Anda di halaman 1dari 9

KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di


mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik. Intrakurikuler merupakan kegiatan paling utama yang ada di sekolah karena
bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa. Secara istilah, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia intrakurikuler terbentuk dari dua kata yaitu intra yang berarti dalam, dan
kurikuler yang berarti kurikulum. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik
untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan
belajar peserta didik.

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,


2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar
kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi
satuan pendidikan.
4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi
pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan
pembelajaran berkualitas.
5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka.

Latar Belakang

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70%
siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan
sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut
memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi
dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum


dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran
(learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan
kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak
pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan
rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan


kurikulum yang akan dipilih:
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,


2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar
kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi
satuan pendidikan.
4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi
pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan
pembelajaran berkualitas.
5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta


didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada
pengembangan karakter dan kompetensi umum.
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber
daya satuan pendidik.

Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum


operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan
karakteristik satuan pendidikan masing-masing. Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola
pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan
dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.

Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang


melalui tiga tahapan berikut:

1. Asesmen diagnostik

Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap
perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan
pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan
perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

2. Perencanaan

Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta
melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
3. Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala,
untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode
pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa
melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

6 Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan

1. Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang


Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa
diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan dimanapun.
2. Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana
Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka
untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan
pendidikan dan unsur pemangku pendidikan.
3. Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar,
dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat
Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring.
4. Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber berasal
dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah
diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform
Merdeka Mengajar.
5. Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang
secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah
dan/atau tingkat satuan
pendidikan.
6. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat
menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan
bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.

 Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar


Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus
(kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada
masa pandemi. Hasilnya, dari 31,5 persen sekolah yang menggunakan kurikulum darurat
menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi
sebesar 73 persen (literasi) dan 86 persen (numerasi).

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan


rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.
Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan
pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum
prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus
berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Kurikulum ini juga merupakan langkah terobosan untuk membantu guru dan kepala
sekolah mengubah proses belajar menjadi jauh lebih relevan, mendalam dan
menyenangkan. Sehingga, peserta didik pun dapat lebih mudah memahami pembelajaran
yang dilakukan. P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah projek lintas disiplin ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan
sekolah.

Sebelum kehadiran P5, Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya siswa belajar
di luar kelas

mendorong siswa jadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila;
memberi kesempatan bagi siswa untuk mengalami pengetahuan sambil menguatkan
karakter dan belajar dari lingkungan sekitar; serta
menginspirasi siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.

Tujuan P5 Kurikulum Merdeka


Membantu guru dalam menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur siswa
sebagaimana yang diejawantahkan dalam Profil Pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran.
Menemukan jawaban atas banyaknya pertanyaan tentang peserta didik dengan kompetensi seperti
yang diharapkan oleh sistem pendidikan Indonesia.
Bagi satuan pendidikan, P5 dapat membantu mengembangkan modul proyek sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, atau menggunakan modul proyek yang disediakan
sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.

Manfaat P5 Kurikulum Merdeka


Mengutip laman Ditjen SMP Kemdikbud, berikut manfaatnya:

a. Manfaat P5 bagi Peserta Didik


Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan
proyek pada periode waktu tertentu.
Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu
bentuk hasil belajar.
Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara
optimal.
b. Manfaat P5 bagi Pendidik
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat
karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan
pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran
c. Manfaat P5 bagi Satuan Pendidikan
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

Prinsip P5 Kurikulum Merdeka


Dalam penerapan P5 Kurikulum Merdeka, terdapat empat prinsip penting. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:

1. Holistik
Holistik berarti melihat sesuatu dengan menyeluruh dan utuh serta tidak parsial atau terpisah-
pisah. Dalam P5, cara berpikir holistik ini berguna dalam menelaah sebuah tema secara utuh dan
melihat isu secara lebih dalam.

2. Kontekstual
Prinsip kontekstual ini mendorong guru dan pelajar untuk menjadikan lingkungan sekitar dan
realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Dengan prinsip ini, pelajar
diharapkan bisa mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan.

3. Berfokus pada Peserta Didik


Prinsip ini artinya berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran sehingga
diharapkan dapat mendorong pelajar menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri.

4. Eksploratif
Eksploratif berkaitan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan
pengembangan diri. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur
intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.

contoh sikap yang menggambarkan nilai-nilai Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Elemen
kunci dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak Mulia
meliputi akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak
kepada alam, serta akhlak bernegara. Contoh sikap yang bisa Sobat SMP
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menjalankan
perintah agama sesuai kepercayaan masing-masing; berkata dan berbuat
baik sesuai ajaran agama; bersikap ramah, sopan, dan menghargai
sesama manusia; mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar;
dan bertingkah sebagai tidak warga negara yang baik dan tidak melawan
hukum.

Berkebinekaan Global Sebagai bagian dari warga dunia, Sobat SMP juga
harus mengenal dan menghargai kebudayaan lain, mampu berkomunikasi
interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta merefleksi dan
bertanggung jawab terhadap pengamalan kebinekaan. Contoh sikap
Sobat SMP yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dengan mencoba mengenal dan menghargai teman dari suku yang
berbeda; menggali cara komunikasi yang efektif dengan teman dari suku
yang berbeda; serta mengumpulkan informasi terkait ragam budaya
sebagai bekal untuk membangun relasi yang baik dengan sesama.

Gotong Royong Gotong-royong merupakan salah satu nilai luhur yang


dipegang teguh oleh bangsa Indonesia. Elemen kunci dalam gotong
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Karena itu Sobat SMP
dapat mencoba untuk berkolaborasi dengan orang lain, menanamkan
kepedulian pada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama,
serta terbuka untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, atau sumber daya
lain yang memungkinkan. Sikap-sikap tersebut bisa mendorong terjadinya
kolaborasi apik untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Mandiri Mandiri juga merupakan salah satu nilai yang harus dimiliki
sebagai Pelajar Pancasila dalam arti bertanggung jawab atas proses dan
hasil belajar yang ditempuh. Sikap mandiri dapat diwujudkan dengan
memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki
regulasi diri. Sebagai contoh, apabila dihadapkan dalam situasi sulit
maka Sobat SMP dapat dengan tenang mencari solusi sendiri dan
menghadapi situasi dengan bijak.

Bernalar Kritis Kemampuan bernalar kritis juga merupakan kemampuan


yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan pada abad 21. Lalu
sikap seperti apa saja yang menandakan terbentuknya pemikiran yang
kritis? Contohnya seperti bagaimana cara Sobat SMP memperoleh dan
memproses informasi serta gagasan; menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses penalaran yang terjadi dalam pikiran; merefleksikan
pemikiran dan proses berpikir itu sendiri; serta mengambil keputusan
sebagai hasil dari proses berpikir. Dengan terus mengevaluasi penalaran
dan proses berpikir maka Sobat SMP dapat mengasah kemampuan
bernalar kritis.

Kreatif Pelajar Pancasila juga ditandai dengan kreativitas yang baik


dimana pelajar mampu menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermanfaat,
dan berdampak baik itu berupa gagasan, karya, atau tindakan.
Bagaimana sih contoh sikap kreatif itu? Misalnya memberikan ide yang
berbeda dari teman-teman lain dalam suatu proyek, mampu mengolah
informasi atau mencari inspirasi dan melahirkan gagasan baru, serta
menyelesaikan masalah dengan cara atau pendekatan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai