Disusun Oleh :
Loli Oktavia (A1A320050)
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang peneliti ambil
yaitu:
1. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka dalam upaya pembentukan karakter
peserta didik pada mata pelajaran PPKn SMA N 1 Muaro Jambi?
2. Apa saja kendala-kendala dalam implementasi Kurikulum Merdeka dalam
penmbentukan karakter peserta didik pada Mata pelajaran PPKn SMA N 1 Muaro
Jambi?
A. Kajian Teoritik
Kurikulum merdeka merupakan gabungan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka belajar
kampus merdeka (MBKM). Kurikulum ini bertujuan memperbaiki sumber daya manusia
(SDM) dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bukan hanya itu, pendidikan yang
mendapatkan kurikulum ini mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Peran setiap tingkatan pendidikan sangat dibutuhkan untuk program – program kurikulum ini
sukses.
Menurut undang – undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengelompokkan yang berupa isi, dan bahan pelajaran yang cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum di rancang untuk mempermudah proses pendidikan.
Dikarenakan kurikulum sering kali diubah membuat berbagai pihak kebingguan dan
mengakibatkan proses pendidikan menjadi terhambat. Sampai saat ini perubahan kurikulum di
Indonesia masih sering terjadi. Perubahan kurikulum dimulai dari tahun 1947 sampai tahun
2013 (dilihat gambar 2.1). Perubahan ini mendapatkan pro dan kontra, hingga muncul lah
kalimat “ganti tahun, ganti kurikulum”
Sumber : Kemendikbud
Gambar 2.1
Jurnal Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (2012)
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tahun 2019 mengubah kurikulum
2013 menjadi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kurikulum ini
memiliki dua konsep yaitu “Merdeka Belajar” dan “Kampus Merdeka” . Merdeka Belajar
merupakan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi (Ainia, 2020). Sedangkan Kampus
Merdeka merupakan lanjutan dari merdeka belajar di pendidikan tinggi. Perubahan kurikulum
dimaksudkan untuk menciptakan SDM unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar
Pancasila melalui kebijakan merdeka belajar (Kemendikbud, 2021). Tidak hanya itu,
kurikulum merdeka belajar juga mengubah metode pembelajaran, yang biasanya pembelajaran
didalam kelas akan diganti menjadi pembelajaran di luar kelas, metode ini digunakan agar
memberikan peluang besar kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan guru. Dilakukannya
pembelajaran diluar kelas untuk membentuk karakter peserta didik dalam keberanian
menyuarakan pendapat pada saat diskusi, bergaul dengan baik, menjadikan peserta didik yang
bekomopeten dan dengan sendirinya karakter peserta didik terbentuk semakin baik. Kurikulum
merdeka tidak hanya fokus pada kemampuan dan pengetahuan siswa dari nilai saja, tetapi juga
melihat kesantunan dan keterampilan siswa dalam ilmu tertentu.
Profil Pelajar Pancasila pada kurikulum ini diperkuat dengan adanya proyek berdasarkan tema
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Profil Pelajar Pancasila merupakan output atau lulusan
yang memiliki karakter dan kompetensi sehingga bisa menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Hal ini merupakan bentuk penjabaran dari tujuan pendidikan nasional, yang mana lulusan ini
nantinya menjadi barometer yang berperan sebagai acuan utama yang mampu mengarahkan
kebijakan-kebijakan pendidikan, termasuk guru dalam mencetak karakter dan kompetensi
peserta didik. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi yaitu: 1. Beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, 2. Berkebinekaan global, 3. Bergotong royong, 4.
Mandiri, 5. Bernalar kritis, 6. Kreatif.
a) Observasi
Macam-macam observasi menurut Sugiyono (2019) yakni:
- Observasi Partisipatif, yaitu peneliti terlibat secara langsung dengan kegiatan subjek yang
diamati.
- Observasi terus terang, yaitu peneliti mengumpulkan data secara terus terang kepada sumber
data
- Observasi tidak terstruktur, yaitu karena fokus penelitian yang belum jelasm maka fokus
penelitian akan terus dikembangkan selama kegiatan observasi berlangsung.
Trianggulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat gabungan dari
berbagai teknik pengumpulan data yang lain, atau dapat dikatakan bahwa trianggulasi
merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan
data yang ada dan berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Habe, Hazairin and Ahiruddin Ahiruddin. 2017. “Sistem Pendidikan Nasional.” Ekombis
Sains: Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Bisnis 2(1):39–45.
Suhandi, A. M., & Robi’ah, F. (2022). Guru dan Tantangan kurikulum Baru :Analisis Peran
guru dalam dalam kebijakan kurikulum baru. Jurnal Basicedu, 6(4), 5936–5945.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3172.
Fauzi, F.Y, & Ariyanto, I. (2013). Peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jurnal Ppkn Unj Online, Volume 1, Nomor 2. http://skripsippknunj.org ISSN: 2337-
5205
Okasari, A.A., & Nurhayati, L. (2022). Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran. Vol. 5, No. 1,
January – April 2022.
Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar. Prosiding
Seminar Daring Nasional: Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia, 21 Oktober 2020. Hal 13 – 28. E-ISBN : 978-602-5830-
27-3
Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1316/1094
Ramdhani, A.M. (2017). Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter.
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan
Universitas Garut, ISSN: 1907-932X
Tuloli, S. (2022). Pendidikan Karakter. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Iftidaiyah Dalam
Al-Qur’an
file:///C:/Users/HP/Downloads/silta%20tuloli%20artikel%20tafsir%20tarbawi.pdf
Hasan Hamid, S. (2018). Pendidikan Sejarah Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter. Jurusan
Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Pusat Pengembangan Kurikulum (2010). Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaaya dan Karakter
Bangsa bagi Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional