Anda di halaman 1dari 10

1

UPAYA SEKOLAH DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMK


DHUAFA PADANG

Melia Fitri1, Hefni2, Yenita Yatim2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Meliafitri45@gmail.com

ABSTRACT

This research is based on students behavior that is very striking, wich is


influenced by the background of students in the school who are the majority of
underprivileged children, orphans, and street children who don’t behave well.
They commit offenses such as unplugging in school hours, late coming to school,
not following the flag ceremony, not dressiing according to the rules, smoking and
drinking at school. The purpose of this study is the School Effort in Fostering
Student Behavior in SMK Dhuafa Padang.The approach that be used in this
research was qualitative research with descriptive type, informant of the research
was twenty two persons informant with technique of purposive sampling mean
selective informant based some criteria. Data collection methods in this research
based on observation, intervie and documentation. The unit of analysis used in the
group. The data analysis used in this study using Milles and Hubarment of data
collection, datareduction, display data and verifikasi. From the result of this
research conducted in the field of school efforts in fostering student behavior.
They are doing some efforts such as : 1) set an example, 2) give advice, 3) provide
religious education, and 4) sanctions.

Keyword: Effort, build and behavior.

PENDAHULUAN Indonesia menempatkan pendidikan


Pendidikan adalah investasi sebagai sesuatu yang penting dan
sumber daya manusia jangka panjang utama. Hal ini dapat dilihat dari isi
yang mempunyai nilai strategis bagi pembukaan UUD 1994 alenia IV
kelangsungan peradaban manusia di yang menegaskan bahwa salah satu
dunia. Hampir semua negara tujuan nasional bangsa Indonesia
menempatkan variabel pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan
sebagai suatu aspek yang penting dan bangsa (Kunandar, 2007:5).
utama dalam konteks pembangunan Hal ini terdapat dalam
bangsa dan negara. Begitu juga Undang-Undang Sistem Pendidikan

1
2

Nasional Tahun 2003 Pasal 3 Adapun jenis-jenis


menyatakan, bahwa Pendidikan pendidikan melalui pendidikan jalur
nasional berfungsi mengembangkan formal terdiri dari umum meliputi
kemampuan dan membentuk watak TK, SD, SMTP, SMTA dan kejuruan
serta peradaban bangsa yang meliputi STM, SMEA, SMKK, SPK,
bermartabat dalam mencerdaskan SMTP (Abu, 2007:163). Namun,
kehidupan bangsa, bertujuan untuk jenis pendidikan di sekolah tidak
berkembangnya potensi peserta didik hanya terdiri dari sekolah umum dan
agar menjadi manusia yang beriman sekolah kejuruan, ada sekolah alam
dan bertakwa kepada Tuhan Yang merupakan sekolah yang didirikan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, sebagai alternatif penyelenggaraan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan pendidikan yang berbeda dengan
menjadi warga negara yang sistem sekolah konvensional
demokratis serta bertanggung jawab. (classical). Sekolah alam ini
(Idi, Abdullah, 2011:221). mengiginkan perubahan sistem,
Pendidikan di sekolah metode dan target pembelajaran,
memiliki kontribusi yang besar tetapi juga perubahan paradigma
terhadap pembentukan kemampuan secara menyeluruh yang pada
dan pengalaman manusia. Sekolah akhirnya bermuara pada perbaikan
sering disebut satuan pendidikan mutu dan hasil. Ada juga, school of
adalah kelompok layanan pendidikan universe (SoU) merupakan salah satu
yang menyelenggarakan pendidikan penyelenggara pendidikan yang
jalur formal pada setiap jenjang dan memiliki ciri unik dan berbeda
jenis pendidikan. Fungsi sekolah dengan satuan pendidikan yang
sendiri yaitu mengembangkan diselenggarakan oleh pemerintah
kemampuan dan membentuk watak selama ini (formal maupun no-
serta peradaban bangsa yang formal). Selanjutnya, sekolah SMP
bermartabat dalam rangka Alternatif Qaryah Thabiyyibah
mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tidak lepas dari prakarsa
(Triwiyanto, 2014:75). terbentuknya Paguyuban Petani
Berkah Alam (Albarokah) yang
3

merasa sangat risau karena anak- pelatihan dan pembinaan akhlak


anak mereka yang akan melanjutkan tentunya mereka akan dilepas bekerja
pendidikan pada jenjang pendidikan. di lapangan, namun setelah mereka
Menyikapi masalah tersebut maka melamar pekerjaan di beberapa
ditawarkan gagasan untuk perusahaan ternyata mereka
memberikan pendidikan melalui terkendala dengan ijazah. Sehingga,
pembentukan sekolah alternatif pengurus yayasan mendirikan sebuah
(Iskandar, 2012:85). sekolah formal yang diberi nama
Begitu juga di kota Padang SMK Dhuafa (SMK Dhuafa Padang,
terdapat berbagai jenis pendidikan, 2015: 1).
baik itu yang bersifat formal maupun SMK Dhuafa Padang
nonformal mulai dari TK sampai merupakan bagian dari SMK yang
perguruan tinggi. Jumlah sekolah berada di dalam lingkungan Dinas
dari TK sampai perguruan tinggi di Pendidikan Provinsi Sumatera Barat,
Kota Padang berjumlah 1077, SMK Dhuafa Padang ini berada di
diantaranya yaitu TK Berjumlah 308, kecamatan Padang Selatan. Sekolah
SD/MI berjumlah 479, SMP/MTS Menengah Kejuruan (SMK) Dhuafa
berjumlah 118, SMA/MA/SMK Padang adalah sekolah gratis bagi
berjumlah 111 dan PT (Perguruan fakir miskin, anak yatim, anak
Tinggi) berjumlah 61 (www.diknas- jalanan dan anak terlantar (kaum
kota-padang.org). Dari 111 dhuafa) di Sumatera Barat yang
SMA/MA/SMK di Kota Padang, berada dibawah naungan Yayasan
salah satunya adalah SMK Dhuafa Bakti Nusantara Isafat bermula pada
Padang. Sekolah Menengah pengurus Ormas ISAFAT, tujuan
Kejuruan (SMK) Dhuafa Padang ini didirikan sekolah adalah untuk
terlihat belum maksimalnya kegiatan memutus lingkaran keduafaan
yang mereka lakukan dalam melalui pemberdayaan Sumber Daya
memberdayakan potensi anak yatim, Manusia, anak diberi kesempatan
fakir miskin, anak jalanan dan anak mendapatkan pendidikan formal
terlantar (kaum dhuafa). Karena tanpa dibebankan biaya sedikitpun,
setelah selesai mengikuti program namun sekolah memerlukan sebuah
4

lembaga pendidikan teknik dibawah Berikut ini adalah data siswa SMK
payung Yayasan. Pada tanggal 1Juli Dhuafa Padang.
1993 didirikanlah sebuah lembaga Di sekolah ini dilakukan
profesional yakni Yayasan Bakti pembinaan terhadap siswa karena
Nusantara Isafat pada Tahun 1993 dalam pembinaan penting dilakukan
dikeluarkan oleh Helmi Penuh SH di agar anak memiliki etika, yang
Padang dengan nama Yayasan Bakti berkaitan dengan konsep yang
Nusantara Isafat (SMK Dhuafa dimiliki oleh individu atau kelompok
Padang, 2015:2). untuk menilai apakah tindakan-
Selanjutnya sekolah tindakan yang telah dikerjakannya itu
menengah kejuruan (SMK) Dhuafa salah atau benar, buruk atau baik.
ini berbeda dengan sekolah pada Sehingga etika disebut juga filsafat
umumnya, yang mana sekolah ini moral yang mana berkaitan dengan
ingin mengangkat derajat dan tindakan manusia.
martabat fakir miskin, anak yatim, Tindakan manusia ini
anak jalanan dan anak terlantar ditentukan oleh bermacam-macam
(kaum dhuafa) melalui pendidikan norma, diantaranya norma hukum,
dan ekonomi kerakyatan yang norma moral, norma agama dan
bernafaskan islam. Semua siswa norma sopan santun. Adapun
yang bersekolah di SMK Dhuafa pembinaan dilakukan agar siswa
selama belajar disana sampai selesai memiliki nilai yang baik, dapat
sekolah di SMK Dhuafa tidak diartikan nilai adalah gagasan
membayar uang sekolah. mengenai apakah suatu pengalaman
Sebagaimana bahwa sekolah tersebut berartiatau tidak berarti. Nilai pada
merupakan sekolah gratis bagi anak- hakikatnya mengarahkan perilaku
anak yang kurang mampu dan dan pertimbangan seseorang, tetapi
memiliki perekonomian rendah. ia tidak menghakimi apakah sebuah
Sekolah dhuafa siswanya 75% perilaku itu salah atau benar.
berasal dari berbagai daerah di Namun, pada dasarnya setiap
Sumatera Barat dan 25% berasal dari manusia pasti pernah mengalami
Kota Padang Sumatera Barat. dorongan untuk melanggar aturan
5

