Anda di halaman 1dari 37

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

PRESENTASI KASUS – NON PSIKOTIK


GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Pembimbing: dr. E. Anang Widyanta, M.Sc., Sp.KJ

Vitis Anatoni (20204010032)


Indah Purwaningrum ( 20204010113 )
Saratoga Dwiky A. (20204010140)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

I. IDENTITAS PASIEN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien
• Nama : Tn. A
• Usia : 46 thn
• Jenis kelamin : laki-laki
• Alamat : Mancingan, Parangtritis, Kretek, Bantul
• Suku : Jawa (Jogja)
• Agama : Islam (Taat beribadah wajib & sunah)
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Wiraswasta (peternak telur puyuh)
• Status Pernikahan : Menikah (istri ke 2)
• Tanggal Masuk RS : 18 Maret 2021
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Identitas Pemberi Informasi


• Nama : Ny. N
• Usia : 33 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Mancingan, Kretek, Bantul
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Hubungan : Istri
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

ANAMNESIS
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Keluhan Utama:
Kontrol rutin terhadap keluhan gangguan kecemasan yang
berlebihan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
AUTOANAMNESIS
Seorang pasien laki – laki berusia 46 tahun datang ke poli jiwa RSJ Prof.
dr. Soerojo Magelang untuk kontrol rutin setiap bulan terhadap penyakit
cemasnya. Pasien mengeluhkan rasa cemas berlebih sejak tanggal 25 Februari
2021 dan sudah kontrol yang ke 3 kalinya. Pasien sering merasakan cemas
berlebih terutama ketika menyuruh anak laki-lakinya untuk mengantarkan
pesanan kliennya. Pasien merasa cemas terhadap anaknya karena pasien
merasa anaknya tak kunjung pulang. Pasien takut terjadi sesuatu hal yang
buruk kepada anaknya. Pasien juga sering cemas ketika harus berpergian ke
suatu tempat yang jauh dengan sopir. Pasien merasa tidak percaya terhadap
sopirnya apakah bisa mengantarkan pasien dengan selamat karena pasien
merasa sopirnya tidak menerapkan doa/sholawat/ajaran agama yang baik
sebelum berpergian. Oleh karena itu, pasien selalu dihantui rasa akan
datangnya kematian.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
AUTOANAMNESIS
Selain itu, pasien terbilang seseorang yang mempunyai tingkat iman
yang sangat kuat karena didikannya orang tuanya sejak kecil, sehingga pasien
juga sering merasakan cemas ketika tidak melaksanakan kewajibannya. Pasien
merasa tidak tenang ketika tidak melaksanakan ibadah tepat waktu. Pasien
merasa dia harus melaksanakan semua ajaran agamanya baik yang wajib
maupun sunah. Menurut pasien, pasien akan merasa gelisah, berdosa, dan
seperti kehilangan emas jika tidak melaksanakannya. Selain itu pasien
mempunyai kebiasaan tradisi berupa mandi bunga tujuh rupa pada tengah
malam dan pasien jg sering cemas ketika tidak melakukan tradisi rutinnya
tersebut. Pasien merasa tidak nyaman dengan perasaan cemas yang
dialaminya. Pasien menginginkan menjadi orang yang normal. Pasien
mendapatkan rekomendasi dari temannya yang sudah sembuh dari keluhan
yang sama kemudian pasien datang ke RSJ prof. dr. Soerojo Magelang.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
AUTOANAMNESIS
Pasien merasa lemas ketika keluhan cemasnya datang. Pasien jg
merasakan mencul keringatan banyak di kepala ketika keluhan cemas
melanda. Pasien tidak mengeluhkan berdebar-debar dan gangguan tidur.
Pasien sempat merasakan penurunan nafsu makan, tetapi sudah perlahan
membaik. Setelah 3 kali kontrol, pasien merasakan keluhannya perlahan
membaik. Perasaan cemas yang dirasakan pasien mulai berkurang. Pasien
merasa cocok dengan obat yang diberikan dokter. Pasien mengatakan bahwa
dirinya hanya percaya terhadap obat yang dia minum sekarang untuk
mengatasi gangguan cemasnya.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
ALLOANAMNESIS
Menurut Istri pasien, pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSJ Soeroyo
dengan keluhan cemas berlebihan sejak beberapa minggu yang lalu. Pasien
merasa cemas dan khawatir ketika anaknya tidak segera pulang pada saat
mengantar pesanan ke rumah pelanggan. Pasien tidur cukup tetapi kadang –
kadang terbangun ketika malam hari untuk melakukan sholat tahajud ataupun
mandi tengah malam. Keinginan pasien harus dilakukan saat itu juga, karena
jika tidak dilakukan pasien akan merasa cemas. Beberapa minggu yang lalu
nafsu makan pasien sempat berkurang, tetapi sekarang sudah lebih membaik.
Pasien merupakan orang yang agamis, mengerjakan sholat wajib 5 waktu tepat
waktu secara berjamaah di masjid dekat rumahnya dan selalu mengerjakan
sholat sunnah. Hubungan pasien dengan tetangga baik – baik saja, tidak ada
masalah. Pasien tidak pernah mendengar suara atau bisikan. Pasien dapat
melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain sejak kecil.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit
Dahulu
• Menurut pasien, dia belum pernah mengalami keluhan
cemas serupa sebelumnya.
• Pasien memiliki riwayat hipertensi sering cek di puskesmas,
tetapi tidak pernah meminum obat yang diberikan dokter
karena tidak percaya terhadap obat tersebut.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Riwayat Napza Riwayat Alergi Riwayat


Psikiatri Trauma

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


PowerPoint
Presentation

Riwayat
Riwayat
Konsumsi
Merokok
Alkohol
Perokok aktif sejak Tidak ada
SD
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Pribadi
 Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir pada tahun 1975. Pasien merupakan anak tunggal. Pasien
merupakan anak yang dikehendaki oleh kedua orang tuanya.

Masa Kanak awal (0-3 tahun)


Belum didapatkan informasi mengenai hal tersebut.

Masa Kanak Pertengahan(3-11 tahun)


Belum didapatkan informasi mengenai hal tersebut.

Masa kanak akhir(11-18 tahun)


Belum didapatkan informasi mengenai hal tersebut.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Riwayat Masa Dewasa


• Riwayat Keagamaan
– Pasien muslim yang taat beribadah baik yang wajib maupun
sunah dan melaksanakannya diawal waktu
• Riwayat Pendidikan
– Pasien merupakan lulusan sarjana di salah satu universitas negeri
di Yogyakarta.
• Riwayat Pekerjaan
– Pasien pernah mempunyai usaha kerajinan ketika tinggal di
Surabaya, tetapi karena suatu hal usaha tersebut telah bangkrut.
• Riwayat Pernikahan
– Pasien pernah menikah tahun 2009 dan cerai setelah 3 bulan
pernikahan. Pasien memiliki satu anak laki laki dari pernikahan
tersebut.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Riwayat Aktivitas Sosial


– Pasien bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekitar, tetapi
pasien pernah terdapat konflik dengan salah satu tetangganya.
Menurutnya, tetangganya pernah merasa iri terhadap kehidupan
pasien, sehingga terjadi konflik batin antara mereka.

• Riwayat Hukum
– Tidak ada riwayat hukum

• Riwayat Situasi Hidup Sekarang


– Pasien tinggal bersama istri dan kelima anaknya, serta tidak
pernah ada konflik dalam rumah tangganya.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

GENOGRAM

X : meninggal
--------- : tinggal satu rumah
→ : pasien
Tidak ada riwayat ╪ : cerai
penyakit yang sama di □ : laki-laki
keluarga ○ : perempuan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PEMERIKSAAN FISIK
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6) Thoraks :
Vital Sign Tidak dilakukan pemeriksaan
Tekanan darah : 133/83 mmHg
Nadi : 109x/menit Abdomen
Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas
Kepala Akral hangat (+/+), nadi teraba kuat,
perfusi <2detik,
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Mulut: bibir pucat (-), bibir kering (-)
Telinga: sekret (-), hearing loss (-)

Nervus Cranialis
Leher : JVP meningkat (-), pembesaran Tidak dilakukan pemeriksaaan
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi (-)
Reflek Fisiologis dan Patologis : Tidak
dilakukan pemeriksaan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Status Mental

Deskripsi Umum
Penampilan : Seorang pasien laki-laki sesuai usia,
rawat diri baik
Kesadaran : Compos Mentis
Sikap dan perilaku : Kooperatif, normoaktif

Mood dan Afek


Afek : Appropriate
Mood : Eutimik

Proses pikir
Bentuk pikir : Realistik
Isi pikir : Tidak ada waham
Arus pikir : Koheren, relevan, spontan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Status Mental

• Persepsi
– Halusinasi : Tidak ada
– Ilusi : Tidak ada
• Sensorium dan Kognitif
– Orientasi W/T/O/S: Baik/baik/baik/baik
– Daya ingat : Baik
– Konsentrasi : Baik
• Tilikan diri : 6 (sadar sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Kumpulan Gejala / Sindrom


 Kecemasan atau kekhawatiran akan nasib buruk
 Perasaan gelisah
 Berkeringat ketika keluhan muncul

• Diagnosis Banding Berdasarkan PPDGJ III


• F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
• F41.0 Gangguan Panik
• F42 Gangguan Obsesif - Kompulsif
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Diagnosis Multiaksial
• Axis I : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
• Axis II : Belum ada diagnosis
• Axis III : Belum ada diagnosis
• Axis IV : Belum ada diagnosis
• Axis V : GAF 80-71 (gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial dan pekerjaan)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Penatalaksanaan

• Farmakologi:
- Alprazolam 0,5 mg 0-1-0
- Elxion 10mg tab 0-0-1/2
- Clozapine 25 0-0-1/2

• Non-Farmakologi:
- Psikoterapi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Prognosis
• Premorbid
– Riwayat gangguan jiwa pada keluarga : Tidak Ada (baik)
– Status pernikahan : Menikah (baik)
– Dukungan keluarga : Ada (baik)
– Stressor : Tidak ada (baik)
– Status ekonomi : Cukup (baik)
• Morbid
– Onset <25 tahun : 46 tahun (baik)
– Jenis penyakit : Non psikotik (baik)
– Perjalanan penyakit : Akut (baik)
– Penyakit organik : Tidak ada (baik)
– Kepatuhan minum obat : Rutin (baik)
– Insight :6 (baik)
• Quo Ad
– Quo ad vitam : Dubia ad bonam
– Quo ad function : Dubia ad bonam
– Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TINJAUAN PUSTAKA
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
khusus tertentu saja (sifatnya "free floating" atau"mengambang")
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb.)
b) ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai)
c) overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb.).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F41.1 GANGGUAN CEMAS


MENYELURUH
• Pada anak-anak sering terJihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang
menonjol.
• Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan
Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap
dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan
panik (F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)

• Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak


ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-)
• Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira
satu bulan:
a) pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya
b) tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
c) dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga "anxietas antisipatorik," yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

F42 GANGGUAN OBSESIF-


KOMPULSIF
• Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan
kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
dua minggu berturut-turut.
• Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita.
• Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :
a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
b) sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
c) pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan
atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas)
d) gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

definisi
• GAD (generalized anxiety disorder) yaitu suatu
gangguan kecemasan yang ditandai dengan
perasaan cemas yang umum dan bahwa sesuatu
yang buruk akan terjadi dan keadaan
peningkatan keterangsangan tubuh.
• GAD merupakan suatu gangguan yang stabil,
muncul pada pertengahan remaja sampai
pertengahan umur dua puluhan tahun dan
kemudian berlangsung sepanjang hidup
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

epidemiologi
• National Comorbidity Study melaporkan bahwa
satu diantara empat orang, memenuhi kriteria
untuk sedikitnya satu gangguan cemas, dan
angka prevalensi sebesar 17,7% dalam satu
tahun.
• Perkiraan yang diterima untuk prevalensi
gangguan cemasan umum dalam satu tahun
adalah dari 3-8%.
• Onset antara usia 20-30 tahun
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

FAKTOR RESIKO
• Jenis kelamin (wanita > pria)
• Trauma masa kanak
• Penyakit fisik berat
• Penumpukan stress
• Kepribadian
• Obat-obatan atau alkohol
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PATOFISIOLOGI
• Model Noradrenergik
Model ini menunjukkan bahwa sistem saraf otonom pada penderita gangguan
anxietas, hipersensitif dan bereaksi berlebihan terhadap berbagai rangsangan.
Glukokortikoid mengaktifkan locus caeruleus, yang berperan dalam mengatur
anxietas, yaitu dengan mengaktivasi pelepasan norepinefrin (NE) dan merangsang
sistem saraf simpatik dan parasimpatik
• Model serotonin
Patologi seluler yang dapat berkontribusi pada pengembangan gangguan anxietas
termasuk regulasi abnormal pelepasan 5-HT, reuptake atau respons abnormal
terhadap signal 5-HT. Reseptor 5-HT1A diduga memainkan peran yang sangat
penting terhadap anxietas. Aktivasi reseptor 5-HT1A meningkatkan aliran kalium
dan menghambat aktivitas adenilat siklase.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PATOFISIOLOGI
• Model GABA
GABA juga dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dengan memediasi
pelepasan neurotransmitter lain seperti cholecystokinin dan menekan
aktivitas saraf pada sistem serotonergik dan noradrenergik.
Neurotransmitter lain yang diduga terlibat dalam gangguan anxietas
termasuk dopamine, glutamine dan neurokinin. Studi neuroimaging
melaporkan bahwa terjadi penurunan kadar GABA dan pengikatan
reseptor GABAA-benzodiazepine pada pasien dengan gangguan anxietas.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

tatalaksana
• Nonfarmakologi
 Psikoterapi: kognitif perilaku, suportif,
berinsight bai

• Farmakologi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai