Disajikan dalam rangka pemantapan materi PKKMB UNTAD Tahun Akademi 2020/2021
Ketadulakoan berasal dari kata “ Tadulako” yang memiliki arti dan makna Pemimpin atau
Pimpinan.
Materi ketadulakoan ini tidak terlepas dari nama perguruan tinggi kita, Universitas Tadulako. Oleh
karena itu ketadulakoan ini harus diawali dengan latar belakang penamaan Universitas Tadulako
sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang pertama berdiri di Sulawesi Tengah. Sebaiknya diawali
dengan sejarah berdirinya Universitas Tadulako.
Universitas Tadulako lahir dan berdiri pada tanggal 8 Mei 1963 atas prakarsa dan inisiatif para
tokoh pendidik dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan di Sulawesi Tengah. Universitas
Tadulako sekarang ini memperingati Dies Natalis pada setiap tanggal 18 Agustus sebagai lahirnya
Universitas Tadulako. Tanggal 18 Agustus 1981 menjadi momen sejarah penting bagi Universitas
Tadulako, selanjutnya sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang berdiri sendiri di Sulawesi Tengah.
Sejenak kita mengingat kembali peristiwa penting 57 (lima puluh tujuh) tahun silam, tepatnya pada
tanggal 8 Mei 1963, atas prakarsa para tokoh pendiri Universitas Tadulako yang masih berstatus
“swasta”
Kita semua tentu tidak melupakan jasa para perintis, pemrakarsa lahirnya Universitas Tadulako saat
itu. Tidak berlebihan kalau harus menyebutkan nama para perintis antara lain: Rusdy Toana, Galib
Lasahido, Kiesman Abdullah, Daeng Mangera Gagaramusu, Lolontomene Lamakarate serta
didukung para tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan Sulawesi Tengah, dan atas support dari
Bupati Donggala ketika itu Bapak Daeng Maradja Lamakarate. Yang memberi nama Universitas
Tadulako adalah Bapak Rusdy Toana dan disepakati oleh tokoh-tokoh lainnya.
Selama ini hanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako yang konsisten tetap
merayakan hari ulang tahun berdinya Universitas Tadulako yaknitanggal 8 Mei 1963. Pada saat itu,
Universitas Tadulako berdiri dengan 5 (lima) Fakultas yakni: FKIP, Fak. Sospol, Fak Ekonomi, Fak
Pertanian, kemudian disusul dengan lahirnya Fak. Hukum.
Tahun 1966 FKIP memisahkan diri menjadi IKIP Makassar cabang Palu, dan Universitas Tadulako
dengan 4 (empat) Fakultas lainnya menjadi Universitas Tadulako cabang Universitas Hasanuddin
(UNHAS)
1
Kedua Perguruan Tinggi ini setelah menjadi cabang UNHAS dan cabang IKIP Makassar, sudah
berstatus sebagai Pergurauan Tinggi Negeri. Status cabang ini berlangsung hingga tahun 1981.
Ketika Universitas Tadulako dikukuhkan pada tanggal 18 Agustus 1981 sebagai Perguruan Tinggi
Negeri yang berdiri sendiri, maka IKIP Makassar cabang Palu bergabung kembali, menjadi salah
satu Fakultas yakni FKIP Universitas Tadulako. Ini berarti bahwa anak kembali lagi ke induknya
semula
57 (lima puluh tujuh) tahun bukan lagi usia muda, tetapi sudah dewasa bahkan lebih matang dan
mantap dalam segala aspek. Langkah demi langkah, perubahan terus bergulir, Prestasi demi prestasi
dan kemajuan yang telah dicapai Untad hingga kini patut kita banggakan. Oleh karena itu sebagai
civitas akademica Universitas Tadulako kita harus dan wajib untuk MERAWAT Serta
MEMELIHARA keberadaan Universitas Tadulako yang kita cintai ini.
Kata “ Tadulako” yang artinya Pemimpin, pimpinan, ketua atau kepala (Leader)
Kata Tadulako berasal dari bahasa daerah Sulawesi Tengah khusus pada kelompok etnik Kail.
Istilah Tadulako dikenal juga pada kelompok etnik Pamona dan Mori. Kekompok etnis ini
mendiami beberapa wilayah Kabupaten/Kota yakni, Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten
Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-una, Kabupaten Morowali
Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai sebagian di Kabupaten Toli-Toli dan Kabupaten
Buol
Hampir semua kabupaten ini mengenal dan memahami kata Tadulako yang berarti Pemimpin atau
pimpinan. Tadulako bukanlah nama benda atau nama orang, atau nama tokoh. Kata Tadulako
adalah kata sifat, yang berarti bahwa seseorang memiliki sifat “Tadulako” yang melekat pada diri
seseorang, baik sebagai pemimpin formal maupun pemimpin informal. Kata Tadulako tidak
diterjemahkan secara harfiah dan terpisah, Tadulako adalah kata yang berarti dan bermakna sebagai
simbol- penyebutan bagi orang-orang yang memiliki sifat-sifat ketadulakoan
Sebagai Contoh: ada orang yang pernah menerjemahkan nama tadulako – berasal dari 2 (dua) suku
kata “ Tadu” dan “Lako” Tadu = tumit – Lako = Anjing
Tadulako sama dengan Tumit Anjing
INI TERJEMAHAN YANG SALAH !!!
2
JANGAN DIIKUTI !!!
Ada juga pendapat lain yang menerjemahkan kata Tadulako berasal dari 2 (dua) suku kata yakni
Pendapat ini mendekati kebenaran dengan alasan bahwa seorang Tadulako tidak hanya diam di
tempat, tetapi dia harus terus berjalan untuk memimpin,mengontrol dan melindungi orang-orang
yang dipimpinnya
Maka ketadulakoan atau kepemimpinan adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang sebagai
pemimpin, sebagai tadulako. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh tadulako , pemimpin atau
pimpinan antara lain adalah: Keteladanan, kejujuran, kewibawaan, kesabaran, ketaqwaan,
keberanian dan sifat-sifat keutamaan lainnya sebagai panutan dan superioritas atas
kepemimpinannya.
Ki Hajar Dewantara memberi pedoman tentang kepemimpinan yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
Menurut Nicolo Machiavelly Sebaiknya seorang pemimpin itu harus dicintai dan juga sekaligus
ditakuti, tetapi karena kedua-duanya tidak bisa dilakukan bersamaan, maka sebaiknya pemimpin itu
harus ditakuti saja.
Sebagai ilustrasi semoga kita semua dapat memberi makna positif terhadap ungkapan kata Tadulako
berikut ini yang merupakan hasil dari imajinasi dan nalar; merupakan sekelumit gagasan untuk
menjadi tuntunan bagi seluruh civitas Akademika Universitas Tadulako :
3
T - TELADAN
A - AMANAH
D - DEMOKRATIS
U - ULET
L - LUWES
A - ASPIRATIF
K - KREATIF
O - OBYEKTIF
Semoga ini bisa menjadi pedoman dalam bersikap, bertindak, berperilaku dalam segala aspek yang
berhubungan dengan aktivitas Universitas Tadulako .SEMOGA
VIVAT ACADEMIA
VIVAT PROFFESORES