Anda di halaman 1dari 67

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN

NILAI KARAKTER BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA


DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) ANGKATAN 2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
Vanessa Indana Zulfa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi PPKn
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2012

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN


NILAI KARAKTER BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) ANGKATAN 2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
(Skripsi)

Vanessa Indana Zulfa


0743032045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2012

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi

:Peranan

pendidikan

menanamkan

nilai

kepramukaan

karakter

bagi

dalam
mahasiswa

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn)


angkatan

2011

Fakultas

Keguruan

dan

Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung


Nama

: Vanessa Indana Zulfa

NPM

: 0743032045

Program Studi

: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs.Berchah Pitoewas,M.H
NIP. 19611214199303 1 001

M. Mona Adha, S.Pd. M.Pd


NIP. 1979111120050 1 002

2. Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPS,

Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Iskandarsyah, M.H


NIP 19571011198703 1 001

Drs. Holilulloh, M.Si


NIP. 19610711198703 1 003

ABSTRAK

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN


NILAI KARAKTER BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) ANGKATAN 2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
VANESSA INDANA ZULFA
Gerakan kepramukaan merupakan salah satu wadah dan usaha pembinaan
generasi muda. Pada dasar nya dengan menggunakan prinsip dasar
pendidikan kepramukaan, pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan
lingkungan, kepentingan masyarakat ataupun pemuda didaerah tertentu serta
masyarakat indonesia pada umumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peranan
pendidikan kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011.
Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan menggunakan populasi
74 orang mahasiswa.Tehnik pengumpulan data menggunakan angket dan
wawancara, kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus, interval,
dan penghitungan persentase.
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa, ada pengaruh yang signifikan pada
peranan pendidikan kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter bagi
mahasiswa pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) angkatan
2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.Oleh
karena itu disarankan agar mahasiswa sebaiknya lebih giat lagi dalam
mengikuti kegiatan kepramukaan agar menjadi manusia yang tinggi
mental,moral,budi pekerti,mandiri dan kuat dalam keyakinan beragama.

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Vanessa Indana Zulfa, dilahirkan di Kota Metro , pada tanggal
2 September 1989 yang merupakan putri ke-1 dari 2 bersaudara dari pasangan,
Bapak Mirza Ahmad Rifai dan Ibu Puspa Dewi Zainar.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:


1. SD N 1 Yosodadi Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2001
2. SMP N 2 Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2004
3. SMA N 4 Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2007

Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,

pengendalian

diri,

kepribadian,

akhlak

mulia,

serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU


No 20 Tahun 2003) tentang sistem pendidikan nasional.

Pendidikan mempunyai peranan yang strategis dalam peningkatan kualitas


sumber daya manusia. Oleh karena itu masyarakat menaruh harapan atau
perhatian yang besar terhadap pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap keberhasilan
proses pendidikan, telah mencanangkan visinya yaitu untuk menghasilkan
insan yang cerdas secara komprehensif dan kompetitif. Menyikapi visi
Depdiknas tersebut perguruan tinggi (PT) dituntut responsif dalam
melakukan pembinanan terhadap mahasiswa.

Untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang cerdas dan kompetitif


diperlukan perhatian terhadap berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dalam konteks pembelajaran, faktor pendidik, peserta didik, sarana

prasarana, dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.


Pembelajaran tidak hanya membekali pengetahuan dan ketrampilan, tetapi
yang lebih mendasar adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan.

Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara merupakan


istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan pemimpin yang dapat
membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di era
reformasi ini, generasi muda dituntut untuk ebih berpartisipasi dalam
membangun masyarakat Indonesia.

Gerakan kepramukaan merupakan salah satu wadah dan usaha pembinaan


generasi muda. Generasi yang meliputi anak-anak dan pemuda yang berusia
7 sampai dengan 25 tahun. Pada dasarnya dengan menggunakan prinsip
dasar pendidikan kepramukaan, pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan lingkungan, kepentingan masyarakat ataupun pemuda di daerah
tertentu dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia pada
umumnya. Gerakan Pramuka dapat diupayakan sebagai wadah pembinaan
generasi muda. Hal itu memiliki potensi besar bagi pembangunan pada
masa yang akan datang. Tentunya telah disadari oleh semua pihak dan
diketahui bersama baik itu oleh masyarakat di semua kalangan ataupun oleh
pemerintah sendiri yang kemudian dimasukkannya Gerakan Pramuka di
dalam GBHN.

Gerakan Pramuka adalah sebagai satu satunya organisasi kepanduan di


Indonesia yang mempunyai berbagai macam satuan dan wadah untuk
membina

dan

mengembangkan

kepemimpinan

dan

kemampuan

memenejerial.

Melalui berbagai proses pendidikan Kepramukaan bagi generasi muda,


semua itu dimaksudkan untuk menggali sumber daya manusia yang pada
dasarnya ada dalam diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Salah satu
sumber daya yang terdapat pada generasi muda adalah potensi
kepemimpinan yang selama ini terus dipupuk dan dikembangkan melalui
berbagai aktivitas kegiatan pendidikan formal.

Oleh karena itu, sebagai bangsa yang memiliki generasi muda yang
berpotensi dalam menggali sumberdaya manusia yang ada pada diri masingmasing pemuda, Indonesia pun mulai mencoba menata diri, mempersiapkan
kader-kader pemimpin masa depan. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka BAB II
Pasal 4 tentang tujuan dari Gerakan Pramuka, tertulis :

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia


guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi manusia berkepribadian,
berwatak, dan berbudi pekerti luhur, serta menjadi warga negara
Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada
NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,
yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan
negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
lingkungan alam baik lokal, nasional, maupun internasional.

Berdasarkan

tujuan

tersebut,

maka

Gerakan

Pramuka

pun

menyelenggarakan pendidikan-pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk


mengembangkan potensi kepemimpinan para generasi muda agar siap untuk
menerima estafet kepemimpinan dari para pendahulu mereka dan dari
pemimpin yang berkuasa saat ini.

Pada tahun Akademi 2011/2012, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


(FKIP) Universitas Lampung khususnya untuk

jurusan Bahasa, jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), dan Jurusan Pendidikan


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) menambahkan mata
kuliah baru untuk angkatan 2011 yaitu Pendidikan Kepramukaan. Adapun
tujuan dari penambahan matakuliah Pendidikan Kepramukaaan ini adalah
untuk mengenalkan tentang kepramukaan kepada mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung khususnya
jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tahun pelajaran
2011. Mata kuliah Kepramukaan ini berstatus mata kuliah wajib dengan
bobot 1 SKS.

Pada saat ini banyak siswa/siswi mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai
dengan menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tidak pernah
mengikuti kegiatan kepramukaan, sehingga mereka tidak mengerti
mengenal pendidikan kepramukaan. Karena pendidikan kepramukaan pada
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
merupakan kegiatan ekstra kurikuler sehingga siswa/siswi tidak ditekankan
untuk mengikutinya.

Adanya mata kuliah kepramukaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) secara langsung mengharuskan mahasiswa
jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk
mengambil mata kuliah ini. Artinya yang tadinya selama dibangku sekolah
tidak pernah mengikuti kegiatan kepramukaan, pada saat ia telah menjadi
mahasiswa jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
diharuskan untuk mengambil mata kuliah pendidikan kepramukaan.

Keberadaan mata kuliah Kepramukaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa dalam
menambah pengetahuan tentang kepramukaan. Adapun jumlah mahasiswa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Lampung
tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa PPKn Yang Mengikuti Mata Kuliah
Kepramukaan.
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
Kelas Ganjil
12
25
37
2

Kelas Genap
Jumlah

12
24

25
50

37
74

Sumber : Data Dokumen Absensi Jurusan PPKn Angkatan 2011

Dilihat dari tabel di atas, maka mahasiswa jurusan Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Lampung tahun Akademi 2011/2012
terdiri dari 2 (dua) kelas yatu kelas genap dan kelas ganjil. Dilihat dari tabel

diatas, jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki yaitu


perempuan berjumlah 50 orang mahasiswi, sedangkan laki-laki berjumlah
24 orang mahasiswa.

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berprilaku


yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai
keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat
keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena karakter merupakan
tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari pada yang lain. Sehingga terbentuk nilai-nilai
karakter dalam diri mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) yaitu nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur,
menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.

Melalui pendidikan kepramukaan ini, diharapkan dapat membantu dalam


penenanaman nilai-nilai karakter mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

(PPKn)

angkatan

2011/2012.

Karena

pendidikan

Kepramukaan merupakan proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan


diluar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan dialam terbuka dengan prinsip
dasr kepramukaan dan metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah
pembentukkan watak, ahlak, dan budi pekerti luhur. Sementara itu, kegiatan
kepramukaan merupakan suatu sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat
dan bangsa Indonesia.

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Peranan


Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan
2011 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Fkip) Universitas
Lampung.

B.

Idetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiankan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya mahasiswa yang selama duduk dibangku sekolah tidak
pernah mengikuti pendidikan Kepramukaan.
2. Adanya degradasi moral pada pemuda Indonesia.
3. Kurangnya karakter pemuda saat ini, terbukti dengan fakta negatif
tentang nilai-nilai karakter di lingkungan mahasiswa.

C.

Pembatasan Masalah
Berkenaan dengan banyaknya peranan pendidikan kepramukaan dalam
menanamkan nilai karakter bagu mahasiswa, maka masalah yang akan
diteliti

dibatasi

pada

Peranan

Pendidikan

Kepramukaan

Dalam

Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,


maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Peranan
Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan
2011 Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakah Peranan


Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan
2011.

F.

Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1.

Secara Teoritis, hasil penelitian ini dimaksudkan akan memberikan


informasi bagi perkembangan ilmiah dan khasanah program studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung khususnya tentang Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam
Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011.

2.

Secara Praktis, hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan


mahasiswa agar dapat menjelaskan prilaku positif sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila di masyarakat umum dan bagi lembaga khususnya


jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) agar dapat
menjadi masukan tentang model pendidikan Kepramukaan di Perguruan
Tinggi.

G.

Ruang Lingkup Penelitian

1.

Ruang lingkup subyek penelitian adalah Mahasiswa Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Ilmu Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung .

2.

Ruang

lingkup

objek

penelitian

adalah

Peranan

Pendidikan

Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa


meliputi : membentuk karakter kaum muda yang memiliki watak,
kepribadian dan akhlak mulia.
3.

Ruang lingkup tempat penelitian adalah Fakultas Ilmu Keguruan dan


Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

4.

Ruang

lingkup

waktu

penelitian

adalah

dilakukan

setelah

dikeluarkannya izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
5.

Ruang lingkup materi penelitian ini adalah Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Kepramukaan dan
Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Tentang Peranan Pendidikan Kepramukaan

Mata kuliah kepramukaan merupakan mata kuliah baru di Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung. Mata kuliah
kepramukaan ini diperuntukkan pertama kali bagi khususnya bagi
mahasiswa jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Universitas Lampung angkatan 2011. Mata kuliah kepramukaan ini
merupakan mata kuliah wajib sesuai dengan kurikulum pendidikan yang
terbaru, bukan merupakan kegiatan ekstra kurikuler seperti pada tingkat
sekolah.

Pemanfaatan dari mata kuliah ini diharapkan akan menambah pengetahuan


mahasiswa tentang pendidikan kepramukaan.. Maksudnya adalah yang
tadinya belum mengenal pendidikan pramuka selama berada di bangku
sekolah, diharapkan dengan adanya mata kuliah ini semua mahasiswa
angkatan 2011 khususnya dalam hal ini jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lampung dapat mengenal tentang pendidikan pramuka secara
luas.

Pelaksanaan dari mata kuliah Kepramukaan ini dilaksanakan pada setiap


hari jumat jam 07.00 sampai dengan jam 08.00. Pada pelaksanaan
perkuliahan Kepramukaan ini mahasiswa diharuskan menggunakan pakai
seragam pramuka lengkap. Mata kuliah Kepramukaan ini dilaksanakan di
lapangan

terbuka

berupa

kegiatan-kegiatan

yang

menantang,

menyenangkan, kreatif dan inovatif.

Input dari mempelajari mata kuliah kepramukaan ini adalah mahasiswa


mengetahui tentang pendidikan secara luas. Maksudnya adalah dengan
adanya mata kuliah ini, memberikan masukan atau input mengenai
pengetahuan mahasiswa tentang sejarah pramuka, landasan hukum
pramuka, motto gerakan pramuka, asas gerakan pramuka, tujuan gerakan
pramuka, fungsi dan sifat gerakan pramuka, dan strategi gerakan pramuka.

Output dari mahasiswa mempelajari pendidikan kepramukaan tersebut


berupa pembentukan karakter dalam diri masing-masing mahasiswa jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung tahun 2011. Pembentukan
karakter yang dimaksud adalah berupa pengembangan mental, moral,
spiritual, emosional, sosio-intelektual, dan fisik yang kuat sehingga
diperoleh generasi unggul yang berkonstribusi besar bagi kemajuan bangsa.

Menurut

Duwel

dalam

Sarkonah

(2011:6),

peranan

pendidikan

kepramukaan yaitu untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilainilai kepramukaan yakni satya dan darma Pramuka oleh seluruh peserta

didik sehingga mereka dapat dipersiapkan menjadi kader-kader pimpinan


bangsa yang tanggung pada masa depan.

Sri Sultan Hamengkubuwono dalam Sarkonah (2011:210), peranan


pendidikan pramuka yaitu untuk mengembangkan mental, moral, spiritual,
emosional, sosio-intelektual, dan fisik yang kuat sehingga diperoleh
generasi unggul yang berkonstribusi besar bagi kemajuan bangsa. Peranan
pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan karakter bagi
kaum muda selaku bagian dari komponen bangsa yang sangat rentan
terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada tata nilai dan budaya
bangsa.

Robert Linton seorang antropolog dalam Sarkonah (2011: 139) , telah


mengembangkan Teori Peran. Teori Peran menggambarkan interaksi sosial
dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang
ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyatakan bahwa peranan pendidikan


pramuka adalah sebagai wadah pembentukan karakter untuk meningkatkan
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan yakni satya dan
darma Pramuka, mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,
sosio-intelektual, dan fisik yang kuat sehingga diperoleh generasi unggul
yang berkonstribusi besar bagi kemajuan bangsa.

B.

Pramuka
1. Pengertian Kepramukaan
Gerakan Kepramukaan adalah singkatan dari gerakan kepaduan Praja
Muda Karana. Gerakan pramuka didirikan untuk waktu yang tidak di
tentukan dan ditetapkan dengan keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 238 tangal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan
gerakan kepaduan nasional Indonesia. Motto dari gerakan ini adalah :
SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
a) Suatu

proses

pendidikan

dalam

bentuk

kegiatan

yang

menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab


orang dewasa.
b) Yang dilaksanakan diluar lingkungan pendidikan sekolah dan di
luar lingkungan pendidikan keluarga serta di alam terbuka.
c) Dengan menggunakan Prinsip dasar dan metode kepramukaan.

2. Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resulusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di
kepenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau
sistem khas yaitu :
a).

Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan


Kepramukaan

disuatu

sistem

haruslah

menyesuaikan

pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan


masyarakat dan bangsa.

b). Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di sistem


mana di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan anatara sistem Pramuka dan sistem
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan,
tingkat, suku dan bangsa.
c).

Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di


mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja yang
dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan.

3.

Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian diatas, maka Kepramuka mempunyai Fungsi
sebagai :
a) Sebagai wadah pendidikan Nonformal
Yaitu pendidikan di luar sekolah dan luar sekolah, tetapi
melengkapi keduanya dan menggunakan prinsip dasar metode
Kepramukaan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
keadaan, kepentingan zaman serta perkembangan masyarakat
Indonesi.
b) Pengabdian bagi orang-orang dewasa
Bagi orang dewasa Kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi
tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian.
Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara suka rela
membuktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

c) Alat bagi masyarakat dan organisasi


Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk
mencapai tujuan organisasiya. Jadi kegiatan Kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar
alat saja dan bukan tujuan pendidikannya.

C.

Pengertian Karakter

Menurut Poerwadarminta (1995: 980), karakter diartikan sebagai tabiat;


watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari pada yang lain. Sehingga terbentuk nilai-nilai karakter dalam
diri mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yaitu
nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai
keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Selanjutnya menurut Efendi (2010: 21) nilai karakter terbagi menjadi 4


yaitu :

a.
b.

c.

d.

Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan (religious)


Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (jujur,
bertanggung jawab, hidup sehat, didiplin, bekerja keras, percaya
diri, berjiwa wira usaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif,
mandiri, ingin tahu dan cinta ilmu).
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama (sadar akan
kewajiban diri sendiri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan
sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun dan
demokratis
Nilai nasionalis (nasionalis dan menghargai keberagaman)

Menurut Khan (2010: 27) ada empat jenis nilai karakter yang selama ini
dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu sebagai berikut :

a.
b.

c.
d.

Pendidikan karakter berbasis nilai religious, yang merupakan


kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral)
Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang
berupa budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan
tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (Konservasi
lingkungan)
Pendidikan karakter berbasis lingkungan (Konservasi
lingkungan)
Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi,
hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konsevasi
humanis).

Sedangkan menurut Imam Ghazali karakter adalah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
melakukan pertimbangan fikiran. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Membentuk karakter tidak semudah memberi nasihat, tidak semudah
memberi instruksi, tetapi memerlukan kesabaran, pembiasaan dan
pengulangan, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits yaitu:

Ilmu diperoleh dengan belajar, dan sifat santun diperoleh dengan latihan
menjadi santun. (HR Bukhari)

Sehingga proses pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses


pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan
kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai,
keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, nilai-nilai moral.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan hati,


jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, dan watak. Adapun berkarakter adalah

berkepribadian,

berperilaku,bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005: 219), karakter adalah tabiat atau
kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem
keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.
Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Dari uraian di atas, penulis menyatakan bahwa karakter adalah sifat


kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang. proses pendidikan karakter merupakan keseluruhan
proses pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman
pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilainilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, dan nilai
nasionalis.

D.

Mekanisme Pembentukan Karakter


1.

Unsur dalam Pembentukan Karakter

Rhonda Byrne dalam Muslich (2011: 43) Unsur terpenting dalam


pembentukan karakter adalah pikiran, karena pikiran di dalamnya

terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya,


merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk
sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya
yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka
perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku
tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika
program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal,
maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan.
Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius.

Tentang pikiran, Murphy (2002: 6), mengatakan bahwa di dalam diri


manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk
membedakan ciri tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran
sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan pikiran bawah sadar
(subconscious mind) atau pikiran subjektif. Penjelasan Gunawan,
(2005: 27), mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar yaitu :

Pikiran sadar yang secara fisik terletak di bagian korteks otak


bersifat logis dan analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12
% dari kemampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar secara
fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika
masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang
dilahirkan menangis, bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya
karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan detak jantung
ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif

Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran
sadar (conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan

objek luar dengan menggunakan panca indra sebagai media dan sifat
pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar
(subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta
memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah.
Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran
sadar semakin minimal.

Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar
akan menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem
kepercayaan yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar
terhadap objek luar yang diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan
terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka pikiran sadar diibaratkan
seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan seperti
awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar
atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk
melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyatakan bahwa dengan


memahami unsur pembentukan karakter tersebut, kita memahami
bahwa pengendalian

pikiran menjadi sangat penting.

Dengan

kemampuan kita dalam mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita


akan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan, yaitu kebahagiaan.
Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali sehingga terfokus kepada
keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus mendapatkan
penderitaan-penderitaan, disadari maupun tidak.

2.

Proses Pembentukan Karakter

Menurut Setyono (2006: 50), Secara alami, sejak lahir sampai berusia
tiga tahun, atau mungkin hingga sekitar lima tahun, kemampuan
menalar seorang anak belum tumbuh sehingga pikiran bawah sadar
(subconscious mind) masih terbuka dan menerima apa saja informasi
dan stimulus yang dimasukkan ke dalamnya tanpa ada penyeleksian,
mulai dari orang tua dan lingkungan keluarga. Dari mereka itulah,
pondasi awal terbentuknya karakter sudah terbangun. Pondasi tersebut
adalah kepercayaan tertentu dan konsep diri. Jika sejak kecil kedua
orang tua selalu bertengkar lalu bercerai, maka seorang anak bisa
mengambil kesimpulan sendiri bahwa perkawinan itu penderitaan.
Tetapi, jika kedua orang tua selalu menunjukkan rasa saling
menghormati dengan bentuk komunikasi yang akrab maka anak akan
menyimpulkan ternyata pernikahan itu indah. Semua ini akan
berdampak ketika sudah tumbuh dewasa.

Selanjutnya, semua pengalaman hidup yang berasal dari lingkungan


kerabat, sekolah, televisi, internet, buku, majalah, dan berbagai sumber
lainnya menambah pengetahuan yang akan mengantarkan seseorang
memiliki kemampuan yang semakin besar untuk dapat menganalisis
dan menalar objek luar. Mulai dari sinilah, peran pikiran sadar
(conscious) menjadi semakin dominan. Seiring perjalanan waktu, maka
penyaringan terhadap informasi yang masuk melalui pikiran sadar
menjadi lebih ketat sehingga tidak sembarang informasi yang masuk

melalui panca indera dapat mudah dan langsung diterima oleh pikiran
bawah sadar.

Sehingga penulis menyimpulkan bahwa semakin banyak informasi


yang diterima dan semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir
yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan, kebiasan, dan karakter
unik dari masing-masing individu. Dengan kata lain, setiap individu
akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri (selfimage), dan kebiasaan (habit) yang unik. Jika sistem kepercayaannya
benar dan selaras, karakternya baik, dan konsep dirinya bagus, maka
kehidupannya

akan

terus

baik

dan

semakin

membahagiakan.

Sebaliknya, jika sistem kepercayaannya tidak selaras, karakternya tidak


baik, dan konsep dirinya buruk, maka kehidupannya akan dipenuhi
banyak permasalahan dan penderitaan.

E.

Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka dapat disusun


kerangka pikir yang menyatakan bahwa Peranan Pendidikan Kepramukaan
Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung antara lain: (1) Penghayatan dan
pengamalan

nilai-nilai

kepramukaan,

(2)

Untuk

mengembangkan

pendidikan karakter berbasis

nilai religious, nilai budaya, berbasis

lingkungan dan berbasis potensi diri.


Peranan pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan karakter
bagi kaum muda selaku bagian dari komponen bangsa yang sangat rentan
terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada tata nilai dan budaya
bangsa.

Penghayatan dan pengamalan


nilai-nilai kepramukaan
Peranan Pendidikan
Pramuka
Faktor (X)

Bagan 1. Kerangka Pikir

Untuk mengembangkan
pendidikan karakter berbasis nilai
religious, nilai budaya, berbasis
lingkungan dan berbasis potensi
diri.
Faktor (Y)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Pada penyelesaian suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi metodelogi
penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian ilmiah disini
diperlukan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti
sebelumnya, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

Metode ini dirasakan perlu, guna memperoleh data yang akurat dan
pengembangan pengetahuan serta menguji suatu kebenaran didalam pengetahuan
tersebut dan ini akan menentukan nilai ilmiah atau tidaknya suatu hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.

Menurut M. Ali (1985:120) metode diskriptif adalah metode yang dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi dengan analisa
pengolahan data, kemudian menarik suatu kesimpulan dengan suatu tujuan utama
membuat suatu penggambaran tentang situasi dan keadaan yang ada.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif karena dalam
penelitian ini mendiskripsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang. Menurut
penulis penggunaan metode diskriptif sangat tepat sebab sasaran kajian penelitian
ini berupa Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter

Bagi Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011


Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

B. Populasi

Populasi merupakan suatu komponen terpenting dalam penelitian, mengingat


populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian. Menurut Hadari
Nawawi (1991: 141) Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang
dapat terdiri dari manusia, hewan, benda-benda, tumbuhan, benda-benda,
fenomena, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki sumber karakteristik tertentu dalam suatau penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Pendidikan Pancasila


dan Kewarganegaraan PPKn kelas ganjil dan kelas genap tahun pelajaran
2011-2012 yang berjumlah 74 orang. Penetapan populasi mengambil seluruh
kelas atau mahasisiwa PPKn angkatan 2011.

Tabel 1. Populasi Jumlah Siswa


No

1
2

Kelas

Kelas
Ganjil
Kelas
Genap
Jumlah

Lakilaki
12

Jenis Kelamin
Perempuan

Jumlah

25

37

12

25

37

24

50

74

Sumber : Data Dokumen Absensi Jurusan PPKn Angkatan 2011

C. Variabel Penelitian

Pada suatu variabel penelitian terkandung konsep yang dapat dilihat dan
diukur. Variabel adalah suatu penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
(Suharsimi Arikunto 1986: 91).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


1. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi disebut dengan
variabel X. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Peranan Pendidikan Kepramukaan.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi disebut variabel Y. Yang


menjadi variabel Y dalam penelitian ini adalah Menanamkan Nilai
Karakter Bagi Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) Angkatan 2011

D. Defini Operasional

Agar dapat memahami objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas
maka diperlukan pendefinisian variabel secara operasional :
1. Peranan Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai wadah pembentukan
karakter untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan yakni satya dan darma Pramuka, mengembangkan mental, moral,
spiritual, emosional, sosio-intelektual, dan fisik yang kuat sehingga diperoleh
generasi unggul yang berkonstribusi besar bagi kemajuan bangsa.
2. Nilai Karakter adalah tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari pada yang lain (Muslich, 2011: 98).

E. Rencana Pengukuran Variabel

Dalam pengukuran variabel dilakukan dengan melihat besaran Peranan


Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa dengan kriteria pengukuran sebagai berikut :
1. Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa diukur dengan mengukur besaran Peranan yang diduga
berpengaruh pada tumbuh kembangnya nilai karakter mahasiswa.

2. Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi


Mahasiswa diukur dengan melihat besaran kecenderungan mahasiswa dalam
menerapkan atau menanamkan karakternya masing-masing.

F. Teknik Pengumpulan Data


1.

Angket

Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data


dengan cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden
dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden yang
bersangkutan. Sasaran angket adalah mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011 Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Dalam penelitian ini menggunakan angket yang bersifat tertutup, sehingga


responden menjawab pertanyaan dari tiga alternative jawaban yaitu : (A),
(B), (C) yang stiap jawaban diberi nilai bervariasi yaitu :

a).

Nilai (A) untuk jawaban yang sesuai dengan harapan akan diberi
nila/skor (3).

b). Nilai (B) untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan akan diberi
nila/skor (2).
c).

Nilai (C) untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan akan diberi
nila/skor (1).

Berdasarkan hal di atas maka akan diketahui nilai tertinggi adalah tiga
(3) dan nilai terendah adalah satu (1)

2.

Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertahap muka antara pewawancara dengan
informan. Teknik wawancara dalam penelitian ini untuk mendaptkan
informasi-informasi yang dirasakan perlu untuk menunjang data penelitian.
Wawancara dilakukan terhadap sebagian Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2011 Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

G.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1.

Uji Validitas

Validitas adalah suatu tindakan yang menunjukkan tingkat kevalidan


atau kesahihan suatu instrument sesuai pendapat Arikunto (1986: 136)

bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat diukur, apabila


dapat diungkapkan data dari variabel yang hendak diteliti dengan tepat.

Dari pendapat diatas validitas adalah merupakan tingkat kepercayaan dan


kekuatan instrumen penelitian yang dilakukan dengan indikator peranan.
Untuk uji validitas dilihat dari logika validity dengan cara judgemen,
yaitu dengan mekonsultasikan kepada beberapa orang ahli penelitian dan
beberapa tenaga pengajar di lingkungan FKIP Universitas Lampung.
Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan kepada pembimbing
skripsi yang dianggap penulis sebagai ahli penelitian dan menyatakan
angket valid.

2. Uji Reliabilitas

Untuk menguji apakah alat ukur bisa dipakai atau tidak, maka dapat diadakan
uji coba angket dengan teknik belah dua yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Uji coba dengan 10 orang di luar responden.
b. Mengelompokkan item ganjil dengan item genap.
c. Kemudian hasil item ganjil dan item genap dikorelasikan kedalam rumus
Product Moment yaitu :

rxy

XY
X

2
X

Keterangan :

X . Y
N
2

2
N Y

rxy

= Koefisien korelasi gejala X dan gejala Y (product


moment)
= Variabel bebas
= Variabel terikat
= Jumlah responden
= jumlah responden

X
Y
XY
N

d. Untuk reliabilitas angket dengan menggunakn rumus Sperman Brow :

rXY

2rgg
1 rgg

Keterangan :
rxy = Koefisien reliabilitas seluruh tes
rgg = Koefisien korelasi item ganjil dan genap
(Sutrisno Hadi, 1998: 37).
e. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai
berikut:
0,90 - 1,00 : Reliabilitas Tinggi
0,50 0,89 : Reliabilitas Sedang
0,00 0,49 : Reliabilitas Rendah
(Manasse Malo, 1985: 139)

H.

Teknik Analisis

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini
mengunakan analisis data kualitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam
kalimat serta angka secara sistematis, selanjutnya menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Sutrisno Hadi, (1998: 39) yaitu:

F
X 100 %
N

Dimana :
P = Persentase.
F = Frekuensi pada klasifikasi atau kategori variasi.
N = Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi atau kategori variasi.

Untuk menafsirkan banyaknya persentase (Suharsimi Arikunto, 1986: 196)


yang diproleh digunakan kriteria sebagai berikut :
76%-100%

= Baik.

56%-76%

= Cukup baik.

40%-55%

= Kurang baik.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian pada hakekatnya merupakan suatu
persiapan yang bersifat sistematis dengan tujuan agar penelitian dapat berjalan
sesuai dengan rencana, dalam langkah penelitian dan penulisan skripsi ini
penulis melakukan kegiatan melalui langkah-langkah penelitian sebagai
berikut:
1. Persiapan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini, penulis mengajukan
judul penelitian kepada Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Lampung, pilihan judul pertama
yang kemudian disetujui pada tanggal 19 September 2011 dan sekaligus
ditentukan Dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Pembantu .

2. Penelitian Pendahuluan
Setelah judul penelitian disetujui oleh Pembimbing Akademik dan Ketua
Program Studi PPKn, dan peneliti mendapatkan izin penelitian
pendahuluan dari Dekan FKIP pada 22 September 2011 dengan No.
554/UN.26/3/PL/2012, maka penelitian ini dimulai dengan melakukan
penelitian pendahuluan kepada Kaprodi PPKn Universitas Lampung.

Adapun maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui


lokasi dan keadaan tempat penelitian, memperoleh data, serta memperoleh
gambaran secara umum tentang berbagai hal yang akan diteliti dalam
menyusun proposal penelitian ini yaitu mengenai Peranan pendidikan
kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa PPKn
angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian dilakukan melalui proses konsultasi sebagai salah satu


prosedur untuk memperoleh persetujuan untuk melaksanakan persetujuan
proposal. Melalui beberapa perbaikan, proposal akhirnya disetujui oleh
pembimbing II (pembantu) pada tanggal 15 Desember 2012 dan
pembimbing I (utama) pada tanggal 28 Desember 2012, lalu seminar
proposal pada tanggal 3 Januari 2012. Adapun tujuan diadakan seminar
tersebut adalah untuk memperoleh masukan, saran, dan kritik, demi
kesempurnaan skripsi ini.
Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Nomor : 554/
UN.26/PP/2011 yang diajukan kepada Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
maka penelitian ini pun dilaksanakan.

B. Gambaran Umum Program Studi PPKn Universitas Lampung.


1. Sejarah Perkembangan Program Studi PPKn Universitas Lampung.
Usaha untuk mendirikan suatu perguruan tinggi di daerah Keresidenan
Lampung timbul dari dua panitia yang lahir dalam tahun 1959, yaitu
Panitia Pendirian dan Perluasan Sekolah Lanjutan (P3SL) Di Tanjung
Karang, yang diketahui oleh Zainal Abidin Pagar Alam dan sekretarisnya
Tjan Djit Soe, dan Panitia Persiapan Pembentukan Yayasan Perguruan
Tinggi Lampung (P3YPTL) yang dibentuk di Jakarta 20 Agustus 1959
dengan Ketua Nadirsjah Zaini, M.A. dan Sekretaris Hilman Hadikusuma.

Pada tanggal 19 Januari 1960, P3SL mengadakan musyawarah dengan


tokoh-tokoh masyarakat Lampung untuk mempersiapkan berdirinya suatu
perguruan tinggi. Pada waktu itu P3SL dirubah namanya menjadi Panitia
Perluasan Sekolah Lanjutan dan Fakultas (P3SLF) dengan Ketua Zainal
Abidin Pagar Alam dan Sekretaris Tjan Djit Soe.

Pada tanggal 19 Juli 1960 Sekretariat Fakultas Ekonomi Hukum Sosial


(FEHS) Lampung dibuka di aula gedubg sekolah bekas Hak Haw di jalan
Hasanudin No.34 Teluk Betung oleh tiga mahasiswa yang mewakili
P3SLF, yaitu Hilman Hadikusuma, Alhusniduki Hamim, dan Abdoel
Moeis Rajda Hukum.

Pada tanggal 7 September 1960, setelah diadakan pertemuan antara P3SLF


dan P3YPTL, maka kedua panitia tersebut dilebur menjadi satu yayasan
dengan nama Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (YPPLT)
dengan akte Wakil Notaris M.M Efendi Nomor 24 tanggal 23 November
1960, yang bertugas membina fakultas yang baru didirikan tersebut dan
mengusahakan perubahan statusnya menjadi negeri.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Universitas Sriwijaya (dr. M. Isa),


No. D-40-7-61 tanggal 14 Februari 1961 ditetapkan Jurusan Ekonomi
FEHS Lampung menjadi cabang Fakultas Ekonomi UNSRI dan Jurusan
Hukum-Sosial FEHS Lampung menjadi cabang Fakultas Hukum UNSRI.

Pada tanggal 15 Februari Zainal Abidin Pagar Alam diunjuk sebagai


anggota Kurator Universitas Sriwijaya di wilayah Lampung atas dasar
Surat Keputusan Presiden Universitas Sriwijaya No. UP/031/C-1/1961.
Mr. Hoesin Effendi mendapat kepercayaan memimpin Fakultas Hukum
dan Drs. Moersalim diberi kepercayaan memimpin Fakultas Ekonomi.

Pada tahun akademik 1982/1983 Fakultas Ilmu Pendidikan Dan Fakultas


Keguruan digabung menjadi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
yang terdiri dari 4 jurusan yaitu Jurusan MIPA, IPS, Bahasa dan Seni serta
Ilmu Pendidikan untuk Program Sarjana dan beberapa Program Studi
dengan Program Diploma (D1, D2, D3).

Pada tahun 1982 stuktur organisasi Universitas Lampung ditetapkan


dengan Kepres No. 43/M/1982 yang menyebutkan bahwa Universitas
Lampung terdiri dari 5 fakultas, yaitu
1.

Fakultas Ekonomi

2.

Fakultas Hukum

3.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

4.

Fakultas Pertanian

5.

Fakultas Non-Gelar Teknologi.

Pada tahun akademik 1983/1984 semua fakultas telah menggunakan gedung


baru yang berlokasi di Universitas Lampung dalam hubungannya dengan
pembangunan daerah maka disusun rencana pembangunan Universitas
Lampung periode 1980/1981/1985 dan dibuka program diploma III pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan dengan Program Studi :
Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah, Fisika, dan
PMP/KN.

Berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI nomor


0333/O/1995 dan nomor 0334/O/1995 tanggal 19 November 1995,
ditetapkan Program Studi Pertanian, Program Studi Sosiologi sebagai
persiapan FISIP resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan
Program Biologi. Program Studi Kimia sebagai persiapan FMIPA resmi
menjadi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dengan demikian sejak tahun akademik 1995/1996 Universitas Lampung


terdiri dari 7 Fakultas, yaitu :
1. Fakultas Ekonomi
2. Fakultas Hukum
3. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4. Fakultas Pertanian
5. Fakultas Teknik
6. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Sejak resmi berdiri sebagai Perguruan Tinggi Negeri pada tanggal 23
September 1965 hingga sekarang Universitas Lampung telah mengalami
lima kali pergantian rektor, yaitu : Rektor pertama dijabat oleh Prof. Dr. Ir.
Sitanala Arsyad, M.Sc. yaitu pada periode 8 Mei 1973 sampai 28 Desember
1981, yang ke dua oleh Prof. Dr. Ir. R. Margono Slamet yaitu pada periode
28 Desember 1981 sampai 20 Maret 1990, yang ke tiga adalah oleh
Alhusniduki Hamim, S.E., M.Sc., pada periode 20 Maret 1990 sampai 6
November 1998, yang ke empat yaitu Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc.
pada periode 6 November 1998 dan yang ke lima adalah Prof. Dr. Sugeng,
M.Si. sampai dengan sekarang.

2. Visi dan Misi Program Studi PPKn


Dalam mengembangkan Universitas Lampung, selain berpedoman pada
azas dasar cita-cita kemanusiaan yang bersifat kerohanian tinggi seperti
yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Universitas Lampung senantiasa berorientasi kepada pengembangan Ilmu

Pegetahuan,

Teknologi,

dan Seni

(IPTEKS), serta peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Untuk mengarahkan gerak Universitas Lampung, diperlukan pedoman


yang tertuang sebagai Visi dan Misi. Visi merupakan abstrak atau anganangan ideal untuk diwujudkan bersama dalam jangka panjang. Misi
merupakan implementasi strategis yang ditetapkan untuk mewujudkan
visi tersebut.
1. Visi
Menjadi Program Studi yang mumpu dalam menghasilkan Sarjana
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang beriman, bertaqwa,
berpengalaman dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
wawasan luas.

2. Misi
a. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas
dalam kehidupan akdemis yang sehat dan dinamis.
b. Menghasilkan lulusan yang mendukung pembangunan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja dan menjalankan kerjasama dengan instansi
terkait.

C.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap berikutnya dalam penilisan skripsi ini yaitu penulis melakukan kegiatan
penelitian langsung di FKIP PPKn Angkatan 2011, dengan surat izin
penelitian yang dikeluarkan oleh Pembantu Dekan I pada 2 Januari 2012

dengan Nomor:554/UN.26/3/PL/2012 dalam pelaksanaan penelitian ini


penulis melalui beberapa tahap yaitu:
1. Uji Coba Angket
Tahap pertama yang akan dilakukan yaitu uji coba angket kepada sepuluh
orang responden diluar populasi. Uji coba angket ini digunakan untuk
mengukur dan mengetahui tingkat reliabilitas soal. Namun sebelum itu
angket dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pembimbing I dan
Pembimbing II guna meminta persetujuan. Setelah mendapatkan
persetujuan maka angket dapat disebarkan. Hasil uji coba angket yang
telah diisi oleh sepuluh orang responden diluar populasi akan
dikonsultasikan kembali kepada Pembimbing, lalu setelah dinyatakan
cukup reliabel maka angket dapat dipergunakan untuk melakukan
penelitian kepada responden yang sesungguhnya. Adapun hasil dari uji
coba angket tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3. Distribusi skor hasil uji coba angket mengenai Peranan Pendidikan
Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi
Mahasiswa PPKn Angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung untuk item ganjil (X).
No
Resp 1
3
5
7
1
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
1
1
2
1
4
2
1
3
2
5
2
2
2
2
6
2
2
3
2
7
2
2
3
2
8
1
2
3
2
9
2
2
3
2
10 2
2
3
2
Sumber : Analisis Data Primer

9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

No Item Ganjil
11
13
3
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2

Skor
15
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1

17
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2

19
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2

25
24
16
20
23
22
24
21
22
22

Tabel 4. Distribusi skor hasil uji coba angket mengenai Peranan Pendidikan
Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bagi Mahasiswa
PPKn angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung untuk item genap (Y)
No
Resp 2
4
6
8
1
2
2
3
2
2
2
1
1
1
3
1
2
3
1
4
2
1
1
1
5
2
1
1
1
6
3
1
1
1
7
2
2
1
1
8
3
1
1
1
9
2
2
3
1
10
2
3
1
1
Sumber : Analisis Data Primer

No Item Genap
10
12
14
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3

Skor
16
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3

18
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2

20
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3

26
22
23
17
21
21
23
21
23
24

Tabel 5. Tabel kerja antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y)
No Resp
X
Y
X2
Y2
1
25
26
625
676
2
24
22
576
484
3
16
23
256
529
4
20
17
400
289
5
23
21
529
441
6
22
21
484
441
7
24
23
576
529
8
21
21
441
441
9
22
23
484
529
10
22
24
484
576
Jumlah
219
221
4855
4935
Sumber : Analisis Data Primer

X.Y
650
528
368
340
483
462
552
441
506
528
4858

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka untuk mengetahui reliabilitas selanjutnya
dikorelasikan dan diolah dengan rumus Product Moment sebagai berikut:

r xy

x y
xy n

x y y
x

n
n
2

Diketahui :

X 219

Y 221

XY 4858

X 2 4855

Y 2 4935

N 10

Dengan mengacu pada rumus tersebut diatas, maka data yang ada dibuktikan dengan
hasil sebagai berikut :

4858

xy

219 221

10

219 4935 221 2


4855

10
10

r xy

4858 4839,9
4855 4796,14935 4884,1

r xy

18,1
58,950,9

r xy

18,1
2998,01
18,1
54,7

xy

xy

0,33

Langkah selanjutnya untuk mencari koefisien reliabilitas seluruh item soal, yaitu
dengan menggunakan rumus Spearman Brown :
r

xy

2 r

gg

1 r

gg

r xy

2 0,33
1 0,33

xy

0,66
1,33

xy

0 , 49

Tinggi rendah tingkat reliabilitas angket dapat diketahui dengan melihat kriteria
tingkat reliabilitas sebagai berikut :
-

Antara 0,800 sampai dengan 1.00

= sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800


Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,00 sampai dengan 0,200
(Suharsimi Arikunto, 1997 : 71)

= tinggi
= cukup
= rendah
= sangat rendah

Dengan demikian dapat diketahui dari hasil analisis yang telah dilakukan
diatas bahwa item pertanyaan menunjukkan angka koefisien reliabilitas 0,49
berada pada tingkat reliabilitas cukup. Oleh karena itu angket tersebut dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.

D. Deskripsi Data
1. Pengumpulan Data
Setelah diadakan uji coba angket kemudian dianalisis reliabilitas dari alat
ukur yang digunakan tersebut, maka langkah selanjutnya mengadakan
pemelitian yang sebenarnya. Alat ukur yang akan digunakan adalah
kuesioner atau angket, maka peneliti menyebarkan angket sesuai dengan
jumlah sampel dalam penelitian ini dari jumlah tersebut, kemudian
dibagikan daftar angket dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai
Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menanamkan Nilai Karakter
Bagi Mahasiswa PPKn Angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung dapat digunakan dalam penelitian ini

1. Peranan Pendidikan Pramuka


a.

Indikator

Penghayatan

dan

Pengamalan

Nilai-Nilai

Kepramukaan

Tabel 6. Distribusi skor angket indikator Penghayatan dan Pengalaman NilaiNilai Kepramukaan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Nomor Soal
1
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3

2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4

3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3

4
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Skor

Kategori

15
15
15
15
16
15
11
16
16
15
15
16
15
15
12
12
15
15
15
15
16
15
16
15
16
15
16
15
16
16
16
15
15
16
16
16
15
15
16

Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Kurang berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Kurang berpengaruh
Kurang berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3

3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3

4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3

16
16
15
15
16
15
16
15
15
16
15
16
15
15
14
15
13
14
15
13
14
13
15
15
13
13
13
14
14
13
15
15
15
15
15

Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh

Sumber: Data analisis hasil sebaran angket


Berdasarkan data hasil sebaran angket di atas maka diketahui:
Nilai Tertinggi (NT)

= 15

Nilai Rendah (NR)

= 11

Kategori (K)

= 3

Kemudian untuk mengetahui interval dari skor angket digunakan


rumus interval, maka:

15 11
3

4
3

= 1,3

Dari jarak interval di atas diperoleh tiga kategori dari indikator


Pengamalan dan Penghayatan Nilai-Nilai Kepramukaan yaitu:
a. Skor antara 11 12 termasuk kategori kurang berpengaruh
b. Skor antara 13 - 14 termasuk kategori cukup berpengaruh
c. Skor antara 15 16 termasuk kategori sangat berpengaruh

Melihat tabel hasil analisis hasil sebaran angket indikator


Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Kepramukaan
di atas maka diketahui:
a. 11 - 12= 3 Responden (Kategori kurang berpengaruh)
b. 13 - 14 = 12 Responden (Kategori cukup berpengaruh)
c. 15 - 16 =59 Responden (Kategori sangat berpengaruh)

Setelah itu maka dikelompokan menggunakan rumus persentase,


dengan hasil sebagai berikut:
F
P=

3
x 100% =

x 100% = 4,05 %

74

12

P=

x 100% =
N
F

P=

x 100% = 16,21 %
74
59

x 100% =
N

x 100% = 79,72 %
74

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi


berikut:
Tabel 7.Distribusi frekuensi indikator Penghayatan
Pengamalan Nilai-Nilai Kepramukaan
No.
1
2
3

Kelas Interval
11 12
13 14
15 16
Jumlah

Frekuensi
3
12
59
74

Persentase
4,05 %
16,21 %
79,72 %
100 %

dan

Kategori
Kurang berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh

Sumber: Data analisis hasil sebaran angket

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa dari 74


responden

(4,05%),

menyatakan

bahwa

penghayatan

dan

pengamalan nilai-nilai kepramukaan kurang berpengaruh, maksudnya


adalah

ia

beranggapan

bahwa

peranan

pendidikan

pramuka

berdasarkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan


kurang berpengaruh

dalam

menanamkan

nilai

karakter

bagi

mahasiswa.Selanjutnya 12 responden (16,21%) menyatakan bahwa


penghayatan

dan

pengamalan

nilai-nilai

kepramukaan

cukup

berpengaruh,maksudnya adalah mereka beranggapan bahwa peranan


pendidikan pramuka berdasarkan penghayatan dan pengamalan nilai-

nilai kepramukaan cukup berpengaruh

dalam menanamkan nilai

karakter bagi mahasiswa. Kemudian 59 responden (79,72%)


menyatakan
kepramukaan

bahwa
sangat

penghayatan
berpengaruh,

dan

pengamalan

maksudnya

nilai-nilai

adalah

mereka

menganggap bahwa peranan pendidikan pramuka berdasarkan


penghayatan

dan

pengamalan

nilai-nilai

kepramukaan

sangat

berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa.

b.

Indikator Mengembangkan Pendidikan Karakter Berbasis


Nilai Religius,Nilai Budaya,Berbasis Lingkungan dan Potensi
Diri.
Tabel 8. Distribusi skor angket Mengembangkan Pendidikan
Karakter Berbasis Nilai Religius,Nilai Budaya,Berbasis
Lingkungan dan Potensi Diri

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Nomor Soal
11
3
2
2
2
2
2
3
1
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2

12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1

13
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2

14
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3

15
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2

Skor

Kategori

15
13
14
13
13
13
15
13
12
11
12
14
14
14
14
12
15
12
12
12
13
13
14
10

Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Kurang berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Kurang berpengaruh

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74

2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3

2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3

2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3

12
13
13
14
15
13
15
13
15
14
11
14
13
14
14
13
11
15
13
9
13
13
14
15
14
15
14
14
15
13
15
14
14
15
13
13
14
15
15
13
13
15
12
13
12
15
13
13
15
15

Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Kurang berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Kurang berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Kurang berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Cukup berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh
Sangat berpengaruh

Sumber: Data analisis hasil sebaran angket

Berdasarkan data hasil sebaran angket di atas maka diketahui:


Nilai Tertinggi (NT)

= 15

Nilai Rendah (NR)

= 9

Kategori (K)

= 3

Kemudian untuk mengetahui interval dari skor angket digunakan


rumus interval, maka:

=
=

15 9
3

6
3

=2
Dari jarak interval di atas diperoleh tiga kategori dari indikator
mengembangkan pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai
budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri yaitu:
a. Skor antara 9 11 termasuk kategori kurang berpengaruh
b. Skor antara 12 - 13 termasuk kategori cukup berpengaruh
c. Skor antara 14 15 termasuk kategori sangat berpengaruh

Melihat

tabel

hasil

analisis

hasil

sebaran

angket

indikator

mengembangkan pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai


budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri di atas maka diketahui:
a. 9 - 11 = 5 Responden (Kategori kurang berpengaruh)
b. 12 - 13 = 33 Responden (Kategori cukup berpengaruh)
c. 14 - 15 = 36 Responden (Kategori sangat berpengaruh)

Setelah itu maka dikelompokan menggunakan rumus persentase,


dengan hasil sebagai berikut:
F

P=

x 100% =

x 100% = 6,75 %

74

33

P=

x 100% =
N

x 100% = 44,59 %
74

36

P=

x 100% =
N

x 100% = 48,64 %
74

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi


berikut:
Tabel 9. Distribusi frekuensi indikator Mengembangkan
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Religius,Nilai
Budaya,Berbasis Lingkungan dan Potensi Diri
No.
1
2
3

Kelas Interval
9 11
12 13
14 15
Jumlah

Frekuensi
5
33
36
74

Persentase
6,75 %
44,59 %
48,64 %
100 %

Kategori
Kurang berpengaruh
Cukup berpengaruh
Sangat berpengaruh

Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket


Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa dari 74
responden 5 (6,75%), menyatakan bahwa mengembangkan pendidikan
karakter berbasis nilai religius,nilai budaya,berbasis lingkungan dan
potensi diri kurang berpengaruh, maksudnya adalah ia beranggapan
bahwa peranan pendidikan pramuka berdasarkan nilai religius,nilai
budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri kurang berpengaruh
dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa. Selanjutnya 33

responden (44,59%) menyatakan bahwa mengembangkan pendidikan


karakter berbasis nilai religius,nilai budaya,berbasis lingkungan dan
potensi

diri

cukup

berpengaruh,

maksudnya

adalah

mereka

menganggap bahwa peranan pendidikan pramuka berdasarkan nilai


religius,nilai budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri cukup
berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa.
Kemudian

36

responden

(48,64%)

menyatakan

bahwa

mengembangkan pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai


budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri sangat berpengaruh,
maksudnya adalah mereka menganggap bahwa peranan pendidikan
pramuka berdasarkan nilai religius,nilai budaya,berbasis lingkungan
dan potensi diri sangat berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter
bagi mahasiswa.
Setelah hasil angket tentang peranan pendidikan pramuka (variabel X)
diperoleh dengan skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 20,
sedangkan kategorinya adalah 3 dari sebaran angket tentang peranan

pendidikan pramuka dengan 10 item pertanyaan. Maka selanjutnya


dapat diketahui kelas interval sebagai berikut :
=

30 20
3

10
3

= 3,33 = 4 (pembulatan)

4.5 Pengujian dan Pembahasan


1. Pengujian Pengaruh

Untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan kepramukaan dalam


menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa PPKn angkatan 2011 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung maka dipergunakan
rumus sebagai berikut:

Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan data tersebut sebagai bahan


perhitungan, dengan terlebih dahulu mengetahui banyaknya gejala yang
diharapkan terjadi sebagai berikut:
( 30x 10 )
.

( 30 x 25 )
.

74
= 4,05

= 10,13

= 12,16

( 27 x 25 )
.

74
= 10,94

( 8 x 25 )
.

= 1,08

= 9,12

( 8 x 10 )
74

( 27 x 30 )
=

74

= 3,64

=
74

74

74

( 27 x 10 )
=

( 30 x 30 )

( 8 x 30 )
.

74
= 2,70

=
74
= 3,24

Setelah itu dibuat daftar kontingensi sebagai berikut:


Tabel 10. Daftar kontingensi perolehan data peranan pendidikan karakter
dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa PPKn angkatan 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, maka dipergunakan rumus
sebagai berikut:

Penghayatan dan
Pengamalan
Nilai- Nilai
Kepramukaan

Mengembangkan
Pendidikan Karakter
Berbasis Nilai Religius,
Nilai Budaya,Berbasis
Lingkungan dan Potensi
Diri

Sangat
berpenga
ruh

Cukup
berpenga
ruh

Kurang
berpengaruh

12

Kurang berpengaruh

20
16,21

4,15

4,05

12

Cukup berpengaruh

24
16,20

10,38

4,08

15

12

Sangat berpengaruh
Jumlah

Jumlah

30
17,21
32

16,27
33

3,69
9

74

Sumber: Data analisis hasil sebaran angket


Langkah selanjutnya adalah memasukkan data tersebut kedalam rumus
Chi Kuadrat sebagai berikut:

(3 4,05)
=
+
4,05

(5 4,15) (12 16,21)


(3 4,08)
+
+
+
4,15
16,21
4,08

(9 10,38) (12 16,20)


+
+
10,38
16,20

(3 3,69) (12 16,27)


+
+
3,69
16,27

(15 17,21)
17,21
= 0,56 + 14,84 +154,15+ 3,69 + 0,01+ 25,97 + 0,24 + 7,18+0,12
= 206,07

Dengan derajat kebebasan ( DK ) = (B - 1) (K 1)


= (3 1) (3 1)
=4

Hasil

hitung = 206,07, kemudian dikonsultasikan dengan Chi Kuadrat

pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan = 4 maka diperoleh


tabel = 9,49. Dengan demikian
(

hitung

hitung lebih besar dari

tabel ), yaitu 206,07 9,49.

tabel

2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh


Untuk mengetahui derajat asosiasi peranan pendidikan kepramukaan
dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila
dan kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung,digunakan rumus Koefisien Kontingensi
C sebagai berikut:

C=

C=

C=
C=

0,7357

C = 0,8577
Kemudian harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum
dengan rumus sebagai berikut:
1

31
3

2
3

0,66

= 0,816

Dari hasil di atas kemudian dijadikan patokan untuk menentukan tingkat


keeratan pengaruh dengan langkah sebagai berikut:
Diketahui koefisien kontingensi C = 0,8577 dan

= 0,816 maka data

tersebut selanjutnya diklasifikasikan menjadi 3 kategori sehingga


diperoleh jarak interval sebagai berikut:
0,816
I=
3
I = 0,27
Sehingga diperoleh klasifikasi atau pengkategorian sebagai berikut:
0,00 0,27 : Kategori kurang berpengaruh
0,28 0,55 : Kategori cukup berpengaruh
0,56 0,85 : Kategori sangat berpengaruh
Berdasarkan pengkategorian tersebut maka koefisien kontingensi C =
0,8577 berada pada kategori sangat berpengaruh, hal ini menunjukkan
bahwa peranan pendidikan kepramukaan sangat berpengaruh dalam
menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

4.6. Pembahasan
Berdasarkan analisis data mengenai peranan pendidikan kepramukaan dalam
menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung, diketahui bahwa:

1) Peranan Pendidikan Pramuka


a. Indikator

Penghayatan

dan

Pengamalan

Nilai-Nilai

Kepramukaan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa dari 74
responden 3

(4,05%),

menyatakan bahwa

penghayatan

dan

pengamalan nilai-nilai kepramukaan kurang berpengaruh,maksudnya


adalah ia beranggapan bahwa penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan kurang berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter
bagi mahasiswa.Selanjutnya 12 responden (16,21%) menyatakan
bahwa penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan cukup
berpengaruh,maksudnya
penghayatn

dan

adalah

pengamalan

mereka

menganggap

bahwa

nilai-nilai

kepramukaan

cukup

berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa.


Kemudian 59 responden (79,72%) menyatakan bahwa penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan sangat berpengaruh,
maksudnya adalah mereka menganggap bahwa penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai kepramukaan sangat berpengaruh dalam
menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa.

b. Indikator Mengembangkan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai


Religius,Nilai Budaya,Berbasis Lingkungan dan Potensi Diri
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa dari 74
responden

(6,75%),

menyatakan

bahwa

mengembangkan

pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai budaya,berbasis


lingkungan dan potensi diri kurang berpengaruh, maksudnya adalah
dia beranggapan bahwa mengembangkan pendidikan karakter
berbasis nilai religius,nilai budaya,berbasis lingkungan dan potensi
diri kurang berpengaruh dalam menanamkan nilai karakter bagi
mahasiswa.Selanjutnya 33 responden (44,59%) menyatakan bahwa
mengembangkan pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai
budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri cukup berpengaruh,
maksudnya adalah mereka menganggap bahwa mengembangkan
pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai budaya,berbasis
lingkungan dan potensi diri cukup berpengaruh dalam menanamkan
nilai karakter bagi mahasiswa.Kemudian 36 responden (48,64%)
menyatakan bahwa mengembangkan pendidikan karakter berbasis
nilai religius,nilai budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri sangat
berpengaruh,maksudnya

adalah

mereka

menganggap

bahwa

mengembangkan pendidikan karakter berbasis nilai religius,nilai


budaya,berbasis lingkungan dan potensi diri sangat berpengaruh
dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis
data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai peranan
pendidikan kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung maka penulis dapat
menyimpulkan:

1. Ada

pengaruh

antara

peranan

pendidikan

kepramukaan

dalam

menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila dan


kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung,dimana pendidikan kepramukaan
sangat mempengaruhi terbentuknya nilai karakter bagi mahasiswa.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data kegiatan kepramukaan diketahui dari

74 responden, kurang dari 50 persen responden menyatakan bahwa


pendidikan kepramukaan tidak berpengaruh dalam menanamkan nilai
karakter bagi mahasiswa.Sedangkan lebih dari 50 persen lainnya
meyatakan bahwa pendidikan kepramukaan sangat mempengaruhi
penanaman nilai karakter bagi mereka.

3. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh yang dilakukan, diketahui ada


pengaruh yang signifikan pada pendidikan kepramukaan dalam
menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Universitas

Lampung.

Ini

dibuktikan

dengan

perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat bahwa


lebih besar dari

tabel (

hitung

hasil
hitung

tabel ), yaitu 206,07 9,49

pada taraf signifikan 5 % (0,05) dan derajat kebebasan

= 4, serta

mempunyai derajat keeratan pengaruh antar variabel dalam kategori


sangat berpengaruh dengan koefisien kontingensi C = 0,8577 dan
koefisien

kontingensi

maksimum

0,816.

Berdasarkan

perhitungan tersebut maka koefisien kontingensi C = 0,8577, berada pada


kategori sangat berpengaruh. Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat peranan pendidikan kepramukaan dalam
menanamkan nilai karakter bagi mahasiswa pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Bagi dosen mata kuliah pendidikan kepramukaan, hendaknya dapat
menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan oleh anggota
pramuka, sehingga pendidikan kepramukaan tersebut lebih diminati oleh
mahasiswa, karena dengan adanya pendidikan kepramukaan

dapat

membentuk watak dan karakter mahasiswa sebagai manusia yang


memiliki kepribadian yang luhur serta menumbuhkan rasa cinta tanah air
di dalam diri mahasiswa.
2. Fakultas dan lingkungan Universitas Lampung, haruslah menjadi rumah
kedua bagi mahasiswa, sehingga di lingkungan Universitas Lampung
mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga
pendidikan dan pembinaan serta bimbingan kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan atau pintar tetapi juga
memiliki budi pekerti dan moral serta perilaku yang sesuai dengan nilai
moral pancasila.
3. Mahasiswa, sebaiknya lebih giat lagi dalam mengikuti pendidikan
kepramukaan

agar menjadi manusia yang tinggi mental, moral, budi

pekerti, mandiri dan kuat dalam keyakinan beragama.


4. Kepada Kwarda dan kwarcab Provinsi Lampung, sebaiknya dapat
berperan aktif di dalam mensosialisasikan tentang manfaat dan pentingnya
mengikuti kegiatan kepramukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 1985. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta


Arikunto Suharsimi.1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta.Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Gunawan Ary. 2005. Sosiologi Pendidikan. PT Asdi Mahasatya. Jakarta
Hadari Nawawi. 1991. Penelitian Terapan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta
Hadi Sutrisno. 1998. Statistika.Andi Omset. Yogyakarta

Hasan Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.


Murphy Joseph. 2002. Rahasia Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. Spektrum .Jakarta.

Kartini Kartono.1996. Pengantar Metodelogi Riset Sosial. Mandar Maju.


Bandung.
Malo Manasse. 1985. Metode Penelitian Sosial. Rajawali Kurnia. Jakarta
Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Bumi Aksara. Jakarta
Moleong, LJ. 2004. Metode Penelitian Kuantitaif. PT. Remaja Persada Karya.
Bandung.
Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Sarkonah. 2011. Panduan Pramuka Penggalang. Nuansa Aulia. Bandung.
S. Nasution. 1989. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung
Sobry Sutikno M. 2005. Pembelajaran Efektif, NTP Press. Jakarta.
Subekti dan R. Tjirosudibio. 1978. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek,. Rineka Cipta. Jakarta.
W.J.S, Poerwadarmita.1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia.P.N. Balai Pustaka.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai