C. FUNGSI SEKOLAH
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena
memiliki aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara
guru, pengelola pendidikan siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.
keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
E. PRINSIP SEKOLAH
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada
masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah masuknya faham sikap
dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat menimbulkan
pertentangan antara sesama karena perbedaan suku, agama,
asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta perbedaan paham
politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri melepaskan diri dari
tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah itu berada.
Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya, serta mampu mencegah masuknya sikap dan perbuatan
yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu sekolah memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup.
Dalam hal ini sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga
yang mencetak para intelektual muda namun lebih dari itu
sekolah harus menjadi rumah kedua yang memberikan
pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari
berorganisasi, bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan
lingkungan hidup (PLH) atau bahkan pengalaman hidup yang
sesungguhnya.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah
bimbingan pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran.
Dalam bimbingan peran pendidik berubah dari seorang pendidik
menjadi seorang orangtua bahkan menjadi seorang kakak.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata
bagi stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan
kesempatan mendapatkan transfer of knowledge, maupun
transfer of experience, dengan tanpa membedakan baik dari segi
kemampuan ekonomi, kemampuan intelegensia, dan juga
kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi).
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa.
Prinsip ini sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard
Gardner) yang memandang bahwa kecerdasan intelektual
bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga
pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi,
kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-
kemampuan lainnya juga perlu diperhatikan secara seimbang.
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi.
Peningkatan kemampuan intelektual, emosional maupun
kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian yang
seimbang.
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk
mengembangkan kemampuan emosional dan sosial,
kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan
bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain.
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap
sederhana, jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi
dan berinteraksi, ramah tamah dan bersahabat, cinta negara,
cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada yang
kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu
dibentuk di dalam lingkungan sekolah.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang
berubah begitu cepat, salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki tiap peserta didik adalah kompetensi dasar: belajar
secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di
sekolah, pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta
didik dengan perintah. Lebih dari itu peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari
dan mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk hidupnya.
9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning
society). Sekolah bukan hanya sebagai tempat pembelajaran
bagi peserta didik, namun juga seharusnya sekolah mampu
menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan
sekitar.
F. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai
tempat proses kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan
dijadikan sebagai tempat :
1. . Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang
tidak berhubungan dengan pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama
tertentu yang bertentangan dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. . Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan,
perpecahan, dan perselisihan, sehingga menjadikan suasana
sekolah tidak kondusif.
A. PENGERTIAN OSIS
Secara Semantis
Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah organisasi yang menaungi organisasi
ekstra laiinya di dalam tingkat satuan pendidikan baak Sekolah Menengah Pertama
(SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) . Masing-masing kata mempunyai
pengertian
Secara Organis
Osis adalah satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu
setiap sekolah wajib membentuk Osis, yang tidak menjadi bagian atau alat dari
organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Secara Fungsional
Osis adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan
disamping ketiga jalur yang lain yakni latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan
wawasan wiyata mandala.
Secara Sistemik
Dalam hal ini osis dipandang sebagai suatu sistem yang ditandai ciri pokok :
berorientasi pada tujuan, memiliki susunan kehidupan kelompok, memiliki peranan,
terkoordinasi dan berkelanjutan dalam waktu tertentu.
B. SEJARAH OSIS
Proses lahirnya Osis pada tahun 1970 s.d 1972 sangat dipengaruhi oleh sistem
politik masa itu, dimana Osis mempunyai hub dg organisasi di luar sekolah yang
bersipat politis sehingga muncullah loyalitas ganda. Itulah sebabnya beberapa
pemimpin Osis di Jakarta yg sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin
menghindari berbagai perpecahan antar siswa. Usaha tsb melahirkan Kep. Mendikbud
Nomor : 0323/U/1978 tentang Pola Dasar dan Pengembangan Generasi Muda.
Berdasarkan SK tsb, secara formal Osis dinyatakan sebagai salah satu jalur pembinaan
generasi muda.
C. FUNGSI OSIS
1. Sebagai Wadah para siswa bersama jalur pembinaan yang lain untuk
mendukung tercapainya tujuan pembinaan siswa
2. Sebagai Motivator
3. Perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat
4. Sebagai Preventif
5. Secara preventif Osis ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman
dari dalam maupun luar sekolah
E.PERANGKAT OSIS
1. Pembina OSIS :
Kepala Sekolah
Wakasek Kesiswaan
Bapak/Ibu Guru
2. Perwakilan Kelas :
Pengurus Inti
Dua Orang Perwakilan Kelas
3. Pengurus OSIS :
Ketua; Wakil Ketua;
Sekretaris; Bendahara
Ketua Seksi dan anggota
1. Pembina OSIS :
Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembiinaan dan pengembangan
osisi di sekolah
Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus.
Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala
sekolah
Mengesahkan dan melantik pengurus osis dengan surat keputusan kepala
sekolah
Mengarahkan penyusunan Angaran Rumah Tangga dan Program Kerja Osis
Menghadiri Rapat-rapat Osis
2. Perwakilan Kelas
Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas
Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja Osis
Mengajukan calon pengurus osis berdasarkan hasil rapat kelas
Memilih pengurus Osis dari daftar calon yaqng telah disiapkan.
Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus osis pada akhir jabatannya.
Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada kepala sekolah
Bersama pengurus Osis menyusun Anggaran Rumah Tangga
3. Pengurus OSIS
a. Ketua OSIS
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Ketua Seksi
Bertangungjawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggungjawabnya.
Melaksanakan kegiatan seksi yang telah diprogramkan.
Memimpin rapat seksi
Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan, berdasarkan
musyawarah mufakat
Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan seksi
kepada ketua melalu koordinator.
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri
khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau
individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana
seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya,
2010).
4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan karakter merupakan
salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003
menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian dan akhlak mulia.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari
University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa
sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif
terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis
pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan
akademik.
Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah,
dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya
para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum
yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras,
perilaku seks bebas, dan sebagainya.
Belajar yang efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil guna, dan
proses pembelajaran itu mampu memberikan pemahaman, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu / kualitas yang lebih baik serta dapat
memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari pembelajaran itu akan
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
Dan untuk mencapai belajar yang efektif tentu saja dalam proses belajarnya
harus dilakukan dengan baik dan benar. Berikut ini adalah tips-tips belajar
yang baik dan benar :
1. Belajar Kelompok
sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang
dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak
yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar.
belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan
baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-
main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan
sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar
setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain
dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya
kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang
namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain
video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan
rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau
orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika
bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang
kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal
yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin
ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar,
maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman.
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat
yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan
keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan
yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah
merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-
soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban.
Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
12. Kerjakan PR
Setiap pulang dari sekolah, selalu mengulang pelajaran yang tadi diajarkan.
Nanti sewaktu ada ulangan jadi tidak banyak yang harus dipelajari! Asyik!
14. Cukup Istirahat, Makan Dan Bermain
Cari tahu kegiatan apa yang cocok dan kamu suka. Contohnya apabila kalian
suka pelajaran tae kwon do, cobalah untuk mengikuti kursus dari kegiatan
tersebut, sehingga selain belajar pelajaran-pelajaran yang diajarkan di
sekolah, kalian juga dapat mendapatkan pelajaran tambahan di luar
sekolah.
Orangtua adalah pembimbing yang terbaik selain guru. Apabila ada yang
kurang jelas dari keterangan guru di sekolah, kalian dapat menanyakan hal
tersebut kepada orang tua. Selain itu, kalian juga dapat belajar dari teman
yang berprestasi.
Kalau mencontek, kamu bisa bodoh karena tidak berpikir sendiri. Lagipula
belum tentu, teman yang kamu contek itu menjawab pertanyaan dengan
benar. Belum lagi kalau ketahuan guru dan teman lain, malu kan? Kalau
kamu rajin belajar, pasti bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar
sehingga ulangan dapat nilai baik.
Jikalau kita belajar, tidak mungkin kalau kita lakukan di tengah jalan raya?
Ataupun ketika kita sedang makan. Cara yang paling efektif untuk belajar
adalah mencari tempat yang nyaman dan tidak terlalu banyak gangguan
agar kita bisa lebih konsentrasi.
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada
ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang
murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek.
Proses belajar bisa berjalan dengan sempurna melalui metode imitasi atau
meniru. Metode ini di realisasikan ketika seorang meniru orang lain atau
gurunya, metode ini sering di gunakan anak kecil untuk melafal kata bahasa
dari orang tuanya, Begitu juga jika ia meniru berbagai perilaku,etika dan
tradisi
24. Conditioning
Ketika hal ini di ulangi beberapa kali, maka peneliti mencoba untuk
membunyikan lonceng tanpa meletakkan makanan pada mulut anjing
tersebut. Maka hasilnya anjing tersebut tetap meneteskan air liur ketika ia
mendengar suara lonceng, sebuah respon baru yang belum pernah dialami
oleh anjing. Sekarang anjing tersebut merespon bunyi lonceng dengan
meneteskan air liurnya.padahal sebelum di lakukan eksperimen anjing
tersebut tidak meneteskan air liur kalau hanya mendengar bunyi lonceng.
Proses belajar juga bisa berjalan sempurna dengan melalui metode berpikir,
dengan metode ini seseorang sering kali mampu menyelesaikan masalah
hidupnya, dia akan memilki kesamaan dan apa saja yang tidak memiliki
kemiripan. Dengan demikian dia akan bisa menarik kesimpulan, dengan
pilihan tersebut. Maka pada kuncinya berilah anak-anak kita pertanyaan
yang menurut dia mudah, dengan demikian anak tersebut akan selalu
belajar dan berpikir.
Mulailah belajar dari topik yang paling anda kuasai / gampang. Setelah itu
barulah dilanjutkan dengan topik yang lebih “menantang”. Hal ini
dimaksudkan agar kita tidak langsung down dan putus asa jika mengerjakan
soal-soal sulit terlebih dahulu.
Latihan dan latihan itulah kunci untuk mahir dalam suatu mata pelajaran.
Semakin banyak anda mengerjakan dan memahami soal semakin terbiasa
pula anda dalam mengerjakannya.
28. Fokus
Ketika belajar, kita dituntut untuk serius. Jangan setengah hati. Karena
pikiran kita tidak dapat melakukan / memikirkan beberapa kegiatan / hal
dalam satu waktu.
29. Mohon Bimbingan-NYA
Jangan lupa banyak-banyak berdoa. Karena selain dari nilai religi-nya, hal
tersebut dapat membuat kita lebih fokus ketika belajar dan dapat membuat
pikiran kita lebih tenang.
Jika kita hanya menggunakan 1 buku sebagai bahan patokan untuk belajar.
Apapun hasil yang kita dapat belum tentu maksimal. Untuk itulah, cobalah
untuk mencari-cari hal yang terkait kita pelajari dengan menggunakan
Sumber dan Media yang sudah ada. Kita bisa mencarinya dengan
menggunakan Internet, Koran, Buku lain, Majalah, dan lain-lain. Tentu kita
juga tidak mau ilmu yang kita dapat hanya segitu saja karena hanya
mempunyai 1 buku atau sumber yang tidak lengkap. Untuk itulah, Sumber
dan Media hanyalah sebagai pelengkap dalam belajar yang baik dan benar.
BUDAYA LOKAL SEBAGAI WARISAN BUDAYA
I. Pendahuluan
menjadi milik bersama. Ini berbeda situasinya dengan Negara Australia dan
Amerika
berada di dalam ruangan dan terdiri dari: benda warisan budaya, karya seni,
arsip,
dokumen, dan foto, karya tulis cetak, audiovisual berupa kaset, video, dan
film (Galla,
2001: 10).
45). Yang dimaksud dengan monument adalah hasil karya arsitektur, patung
dan lukisan
sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan situs adalah
hasil karya
manusia atau gabungan karya manusia dan alam, wilayah yang mencakup
lokasi yang
Cagar Budaya disebut sebagai ‘benda cagar budaya’ yang berupa benda
buatan manusia
dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan
budaya dan situs dipelajari secara khusus dalam disiplin ilmu Arkeologi yang
berupaya
ditinggalkannya.
sejarah dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa
Indonesia,
yang kaya dengan warisan budaya justru mengabaikan asset yang tidak
ternilai tersebut.
Kita sebagai bangsa dengan jejak perjalanan sejarah yang panjang sehingga
kaya dengan
Jadi bukan pelestarian yang hanya mode sesaat, berbasis proyek, berbasis
donor dan elitis
dari kehidupan kita. Para pakar pelestarian harus turun dari menara
gadingnya dan
hanya tinggal dalam buku tebal disertasi para doktor, jangan hanya
diperbincangkan
dalam seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi
para orang
Singkat kata pelestarian akan dapat sustainable jika berbasis pada kekuatan
dalam,
pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu perlu
pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat
dilihat,
dikenang dan dihayati;
budaya;
4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat
bila
Dari penjelasan diatas dapat diketahi bahwa pelestarian budaya lokal juga
mempunyai
mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota
komunitas
V. Penutup
Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib
dilestarikan.
Ketika bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya lokal
berusaha keras
untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka sungguh naïf jika kita
yang memiliki