Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAMUKA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA: RAHMAYANTI KASMAN PUTRI


NIM:711540120071
TINGKAT/KELAS 1 B

PRODI D3 KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MANADO
2020/2021
Gerakan Pramuka adalah perkumpulan gerakan pendidikan kepanduan kebangsaan Indonesia untuk
anak-anak dan pemuda warga negara Republik Indonesia (Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961).
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, Gerakan Pramuka dimasukkan pada pendidikan nonformal di
sekolah-sekolah mulai dari SD sampai SMA/SMK bahkan perguruan tinggi. Pendidikan kepramukaan
menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, bahkan setiap sekolah pasti
menggunakan seragam pramuka pada hari-hari tertentu.

Dalam Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah
dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas (Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, 2013: 5). Hal
ini,  menunjukkan adanya peran pemerintah dalam pendidikan kepramukaan di Indonesia guna
menciptakan pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah melalui kegiatan kepramukaan.

Dengan adanya kesan bahwa Pramuka merupakan kegiatan bagi anak-anak sekolah, akhirnya banyak
perguruan tinggi yang tidak memiliki unit kegiatan mahasiswa Pramuka. Atau, anggapan bahwa
pramuka hanyalah untuk anak-anak sekolah menjadikan Pramuka kurang diminati oleh kalangan
mahasiswa. Inilah tantanganya bagaimana Pramuka di perguruan tinggi mampu eksis dalam
berkegiatan dan mampu mengembangkan Gerakan Pramuka ke arah yang lebih baik. Satya Darma
Pramuka yang dijadikan pedoman bagi anggota Pramuka diselaraskan dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Bagaimana keduanya dapat bersinergi dengan baik di tengah pergaulan dan perkembangan
masyarakat sekarang. Hal tersebut menarik untuk kita pahami dan kita sadari sebagai Pramuka yang
berada pada perguruan tinggi dan masih aktif dalam berkegiatan Pramuka di perguruan tinggi.

Mahasiswa dan Pramuka dalam Kehidupan Kampus

Tujuan utama mahasiswa adalah meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan di perguruan
tinggi atau yang biasa disebut kuliah. Namun kuliah di sini memiliki banyak penafsiran, dapat
diartikan belajar tentang akademik yang difokuskan maupun belajar mempersiapkan diri terjun
dalam dunia masyarakat yang kelak dengan memiliki predikat sarjana. Perlu diingat bahwa orang tua
membiayai kuliah atau pun negara memberikan beasiswa untuk kuliah dengan tujuan membentuk
manusia-manusia yang berbudi pekerti luhur melalui pendidikan tinggi. Sehingga, harapannya
lulusan perguruan tinggi dapat dijadikan teladan dan harapan kader-kader pembangunan bangsa
untuk masa depan bangsa yang gemilang.

Pada kenyataannya, mahasiswa yang kuliah memiliki beberapa pandangan dan kebiasaan mengenai
amanah yang diembannya ketika kuliah. Ada yang kuliah hanya sekedar kuliah alias yang penting
kuliah agar tidak malu dengan tetangga, ada yang kuliah hanya fokus kuliah alias mahasiswa kupu-
kupu (kuliah pulang kuliah pulang) yang hanya menggugurkan kewajiban sebagai mahasiswa, ada
yang pamitnya kuliah tapi kenyataannya bolos, ada mahasiswa yang kuliah namun juga aktif di
organiasasi, dan lain sebagainya sebagai motif mahasiswa menjalani kuliah. Terlepas dari itu semua,
sebagai mahasiswa yang sadar dengan amanah pendidikan yang diemban, alangkah etisnya ketika
amanah itu dijalankan dengan baik. Tidak sedikit mahasiswa yang hanya kuliah kupu-kupu nilainya
juga bagus karena memang benar-benar belajar, namun tidak sedikit juga yang stres karena tertekan
dengan belajar yang keras. Ada juga mahasiwa yang kuliah diimbangi dengan organisasi yang
prestasinya sangat bagus baik dalam akademik maupun organisasi, bahkan mawapres syaratnya
adalah dia yang memiliki prestasi organisasi & akademik yang bagus. Namun tidak sedikit juga
mahasiswa yang terlena dengan organisasi yang sangat berpengaruh buruk juga terhadap prestasi
akademiknya, alhasil kuliah molor bahkan sampai drop out. Sangat disayangkan apabila hal itu
terjadi, karena yang rugi tidak hanya diri sendiri melainkan juga orang tua yang memberi amanah
kita untuk belajar dengan harapan menjadi orang yang sukses menggapai masa depannya.

Kampus perguruan tinggi yang merupakan tempatnya mencetak kader-kader pemimpin bangsa
merupakan gudangnya ilmu pengetahuan. Istilahnya, banyak ilmu pengetahuan dan ilmu hidup yang
dapat kita pelajari dan kita maknai dalam menjalani hidup. Ketika kita memutuskan belajar di
perguruan tinggi, alangkah baiknya apabila pikiran kita dengan mengistimewakan jurusan atau prodi
masing-masing kita singkirkan. Dengan begitu kita akan terbuka untuk banyak-banyak belajar
dengan jurusan-jurusan lain yang akan mampu menambah daya saing kita dalam masyarakat.
Tinggalkan ego kejurusanan atau keprodian dan mulailah menjadi bagian dari perguruan tinggi atau
dengan kata lain nantinya tidak hanya sebagai lulusan jurusan maupun lulusan prodi melainkan
lulusan perguruan tinggi dengan level ilmu perguruan tinggi. Mahasiswa yang istimewa adalah
mahasiswa yang memanfaatkan hal tersebut dengan baik. Kampus memiliki banyak fasilitas yang
seharusnya dimanfaatkan dengan baik bagi penunjang akademik, salah satunya adalah organisasi.
Dengan mengikuti organisasi, diharapkan mampu memberikan daya tawar khusus bagi penunjang
akademik.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang mendidik dan mempersiapkan tenaga-tenaga
pemikir, penganalisa, dan penalar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kaitannya
dengan proses pembangunan di segala bidang tentunya mempunyai peranan serta fungsi yang
sangat menentukan khususnya dalam rangka mengemban tugas dan tanggung jawab terhadap
kualitas dan kwantitas lepasan dari perguruan tinggi itu sendiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat dewasa ini (IKIP Manado, 1984: 1).  Salah satu kegiatan mahasiswa dalam perannya ke
masyarakat adalah melalui kegiatan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi.

Di perguruan tinggi memiliki satuan tertinggi dalam tingkatan pramuka, yaitu racana pandega.
Racana adalah satuan gerak untuk golongan pramuka pandega, dan dipimpin oleh ketua dewan
racana pandega dengan pendamping pembina racana (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2007:
15). Arti kata racana adalah dasar penyangga tiang bangunan yang dalam bahasa Jawa
disebut umpak, nama racana umumnya menggunakan nama pahlawan, namun tidak menutup
kemungkinan penggunaan nama jenis senjata, nama kerajaan dalam pewayangan atau nama cerita
mitos (Tim SKU Pandega dan Panduan, 2011: 3-4).Sedangkan pandega adalah satuan pramuka yang
berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun (Universitas Sriwijaya, 1984: 1).

Di tinggat universitas, Pramuka Perguruan Tinggi merupakan wadah bagi mahasiswa yang memiliki
minat khusus dalam bidang kepramukaan, khususnya yang memang dahulunya mengikuti Pramuka.
Namun, tidak dapat dipungkiri juga ketika peminat Pramuka di perguruan tinggi agaknya menipis
karena kalah pamor dengan organisasi intra kampus lainnya misalnya HMP, HMJ, BEM dan lain
sebagainya yang digambarkan sebagai organisasi yang mampu bergerak sebagai ciri mahasiswa
bahkan sampai mampu menumbangkan rezim. Tidak sedikit para ketua-ketua organisasi-organisasi
intra kampus yang dahulunya merupakan anggota Pramuka yang militan, namun karena ingin belajar
organisasi lain dan tidak bisa membagi waktu akhirnya memilih organisasi lain tersebut. Di sinilah
yang menjadikan istimewa para anggota Pramuka yang dahulu aktif Pramuka di pendidikan dasar
maupun menengah dan masih aktif lagi di perguruan tinggi yang nantinya diharapkan mampu
menjadi pioner garis depan dalam mengembangkan Gerakan Pramuka.
Perkembangan Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi di Indonesia

Golongan Pramuka Pandega tidak serta merta langsung muncul ketika Gerakan Pramuka diresmikan
pada 14 Agustus 1961. Hal ini dapat kita lihat pada AD/ART Gerakan Pramuka pada tahun 1961 yang
belum mencantumkan golongan Pandega pada golongan anggota muda Gerakan Pramuka.
Sedangkan di kemudian hari, dengan mulai banyaknya minat Pramuka di perguruan tinggi akhirnya
melahirkan anggota muda golongan Pandega yang berpangkalan di perguruan tinggi

Pramuka perguruan tinggi disebut juga dengan pramuka golongan pandega, yang sesuai dengan
AD/ART Gerakan Pramuka hasil Munaslub 2012, pandega diilhami dari kata “Pandega” yang
diharapkan mampu memandegani bangsa Indonesia. Dalam anggaran dasar Gerakan Pramuka pada
pendahuluan tercantum kata-kata,  “Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke
medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia
dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya”, oleh
karena itulah pandega sebagai golongan yang dianggap mampu memandegani Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Lahirnya golongan pandega merupakan hasil eksperimen dari alm. Prof. DR. Fuad Hasan (Mantan
Mendikubud RI Kabinet Karya Pembangunan IV dan V tahun 1985-1993). Beliau pada tahun 1964
selaku Andalan Nasional Bidang Penelitian melakukan eksperimen dengan membentuk satuan
pramuka khusus untuk para mahasiswa. Eksperimen tersebut didasari oleh kenyataan tidak
tertariknya para mahasiswa untuk membina dan memimpin adik-adiknya dalam gerakan pendidikan
kepramukaan. Satuan khusus tersebut oleh beliau kemudian ingin ditarik keluar kampus dan menjadi
bagian dari gugusdepan yang saat itu lebih banyak berpangkalan di teritorial - tidak seperti saat ini
yang lebih banyak di sekolah, kampus dan pesantren (Pramuka, 2012).

Pramuka UPI (IKIP Bandung) merupakan pramuka pertama di tingkat perguruan tinggi Indonesia
yang diresmikan pada tanggal 17 Februari 1971 oleh Ibu Tien Soeharto di kampus UPI (IKIP Bandung)
(Gerakan Pramuka UPI, 2012). Pada periode selanjutnya berdiri pramuka-pramuka perguruan tinggi
lainnya yang menyusul IKIP Bandung yang mendirikan Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi, yaitu
Institut Teknologi Bandung (ITB), gugusdepan ini diresmikan oleh Rektor ITB saat itu Prof. Doddy T.
Tisnaamidjaja, Ph.D pada hari Minggu 12 Maret 1972 (Pramuka ITB, 2013). Kedua pramuka
perguruan tinggi tersebut masih dalam satu kota, yaitu Kota Bandung Jawa Barat. Kemudian mulai
menyebar ke timur yaitu gugusdepan yang berpangkalan di IAIN Sunan Kalijaga yang kemudian resmi
ditetapkan pada tanggal 17 Juli 1973 dan merupakan gugusdepan perguruan tinggi pertama di
Yogyakarta (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011).

Pada perkembangan berikutnya ternyata satuan khusus hasil eksperimen di atas, oleh Gerakan
Pramuka justru disahkan menjadi satuan pendidikan yang bernama Pandega dengan usia peserta
didik 21 - 25 tahun. Pengesahan tersebut terjadi pada MUSPPANITERA  III tahun 1974 di
Ujungpandang dan baru tiga bulan berikutnya Kwarnas Gerakan Pramuka resmi memutuskan
golongan pandega dengan memasukannya ke dalam Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan dengan
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka bernomor III/KN/1974 Bab X (Pramuka, 2012).

Namun, antara tahun 1974 hingga sebelum tahun 1980 tidak banyak pramuka perguruan tinggi yang
berdiri.  Aksi-aksi mahasiswa ketika pecahnya Tragedi Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) hingga
adanya kebijakan Normalisasi Kebijakan Kampus dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan tahun
1978/1979 memengaruhi segala kegiatan mahasiswa termasuk pramuka perguruan tinggi, yang di
mana kita ketahui sendiri bahwa peresmian pramuka perguruan tinggi yang pertama diresmikan
oleh ibu Tien Soeharto.
Di perguruan tinggi kawasan timur, khususnya Jawa Timur yang notabenenya jauh dari ibu kota
negara sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan Malari, mulai muncul pramuka-pramuka
perguruan tinggi, salah satunya adalah IKIP Malang yang merupakan perguruan tinggi pendidikan.
Pada tahun 1977 IKIP Malang mulai mengembangkan pramuka yang ada di perguruan tinggi dan
berusaha menjadi gugusdepan lengkap, sehingga pada 20 Mei 1980 Pramuka IKIP Malang
diresmikan. Kemudian bermunculan gudep-gudep di kampus-kampus perguruan tinggi negeri sekitar
tahun 1980-an yang akhirnya mendorong dikeluarkannya Surat Keputusan bersama antara
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun 1981
tentang Pembentukan dan Pengembangan Gudep Pramuka di Perguruan Tinggi dengan tujuan ikut
mendidik dan membina mahasiswa melalui Gerakan Pendidikan Kepramukaan (Dewan Racana
Gudep 271-272, 1985: 1).

Dalam rangka penyempurnaan program pramuka di kampus telah dikeluarkan Keputusan Kwarnas
Gerakan Pramuka No. 053 Tahun 1987 tentang Pengendalian Gugusdepan Pramuka yang
berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi pada tanggal 27 Mei 1987. Guna lebih memantabkan
pembinaan dan pengembangan Gugusdepan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi telah
diterbitkan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 086 Tahun 1987 tertanggal 16 Juli 1987
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan Pramuka yang
berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi. Juklak ini merupakan penyempurnaan/pelengkap juklak
yang ditetapkan dengan keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 054 Tahun 1982
(Hardjasoemantri, 1996: 2).

Di samping Keputusan Dirjen Dikti dan Kwartir Nasional yang berusaha memperbaiki kedudukan
Kepramukaan di Perguruan Tinggi, ada beberapa keputusan di antanranya:

1.      Edaran Mendikbud Nugroho Notosusanto kepada Rektor Universitas/Institut Negeri/Swasta di


seluruh Indonesia pada tanggal 11 April 1984 tentang Peningkatan Usaha Pendidikan/Pembinaan
Kepramukaan.

2.      Dikeluarkannya pedoman umum Pembinaan Pramuka di Perguruan Tinggi oleh Depdikbud


Ditjen Dikti Direktorat Kemahasiswaan pada bulan Mei 1985.

Berdasarkan edaran keputusan tersebut, bahwa organisasi pramuka benar-benar mendapatkan


perhatian dari pemerintah sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda dalam menciptakan
kader-kader penerus perjuangan bangsa untuk ikut serta merealisasikan program pembangunan
dalam rangka menciptakan masyarakat adil dan makmur (Dewan Racana Gudep 271-272, 1985:
2). Pada tanggal 7 Mei 1991 telah diterbitkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No.
021/DIKTI/KEP/91 tentang Tim Ahli Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan yang berpangkalan
di Kampus Perguruan Tinggi yang merupakan penyempurnaan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan
Tinggi No. 023/DJ/Kep/1981 (Hardjasoemantri, 1996: 2-3). Dengan berbagai dukungan berupa
aturan dan petunjuk pelaksanaan yang dibentuk oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Dirjen
Pendidikan Tinggi tersebut menjadikan pramuka perguruan tinggi semakin berkembang dan memiliki
wadah dalam pengembangan Gerakan Pramuka.

Fungsi dan Peran Pramuka Perguruan Tinggi dalam Mengamalkan Satya Darma Pramuka serta Tri
Dharma Perguruan Tinggi

Menurut Dr. Daoed Joesoef dalam Biro Administrasi Akademis dan Kemahasiswaan IKIP Malang
(1982: 3) perguruan tinggi sebagai jenjang terakhir dari pendidikan formal mempunyai fungsi yang
berdimensi tiga: pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Misi suatu perguruan tinggi
tercermin dalam kegiatan perguruan tingginya, yaitu tri dharma peguruan tinggi, sesuai dengan
falsafah yang diamanatkan oleh pemerintah bagi institusi perguruan tinggi, yaitu:

1. kegiatan dalam bidang pendidikan

2.      kegiatan dalam bidang penelitian

3.      kegiatan dalam bidang pelayanan masyarakat.

Menurut Dr. Daoed Joesoef dalam Biro Administrasi Akademis dan Kemahasiswaan IKIP Malang
(1982: 3), melalui aktivitas pendidikan dan penelitiannya, perguruan tinggi secara langsung
menghasilkan berbagai jenis tenaga ahli. Produksi tenaga-tenaga ahli ini berarti secara tidak
langsung sudah mengabdi masyarakat sejauh keahlian-keahlian tersebut memang sesuai dengan
yang dituntut oleh usaha pembangunan.

Menurut Ketua Tim Ahli Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan Pramuka yang berpangkalan di
kampus perguruan tinggi, Prof. DR. Koesnadi Hardjasoemantri, SH., bahwa maksud dan tujuan
didirikannya gugusdepan pramuka di kampus pada hakikatnya adalah menyemaikan bibit kader
pembina pramuka di masa mendatang (Sulaeman, 1990: 21). Mahasiswa perlu dipersiapkan sebagai
calon pembina Gerakan Pramuka di tingkat siaga, penggalang, penegak, dan pandega (Adika, 1984:
2). Oleh karena itu, pramuka mahasiswa sangat diperlukan untuk mencetak kader-kader
pembangunan Indonesia melalui kegiatan pembinaan pramuka.

Sesuai dengan Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor : IV/ MPR/
78, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, bahwa Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah
pembinaan generasi muda yang perlu dikembangkan, maka telah diusahakan adanya gugusdepan
pramuka yang berpangkalan di kampus perguruan tinggi dengan keputusan Kwartir Nasional
Nomor : 054 tahun 1982, yang memberi kesempatan kepada para remaja, pemuda, dan mahasiswa
di dalam dan di sekeliling kampus yang bersedia dan berminat untuk mengikuti kegiatan
kepramukaan. Pembinaan dan pengembangan gugusdepan pramuka yang berpangkalan di kampus
perguruan tinggi, merupakan realisasi tujuan pendidikan nasional, yang menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat bertanggung jawab atas pembangunan bangsa, termasuk di
dalamnya menghasilkan sarjana yang sujana yang mengabdikan dirinya sebagai pembina di tanah air
Indonesia. Pembinaan dan pengembangan gugusdepan pramuka yang berpangkalan di kampus
perguruan tinggi merupakan pula realisasi tujuan pendidikan pendahuluan bela negara. Perguruan
tinggi sebagai lembaga pendidikan ilmiah mempunyai potensi yang menguntungkan dalam
pembinaan dan pengembangan gugusdepan pramuka yang berpangkalan di kampus perguruan
tinggi, antara lain dengan banyaknya mahasiswa yang pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka
dan adanya minat kalangan mahasiswa pada kegiatan kepramukaan. Di dalam perguruan tinggi
terdapat unit-unit kegiatan yang menampung minat, bakat, dan penalaran para mahasiswa, sehingga
kegiatan kepramukaan di kampus perguruan tinggi memperoleh wadahnya sebagai salah satu unit
kegiatan mahasiswa (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 1987).

Perpaduan antara Satya Darma Pramuka dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi membawa nilai plus
dalam pengamalan ilmu baik ilmu perkuliahan maupun ilmu kepramukaan yang kedua-duanya
memberikan manfaat positif bagi kehidupan masyarakat. Namun, hal tersebut memiliki tanggung
jawab moral yang besar yang diemban oleh Pramuka Perguruan Tinggi. Dalam melaksanakan
kegiatannya, Pramuka Perguruan Tinggi juga tidak boleh lepas atau tutup mata dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, jadi selain Satya Darma Pramuka juga Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi
patokan. Sehingga akan terjadi keselarasan dalam pengembangan ilmu dan pengembangan watak.
Banyak mahasiswa maupun anggota Pramuka Perguruan Tinggi yang lupa mengenai Tri Dharma
Perguruan Tinggi, alhasil terjadi ketidakpaduan antara misi perguruan tinggi dengan misi Pramuka.
Dengan demikian, ke depannya Pramuka Perguruan Tinggi diharapkan mampu menyelaraskan kedua
prinsip tersebut sebagai patokan dalam berorganisasi. Alhasil, Pramuka Perguruan Tinggi diharapkan
akan mampu menjawab tantangan masyarakat di tengah era globalisasi, sehingga Pramuka tidak
dianggap sebagai kegiatan yang ketinggalan zaman namun menjadi bagian dari kegiatan yang keren.

Referensi

Adika, I Nyoman. 1984. Kepemimpinan dalam Kepandegaan. Makalah disajikan dalam Temu Karya
Pengembangan Pramuka Pandega, Direktorat Kemahasiswaan, Jakarta, 29 Februari-5 Maret 1984.

Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka Hasil Munaslub 2012.

Biro Administrasi Akademis dan Kemahasiswaan IKIP Malang. 1982. Himpunan Beberapa Kebijakan
Pemerintah tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan lain-lain. Malang: IKIP Malang.

Dewan Racana Gudep 271-272. 1985. Mengintip Pramuka Pandega Pangkalan IKIP Malang. Tulisan
disampaikan dalam OSPEK Mahasiswa IKIP Malang angkatan tahun 1985/1986, Gerakan Pramuka
Gugusdepan Malang Kodya 271-272 Pangkalan IKIP Malang, Malang, Agustus 1985.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 1996. Peningkatan Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan


Pembina Gerakan Pramuka dalam PJPT II. Makalah disajikan dalam Loka Bakti Pramuka Perguruan
Tinggi Se-Indonesia 1996, IKIP Surabaya, Surabaya, 7-8 Oktober 1996.

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 1987.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2007. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231
Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka.

Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Manado, IKIP. 1984. Pembinaan Watak dan Sikap Pandega. Makalah disajikan dalam Temu Karya
Pengembangan Pramuka Pandega, Direktorat Kemahasiswaan, Jakarta, 29 Februari-5 Maret 1984.

Pramuka, Ensiklopedi. 2012. Pandega (Sejarah dan Perkembangannya), (Online),


(http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/08/pandega-sejarah-perkembangannya.html, diakses
tanggal 10 Desember 2012).

Sriwijaya, Universitas. 1984. Kepemimpinan dalam Kepandegaan. Makalah disajikan dalam Temu


Karya Pengembangan Pramuka Pandega, Direktorat Kemahasiswaan, Jakarta, 29 Februari-5 Maret
1984.

Tim SKU Pandega dan Panduan. 2011. Panduan Penyeleseian Syarat Kecakapan Umum Pramuka
Golongan Pandega. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2011. Profil UKM Pramuka Racana Sunan Kalijaga-Racana Nyi Ageng
Serang, (Online), (http://www.uin-suka.ac.id/ukm/dukm/1, diakses tanggal 16 Oktober 2013).
[1] Disampaikan pada Oerientasi Pramuka Pandega (OPP) Susulan Gerakan Pramuka Universitas
Negeri Malang, 3 April 2015

[2] Anggota Famili Alumni Racana (Famara) Gerakan Pramuka Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai