Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN KOMPETENSI TEKNIS

WAKIL KEPALA SMP BIDANG KESISWAAN

WAW ASAN
W I YATA
MAN DALA
Disampaikan Pada Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Teknis Wakil Kepala SMP Bidang KESISWAAN

Se-Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu

11-15 Oktober 2021

Oleh:
IRFANUL ISLAM
PENGERTIAN UMUM
Wawasan : pandangan, tinjauan
Wiyata : pengajaran, pendidikan
Mandala : bulatan, kawasan, lingkungan

WAWASAN WIYATA MANDALA : Pandangan terhadap sekolah sebagai


lingkungan pendidikan dan pembelajaran. Sekolah sebagai pengemban utama misi
pendidikan hendaknya hanya digunakan untuk tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan berkewajiban untuk menciptakan
sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor


13090/CI.84 tanggal 1 Oktiber 1984 menyebutkan yang dimaksud
WAWASAN WIYATA MANDALA adalah konsepsi atau cara pandang bahwa
sekolah merupakan lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan
dan merupakan ketahanan sekolah guna menciptakan suasana harmonis
dan kecintaan terhadap sekolah.
TUJUAN
Wawasan Wiyata Mandala bertujuan untuk mendukung visi
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
Bab II yaitu:
“Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan yang selalu
berubah”
KOMPONEN

Wawasan Wiyata Mandala terdiri dari enam


komponen yaitu
1. Sekolah
2. Kepala sekolah
3. Guru
4. Civitas akademika
5. Murid
6. Wali Murid dan Masyarakat
PERAN TIAP KOMPONEN
SEKOLAH
Merupakan tempat penyelenggaraan proses pendidikan dan belajar
mengajar. Sekolah adalah lingkungan yang sengaja diciptakan untuk
menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, ilmu
pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Sekolah harus dijaga
fungsinya sebagai tempat pembinaan dan pengembangan murid-
murid dalam hal:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Hubungan antara manusia dengan Tuhan
3. Hubungan sesama manusia
4. Hubungan manusia dengan lingkungan
5. Pandangan hidup/kepribadian
6. Kemampuan berkarya.
PERAN TIAP KOMPONEN
KEPALA SEKOLAH
1. Sebagai educator (pendidik), manajer, admisnistrator, innovator,
motivator, supervisor, dan leader (pemimpin).
2. Kepala sekolah bertanggung jawab secara penuh dalam
penyelenggaraan pendidikan sekolah.
3. Memastikan sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik.
4. Melakukan rapat koordinasi dengan guru, wali murid, murid,
komite sekolah, ataupun masyarakat setempat.
5. Merencanakan sistem pengajaran yang efektif tidak hanya secara
akademis melainkan pembentukan moral serta karakter siswa.
6. Menciptakan suasana yang harmonis antar warga sekolah
Mengawasi kinerja guru, pelaksanaan pengajaran, serta tata
tertib dan disiplin di lingkungan sekolah Mendukung kegiatan
ekstrakulikuler bagi siswa.
PERAN TIAP KOMPONEN
GURU

1. Mendidik, membimbing, mengajar, dan juga melatih peserta


didik.
2. Menjunjung tinggi martabat dan sikap tauladan.
3. Menyampaikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan.
4. Memotivasi dan membina peserta didik.
5. Menjadi tauladan dalam segi karakter, moral, dan etika.
6. Mengajarkan norma, tata tertib, serta kecakapan hidup.
7. Membangun kepercayaan dari sekolah, peserta didik, wali
murid, dan masyarakat.
PERAN TIAP KOMPONEN

CIVITAS AKADEMIKA
Civitas akademika merupakan pegawai selain guru dan
kepala sekolah yang mendukung proses belajar
mengajar di sekolah seperti tata usaha, satpam,
pustakawan, dan petugas kebersihan.
peran civitas akademika dalam mewujudkan Wawasan
Wiyata Mandala adalah:
1. Menaati tata tertib sekolah.
2. Melaksanakan hak dan kewajiban berdasarkan
tugas profesinya di sekolah.
3. Membangun hubungan yang harmonis antar warga
sekolah.
PERAN TIAP KOMPONEN
MURID

1. Menaati tata tertib sekolah.


2. Menghormati guru, kepala sekolah, dan civitas
akademika.
3. Melakukan kegiatan belajar dengan semangat,
tekun, dan disiplin.
4. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
5. Menggunakan dan menjaga fasilitas belajar dan
mengajar di sekolah.
6. Manjaga nama baik sekolah dan keluarga baik
di dalam lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah.
PERAN TIAP KOMPONEN
WALI MURID DAN MASYARAKAT

1. Mendukung program dan kebijakan


sekolah dalam proses belajar dan
mengajar.
2. Turut memberikan kritik serta saran
yang membangun proses pengajaran.
3. Turut melakukan pengawasan terhadap
peserta didik.
4. Bersedia melakukan kerja sama dengan
sekolah dalam rangka mendukung
proses belajar dan mengajar.
5. Turut serta menjaga keamanan
lingkungan sekolah.
SEKOLA 1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Sekolah
seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para intelektual muda

H
namun lebih dari itu sekolah harus menjadi rumah kedua yang memberikan
pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari berorganisasi,
bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup (PLH) atau bahkan
pengalaman hidup yang sesungguhnya.

ADALAH 2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan
pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran. Dalam memberikan

RUMAH
bimbingan, peran pendidik berubah dari seorang pendidik menjadi seorang
orangtua atau menjadi seorang kakak.

3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi

KEDUA stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan mendapatkan


transfer of knowledge, maupun transfer of experience, dengan tanpa membedakan
baik dari segi kemampuan ekonomi, kemampuan intelegensia, dan juga
kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi).

4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini
sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang memandang
bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh
lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi, kemampuan
kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-kemampuan lainnya juga perlu
diperhatikan secara seimbang.
SEKOLAH
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi. Peningkatan
kemampuan intelektual, emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya
mendapat perhatian yang seimbang.

ADALAH
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan
emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan
bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain.

RUMAH
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap sederhana, jujur,
terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah tamah dan
bersahabat, cinta negara, cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada
yang kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu dibentuk di dalam
lingkungan sekolah.

KEDUA 8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang berubah begitu cepat,
salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta didik adalah kompetensi
dasar: belajar secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di sekolah,
pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta didik dengan perintah. Lebih dari
itu peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari
dan mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk hidupnya.

9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society). Sekolah bukan
hanya sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga seharusnya sekolah
mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
Sekolah sebagai mandala pendidikan yang diperuntukan sebagai
SEKOLAH ADALAH tempat proses pembentukan karakter dan kegiatan belajar
mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :

BENTENG JIWA, 1. Ajang promosi /penjualan produk-produk terlarang dan yang


tidak berhubungan dengan pendidikan.
2. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama
MORAL DAN PIKIRAN tertentu yang bertentangan dengan undang-undang.
3. Propaganda politik/kampanye.
4. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin otoritas yang
berwenang.
5. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan,
perpecahan, dan perselisihan, sehingga menjadikan suasana
sekolah tidak kondusif.

Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang


bersifat preventif. Di antara langkah-langkah ketahanan sekolah
adalah:
Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah
untuk dapat mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan
tindakan yang dapat mengganggu proses pembentukan karakter
dan kegiatan belajar mengajar.
Upaya penanggulangan secara dini setiap permasalahan yang
timbul dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai
berikut :
1. Tahap Preventif
a) Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat
memungkinkan terjadinya kasus-kasus negatif di

SEKOLAH sekolah,
b) Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta
menciptakan kebersihan dan ketertiban agar siswa

ADALAH merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat


tertentu yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
c) Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak
BENTENG pendidik/staf dan siswa serta penduduk di sekitar
sekolah.

JIWA,
d) Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia
terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah.
e) Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan dan

MORAL DAN perundungan.


f) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa
awal/akhir semester dan masa liburan sekolah.

PIKIRAN g) Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada


saat berangkat/ usai sekolah.
II. Tahap Represif
a) menindak siswa yang telah melanggar peraturan-
peraturan dan tata tertib sekolah dan Memberikan
sanksi sesuai tata tertib yang berlaku

SEKOLAH b) Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan


berikut orangtua/pendidik pembinanya.
c) Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
ADALAH d) Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah
timbulnya isu-isu baru.
e) Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila
BENTENG terdapat pihak luar sekolah yang melanggar
keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di

JIWA, lingkungan sekolah.


f) Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar
sekolah atas kasus yang timbul dan menyelesaikan

MORAL DAN secara hukum.


g) Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan
bimbingan dan penyuluhan.
PIKIRAN
WE ARE
ONE BIG
FAMILY
AYO
BERBAG
I

Anda mungkin juga menyukai