pada situasi tertentu, tetapi yang cabut jam pelajaran berjumlah


pelanggaran ini jarang dilakukan 10 orang. Maka semua siswa yang
oleh sebagian besar komunitas dalam melakukan pelanggaran berjumlah
masyarakat, dengan demikian orang 28 orang dari siswa kelas X.
atau kelompok yang melakukan Sehingga dilihat dari kenyataan yang
pelanggaran inilah yang kemudian terjadi di sekolah malah sebaliknya,
disebut melakukan penyimpangan, banyaknya peserta didik yang tidak
sebab orang yang dianggap “normal” bertingkah laku sebagaimana
biasanya dapat menahan diri untuk semestinya. Adanya peserta didik
melakukan hal-hal menyimpang yang menunjukkan perilaku yang
(Jamal Ma’mur, 2012:94). tidak baik atau menyimpang. Semua
Menurut Andi Mappiare itu sangat merugikan diri mereka
(dalam Mudjiran, 2007:144) perilaku sendiri dan orang lain. Peserta didik
menyimpang adalah tingkah laku yang menunjukkan perilaku yang
bermasalah, arti tingkah laku tidak baik sehingga orang tua dan
bermasalah yang masih dianggap pihak sekolah merasa tidak senang
wajar dan dialami oleh remaja yaitu dan kecewa dengan tingkah laku
tingkah laku yang masih dalam batas yang mereka perbuat, untuk itu
ciri-ciri pertumbuhan dan diperlukanlah pihak sekolah atau
perkembangan sebagai akibat adanya guru dalam membimbing dan
perubahan secara fisik dan psikis, melakukan pembinaan kepada
serta masih dapat diterima sepanjang peserta didik agar tidak melakukan
tidak merugikan dirinya sendiri dan perilaku menyimpang. Pembinaan
masyarakat sekitarnya. perilaku perlu dilakukan karena
pelanggaran yang dilakukan modal dasar bagi siswa dalam
oleh siswa bahwasannya siswa yang kehidupan dimasa depan agar dapat
terlambat datang ke sekolah ada 10 membentuk pengetahuan, sikap,
orang, siswa yang tidak mengikuti nilai, etika, norma, perilaku esensial
upacara bendera berjumlah 5 orang, dan harapan-harapan agar mampu
siswa tidak berpakaian sesuai dengan berpartisipasi efektif dalam
aturan berjumlah 3 orang dan siswa masyarakat. Sedangkan arahan dan
6

bimbingan serta aturan di sekolah penelitian yang sudah ditetapkan


dapat membentuk perilaku siswa terlebih dahulu. Penelitian ini
yang baik. berusaha menggambarkan bagaimana
Berdasarkan data di lapangan upaya sekolah dimana membina
ada siswa SMK Dhuafa yang perilaku siswa.
melakukan pelanggaran seperti cabut Menurut Moleong (2010:6)
di jam sekolah. Jadi, pihak sekolah penelitian kualitatif adalah penelitian
memberikan sanksi sesuai dengan yang bermaksud untuk memahami
aturan, sehingga ada panishment fenomena tentang apa yang dialami
ketika siswa tersebut melakukan oleh subjek penelitian misalnya
pelanggaran. Namun, pelanggaran perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
yang mereka lakukan masih dapat di dan lain-lain secara holistik dan
kontrol oleh pihak sekolah. Sehingga dengan cara deskripsi dalam bentuk
permasalahan tersebut dapat diatasi kata-kata dan bahasa pada suatu
melalui. Upaya sekolah dalam konteks khusus yang alamiah dan
membina perilaku siswa di SMK memanfaatkan berbagai metode
Dhuafa Padang. alamiah.
Menurut Lehmann (Yusuf,
METODOLOGI PENELITIAN 2005:83) “Penelitian tipe deskriptif
Pendekatan dan Tipe Penelitian adalah salah satu jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan yang bertujuan mendeskripsikan
pendekatan kualitatif dengan secara sistematis, faktual dan akurat
menggunakan metode deskriptif. mengenai fakta-fakta dan sifat
Dimana peneliti mencoba populasi tertentu atau mencoba
menggambarkan semua gejala menggambarkan fenomena secara
ataupun peristiwa dan fenomena detail” Metode deskriptif ini
secara apa adanya sesuai data dan bertujuan untuk membuat deskripsi
informasi yang telah diperoleh dari mengenai situasi- situasi atau
responden (sumber data), hal ini kejadian-kejadian.
dilakukan dengan senantiasa Dalam hal ini yang menjadi
mengacu pada pembahasan masalah alasan peneliti menggunakan
7

pendekatan kualitatif deskriptif dengan nilai dan norma akan


adalah untuk mengetahui, memberikan suatu stimulus, stimulus
mengungkapkan dan tersebut berupa keteladanan, nasehat,
mendeskripsikan tentang upaya pengajaran agama dan pemberian
sekolah dalam membina perilaku sanksi. Jika stimulus yang diberikan
siswa di SMK Dhuafa Padang. oleh pihak sekolah diterima dan
ditanggapi oleh siswa maka akan
HASIL DAN PEMBAHASAN menimbulkan suatu respon, respon
Berdasarkan hasil penelitian, tersebut dilaksanakan oleh siswa
maka peneliti menemukan berbagai ketika siswa tidak lagi melakukan
upaya yang dilakukan oleh pihak perubahan, seperti tidak lagi
sekolah dalam membina perilaku melakukan perbuatan yang
siswa di SMK Dhuafa Padang, melanggar aturan.
melihat bahwa upaya yang dilakukan Upaya yang dilakukan pihak
maka ada beberapa upaya pihak sekolah mendapatkan respon oleh
sekolah dalam membina perilaku siswa sehingga siswa meniru
siswa, di antaranya: memberi perilaku yang telah di perbuat oleh
keteladanan, memberi nasehat, Pihak sekolah. Sekarang tidak
memberikan pendidikan agama dan melakukan pelanggaran. Walaupun
memberikan sanksi. tidak 100% tetapi sudah ada
Sebagaimana yang telah perubahan kearah yang lebih baik
dijelaskan di atas maka teori yang diantaranya selalu datang tepat
digunakan yaitu teori behavioristik waktu, berbicara sopan,
dari skinner yang mengatakan bahwa membiasakan menjaga kebersihan.
teori ini menjelaskan perubahan Tidak hanya keteladanan saja,
tingkah laku sebagai akibat dari memberikan nasehat pun juga
adanya interaksi antara stimulus dan diberikan kepada siswa seperti siswa
respon (Budiningsih, 2005:20). dari yang awalnya tidak mau
Adanya interaksi yang dilakukan mendengarkan nasehat yang
oleh pihak sekolah kepada siswa diberikan oleh pihak sekolah, namun
yang berprilaku yang tidak sesuai sudah ada perubahan siswa terhadap
8

stimulus yang diberikan oleh pihak karena adanya paradigma S-R


sekolah. Siswa mau menerima (Stimulus Respon), pertama
respon yang diberikan pihak sekolah seseorang merasakan adanya
karena pihak sekolah memberikan kebutuhan akan sesuatu dan
contoh stimulus seperti bertutur kata terdorong untuk memenuhi
lemah bembut tidak adanya bahasa kebutuhan tersebut. Kedua
kasar yang diberikan oleh guru rangsangan atau stimulus kepada
sehingga siswa itu memberikan seseorang diberikan stimulus yang
respon yang baik. akan menyebabkannya memberikan
Pihak sekolah juga berupaya respon. Ketiga respon dimana
dalam membina perilaku siswa degan seseorang memberikan reaksi atau
cara memberikan pendidikan agama respon terhadap stimulus yang
seperti mengadakan rutinitas mengaji diterimanya dengan melakukan suatu
sebelum memulai pelajaran, tindakan yang dapat diamati.
mengadakan kultum pada hari jum’at Keempat unsur penguatan atau
dan membiasakan siswa sholat reinforcemen.
berjemaah. Hal ini akan membuat Dalam upaya membina
perilaku siswa akan berubah lebih perilaku siswa siswa dari yang
baik karena pihak sekolah kurang baik pihak sekolah
mengajarkan untuk melaksanakan memberikan pembinaan kepada para
semua kegiatan dalam pendidikan siswa dengan cara memberikan
agama. contoh teladan yang baik kepada
Hal ini sama menurut para siswa-siswi di SMK Dhuafa Padang
penganut behaviorisme meyakini dengan cara selalu datang tepat
bahwa manusia sangat dipengaruhi waktu sebelum bel berbunyi ,
oleh kejadian-kejadian di dalam menjaga kebersihan sekolah dengan
lingkungannya yang memberikan cara membuang sampah pada
pengalaman-pengalaman tertentu tempatnya, dan meminta siswa-siswi
kepadanya. Behaviorisme juga melaksanakan piket kelas dan
melihat belajar merupakan tingkah berbicara sopan kepada orang tua
laku. Perubahan tingkah laku terjadi dengan nada datar dan tidak kasar.
9

Adanya bentuk pembinaan kepada sekolah SMK Dhuafa Nusantara


siswa bertujuan agar siswa dapat terhadap siswanya yang tidak
menirukan semua perbuatan baik berprilaku baik yaitu dengan berkata
yang diberikan oleh pihak sekolah dengan perkataan yang datar dan
untuk merubah perilaku siswa kearah bersikap tegas tanpa terkesan kasar.
yang lebih baik. 3) Memberikan Pendidikan Agama,
membekali anak dengan pendidikan
KESIMPULAN agama sejak dini dapat menjadikan
Berdasarkan hasil penelitian seseorang anak tetap kokoh pada
mengenai upaya sekolah dalam pendiriannya dan tidak mudah goyah
membina perilaku siswa di SMK terhadap segala godaan perbuatan
Dhuafa Padang terdapat adanya negatif. Adapun mengenai kegiatan
upaya yang dilakukan oleh pihak agama terdiri dari: mengadakan
sekolah, upaya tersebut terdiri dari 1) rutinitas mengaji sebelum memulai
Memberi Keteladanan dimana pelajaran, mengadakan kultum pada
Sekolah tidak hanya mentransferkan hari jum’at dan membiasakan sholat
ilmu pengetahuan, akan tetapi dapat berjemaah. 4) Memberikan Sanksi,
dilakukan pembiasaan-pembiasaan cara pemberian sanksi kepada siswa
positif yang dapat membuat anak yang melanggar aturan. Apabila
meniru pembiasaan tersebut. Seperti siswa yang melanggar aturan yang
bertutur kata yang lembut, tidak sesuai dengan tata tertib maka
mengucapkan salam, menghargai siswa itu diberi sanksi berupa
pendapat teman, tidak memaki hukuman yang berat jika siswa
teman, dan berprilaku sopan terhadap melakukan kesalahan meminum
guru. Memberi Keteladanan di SMK minuman keras. Dengan demikian,
dhuafa padang mempunyai bentuk para siswa dapat berprilaku baik di
keteladanan yaitu, selalu datang tepat sekolah baik itu dengan sesama
waktu, berbicara sopan dan maupun terhadap orang yang lebih
membiasakan menjaga kebersihan. 2) tua.
Memberi Nasehat, salah satunya cara
nasehat yang diberikan oleh pihak
10

DAFTAR PUSTAKA Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar


Abdullah, Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Pendidikan Individu, Aksara.
Masyarakat, dan Pendidikan. Yusuf, A.Muri. 2005. Metodologi
Jakarta : Rajawali. Penelitian. Padang : UNP
Abu, Ahmadi. 2002. Psikologi Press.
Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.

Iskandar, Agung. 2012. Strategi


Penerapan Pendidikan
Pembangunan Berkelanjutan
(ESD) di Sekolah. Jakarta :
Bee Media Indonesia.
Jamal Ma’mur As mani. 2012. Kiat
Mengatasi Kenakalan
Remaja di Sekolah.
Yogjakarta : Buku Biru.
Kunandar. 2007. Guru Profesional.
Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mudjiran. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Padang : UNP
Press.

Anda mungkin juga menyukai