Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
Latar Belakang
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70%
siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan
sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut
memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi
dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan
dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
1. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap
perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan
pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan
perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.
2. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta
melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala,
untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode
pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa
melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kurikulum ini juga merupakan langkah terobosan untuk membantu guru dan kepala
sekolah mengubah proses belajar menjadi jauh lebih relevan, mendalam dan
menyenangkan. Sehingga, peserta didik pun dapat lebih mudah memahami pembelajaran
yang dilakukan. P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah projek lintas disiplin ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan
sekolah.
Sebelum kehadiran P5, Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya siswa belajar
di luar kelas
mendorong siswa jadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila;
memberi kesempatan bagi siswa untuk mengalami pengetahuan sambil menguatkan
karakter dan belajar dari lingkungan sekitar; serta
menginspirasi siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
1. Holistik
Holistik berarti melihat sesuatu dengan menyeluruh dan utuh serta tidak parsial atau terpisah-
pisah. Dalam P5, cara berpikir holistik ini berguna dalam menelaah sebuah tema secara utuh dan
melihat isu secara lebih dalam.
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual ini mendorong guru dan pelajar untuk menjadikan lingkungan sekitar dan
realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Dengan prinsip ini, pelajar
diharapkan bisa mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan.
4. Eksploratif
Eksploratif berkaitan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan
pengembangan diri. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur
intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
contoh sikap yang menggambarkan nilai-nilai Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Elemen
kunci dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak Mulia
meliputi akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak
kepada alam, serta akhlak bernegara. Contoh sikap yang bisa Sobat SMP
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menjalankan
perintah agama sesuai kepercayaan masing-masing; berkata dan berbuat
baik sesuai ajaran agama; bersikap ramah, sopan, dan menghargai
sesama manusia; mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar;
dan bertingkah sebagai tidak warga negara yang baik dan tidak melawan
hukum.
Berkebinekaan Global Sebagai bagian dari warga dunia, Sobat SMP juga
harus mengenal dan menghargai kebudayaan lain, mampu berkomunikasi
interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, serta merefleksi dan
bertanggung jawab terhadap pengamalan kebinekaan. Contoh sikap
Sobat SMP yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dengan mencoba mengenal dan menghargai teman dari suku yang
berbeda; menggali cara komunikasi yang efektif dengan teman dari suku
yang berbeda; serta mengumpulkan informasi terkait ragam budaya
sebagai bekal untuk membangun relasi yang baik dengan sesama.
Mandiri Mandiri juga merupakan salah satu nilai yang harus dimiliki
sebagai Pelajar Pancasila dalam arti bertanggung jawab atas proses dan
hasil belajar yang ditempuh. Sikap mandiri dapat diwujudkan dengan
memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki
regulasi diri. Sebagai contoh, apabila dihadapkan dalam situasi sulit
maka Sobat SMP dapat dengan tenang mencari solusi sendiri dan
menghadapi situasi dengan bijak.