Anda di halaman 1dari 4

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat HIndu di Bali.

Upacara ngaben
merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat
asalnya.Ngaben dalam bahasaBali berkonotasi halus yang sering disebut palebon.Palebon berasal
dari kata lebu yang artinya prathiwi atau tanah.Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu).Untuk
menjadikan tanah itu ada dua cara yaitu dengan cara membakar (ngaben) dan menanam ke dalam
tanah (metanem).

1. Tujuan upacara ngaben

Tujuan dari upacara ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke
asalnya,yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra.landasan
filosofis ngaben secara umum adalah panca sradha yaitu lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu
Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara dan Moksa. Sedangkan secara khusus ngaben
dilaksanakan karena wujud cinta kepada para leluhur dan bhakti anak kepada orang
tuanya.Upacara ngaben merupakan proses pengembalian unsur panca maha butha kepada Sang
pencipta. Ngaben juga disebut sebagai pitra yadnya ( lontar yama purwana tattwa).Pitra yang
artinya leluhur atau orang yang mati sedangkan yadnya adalah persembahan suci yang tulus
ikhlas.

Dalam kalender Bali atau Wariga untuk upacara Pitra Yadnya khususnya ngaben juga
memerlukan hari baik. Apalagi ngaben massal atau ngaben nuka ( ngaben yang telah
direncanakan).Demikian ulasan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti kepada
Tribun Bali, Senin 26 Juli 2021.Ida rsi menjelaskan, sasih-sasih yang dianggap baik adalah
sasih Kasa, Karo, Katiga, atau dalam kalender nasional jatuh antara bulan Juni, Juli, dan
Agustus."Nah seperti sekarang ini, pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Maka banyak orang
melakukan upacara ngaben," kata beliau.Alasannya, kata beliau, pada zaman dahulu semasa
masa agraris maka antara antara Juni sampai Agustus adalah bulan-bulan saat sedang selesainya
panen di sawah.Sehingga waktu mengaso atau rehat bagi masyarakat petani, membuatnya
banyak memiliki waktu luang."Sehingga dapat digunakan untuk membangun upacara seperti
Pitra Yadnya atau ngaben dan nyekah/mamukur," ujar beliau.

Disamping itu, karena telah selesai musim panen, maka para petani punya cukup pangan
dan sarana untuk berupacara atau mengadakan upacara besar seperti ngaben atau nyekah masal.
"Sasih Kasa, Karo, Ketiga, yakni Juni sampai Agustus adalah musim kemarau, atau tidak adanya
hujan-hujan lebat. Sehingga aman untuk melakukan upacara besar di tempat terbuka," ujar
beliau. Pada Purnamaning sasih Kasa, Karo, dan Ketiga tidak banyak yang mempergunakan
untuk upacara besar di Pura di Bali.Sasih Kasa, Karo dan Ketiga apabila tidak bertepatan dengan
Wuku Dungulan, Kuningan sampai pertengahan wuku Pahang, maka Sasih tersebut sangat baik
sekali untuk acara ngaben karena tidak kena Uncal Balung."Hal seperti tahun 2021 sekarang ini
dimana sasih Kasa, Karo, dan Ketiga tidak bertepatan dengan Wuku Dungulan, Kuningan hingga
wuku Pahang. Sehingga pada saat bulan-bulan ini banyak dijumpai pelaksanaan upacara ngaben
atau nyekah massal," jelas ida.Nah inilah alasan bahwa sasih-sasih tersebut baik digunakan untuk
melakukan upacara ngaben atau nyekah massal.

2. Hari baik untuk melaksanakan upacara seperti pitra yadnya ( ngaben ) sebegai berikut ;
a) Amerta Buwana Baik untuk upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya Redite Purnama.
Soma Purnama. Anggara Purnama
b) Catur Laba Baik untuk bepergian menuju arah utara, upacara Manusa Yadnya, dan Pitra
Yadnya Redite Umanis. Soma Wage. Buda Pon. Saniscara Paing
c) Sedana Tiba Baik untuk melakukan Pitra Yadnya, Dewa Yadnya di Pamarajan/di Panti
Wraspati Wage Penanggal 7.

3. Hari tidak baik untuk melaksanakan upacara seperti pitra yadnya ( ngaben ) sebagai
berikut ;
a) Salah Wadi Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong
rambut dll.) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti sebagai
berikut Sinta. Landep. Gumbreg. Sungsang. Dunggulan. Pahang. Tambir.
Medangkungan. Prangbakat. Bala. Wayang. Watugunung
b) Rarung Pagelangan Tidak baik melakukan pitra yadnya dan manusa yadnya sebai berikut
Wraspati Penanggal 6. Wraspati Pangelong 6
c) Purwanin Dina Tidak baik sebagai dewasa ayu sebagai berikut Soma Wage. Anggara
Keliwon. Buda Keliwon. Sukra Wage. Saniscara Keliwon.
d) Panca Prawani Tidak baik dipakai dewasa ayu sebagai berikut Penanggal 4. Penanggal 8.
Penanggal 14. Pangelong 4. Pangelong 8. Pangelong 14.
e) Mreta Sula Tidak baik untuk melakukan semua macam yadnya sebagai brikut Wraspati
Penanggal 7. Wraspati Pangelong 7.
PADEWASAN PITRA YADNYA ( NGABEN )

Komang Sukradi

1901001010065

PRODI PENDIDIKAN AGAMA HINDU

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU BHATARA GURU

KENDARI

2022

Anda mungkin juga menyukai