Anda di halaman 1dari 199

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Palembang Learning Centre
Sebagai Pusat Pembelajaran Bagi Masyarakat Palembang

1.2 Latar Belakang


Indonesia melakukan pembangunan di segala aspek bidang kehidupan
baik pembangunan material maupun spiritual termasuk di dalamnya sumber
daya manusia. Usaha pembangunan yang dilakukan oleh Indonesia salah
satunya terdapat pada bidang pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi
utama untuk menciptakan manusia yang cerdas agar dapat memajukan sebuah
bangsa dan negara.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu
pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di
segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik
di tingkat lokal, nasional, maupun global.1
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk
dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses
pendidikan, karenannya bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, di
dalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha
manusia untuk melestarikan hidupnya.2

1
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang di sempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2
Fuad, Ikhsan.2005.Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipt
2

Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan peserta didik yang


dapat mengembangkan potensi dan prestasi secara optimal. Dalam rangka
menciptakan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan usaha yang dilakukan
secara konvensional dan inovatif. Salah satu usaha dalam menciptakan
pendidikan yang berkualitas yaitu dengan pengembangan dan peningkatan
sarana dan prasarana yang dapat mendukung segala kegiatan yang
berhubungan dengan pendidikan suatu bangsa untuk terus maju dan
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Kota Palembang merupakan kota metropolitan yang sedang
mengembangkan diri menjadi kota maju dan terdepan. Populasi penduduk di
kota Palembang semakin meningkat dari tahun ketahun. Berikut ini data
populasi penduduk kota Palembang dari tahun 2010 sampai 2016.

Gambar 1.1 Data Populasi Penduduk Kota Palembang


Sumber : palembangkota.bps.go.id, diunduh pada 25
Sepetember 2018 pukul 14.00 WIB

Semakin banyaknya populasi penduduk di kota Palembang, maka


semakin tinggi juga usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber
3

daya manusia yang ada di kota Palembang. Salah satu bentuk usaha dalam
menciptakan hal tesebut dengan cara memprioritaskan dunia pendidikan.
Peningkatan kualitas dalam dunia pendidikan mulai dilakukan di kota
Palembang dengan bertambah banyaknya jumlah sekolah sebagai salah satu
sarana dalam peningkatan pendidikan. Berikut jumlah Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas Kota Palembang

Gambar 1.2 Data Jumlah Sekolah di Kota Palembang


Sumber : palembangkota.bps.go.id, diunduh pada 25
Sepetember 2018 pukul 14.05 WIB

Penduduk kota Palembang juga semakin bertambah banyak dengan


adanya migrasi penduduk dari kota lain di provinsi Sumatera Selatan. Sumatera
Selatan dimana banyak penduduk dari desa bermigrasi ke kota Palembang.
Menurut sumber BPS tahun 2016 jumlah penduduk migran di kota Palembang
sebesar 11.401 penduduk migran. Migrasi penduduk dari desa ke Kota
Palembang ini dipengaruhi oleh faktor penarik yang terdapat di daerah tujuan
dan faktor pendorong yang terdapat di daerah asal. Salah satu faktor penariknya
4

adalah pendidikan, karena kota Palembang merupakan Ibu Kota Sumatera


Selatan yang 2 memiliki wilayah pengembangan primer dan pusat
pertumbuhan perekonomian dengan segala pelayanan pusat kegiatan nasional
dan pusatnya pendidikan di daerah Sumatera Selatan, sehingga banyak
Perguruan Tinggi yang tersebar di kota Palembang. Berdasarkan data dari BPS,
terdapat lima Universitas di Kota Palembang yang memiliki mahasiswa
terbanyak diantaranya Universitas Muhammadiyah dengan jumlah Mahasiswa
sebanyak 10.260, Universitas Bina Darma dengan jumlah Mahasiswa
Sebanyak 8.818, Universitas PGRI Palembang dengan jumlah Mahasiswa
Sebanyak 7.736, Universitas Tridinanti dengan jumlah mahasiswa sebanyak
5.267, Universitas Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 3.881. Tiga Universitas yang memiliki Mahasiswa
terbanyak adalah Universitas Muhmmadiyah, Universitas Bina Darma dan
Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Tiga Universitas yang
memiliki Mahasiswa terbanyak terdapat di Kecamatan Seberang Ulu II Kota
Palembang.3

Gambar 1.3 Data Penduduk Migrasi Prov. Sumatera Selatan


Sumber : palembangkota.bps.go.id, diunduh pada 25 Sepetember
2018 pukul 14.00 WIB

3
BPS. 2016. Palembang Dalam Angka Tahun 2016. Palembang. Badan Statistik Kota Palembang.
5

Semakin banyaknya masyarakat yang datang ke kota Palembang untuk


mendapatkan pendidikan terbaik, sehingga semakin dibutuhkannya sarana
penunjang pendidikan yang sepadan. Namun, masih sulitnya menemukan
sarana yang dapat digunakan oleh para pelajar di kota Palembang untuk
melakukan kegiatan belajar selain di sekolah/ kampus yang dapat digunakan
secara bersama.
Kegiatan belajar juga tidak hanya berlangsung dalam lingkup sekolah,
namun juga dapat dilakukan diluar lingkup sekolah atau setelah kegiatan
belajar siswa dalam sekolah. Kegiatan belajar siswa-siswi pada saat diluar
sekolah dapat berupa belajar bersama/kelompok, kegiatan yang berhubungan
dengan seni dan olahraga (non akademik), serta kegiatan lainnya yang
menunjang siswa-siswi agar dapat mencapai keberhasilan dalam bidang
pendidikan. Namun sayangnya hal tersebut tidak ditunjang dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Hal tersebut berupa kurangnya ruang bagi siswa-
siswi di kota Palembang untuk melaksanakan kegiatan belajar mereka setelah
kegiatan di dalam sekolah telah usai. Kegiatan belajar tidak hanya terdiri dari
belajar yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, namun kegiatan
belajar juga dapat berupa belajar dalam hal emosional dan spritual.
Secara teoritis banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa diantaranya faktor yang berasal dari internal yaitu faktor fisik seperti
kesehatan, nutrisi, fungsi fisik dan faktor psikologis dan faktor non-sosial
seperti keadaan udara, waktu, tempat, dan sarana prasarana. rana dan prasarana
belajar memberikan manfaat yang berarti bagi keberhasilan proses belajar
belajar. Manfaat sarana dan prasarana belajar yaitu pemanfaatan sarana belajar
dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar, dan meningkatkan dan menggairahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan memungkinkan siswa
untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan minat.4

4
Syamsu Yusuf. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung Rizqi Perss.
6

Menurut hasil survei online yang terdapat dalam jurnal Perancangan


Interior Study Lounge Café diketahui bahwa pelajar dan mahasiswa yang
menghabiskan waktunya di kafe untuk mengerjakan tugas dan bekerja/belajar
secara kelompok dengan rata-rata berdurasi 1-3 jam. Kafe menjadi salah satu
tempat yang dimanfaatkan oleh para pelajar untuk bekerja/belajar secara
kelompok dikarenakan tidak adanya tempat yang dirasa dapat menunjang
kegiatan mereka.5
Hasil tersebut menunjukkan bahwa, para pelajar membutuhkan sebuah
ruang untuk menunjang kegiatan belajar mereka baik di bidang akademis
maupun non akademis. Banyak kegiatan belajar dilakukan pada tempat yang
kurang kondusif seperti kafe atau foodcourt yang menimbulkan rasa kurang
nyaman. Lalu juga kurangnya kemudahan untuk mengakses informasi dan
pengetahuan yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa-siswi seperti buku-
buku.
Palembang Learning Centre merupakan pembangunan yang ditujukan
sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat kota Palembang yang tergolong
sebagai siswa sekolah dasar hingga mahasiswa. Pada golongan tersebut, peran
seseorang sebagai peserta didik semakin terasa dan semakin dituntut untuk
bersaing sehingga sangat membutuhkan fasilitas belajar yang lebih
mendukung. Menurut Aristotoles, usia anak pada umur 0-7 tahun merupakan
tahap masa anak kecil sedangkan 7-21 tahun merumapak masa belajar atau
masa sekolah.6 Maka Palembang Learning Centre lebih ditujukan pada
masyarakat usia 7-21 tahun. Palembang Learning Centre menjadi “ruang” bagi
masyarakat untuk belajar yang dilengkapi oleh sarana dan prasarana
penunjang, seperti perpustakaan, ruang auditorium, lapangan olahraga dan
lain-lain. Bangunan Palembang Learning Centre dimaksudkan untuk
membantu meningkatkan motivasi belajar masyarakat Palembang dengan
bantuan sarana dan prasarana yang disediakan serta sebagai tempat yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat Palembang sebegai tempat yang dapat

5
Hugeng,Vaniasar. 2016. Perancangan Interior Study Lounge Cafe. Jurnal Intra Vol 4. Hal 36-45
6
Kartono, Kartini.1979.Psikologi Anak. Hal 37. Bandung: Alumni
7

mengoptimalkan diri dalam hal baik secara intelektual maupun non-intelektual.


Peningkatan motivasi belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan dan
sumber daya manusia di kota Palembang Palembang Learning Centre
ditujukkan agar semua masyarakat Palembang dapat merasakan pendidikan
selain sekolah tanpa adanya batasan tempat dalam belajar.

1.3 Latar Belakang Tema


Tema yang diterapkan pada bangunan Palembang Learning Centre
adalah “Artifisial yang humanis”. Palembang Learning Centre memiliki fungsi
sebagai tempat yang menfasilitasi dan menampung kegiatan belajar baik secara
akademis maupun non akademis agar para pelajar dapat menjadi pribadi yang
dapat bersaing di kemajuan zaman. Kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan
baik secara fisik maupun mental yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Kegiatan
belajar merupakan cara yang dapat mengoptimalkan kecerdasan seseorang.
Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam prestasi
belajar, walaupun prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi dan
karakteristik kepribadiannya.
Kecerdasan seseorang terdiri dari kecerdasan intelektual maupun non-
intelektual, seperti kecerdasan emosional, spiritual, dan kecerdasan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Seiring dengan perkembangan zaman,
pemikiran dan kecerdasaan seseorang semakin meningkat dan mengalami
kemajuan. Oleh karena itulah kecerdasan buatan (artificial intellengence) hadir
dan dibutuhkan oleh manusia. Kecerdasan buatan sendiri merupakan hasil dari
pemikiran manusia yang memiliki wujud berupa teknologi dan mesin yang
bekerja menurut pemikiran dan pengalaman manusia.
Untuk mewujudkan manusia yang mampu bersaing di perkembangan
zaman, maka kecerdasan alami yang dimiliki oleh manusia harus
diseimbangkan dengan kecerdasan buatan. Berdasarkan hasil pemikiran
tersebut maka, tema yang akan diambil adalah artifisial yang humanis dimana
memiliki arti buatan yang memiliki nilai-nilai yang berasal dari diri manusia,
8

sehingga dapat menyeimbangkan kecerdasan yang ada baik yang berasal dari
manusia dan buatan yang dapat membantu manusia dapat bersaing di kemajuan
zaman.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ditetapkan dalam perancangan ini yaitu
“Bagaimana merencanakan dan merancang Palembang Learning Centre di
kota Palembang dengan tema “Artifisial yang Humanis” ?”

1.5 Tujuan
1.5.1 Tujuan Palembang Learning Centre
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam perancangan Palembang
Learning Centre adalah menjadi sarana dalam dunia pendidikan di kota
Palembang sebagai salah satu tempat yang menyediakan fasilitas-
fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan belajar bagi
masyarakat Palembang. Bangunan Palembang Learning Centre juga
dilengkapi dengan beberapa fasilitas-fasilitas dalam kawasan bangunan
yang diharapkan dapat menambah kualitas belajar yang dapat semakin
mengoptimalkan kecerdasan setiap masyarakat kota Palembang.
1.5.2 Sasaran
Secara umum sasaran uang ingin dicapai melalui pendirian
Palembang Learning Centre adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan Palembang Learning Centre di Kota Palembang
dengan memperhatikan faktor kondisi eksisting, pelaku kegiatan,
besaran ruang dan organisasi ruang serta penerapan konsep
arsitekturnya.
2. Merancang Palembang Learning Centre yang mengoptimalkan site
baik untuk di dalam maupun di dalam bangunan.
3. Merancang struktur dan konstruksi, dan sistem utilitas bangunan
Palembang Learning Centre.
9

4. Merancang denah, potongan, tampak, ekterior dan interior dari


Palembang Learning Centre menyesuaikan dengan tema “Artifisial
yang Humanis” yang dapat menciptakan sebuah bangunan yang
berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan dari perancangan
bangunan tersebut.

1.6 Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan melipuri beberapa aspek antara lain :
1. Aspek Fungsional
Pelaku kegiatan, aktifitas yang terjadi, kebutuhan ruang dan pola hubungan
ruang yang menyesuaikan dengan fungsi dari bangunan.
2. Aspek Kontekstual
Kondisi tapak dan lingkungan sekitar tapa yag ditinjau dari segi pencapaian,
view, sirkulasi, kebisingan, arah matahari, arah angin, dan curah hujan.
Untuk menentukan konsep penataan tapak yang dapat menunjang fungsi
bangunan.
3. Aspek Arsitektural
Tampilan dari fasad bangunan, masa bangunan, gaya arsitektur dan material
yang digunakan serta penataan ruang luar bangunan (landscape).
4. Aspek Struktural
Struktur pondasi struktur badan bangunan, dan struktur bagian ats bangunan
yang diterapkan berdasarkan peruntukan bangunan, kondisi tapak,
klimatologi, dan nilai ekonomis.
5. Aspek Utilitas
Sistem pencehayaan alami, sistem penghawaan buatan, pasokan listrik,
penangkal petir, transportasi bangunan, proteksi kebakaran, sistem
plumbing yang diterapkan pada bangunan dan tapak bangunan.

1.7 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.7.1 Pengumpulan Data
10

1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan
data-data yang akurat. Pengamatan yang dilakukan berhubungan
dengan pokok pembahasan, yakni Palembang Learning Centre
2. Kepustakaan
Adapun maksud dari metode ini adalah melakukan pengumpulan
teori-teori dari buku, materi kuliah, maupun mengakses internet
mengenai data-data yang berhubungan dengan Palembang
Learning Centre.
3. Wawancara
Mengumpulkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk
memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan
studi proyek, baik dengan instansi pemerintah dan swasta.
1.7.2 Analisis
1. Aspek Tapak
a. Pencapaian
b. Sirkulasi
c. Parkir
d. Orientasi massa
e. Zoning
2. Aspek Bangunan
a. Modul
b. Struktur
c. Sirkulasi
d. Bentuk massa
e. Penampilan bangunan
3. Fungsi dan Kegiatan
a. Kegiatan belajar dan mengajar
b. Perpustakaan
c. Kegiatan pengelola
11

d. Kegiatan Administrasi
e. Kegiatan servis
f. Kegiatan konseling
g. Kegiatan Sosialisasi

1.8 Konsep Perancangan


Konsep perancangan merupakan kesimpulan dari hasil analisa terhadap
pemecahan masalah dan pendekatan yang telah dievaluasi untuk kemudian
diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi dalam tahap perancangan. Pada
perancangan ini diambil konsep arsitektur futuristik dimana akan berpengaruh
pada bentuk massa dan landscapenya.
Konsep arsitektur futuristik diambil dikarenakan arsitektur futuristik
dianggap sesuai dengan tema “ Artifisial yang Humanis” karena arsitektur
futuristik bersifat dinamis dan fleksibel serta mementingkan fungsi bangunan.
Konsep arsitektur futuristik pada Palembang Learning Centre memberdayakan
arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat bagi lingkungan, menciptakan
ruang-ruang publik baru, menciptakan alat pemberdayaan masyarakat, dan
sebagainya.
12

1.9 Kerangka Pemikiran


Diagram 1. Kerangka Pemikiran

Latar Belakang

 Palembang merupakan kota berkembang yang ingin melakukan


pengembangan di berbagai aspek, termasuk pendidikan
 Kurangnya sarana dan prasarana pendukung di bidang pendidikan, terlebih
kurangnya tempat yag berguna untuk kegiatan belajar selain sekolah.

Masalah Judul
Bagaimana merencanakan dan Palembang Learning Centre
merancang Palembang Learning Centre
di kota Palembang dengan tema
“Artifisial yang Humanis” ?

Tujuan Pengenalan

Tujuan Palembang Learning Centre


adalah menjadi sarana dalam dunia
pendidikan di kota Palembang sebagai
salah satu tempat yang menyediakan Studi Banding Judul dan Tema
fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan Sejenis
untuk menunjang kegiatan belajar bagi
FEEDBACK

masyarakat Palembang.

Data
Analisis
- Kawasan
- Perkembangan
Konsep Perancangan - Peraturan
- Batasan
- Literatur
Pra Perancangan

Hasil Rancangan
13

1.10 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara umum mengenai judul, latar belakang, latar
belakang tema, rumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup
pembahasan, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, serta sistematika
penulisan laporan Palembang Learning Centre.

BAB II TINJAUAN TEORI


Berisi tentang tinjauan teori mengenai Palembang Learning Centre Selain itu
juga akan dipaparkan penjelasan mengenai tinjauan proyek sejenis, simpulan
dari tinjauan proyek sejenis, serta tinjauan arsitektur futuristik.

BAB III TINJAUAN PROYEK


Menguraikan mengenai tinjauan Kota Palembang, tinjauan lokasi dan tapak,
tinjauan kawasan, serta tinjauan khusus Palembang Learning Centre.

BAB IV ANALISIS
Menganalisis data yang telah diperoleh, terdiri dari analisis tapak, analisis
aspek manusia, analisis sirkulasi dan tata letak, serta analisis aspek bangunan.

KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang uraian mengenai konsep dasar perencanaan yang akan
diterapkan pada perancangan Palembang Learning Centre.
14

BAB II
TINJAUAN TEORI

2. 1 Definisi Palembang Learning Centre


Palembang Learning Centre terdiri dari tiga suku kata yaitu,
Palembang, Learning dan Centre. Menurut Encarta Encyclopedia, learning
memilik arti acquiring knowledge or developing the ability to perform new
behavior, yang diterjemahkan berarti memperoleh pengetahuan/mengembakna
kemampuan untuk melakukan hal baru. Sedangkan centre memiliki berarti
place for particular activity, a place where a particular activity is carried on,
yang jika diterjemahkan berarti tempat dimana suatu kegiatan tertentu
dilaksanakan. Learning Centre secara global adalah sebuah bangunan atau
tempat yang mewadahi bermacam kegiatan belajar yang dibangun untuk
umum. Kegiatan utama di dalam Learning Center adalah belajar dan
prosesnya.7
Selain itu jika diartikan, menjadi bahasa Indonesia maka learning yang
berarti pembelajaran yang memiliki arti proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Centre yang berarti
pusat yang memiliki arti pokok pangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan,
hal dan sebagainya).8
Jadi berdasarkan definisi tersebut, Palembang Learning Centre dapat
diartikan sebagai pusat pendidikan yang menampung bermacam kegiatan
belajar yang dengan proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan dan
penguasaan kemahiran bagi masyarakat di kota Palembang.

Hasmanan, Bakhtiar.2007.”Jawa Tengah Learning Center”. http://eprints.undip.ac.id/1259/2/


7

ROYNALDO.pdf, diunduh pada 25 Agustus 2018


8
Amel, Citra.2015.”Pusat Rehab”.http://eprints.uny.ac.id/8597/3/bab%202%20-
%2008108249131.pdf, diunduh pada 25 Agustus 2018
15

2. 2 Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan
antara indivisu dengan lingkungan.9
Adapun belajar menurut Subatra memiliki pengertian sebagai berikut :
1. Membawa kepada perubahan
2. Bawa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecapakan baru
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja10

Menurut kesimpulan Mardianto, belajar yaitu :

1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan


secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan
semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri antara
lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.
3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari
sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat
dan lain sebagainya.
4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang
dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat
membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah masyarakat
untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang
berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu

9
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), h. 38.
16

membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat


berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang
tekhnik dan sebagainya.11

2.2.2 Ciri-Ciri Belajar


Berikut ini merupakan ciri-ciri belajar menurut Djamarh :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak
usah belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa
saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan
sebagainya. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen.
5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

11
Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2012
17

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses


belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang
belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilam,
pengetahuan. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku
jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilam, pengetahuan.12

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar


Menurut Muhibbin Syah mengelompokan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar dalam tiga bagian :
1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rokhani siswa
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar selalu.13

2. 3 Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar dengan ditambahkan
imbuhan pe-an. Pembelajaran diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
berupa instruction terdiri dari dua kegiatan yaitu learning (belajar) dan
teaching (mengajar) kemudian digabungkan dalam satu aktivitas yaitu

12
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005. Guru dan
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Rineka Cipta:
Jakarta.
13
Syah.M.2004.Psikologi Belajar. Grafindo Persada : Bandung
18

kegiatan belajar-mengajar yang kemudian dikenal dengan istilah


pembelajaran (instruction).
Berikut ini merupakan pengertian pembelajaran menurut para ahli :
1. Menurut Nasution, pembelajaran merupakan suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses
belajar.14
2. Menurut Sudjana pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik dan pendidik
yang melakukan kegiatan membelajarkan.15
3. Menurut Dimyati menyatakan bahwa pembelajaran ialah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.16
2.3.2 Prinsip Pembelajaran
Berikut ini merupakan prinsip yang menjadi inspirasi bagi pihak-
pihak yang terkait dengan pembelajaran yaitu :
1. Prinsip Umum Pembelajaran
a. Belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang
relatif permanen
b. Peserta didik memiliki potensi dan kemampuan yang
merupakan benih kodrati untuk berkembang.
c. Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami
linear sejalan proses kehidupan.
2. Prinsip Khusus Pembelajaran
a. Prinsip Perhatian da Motivasi

14
Sugihartono,dkk.2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
15
Rusman.2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
16
Mujiono, Dimyati.2000.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta
19

Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang


sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-
aktivitas belajar. Gage dan Berliner mengungkapkan bahwa
berdasarkan kajian teori belajar pengolahan informasi, tanpa
adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar. Motivasi
merupakan dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar
merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Hal ini didasari oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja sama dalam
belajar.
2. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha
sesuai dengan tuntutan belajar.
Motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan
mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
b. Prinsip Keaktifan
John Dewey menyatakan bahwa belajar adalah menyangkut apa
yang harus dikerjakan siswa oleh dirinya sendiri, maka inisiatif
belajar harus dari dirinya. Dalam proses pembelajaran siswa
harus aktif belajar dan guru hanyalah membimibing dan
mengarahkan. Gage dan Berliner menyatakan bahwa teori
kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa tidak
sekadar merespon 12 informasi, namun jiwa mengolah dan
melakukan transformasi informasi yang diterima
c. Prinsip Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas bahwa setiap
individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya.
Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara
langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
d. Prinsip Pengulangan
20

Menurut teori daya, manusia memiliki sejumlah daya seperti


mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan,
berpikir, dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut teori ini
belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan, agar
setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga
menjadi lebih peka dan berkembang.
e. Prinsip Tantangan
Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam setipa situasi belajar berada dalam suatu
medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa
menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai
tujuan tersebut siswa dihadapkan kepada sejumlah
hambatan/tantangan yaitu mempelajari bahan/materi belajar.
Maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut
dengan mempelajari bahan belajar (mengandung masalah yang
perlu dipecahkan).
f. Prinsip Balikan dan Penguatan
Prinsip Balikan dan Penguatan Prinsip belajar berkaitan dengan
balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar
Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Pada teori
Conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya sedangkan
pada Operant Conditioning yang diperkuat oleh responnya.
Menurutnya siswa akan belajar lebih semangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik
g. Prinsip Perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar yaitu proses belajar yang
terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain, baik
secara fisik maupun psikis. Untuk dapat memberikan bantuan
belajar terhadap siswa maka guru harus dapat memahami benar
ciri-ciri para siswanya baik dalam menyiapkan dan menyajikan
21

pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan


bimbingan belajar terhadap siswa tersebut.17
2.3.3 Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan efiseien jika
dilakukan dengan metode-metode yang tepat. Berikut ini merupakan
metode-metode pembelajaran :
1. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi dari guru
kepada siswa dengan cara guru menyampaikan materi melalui
bahasa lisan verbal maupun nonverbal.
2. Metode latihan
Metode latihan merupakan metode penyampaian materi melalui
upaya penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu.
3. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik.
4. Metode karyawisata
Metode karyawisata merupakan metode penyampaian materi
dengan cara membawa langsung peserta didik langsung ke objek di
luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan cara
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkaitan dengan bahan pelajaran.
6. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

17
Ruhimat,Toto.dkk.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
22

kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan


sosial
7. Metode bermain peran
Metode bermain merupakan metode pembelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik dengan
cara peserta didik memerankan suatu tokoh baik tokoh hidup atau
benda mati.
8. Metode diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui
pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta memecahkan
masalah secara kelompok.
9. Metode pemberian Tugas dan Resitas
Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode
pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa.
10. Metode ekperimen
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dalam bentuk
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses
atau percobaan.
11. Metode proyek
Metode proyek merupakan metode pembelajaran berupa penyajian
kepada siswa materi pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah
yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga
diperoleh pemecahan secara meyeluruh dan bermakna

2. 4 Perpustakan
2.4.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari katapustakan yang diberi imbukan per-
pada awalan kata dan -an pada akhiran kata. Kata pustaka memiliki arti
kita, buku, dan primbon.
Berikut ini beberapa pengertian dari perpustakaan :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
23

Perpustakaan artinya kumpulan buku (bacaan dan sebagainya);


bibliotek
2. Dalam UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak,dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.
3. Menurut IFLA (International of Library Associationsand
Institutions)
Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak
dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara
sistematis untuk kepentingan pemakai.18

2.4.2 Tujuan Perpustakaan


Dalam pasal 3 UU No.43 2007 disebutkan Perpustakaan
berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Fungsi pendidikan diwujudkan dengan perpustakaan yang mampu
meningkatkan kegemaran membaca penggunanya. Fungsi penelitian
diterapkan dengan menyediakan pelayanan untuk pemakai dalam
memperoleh informasi sebagai bahan rujukan untuk kepentingan
penelitian. Fungsi pelestarian yaitu sebagai tempat melestarikan bahan
pustaka (bahan pustaka merupakan sumber ilmu pengetahuan, teknologi,
dan budaya). Fungsi informasi diterapkan dengan menyediakan sumber-
sumber pustaka yang lengkap dan bermutu. Fungsi rekreasi diterapkan
dengan menyediakan buku hiburan dan tata ruang yang bersifat rekreatif.
Selain fungsi-fungsi tersebut, ada pula fungsi sosial, yang diartikan
sebagai wadah sosialisasi antar pengunjung dalam memperoleh
informasi. Selain fungsi, ada pula salah satu tugas pokok dari

18
Basuki, Sulistyo.2003.Pengantar Ilmu Kepustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka Depkidbud
24

perpustakaan adalah sebagai the preservation of knowledge artinya:


mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan semua ilmu
pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman.19

2.4.3 Jenis-Jenis Perpustakaan


Ada beberapa jenis perpustakaan. Yang membedakan jenis-jenis
perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya, koleksi yang
tersedia, masyarakat yang dilayani, dan badan atau pihak yang
berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. Menurut IFLA
(Internasional Federation of Library Association) jenis-jenis
perpustakaan dikelompokan atas :
1. Perpustakaan Nasional (National Library)
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota
negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis
perpustakaan yang ada di negara tersebut. Perpustakaan Nasional
Indonesia didirikan di Jakarta dengan fungsi sebagai:
a. Pusat referensi nasional. Dalam fungsi ini perpustakaan nasional
harus mampu menjawab pertanyaan apa saja, oleh siapa saja
yang ada hubungannya dengan Indonesia.
b. Perpustakaan deposit. Dalam hal ini perpustakaan nasional
mempunyai tugas dan bertanggungjawab untuk melestarikan
seluruh penerbitan yang ada di Indonesia maupun yang ada di
luar negeri yang mengenai Indonesia. Untuk menjamin
terkumpulnya semua penerbitan yang ada di Indonesia, maka
perlu adanya yang mewajibkan semua penerbit untuk
mengirimkan terbitan terbarunya kepada Perpustakaan Nasional
sebanyak dua eksemplar. Tetapi undang-undang hak cipta di
Indonesia baru saja diakui yaitu pada bulan Agustus 1990. Maka
Perpustakaan Nasional Indonesia pun baru dapat melaksanakan

19
Trimo,Soejono.1985.Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan.Bandung: Remaja Karya Offset
25

fungsinya sebagai perpustakaan deposit. Hal ini juga harus


mendapat dukungan dan kesadaran yang tinggi dari pihak
penerbit bahan pustaka akan pentingnya arti deposit itu untuk
melestarikan semua penerbitan di negara Indonesia.
c. Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan atau suatu
badan yang menerbitkan Bibliografi Nasional yang merupakan
suatu daftar buku-buku yang ada di Perpustakaan Nasional
Indonesia dan pada perpustakaan lain di Indonesia terbitan
Indonesia dan tentang Indonesia. Bibliografi Nasional Indonesia
ini disebarluaskan juga ke berbagai Instansi lain agar mereka
juga mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan Nasional.
Perpustakaan Nasional pada beberapa waktu yang lalu berada di
bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi sekarang
telah diakui sebagai lembaga Pemerintahan Non Departemen
dan bertanggungjawab langsung kepada pemerintah.
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan
pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat
istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan
Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah
sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
Fungsi Perpustakaan Umum diantaranya:
a. Pusat Informasi
Menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai
b. Preservasi kebudayaan
Menyimpan dan menyediakan tulisantulisan tentang kebudayaan
masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di
masa yang akan datang.
26

c. Pendidikan
Mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar
sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian.
d. Rekreasi
Dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan
umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi
waktu luang.
Tujuan dari perpustakaan umum adalah untuk memberikan
kesempatan bagi umum membaca bahan pustaka yang dapat
membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan lebih baik.
Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang cepat,
murah dan tepat mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam
masyarakat maupun topik yang berguna bagi mereka. Selain itu
perpustakaan umum membantu warga mengembangkan
kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tujuan lain, perpustakaan
umum juga berfungsi sebagai agen kultural, artinya
perpustakaan umum pusat utama kehidupan utama budaya
masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi budaya.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang
diselenggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan,
mengatur, mengawetkan dan mendaya gunakan bahan pustakanya
untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi diantaranya
a. Pusat dari semua program pendidikan Universitas, yaitu
perpustakaan harus mampu membantu dan menjadi pusat
kegiatan akademis lembaga pendidikannya.
b. Pusat alat-alat bahan peraga pengajaran atau instructional
material center untuk membantu jalannya perkuliahan serta
27

praktikumpraktikum (misalnya: film, filmstrip, slide, bahan-


bahan lainnya, ruang konferensi/diskusi, dan bantuan tenaga-
tenaga ahli perpustakaan).
c. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi semua
penerbit dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu.
d. Social centre dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat.
Para pengunjung perpustakaan tidak hanya terdiri atas
mahasiswa, pengajar, dan para pegawai lembaga saja, melainkan
termasuk pula orang-orang di luar lingkungan perguruan tinggi
yang bersangkutan.
4. Perpustakaan Sekolah (School Library)
Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan,
menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan
pustkanya untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar
dan staf sekolah lainnya.
Fungsi perpustakaan sekolah ialah:
a. Menunjang kegiatan belajar dan mengajar.
b. Merupakan sarana pengembangan bakat dan keterampilan.
c. Pusat media sekolah.
d. Sarana penelitian sederhana.
e. Sarana rekreasi.
5. Perpustakaan Khusus (Special Library)
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
kantor atau instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang
kegiatan kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada.
Fungsi perpustakaan khusus ialah:
a. Untuk keperluan perencanaan, penagambilan keputusan dan
pemecahan persoalan.
28

b. Untuk kebutuhan riset dan pengembangan para staf yang terlibat


dalam berbagai tugas penelitian dan pengembangan.
c. Untuk kepentingan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan
oleh kantor dan instansi tersebut.
d. Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan dokumen dari
kantor atau instansi yang bersangkutan.
6. Perpustakaan Wilayah
Perpustakaan Wilayah Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan
yang diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap
ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua
penerbitan daerah yang bersangkutan.
Fungsi Perpustakaan Wilayah adalah:
a. Sebagai perpustakaan referensi di wilayahnya.
b. Merupakan perpustakaan deposit yang bertugas mengumpulkan
semua penerbitan di daerahnya.
c. Merupakan suatu badan yang bertugas membuat bibliografi
d. Merupakan pusat kerjasama antar perpustakaan daerah
e. Mempunyai wewenang untuk membina perpustakaan-
perpustakaan yang ada di daerahnya
7. Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari
pelayanan perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah
merupakan jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan
mengunjungi pemakai.
Fungsi perpustakaan keliling adalah:
a. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah,
khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
b. Pemerataan pengembangan pendidikan
c. Sebagai media penerangan bagi masyarakat
29

d. Memasyatakatkan perpustakaan dadn minat baca di kalangan


masyarakat. Perpustakaan Kota ini memiliki prinsip orang akan
mulai membaca jika melihat buku. Untuk itu, mengajak
masyarakat umum untuk datang ke perpustakaan dengan
berbagai kegiatan sangatlah perlu untuk dilakukan.

Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


Tahun 2009 Tentang Standar Nasional Perpustakaan, disebutkan
perpustakaan berdasarkan jenis dan kepemilikan mencakup:

1. Perpustakaan nasional
2. Perpustakaan pemerintah
3. Perpustakaan provinsi
4. Perpustakaan kabupaten/kota
5. Perpustakaan kecamatan
6. Perpustakaan desa/kelurahan
7. Perpustakaan sekolah/madrasah
8. Perpustakaan perguruan tinggi
9. Perpustakaan khusus
10. Perpustakaan keluarga
11. Perpustakaan pribadi20

2. 5 Arsitektur Futuristik
Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa
depan. Citra futuristik pada bangunan berarti citra yang mengesankan bahwa
bangunan itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu
mengikuti perkembangan zaman yang ditunjukkan melalui ekspresi bangunan.
Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek bangunan
futuristik. Fleksibilitas dan kapabilitas sendiri adalah kemampuan bangunan
untuk melayani dan mengikuti perkembangan tuntutan dan persyaratan pada
bangunan itu sendiri. Sedangkan kemampuan untuk melayani dan mengikuti

20
Palupi, Agustina Sultra. “Perpustakaan Di Kota Yogyakarta”.Yogyakarta : Uniersitas Atmajaya
30

perkembangan zaman hanya bisa diwujudkan atau diimplementasikan dalam


penampilan dan ungkapan fisik bangunan. Menurut Haines dan Chiara (1980)
kriteria diatas adalah :
1. Bangunan dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang
senantiasa berkembang
2. Bangunan tersebut senantiasa dapat melayani perubahan perwadahan
kegiatan, disini peru dipikirkan kelengkapan yang menunjang proses
berlangsungnya kegiatan
3. Adanya kemungkinan penambahan ataupun perubahan pada bangunan
tanpa menganggu bangunan yang ada dengan jalan perencanaan yang
matang

Futuristik sebagai core values atau nilai-nilai dasar BMW mengandung


nilai-nilai yaitu; dinamis, estetis dan inovatif terutama dari segi teknologi yang
dipakai (dinamis, canggih dan ramah lingkungan) dengan mengadopsi bentuk-
bentuk bebas yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk tertentu. Dalam futuristik
juga perlu dipikirkn mengenai estimasi atau perkiraan. Pengenalan akan
bangunan futuristik dapat dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Salah satu cara untuk memprediksi tentang
arsitektur masa depan adalah dengan mengikuti perkembangan arsitektur
berteknologi yang berkembangan setelah tahun 1960-an dengan ciri-ciri :

1. Kebenaran struktur
2. Bentuk bebas cenderung ke bentuk yang berhubungan dengan alam

Dalam ilmu arsitektur, teminologi arsitektur futuristik masih rancu atau


belum dapat digolongkan ke dalam kriteria arsitektur modern, late modern
maupun post modern. Late modern itu sendiri adalah mengambil ide dan bentuk
dari modern movement, yang ditampilkan secara ekstrim, berlebihan dan tidak
natural. Imajinasi tentang teknologi bangunan menggambarkan usaha untuk
mencapai kesenangan dan keindahan semata, sedangkan post modern
menyelesaikan kemonotonan arsitektur modern dengan menggabungkan unsur-
unsur modern dengan lainnya sehingga bersifat ganda.
31

Pedoman perencanaan berdasarkan ungkapan futuristik dengan melihat


pengertian futuristik yang ada, maka diambil kesimpulan pedoman dalam
perencanaan berdasarkan ungkapan futuristik, yaitu :

1. Mempunyai konsep masa depan terutama sesuai dengan paradigma


perkembangan arsitektur. Bentuk yang didapat bukan bentuk-bentuk
tertentu saja, tetapi bentuk bebas yang dekontruksi
2. Memanfaatkan kemajuan di era teknologi melalui struktur dan konstruksi
menggunakan struktur yang dekonstuksi
3. Memakai bahan-bahan prefabrikasi dan bahan-bahan baru, seperti kaca,
baja, aluminium, dan lain-lain
4. Memunculkan bentuk-bentuk baru dari arsitektur yang analog dengan
musim, maksudnya adalah bentuk yang tidak bisa diduga sebelumnya,
dinamis sebagai konsekuensi dari perubahan.
Ciri – ciri dari arsitektur futuristik adalah:
1. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan suatu
arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
2. Berupa khayalan, idealis
3. Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk
menjadi monoton karena tidak diolah.
4. Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah
terhadap arsitektur tersebut.
5. Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan
ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak
memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan
dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
6. Singular(tunggal), Arsitektur futuristik tidak memiliki suatu ciri
individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek
yang satu dengan yang lainnya (seragam).
7. Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi
polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali
geometri dan bahan aslinya.
32

8. Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara


polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase
sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang
digunakan adalah beton, baja dan kaca. Material-material tersebut
dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang murni,
karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis
material tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus
bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena
dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh
bahan tersebut. , Misal :
a. Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin.
b. Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.
c. Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.21

2. 6 Tinjauan Proyek Sejenis


2.6.1 Irving K Barber Learning Centre

Gambar 2.1. Irving K Barber Learning Centre


Sumber : https://bluesinbminor.wordpress.com/tag/irving-k-
barber-learning-centre/, diakses pada 25 Agustus 2018 pukul
15.30 WIB
Irving K Barber Learning Centre merupakan pengembangan dari
perpustakaan utama Universitas British Columbia. Irving K Barber

21
2015.”Mengenal Arsitektur Futristik”.https://arsitag.com/article/mengenal-arsitektur-futuristik,
diunduh pada 3 Desember 2018
33

Learning Centre memiliki luas 23.000 m². Sasaran Irving K Barber


Learning Centre adalah mahasiswa, staff universitas dan penduduk
provinsi British Columbia. Dalam fungsinya sebagai tempat belajar
IKBLC juga memiliki fasilitas khusus yang memungkinkan
terselenggaranya kegiatan perkuliahan dan event-event khusus seperti
konser dan symposia. Dilengkapi dengan fasilitas videoconference setiap
pengguna dapat terhubung dengan pengguna lain di penjuru dunia.
Pengguna juga diberi fasilitas untuk sosialisasi seperti kafe dan seating
group yang didesain secara informal sehingga para pengunjung bisa
saling mengakrabkan dan membentuk kelompok-kelompok belajar
dalam suasana yang rileks.
Berikut ini merupakan ruangan -ruangan yang ada di dalam Irving
K Barber Learning Centre :
1. Learning Resource

Gambar 2.2 Chapman Room Irving K Barber


Learning Centre
Sumber : https://ikblc.ubc.ca/resources/library-services//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.20 WIB
Learning resources adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan
untuk kegiatan belajar interaktif dan kegiatan belajar bersama yang
materi atau subjeknya tidak terikat dengan kampus. Dalam IKBLC
ruang-ruang utama yang menyusun Learning resources antara lain:
a. Ruang belajar intensif berkelompok termasuk Chapman Room
Pada Chapman room pengguna dapat bekerja sama
menyelesaikan tugas. Dengan dilengkapi komputer workstation
34

dan koneksi wireless network yang memungkinkan semua


pengguna disini saling terhubung. Aneka lab tersedia untuk
umum disini, seperti lab kimia, lab fisika, lab biologi dan
beragam konfigurasi lab komputer. Lab komputer di IKBLC
dapat dijumpai hampir di tiap lantai.
b. Laboratorium (Komputer dan Lab masing-masing disiplin ilmu)
c. Ruang kelas dalam berbagai kapasitas
d. Ruang proyek (non kompus)
e. Teater kuliah bersama dan R. Seminar
f. R. Konsultasi tertutup
2. Perpustakaan

Gambar 2.3 Perpustakaann Irving K Barber


Learning Centre
Sumber : https://www.flickr.com/photos/ubclibrary,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.40 WIB

Perpustakaan di IKBLC menggunakan sistem campuran, sistem


tertutup ditunjukkan dengan adanya ASRS yang menggunakan sistem
robot mekanis yang dikhususkan untuk menangani koleksi buku yang
langka, spesial, kuno ataupun jarang dipinjam oleh pengunjung.
Sistem terbuka ditunjukkan dengan adanya ruang-ruang koleksi yang
terbuka dan dapat langsung diakses oleh pengunjung. Rak-rak koleksi
di IKBLC menampung lebih dari 500.000 volume buku.
35

3. Community Concourse

Gambar 2.4 Interior Irving K Barber Learning Centre


Sumber : https://ikblc.ubc.ca/spaces/, diakses pada 25 Agustus
2018 pukul 15.45 WIB

Community Concourse adalah tempat-tempat terbuka dengan


tujuan utama agar para pengguna dapat bersosialisasi dalam suasana
yang informal. Community Concourse berpusat pada lantai dasar dan
merupakan motor penggerak kegiatan di IKBLC. Dari ruang-ruang
komunal tersebut beragam ide mencul dan tertuang lewat diskusi-
diskusi informal yang santai. Dan ide tersebut dapat segera diteruskan
dan dikembangkan lewat fasilitas yang tersedia pada saat itu juga.
Bagi mahasiswa UBC khususnya, tempat ini merupakan escape dari
segala kepenatan kampus, bahkan di tempat ini mahasiswa dapat
berbincang-bincang dengan dosen dalam suasana santai jika
dimungkinkan.
4. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung yang ada meliputi starbucks dan internet
station. Ruang komunal sendiri dapat dibentuk dengan seating group
dalam ruangan yang terbuka. Di setiap selasar dan ruang terbuka di
IKBLC selalu difungsikan untuk sosialisasi.
36

2.6.2 Eduplex

Gambar 2.5 Eduplex


Sumber : https://kumparan.com /eduplexs-tempat-belajar-yang- di-
bandung, diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.45 WIB

Eduplex merupakan tempat yang berfungsi sebagai study and


working place yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang.
Eduplex yang berdiri sejak tahun 2016 berada di Jalan Ir. Juanda
(Dago), Bandung Indonesia. Pada awalnya bangunan Eduplex
difungsikan sebagai tempat bimbel (Edubimbel), namun dikarenakan
kebutuhan akan ruang belajar bagi masyarakat Bandung semakin
meningkat, maka terancanglah sebuah bangunan yang dapat
difungsikan sebagai tempat belajar bernama Eduplex. Eduplex dengan
konsep homie dibuka 24 jam untuk melayani para pengunjung yang
ingin belajar dan bekerja.

Berikut ini beberapa ruangan yang ada pada bangunan Eduplex:

1. Lounge

Gambar 2.6 Lounge Eduplex


Sumber : http://eduplex.id/facilities-page/, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 15.45 WIB
37

Tempat yang digunakan sebagai tempat untuk berkumpul


yang berada di lantai 1 bangunan. Tempat ini dilengkapi dengan
sofa-sofa dan meja yang nyaman dengan desain yang menarik.
2. Study dan working place

Gambar 2.7 Study dan Working Space


Sumber : http://eduplex.id/facilities-page/, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 15.45 WIB

Study and working place berada pada lantai 2 bangunan


yang difungsikan sebagai ruang belajar dan bekerja. Ruangan ini
luas dan memiliki beberapa spot area yang nyaman untuk belajar
dan bekerja. Tersedia juga beberapa ruang private yang dapat
disewakan.
3. Cafetaria

Gambar 2.8 Cafetaria Eduplex


Sumber : http://eduplex.id/facilities-page/, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 15.45 WIB

Cafetaria Eduplex berada di lantai 1 dengan desain


interior yang menarik dan berukuran besar. Cafetaria ini
menyediakan beberapa jenis makanan dan minuman bagi
pengunjung Eduplex.
38

4. Auditorium

Gambar 2.9 Auditorium


Sumber : http://eduplex.id/facilities-page/, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 15.45 WIB

Auditorium pada Eduplex berupa private room yang dapat


digunakan untuk kegiatan rapat dan kegiatan lainnya yang
membutuhkan ruang lebih besar. Ruangan auditorium dilengkapi
dengan proyektor yang dapat membantu dalam kegiatan presentasi
bila diperlukan.
5. Office Area

Gambar 2.10 Office Area


Sumber : http://eduplex.id/facilities-page/, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 15.45 WIB

Office area berada di lantai 3 bangunan yang


diperuntukan untuk disewa sebagai kantor bagi perusahaan -
perusahaan baru. Pada area ini hanya diperuntukan bagi
pengunjung yang menyewakan ruanh pada area ini saja dan tidak
dibuka untuk umum.
39

2.6.3 Barking Learning Centre

Gambar 2.11 Barking Learning Centre


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Bangunan ini terletak di 2 Town Square Barking, London.


Bangunan ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan sarana
pendidikan dengan dilengkapi dengan area publik. Bangunan ini resmi
dibuka pada tanggal 10 Juni 2008 John Denham, Sekertaris Negara
untuk Inovasi, Universitas dan Keterampilan London. Berikut ini
beberapa fasilitas yang disediakan Barking Learning Centre :
a. Study Room

Gambar 2.12 Study Room


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Fasilitas pada bangunan ini berupa ruang yang dapat


dipergunakan untuk kegiatan belajar. Ruang ini terbuka untuk
umum namun dapat disewa. Pada bangunan ini tersedia berbagai
jenis study room dengan interior yang berbeda.
40

b. Library

Gambar 2.13 Library Barking Learning Centre


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Library ini menyediakan berbagai macam buku, audiobook,


koran, majalah dan jurnal-jurnal yang dapat diakses bagi para
anggota perpustakaan. Pada library ini juga disediakan komputer
dan mesin fotokopi yang dapat digunakan.
c. Confrence room

Gambar 2.14 Confrence Room Barking Learning Centre


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Confrence room digunakan untuk menyelenggarakan


acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan. Confrence
room pada bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan yang
dilengkapi dengan multimedia yang lengkap.
41

d. Cafe

Gambar 2.15 Cafe Barking Learning Centre


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Cafe terletak pada lantai dasar bangunan Barking Learning


Centre. Cafe ini terdiri dari cafe outdoor dan cafe indoor.
e. Gallery

Gambar 2.16 Gallery Barking Learning Centre


Sumber : http://filmlbbd.com/location/barking-learning-centre//,
diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 17.05 WIB

Galeri ini berada pada lantai dasar bangunan Barking


Learning Centre. Dewan Pengembangan Seni dan Budaya
mengelola dan mempromosikan galeri dengan memajang berbagai
karya seni yang dapat dilihat oleh seniman profesional dan amatir
hingga kelompok masyarakat dan sekolah.

2.6.4 Simpulan dari Tinjauan Proyek Sejenis


Berdasarkan tinjauan proyek sejenis yang ada seperti pada
Irving K Barber Learning Centre, Eduplex, dan Barking Learning
42

Centre dapat disimpulkan bahwa ketiga bangunan ini memiliki fungsi


yang sama yaitu berfungsi sebagai sarana belajar bagi masyarakat.
Yang membedakan adalah pengadaptasian ruang dan fasilitas yang
digunakan sebagai daerah aktivitas yang dilakukan.
Pada Irving K Barber Learning Centre, bangunan ini
dikhususkan sebagai tempat belajar bagi mahasiswa pada Univesitas
British Columbia dan masyarakat sekitar. Bangunan ini merupakan
bangunan dengan gaya arsitektur eropa yang telah dibangun sejak tahun
1925. Bangunan memfasilitasi segala kegiatan belajar dengan
menyediakan perpustakaan, learning resource, ruang audiovisual dan
beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti kafe.
Pada bangunan Eduplex, bangunan ini merupakan bangunan
yang dibuka untuk umum yang digunakan sebagai tempat belajar dan
bekerja. Bangunan ini memiliki beberapa fasilitas seperti ruang belajar
private maupun semi private, ruang auditorium, office area serta
cafetaria. Bangunan Eduplex ini terlihat seperti sebuah bangunan
rumah dengan atap pelana yang membuat suasana Eduplex seperti
berada di rumah.
Pada bangunan Barking Learning Centre ditujukan sebagai
sarana di dunia pendidikan yang dibuka untuk umum. Bangunan ini
memiliki perpustakaan yang dapat diakses oleh publik dilengapi dengan
ruang belajar, conference room, cafe dan gallery yang memajang hasil
karya seniman daerah sekitar Barking Learning Center.
Ketiga bangunan ini sama-sama memiliki ruangan yang
dikhususkan sebagai ruang untuk belajar bagi masyarakat daerah
tersebut. Namun perbedaan terlihat pada beberapa fasilitas penunjang
seperti perpustakaan yang tersedia di Irving K Barber Learning Centre
dan Barking Learning Centre, namun tidak tersedia pada bangunan
Eduplex. Namun semua bangunan tersebut memiliki ruangan
auditorium atau confrence room yang menyediakan fasilitas
multimedia yang dapat menunjang kegiatan belajar.
43

BAB III
TINJAUAN PROYEK

3.1 Tinjauan Kota Palembang


3.1.1 Sejarah Kota Palembang

Gambar 3.1 Peta Kota Palembang


Sumber : https://doubleuniverse.wordpress.com/2017/01/29/penduduk-kota-
palembang-berdasarkan-jenis-kelamin-pada-tahun-2015/ diakses pada 19
Oktober 2018 pukul 16.45 WIB

Kota Palembang adalah ibu kota dari provinsi Sumatera


Selatan. Kota Palembang merupakan kota terbesar kedua di Pulau
Sumatera setelah kota Medan. Kota Palembang dikenal dengan sebutan
“Bumi Sriwijaya” dimana dikarenakan dahulunya menurut sejarah kota
Palembang pernah menjadi pusat dari kerajaan bahari Buddha terbesar
di Asia Tenggara pada saaar itu dengan kerajaan Sriwijaya yang
berkuasa di Indonesia maupun Semenanjung Malaya pada aba ke-
sembilan.
Kota Palembang dikelilingi oleh air yaitu berupa Sungai
Musi. Kondisi alam tersebut kemudian dimanfaatkan pada masyarakat
dahulu untuk menjadi sumber kehidupan mereka. Air menjadi sarana
44

transportasi yang vital, efisien dan mempunyai daya jangkau. Faktor


keadaan alam di kota Palembang menjadi salah satu faktor yang
menjadikan kota Palembang sebagai ibukota kerajaan Sriwijaya pada
masa itu.
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya
Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya
Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama
dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Kemudian
sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis
menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang
ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak
serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh
Portugis.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Kerajaan Sriwijaya dibangun
pada tanggal 17 Juni 683 Masehi dengan raja pertama Jayanasa. Pada
masa jayanya, Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu
pengetahuan agama Budha di Asia Tenggara. Dulu, Sriwijaya
merupakan kerajaan maritim yang kuat dan disegani di Asia Tenggara.
Pengaruhnya hingga ke Cina dan Madagaskar di Afrika. Sriwijaya
menguasai jalur perdagangan dan pelayaran antara laut Cina Selatan
dan Samudera Hindia sehingga daerah ini menjadi sentra pertemuan
antarbangsa.22
3.1.2 Letak dan Kondisi Geografis Kota Palembang
Kota Palembang terletak antara 2°59′27.99″LS
104°45′24.24″BT. . Luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61 Km²
dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Pada Tahun
2007 Kota Palembang dibagi 16 kecamatan dan 107 kelurahan. Pada
Tahun 2017, berdasarkan SK Nomor 136/4123/BAK, terbentuk
Kecamatan Jakabaring yang merupakan pemekaran dari Kecamatan

22
2016.Sejarah Kota Palembang.http://www.palembang.go.id/37/sejarah-kota-palembang,
diunduh pada 11 Oktober 2018
45

seberang Ulu I dan Kecamatan Ilir timur III yang merupakan


pemekaran dari Kecamatan Ilir timur II, sehingga saat ini wilayah
administrasi Kota Palembang terbagi menjadi 18 kecamatan dan 107
kelurahan.
Berdasarkan PP Nomor 23 tahun 1988, luas wilayah Kota
Palembang adalah 400,61km2 / 40.061 Ha, dimana Kecamatan Gandus
memiliki luas terbesar dibandingkan kecamatan lainnya (68,78 km2 /
17,17 %) dan Kecamatan Ilir Barat II merupakan kecamatan dengan
luas wilayah terkecil (6,22 km2 / 1,55%)
Berikut ini merupakan batas wilayah Kota Palembang :
a. Sebelah utara : Kabupaten Banyuasin
b. Sebelah timur : Kabupaten Banyuasin
c. Sebelah barat : Kabupaten Banyuasin
d. Sebelah selatan : Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan
Ilir
Letak Kota Palembang ini cukup strategis karena dilalui oleh
jalur jalan lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar daerah di
Pulau Sumatera. Selain itu, di Kota Palembang juga terdapat Sungai
Musi yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar
wilayah dan merupakan Kota Air.
3.1.3 Kepadatan Penduduk Kota Palembang
Penduduk Kota Palembang berdasarkan proyeksi penduduk
tahun 2017 sebanyak 1.623.099 jiwa yang terdiri atas 813.708 jiwa
penduduk laki-laki dan 809.391 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016,
penduduk Palembang mengalami pertumbuhan sebesar 1,01 persen.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk
laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,53 persen yang
berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kota
Palembang tahun 2017 mencapai 4.052 jiwa/km2. Kepadatan
46

Penduduk di 18 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan


penduduk tertinggi terletak di kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan
sebesar 11.862 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Gandus sebesar
931 jiwa/Km2.

Gambar 3.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota


Palembang 2017
Sumber : Palembang dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik, diakses pada
19 Oktober 2018 pukul 16.55 WIB

3.1.4 Iklim Kota Palembang


Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari
pantai. Pada tahun 2017, suhu udara maksimum terjadi pada bulan
September yang berkisar 34,2 0 C, sedangkan suhu udara minimum
terjadi pada bulan Februari dan Maret yang berkisar 24, 0 C.
Kecepatan angin hampir di seluruh wilayah Palembang
merar=ta setiao bulannya, yaitu berkisar antara 2,6 knot hingga 4,1
knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kesepatan angin
adalah perbedaan tekanan udara.
47

Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh


keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara.
Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak
stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama tahun 2017 berkisar
antara 55,9 mm3 (Agustus) sampai 406,5 mm3 (Maret). Palembang
mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dimana pada tahun 2017
rata-rata berkisar antara 78,4% (Agustus) sampai 88,7% (Desember).23
.

Gambar 3.3 Suhu udara dan kelembaban udara kota Palembang tahun
2017
Sumber : Palembang dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik, diakses pada
19 Oktober 2018 pukul 16.45 WIB

3.1.5 Kondisi topografi kota Palembang


Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya
merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata + 4 ± 12 meter
di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah dataran yang
tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35%
tanah tergenang terus menerus sepanjang musim. Lokasi daerah yang
tertinggi berada di Bukit Seguntang Kecamatan Ilir Barat I, dengan
ketinggian sekitar 10 meter dpl. Sedangkan kondisi daerah terendah

23
Badan Pusat Statistik Palembang. 2018. Palembang Dalam Angka 2018. BPS Kota Palembang
48

berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Ilir Timur II. Kota Palembang
dibedakan menjadi daerah dengan topografi mendatar sampai dengan
landai, yaitu dengan kemiringan berkisar antara ± 0 - 3o dan daerah
dengan topografi bergelombang dengan kemiringan berkisar antara ± 2
± 10o.
Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu
dan Seberang Ilir. Wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai
topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah asli berada
dibawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (± 3,75 m
diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah dibangun dan
akan dibangun dimana permukaan tanah telah mengalami penimbunan
dan reklamasi. Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi
topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan laut dan
ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah yang
berkelanjutan dan terdapat topografi yang terjal.
Dengan demikian dari aspek topografi pada prinsipnya tidak
ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa
kemiringan atau kelerengan yang besar. Sebagian besar dari wilayah
Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai dengan
ketinggian tanah rata-rata +12 meter di atas permukaan laut, sedangkan
daerah yang bergelombang ditemukan di beberapa tempat seperti
Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan
Seberang Ulu dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi,
berupa keadaan anak-anak sungai dalam wilayah. Di bagian wilayah
Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar dengan
muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar
dan berhulu di Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan
Sungai Komering. Sedangkan anak-anak Sungai Musi yang relatif kecil
adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara Enim.
49

Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak


sungai kecil dan pendek yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu
pada wilayah Kota Palembang dan kawasan sekitarnya, seperti Sungai
Aur dan Sungai Sriguna. Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran
anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan karakteristik
topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada bagian
Selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada
Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak
sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang,
Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-
anak sungai yang mengalir ke utara, yang bermuara antara lain ke
Sungai Kenten.24

3.2 Tinjauan Lokasi dan Tapak


3. 2.1 Dasar-Dasar Peninjauan Lokasi
Perancangan suatu bangunan memerlukan beberapa analisis
sebelum merancang suatu bangunan, salah satunya analisis site yang
dilakukan untuk pemilihan tapak dalam proses merancang. Analisis site
dilakukan secara dua tahap yaitu analisis site secara makro dan analisis
site secara mikro.
Pemilihan site Palembang Learning Centre dilakukan melalui dua
tahap yaitu analisis secara makro dan analisis secara mikro. Analisis
secara makro dilakukan melalui analisis terhadap dua kawasan
berpotensi berdasarkan lima kriteria penilaian, yaitu aspek pencapaian,
pengembangan kawasan, prasarana lingkungan, sarana penunjang, dan
kondisi lahan. Setelah analisis terhadap kedua kawasan berpotensi
dilakukan, dilanjutkan dengan akumulasi oenilaian terhadap kedua
kawasan tersebut guna mendapatkan kawasan paling berpotensi.

24
Chandra, Fernando. 2015. Family Friendly Spa and Restaurant di Kota Palembang. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya
50

Kawasan yang telah terpilih kemudian akan dianalisis secara


mikro yang lebih mendetil. Pada kawasan yang terpilih hanya terdapat
satu site sehingga hanya menganalisis satu site berupa lokasi dan
aksesbilitas, ketapmapakan, peruntukan (RTRWK), luasan lokasi,
prasarana jalan, sarana penunjang, serta peruntukan setempat (GSB,
KDB, KLB).
3. 2.2 Analisis Site Secara Makro
1. Kawasan Jalan Demang Lebar Daun Kecamatan Ilir Barat 1 Kota
Palembang

Gambar 3.4 Griya Agung Gambar 3.5 RS Siti Khadijah

Gambar 3.6 Peta Kawasan Demang Lebar Daun


Sumber : www.google.com/maps/, diakses 25 Agustus 2018

Gambar 3.7 Pusda Gambar 3.8 KFC


51

2. Kawasan Jalan Gub. H Bastari, Jakabaring Kota Palembang

Gambar 3.9 Kantor Imigrasi Gambar 3.10 Bank Sumsel Babel

Gambar 3.11 Peta Kawasan Jakabaring


Sumber : www.google.com/maps/, diakses 25
Agustus 2018

Gambar 3.12 RSUD Bari Gambar 3.13 Gelora Sriwijaya


52

Kriteria kawasan yang sesuai untuk dipilih antara lain :


Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Kawasan
No. Kriteria Keterangan
1. Pengembangan Perencanaan pembangunan sesuai
Kawasan dengan perencanaan lokasi sebagai
kawasan pendidikan berdasarkan
peraturan.
2. Pencapaian Kemudahan dalam akses, fisik
jalan baik, adanya transportasi
umum menuju lokasi, dan adanya
jalan alternatif menuju lokasi
3. Sarana Penunjang Memiliki berbagai sarana
penunjang lingkungan, seperti
pasar, rumah sakit, mall, restoran,
dan berbagai fasilitas penunjang
lainnya
4. Prasarana Memiliki prasarana lingkungan
Lingkungan yang memadai, seperti air bersih,
listrik, jaringan telepon, dan
berbagai prasarana lainnya.
Sumber : Pribadi

Keterangan Penilaian
Tabel 3.2 Keterangan Penilaian Kawasan
Bobot Nilai Keterangan Penilaian
1 Kurang Baik
2 Baik
3 Sangat Baik
Sumber : Pribadi
53

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, untuk dijadikan lokasi


Palembang Learning Centre. Berikut ini merupakan hasil pendataan
dan penilaian terhadap kawasan yang berpotensi tersebut.
1. Data
Tabel 3.3 Tabel Penilaian Kriteria Pengembangan Kawasan
No. Pengembangan Nilai Keterangan
Kawasan
1. Demang Lebar 3 a. Terletak di daerah
Daun pengembangan
b. Lahan keras
c. Kawasan pendidikan,
perdagangan dan jasa
serta perkantoran*
d. Lokasi Strategis
2. Jakabaring 2 a. Terletak di daerah
pengembangan
b. Lahan rawa
c. Kawasan pendidikan,
pariwisata
d. Lokasi strategis
Sumber : Pribadi

* RDTRK Kota Palembang

2. Data penilaian kriteria pencapaian


Tabel 3.4 Penilaian Kriteria Pencapaian
No. Pencapaian Nilai Keterangan
1. Demang Lebar 3 a. Berada di depan jalan
Daun utama
b. Lebar jalan maksimal
c. Terdapat jalan dua arah
54

d. Terdapat transportasi
umum
e. Akses jalan padat
2. Jakabaring 2 a. Berada di depan
jalan utama
b. Lebar jalan
maksimal
c. Terdapat jalan dua
arah
d. Terdapat transpotasi
umum
e. Akses jalan tidak
padat
Sumber : Pribadi

3. Data penilaian kriteria sarana penunjang


Tabel 3.5 Penilaian Kriteria Sarana Penunjang
No. Pencapaian Nilai Keterangan
1. Demang Lebar 3 a. Terdapat halte
Daun b. Terdapat restoran
c. Terdapat perpustakaan
d. Terdapat perumahan
e. Terdapat SPBU
f. Terdapat pusat
pemerintahan
g. Terdapat bank
h. Terdapat ruang terbuka
hijau
i. Terdapat rumah sakit
j. Terdapat sekolah
2. Jakabaring 2 a. Terdapat halte
55

b. Terdapat restoran
c. Terdapat perumahan
d. Terdapat SPBU
e. Terdapat pusat
perbelanjaan
f. Terdapat pusat olahraga
g. Terdapat wisata air
h. Terdapat rumah sakit
i. Terdapat sekolah
Sumber : Pribadi

4. Data Penilaian kriteria prasarana lingkungan


Tabel 3.6 Penilaian Kriteria Prasarana Lingkungan
No. Pencapaian Nilai Keterangan
1. Demang Lebar 3 a. Terdapat jaringan listrik
Daun b. Terdapat jaringan telepon
c. Terdapat drainase
d. Terdapat air bersih
2. Jakabaring 3 a. Terdapat jaringan listrik
b. Terdapat jaringan telepon
c. Terdapat drainase
d. Terdapat air bersih
Sumber : Pribadi

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terdapat beberapa


kriteria, berikut akumulasi penilaian tersebut :
Tabel 3.7 Akumulasi Penilaian Kriteria Kawasan
No. Kriteria Demang Jakabaring
Lebar Daun
1. Pengembangan Kawasan 3 2
2. Pencapaian 3 2
56

3. Sarana Penunjang 3 2
4. Prasarana Lingkungan 3 3
Total 12 9
Sumber : Pribadi

Jadi, berdasarkan hasil penilaian dua kawasan, dapat


disimpulkan bahwa kawasan Demang Lebar Daun lebih
berpotensi untuk menjadi lokasi Palembang Learning Centre

3. 2.3 Analisis Site Secara Mikro

Gambar 3.14 Site yang Dipilih


Sumber : Pribadi
57

Berdasarkan Rencana Detai Tata Ruang Kota (RDTRK) Wilayah


Demang Lebar Daun berikut merupakan peraturan terkait
pembangunan lokasi terpilih :

1. Fungsi Kawasan : Kawasan Pendidikan


2. Koefisien lantai bangunan :6
3. Koefisien dasar bangunan : 60 %
4. Garis Sempadan bangunan utama : Utama 20 m, lokal 5 m

Berikut ini data mengenai site terpilih :

1. Terletak di Jalan Demang Lebar Daun


2. Berhubungan langsung dengan jalan besar, Jalan Demang Lebar
Daun dan Jalan Kijang Mas
3. Luas lokasi 2,8 H

3. 2.4 Tinjauan Elemen Lingkungan


Elemen lingkungan sekitar tapak merupakan Jalan Demang
Lebar Daun dan Jalan Kijang Mas terletak pada kelurahan Demang
Lebar Daunkecamatan Ilir Barat 1 yang merupakan kawasan
pendidikan , perkantoran, dan perdagangan dan jasa.
Adapun bangunan-bangunan yang menjadi elemen lingkungan
sekitar tapak tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Elemen Lingkungan Sekitar Tapak
No. Gambar Keterangan
1. Taman Disdikpora
Palembang
58

2. Griya Agung

3. SMK Negeri 2

4. Perpustakaan Daerah
Sumsel

5. STIK Siti Khadijah

6. Bank BCA
59

7. Dinas
Kependudukan dan
Catatan Sipil

8. Hotel Amaris

9. KFC Demang

10. Rumah Sakit Bunda

Sumber : Pribadi

3.3 Tinjauan Khusus Palembang Learning Centre


3.3.1 Tinjauan Aktivitas
Palembang Learning Centre merupakan tempat belajar yang mewadahi
setiap aktivitas dalam belajar di Kota Palembang. ragam aktivitas
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
60

1. Aktivitas pengunjung
Aktivitas pengunjung mencakup segala kegiatan pengunjung
selama berada di dalam Palembang Learning Centre. Kegiatan
tersebut berupa aktivitas belajar maupun mengajar. Selain itu juga
tedapat kafe yang terbuka untuk umum dan ruang-ruang lain yang
menunjang kegiatan dalam bangunan.
2. Aktivitas pengelola
Aktivitas pengelola terdiri dari pengkoordiniran segala
kegiatan terkait posisi jabatan masing-masing. Pengelola
merupakan sekelompok orang yang bertugas untuk mengatur
segala operasional dan bertanggung jawab atas kenyamanan
aktivitas bagi pengunjung. Pengelola terdiri dari pengelola yang
terjun langsung ke lapangan (yang berhubungan langsung dengan
pengunjung seperti, penjaga perpustakaan) dan pengelola
administrasi (yang berhubungan dengan kegiatan intern
pengelolaan). Pengelola dapat dikelompokan menurut kegiatan dan
tugas yang dijalani yaitu divisi operasional, divisi administrasi,
divisi humas.

3.3.2 Tinjauan Ruang


Dalam memenuhi kebutuhn aktivitas pelaku tersbut pasti membutuhkan
suatu wadah yang dapat menampung beragam aktivitas tersebut, wadah
inilah yang disebut dengan ruang. berikut ini merupakan tinjauan ruang
yang direncanakan berdasarkan beragam aktivitas yang terjadi di dalam
Palembang Learning Centre :
1. Aktivitas Pengunjung
Tabel 3.9 Kebutuhan Ruang Pengunjung
No. Pelaku Kebutuhan Ruang
1. Pengunjung Site enterance
Area parkir
Taman
Main enterance
Lobby
Pusat Informasi
61

Ruang Belajar Public


Ruang Belajar Private
Pusat Administrasi
Perpustakaan
Ruang Auditorium
Confrence Room
Laboratorium Komputer
Toko Buku
Kafe
Toilet
Sumber : Pribadi

2. Aktivitas Pengelola
Tabel 3.10 Kebutuhan Ruang Pengelola
No. Pelaku Kebutuhan Ruang
1. Pimpinan Palembang Site enterance
Learning Centre Taman
Area Parkir
Ruang Pengelola
Ruang Rapat
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
2. Staff Administrasi Site enterance
Palembang Learning Centre Taman
Area Parkir
Ruang Karyawan
Ruang Rapat
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
3. Staff Humas dan Pelayanan Site enterance
Taman
Area Parkir
Ruang Karyawan
Pusat Informasi
Ruang Rapat
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
3. Staff Kebersihan Site enterance
Taman
Area Parkir
Ruang Karyawan
Ruang Rapat
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
Ruang Ganti
4. Staff Keamanan Site Enterance
62

Taman
Area Parkir
5. Staff Teknisi Site entrance,
Area parkir
Ruang teknisi, ruang kontrol, gudang
Ruang AHU, Panel Listrik, Genset,
Trafo, Audio
Ruang rapat
Ruang istirahat, cafetaria
Kamar mandi
Area parkir/site
6. Staff Perpustakaan Site enterance
Taman
Area Parkir
Perpustakaan
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
Ruang Ganti
7. Staff Kafe dan Cafetaria Site enterance
Taman
Area Parkir
Kafe
Loading Dock
Ruang Istirahat/Pantry
Kamar mandi
Musholla
Ruang Ganti
Sumber : Pribadi

Berdasarkan zoning area, ruang-ruang pada Palembang Learning Centre


dikelompokkan atas :
1. Area Publik
Ruang-ruang yang terletak pada area publik merupakan ruang umum
yang dapat diakses oleh seluruh orang tanpa terkecuali. Ruang-ruang
tersebut adalah lobby, pusat resepsionis, kamar mandi, ruang belajar
publik dan sebagainya.
2. Area semi publik
Ruang-ruang yang terletak pada area semi publik merupakan ruang-
ruang yang hanya dapat diakses oleh orang tertentu yang memiliki
kepentingan tertentu, seperti ruang makan, auditorium, dan
sebagainya.
3. Area privat
63

Ruang-ruang yang terletak pada area privat merupakan ruang-ruang


privasi yang tidak dapat diakses oleh orang umum dan hanya dapat
diakses serta digunakan oleh pihak berkepentingan, seperti ruang
staff, ruang kepala bagian, dan sebagainya.
4. Area service
Ruang-ruang yang terletak pada area service merupakan ruangruang
pendukung maintanance dan pemenuhan kebutuhan secara umum
atau privat, seperti janitor, pantri, dan sebagainya.

3.3.3 Tinjauan Khusus Desain


Palembang Learning Centre direncanakan dan dirancang
dengan tema “ Artifisial yang Humanis ” dengan menggunakan gaya
arsitektur futuristik. Terdapat beberapa fasilitas pada Palembang
Learning Centre diantaranya adalah wadah aktivitas belajar serta
berinteraksi antar individu. Aktivitas belajar akan didukung dengan
adanya ruang belajar publik maupun semi publik, perpustakaan, dan
ruang auditorium, dan laboratorium komputer. Sementara untuk
aktivitas sosial akan didukung dengan adanya area terbuka hijau berupa
taman, community center, dan beberapa bagian penunjang lainnya.
Keseluruhan aktivitas ini akan tergabung dalam beberapa masa yang
berhubungan satu sama lainnya.
Keseluruhan kegiatan aktivitas akan dirancang dalam dua
massa bangunan. Massa pertama akan menampung beberapa fasilitas
yaitu, lobby, perpustakaan, ruang belajar publik maupun semi publik,
laboratorium komputer, toko buku, dan cafe serta beberapa fasilitas
penunjang lainnya. Pada massa kedua memiliki beberapa fasilitas
berupa ruang auditorium, community centre, cafetaria, serta kantor
pengelola. Kedua massa bangunan ini memiliki bentuk dasar yang
diambil dari tema “ Artifisial yang Humanis ” yaitu dengan bentuk roda
gigi sebagai bentuk dasar bangunan.
64

Bentuk roda gigi diambil dikarenakan roda gigi mewakilkan


antara kecerdasan alami dan kecerdasan buatan (artifisial). Kecerdasan
buatan adalah kecerdasan Dalam kecerdasan alami, otak menjadi inti
dari kecerdasan tersebut. Otak tergambarkan dengan bentuk roda gigi
dikarenakan otak layaknya sebuah mesin pada tubuh manusia yang
menjalankan dan mengatur segala yang terjadi pada tubuh manusia.
Dalam mesin, komponen yang penting untuk menjalankannya adalah
roda gigi. Kecerdasan artifisial merupakan kecerdasan yang berasal dari
manusia namun dihasilkan oleh mesin. Maka dari itulah bentuk roda
gigi yang berperan penting dalam sebuah mesin yang melambangkan
kecerdasan alami maupun buatan menjadi bentuk dasar bangunan.
65

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis Tapak


4.1.1 Data Tapak
Berikut merupakan data-data tapak terkait proses perencanaan dan
perancangan Palembang Learning Centre.
a. Luas tapak : 29.028 m2 ≈ 2,9 Ha
b. Tapak memiliki bentuk asimetris
c. Tapak terletak di Jalan Demang Lebar Daun
d. Batas tapak :
Sebelah Utara : Perkantoran
Sebelah Timur : Perkantoran
Sebelah Selatan : Perkantoran
Selatan Barat : Pemukiman warga
e. Peraturan tekait pembangunan di daerah setempat :
Fungsi kawasan : Pendidikan
Koefisien lantai bangunan : 6
Koefisien dasar bangunan : 60%
Garis sempadan bangunan : Utama 20 m, lokal 5 m
66

f. Kondisi eksisting tapak

Gambar 4.1 Analisa Pribadi


Sumber : Pribadi
67

4.1.2 Analisis Tapak


a. Analisis matahari
Tabel 4.1 Analisis matahari

Analisis Matahari

ARAH
MATAHARI

I
N
P
U
T B T

Area yang sering


A terpapar sinar
N matahari adalah area
timur dan barat
A sehingga dibutuhkan
penghalang.
L
I
S
I B T
S

Pemanfaatan vegetasi
dapat membantu
menghalau cahaya
matahari berlebih,
vegetasi yang
O
digunakan dapat berupa
U pohon cemara dan
palem.
T
P
B T
U
T Penggunaan
secondary skin
dapat membantu Pada sisi timur akan ada
banyak bukaan untuk
menghalau sinar memanfaatkan cahaya matahari
matahari berlebih sebagai penerangan alami
68

b. Analisis arah angin


Tabel 4.2 Analisis arah angin

Analisis Arah Angin

I
N
P
U Angin bertiup
T ke segala arah

A
N
A
L Dibutuhkan
pemecah angin
I
dan pemanfaatan
S angin sebagai
I penghawaan alami

Pemanfaatan vegetasi
O sebagai pemecah
angin seperti pohon
U palem dan pohon
T cemara
P
U
Bukaan pada jendela
T
yang dapat
mengalirkan angin
masuk ke dalam
gedung
69

c. Analisis kebisingan
Tabel 4.3 Analisis kebisingan

Analisis Kebisingan

Tidak Bising

I
N Cukup Bising
P
U
Sangat Bising
T

Cukup bising berasal dari rumah-rumah warga sekitar


A
Penggunaa
N n vegetasi
A sebagai
peredam
L suara
I bising dan
perletakan
S masa pada
I site
S
Suara sangat bising berasal dari Jl. Demang Lebar Daun dikarenakan
banyak dilalui oleh kendaraan

Pemanfaatan
vegetasi untuk
meredam suara
O bising
U
T
P
U
Masa diletakan di
T bagian tengah site
atau agak jauh dari
jalan Penggunaan bahan peredam suara seperti
gypsum pada bangunan
70

d. Analisis drainase
Tabel 4.4 Analisis drainase

Analisis Drainase

Riol kota ≤ 50 cm

I
N Riol kota ≤ 1m
P
U
T

Drainase menuju riol kota dengan bantuan kemiringan pipa 2


A
%
N
A
L
I
S
I
S

Ukuran drainase dibesarkan agar dapat


menampung air hujan dan limbah

O
U
T
P
U
T

2% Drainase menuju riol kota dengan


bantuan kemiringan pipa 2 %
71

e. Analisis vegetasi
Tabel 4.5 Analisis vegetasi

Analisis Vegetasi

Adanya
vegetasi liar
I
N
P
U
T Adanya
vegetasi tertata

A
Vegetasi yang liar
N dapat dihilangkan dan
A yang layaknya dapat
membantu meredam
L kebisingan, sinar
I matahari berlebih dan
penyejuk dapat
S dipertahankan
I
S
Penanaman dan penataan vegetasi pada site

Penggunaan vegetasi pada area publik bangunan.

O
U
T
P Jenis vegetasi
yang akan di
U tanam berupa
T cemara, palem,
dan pucuk merah
72

f. Analisis orientasi
Tabel 4.6 Analisis orientasi

Analisis Orientasi

I
N
P Potensi site terhadap
Jalan Demang Lebar
U Daun
T

A
N Orientasi bangunan
A menghadap ke Jalan
Demang Lebar Daun
L yang dianggap dapat
I mendukung bangunan
dapat terlihat
S
I
S

Bangunan
menghadap ke Jalan
O Demang Lebar
U Daun

T
P
U
T
73

g. Analisis topografi
Tabel 4.7 Analisis topografi

Analisis Topografi

I Tapak merupakan
tanah kosong yang
N ditanami oleh
P tumbuhan liar dan
terdapat beberapa
U bagian yang berawa
T dengan adanya
kontur

A Adanya perbedaan
level tanah dapat
N mempertegas
A tapak sehingga
terlihat adanya
L perbedaan area
I
S Penimbunan dan
I pengurangan tanah
untuk kontor
S

O
Perbedaan
U ketinggian level
T tanah menunjukkan
fungsi ruang yang
P berbeda
U
T

Perbedaan ketinggian
level tapak dan jalan
74

h. Analisis pencapaian
Tabel 4.8 Analisis pencapaian

Analisis Pencapaian

Arah menuju tapak

I
N
P
U Lokasi tapak
T dapat dicapai
dengan kendaraan
umum, kendaraan
pribadi maupun
dengan berjalan
kaki

A Sirkulasi yang
tepat dan jelas
N dapat mengurangi
A potensi kemacetan.

L
I
S
Penempatan area
I pejalan kaki yang
S tepat

O
Pintu Masuk
U
T
P
U
T
Pintu Keluar

Perletakan pintu masuk dan keluar untuk menciptakan sirkulasi


kendaraan yang dapat memutar di dalam tapak lalu keluar dan masuk
lagi ke dalam tapak tanpa menimbulkan kemacetan
75

i. Analisis view dari tapak


Tabel 4.9 Analisis view dari tapak

Analisiss view dari tapak

Pemukiman

I
N
P
U Tanah kosong

Griya Agung Pertokoan

A Pemukiman
N Area view berupa
A pertokoan dan
pemukiman
L diperlukaan view
I buatan agagar view
menjadi lebih baik
S
I
Pertokoan
S

Penataan landscape sebagai view buataan.

O
U
T
P
U
T
76

j. Analisis view ke tapak


Tabel 4.10 Analisis view dari tapak

Analisiss view dari tapak

I
N
P
U
T

Penataan landscape dapat


membantu kemenarikan view
dari dalam tapak

A Pada bagian
yang kurang
N baik, akan
A dibantu dengan
penataan
L vegetasi
I
S
I
S

O
U
T
P
U
T

Pada bagian fasad depan akan dirancang semenarik


mungkin yang dapat menjadi point of interest
77

4.1.3 Zoning Akhir

Gambar 4.2 Zoning akhir


Sumber: Pribadi

Keterangan

P : Publik

SP : Semi publik

PV : Privat

S : Service

IN : Site entranc

OUT : Site exit


78

4.2 Analisis Aspek Manusia


4.2.1 Analisis Pelaku dan Kegiatan
Palembang Learning Centre merupakan tempat belajar yang
mewadahi segala aktivitas pelajar baik dalam bidang akademik maupun
non akademik. Berbagai aktivitas tersebut dilakukan oleh banyak
pelaku. Adapun beragam pelaku yang berperan dalam Palembang
Learning Centre ini dapat dikelompokkan dalam dua pelaku utama,
yaitu:
1. Pengunjung
Tabel 4.11 Pengunjung
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Masuk Site Site entrance
Parkir kendaraan Area parkir
Orientasi diri dengan luar
Taman
bangunan
Masuk bangunan Lobby
Mencari informasi Pusat informasi
Orientasi diri dengan dalam
Lobby
bangunan
Menyewa tempat Loket
Penyewa study
1. Ruang belajar public
room dan private,
Kegiatan belajar
laboratorium
komputer
Kegiatan seminar, Auditorium,
presentasi, dan acara lainnya Confrence room
Taman, community
Bercengkrama
area
Makan dan minum Cafe
MCK Kamar mandi
Keluar/ pulang Area parkir / site
Masuk Site Site entrance
Parkir kendaraan Area parkir
Orientasi diri dengan luar
Taman
bangunan
Masuk bangunan Lobby
Loket, pusat
Pengunjung Mencari informasi
2. informasi
Perpustakaan Orientasi diri dengan dalam
Lobby
bangunan
Ruang penitipan
Menitipkan barang
barang
Mendaftar menjadi anggota Ruang registrasi
Mencari buku melalui
Ruang katalog
komputer
79

Ruang baca
Membaca buku perpustakaan indoor
dan outdoor
Ruang belajar
Belajar perpustakaan indoor
dan outdoor
Ruang peminjaman
Meminjam buku
buku
Ruang pengembalian
Mengembalikan buku
buku
Makan dan minum Cafetaria
MCK Kamar mandi
Keluar/ pulang Area parkir / site
Masuk Site Site entrance
Parkir kendaraan Area parkir
Orientasi diri dengan luar
Taman
bangunan
Masuk bangunan Lobby
Loket, pusat
Pengunjung Mencari informasi
3. informasi
Umum Orientasi diri dengan dalam
Lobby
bangunan
Membeli buku Bookstore
Melihat pameran/karya Gallery
Makan dan minum Cafe
MCK Kamar mandi
Keluar/ parkir kendaraan Area parkir / site
Sumber: Pribadi

2. Pengelola
Tabel 4.12 Pengelola
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaraan Area parkir, taman
Masuk bangunan Lobby
Bekerja Ruang pengelola
Pimpinan
Menemui tamu Ruang tamu
Palembang
1. Rapat Ruang rapat
Learning
Istirahat Ruang istirahat
Centre
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaraan Area parkir, taman
Masuk bangunan Lobby
Absen Ruang absen
2. Sekretaris
Bekerja Ruang pengelola
Rapat Ruang rapat
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
80

Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaraan Area parkir, taman
Absen Ruang absen
Masuk bangunan Lobby
Bekerja Ruang karyawan
Tata Usaha Rapat Ruang rapat
3.
dan Humas Menemui tamu Ruang tamu
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaran Area parkir, taman
Masuk bangunan Lobby
Absen Ruang absen
Bekerja Ruang belajar
Staff Ruang Menganti pakaian Ruang ganti, loker
4.
Belajar Rapat Ruang rapat
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaran Area parkir, taman
Masuk bangunan Lobby
Absen Ruang absen
Bekerja Perpustakaan
Staff Menganti pakaian Ruang ganti/loker
6.
Perpustakaan Rapat Ruang rapat
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaraan Area parkir, taman
Absen Ruang absen
Seluruh site Palembag
Menjaga keamanan site
Staff Learning Centre
7. Menganti pakaian Ruang ganti
Keamanan
Istirahat Ruang isirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
MCK Kamar mandi
Ibadah Musholla
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
8. Staff Teknisi
Parkir kendaraan Area parkir, taman
81

Masuk bangunan Lobby


Absen Ruang absen
Ruang teknisi, ruang
Bekerja
kontrol, gudang
Ruang AHU, Panel
Mengontrol, mengawasi,
Listrik, Genset, Trafo,
memperbaiki peralaan
Audio
Rapat Ruang rapat
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaraan Area parkir, taman
Masuk bangunan Lobby
Absen Ruang absen
9. Staff Cafetaria Menganti pakaian Ruang ganti/loker
Memasak Cafetaria, Dapur
Istirahat Ruang istirahat
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaran Area parkir, taman
Menganti pakaian Ruang ganti/loker
Absen Ruang absen
Bekerja Cafe
10. Staff Cafe
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaran Area parkir, taman
Menganti pakaian Ruang ganti/loker
Absen Ruang absen
Staff Bekerja Book store
11.
Bookstore Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Masuk site Site entrance, taman
Parkir kendaran Area parkir, taman
Menganti pakaian Ruang ganti/loker
Absen Ruang absen
Bekerja Book store
12. Staff Gallery
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Staff Masuk site Site entrance, taman
13.
Kebersihan Parkir kendaran Area parkir, taman
82

Absen Ruang absen


Menganti pakaian Ruang ganti/loker
Membersihkan bangunan Bangunan
Istirahat Ruang istirahat
Makan dan minum Cafetaria, pantry
Ibadah Musholla
MCK Kamar mandi
Pulang Area parkir/site
Sumber: Pribadi

4.2.2 Analisis Kebutuhan Ruang


Aktivitas dan pelaku pada Palembang Learning Centre akan
terbagi dalam 3 masa bangunan. Pada masa pertama akan menampung
beberapa fasilitas berupa lobby, ruang belajar, perpustakaan, cafe, serta
beberapa fasilitas penunjang lainnya. Masa kedua diperuntukan untuk
menampung fasilitas berupa lapangan olahraga yang terdiri dari
lapangan bulutangkis, lapangan basket, lapangan, tennis, dan lapangan
futsal yang bersifat indoor. Untuk masa ketiga diperuntukan untuk
fasilitas berupa ruang auditorium, cafetaria, kantor pengelola serta
fasilitas penunjang lainnya.
1. Masa pertama
Tabel 4.13 Analisis kebutuhan ruang massa pertama
No. Nama Ruang Kapasitas Jumlah
(orang) Ruang
Fasilitas Umum
1. Lobby 300 1
2. Resepsionis dan bagian informasi 5 1
3. Ruang penyewaan ruangan 5 1
4. Ruang belajar umum 100 1
5. Ruang belajar private 100 15
6. Perpustakaan
Ruang absen 1 1
Ruang katalog 10 5
Ruang informasi pendaftaran 10 1
Ruang penyimpanan barang 10 1
Ruang koleksi buku 50 1
Ruang baca 50 1
83

Ruang peminjaman dan pengembalian 10 1


buku
Ruang belajar 50 1
Ruang loker 20 1
Ruang pengumpulan dan perbaikan 10 1
koleksi
Ruang staff perpustakaan 20 1
Ruang pimpinan perpustakaan 1 1
Lavatory Staff Perpustakaan 5 5
7. Cafe
Ruang kasir 2 1
Ruang makan 20 1
Dapur kering 5 1
Dapur basah 5 1
Ruang staff 10 1
Gudang penyimpanan bahan 1 1
Gudang penyimpanan peralatan 1 1
8. Bookstore
Ruang kasir 2 1
Ruang koleksi 20 1
Ruang staff 5 1
Gudang 1 1
9. Laboratorium komputer
Ruang komputer 30 1
Ruang teknisi 5 1
10. Taman 150 1
11. Lavatory Pengunjung 40 40
12. Mushola 20 1
Ruang Servis
13. Ruang ME (Mechanical Electrical) 2 1
14. Ruang panel 2 1
15. Ruang shaft 1 1
16. Ruang pompa 1 1
17. Ruang chiller 2 1
18. Ruang AHU 2 1
19. Ruang genset dan trafo 2 1
20. Ruang cleaning service 20 1
21. Ruang security 10 1
22. Ruang staff dan absen 20 1
84

23. Ruang control cctv 5 1


24. Lavatory staff 10 10
25. Janitor 1 1
26. Gudang 1 1
Sumber: Pribadi

2. Massa kedua
Tabel 4.14 Analisis kebutuhan ruang massa kedua
No. Nama Ruang Jumlah Jumlah
Pengguna Ruang
Fasilitas Umum
1. Lobby 100 1
2. Resepsionis dan bagian informasi 5 1
3. Auditorium 50 3
4. Confrence room 50 2
5. Community area 100 1
6. Gallery 30 1
7. Lavatory pengunjung 20 20
8. Mushola 20 1
9. Cafetaria
Ruang pengambilan makanan 70 1
Ruang kasir 4 2
Ruang makan 70 1
Dapur 5 1
Ruang staff cafetaria 20 1
Gudang penyimpanan bahan 1 1
Gudang penyimpanan peralatan 1 1
Kantor Pengelola
10. Ruang resepsionis 5 1
11. Lobby 15 1
12. Ruang pimpinan 3 1
13. Ruang sekertaris 3 1
14. Ruang tamu 5 1
15. Ruang arsip 2 1
16. Ruang staff tata usaha dan humas 20 1
17. Ruang rapat besar 30 1
18. Ruang rapat kecil 10 2
19. Ruang loker 20 1
20. Ruang pantry 10 1
85

21. Ruang istirahat dan absen 20 1


22. Lavatory staff 10 10
Ruang Service
23. Ruang Me (Mechanical Electrical) 2 1
24. Ruang shaft 1 1
25. Ruang pompa 2 1
26. Ruang chiller 2 1
27. Ruang AHU 2 1
28. Ruang genset dan trafo 2 1
29. Ruang cleaning service 10 1
30. Ruang security 5 1
31. Ruang control cctv 3 1
32. Janitor 1 1
33. Gudang 1 1
34. Loading dock 5 1
Sumber: Pribadi

4.2.3 Besaran Ruang


Berikut ini merupakan analisisi besaran ruang berdasarkan
kebutuhan ruang pada Palembang Learning Centre :
1. Massa Pertama
Tabel 4.15 Besaran ruang massa pertama
No. Nama Ruang Kapasitas Jumlah Standar Ruang Besaran
(orang) Ruang m2/orang Sumber Ruang
m2/ruang (m2)
Fasilitas Umum
1. Lobby 300 1 0,88 DA 1 264
2. Resepsionis dan 5 1 1,22 DMRI 6,1
bagian informasi
3. Ruang 5 1 1,22 DMRI 6,1
penyewaan
ruangan
4. Ruang belajar 100 1 2,5 DA 1 250
umum
5. Ruang belajar 100 15 2,5 DA 1 250
private
6. Perpustakaan
Ruang absen 1 1 1 SB 1
Ruang katalog 10 5 18 PLSN 90
86

Ruang informasi 10 1 1,22 DMRI 12,5


pendaftaran
Ruang 10 1 1,28 NAD 12,8
penyimpanan
barang
Ruang koleksi 50 1 2,32 PLSN 116
buku
Ruang baca 50 1 2,5 DA 1 116
Ruang 10 1 0,9 PDLB 9
peminjaman dan
pengembalian
buku
Ruang belajar 50 1 2,5 DA 1 116
Ruang loker 20 1 0,93 DMRI 18,6
Ruang 10 1 12 PDLB 12
pengumpulan dan
perbaikan koleksi
Ruang staff 20 1 4,46 TSS 89,2
perpustakaan
Ruang pimpinan 1 1 12 PDLB 12
perpustakaan
Lavatory Staff 5 5 1,28 NAD 6,4
Perpustakaan
7. Cafe
Ruang kasir 2 1 9 SB 9
Ruang makan 20 1 2,55 TSS 51
Dapur kering 5 1 1,9 DA 2 9,5
Dapur basah 5 1 4,13 DA 2 20,65
Ruang staff 10 1 4,46 TSS 44,6
Gudang 1 1 31 DA 2 31
penyimpanan
bahan
Gudang 1 1 2,67 DA 2 2,67
penyimpanan
peralatan
8. Book store
Ruang kasir 2 1 9 SB 9
Ruang koleksi 20 1 2,32 PLSN 46,4
Ruang staff 5 1 4,46 TSS 22,3
Gudang 1 1 6,2 DA 2 6,2
9. Laboratorium komputer
Ruang komputer 30 1 2,5 DA 1 75
Ruang teknisi 5 1 4,46 TSS 22,3
10. Taman 150 1 0,88 DA 1 132
11. Lavatory 40 40 1,28 NAD 51,2
Pengunjung
12. Mushola 20 1 0,85 DA 2 1,7
87

Ruang Servis
13. Ruang ME 2 1 0,71 DA 1 1,42
(Mechanical
Electrical)
14. Ruang panel 2 1 0,77 DA 1 1,54
15. Ruang shaft 1 1 1 SB 1
16. Ruang pompa 1 1 2 DA 1 2
17. Ruang chiller 2 1 16 SB 32
18. Ruang AHU 2 1 16 SB 32
19. Ruang genset dan 2 1 150 SB 150
trafo
20. Ruang cleaning 20 1 0,93 TSS 18,6
service
21. Ruang security 10 1 0,93 TSS 9,3
22. Ruang staff dan 20 1 4,46 TSS 89,2
absen
23. Ruang control 5 1 4,46 TSS 22,3
cctv
24. Lavatory staff 10 10 1,28 NAD 12,8
25. Janitor 1 1 0,77 DA 1 0,77
26. Gudang 1 1 6,2 DA 2 6,2
Jumlah 2.301,35
Sirkulasi 30% 690,405
Total 2.991,75
Sumber: Pribadi

2. Massa Kedua
Tabel 4.16 Besaran ruang massa kedua
No. Nama Ruang Jumlah Jumlah Standar Ruang Besaran
Pengguna Ruang m2/orang Sumber Ruang
m2/ruang (m2)
Fasilitas Umum
1. Lobby 100 1 0,88 DA 1 88
2. Resepsionis dan 5 1 1,22 DMRI 6,1
bagian informasi
3. Auditorium 50 3 100 SB 300
4. Confrence room 50 2 100 SB 200
5. Community area 100 1 0,88 DA 1 88
6. Gallery 30 1 100 SB 100
7. Lavatory 20 20 1,28 NAD 25,6
pengunjung
8. Mushola 20 1 0,85 DA 2 1,7
9. Cafetaria
Ruang 70 1 10 SB 10
pengambilan
makanan
88

Ruang kasir 4 2 9 SB 18
Ruang makan 70 1 2,55 TSS 178,5
Dapur 5 1 4,13 DA 2 20,65
Ruang staff 20 1 4,46 TSS 89,2
cafetaria
Gudang 1 1 31 DA 2 31
penyimpanan
bahan
Gudang 1 1 2,67 DA 2 2,67
penyimpanan
peralatan
Kantor Pengelola
10. Ruang 5 1 1,22 DMRI 6,1
resepsionis
11. Lobby 15 1 0,88 DA 1 13,2
12. Ruang pimpinan 3 1 10,31 DMRI 10,31
13. Ruang sekertaris 3 1 7,43 TSS 7,43
14. Ruang tamu 5 1 2,26 NAD 11,3
15. Ruang arsip 2 1 25,00 SB 50
16. Ruang staff tata 20 1 89,2
4,46 TSS
usaha dan humas
17. Ruang rapat besar 30 1 1,65 TSS 49,5
18. Ruang rapat kecil 10 2 1,65 TSS 16,5
19. Ruang loker 20 1 0,93 DMRI 18,6
20. Ruang pantry 10 1 3,24 NAD 32,4
21. Ruang istirahat
20 1 0,87 DMRI 17,4
dan absen
22. Lavatory staff 10 10 1,28 NAD 12,8
Ruang Service
23. Ruang Me 2 1 0,77 DA 1 1,54
(Mechanical
Electrical)
24. Ruang shaft 1 1 2 DA 1 2
25. Ruang pompa 2 1 16 SB 32
26. Ruang chiller 2 1 16 SB 32
27. Ruang AHU 2 1 16 SB 32
28. Ruang genset dan 2 1 150 SB 150
trafo
29. Ruang cleaning 10 1 0,93 TSS 9,3
service
30. Ruang security 5 1 0,93 TSS 4,65
31. Ruang control 3 1 4,46 TSS 13,38
cctv
32. Janitor 1 1 0,77 DA 1 0,77
33. Gudang 1 1 6,2 DA 2 6,2
34. Loading dock 5 1 21 DA 2 21
Jumlah 1.799
89

Sirkulasi 30% 539,7


Total 2.338,7
Sumber: Pribadi

Keterangan :

DA 1 : Data Arsitek Jilid 1 (Edisi 33)

DA 2 : Data Arsitek Jilid 2 (Edisi 33)

DMRI : Dimensi Manusia dan Ruang Interior

NAD : Neufert Arsited Data Jilid 1 (Edisi 2)

PDLB : Planning and Design of Library Building

PLSN : Public Library Space Needs

SB : Studi Banding

TSS : Time Saver Strandard For Building Types

Total besaran ruang yang dibutuhkan pada Palembang Learning


Centre adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17 Total besaran ruang

No. Nama Bangunan Besaran Ruang (m2)


1. Massa Pertama 2.991,75
2. Massa Kedua 2.338,7
Total Besaran Ruang 5.330,45
Sumber: Pribadi

Berdasarkan analisis kebutuhan ruang dan perhitungan


besaran ruang yang telah dilakukan, berikut merupakan rincian jumlah
pengguna bangunan pada Palembang Learning Centre :

Tabel 4.18 Jumlah Pengguna

No. Nama Bangunan Jumlah Jumlah


Pengunjung Pengelola
90

1. Massa Pertama 880 142


2. Massa Kedua 420 135
Total Pengguna Ruang 1.320 277
Sumber: Pribadi

Diasumsikan pengunjung yang datang ke Palembang


Learning Centre terdiri dari 40% terdiri atas pengguna mobil pribadi
dengan penjabaran 20% hanya drop off, 30% pengguna motor dengan
penjabaran hanya 5% hanya drop off, 25% pengguna kendaraan
umum, dan 5% pejalan kaki.

a. Jumlah pengunjung pengguna mobil = 20% x 1.320 orang


= 264 orang
b. Jumlah pengunjung pengguna motor = 25% x 1.320 orang
= 330 orang
c. Jumlah pengunjung pengguna k. umum = 25% x 1.320 orang
= 330 orang
d. Jumlah pengunjung pejalan kaki = 5% x 1.320 orang
= 66 orang

Diasumsikan pengelola yang datang ke Palembang Learning


Centre terdiri dari 20% terdiri atas pengguna mobil pribadi, 60%
pengguna motor, 15% pengguna kendaraan umum, dan 5% pejalan
kaki.

a. Jumlah pengelola pengguna mobil = 20 % x 277 orang


= 55 orang
b. Jumlah pengelola pengguna motor = 60 % x 277 orang

= 166 orang

c. Jumlah pengelola pengguna k. Umum = 15 % x 277 orang


= 42 orang
d. Jumlah pengelola pejalan kaki = 5 % x 277 orang
= 14 orang
91

Berikut ini merupakan penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)


sebagai berikut:

Tabel 4.19 Satuan ruang parkir

No. Jenis Kendaraan Pengguna atau Peruntukan Satuan


Fasilitas Parkir Ruang
Parkir (m2)
1. Mobil penumpang a. Karyawan/pekerja kantor 2.30 x 5.00
untuk gol I b. Tamu/pengunjung pusat
kegiatan perkantoran,
perdagangan, pemerintahan,
universitas
Mobil penumpang Pengunjung tempat olahraga, 2.50 x 5.00
untuk gol II pusat hiburan, hotel, pusat
perdagangan, rumah sakit,
bioskop
Mobil penumpang Orang cacat 3.00 x 5.00
untuk gol III
2. Bus/Truck 3.40 x 12.50
3. Sepeda Motor 0.75 x 2.00

Berikut ini merupakan analisis kebutuhan area parkir pada


Palembang Learning Centre :

1. Perhitungan jumlah kendaraan pengunjung


Diasumsikan 1 mobil berisi 4 orang dan 1 motor berisi 2 orang.
Pengunjung Palembang Learning Centre memiliki 377 orang
pengguna mobil dan 471 pengguna motor, sehingga jumlah
orang didalam kendaraan adalah sebagai berikut :
a. Jumlah mobil pengunjung = 264 orang : 4 orang
= 66 mobil
b. Jumlah motor pengunjung = 330 orang : 2 orang
= 165 motor
2. Perhitungan jumlah kendaraan pengelola
92

Diasumsikan 1 mobil berisi 4 orang dan 1 motor berisi 2 orang.


Pengelola Palembang Learning Centre memiliki 64 orang
pengguna mobil dan 192 pengguna motor, sehingga jumlah
orang didalam kendaraan adalah sebagai berikut :
a. Jumlah mobil pengelola = 55 orang : 4 orang
= 14 mobil
b. Jumlah motor pengelola = 166 orang : 2 orang
= 83 motor
3. Perhitungan kendaraan pengunjung dan pengelola
Jumlah kendaraan pengunjung dan pengelola dihitung sebagai
berikut
a. Jumlah mobil : 66 mobil + 14 mobil = 80 mobil
b. Jumlah motor = 165 motor + 83 motor = 251 motor
4. Jumlah kendaraan bus dan truk
Diasumsikan Palembang Learning Centre mampu menampung
kendaraan 3 bus sebanyak 3 kendaraan
5. Luas area parkir yang dibutuhkan
Luas area parkir yang dibutuhkan bedasarkan satuan parkir
mobil golongan dua, sepeda motor dan bus/truk adalah
a. Luas area parkir mobil = 80 mobil x 12,5 m2
= 1.000 m2
b. Luas area parkir motor = 251 motor x 1,5 m2
= 376,5 m2
c. Luas area parkir bus/truk = 3 bus x 42,5 m2
= 127,5 m2

Total keseluruhan area parkir yang diperlukan adalah 1.504


m2

Jumlah keseluruhan besaran ruang yang dibutuhkan


Palembang Learning Centre adalah 5.330,45 m2 dan luas area
parkir yang dibutuhkan adalah 1.504 m2 sehingga keseluruhan
93

tapak yang digunakan sebesar 6.834,45 m2 Adapun luas lahan yang


diizinkan terbangun berdasarkan perhitungan KDB yaitu 17.416,8
m2. Keseluruhan sisa tapak sebesar 10.582,35 m2 akan
dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, serta lahan parkir.

4.2.4 Studi Ruang


1. Massa pertama
Tabel 4.20 Studi ruang massa pertama
No. Nama Ruang Studi Ruang Luas Sumber
(m2)

Fasilitas Umum
1. Lobby 0,88 DA 1
2. Resepsionis dan 1,22 DMRI
bagian informasi

3. Ruang 1,22 DMRI


penyewaan
ruangan
4. Ruang belajar 2,5 DA 1
umum

5. Ruang belajar 2,5 DA 1


private

6. Perpustakaan
Ruang absen 1 SB
Ruang katalog 18 PLSN
94

Ruang informasi 1,22 DMRI


pendaftaran
Ruang 1,28 NAD
penyimpanan
barang
Ruang koleksi 2,32 PLSN
buku
Ruang baca 2,5 DA 1

Ruang 0,9 PDLB


peminjaman dan
pengembalian
buku
Ruang belajar 2,5 DA 1

Ruang loker 0,93 DMRI

Ruang 12 PDLB
pengumpulan
dan perbaikan
koleksi
Ruang staff 4,46 TSS
perpustakaan

Ruang pimpinan 12 PDLB


perpustakaan
95

Lavatory Staff 1,28 NAD


Perpustakaan
7. Cafe
Ruang kasir 9 SB

Ruang makan 2,55 TSS

Dapur kering 1,9 DA 2

Dapur basah 4,13 DA 2

Ruang staff 4,46 TSS


96

Gudang 31 DA 2
penyimpanan
bahan

Gudang 2,67 DA 2
penyimpanan
peralatan
8. Book store
Ruang kasir 9 SB
Ruang koleksi 2,32 PLSN
Ruang staff 4,46 TSS
Gudang 6,2 DA 2
9. Laboratorium Komputer
Ruang komputer 2,5 DA 1
Ruang teknisi 4,46 TSS
10. Taman 0,88 DA 1
11. Lavatory 1,28 NAD
Pengunjung
12. Mushola 0,85 DA 2
Ruang Servis
13. Ruang ME 0,71 DA 1
(Mechanical
Electrical)

14. Ruang panel 0,77 DA 1


15. Ruang shaft 1 SB
16. Ruang pompa 2 DA 1
97

17. Ruang chiller 16 SB

18. Ruang AHU 16 SB

19. Ruang genset 150 SB


dan trafo
20. Ruang cleaning 0,93 TSS
service

21. Ruang security 0,93 TSS

22. Ruang staff dan 4,46 TSS


absen
98

23. Ruang control 4,46 TSS


cctv

24. Lavatory staff 1,28 NAD


Janitor 0,77 DA 1

25. Gudang 6,2 DA 2


Sumber : Pribadi

2. Massa kedua
Tabel 4.21 Studi ruang massa kedua
No. Nama Ruang Studi Ruang Luas Sumber
(m2)

1. Lobby 0,88 DA 1
2. Resepsionis dan 1,22 DMRI
bagian
informasi
3. Auditorium 100 SB
4. Confrence room 100 SB
5. Community area 0,88 DA 1
6. Gallery 100 SB
7. Lavatory 1,28 NAD
pengunjung
8. Mushola 0,85 DA 2
9. Cafetaria
Ruang 10 SB
pengambilan
makanan
99

Ruang kasir 9 SB

Ruang makan 2,55 TSS

Dapur 4,13 DA 2
Ruang staff 4,46 TSS
cafetaria
Gudang 31 DA 2
penyimpanan
bahan

Gudang 2,67 DA 2
penyimpanan
peralatan
10. Ruang 1,22 DMRI
resepsionis

11. Lobby 0,88 DA 1


12. Ruang pimpinan 10,31 DMRI
100

13. Ruang sekertaris 7,43 TSS

14. Ruang tamu 2,26 NAD


15. Ruang arsip

25,00 SB

16. Ruang staff tata


usaha dan
humas

4,46 TSS

17. Ruang rapat 1,65 TSS


besar

18. Ruang rapat


kecil

1,65 TSS

19. Ruang loker 0,93 DMRI


20. Ruang pantry 3,24 NAD
101

21. Ruang istirahat


0,87 DMRI
dan absen
22. Lavatory staff 1,28 NAD
23. Ruang Me 0,77 DA 1
(Mechanical
Electrical)

24. Ruang shaft 2 DA 1


25. Ruang pompa 16 SB

26. Ruang chiller 16 SB

27. Ruang AHU 16 SB

28. Ruang genset 150 SB


dan trafo
102

29. Ruang cleaning 0,93 TSS


service

30. Ruang security 0,93 TSS

31. Ruang control 4,46 TSS


cctv

32. Janitor 0,77 DA 1

33. Gudang 6,2 DA 2


34. Loading dock 21 DA 2
Sumber: Pribadi
103

4.2.5 Matriks Hubungan Ruang


Matriks hubungan ruang dinilai melalui hubungan ruang secara
makro dan mikro pada Palembang Learning Centre. Hubungan antar
ruang tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

Diagram 4.1 Kategori hubungan ruang


Sumber: Pribadi

1. Matriks hubungan ruang secara makro

Diagram 4.2 Matriks hubungan secara makro


Sumber: Pribadi
104

2. Matriks hubungan ruang secara mikro


a. Massa pertama

Diagram 4.3 Matriks hubungan ruang massa pertama


Sumber: Pribadi
105

b. Massa kedua

Diagram 4.4 Matriks hubungan ruang massa ketiga


Sumber: Pribadi
106

4.2.6 Organisasi Ruang


Organisasi ruang diklasifikasikan berdasarkan hubungan skematik
program ruang secara makro dan mikro. Hubungan antar ruang
tersebut dikelompokakan menjadi dua kategori, yaitu :
Hubungan langsung
Hubungan tidak langsung
1. Hubungan skematik program ruang secara makro

Diagram 4.5 Hubungan skematik program ruang secara makro


Sumber: Pribadi
107

2. Hubungan skematik program ruang secara mikro


a. Massa Pertama

Diagram 4.6 Hubungan skematik program ruang massa pertama


Sumber: Pribadi
108

b. Massa Kedua

Diagram 4.7 Hubungan skematik program ruang massa ketiga


Sumber: Pribadi
109

4.3 Analisis Sirkulasi dan Tata Letak


4.3.1 Analisis Sirkulasi
Analisis sirkulasi berguna untuk mendapatkan beberapa alternatif
pola sirkulasi pencapaian bangunan. Pada bangunan Palembang
Learning Centre, memiliki dua alternatif pola sirkulasi di dalam
tapak, yaitu
1. Alternatif 1

Gambar 4.3 Alternatif Sirkulasi 1


Sumber: Pribadi

Pada alternatif pertama, site enterance dapat dicapai


melalui Jalan Demang Lebar Daun, lalu dapat keluar melalui sisi
utara site yaitu Jalan Kijang Mas, atau jika memutar di dalam
site maka akan keluar melalui sisi timur site yaitu Jalan Demang
Lebar Daun. Site enterance dapat menimbulkan kemacetan pada
Jalan Demang Lebar Daun pada waktu-waktu jam pergi dan
pulang kantor dikarenakan Jalan Demang Lebar Daun banyak
terdapat perkantoran. Untuk menangani masalah itu dapat
dengan membuat site enterance lebih masuk ke dalam site
sehingga tidak akan menimbulkan kemacetan. Kelebihan dari
alternatif ini adalah posisi site enterance yang berada di Jalan
Demang Lebar Daun yang merupakan jalan utama yang dapat
lebih mudah diketahui para pengunjung.
110

2. Alternatif 2

Gambar 4.4 Alternatif Sirkulasi 2


Sumber: Pribadi

Pada alternatif kedua, site enterance dapat dicapai


melalui Jalan Kijang Mas, lalu dapat keluar melalui sisi timut
site yaitu Jalan Demang Lebar Daun, atau jika memutar di
dalam site maka akan keluar melalui sisi utara site yaitu Jalan
Kijang Mas. Site enterance dan pintu keluar yang berada pada
Jalan Kijang Mas dapat menimbulkan kemacetan dikarenakan
Jalan Kijang Mas berukuran kurang lebih 7 meter yang
merupakan jalan dua arah.

Dari kedua alternatif tersebut, dapat dipertimbangkan bahwa


alternatif pertama lebih efektif bagi pengunjung dikarenakan
berada di jalan utama yang akan lebih mudah diketahui oleh
pengunjung. Selain itu juga, pada alternatif kedua akan
menimbulkan kemacetan pada Jalan Kijang Mas yang akan
menganggu lingkungan sekitar yang berupa perumahan warga
dan juga berdampak kemacetan pada Jalan Demang Lebar
Daun.
111

4.3.2 Analisis Tata Letak Bangunan


Analisa tata letak bangunan merupakan hasil akhir dari zoning akhir,
studi ruang, dan besaran ruang.

Zoning Studi Besaran Site


Akhir Ruang Ruang Plan

Diagram 4.8 Analisis tata letak bangunan


Sumber: Pribadi

1. Zoning akhir

Gambar 4.5 Zoning akhir


Sumber: Pribadi

Keterangan
P : Publik
SP : Semi publik
PV : Privat
S : Service
IN : Site entrance
OUT : Site exit
112

2. Studi ruang

Massa Kedua

Taman

Massa Pertama

Gambar 4.6 Studi ruang


Sumber: Pribadi

Keterangan :
a. Massa pertama berfungsi sebagai ruang belajar umum,
ruang belajar private, perpustakaan, book store,
laboratorium komputer, cafe, dan ruang penunjang
lainnya.
b. Massa kedua berfungsi sebagai confrence room,
community area, auditorium, gallery, cafetaria, kantor
pengelola, dan ruang penunjang lainnya
113

3. Besaran ruang

2.991,75

2.338,7

Gambar 4.7 Besaran ruang


Sumber: Pribadi

Keterangan :

Massa pertama

Massa kedua
114

4. Site Plan

Parkiran Taman

Massa kedua

Massa pertama

Gambar 4.8 Site Plan


Sumber: Pribadi
115

4.4 Analisis Aspek Bangunan


4.4.1 Massa Bangunan
Berikut ini merupakan jenis-jenis massa bangunan :
a. Massa tunggal
Massa tunggal merupakan bangunan yang mampu menampung
keseluruhan aktifitas pengguna dan fungsi dalam satu bangunan
b. Massa majemuk
Massa majemuk merupakan bentuk bangunan yang terdiri lebih
dari satu bangunan yang menampung aktifitas-aktifitas pengguna
sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pola perletakan gubahan
massa, bangunan dengan massa majemuk memiliki beberapa pola
penataan seperti pola terpusat, linear, radial, cluster, dan grid.
Berikut ini merupakan pola penataan massa majemuk :
1. Bentuk terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu
bentuk dominant yang berada tepat di pusatnya. Bentuk-
bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual
dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus ditempatkan
terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder.
Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut
sangat ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi
oleh lingkunganya, mendominasi sebuah titik didalam ruang,
atau menempati pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini dapat
menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh
penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran seseorang
atau suatu peristiwa
2. Bentuk linear
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada
sebuah baris. Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh
dari perubahan secara proposional dalam dimensi suatu
bentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk
116

sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat


berupa pengulangan atau memiliki sifat serupa dan
diorganisir oleh unsur lain yang terpisah dan lain sama sekali
seperti sebuah dinding atau jalan.
3. Bentuk radial
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang
berkembang kearah luar dari bentuk terpusat dalam arah
radial. Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk
linier yang berkembang dari suatu unsure inti terpusat kearah
luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspek-
aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi. Inti tersebut
dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai
pusat fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat
dapat dipertegas dengan suatu bentuk visual dominant, atau
dapat digabungkan dan menjadi bagian dari lengan-lengan
radialnya
4. Bentuk cluster
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama
karena saling berdekatan atau saling memberikan kesamaan
sifat visual. Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometric
yang kuat dalam penataan bentuk-bentunya, maka organisasi
kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional
seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak
memiliki aturan deometrik dan sifat introvert bentuk perpusat
organisasi kelompok cukup fleksibel dalam memadukan
bermacam-macam wujud, ukuran, dan orientasi ke dalam
strukturnya.
5. Bentuk grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan
diatur oleh grid-grid tiga dimensi. Grid adalah suatu system
perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak
117

teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-titik


yang berjarak teratur pada perpotongan garis-garis grid dan
bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garisgaris grid
itu sendiri. Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan
bentuk geometri bujur sangkar. Karena kesamaan dimensi
dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada
prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar
dapat digunakan sebagai skala yang membagi suatu
permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan
memberikannya suatu tekstur tertentu. Grid bujur sangkar
juga dapat digunakan untuk menutup beberapa permukaan
suatu bentuk dan menyatukannya dengan bentuk geometri
yang berulang dan mendalam.25
Palembang Learning Centre direncanakan
menerapkan jenis massa banyak (majemuk), sehingga
memberikn perbedaan jenis kegiatan dan aktivitas yang
dilakukan. Penerapan massa majemuk pada Palembang
Learning Centre dapat memberikan interaksi antara ruang
luar dan ruang dalam. Pola perletakan gubahan massa yang
diterapkan adalah pola linear.

4.4.2 Bentuk Bangunan


Palembang Learning Centre merupakan tempat yang mewadahi
kegiatan belajar serta interaksi sosial bagi para pelajar agar dapat
menjadi pribadi yang dapat bersaing di kemajuan zaman. Tema yang
diambil pada perancangan ini yaitu “ Artifisial yang Humanis” dengan
gaya arsitektur futuristik.

Kustianum, Dwi, dkk. “Kajian Tatanan Massa Bentuk Bangunan Terhadap Konsep Ekologi
25

Griyo Tawang”. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/11/Kajian-tatanan-massa-


bentuk-bangunan-thdp-konsep-ekologi-Griyo-Tawang1.pdf, diunduh pada 20 Januari 2019
118

Tema Artifisial yang Humanis dapat diwakilkan melalui


kecerdasan yang ada. Kecerdasan terdiri dari kecerdasan alami serta
kecerdasan buatan yang tercipta seiringnya kemajuan zaman. Prinsip
artifisial yang humanis dapat terlihat pada kecerdasan alami yang
bersifat kemanusian (humanis) serta kecerdasan buatan yang
wujudnya berupa mesin serta teknologi yang dibuat (buatan). Maka,
bentuk massa bangunan Palembang Learning Centre akan diambil
dari bentuk roda gigi. Bentuk roda gigi mewakilikan antara
kecerdasan alami dan kecerdasan buatan. Kecerdasan alami adalah
kecerdasan yang berasal dari dalam diri manusia yang bersumber dari
otak. Otak bekerja seperti mesin pada tubuh manusia dimana didalam
otak terjadi proses – proses yang menjalankan tubuh manusia.
Sedangkan kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang berasal dari
kerja mesin (komputer) yang bertujuan untuk membantu manusia.
Kedua jenis kecerdasan tersebut bekerja seperti dan dengan mesin,
maka dari itu bentuk dasar massa yang diambil adalah roda gigi,
dimana roda gigi merupakan bagian dasar yang menjalankan sebuah
mesin.
ARTIFISIAL

YANG HUMANIS

Gambar 4.9 Konsep Bentuk Dasar


Sumber: Pribadi
119

1. Massa Pertama
Massa pertama memiliki fungsi sebagai main building.
Ruang-ruangan yang dibutuhkan pada massa pertama
membutuhkan luas ruangan yang bervariasi. Hal tersebut
membuat bentukan denah seperti terbagi menjadi dua sisi dimana
satu bagian terlihat besar dan satu lagi tidak terlalu besar. Bentuk
dasar denah diambil dari bentuk roda gigi dengan gaya futuristik
dengan bentuk yang melingkar sehingga nampak dinamis dan
fleksibel.
Pada massa pertama, bentuk roda gigi yang diambil adalah
roda gigi yang berhimpit, sehingga bentuk denah yang dihasilkan
adalah seperti dua bagian yang saling berhimpitan. Bentuk sisi
kanan bangunan berbentuk roda gigi dengan gigi sejumlah 6
buah, sedangkan bentuk sisi kiri berbentuk seperti roda gigi yang
sedang berputar dengan cepat sehingga menghasilkan bentuk
melingkar yang di transformasi menjadi lingkaran yang
terpotong.

Sisi
kanan

Sisi kiri

Bagian yang berhimpit

Gambar 4.10 Konsep Massa Pertama


Sumber: Pribadi
120

Lalu pada massa pertama, ruangan-ruangan yang


membutuhkan luasan lebih besar seperti perpustakaan,
laboratorium komputer, dan ruang belajar umum akan
ditempatkan pada sisi kiri dan yang membutuhkan luasan tidak
terlalu besar akan ditempatkan di sisi bangunan sebelah kanan
seperti bookstore dan ruang belajar private.

Untuk ruangan dengan luasan yang besar

Untuk ruangan dengan luasan tidak terlalu besar

Gambar 4.11 Massa Pertama


Sumber: Pribadi

2. Massa Kedua
Massa kedua dan pertama memiliki konsep bentuk yang
sama yang diambil dari bentuk roda gigi dengan gaya arsitektur
futuristik. Bentuk massa pertama dan kedua berbentuk seperti
roda gigi yang bersinggungan dengan gigi yang jika didekatkan
akan saling melengkapi sehingga menjadi kesatuan roda gigi
yang dapat berputar. Bentuk denah massa kedua diambil dari
bentuk roda gigi yang memiliki gigi berjumlah 6 buah.

Gambar 4.12 Konsep Massa Kedua


Sumber: Pribadi
121

Gigi/bagian yang cocok/pas

Gambar 4.13 Bentuk Massa Pertama dan Kedua


Sumber: Pribadi

4.4.3 Penampilan Fasad Bangunan


Bentuk massa pada Palembang Learning Centre akan dibuat
dengan dinamis, yang mencirikan kecerdasan alami dan buatan.
Penerapan tema Artifisial yang Humanis akan terlihat pada bentuk
bangunan yang berupa bentuk roda gigi yang melingkar mewujudkan
ciri dinamis dari kecerdasan alami dan buatan. Perwujudan “Artifisial
yang Humanis” diterapkan pada penggunaan teknologi pada
penampilan bangunan, penggunaan warna yang dapat menimbulkan
efek psikologis yang baik, penggunaan material fasad bangunan yang
bersifat humanis, efektivitas pada sarana service, sirkulasi terarahkan,
serta bentuk dan adanya artifisial nature pada bangunan.
122

1. Massa Pertama

Bentuk melingkar yang berasal dari bentuk roda gigi bersinggungan yang
dinamis dan fleksibel menyesuaikan tema “Artifisial yang Humanis”

Penggunaan ramp dan skybridge


untuk mempermudah sirkulasi
baik kedalam bangunan maupun
menuju ke luar bangunan

Penggunaan warna biru cerah


menimbulkan kesan yang penuh
konsentrasi, ketenangan,
keseriusan, dan sejuk yang sesuai
dengan fungsi massa pertama
sebagai tempat belajar dan
perpustakaan Ruang belajar dirancang dengan
material kaca sehingga dapat
menikmati suasana luar.

Penggunaan jendela kaca


berukuran besar sebagai
pencahayaan alami serta penyejuk
alami pada bangunan.

Pada bagian jedela diberikan


kanopi agar melindungi bagian
kaca dari hujan dan panas berlebih

Adanya void berupa di dalam


bangunan sebagai wujud dari
artifisial nature

Gambar 4.14 Penampilan Fasad Massa Pertama


Sumber: Pribadi
123

2. Massa Kedua
Bentuk roda gigi yang melingkar
yang bersifat dinamis dan fleksibel
sebagai perwujudan tema
“Artifisial yang Humanis”

Penggunaan warna hijau


menimbulkan kesan sejuk,
keterbukaan, ketenangan, empati,
serta santai yang sesuai dengan
fungsi bangunan sebagai tempat
untuk berinteraksi sosial serta
sebagai area kantor pengelola

Penggunaan ramp dan


skybridge untuk
mempermudah sirkulasi baik
kedalam bangunan maupun
menuju ke luar bangunan

Secondary skin yang berbahan ACP


digunakan sebagai estetika dan juga
mengatasi sinar cahaya matahari
berlebih pada siang dan sore hari

Penggunaan jendela kaca berukuran


besar dan skylight sebagai pencahayaan
alami pada bangunan Bagian teras yang dilengkapi dengan
taman sebagai bentuk dari artifisial
nature.

Gambar 4.15 Penampilan Fasad Massa Kedua


Sumber: Pribadi
124

4.4.4 Analisis Interior dan Eksterior


Tabel 4.22 Rencana Penampilan Interior
Karakter dan Penerapan Elemen Rencana Wajah Desain
Suasana Ruang Arsitektural
Ruang
Menciptakan Ruang belajar Warna :
ruang yang
publik dan
dapat memicu
konsentrasi, private, a. Penggunaan
memberikan warna-warna
perpustakaan,
rasa nyaman lembut seperti
Pada bagian perpustakaan
dan aman, serta auditorium, cokelat muda
akan didesain dengan
memicu dan putih pada
laboratorium banyaknya jendela
kreatifitas. plafon serta
sehingga dapat
komputer, lantai dapat
menghasilkan
menimbulkan
auditorium. pencahayaan alami dan
kesan yang
peyejuk alami serta
nyaman dan
pengunjung yang berada di
aman.
dalam perpustakaan dapat
b. Penggunaan
menikmati view diluar.
warna-warna
Lantai dilapisi dengan
ceria pada
bahan parquet kayu
furniture
sehingga nyaman dan
seperti kuning
aman di dalam
dan biru dapat
perpustakaan. Dinding
menimbulkan
dilapisi oleh bahan
rasa semangat
gypsum sehingga dapat
dan memicu
meredam suara dari luar
kreatifitas
sehingga suasana di dalam
serta
perpustakaan menjadi
menciptakan
tenang dan nyaman.
suasana yang
Warna putih dominan di
penuh
dalam ruangan
konsentrasi
perpustakaan agar
menimbulkan suasana
Material :
yang bersih, luas dan rileks
c.Material
sehingga menyesuaikan
dinding
dengan fungsi ruang
menggunakan
perpustakaan. Plafon
material bata
didesain dengan
yang di cat
permukaan yang rata
dengan warna
sehingga membuat
putih serta
ruangan terlihat lebih luas.
dinding
Penataan furniture yang
dilapisi oleh
didesain agar nyaman dan
papan gypsum
aman bagi pengunjung
agar kedap
serta menunjang fungsi
suara
ruangan dengan baik.
d.Material
lantai
menggunakan
parquet kayu
bewarna
cokelat muda.
125

Ruang belajar umum


didesain dengan bukaan
kaca yang cukup banyak
agar mendapatkan
pencahayaan dan penyejuk
alami. Lantai
menggunakan material
parquet kayu yang tidak
licin agar dapat meredam
suara serta membuat
pengunjung merasa aman
dan nyaman. Plafon
didesain dengan
permukaan yang rata agar
ruang belajar terlihat luas
dan rileks. Ruangan
belajar publik dirancang
tanpa adanya pertisi
didalam ruangan sehingga
pengunjung dapat
merasakan suasana yang
bebas dan rileks tanpa
adanya batassan. Furniture
yang digunakan juga
seragam dan diletakan
secara linear sehingga
sirkulasi pengunjung dapat
terarah.

Ruang belajar private


dibatasi oleh dinding yang
dilapisi gypsyum dan kaca
sehingga ruangan dapat
terasa lebih privat namun
pengunjung tetap dapat
merasakan suasana diluar
ruangan dengan adanya
126

kaca pada dinding.


Furniture yang digunakan
didalam ruang belajar
beragam sehingga dapat
menimbulkan suasanan
yang tidak membosankan
dengan beberapa warna-
warna pada furniture.

Laboratorium komputer
didesain dengan
penggunaan lantai
berbahan karpet sehingga
aman bagi pengunjung.
Bukaan pada ruang
komputer didesain dengan
ukuran yang tidak terlalu
besar agar cahaya berlebih
tidak menganggu
pandangan pengguna
terhadap komputer.
Penyusunan monitor
komputer juga tidak
menghadap ke jendela
langsung agar tidak adanya
pantulan cahaya.

Menciptakan Kantor Warna :


ruang yang pengelola
nyaman untuk Penggunaan
bekerja warna-warna
sehingga dapat yang soft
memicu seperti putih,
produktivitas cokelat muda,
dalam bekerja. kuning, biru.
Pada ruang-ruangan di
Material :
bagian kantor pengelola
Material lantai
didesain dengan bukaan
menggunakan
jendala yang cukup agar
parquet kayu
mendapatkan penghawaan
agar lantai
dan pencahayaan alami
tidak licin.
yang baik. Bukaan tersebut
Dinding
dapat juga menghasilkan
menggunakan
view dari luar ruangan.
dinding bata
Furniture yang dgunakan
yang dicat
didesain dengan gaya yang
serta papan
futuristik sehingga dapat
gypsum agar
menimbulkan kesan yang
kedap suara
nyaman, kreatif dan
terbuka.
127

serta mudah
dibersihkan. Warna-warna pada dinding
Green wall beragam seperti putih yang
yang menim dapat menimbulkan
bulkan konsep suasana yang luas dan
artificial bersih, biru yang dapat
nature. menimbulkan suasana
yang tenang dan penuh
dengan konsetrasi, hijau
yang daat menimbulkan
suasana yang santai dan
segar.
Penyusunan ruangan yang
disusun sirkulasi berjalan
dengan baik, misalnya
ruang sekertaris yang
berada di dekat ruang
direktur. Ruang rapat yang
berada di tengah agar
dapat diakses dengan
mudah.

Untuk ruang kerja staff


dibatasi oleh partisi yang
berbahan kaca sehingga
dapat menimbulkan
suasana yang bebas dan
tidak terkekang.

Dinding pada bagian lobby


kantor juga didesain
dengan adanya vertical
garden sehingga dapat
menimbulkan konsep
artificial nature.
Menghadirkan Lobby, Warna :
ruangan yang community Penggunaan
nyaman, aman, area warna putih
serta serta cokelat
memberikan pada dinding
kesan semangat dan plafon
dan serta furniture.
membangkitkan
Lobby didesain agar dapat
ide kreatif.
membuat suasana menjadi
Material : nyaman dan menarik bagi
penggunjung.
128

Material lantai
menggunakan
parquet kayu
yang
Material
dinding yang
menggunakan
dinding bata Bentuk plafon yang
melengkung didesain agar
dapat berfungsi sebagai
penunjuk arah sirkulasi ke
ruangan-ruangan yang
dituju.

Pada dinding lobby


didesain dengan adanya
vertical garden dengan
bukaan yang cukup agar
dapat menyatu dengan
ruangan luar serya
mendapatkan pencahayaan
dan penghawaan alami
yang baik.
Pada area community area
didesain tanpa ada batasan
sehingga dapat
menimbulkan suasanan
yang bebas dan nyaman
bagi pengujung.

Warna yang digunakan


seperti warna kayu agar
dapat menyatu dengan
alam. Juga warna-warna
yang ceria seperti kuning
dan biru agar dapat
memicu kreatifitas.
Sumber : Pribadi
129

Tabel 4.23 Rencana Penampilan Eksterior


Karakter dan Penerapan Elemen Rencana Wajah Desain
Suasana Ruang Ruang Arsitektural
Pusat Landscape Vegetasi :
berkumpul seluruh
pengunjung komplek di Jenis tanaman
untuk bersantai, Palembang yang
belajar, dan Learning diterapkan
menikmati Centre adalah
linkungan. tanaman perdu
Didesain agar dan tanaman Vegetasi digunakan seperti
dapat berdaun besar pohon palem bertujuan
menciptakan dan kecil untuk mengarahkan
suasana yang seperti pohon sirkulasi pengunjung yang
nyaman, aman, pucuk merah, memasukki area site
tenang, damai, palem botol, menuju ke arah parkiran
dan penuh pohon cemara, ataupun bangunan.
konsentrasi pohon
ketapang, dan Vegetasi berupa pohon
tanaman hias cemara dapat diletakan
lainnya. dibagian sisi pinggir site
agar dapat meredam suara
Dinding : bising dari jalan.
Berbahan
beton dan batu
alam.

Lantai :
Pada area
sirkulasi Dinding pembatasan
pejalan kaki di berbahan beton dan batu
site alam sehingga dapat
menggunakan menyatu dengan linkungan
paving block sekitar
sedangan
untuk
kendaraan
dilapisi oleh
aspal.
Elemen
dekoratif :

Elemen Taman – taman yang


dekortif yang didesain sekitaran
dihadirkan bangunan agar dapat
pada tata mejadi view bagi
landscape agar pengunjung yang berada di
terkesan lebih dalam bangunan. Selain itu
segar dan juga dengan adanya taman
membuang dapat membantu
kejenuhan/keb menghalau cahaya berlebih
osanan. dari matahari serta
menghasilkan suasana
1.Bangku yang sejuk dan nyaman
taman
130

bagi pengunjung sebelum


memasuki bangunan.

2.Water
fountain

3.Tempat
sampah Pada bagian teras
bangunan yang berada di
lantai atas diberikan
beberapa vegetasi dan
furniture agar pengunjung
4.Lampu dan pengelola dapat
taman menikmati suasana diluar.

Warna :
Penggunaan
warna-warna
soft seperti
putih, cokelat
mud, biru
muda, kuning,
dan lain-
lainnya.

Menampilkan Fasade Warna yang


penampilan ditampilkan
seluruh
yang lebih berupa warna
menarik melalui bangunan putih, biru dan
pengolahan hijau.
material dan Material yang
desain yang digunakan Atap bangunan
inofatif baik berupa kaca,
menggunakan dak beton,
bentuk maupun panel, dinding
penampilan semen dan green roof, dan skylight.
green roof
Lalu dinding dilapisi oleh
ACP bewarna biru dan
hijau, dan juga secondary
skin.
131

Lalu untuk bagian kaca


berukuran besar dengan
dilengkapi oleh kanopi.

Sumber : Pribadi

4.4.5 Analisis Sistem Struktur dan Material Bangunan


Bangunan memiliki tiga bagian struktur yang terdiri dari
struktur bawah (lower structure) dan struktur atas (upper structure).
Struktur bawah (lower structure) merupakan struktur yang berada di
bawah permukaan tanah dan berfungsi sebagai tumpuan bangunan
sedangkan dengan struktur atas (upper structure) adalah seluruh bagian
struktur bangunan yang berada di atas muka tanah. Berikut merupakan
komponen-komponen sistem struktur pada bangunan:
1. Struktur bawah (lower structure)
Pondasi umumnya berlaku sebagai komponen struktur pendukung
bangunan yang terbawah, yang bertugas untuk memikul bangunan
di atasnya. Seluruh beban dari bangunan, termasuk beban-beban
yang bekerja pada bangunan dan berat pondasi itu sendiri, harus
dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke tanah dasar dengan
sebaik-baiknya. Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka
pondasi dibedakan menjadi pondasi dangkal (shallow foundation)
dan pondasi dalam (deep foundation).
a. Pondasi dangkal (shallow foundation)
Pondasi dangkal adalah strukturkonstruksipaling bawah yang
berfungsi meneruskan (mendistribusikan)beban bangunan ke
lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan
132

permukaan tanah. Pada awalnya, yang dikategorikan pondasi


dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman (Df) lebih
kecil atau sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun
dalam perkembangannya, pondasi masih dianggap dangkal
meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3) sampai empat
(4) kali lebar pondasi (4B). Berikut ini merupakan beberapa
jenis pondasi dangkal :
1. Pondasi rakit

Gambar 4.16 Pondasi rakit


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf

Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan


untuk mengantar permukaan dari satu atau lebih kolom di
dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah.
Digunakan di tanah lunak atau susunan jarak kolomnya
sangat dekat di semua arahnya, bila memakai telapak,
sisinya berhimpit satu sama lain.
2. Pondasi Umpak

Gambar 4.17 Pondasi Umpak


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf
133

Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau


keras. Sistem dan jenis pondasi ini sampai sekarang
terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi
batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai
pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as
umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah
umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk
rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim
membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan
goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga
bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika
terjadi gempa.
3. Pondasi memanjang

Gambar 4.18 Pondasi memanjang


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf

Pondasi memanjang yaitu pondasi yang dipergunakan


untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat
sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan
terhimpit satu sama lainnya.
b. Pondasi dalam (deep foundation).
Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi
yang berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan
tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah. Suatu
pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila
perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih
134

dari sepuluh (Df/B10). Berikut ini merupakan beberapa jenis


pondasi dalam :
1. Pondasi sumuran

Gambar 4.19 Pondasi sumuran


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf

Pondasi sumuran yaitu pondasi yang merupakan peralihan


antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila
tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif
dalam.
2. Pondasi tiang

Gambar 4.20 Pondasi tiang


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5320/12/BAB%20II.pdf

Berdasarkan bahan-bahannya, pondasi tiang pancang


dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Tiang pancang kayu
Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang
cabang-cabangnya sudah dipotong, kemudian diberi
bahan pengawet, dan didorong ujungnya dengan
ujung yang kecil sebagai bagian yang runcing.
b. Tiang pancang beton
Tiang pancang beton dibedakan atas:
1. Tiang pancang beton pra-cetak (pre-cast pile)
135

Tiang pancang ini dibentuk dengan menekan


baja berkekuatan tinggi dengan
mempertegangkan kabel-kabel ke suatu nilai.
Bila beton telah mengeras, maka kabel-kabel
prategang dipotong dengan gaya tegangan di
dalam kabel.
2. Tiang pancang dicor langsung di tempat (cast
in place piles)
Tiang pancang yang dicor di tempat dibentuk
dengan membuat sebuah lobang dalam tanah
dan mengisinya dengan beton. Lobang
tersebut dapat dicor, tapi lebih sering
dibentuk dengan memancangkan sebuah
corong ke dalam tanah. Corong (casing)
tersebut diisi dengan sebuah paksi
(mandreal), dengan kondisi penarikan balik
paksa akan mengosongkan corong.
3. Tiang pancang baja
Jenis-jenis tiang pancang baja ini biasanya
berbentuk H yang digiling atau merupakan
tiang pancang pipa. Balok yang mempunyai
flens lebar atau balok I juga dapat digunakan.
Tapi, bentuk H khususnya dibuat sebanding
untuk menahan tegangan pancangan yang
keras yang mungkin dialami oleh tiang
pancang tersebut.

Palembang Learning Centre menggunakan jenis pondasi


tiang pancang untuk struktur bawah pada ketiga massa pada
Palembang Learning Centre. Pemilihan jenis pondasi ini
136

disesuaikan dengan karakteristik tanah, beban bangunan dan


fungsi dari bangunan ini sendiri.

3. Struktur atas (upper structure)


Struktur atas terdiri dari atap, plafon, lantai, dinding, plat lantai,
balok dan kolom.
a. Atap
Atap adalah struktur yang berfungsi melindungi bangunan
beserta apa yang ada di dalamnya dari pengaruh panas dan
hujan. Bentuk atap tergantung dari beberapa faktor, misalnya
: iklim, arsitektur, modelitas bangunan, dan menyerasikannya
dengan rangka bangunan atau bentuk daerah agar dapat
menambah keindahan dari bangunan tersebut. Pada
Palembang Learning Centre, atap yang digunakan berupa
green roof, atap dak, dan skylight.
b. Plafon
Plafon merupakan permukaan atau lapisan atas interior
sebuah ruangan, sering kali menutupi bagian bawah lantai
atau atap diatasnya. Plafon adalah bagian dari konstruksi
bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan.
Berikut ini merupakan beberapa jenis plafon :
1. Plafon gypsum
Plafon gypsum memiliki kelebihan dalam hal
pengerjaannya yang cepat dan hasilnya lebih rapi karena
sambungan antar plafon dapat dibuat tidak terlihat sama
sekali. Model dan bentuk plafon juga bisa dibuat sesuai
keinginan.
2. Plafon fiber
Plafon jenis ini memiliki kelebihan yang tak dimiliki
plafon jenis lain, yaitu tahan terhadap api dan air, lebih
kuat, ringan dan luwes.
3. Plafon metal
137

Plafon ini terbuat dari bahan lempengan metal yang tipis


yang diembos sehingga menghasilkan berbagai macam
ukiran, setelah itu ditambah finishing dengan cat minyak
sehingga menghadirkan unsur klasik.
4. Plafon akustik
Plafon ini biasanya digunakan untuk ruangan yang kedap
suara. Plafon ini sangat cocok untuk meredam kebisingan
pada suatu ruangan. Plafon ini didesain agar tahan
terhadap batas ambang kebisingan tertentu.
5. Plafon PVC
Plafon PVC adalah jenis plafon yang dibuat dari bahan
PVC yang sangat ringan dan memiliki banyak
keunggulan diantaranya tahan air, anti rayap dan tidak
merambat api (flame retardant) dan juga merupakan
jawaban atas kekurangan dari material plafon lainnya
yang tersedia saat ini.
6. Plafon
Papan kayu atau lambersering adalah kayu olahan yang
dibuat menjadi lembaran-lembaran, biasanya berukuran
1 x 9 cm dan dikeringkan dengan oven untuk mengurangi
kadar airnya. Plafon kayu lebih artistik dan bisa
menciptakan suasana ruangan menjadi klasik, sedangkan
kelemahannya adalah pengerjaannya lebih sulit, mahal,
lama, dan memerlukan ketelitian.

Palembang Learning Centre direncanakan menggunakan


plafon gypsum pada setiap ruangnya.

c. Lantai
Lantai adalah tempat berpijak di dalam bangunan. Pemilihan
material penutup lantai yang tepat akan sangat mendukung
138

fungsi dan keindahan suatu bangunan. Adapun berikut


merupakan jenis-jenis bahan penutup lantai:
1. Lantai keramik
Pengerjaaan lantai keramik relatif murah, sama dengan
pemasangan lantai tegel dan lantai teraso. Perawatan
lantai keramik relatif mudah dan lantai keramik tidak
mudah tergores.
2. Lantai karpet
Lantai karpet bermanfaat dalam hal peredaman suara
dan getaran, selain itu lantai karpet memberikan kesan
hangat pada ruangan.
3. Lantai parquet
Lantai parquet memiliki daya serap panas yang baik dan
bersifat hangat, selain itu pemasangannya mudah dan
menimbulkan kesan mewah namun alami pada ruangan.

Palembang Learning Centre direncanakan menggunakan


bahan penutup lantai berupa keramik, karpet, dan parquet.
Karpet akan digunakan pada ruangan-ruangan yang
membutuhkan peredaman suara, seperti auditorium, dan
kantor pengelola. Keramik,karpet, dan parquet sebagai
penutup lantai ruangan lainnya.

d. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen pada bangunan yang
berfungsi untuk membentuk atau memisahkan ruang.
Berdasarkan konstruksinya, dinding dapat berupa dinding
partisi atau pengisi (tidak menahan beban) dan dapat juga
berupa dinding struktural (menahan beban). Berikut
merupakan jenis-jenis dinding berdasarkan materialnya:
1. Dinding beton
139

Dinding beton sering dikenal dengan dinding bata ringan.


Bata ringan memiliki sifat tahan api, namun karena
permukaannya lebih halus dan hasil pabrifikasi,
dibutuhkan teknik khusus pada saat peaplikasian plesteran
agar plesteran dapat menempel lebih mudah.
2. Dinding bata hebel
Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan
pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Dinding bata hebel umumnya berukuran 10 x 19 x 59 cm.
Bahannya terbuat dari pasir silika. Kelebihan yang
dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan,
mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan
gergaji, bahannya tahan api dan air, serta kedap suara.
3. Dinding kayu
Pengaplikasian kayu sebagai material dinding terdiri atas
beberapa jenis, yaitu: - Dinding kayu log atau batang
tersusun; Kontruksi dinding seperti ini terdiri dari susunan
batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat atau pengikat lagi
karena sudah merupakan dinding struktural.
4. Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh
atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir
sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling.
5. Dinding kaca
Dinding kaca menimbulkan kesan luas dan meniadakan
batas ruang dalam bangunan. Selain itu, pemanfaatan
material kaca pada dinding menambah nilai estetis pada
bangunan. Kekurangan dari penggunaan dinding kaca
adalah harganya yang mahal dan rawan pecah.
140

6. Dinding ACP (Aluminium Composite Panel).


Material ACP merupakan material bangunan berbentuk
panel datar yang terbuat dari bahan composite, yaitu
menggunakan dua lapisan aluminium yang disekat pada
bagian tengahnya menggunakan bahan non-aluminium.
ACP secara umum terbagi atas dua macam, yaitu ACP
untuk penggunaan di dalam ruangan (indoor) dan ACP
untuk penggunaan di luar ruangan (outdoor).

Palembang Learning Centre direncanakan menggunakan


dinding batu bata. Selain itu, finishing dinding juga akan
dilakukan dengan pengecatan, dinding kaca, dan ACP.

e. Plat lantai
Plat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin
tulangannya dua arah atau satu arah saja, tergantung pada
sistem strukturnya. Kontinuitas penulangan pelat diteruskan
ke dalam balok-balok dan diteruskan ke dalam kolom.
Berdasarkan bahannya, plat lantai dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu: kayu, beton, kayu dan semen. Berdasarkan
sistemnya, plat lantai dibedakan atas:
1. Plat lantai satu arah
Plat lantai satu arah adalah plat lantai yang panjangnya
dua kali atau lebih besar daripada lebarnya.
2. Plat lantai dua arah
Plat lantai dua arah adalah plat lantai dengan
perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek
kurang dari dua.
Palembang Learning Centre direncanakan menggunakan
plat lantai beton bertulang dengan sistem plat lantai dua arah.
f. Balok
141

Balok adalah komponen struktural kaku yang dirancang untuk


membawa dan menyalurkan beban melintang melintasi ruang
ke elemen-elemen penyokongnya. Persyaratan balok menurut
PBBI 1971. N. I-2 hal. 91 sebagai berikut:
a. Lebar badan balok tidak boleh kurang dari 1/50 kali
bentang bersih.
b. Semua jenis baja tulangan, diameter tulangan untuk balok
tidak boleh kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus
dihindarkan pemasangan tulangan balok lebih dari 2 lapis,
kecuali pada keadaan-keadaan khusus.
c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik
maksimum dari penampang.
d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm, bidang-
bidang sampingnya harus dipasang tulangan samping
dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok.
Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh kurang dari
8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja
keras.
e. Jarak sengkang tidak boleh lebih dari 30 cm, atau jarak
sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari
tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh
diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm
pada jenis baja keras.

Pada Palembang Learning Centre, direncanakan dimensi


balok akan disesuaikan dengan bentang kolom dan hal lain
terkait konstruksi balok akan disesuaikan dengan persyaratan
balok menurut PBBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).

g. Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan
142

bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga dimensi


lateral terkecil. Kolom berfungsi sebagai pendukung beban-
beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar
melalui fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban
aksial tekan serta momen lentur 9 (akibat kontinuitas
konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah
suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan atau
tanpa momen lentur.

Gambar 4.21 Kolom Beton Bertulang


Sumber: http://digilib.unila.ac.id/5294/14/2.%20BAB%20II.pdf

Kolom beton bertulang terdiri atas tiga jenis, yaitu:


a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral
Kolom ini merupakan kolom beton dengan batang
tulangan pokok memanjang yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah
lateral.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk
heliks menerus di sepanjang kolom.
c. Kolom komposit.
143

Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat


pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau
pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok
memanjang.

Palembang Learning Centre direncanakan menggunakan


kolom beton bertulang dengan pengikat sengkang lateral.

4.4.6 Analisis Utilitas Bangunan


Analisis utilitas bangunan terdiri dari analisis sistem listrik, sistem
instalasi air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem instalasi air hujan,
sistem komunikasi, sistem pembuangan sampah, sistem keamanan
terhadap bahaya kebakaran, sistem penyelamatan darurat, sistem
keamanan terhadap bahaya petir, sistem pengkondisian udara, dan
sistem pencahayaan.
1. Sistem listrik
Sistem listrik yang akan digunakan pada Palembang Learning
Centre bersumber dari Perusahan Listrik Negara (PLN). Sumber
listrik yang didapat tersebut akan diturunkan tegangannya melalui
trafo yang terletak di dalam gardu listrik induk. Gardu listrik induk
mendistribusikan listrik ke gardu listrik kawasan yang kemudian
didistribusikan melalui MCB. Selanjutnya, arus listrik tersebut
disalurkan ke panel induk yang akan membagi aliran listrik ke
panel pembagi. Selain sumber daya listrik utama terdapat juga
sumber daya listrik cadangan yang berasal dari genset (generator
set) yang dapat dimanfaatkan apabila terjadi pemadaman listrik
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
144

Diagram 4.9 Sistem distribusi listrik


Sumber: Pribadi

2. Sistem instalasi air bersih


Terdapat dua jenis sistem instalasiair bersih, yaitu:
a. Sistem up-feed

Gambar 4.22 Sistem up-feed


Sumber: elisa.ugm.ac.id

Dalam sistem ini air yang berasla dari sumbernya disalurkan


melalui pipa distribusi langsung menuju ke tangki bawah
(ground tank). Dari tangki bawah, air didistribusikan ke
145

setiap ruang yang membutuhkan dengan menggunakan


pompa. Untuk bangunan yang tidak lebih dari 6 lantai, sistem
ini cukup efisien untuk diterapkan.
b. Sistem down-feed

Gambar 4.23 Sistem down-feed


Sumber: elisa.ugm.ac.id

Dalam sistem ini air ditampung di tangki bawah (ground


tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank)
yang biasanya dipasang diatas atap atau di lantai tertinggi
bangunan. Dari sini air didistribusikan keseluruh bangunan
secara gravitasi. Sistem tangki atap ini cukup efisien
diterapkan untuk bangunan tinggi.

Sistem pendistribusian air bersih yang akan digunakan


pada Palembang Learning Centre adalah sistem up-feed.
146

Diagram 4.10 Sistem distribusi air bersih


Sumber: Pribadi

Tabel. 4.23 Kebutuhan air per hari


147
148

Perhitungan pemakaian air per hari berdasarkan


jumlah pengguna:
a. Pemakaian air pada massa pertama
Massa pertama dapat dikategorikan dalam
perpustakaan dengan pemakaian air rata-rata 25 liter
per hari. Dengan jumlah pengguna massa pertama
sebanyak 1022, maka kebutuhan air (Qd) massa
pertama per hari adalah:
Qd = rata-rata pemakaian air x j. pengguna
= 25 liter/hari x 1022
= 25.550 liter/hari
b. Pemakaian air pada massa kedua
Massa kedua termasuk dalam gedung kantor dengan
pemakaian air rata-rata 100 liter/hari. Jumlah
pengguna taman bermain kecil indoor sebanyak 555
orang, maka kebutuhan air (Qd) massa kedua per hari
adalah:
Qd = rata-rata pemakaian air x j. pengguna
= 100 liter/hari x 555
= 55.500 liter/hari
Total kebutuhan air bersih per hari
= 25.550 + 55.500
=81.050 liter/hari
149

Perhitungan total kebutuhan air bersih ini dilakukan


diluar perhitungan kebutuhan air untuk pencegahan
dan pengendalian kebakaran (sprinkler dan hidran),
serta perhitungan kebutuhan air untuk AC.
c. Kapasitas penampungan air bersih
Penampungan air bersih dibagi atas reservoir bawah.
Reservoir bawah direcanakan untuk seluruh area
Palembang Learning Centre. Adapun kapasitas
volume tangki bawah tanah dapat dihitung sebagai
berikut:
Kapasitas tangki bawah tanah area Palembang
Learning Centre
Vbt = 40% x Qd
= 40% x 81.050
= L ≈ 32.420 ≈ 32.500 L ≈ 32,5 m3

3. Sistem instalasi air kotor


Air kotor yang merupakan sisa pembuangan air pada bangunan
dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Grey water
Grey water merupakan air kotor dari sisa pembuangan yang
berasal dari floor drain dari kamar mandi dan wastafel.
b. Air kotor berlemak
Air kotor berlemak merupakan air kotor sisa pembuangan
yang berasal dari wastafel dapur.
c. Black water
Black water merupakan air kotor padat dari sisa pembuangan
yang berasal dari kloset kamar mandi.
Pada Palembang Learning Centre, ketiga air kotor dari sisa
pembuangan ini akan diolah menggunakan STP (Sewage
150

Treatment Plant). Berikut merupakan diagram pengolahan


air kotor menggunakan STP.

Black water mengalir secara


gravitasi
Air kotor Tangki STP
Grit chamber
berlemak

Grey water
Effluent tank

Riol kota

Diagram 4.11 Sistem instalasi air kotor


Sumber: Pribadi

4. Sistem instalasi air hujan


Sistem pembuangan air hujan menggunakan talang air dengan
arah horizontal kemudian diteruskan menggunakan talang air
dengan arah vertikal menuju bak kontrol. Bak kontrol
direncanakan akan dibuat setiap enam meter untuk memudahkan
pengontrolan. Air hujan dari bak kontrol kemudian disalurkan ke
pembuangan kota melalui drainase dalam tapak.

Talang Talang
Horizontal Vertikal Bak
Kontrol

Drainase
Air
Hujan

Riol Kota

Diagram 4.12 Sistem instalasi air hujan


Sumber: Pribadi
151

5. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi merupakan sistem yang digunkan untuk
berkomunikasi didalam maupun diluar bangunan. Terdapat dua
jenis jaringan komunikasi, yaitu:
a. Sistem komunikasi internal
Merupakan sistem komunikasi yang berbagi antara satu
tempat ke tempat lain dalam satu site.
b. Sistem komunikasi eksternal
Merupakan sistem komunikasi dari dan keluar bangunan.
Sistem ini menggunakan alat, yaitu telepon untuk dua arah
pada saluran telkom dengan sistm hubungan langsung dan
melalui PABX.

Telkom Panel MDF Panel IDF Voice


outlet

Diagram 4.13 Instalasi telepon


Sumber: Pribadi

Keterangan :
MDF : Main distribution frame
IDF : Intermediate distribution frame
PABX : Private automatic branch exchange
Sistem komunikasi internet adalah sistem komunikasi yang
digunakan untuk berkomunikasi dari dalam bangunan dengan
berbasis teknologi seperti smartphone, computer dan laptop.

Internet Substation Router Alat


elektronik

Diagram 4.14 Instalasi internet


Sumber: Pribadi
152

6. Sistem pembuangan sampah


Sistem pembuangan sampah terdiri atas dua jenis, yaitu sistem
vertikal dan sistem horizontal. Palembang Learning Centre
direncanakan menggunakan sistem horizontal. Sistem horizontal
ini juga dikenal dengan sistem carry out, yaitu sampah yang
berasal dari bangunan dan dibuang pada kotak sampah dan akan
dikumpulkan di bak penampungan sampah. Sampah yang telah
dikumpulkan akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah dan
dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Sampah Kotak Bak penampung


sampah

TPA Mobil
pengangkut
Diagram 4.15 Sistem pembuangan sampah
Sumber: Pribadi

7. Sistem keamanan terhadap kebakaran


Dalam persyaratan keamanan, setiap bangunan harus dilengkapi
dengan sistem keamanan terhadap bahaya kebakaran. Pada
dasarnya terdapat dua prinsip keamanan terhadap bahaya
kebakaran:
a. Sistem tanda bahaya kebakaran
Merupakan sistem yang menggunakan alat-alat khusus yang
bekerja sebelum terjadi kebakaran besar dengan
memberikan tanda bahaya kebakaran pada suatu tempat.
Sistem tanda bahaya ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
1. Detektor panas (heat detector)
Merupakan alat yang akan bekerja bila suhu atau api
mencapai temperatur 570C, alat ini biasanya dipasang
pada ruang kerja, ruang tidur, ruang pertemuan, dan
sebagainya.
2. Detektor ionisasi
153

Biasanya alat ini dipasang pada daerah koridor, tangga,


saluran pipa, dan sebagainya. Detektor ionisasi
umumnya ditempatkan di dapur atau ruangan yang berisi
gas yang mudah terbakar atau meledak.
3. Detektor asap (smoke detector)
Merupakan alat yang mendeteksi kebakaran dengan
mendeteksi asap. Detektor asap merupakan alat yang
diaktifkan oleh foto elektrik sebagai sensornya.
4. Detektor api
Detektor api bekerja apabila api sudah mulai terlihat,
panas yang tinggi belum terasa tetapi dapat muncul
secara tiba-tiba.
5. Manual call box
Dengan menekan tombol manual, alat ini akan
menginformasikan bahaya ke panel penerima. Alat ini
dilengkapi dengan tuas penahan yang menghubungkan
telepon portabel dengan papan pengontrol.
6. Papan kontrol bahaya api
Terdiri dari panel-panel yang dapat menunjukkan asal
sumber api bila tanda bahaya pada detektor bekerja.

Sistem tanda bahaya kebakaran yang akan digunakan pada


Palembang Learning Centre adalah detektor api dan panas.
Kedua detektor ini akan dihubungkan dengan alarm, manual
call box, dan papan kontrol bahaya api untuk mengetahui
lokasi sumber api.

a. Sistem bahaya kebakaran


Sistem bahaya kebakaran merupakan sistem yang akan
bekerja bila terjadi kebakaran. Sistem pemadam
kebakaran ini ada beberapa macam, yaitu:
154

1. Sprinkler

Gambar 4.24 Cara kerja sprinkler


Sumber: https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-
sprinkler/

Terdiri dari pipa-pipa horizontal yang diletakkan di


dalam plafon. Pipa-pipa ini dilengkapi dengan outlet-
outlet dan kepala-kepala sprinkler yang dibuat
sedemikian rupa sehingga pada suhu 570C-710C,
kepala sprinkler secara otomatis akan membuka dan
menyemprotkan bahan pemadam api (air/ busa/
serbuk kimia) pada sekitar ruangan. Sistem ini
didukung dengan jumlah air yang mencukupi,
sehingga bila terjadi kebakaran terdapat cukup air
untuk memadamkan api. Berikut merupakan jenis-
jenis sistem sprinkler:
1. Dry pipe system
Adalah suatu sistem yang menggunakan
sprinkler otomatis yang disambungkan dengan
sistem perpipaannya yang mengandung udara
atau nitrogen bertekanan. Pelepasan udara
tersebut akibat adanya panas mengakibatkan api
bertekanan membuka dry pipe valve. Dengan
demikian air akan mengalir ke dalam sistem
perpipaan dan keluar dari kepala sprinkler yang
terbuka.
2. Wet pipe system
155

Adalah suatu sistem yang menggunakan


sprinkler otomatis yang disambungkan ke water
supply. Dengan demikian air akan segera keluar
melalui sprinkler yang telah terbuka akibat
adanya panas dari api.
3. Deluge system
Adalah sistem yang menggunakan kepala
sprinkler yang terbuka disambungkan pada
sistem perpipaan yang dihubungkan ke water
supply melalui suatu valve. Valve ini dibuka
dengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang
dipasang pada area yang sama dengan sprinkler.
Ketika valve dibuka, air akan mengalir ke dalam
sistem perpipaan dan dikeluarkan dari seluruh
sprinkler yang ada.
4. Preaction system
Adalah suatu sistem yang menggunakan
sprikler otomatis yang disambungkan pada
suatu sistem perpipaan yang mengandung
udara, baik yang bertekanan atau tidak, melalui
suatu sistem deteksi tambahan yang dipasang
pada area yang sama dengan sprinkler.
Pengaktifan sistem deteksi akan membuka
suatu valve yang mengakibatkan air akan
mengalir ke dalam sistem perpipaan sprinkler
dan dikeluarkan melalui sprinkler yang terbuka.
5. Combined dry pipe-preaction
Adalah sistem pipa berisi udara bertekanan.
Jika terjadi kebakaran, peralatan deteksi akan
membuka katup kontrol air dan udara
dikeluarkan pada akhir pipa suplai, sehingga
156

sistem akan terisi air dan bekerja seperti sistem


wet pipe. Jika peralatan deteksi rusak, sistem
akan bekerja seperti sistem dry pipe.
Sprinkler dapat pula dibagi menjadi dua
kategori berdasarkan mode aktivasi pengiriman
airnya:
6. Kategori “fusible element”
Pada sistem ini, panas mencairkan stopper
metal yang menyumbat lubang pengiriman air.

Gambar 4.25 Fusible Element


Sumber: www.ftsl.itb.ac.id

7. Kategori “bulb”
Temperatur tinggi memanaskan cairan dalam bohlam
kaca (glass bulb), sampai air pada pipa masuk kedalam
bohlam kaca.

Gambar 4.26 Bulb


Sumber: www.ftsl.itb.ac.id

Palembang Learning Centre menggunakan sprinkler


dengan sistem wet pipe system dan kategori fusible
element.
2. Hydrant
157

Hydrant merupakan sistem pemadam kebakaran dengan


menggunakan air sebagai objek pemadam api. Hydrant
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu box hydrant (hidran
bangunan), trolley hydrant, dan pole hydrant (hidran
halaman). Pipa penyiraman pada box hydrant ditempatkan
dalam kotak kaca yang ditanam dalam dinding bangunan
dengan jarak jangkauan 15-30 meter. Selain
menggunakan sprinkler, direncanakan Palembang Science
Center juga akan menggunakan hydrant box dan pole
hydrant.
3. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Berupa suatu tabung yang berisi serbuk kimia, gas
karbondioksida, foam, atau powder yang dapat
memadamkan api. Alat ini bekerja secara manual, tidak
dihubungkan dengan unit lain. Perletakkannya pada
tempat-tempat yang strategis dan menempel pada tembok.
Tabel 4.24 Penggunaan APAR dalam suatu gedung
Berat Luas Jarak
Jenis
Minimum Jangkauan Maksimum
Bangunan
(kg) (m2) (m)
Industri 2 150 15
Umum 2 100 20
Perumahan 2 250 25
Campuran 2 100 20
Parkir 2 135 25
Bangunan
2 100 20
tinggi
Sumber: Panduan sistem banguan tinggi, 2005

APAR direncanakan akan diletakkan menyebar pada


Palembang Science Center.
b. Sistem Penyelamat Darurat
158

Merupakan perlengkapan penunjang jika terjadi bahaya


kebakaran. Perlengkapan penunjang tersebut berupa tangga
darurat. Tangga darurat harus ditempatkan pada daerah yang
mudah dicapai dan dekat dengan fasilitas transportasi utama.
Selain itu, pintu darurat harus tahan api dan pintu harus dapat
tertutup otomatis pada saat dibuka.
Secara keseluruhan, sistem bahaya kebakaran yang akan
digunakan pada Palembang Learning Centre adalah sistem
sprinkler, hydrant, fire extinguisher, dan tangga darurat.
8. Sistem keamanan terhadap bahaya petir
Berikut merupakan klasifikasi penangkal petir:
a. Penangkal Petir Konvensional
Penangkal petir konvensional membentuk semacam perisai
berupa konduktor yang akan mengambil alih sambaran petir.
Penangkal petir ini biasanya disebut dengan groundwires
(kawat tanah) pada jaringan hantaran udara, sedangkan pada
bangunan-bangunan dan perlindungan terhadap struktur,
Benjamin Franklin memperkenalkannya dengan sebutan
lighting rod. Penangkal petir konvensional bersifat pasif,
menunggu petir untuk menyambar dengan mengandalkan
posisinya yang lebih tinggi dan runcing dari objek sekitar.

Gambar 4.27 Penangkal petir konvensional


Sumber: http://www.penangkalpetir.com/perbedaan-
penangkap-petir-konvensional-dengan-elektro-statis/
b. Penangkal Petir Elektrostatik
159

Penangkal petir elektrostatik merupakan pengembangan dari


penangkal petir konvensional. Prinsipnya sama, yaitu
menjadi perisai yang mengambil alih sambaran petir.
Perbedaannya terletak pada bagaimana cara mengalihkan
sambaran petir tersebut. Prinsip penangkal petir elektrostatis
didasarkan pada ion-ion yang dihasilkan oleh dua elektroda
pada ujung penangkal petir.

Gambar 4.28 Penangkal Petir Eletrostatik


Sumber: repository.usu.ac.id

Sistem penangkal petir pada Palembang Learning Centre


menggunakan penangkal petir konvensional.

9. Sistem pecahayaan
Berdasarkan sumbernya, pencahayaan pada bangunan
digolongkan menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan.
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami merupakan cahaya yang bersumber dari
matahari. Pencahayaan alami dibutuhkan karena manusia
memerlukan kualitas cahaya alami. Fungsi pencahayaan
alami dapat meminimalisir penggunaan energi listrik.
Sehingga desain yang mengutamakan pemanfaatan
pencahayaan alami harus dikembangkan.
b. Pencahayaan buatan
160

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari


sumber cahaya selain cahaya alami, contohnya lampu listrik,
lampu minyak tanah, lampu gas, dan lain-lain.
Sistem pencahayaan buatan secara umum terbagi menjadi 3
yaitu:
1. Sistem Pencahayaan Merata

Gambar 4.29 Pencahayaan merata


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Pada sistem ini, pencahayaan tersebar pada semua area


secara merata. Sistem pencahayaan merata digunakan
pada ruangan yang tidak memerlukan ketelitian dalam
melihat seperti pada koridor atau jalan.
2. Sistem Pencahayaan Setempat

Gambar 4.30 Pencahayaan setempat


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Pada sistem ini, cahaya hanya dikonsentrasikan pada


objek yang membutuhkan cahaya secara optimal seperti
pada area kerja. Sistem pencahayaan jenis ini cocok
161

untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi


dan mengamati benda yang membutuhkan cahaya.
3. Sistem Pencahayaan Gabungan

Gambar 4.31 Pencahayaan gabungan


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan


menggabungkan sistem pencahayaan setempat dan
sistem pencahayaan merata. Sistem pencahayaan ini
cocok untuk memenuhi pencahayaan tugas visual yang
memerlukan tingkat pencahayaan tinggi.

Sistem pencahayaan pada Palembang Learning Centre


menggunakan pencahayaan baik secara alami maupun buatan.

10. Sistem pengkondisian udara


Sistem Pengkondisian Udara adalah suatu proses
mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan
kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap
kondisi udara suatu ruangan tertentu, mengatur aliran udara
dan kebersihannya. Pada Palembang Learning Centre,
penggunaan sistem penghawaan terdiri dari penghawaan alami
dan buatan. Penghawaan alami mengharuskan bangunan untuk
memperbanyak bukaan agar terjadi pertukaran udara alami
(cross ventilation), sedangkan penghawaan buatan
membutuhkan mesin dan peralatan sistem tata udara agar
162

ruangan dapat tetap mempertahankan kondisi penghawaan


dalam interval yang nyaman.
Berikut merupakan jenis-jenis penghawaan buatan yang umum
digunakan:
a. AC Split
AC ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu indoor dan outdoor.
Indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan
outdoor adalah bagian atau tempat dimana mesin berada,
biasanya ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan
hawa yang panas dan suara yang berisik.

Gambar 4.32 AC split


Sumber: http://staff.uny.ac.id
b. AC VRV
Variable Refrigerant Volume (VRV) merupakan sistem kerja
refrigerant yang berubah-ubah. Melalui sistem VRV, satu
outdoor AC bisa digunakan untuk lebih dari dua indoor AC,
serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang
diinginkan secara terkomputerisasi.

Gambar 4.33 AC VRV


163

11. Sistem Keamanan


Sistem Keamanan Bangunan merupakan suatu alat buatan
manusia yang berdasarkan perkembangan teknologi yang
berguna untuk membantu manusia dalam kondisi kritis untuk
menjaga keamanan pada bangunan seperti halnya terjadi
kebakaran, Pencurian, dan bencana alam yang dapat membuat
kerusakan dan tidak ada rasa kenyamanan pada gedung, baik
apartemen, rumah toko, perkantoran, mall, dan lain sebagainya.
Sistem keamanan yang digunakan pada Palembang Learning
Centre adalah penggunaan CCTV. CCTV (Closed Circuit
Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital
yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu
ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk
dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga
dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan
sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi.
164

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Organisasi Ruang


1. Hubungan skematik program ruang secara makro

Diagram 5.1 Hubungan skematik program ruang secara makro


Sumber: Pribadi
165

2. Hubungan skematik program ruang secara mikro


a. Massa pertama

Diagram 5.2 Hubungan skematik program ruang massa pertama


Sumber: Pribadi
166

b. Massa kedua

Diagram 5.3 Hubungan skematik program ruang massa kedua


Sumber: Pribadi

5.2 Rekapitulasi Besaran Ruang


Total besaran ruang yang dibutuhkan pada Palembang Learning
Centre adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Total besaran ruang

No. Nama Bangunan Besaran Ruang (m2)


1. Massa Pertama 2.991,75
2. Massa Kedua 2.338,7
Total Besaran Ruang 5.330,45
Sumber: Pribadi
167

Berdasarkan analisis kebutuhan ruang dan perhitungan besaran


ruang yang telah dilakukan, berikut merupakan rincian jumlah pengguna
bangunan pada Palembang Learning Centre :

Tabel 5.2 Jumlah Pengguna


No. Nama Bangunan Jumlah Jumlah
Pengunjung Pengelola
1. Massa Pertama 880 142
2. Massa Kedua 420 135
Total Pengguna Ruang 1.320 277
Sumber: Pribadi

Total jumlah parkir pada Palembang Learning Centre sebagai


berikut :

Tabel 5.3 Jumlah Parkir

No. Nama Kendaraan Jumlah Kendaraan Luas Parkir


1. Mobil 80 1.000 m2
2. Motor 251 376,5 m2
3. Bus 3 127,5 m2
Total Jumlah Parkir 331 1.504 m2
Sumber: Pribadi
168

5.3 Konsep Zoning Akhir

Gambar 5.1 Zoning akhir


Sumber: Pribadi

Keterangan
P : Publik
SP : Semi publik
PV : Privat
S : Service
IN : Site entrance
OUT : Site exit
169

5.4 Konsep Pola Sirkulasi dan Tata Letak Bangunan

Massa Kedua

Taman

Massa Pertama

Gambar 5.2 Studi ruang


Sumber: Pribadi

Keterangan :

3. Massa pertama berfungsi sebagai ruang belajar umum, ruang belajar


private, perpustakaan, book store, laboratorium komputer, cafe, dan
ruang penunjang lainnya.
4. Massa kedua berfungsi sebagai confrence room, community area,
auditorium, gallery, cafetaria, kantor pengelola, dan ruang penunjang
lainnya
170

5.5 Konsep Dasar Perancangan Bangunan


5.5.1 Konsep Bentuk Bangunan
Palembang Learning Centre merupakan tempat yang
mewadahi kegiatan belajar serta interaksi sosial bagi para pelajar agar
dapat menjadi pribadi yang dapat bersaing di kemajuan zaman. Tema
yang diambil pada perancangan ini yaitu “ Artifisial yang Humanis”
dengan gaya arsitektur futuristik.
Tema Artifisial yang Humanis dapat diwakilkan melalui
kecerdasan yang ada. Kecerdasan terdiri dari kecerdasan alami serta
kecerdasan buatan yang tercipta seiringnya kemajuan zaman. Prinsip
artifisial yang humanis dapat terlihat pada kecerdasan alami yang
bersifat kemanusian (humanis) serta kecerdasan buatan yang
wujudnya berupa mesin serta teknologi yang dibuat (buatan). Maka,
bentuk massa bangunan Palembang Learning Centre akan diambil
dari bentuk roda gigi. Bentuk roda gigi mewakilikan antara
kecerdasan alami dan kecerdasan buatan. Kecerdasan alami adalah
kecerdasan yang berasal dari dalam diri manusia yang bersumber dari
otak. Otak bekerja seperti mesin pada tubuh manusia dimana didalam
otak terjadi proses – proses yang menjalankan tubuh manusia.
Sedangkan kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang berasal dari
kerja mesin (komputer) yang bertujuan untuk membantu manusia.
Kedua jenis kecerdasan tersebut bekerja seperti dan dengan mesin,
maka dari itu bentuk dasar massa yang diambil adalah roda gigi,
dimana roda gigi merupakan bagian dasar yang menjalankan sebuah
mesin.

ARTIFISIAL

YANG HUMANIS

Gambar 5.3 Konsep Bentuk Dasar


Sumber: Pribadi
171

1. Massa Pertama
Massa pertama memiliki fungsi sebagai main building.
Ruang-ruangan yang dibutuhkan pada massa pertama
membutuhkan luas ruangan yang bervariasi. Hal tersebut
membuat bentukan denah seperti terbagi menjadi dua sisi dimana
satu bagian terlihat besar dan satu lagi tidak terlalu besar. Bentuk
dasar denah diambil dari bentuk roda gigi dengan gaya futuristik
dengan bentuk yang melingkar sehingga nampak dinamis dan
fleksibel.
Pada massa pertama, bentuk roda gigi yang diambil adalah
roda gigi yang berhimpit, sehingga bentuk denah yang dihasilkan
adalah seperti dua bagian yang saling berhimpitan. Bentuk sisi
kanan bangunan berbentuk roda gigi dengan gigi sejumlah 6
buah, sedangkan bentuk sisi kiri berbentuk seperti roda gigi yang
sedang berputar dengan cepat sehingga menghasilkan bentuk
melingkar yang di transformasi menjadi lingkaran yang
terpotong.

Sisi
kanan

Sisi kiri

Bagian yang berhimpit

Gambar 5.4 Konsep Massa Pertama


Sumber: Pribadi
172

Lalu pada massa pertama, ruangan-ruangan yang


membutuhkan luasan lebih besar seperti perpustakaan,
laboratorium komputer, dan ruang belajar umum akan
ditempatkan pada sisi kiri dan yang membutuhkan luasan tidak
terlalu besar akan ditempatkan di sisi bangunan sebelah kanan
seperti bookstore dan ruang belajar private.

Untuk ruangan dengan luasan yang besar

Untuk ruangan dengan luasan tidak terlalu besar

Gambar 5.5 Massa Pertama


Sumber: Pribadi

5. Massa Kedua
Massa kedua dan pertama memiliki konsep bentuk yang
sama yang diambil dari bentuk roda gigi dengan gaya arsitektur
futuristik. Bentuk massa pertama dan kedua berbentuk seperti
roda gigi yang bersinggungan dengan gigi yang jika didekatkan
akan saling melengkapi sehingga menjadi kesatuan roda gigi
yang dapat berputar. Bentuk denah massa kedua diambil dari
bentuk roda gigi yang memiliki gigi berjumlah 6 buah.

Gambar 5.6 Konsep Massa Kedua


Sumber: Pribadi
173

Gigi/bagian yang cocok/pas

Gambar 5.7 Bentuk Massa Pertama dan Kedua


Sumber: Pribadi

5.5.2 Penampilan Fasad Bangunan


Bentuk massa pada Palembang Learning Centre akan dibuat
dengan dinamis, yang mencirikan kecerdasan alami dan buatan.
Penerapan tema Artifisial yang Humanis akan terlihat pada bentuk
bangunan yang berupa bentuk roda gigi yang melingkar mewujudkan
ciri dinamis dari kecerdasan alami dan buatan. Perwujudan “Artifisial
yang Humanis” diterapkan pada penggunaan teknologi pada
penampilan bangunan, penggunaan warna yang dapat menimbulkan
efek psikologis yang baik, penggunaan material fasad bangunan yang
bersifat humanis, efektivitas pada sarana service, sirkulasi terarahkan,
serta bentuk dan adanya artifisial nature pada bangunan.
174

1. Massa Pertama

Bentuk melingkar yang berasal dari bentuk roda gigi bersinggungan yang
dinamis dan fleksibel menyesuaikan tema “Artifisial yang Humanis”

Penggunaan ramp dan skybridge


untuk mempermudah sirkulasi
baik kedalam bangunan maupun
menuju ke luar bangunan

Penggunaan warna biru cerah


menimbulkan kesan yang penuh
konsentrasi, ketenangan,
keseriusan, dan sejuk yang sesuai
dengan fungsi massa pertama
sebagai tempat belajar dan
perpustakaan Ruang belajar dirancang dengan
material kaca sehingga dapat
menikmati suasana luar.

Penggunaan jendela kaca


berukuran besar sebagai
pencahayaan alami serta penyejuk
alami pada bangunan.

Pada bagian jedela diberikan


kanopi agar melindungi bagian
kaca dari hujan dan panas berlebih

Adanya void berupa di dalam


bangunan sebagai wujud dari
artifisial nature

Gambar 5.8 Penampilan Fasad Massa Pertama


Sumber: Pribadi
175

2. Massa Kedua
Bentuk roda gigi yang melingkar
yang bersifat dinamis dan fleksibel
sebagai perwujudan tema
“Artifisial yang Humanis”

Penggunaan warna hijau


menimbulkan kesan sejuk,
keterbukaan, ketenangan, empati,
serta santai yang sesuai dengan
fungsi bangunan sebagai tempat
untuk berinteraksi sosial serta
sebagai area kantor pengelola

Penggunaan ramp dan


skybridge untuk
mempermudah sirkulasi baik
kedalam bangunan maupun
menuju ke luar bangunan

Secondary skin yang berbahan ACP


digunakan sebagai estetika dan juga
mengatasi sinar cahaya matahari
berlebih pada siang dan sore hari

Penggunaan jendela kaca berukuran


besar dan skylight sebagai pencahayaan
alami pada bangunan Bagian teras yang dilengkapi dengan
taman sebagai bentuk dari artifisial
nature.

Gambar 5.9 Penampilan Fasad Massa Kedua


Sumber: Pribadi
176

5.5.3 Analisis Interior dan Eskterior


Tabel 5.4 Rencana Penampilan Interior
Karakter dan Penerapan Elemen Rencana Wajah Desain
Suasana Ruang Arsitektural
Ruang
Menciptakan Ruang belajar Warna :
ruang yang
publik dan
dapat memicu
konsentrasi, private, a. Penggunaan
memberikan warna-warna
perpustakaan,
rasa nyaman lembut seperti
Pada bagian perpustakaan
dan aman, serta auditorium, cokelat muda
akan didesain dengan
memicu dan putih pada
laboratorium banyaknya jendela
kreatifitas. plafon serta
sehingga dapat
komputer, lantai dapat
menghasilkan
menimbulkan
auditorium. pencahayaan alami dan
kesan yang
peyejuk alami serta
nyaman dan
pengunjung yang berada di
aman.
dalam perpustakaan dapat
b. Penggunaan
menikmati view diluar.
warna-warna
Lantai dilapisi dengan
ceria pada
bahan parquet kayu
furniture
sehingga nyaman dan
seperti kuning
aman di dalam
dan biru dapat
perpustakaan. Dinding
menimbulkan
dilapisi oleh bahan
rasa semangat
gypsum sehingga dapat
dan memicu
meredam suara dari luar
kreatifitas
sehingga suasana di dalam
serta
perpustakaan menjadi
menciptakan
tenang dan nyaman.
suasana yang
Warna putih dominan di
penuh
dalam ruangan
konsentrasi
perpustakaan agar
menimbulkan suasana
Material :
yang bersih, luas dan rileks
c.Material
sehingga menyesuaikan
dinding
dengan fungsi ruang
menggunakan
perpustakaan. Plafon
material bata
didesain dengan
yang di cat
permukaan yang rata
dengan warna
sehingga membuat
putih serta
ruangan terlihat lebih luas.
dinding
Penataan furniture yang
dilapisi oleh
didesain agar nyaman dan
papan gypsum
aman bagi pengunjung
agar kedap
serta menunjang fungsi
suara
ruangandengan baik.
d.Material
lantai
menggunakan
parquet kayu
bewarna
cokelat muda.
177

Ruang belajar umum


didesain dengan bukaan
kaca yang cukup banyak
agar mendapatkan
pencahayaan dan penyejuk
alami. Lantai
menggunakan material
parquet kayu yang tidak
licin agar dapat meredam
suara serta membuat
pengunjung merasa aman
dan nyaman. Plafon
didesain dengan
permukaan yang rata agar
ruang belajar terlihat luas
dan rileks. Ruangan
belajar publik dirancang
tanpa adanya pertisi
didalam ruangan sehingga
pengunjung dapat
merasakan suasana yang
bebas dan rileks tanpa
adanya batassan. Furniture
yang digunakan juga
seragam dan diletakan
secara linear sehingga
sirkulasi pengunjung dapat
terarah.

Ruang belajar private


dibatasi oleh dinding yang
dilapisi gypsyum dan kaca
sehingga ruangan dapat
terasa lebih privat namun
pengunjung tetap dapat
merasakan suasana diluar
178

ruangan dengan adanya


kaca pada dinding.
Furniture yang digunakan
didalam ruang belajar
beragam sehingga dapat
menimbulkan suasanan
yang tidak membosankan
dengan beberapa warna-
warna pada furniture.

Laboratorium komputer
didesain dengan
penggunaan lantai
berbahan karpet sehingga
aman bagi pengunjung.
Bukaan pada ruang
komputer didesain dengan
ukuran yang tidak terlalu
besar agar cahaya berlebih
tidak menganggu
pandangan pengguna
terhadap komputer.
Penyusunan monitor
komputer juga tidak
menghadap ke jendela
langsung agar tidak adanya
pantulan cahaya.

Menciptakan Kantor Warna :


ruang yang pengelola
nyaman untuk Penggunaan
bekerja warna-warna
sehingga dapat yang soft
memicu seperti putih,
produktivitas cokelat muda,
dalam bekerja. kuning, biru.
Pada ruang-ruangan di
Material :
bagian kantor pengelola
Material lantai
didesain dengan bukaan
menggunakan
jendala yang cukup agar
parquet kayu
mendapatkan penghawaan
agar lantai
dan pencahayaan alami
tidak licin.
yang baik. Bukaan tersebut
Dinding
dapat juga menghasilkan
menggunakan
view dari luar ruangan.
dinding bata
Furniture yang dgunakan
yang dicat
didesain dengan gaya yang
serta papan
futuristik sehingga dapat
gypsum agar
menimbulkan kesan yang
kedap suara
179

serta mudah nyaman, kreatif dan


dibersihkan. terbuka.
Green wall
yang menim Warna-warna pada dinding
bulkan konsep beragam seperti putih yang
artificial dapat menimbulkan
nature. suasana yang luas dan
bersih, biru yang dapat
menimbulkan suasana
yang tenang dan penuh
dengan konsetrasi, hijau
yang daat menimbulkan
suasana yang santai dan
segar.
Penyusunan ruangan yang
disusun sirkulasi berjalan
dengan baik, misalnya
ruang sekertaris yang
berada di dekat ruang
direktur. Ruang rapat yang
berada di tengah agar
dapat diakses dengan
mudah.

Untuk ruang kerja staff


dibatasi oleh partisi yang
berbahan kaca sehingga
dapat menimbulkan
suasana yang bebas dan
tidak terkekang.

Dinding pada bagian lobby


kantor juga didesain
dengan adanya vertical
garden sehingga dapat
menimbulkan konsep
artificial nature.
Menghadirkan Lobby, Warna :
ruangan yang community Penggunaan
nyaman, aman, area warna putih
serta serta cokelat
memberikan pada dinding
kesan semangat dan plafon
dan serta furniture.
membangkitkan
Lobby didesain agar dapat
ide kreatif.
membuat suasana menjadi
180

Material : nyaman dan menarik bagi


Material lantai penggunjung.
menggunakan
parquet kayu
yang
Material
dinding yang
menggunakan
dinding bata
Bentuk plafon yang
melengkung didesain agar
dapat berfungsi sebagai
penunjuk arah sirkulasi ke
ruangan-ruangan yang
dituju.

Pada dinding lobby


didesain dengan adanya
vertical garden dengan
bukaan yang cukup agar
dapat menyatu dengan
ruangan luar serya
mendapatkan pencahayaan
dan penghawaan alami
yang baik.
Pada area community area
didesain tanpa ada batasan
sehingga dapat
menimbulkan suasanan
yang bebas dan nyaman
bagi pengujung.

Warna yang digunakan


seperti warna kayu agar
dapat menyatu dengan
alam. Juga warna-warna
yang ceria seperti kuning
dan biru agar dapat
memicu kreatifitas.
Sumber : Pribadi
181

Tabel 5.5 Rencana Penampilan Eksterior


Karakter dan Penerapan Elemen Rencana Wajah Desain
Suasana Ruang Ruang Arsitektural
Pusat Landscape Vegetasi :
berkumpul seluruh
pengunjung komplek di Jenis tanaman
untuk bersantai, Palembang yang
belajar, dan Learning diterapkan
menikmati Centre adalah
linkungan. tanaman perdu
Didesain agar dan tanaman Vegetasi digunakan seperti
dapat berdaun besar pohon palem bertujuan
menciptakan dan kecil untuk mengarahkan
suasana yang seperti pohon sirkulasi pengunjung yang
nyaman, aman, pucuk merah, memasukki area site
tenang, damai, palem botol, menuju ke arah parkiran
dan penuh pohon cemara, ataupun bangunan.
konsentrasi pohon
ketapang, dan Vegetasi berupa pohon
tanaman hias cemara dapat diletakan
lainnya. dibagian sisi pinggir site
agar dapat meredam suara
Dinding : bising dari jalan.
Berbahan
beton dan batu
alam.

Lantai :
Pada area
sirkulasi Dinding pembatasan
pejalan kaki di berbahan beton dan batu
site alam sehingga dapat
menggunakan menyatu dengan linkungan
paving block sekitar
sedangan
untuk
kendaraan
dilapisi oleh
aspal.
Elemen
dekoratif :

Elemen Taman – taman yang


dekortif yang didesain sekitaran
dihadirkan bangunan agar dapat
pada tata mejadi view bagi
landscape agar pengunjung yang berada di
terkesan lebih dalam bangunan. Selain itu
segar dan juga dengan adanya taman
membuang dapat membantu
kejenuhan/keb menghalau cahaya berlebih
osanan. dari matahari serta
menghasilkan suasana
1.Bangku yang sejuk dan nyaman
taman
182

bagi pengunjung sebelum


memasuki bangunan.

2.Water
fountain

3.Tempat
sampah Pada bagian teras
bangunan yang berada di
lantai atas diberikan
beberapa vegetasi dan
furniture agar pengunjung
4.Lampu dan pengelola dapat
taman menikmati suasana diluar.

Warna :
Penggunaan
warna-warna
soft seperti
putih, cokelat
mud, biru
muda, kuning,
dan lain-
lainnya.

Menampilkan Fasade Warna yang


penampilan ditampilkan
seluruh
yang lebih berupa warna
menarik melalui bangunan putih, biru dan
pengolahan hijau.
material dan Material yang
desain yang digunakan
inofatif baik berupa kaca, Atap bangunan
bentuk maupun panel, dinding menggunakan dak beton,
penampilan semen dan
green roof green roof, dan skylight.
Lalu dinding dilapisi oleh
ACP bewarna biru dan
183

hijau, dan juga secondary


skin.
Lalu untuk bagian kaca
berukuran besar dengan
dilengkapi oleh kanopi.

Sumber : Pribadi
184

5.5.4 Konsep Sistem Stuktur dan Material Bangunan


Tabel 5.6 Konsep sistem struktur dan material bangunan
Elemen Struktur Penggunaan Jenis Material
Pondasi Palembang Learning Centre menggunakan
jenis pondasi tiang pancang untuk struktur
bawah pada ketiga bangunan

Kolom, Plat Lantai, Palembang Learning Centre direncanakan


Balok menggunakan plat lantai beton bertulang
dengan sistem plat lantai dua arah.
Palembang Learning Centre direncanakan
menggunakan kolom beton bertulang
dengan pengikat sengkang lateral.
Pada Palembang Learning Centre,
direncanakan dimensi balok akan
disesuaikan dengan bentang kolom dan hal
lain terkait konstruksi balok akan
disesuaikan dengan persyaratan balok
menurut PBBI (Peraturan Beton Bertulang
Indonesia).
185

Dinding Palembang Learning Centre direncanakan


menggunakan dinding batu bata.

Finishing finishing dinding juga akan dilakukan


dengan pengecatan, dinding kaca, dan
ACP

Atap Palembang Learning Centre, atap yang


digunakan berupa green roof, atap dak dan
skylight.

5.5.5 Konsep Utilitas Bangunan


Analisis utilitas bangunan terdiri dari analisis sistem listrik,
sistem instalasi air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem instalasi air
hujan, sistem komunikasi, sistem pembuangan sampah, sistem
keamanan terhadap bahaya kebakaran, sistem penyelamatan darurat,
sistem keamanan terhadap bahaya petir, sistem pengkondisian udara,
dan sistem pencahayaan.
1. Sistem listrik
186

Sistem listrik yang akan digunakan pada Palembang


Learning Centre bersumber dari Perusahan Listrik Negara (PLN).
Sumber listrik yang didapat tersebut akan diturunkan tegangannya
melalui trafo yang terletak di dalam gardu listrik induk. Gardu
listrik induk mendistribusikan listrik ke gardu listrik kawasan
yang kemudian didistribusikan melalui MCB. Selanjutnya, arus
listrik tersebut disalurkan ke panel induk yang akan membagi
aliran listrik ke panel pembagi. Selain sumber daya listrik utama
terdapat juga sumber daya listrik cadangan yang berasal dari
genset (generator set) yang dapat dimanfaatkan apabila terjadi
pemadaman listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Diagram 5.4 Sistem distribusi listrik


Sumber: Pribadi

2. Sistem instalasi air bersih


Terdapat dua jenis sistem instalasiair bersih, yaitu:
a. Sistem up-feed

Gambar 5.10 Sistem up-feed


Sumber: elisa.ugm.ac.id
187

Dalam sistem ini air yang berasla dari sumbernya


disalurkan melalui pipa distribusi langsung menuju ke
tangki bawah (ground tank). Dari tangki bawah, air
didistribusikan ke setiap ruang yang membutuhkan dengan
menggunakan pompa. Untuk bangunan yang tidak lebih
dari 6 lantai, sistem ini cukup efisien untuk diterapkan.
b. Sistem down-feed

Gambar 5.11 Sistem down-feed


Sumber: elisa.ugm.ac.id

Dalam sistem ini air ditampung di tangki bawah


(ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper
tank) yang biasanya dipasang diatas atap atau di lantai
tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan keseluruh
bangunan secara gravitasi. Sistem tangki atap ini cukup
efisien diterapkan untuk bangunan tinggi.

Sistem pendistribusian air bersih yang akan digunakan


pada Palembang Learning Centre adalah sistem up-feed.

Diagram 5.5 Sistem distribusi air bersih


Sumber: Pribadi
188

Berikut pemakaian air per hari pada Palembang Learning


Centre:

Tabel 5.7 Pemakaian air per hari


No. Nama Bangunan Jumlah air per hari
1. Massa pertama 25.550 liter/hari
2. Massa kedua 55.500 liter/hari
Total penggunaan air 81.050 liter/hari
Sumber : Pribadi

Kapasitas volume tangki bawah tanah pada Palembang


Learning Centre adalah 32.420 ≈ 32.500 L ≈ 32,5 m3

3. Sistem instalasi air kotor


Air kotor yang merupakan sisa pembuangan air pada
bangunan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Grey water
Grey water merupakan air kotor dari sisa pembuangan yang
berasal dari floor drain dari kamar mandi dan wastafel.
b. Air kotor berlemak
Air kotor berlemak merupakan air kotor sisa pembuangan
yang berasal dari wastafel dapur.
c. Black water
Black water merupakan air kotor padat dari sisa pembuangan
yang berasal dari kloset kamar mandi.
Pada Palembang Learning Centre, ketiga air kotor dari sisa
pembuangan ini akan diolah menggunakan STP (Sewage
Treatment Plant). Berikut merupakan diagram pengolahan
air kotor menggunakan STP
189

Black water mengalir secara


gravitasi
Air kotor Tangki STP
Grit
berlemak
chamber
Grey water
Effluent tank

Riol kota

Diagram 5.7 Sistem instalasi air kotor


Sumber: Pribadi

4. Sistem instalasi air hujan


Sistem pembuangan air hujan menggunakan talang air
dengan arah horizontal kemudian diteruskan menggunakan
talang air dengan arah vertikal menuju bak kontrol. Bak kontrol
direncanakan akan dibuat setiap enam meter untuk memudahkan
pengontrolan. Air hujan dari bak kontrol kemudian disalurkan ke
pembuangan kota melalui drainase dalam tapak.

Talang Talang
Horizontal Vertikal Bak
Kontrol

Drainase
Air
Hujan

Riol Kota

Diagram 5.8 Sistem instalasi air hujan


Sumber: Pribadi
190

5. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi merupakan sistem yang digunkan
untuk berkomunikasi didalam maupun diluar bangunan.
Terdapat dua jenis jaringan komunikasi, yaitu:
a. Sistem komunikasi internal
Merupakan sistem komunikasi yang berbagi antara satu
tempat ke tempat lain dalam satu site.
b. Sistem komunikasi eksternal
Merupakan sistem komunikasi dari dan keluar bangunan.
Sistem ini menggunakan alat, yaitu telepon untuk dua arah
pada saluran telkom dengan sistm hubungan langsung dan
melalui PABX.

Telkom Panel Voice


Panel IDF
MDF outlet

Diagram 5.9 Instalasi telepon


Sumber: Pribadi

Keterangan :
MDF : Main distribution frame
IDF : Intermediate distribution frame
PABX : Private automatic branch exchange

Sistem komunikasi internet adalah sistem komunikasi yang


digunakan untuk berkomunikasi dari dalam bangunan dengan
berbasis teknologi seperti smartphone, computer dan laptop.

Internet Substation Router Alat


elektronik
Diagram 5.10 Instalasi internet
Sumber: Pribadi
191

6. Sistem pembuangan sampah


Sistem pembuangan sampah terdiri atas dua jenis, yaitu sistem
vertikal dan sistem horizontal. Palembang Learning Centre
direncanakan menggunakan sistem horizontal. Sistem horizontal
ini juga dikenal dengan sistem carry out, yaitu sampah yang
berasal dari bangunan dan dibuang pada kotak sampah dan akan
dikumpulkan di bak penampungan sampah. Sampah yang telah
dikumpulkan akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah dan
dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Sampah Kotak Bak penampung


sampah

TPA Mobil
pengangkut

Diagram 5.11 Sistem pembuangan sampah


Sumber: Pribadi

7. Sistem keamanan terhadap kebakaran


Sistem tanda bahaya kebakaran yang akan digunakan pada
Palembang Learning Centre adalah detektor api dan panas.
Kedua detektor ini akan dihubungkan dengan alarm, manual call
box, dan papan kontrol bahaya api untuk mengetahui lokasi
sumber api. Lalu pencegahan dan penanggulangan kebakaran
pada Palembang Learning Centre menggunakan gas halon,
sprinkler, tangga darurat dan hidran kebakaran.
8. Sistem keamanan terhadap bahaya petir
Berikut merupakan klasifikasi penangkal petir:
a. Penangkal Petir Konvensional
Penangkal petir konvensional membentuk semacam perisai
berupa konduktor yang akan mengambil alih sambaran
192

petir. Penangkal petir ini biasanya disebut dengan


groundwires (kawat tanah) pada jaringan hantaran udara,
sedangkan pada bangunan-bangunan dan perlindungan
terhadap struktur, Benjamin Franklin memperkenalkannya
dengan sebutan lighting rod. Penangkal petir konvensional
bersifat pasif, menunggu petir untuk menyambar dengan
mengandalkan posisinya yang lebih tinggi dan runcing dari
objek sekitar.

Gambar 5.12 Penangkal petir konvensional


Sumber: http://www.penangkalpetir.com/perbedaan-
penangkap-petir-konvensional-dengan-elektro-statis/
b. Penangkal Petir Elektrostatik
Penangkal petir elektrostatik merupakan pengembangan dari
penangkal petir konvensional. Prinsipnya sama, yaitu
menjadi perisai yang mengambil alih sambaran petir.
Perbedaannya terletak pada bagaimana cara mengalihkan
sambaran petir tersebut. Prinsip penangkal petir elektrostatis
didasarkan pada ion-ion yang dihasilkan oleh dua elektroda
pada ujung penangkal petir.

Gambar 5.13 Penangkal Petir Eletrostatik


Sumber: repository.usu.ac.id
193

Sistem penangkal petir pada Palembang Learning Centre


menggunakan penangkal petir konvensional.

9. Sistem pencahayaan
Berdasarkan sumbernya, pencahayaan pada bangunan
digolongkan menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan.

a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami merupakan cahaya yang bersumber dari
matahari. Pencahayaan alami dibutuhkan karena manusia
memerlukan kualitas cahaya alami. Fungsi pencahayaan
alami dapat meminimalisir penggunaan energi listrik.
Sehingga desain yang mengutamakan pemanfaatan
pencahayaan alami harus dikembangkan.
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari
sumber cahaya selain cahaya alami, contohnya lampu listrik,
lampu minyak tanah, lampu gas, dan lain-lain.
Sistem pencahayaan buatan secara umum terbagi menjadi 3
yaitu:
1. Sistem Pencahayaan Merata

Gambar 5.14 Pencahayaan merata


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Pada sistem ini, pencahayaan tersebar pada semua area


secara merata. Sistem pencahayaan merata digunakan
194

pada ruangan yang tidak memerlukan ketelitian dalam


melihat seperti pada koridor atau jalan.
2. Sistem Pencahayaan Setempat

Gambar 5.15 Pencahayaan setempat


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Pada sistem ini, cahaya hanya dikonsentrasikan pada


objek yang membutuhkan cahaya secara optimal seperti
pada area kerja. Sistem pencahayaan jenis ini cocok
untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi
dan mengamati benda yang membutuhkan cahaya.
3. Sistem Pencahayaan Gabungan

Gambar 5.16 Pencahayaan gabungan


Sumber: http://repository.usu.ac.id/

Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan


menggabungkan sistem pencahayaan setempat dan
sistem pencahayaan merata. Sistem pencahayaan ini
cocok untuk memenuhi pencahayaan tugas visual yang
memerlukan tingkat pencahayaan tinggi.

Sistem pencahayaan pada Palembang Learning Centre


menggunakan pencahayaan baik secara alami maupun buatan.

10. Sistem pengkondisian udara


195

Sistem Pengkondisian Udara adalah suatu proses


mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan
kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap
kondisi udara suatu ruangan tertentu, mengatur aliran udara
dan kebersihannya. Pada Palembang Learning Centre,
penggunaan sistem penghawaan terdiri dari penghawaan alami
dan buatan.
Penghawaan alami mengharuskan bangunan untuk
memperbanyak bukaan agar terjadi pertukaran udara alami
(cross ventilation), sedangkan penghawaan buatan
membutuhkan mesin dan peralatan sistem tata udara agar
ruangan dapat tetap mempertahankan kondisi penghawaan
dalam interval yang nyaman. Penghawaan buatan memiliki
beberapa jenis, seperti:
a. AC Split
AC ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu indoor dan outdoor.
Indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan
outdoor adalah bagian atau tempat dimana mesin berada,
biasanya ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan
hawa yang panas dan suara yang berisik.

Gambar 5.17 AC split


Sumber: http://staff.uny.ac.id
196

b. AC VRV
Variable Refrigerant Volume (VRV) merupakan sistem kerja
refrigerant yang berubah-ubah. Melalui sistem VRV, satu
outdoor AC bisa digunakan untuk lebih dari dua indoor AC,
serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang
diinginkan secara terkomputerisasi.

Gambar 5.18 AC VRC


Sumber: http://staff.uny.ac.id

Pada Palembang Learning Centre, penggunaan sistem


penghawaan terdiri dari penghawaan alami dan buatan.
11. Sistem keamanan
Sistem Keamanan Bangunan merupakan suatu alat
buatan manusia yang berdasarkan perkembangan teknologi yang
berguna untuk membantu manusia dalam kondisi kritis untuk
menjaga keamanan pada bangunan seperti halnya terjadi
kebakaran, Pencurian, dan bencana alam yang dapat membuat
kerusakan dan tidak ada rasa kenyamanan pada gedung, baik
apartemen, rumah toko, perkantoran, mall, dan lain sebagainya.
Sistem keamanan yang digunakan pada Palembang Learning
Centre adalah penggunaan CCTV. CCTV (Closed Circuit
Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital
yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu
ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk
dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga
197

dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan


sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi.
198

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Badan Pusat Statistik Palembang. 2016. Palembang Dalam Angka Tahun 2016.
Palembang. Badan Statistik Kota Palembang

Badan Pusat Statistik Palembang. 2018. Palembang Dalam Angka 2018. BPS Kota
Palembang

Basuki, Sulistyo.2003.Pengantar Ilmu Kepustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka


Depkidbud

Chandra, Fernando. 2015. Family Friendly Spa and Restaurant di Kota Palembang.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang di sempurnakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fuad, Ikhsan.2005.Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis
Psikologis. Rineka Cipta: Jakarta.
Hugeng,Vaniasar. 2016. Perancangan Interior Study Lounge Cafe. Jurnal Intra Vol
4. Hal 36-45
Kartono, Kartini.1979.Psikologi Anak. Hal 37. Bandung: Alumni
Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2012
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000
Mujiono, Dimyati.2000.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999), h. 38
Palupi, Agustina Sultra. “Perpustakaan Di Kota Yogyakarta”.Yogyakarta :
Uniersitas Atmajaya
199

Ruhimat,Toto.dkk.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo


Persada

Rusman.2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sugihartono,dkk.2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Syamsu Yusuf. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung


Rizqi Perss.

Syah.M.2004.Psikologi Belajar. Grafindo Persada : Bandung

Trimo,Soejono.1985.Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan.Bandung: Remaja Karya


Offset

Internet :

2015. “Mengenal Arsitektur Futristik”.https://arsitag.com/article/mengenal-


arsitektur-futuristik, diunduh pada 3 Desember 2018

2016. “Sejarah Kota Palembang”.http://www.palembang.go.id/37/sejarah-kota-


palembang, diunduh pada 11 Oktober 2018

Amel, Citra.2015. “Pusat Rehab”.http://eprints.uny.ac.id/8597/3/bab%202%20-


%2008108249131.pdf, diunduh pada 25 Agustus 2018

Hasmanan, Bakhtiar.2007. “Jawa Tengah Learning Center”.


http://eprints.undip.ac.id/1259/2/ ROYNALDO.pdf, diunduh pada 25
Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai