seperti; planning, organizing,

staffing, directing, dan controling. Untuk melakukan aktivitas tersebut kita

membutuhkan manusia. Sarana manajemen yang kedua dalah uang. Untuk

melakukan aktivitas kita memerlukan uang, seperti upah, membeli bahan-bahan,

peralatan lainnya dan sebagainya. Kemudian sarana yang ketiga adalah barangbarang.

Karena dalam melaksanakan kegiatan, manusia memerlukan barangbarang sebagai

sarana untuk mencapai suatu tujuan. Dan sarana selanjutnya

adalah mesin. Mesin sebagai pembantu manusia dalam melaksanakan

kegiatannya untuk mencapai tujuannya. Sarana selanjutnya adalah cara-cara

melakukan pekerjaan secara berdaya guna dan berhasil atau biasa disebut

metode dalam manajemen. Bagi badan yang bergerak dalam bidang industri,

maka pasar merupakan salah satu sarana yang sangat penting, karena pada

umumnya permasalahan indutri yang bertujuan untuk mencari laba adalah pasar.

Selain itu, manajemen juga mempunyai prinsip-prinsip manajemen

seperti prinsip yang pertama yaitu pembagian kerja, prinsip ini sangat penting,

karena adanya keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan

seperti keterbatasan waktu, pengetahuan, kemampuan dan perhatian yang dari

kertbatasan inilah harus diadakan pembagian kerja yang bertujuan untuk

memperoleh efesiensi organisasi. Prinsip yang kedua adalah kekuasaan dan

tanggung jawab, yang menurut prinsip ini perlu adanya pembagian wewenang
dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan, wewenang tersebut harus

seimbang. Kemudian prinsip yang ketiga adalah disiplin yang menurut prinsip

ini, segala perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus

dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya. Selanjutnya kesatuan

perintah, maksudnya hendaknya bawahan menerima perintah dari seorang

atasaan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Prinsip

selanjutnya kesatuan atah, maksudnya setiap orang (sekelompok) bawahan

hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah dan satu atasan,

supaya terwujud ketuan arah, gerak dan tindakan menuju sasaran yang sama.

Prinsip selanjutnya mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan

pribadi. Selanjutnya prinsip Remuneration of Personel maksudnya, hendaknya

gaji dan jaminan sosial harus adil, wajar dan seimbang dengan kebutuhan

sehingga memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak. Selanjutnya adalah

prinsip pusat wewenang. Prinsip selanjutnya adalah hirarkis, yaitu perintah yang

mengalir dari atas kebawag harus vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan

jarak terpendek. Selanjutnya adalah order, ialah keteraturan dan ketertiban

dalam penembpatan barang-barang dan karyawan. Selanjutnya keadilan,

maksudnya pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam

pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Selanjuutnya

inisiatif, ialah seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan kesempatan

kepada bawahannya untuk berinisitif. Selanjutnya adalah asas kesatuan,

maksudnya adalah kesutan kelompom yaang harus dibina melalui sistem

komunikasi yang baik. Dan prinsip yang terakhir adalah kestabilan jabatan, yaitu

pemimpin harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak

terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidak stanilan organisasi, biaya


semakin besar dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.

Fungsi-fungsi manajemen mencakup perencanaan, yaitu proses

menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam

kenyataan. Dengan kata lain, proses perencanaan adalah ;angkah awal kegiatan

manajemen dalam setiap organaisasi, keran melalui perencanaan ini ditetapkan

apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya, dan siapa yang akan melakukan

kegiatan tersebut. Kemudian dalam perencanaan hendaknya mempertimbangkan

hal hal seperti perencanaan adalah menetapkan alternatif, kemudian perencanaan

harus realistis dan ekonomis, perlunya koordinasi dalam perencanaan,

perancanaan harus didasarkan oleh pengalaman, pengetahuan dan intuisi,

perencanaan harus didasari partisipasi, perencanaan harus memperhitungkan

segala kemungkinan, perencanaan harus fleksibel, perencanaan harus dapat

menjadi landasan bagi fungsi-fungsi manajemen yang lain, perencanaan harus

dapat mendayagunakan secara maksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia,

perencanaan harus dinamis, perencanaan harus cukup waktu, perencanaan

harusnya didasarkan penelitian, penetapan tujuan,


menetapkan dugaan-dugaan serta ramalan-ramalan, menetapkan alternatif cara

bertindak, mengadakan penilaian alternatif dan memilih alternatif. Kemudian

fungsi yang kedua yaitu perngorganisasian, yaitu usaha penciptaan hubungan

tugas yang jelas antar personalia, sehingga dengan demikian tiap orang dapat

bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan

organisasi. fungsi selanjutnya adalah pengarahan, yaitu setiap orang dalam

organisasi diajak atau dibujuk untuk memberika kontribusinya melalui

kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya fungsi koordinasi,

yaitu usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan

daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya dan dapat memberikan


sumbnagn usahanya secara maksimal untuk mencapai tujuan keseluruhan.

Fungsi selanjutnya adalah pengawasan, yaitu proses pengamatan terhadap

pelaksaan kegiatan organisasi untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang

sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

Bab 2 menjelaskan tentang organisasi. Organisasi adalah institusi atau

wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit

terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi untuk

mencapai sutu sasaran.

Unsur-unsur pembentuk organisasi adalah; yang pertama, terdiri dari

sekelompok orang, maksudnya terdiri dari dua orang atau lebih. Yang kedua,

memiliki tujuan yang jelas, yang ketiga, adanya kerjasama, yang keempat,

punya peraturan atau undang-undang. Yang kelima, punya tempat. Yang ke

enam, punya modal (SDM/SDA atau uang).

Asas-asas organisasi, menurut Handayaningrat (1984) adalah yang

pertama, organisasi harus memiliki tujuan yang jelas. Yang kedua, skala hirarki

yaitu perbandingan kekuasaan disetiap bagian yang ada. Kekuasaan terukur.

Tidak sama antara manajer dengan para bawahan dalam ukuran hirarki

kekuasaan, yang hanya bisa memerintah bawahan adalah atasan. Yang ketiga

adalah kesatuan perintah, untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah ini

terletak dipucuk pemimpin tertinggi. Tetapi untuk desentralisasi, wakil manajer

yang punya peran mengkomandokan bagian kekuasaannya. Yang keempat

adalah pelimpahan wewenang, dalam hal ini ada dua pelimpahan wewenang

yakni secara permanen yang ditandai dengan Surat keputusan Tetap (SK) dan

secara sementara yang sifatnya dadakan. Yang kelima adalah


pertanggungjawaban, dalam melakukan tugas semua bawahan bertanggung

jawab untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Atasan juga bertanggung

jawab atas kemajuan organisasi kepada bawahannya. Yang keenam yaitu

pembagian kerja, ini sangat diperlukan untuk menutupi ketidakmampuan

seseorang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasi. Perli

ada spesialisasi pekerjaan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan. Yang

ketujuh adalah jenjang/rentang kendali, artinya perlu jumlah bawahan

dikendalikan oleh seorang atasan secara rasional. Kedelapan yaitu fungsional,

bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas dan

wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya serta tanggung jawabnya dalam

pencapaian tujuan organisasi. Kesembilan adalah pemisahan, yaitu bahwa beban

tugas dari setiap orang tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Seorang akan

merasa kehilangan harga diri dengan mengerjakan pekerjaan orang lain, kecuali

ada hal tertentu diluar kekuasaan manusia (sakit). Kesepuluh yaitu

keseimbangan, keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan

tujuan organisasi. Keseimbangan antara beban tugas, imbalan, waktu kerja dan

hasil pekerjaan. Kesebelas yaitu flexsibelitas. Kedua belas yaitu kepemimpinan,

kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua aktivitas dijalankan

oleh pemimpin. Ia juga bertanggung jawan atas kemjuan dan kemunduran

organisasi.

Bentuk oerganisasi yang pertama adalah organisasi line. Bawahan hanya

mengenal satu atasan sebagai sumber dari kewenangan dalam memerintah.

Kebaikan organisasi line adalah : kesatuan kepemimpinan terjamin, garis

kepemimpinan berjalan secara tegas karena pemimpin langsung berhubungan

dengan bawahan, proses pengambilan keputusan secara tepat, rasa solidaritas


tinggi, penyampaian informasi cepat, memungkinkan manajer lebih terlatih, dam

hubungan kekuasaan jelas. Kelemahan organisasi line : seluruh organisasi sangat

bergantung dengan satu orang, kecenderungan pemimpin bertindak secara

otoriter, kesempatan bawahan berkembang sangat susah, pemyelesaian masalag

agak lama karena dipikirkan satu orang saja dan anggota/bawahan kurang aktif,

kreatifn dan inovatif. Bentuk organisasi yang kedua adalah oragnisasi line dan

staff, line dalam organisasi diartikan sebagai orang-orang yang terlibat langsung

dalam pencapaian tujuan sedangkan staff diartikan sebagai orang-orang yang

membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Kebaikan organisasi line dan

staff adalah : dapat digunakan disetiap organisasi, ada pembagian tugas yang

jelas antara pemimpin, staff dan pelaksana, bawahan dapat berkembang dengan

cepat, prinsip penempatan bawahan “the man on the right place”, pengambilan

keputusan yang sehat lebih cepat diambil, koordinasi dengan mudah dilakukan,

bawahan lebih aktif, kreatif ddan inovatif, disiplin dan tugas sangat baik.

Keburukan organisasi line dan staff adalah : rasa solidaritas bawahan tidak

begitu tinggi karena sibuk dengan tugas masing-masing, jika koordinasi di

tingkat stafv tidak baik, dapat membingungkan unit-unit pelaksana dan dapat

juga merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas. Bentuk yang ketiga adalah

organisasi fungsional, organisasi ini dipakai untuk organisasi niaga. Disusun

berdasarkan fungsi disetiap unit. Dalam organisasi ini, koordinasi dan kerjasama

sangat penting. Kebaikan organisasi fungsional adalah : pembidangan tugas

jelas, sehingga kesimpang siuran dapat dihindarkan, solidaritas begitu juga

moral dan disiplin diantara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama pada

umumnya tinggi, koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup tingkat eselon

atas, spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal


mungkin. Keburukan organisasi fungsional adalah : para karyawan terlalu

menspesialisasi diri pada bidang tertentu saja, sehingga sukar untuk mutasi tugas

atau mutasi tempat, para karyawan terlalu mementingkan bidangnya saja,

sehingga koordinasi menyeluruh susah terlaksana, memungkinkan terjadinya

rasa golongan yang berlebihan diantara karyawan dalam menjalankan fungsinya.

Bentuk keempat adalah organisasi kepanitiaan. Kepnitiaan adalah sekelompok

orang yang ditujuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatab khusus. Kebaikan

organisasi kepnitiaan adalah : pada umumnya keputusan diambil secara tepat,

karena segala sesuatu dibicarakan secara kolektif dan segala faktor

dipetimbangkan, kemungkinan bagi pemimpin berlaku diktator sangat kurang,

kerjasama dikalangan pelaksana mudah dibina. Keburukan organisasi

kepanitiaan adalah : pengambilan keputusan agak sedikit lamban, jika ada

pelaksanaan kegiatan terkendala, tidak ada yang bisa dipersalhakan, para

pelaksana agak sering bingung karena arus perintah, daya krasi seorang tidak

menonjol, karena semua pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.

Bab 3 menjelaskan tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah upaya

mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka

mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

Karena kepemimpinan erat hubungannya dengan oengambilan keputusan

dan hubungan terhadap sesama, maka pemmimpin perlu memahami pendekatanpendekatan dalam
kepemimpinan. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan

Trait (sifat), menurut teori sifat, hanya pribadi yang memiliki sifat tertentu yang

bisa menjadi seorang pemimpin, pribadi itu lebih sering disebut sebagai orang

hebat. Bebrapa sifat kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin adalah

menurut Robbins : ambisi dan semangat, hasrat untuk memimpin, kejujuran,

integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan yang relevan dengan


pekerjaan. Sedangkan menurut Sutrisno adalah : takwa, sehat, jujur, tegas, setia,

cerdik, berani, disiplin, manusiawi, berkemauan keras, berinovasi, berwawasan

luas, komunikatif, daya nalar tajam daya tangkap peka, kreatif, tanggung jawab

dan sifat kreatif lainnya. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan keprilakuan,

pendekatan keprilakuan memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola

tingkah laku dan bukan sifat-sifatnya. Teori kepemimpinan ohio state

mengemukakan bahwa keberhasilan kepemimpinan seseorang tergantung pada

sejauh mana seorang pemimpin mewujudkan perannya sebagai pemrakarsa

struktur tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahannya serta sejauh mana

seseorang pemimpin memberikan perhatian kepada bawahannya. Teori

kepemimpinan michigan mengatakan bahwa ada dua dimensi perilaku

kepemimpinan yang pertama pemimpin yang berorientasi pada karyawan dan

yang kedua pemimpin yang berorientasi pada produksi. Pendekatan

kepemimpinan yang selanjutnya adalah pendekatan situsional ialah pendekatan

yang didasarkan pada pendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung

sejumlah faktor. Menurut teori fiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan

antara pemimpin dan karyawan, tugas kelompok dan kekuasaan. Fiedler percay
[3/1 22.52] Khuraina Ainal: bahwa kunci kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya

kepemimpinannya. Kemudian para ahli mencoba membuat model

kepemimpinan berdasarkan situasi seperti : model kepemimpinan situasional,

teori ini memusatkan perhatian pada para pengikut. Kepemimpinan yang

berhasil dicapai dengan gaya kepemimpinan yang tepat, tergantung pada tingkat

kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Dan yang kedua adalah model

kepemimpinan kotigensi, model ini sering disebut dengan LPC (Least Preferred

Cowoker) yang dikembangkan oleh Fred Fiedler. Fiedler dalam Robbins

mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada


penyesuaian yang tepat antara gaya kepemimpinan dalam berinteraksi dengan

bawahan dan tingkat mana situasi tertentu memberikan kendali dan pengaruh ke

pemimpin itu. kemudian pendekatan yang keempat adalah pendekatan

transaksional, pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa kepemimpinan

merupakan kontraksosial antara pemimpin dan pengikut. Kedua pihak saling

bebas dan memiliki tujuan, kubutuhan serta kepentungan sendiri.

Kepemimpinan transaksinla tidak mengembangkan pola hubungan dimanan

membiarkan personel menentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan

dengan keadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini dapt menyebabkan

mereka menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang dikerjakannya. Pola yang

dikembangkan dalam pendekatan transaksional adalah hubungan timbal balik

yang sangat menguntungkan, yaitu pemimpin memahami kebutuhan dasar para

pengikutnya dan pimimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja para

pengikutnya. Pendekatan kelima adalah pendekatan transformasional yaitu

kepemimpinan yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi

perubahanj lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut

kedalam organisasi; mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan

inspirasi kepada individu-individu karywan untuk kreatif dan inovatif, serta

membangun kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab memimpin dan

mengendalikan organisasi. Pendekatan ke enam adalah pendekatan

kepemimpinan karismatik. Gaya kepemimpinan kharismatik memiliki daya tarik

dan pembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikut dan

jumlahnya yang sangat luar biasa. Pendekatan yang ke tujuh adalah pendekatan

teori kepemimpinan X dan Y, pada teori X diasumsikan bahwa :1) manusia pada

dasarnya tidak suka bekerja dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan. 2)
karena sifat manusia tidak suka bekerja, maka kebanyakan manusia harus

dipaksa, dikontrol, diancam dengan hukuman agar mereka mau berusaha

mencapai sasaran oragnisasi. 3) pada umumnya manusia lebih suka diarahlkan,

ingin menghindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi dan menginginkan

keamanan lebih dari segalanya. Dimensi teori Y mengatakan :


1) keluarnya tenaga fisik dan mental dalam bekerja adalah sama seperti bermain dan

beristirahat,
2) kontrol eksternal dan ancaman hukuman bukan merupakan satusatunya cara untuk
membangkitkan usaha karyawan bagi pencapaian sasaran

organisasi.
3) komitmen pada sasaran merupakn fungsi penghargaan yang

dikaitkan dengan kinerja.


4) pada umumnya orang suka belajar, dan pada

kondisi yang tepat akan mencari tanggung jawa

5) kapasitas untuk melakukan khayalan tingkat tinggi, kepintaran dan kreativitas dalam rangka
solusi masalah organisasi secara umum,
6) dalam kehidupan industrial modern, potensi

kecerdasan manusia hanya sedikit yang digunakan. Pendekatan selanjutnya

adalah pendekatan teori kepemimpinan Z.

Ciri-ciri teori Z yang menonjol yaitu :

1) kepegawaian seumur hidup, 2) karier yang tidak dispesialisasikan, 3)

tanggung jawab pribadi, 4) perhatian terhadap orang seutuhnya, 5) sistem

pengendalian kurang formal, 6) pengambilan keputusan berdasarkan konsensus,

7) laju promosi lebih lamban.

Atribut kepemimpinan diantaranya : vatalitas fisik dan stamina (seorang

pemimpin masih harus mampu mengumpulkan orang orang untuk melakukan

rapat di malam hari ssetelah bekerja keras seharian), intelegensi (kepandaian

seseorang harus mencakup kepampuannya untuk menggabungkan data yang

sulit, komplek), kemauan menerima tanggung jawab, kompetensi penugasan,


memahami kebutuhan orang lain, terampil berurusan dengan orang, ingin

berhasil, kemampuan memotivasi, keberanian, keteguhan dan ketahanan pribadi,

kemampuan memenangkan kepercayaan, kemampuan untuk memanajemani,

memutuskan dan menetapkan prioritas, dan yang terakhir adalah adaptasi dan

fleksibelitas.

Dalam kepemimpinan juga terdapat hukum, hukum- hukum tersebut

adalah : berkomunikasi adalah hukum yang pertama, seorang pemimpin harus

mampu menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk memungkinkan

komunikasi berjalan dengan mulus. Berikutnya adalah mengjoordinasikan, yaitu

tahu persis fungsi dan aktivitas apa yang harus dikoordinasikan dan apakah

orang-orang yang tepat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hukum ketiga adalah

mengorganisasikan yaitu menggunakan orang-orang tepat pada saat yang tepat

untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan. Hukum berikutnya

adalah memotivasi, yaitu menciptakan kriteria yang mendorong mereka bekerja

sama. Hukum kelima adalah memanfaatkan sumber daya, yaitu menggunakan

karyawan dan peralatan secara tepat dan semaksimal mungkin. Kemudian

menetapkan pedoman kerja, kebijaksanaan dan prosedur kerja, batasan-batasan,

jadwal, disipli. Hukum yang terakhir adalah pemimpin perlu mengklarifikasi

harapan-harapan dari organisasi dan menjelaskan metode apa yang akan

digunakan untuk mencapai harapan-harapan tersebut.

Kepemimpinan efektif sering disamakan dengan entrepreneur, keduanya

memiliki kesamaan tapi ada karakteristik yang membedakan. Persamaan yang

utama adalah keduanya mengandung keberanian mengambil resiko. Jaringan

kerja kepemimpinan yang efektif sangat integratif sedangkan pada tipe

entrepreneur sering melangkahi pejabat-pejabat kunci dan langsung


kemanajemen bawah.

Dalam Modren Dictionary of Sociology, kekuasaan didefenisikan

sebagai kemampuan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan keinginan

atau kebijaksanaannya, dan mengendalikan, memanipulasi atau mempengaruhi

perilaku orang lain, apakah mereka ingin bekerjasama atau tidak. Dan

wewenang diartikan sebagai kuasa yang disahkan atau dilembagakan di dalam

suatu masyarakat atau sistem sosial yang lain, bentuk kuasa ini dikaitkan dengan

status sosial dan diterima oleh anggota-anggota dari sistem sosial itu sebagai

yang benar dan sah.

Karakteristik pemimpin entrepeneur adalah sangat kompeten,

individualis, egosentris, dominan, percaya pada diri sendiri, inovatif, punya

kemauan keras, mempunyai dorongan utnuk mencapai sesuatu yang luar biasa.,

perilaku khasnya kurang mampu bekerja sebagai bawahan dalam jangka lama.

Karakteristik pemimpin corporateur adalah tindakannya selalu dianggap sebagai

tindakan tim. I sangat dominan, tetapi tidak suka mendominasi, sangat direktif,

namun masih memberikan kebebasan pada karyawannya, konsulatif tetapi

kurang partisipatif. Perilaku khasnya adalah selalu prihatin akan hal-hal yang

membawa kabaikan bagi organisasi. Ia tidak ingin jauh dari karyawannya.

Karakteristik pemimpin developer adalah seorang pembangun, sangat percaya

pada bawahan, selalu berusaha mengaktulisasikan potensi yang dimiliki

bawahan. Perilaku khasnya orientasi pada orang dan bawahan sangat tinggi,

bawahan merasa sangat diperlukan. Suka mendelegasikan pengambilan

keputusan serta berkonsultasi, tetapi tetap melakukan kontrol yang ketat.

Karakteristik pemimpin craftsman adalah seorang tukang yang terampil

menginginkan suatu pekerjaan diselesaikan dengan sempurna. Sangat


bersahabat, konservatif, dan sangat hati-hati. Ia memegang teguh prinsip, banyak

mengetahui dan memiliki keterampilan yang prima. Percaya pada diri sendiri,

lenih berorientasi pada penugasan, bijaksana, langsung pada sasaran,

perfeksionis, independen, selalu berpikir dan bertindak analitis. Perilaku

khasnya adalah suka berinovasi dan ingin menghasilkan produk yang

berkualitas, tidak terlalu peka terhadap status dan politik, selalu didorong oleh

keinginan untuk mencapai keuntungan. Karakteristik pemimpin Integrator

adalah orang yang selalu ingin membangun konsesus dan komitmen. Memiliki

keterampilan dalam melakukan hubungan antarpribadi, suka memberi dukungan

dan bantuan serta sangat partisipatif. Perilaku khasnya adalah tidak ingin

memonopoli kepemimpinan, ia ingin membagi kepemimpinan in=tu dengan

bawahannya. Senang menampung ide-ide orang lain, seorang pemimpin yang

sinergistik. Karakteristik pemimpin gamesman adalah orang yang selalu

berprinsip kita bermain bersama-sama tetapi saya harus memenangkannya lebih

banyak dari pada anda. Suka bergerak cepat, luwe, terampil dan banyak

mengetahui, seorang yang dapat bekerja otonom. Perilaku khasnya adalah selalu

ingin dihargai sebagai ahli strategi yang mampu membangun tim untuk

memenangkan pertandingan. Ia akan gembira dengan sutu kemenangan apabila

pertandingan itu mengikuti aturan organisasi.

Aktualisasi diri pemimpin adalah kesadaran diri seorang pemimpin.

Pemimpin merupak orang yang harus mempunyai kesadaran diri yang tinggi

agar memungkinkannya menerapkan kemampuan yang dimilikinya sehingga

dapat mencapai apa yang diharapkan oleh cita-citanya. Dengan kesadaran diri

dalam menjalankan kepemimpinannya, ia tidak mudah dipengaruhi oleh orang

lain, lingkungan atau orang terdekat dalam keluarganya.


Seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi harus memiliki

keterampilan, kemampuan dalam memimpin agar organisasi yang dipimpinnya

bisa sukses. Dan seorang pemimpin atau manajer harus memiliki kemampuan

tertentu meliputi kemampuan konseptual (kemampuan melihat organisasi secara

menyeluruh), manusiawi (manajer dalma menjalankan tugasnya tidak dapat

lepas dari interaksi dengan orang, kemampuan ini diperlukan untuk

mempengaruhi, mengawasi, memimpin, dan mengontrol bawahannya), teknis (

berkaitan dengan pemahaman dan penggunaak teknik-teknik dalam

mengoperasikan tugasnya), emosional (tingkat kematangan kepribadian seorang

manajer), dan analisis ( seorang manajer sering terlibat dalam pengambilan

keputusan dan menganalisis situasi).

Bab 4 membahas tentang motivasi. Motivasi adalah dorongan yang ada

pada individu atau di dalam seseorang yang menyebabkan orang untuk

berperilaku dengan cara yang diarahkan pada tujuan tertentu. Dalam

kepemimpinan, memberi motivasi kepada bawahan adalah sutu tanggung jawab

pemimpin agar anggota organisasi mau bekerja dengan baik.

Asas-asas motivas ayeng pertama asas mengikutsertakan, maksudnya

disini pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memberikan

ide-ide mereka, maka mereka merasa bertanggung jawab atas tercapainya tujuan

tersebut. Kedua adalah asas komunikasi, pemimpin senantiasa memberikan

informasi kepada bawahannya. Ketigas adalah asas pengakuan, bawahan akan

bekerja keras dan rajin bila mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan

kepuasan dari usaha-usahanya. Keempat adalah asas wewenang yang

didelegasikan, pemimpin yang paling cakap adalah seorang yang

mendelegasikan sebanyak mungkin wewenang dan menghindari pengendalian


yang teliti atau terperinci. Dan yang kelima adalag asas perhatian timbal balik,

para bawahan biasanya akan dapat di motivasikan untuk mencapai hasil-hasil

yang mereka inginkan sejauh kita menaruh minat terhadap hasil-hasil yang

mereka inginkan.

Teori-teori motivasi dalam kepemimpinan ada 5 yaitu teori motivasi

klasik, frederick winslow taylor menamakan teori motivasi klasik karena ia

mamandang motivasi para pekerja hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan

biologis saja yang dipenuhi melalui gaji atau upah yang diberikan. Yang kedua

teori motivasi Abraham maslow, teori ini mengikuti teori jamak, yakni

seseorang berperilaku/bekerja karena adanya dorongan memenuhi kebutuhan

yang tertinggi. Teori yang ketiga sadalah teori motivasi dua faktor dari frederick

herzberg, ia beranggapan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya

dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan yaitu berhubungan

dengan hakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah, yang

keduamenyangkut kebutuhan psikologis seseorang, kebutuhan ini adalah

perasaan sempurna dalam malksanakan pekerjaan. Teori yang keempat adalah

teori human relations, teroi ini megutamakan hubungan seseorang dengan

lingkungannya. Teori yang kelima adalah teori motivasi Claude S. Goerge, teori

ini myetakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan

dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, antara lain upah yang

layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan kerja,

tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar dan

pengakuan atas prestasi.

Tantangan dalam memotivasi yang pertama : banyak tugas pekerja

manajer direntang lebih luas. Mereka merasa ditarik dalam multi dimensi dan
menggunakan terlalu banyak waktu untuk mengatasi persoalan daripada secara

proaktif pada kebutuhan pekerja. Situasi ini membuat frustasi dan membawa

turunnya kepuasan kerja dan motivasi bagi manajaer. Yang kedua : manajer

mungkin tidak tau bagaimana memotivasi orang, selain sekedar menggunakan

penghargaan finansial. Adalah penting bagi manajer untuk menggunakna

pendekatan yang lebih luas dan terintegrasi ketika berusaha memotivasi pekerja.

Bab 5 membahas tentang komunikasi organisasi. Komunikasi

merupakan pertukaran pesan yang menghasilkan pertukaran makna antara

pengirim dan penerima pesan, dikaitkan dengan suatu organisasi maka

komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut dengan komunikasi

organisasi. Komunikasi organisasi adalah proses pembagian pesan, ide-ide atau

sikap dalam suatu organisasi yang dapat menggunakan teknologi komunikasi

modern atau media informasi. Komunikasi organisasi ini bisa berlangsung secra

lisan maupun tulisan.

Dalam organisasi, komunikasi merupakn sebuah sistem yang tercakup

dari berbagai kompenen yang menjadi satu kesatuan. Model komunikasi dapat

berfungsi atau mempunyai ciri seperti : komunikasi terjadi sebagai suatu sistem

terbuka, komunikasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran, komunikasi

mempertimbangkan tujuan manajemen, proses perubahan, inovasi dan

pertumbuhan, komunikasi mencakup sikap orang-orang, perasaan, hubungan

dan keterampilan-keterampilan.

Fungsi komunikasi dalam organisasi, fungsi informatif : para manajer

memerlukan informasi yang benar, tepat waktu dan diorganisir secar lebih baik

utnuk mencapai keputusan dan mengatasi konflik. Fungsi regulatif : seorang

manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan


dari organisasi. Fungsi persuasi : manajer secar langsung menghadapi bahwa

kekuasaan dan wewenang yang dimilik tidak selamanya menghasilkan

pengawasan yang diinginkan. Manajer harus selalu mengatur dengan cara

persuasi yang kadang harus digunakan pada semua level organisasi. Fungsi

integratif : melaksankan komunikasi untuk memperoleh kesesuaian dan kesatuan

tindakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Kemudian, sistem komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi 3, yang

pertama komunikasi dari atasan kepada bawahan, kedua, komuniakasi dari

bawahan kepada atasan dan ketiga komunikasi mendatar.

Bab 6 membahas tentang pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan adalah aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen karena

didalamnya manajer terlibat. Pengambilan keputusan ini sangat penting terhadap

maju mundurnya suatu organiasai. Pengambilan keputusan ialah proses memilih

sutau alternatif cara brtindak dengan metode yang efesien sesuai situasi. Proses

itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.

Metode pangambilan keputusan, metode yang pertama ialah metode

rasional. Ini adalah metode klasik yang secara implisit mencakup model

birokratif dari pengambilan keputusan. Metode kedua adalah tawar manawar

inkremental, hasil keputusan ini diperoleh sebagai jerih payah dan tawar

menawar yang melelahkan dan persuasui melalui perdebatan dan negosiasi.;

metode ketiga metode agregatif mencakup antara lain teknik delphi dan teknikteknik pengambilan
keputusan yang berkaitan. Metode keempat metode

keranjang sampah, menolak model rasional, bahkan rasional-inkremental yang

sederhana sekalipun, ia lebih tertarik oada karakter yang ditambilkan dalam

pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengamb

ilan keputusan dan pada masalah- masalah yang timbul pada saat itu juga.
Teori-teori pengambilan keputusan ; 1) aliran birokratik : mengatakan

bahwa tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memeberi informasi,

menyiapkan fakta-fakta dan kleterangan-keterangan lain kepada atasannya. 2)

aliran manajemen saintifik : menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu

dapat dijabarkan kedalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara

saintifik. Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan menganalisa dan

menyelesaikan suatu masalah. 3) aliran hubungan manusia, teori ini

beranggapan bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik daripada lebih banyak

perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu. 4) aliran rasional

ekonomi, mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang

mengkonversi masukan menjadi luaran. Menurut aliran ini, suatu langkah

kebijaksanaan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih

tinggi daripada biayanya. 5) aliran satisficing, aliran ini mengharapkan sutau

keputusan yang sempurna. 6) aliran analisis sistem, aliran ini percaya bahwa tiap

masalah berada dalam satu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem yang

keseluruhannya merupakan satu kesatuan.

Bab 7 membahas tentang komitmen organisasi. Komitmen organisasi

adalah keinginan seorang karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Greenberg mengelompokkan profil komitmen organisasi setiap individu menjadi

empat bagian : a) individu yang komitmen rendah kepada kelompok kerja dan

atasan, disatu pihak, dan dipihak lain kepada manajemen puncak dan organisasi

ini dinamakan tidak komit. b) sebaliknya individu dengan komitmen tinggi pada

ketua pihak tersebut dinamakan komit, c) kelompok dengan komitmen yang

tinggi kepada kedua pihak tersebut dinamakan komit, d) kelompok dengan

komitmen yang tinggi kepada kelompok kerja dan atasan, tetapi rendah kepada
manajemen puncak dan organisasi dinamakan komitmen secara lokal. Kelompok

dengan komitmen yang tinggi kepda manajemen puncak dan organisasi, tetapi

rendah ke kelompok kerja dan atasan dikenal dengan komitmen secara global.

Ada tiga bentuk dimensi komitmen organisasi yang pertama : affective

comitment, yaitu keterkaitan emosional karyawan, identifikasi dan keterlibatan

dalam organisasi. Kedua continuence comitmen adalah komitmen yang

berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari

organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau

benefit, dan yang ketiga normative comitment adalah adanya perasaan wajib

untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu.

Ciri-ciri orang yang memiliki komitmen organisasi adalah mamiliki

inisiatif untuk mengatasi masalah yang muncul, baik secara langsung terhadap

dirinya atau kelompoknya, bernuansa emosi, yaitu menjadikan sasaran individu

dan sasaran organisasi menjadi satu dan sama atau merasakanketerikatan yang

kuat, bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan, memiliki visi strategis

dengan tidak mementingkan diri sendiri, bekerja dengan sungguh-sungguh

walaupun tidak menerima imbalan secara langsung, merasa sebagai pemilik atau

memandang diri sebagai pemilik sehingga setiap tugas diselesaikan secepan dan

sebaik mungkin, memiliki rumusan misi yang jelas untuk gambaran tahapan

yang akan dicapai, memiliki kesadaran diri dengan perasaan yang jernih bahwa

pekerjaan bukanlah suatu beban

Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah karakteristik

personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik struktural, pengalaman kerja.

Komitmen organisasi dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor pertama :

identifikasi dengan organisasi yaitu tujuan organisasi, kedua : keterlibatan yaitu


adalanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada organisasi. Ketiga :

loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di dalam

organisasi.

Bab 8 membahas tentang keefektifan kerja. Keefektifan ialah tingkat

pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka panjang. Ada 3 kelompok

utama untuk kesorang eksekutif meningkatkan keefektifannya, 1) faktor yang

bersumber dari diri eksekuti (persepsi yang tepat, disiplin diri pribadi,

pengendalian diri sendiri, kemampuan mengatasi setress) 2) faktor yang

bersumber dari para stakeholder dan 3) faktor-faktor lingkungan.

Seorang akan menjadi lebih efektif dalam mengelola waktu apabila

menggunakan saran-saran sebagai berikut : 1) mentukan tujuan spesifik yang

telah dipatok, 2) memprioritaskan tujuan, 3) mendaftar kegiatan-kegiatan yang

harus diselesaikan untuk mencapai tujuan.

Faktor yang mempengaruhi keefektifan kerja ialah unit kerja, rentangan

kontrol, kontrol, kepemimpinan, pendelegasian wewenang, ide-ide bawahan,

motivasi, spesialisasi.
C. Kekurangan, Kelebihan dan Rekomendasi

Kelebihan :

 sampul buku ini bewarna biru elektrik, menarik bagi seseorang untuk

membacanya,

 EDY pada pada buku ini sudah baik, tapi belum sempurna,

 Format penulisan pada buku ini sudah baik dan sesuai,

 Materi yang dipaparkan dalam buku ini juga sangat bagus, ditambah

penulis banyak menuangkan pendapat banyak ahli sehingga tidak

ambigu dalam memahami materi-materi yang ada,

 Dalam buku ini juga terdapat grafik-grafik yang mempermudah pembaca


untuk memahami materi yang ada,

 Bahasa yang digunakan tidak berlebihan,

 Sumber yang digunakan oleh penulis juga terbilang sangat banyak,

sehingga menghilangkan keraguan dalam mempelajari buku ini, karena

penulis mengambil materi dari banyak sumber terpercaya,

 Buku ini layak dijadikan sebagai bahan ajar atau menjadi pedoman bagi

mahasiswa.

Kekurangan :

 Perekat dari buku ini kurang bagus dan bahkan tidak bagus, karena isi

buku mudah lepas dari cover, sehingga menyebabkan buku tak menarik

lagi untuk dibaca dikarenakan isi buku yang lepas dan berantakan jika di

buka,

 Dalam buku ini masih terdapat penulisan-penulisan yang salah seperti

sebagai contoh pada halaman 17, poin c. Sarana manajemen paragraf

pertama. Penulisan “devenisi” seharusnya “defenisi”. Kemudian

dihalaman 27. Paragraf pertama baris ke-20. Penulisan “sebesarbesamnya” seharusnya “sebesar-
besarnya”. Kemudian halaman 96. Di

poin D, paragraf pertama baris ke dua, penulisan “dapay” seharusnya y

diubah menjadi t sehingga menjadi “dapat”,


 Penulisan poin-poin dalam paragraf kurang menarik seperti contoh pada

halaman 71, poin pertama baris kedua, poin kedua baris ke delapan, pain

ke tiga baris ke 15, poin ke 4 baris ke 26. Pembaca bisa sedikit jenuh

karena tidak ada ruang kosong karena penuh dengan tulisan.

Rekomendasi :

 Ada baiknya jika lem perekat pada buku ini, pada cetakan-cetakan

berikutnya agar diganti dengan yang lebih bagus,


 Pengetikan agaknya sedikit diperhatikan karena ada pengetikan yang

salah yang dapat menimbulkan penafsiran lain dari materi yang

seharusnya.

 Kemudian, dalam penulisan poin sekiranya dapat menggunakan bullets

and numbering agar sedikit menarik pembaca untuk membacanya karena

jika digabung dalam satu paragraf yang begitu panjang, pembaca bisa

saja jenuh dalam membacanya.

D. Kesimpulan

Buku ini sangat bagus bila dijadikan bahan ajar, karena buku ini memuat

banyak sumber dan pendapat para ahli sehingga tidak ada kekeliruan dalam

memahami materi yang ada. Kemudian format penulisan sudah bagus, tetapi masih

banyak kesalahan-kesalahan pengetikan dalam buku ini.

Anda mungkin juga menyukai