Anda di halaman 1dari 25

Wawasan Wiyata Mandala

ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA

Kata Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu “Wiyata” dan “Mandala”. Kata “Wiyata”
mempunyai arti pelajaran atau pendidikan,
Kata “Mandala” mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata
“Wiyatamandala” mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran.
Kata “Wawasan” : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat
Dengan demikian “Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebagai suatu pandangan atau tinjauan
mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran atau sikap menghargai dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan
Unsur-unsur wiyata mandala:
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk
mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra
guru
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.

SEKOLAH DAN FUNGSINYA


Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan dan mengembangkan berbagai
nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal tempat berlangsungnya PBM untuk membina dan mengembangkan:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pandangan hidup/kepribadian
3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya.
4. Kemampuan berkarya.

FUNGSI SEKOLAH
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata tertib
kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam PBM untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.

CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAR


Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah
1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib.
2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
PRINSIP SEKOLAH
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, juga harus
mencegah masuknya faham sikap dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat
menimbulkan pertentangan antara sesama karena perbedaan suku, agama, asal/usul/keturunan,
tingkat sosial ekonomi serta perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri
melepaskan diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah itu berada.
Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, serta mampu
mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu
sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Dalam hal ini sekolah
seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para intelektual muda namun lebih dari
itu sekolah harus menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan dan pengalaman tentang
hidup, mulai dari berorganisasi, bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup
(PLH) atau bahkan pengalaman hidup yang sesungguhnya.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan pendidik.
Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran. Dalam bimbingan peran pendidik berubah dari seorang
pendidik menjadi seorang orangtua bahkan menjadi seorang kakak.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi stakeholdernya. Hal
tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan mendapatkan transfer of knowledge, maupun
transfer of experience, dengan tanpa membedakan baik dari segi kemampuan ekonomi,
kemampuan intelegensia, dan juga kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi).
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini sejalan dengan
teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang memandang bahwa kecerdasan intelektual
bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah.
Kemampuan bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-kemampuan
lainnya juga perlu diperhatikan secara seimbang.
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi. Peningkatan kemampuan
intelektual, emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian yang
seimbang.
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan emosional
dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam
kelompok, dan lain-lain.
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap sederhana, jujur, terbuka,
penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah tamah dan bersahabat, cinta negara,
cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada yang kurang beruntung merupakan
sikap dan watak yang perlu dibentuk di dalam lingkungan sekolah.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang berubah begitu cepat, salah
satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta didik adalah kompetensi dasar: belajar
secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu
menjejali pemikiran peserta didik dengan perintah. Lebih dari itu peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari dan mendapatkan apa yang ia
butuhkan untuk hidupnya.
9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society). Sekolah bukan hanya
sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga seharusnya sekolah mampu menjadi
pusat pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai tempat proses kegiatan
belajar mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :
1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan dengan
pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang bertentangan dengan
undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan perselisihan,
sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif.
PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor : 13090/CI.84
tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah,
maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di
lingkungan pembinaan.
1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat preventif. Upaya
represif dilakukan apabila upaya-upaya lain sekolah tidak memungkinkan.
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan penataan
Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
a. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk dapat mencegah
sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
b. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
c. Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat untuk
terselenggaranya ketahanan sekolah.
d. Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah 
e. Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
f. Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila, kepribadian
sopan santun dan berdisiplin.
g. Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/
informasi/penemuan para ahli.
h. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
i. Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.

TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH DALAM HAL


PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan bertanggung jawab memimpin
penyelenggaraan belajar mengajar serta membina pendidik dan tenaga kependidikan serta
membina hubungan kerja sama dan peran serta masyarakat. Kepala Sekolah dalam melaksanakan
penataan Wiyata Mandala di sekolah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan :
1. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah.
2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS, Komite Sekolah,
tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat.
3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana prasarana) dan
perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara dan lain lain).
4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern sekolah (kepala
sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa).
5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti PKS, Pramuka,
PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya.

MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA 


Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penang-gulangan secara dini setiap
permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya, yaitu
dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai berikut :
1. Tahap Preventif 
Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat memungkinkan terjadinya kasus-kasus
negatif di sekolah, melalui antara lain :
a. Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta menciptakan kebersihan dan ketertiban
agar siswa merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat tertentu yang dijadikan
siswa untuk hal-hal negatif.
b. Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa serta penduduk di
sekitar sekolah.
c. Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan siswa di lingkungan
sekolah.
d. Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS.
e. Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan sekolah. 
f. Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya.
g. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan masa liburan
sekolah.
h. Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai sekolah. 
2. Tahap Represif 
Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah.
Upaya Represif seperti :
a. Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik pembinanya.
b. Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
c. Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru.
d. Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah yang melanggar
keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di lingkungan sekolah.
e. Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang timbul dan
menyelesaikan secara hukum.
f. Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
g. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.
INDIKATOR PHBS DI SEKOLAH

1. Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.


2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4. Olahraga yang teratur dan terukur.
5. Memberantas jentik nyamuk.
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
Pengertian Proses sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi
manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota
kelompok. Seorang bayi yang lahir merupakan organisme yang sangat lemah. Pemenuhan segala kebutuhan fisiknya
bergantung kepada orang dewasa. Namun, sejak saat itu dia mulai berinteraksi dengan lingkungan dan menyerap
banyak hal hingga tumbuh dewasa, dan baru berakhir setelah dia meninggal. Hal-hal yang diserap meliputi sikap
dan nilai, rasa suka dan tidak suka, rasa senang dan sedih, keinginan dan tujuan hidup, cara bereaksi terhadap
lingkungan, dan pemahaman mengenai segala sesuatu. Semua itu diperolehnya melalui proses yang disebut
sosialisasi. Dalam proses ini, seseorang juga mengalami internalisasi (mendarah-dagingkan) nilai dan norma sosial
tempat dia hidup, sehingga terbentuklah kepribadiannya. Setiap orang perlu mempelajari nilai-nilai dan norma-
norma sosial yang berlaku di dalam masyarakatnya. Semua itu diperlukan untuk mendewasakan diri setiap individu
dan membentuk kepribadiannya. Dengan berbekal kedewasaan pribadi itulah nantinya seseorang akan dapat
memegang peranan di masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap
yang diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat.
Di dalam diri setiap manusia, terdapat impuls-impuls (dorongan hati) untuk melakukan segala sesuatu. Di sisi lain,
lingkungan tempat ia berada dan berinteraksi memiliki nilai dan norma yang mengarahkan perilaku. Dalam proses
sosialisasi, seorang individu berusaha menyesuaikan impuls-impuls itu dengan tekanan nilai dan norma yang
mengikatnya. Bila potensi tingkah laku seseorang tidak bertentangan dengan nilai dan norma, maka berkembang
lebih lanjut menjadi bagian dari kepribadiannya.
Di samping itu, proses sosialisasi juga mengadopsi berbagai hal dari orang lain. Hal-hal yang diperoleh dari orang
lain meliputi kebiasaan, sikap, dan ide-ide. Selanjutnya, ketiga hal tersebut disusun kembali menjadi sistem yang
mengatur tingkahnya sendiri. Pengertian adopsi tidak sekadar mencontoh
perilaku orang lain. Akan tetapi, apa yang diamati dari orang lain berusaha ditiru sekaligus disesuaikan dengan
keadaan dirinya.
Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi meliputi:
         Internalisasi nilai-nilai, yaitu proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam diri seseorang yang berlangsung
sejak lahir hingga meninggal.
         Enkulturasi, yaitu proses pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah tertanam dalam diri seseorang dan
diimplementasikan dalam perilaku seharihari.
         Pendewasaan diri, yaitu proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturisasi secara terus menerus hingga
membentuk suatu kepribadian. Apabila kepribadian telah terwujud secara utuh, saat itulah seseorang bisa dikatakan
dewasa dan telah siap memegang peran dalam masyarakat sebagai pribadi yang utuh.
Ada dua macam sosialisasi, yaitu sebagai berikut.
         Sosialisasi Primer (Primary Socialization). Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang pertama kali dijalani individu
semasa kecil. Sosialisasi ini menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaanbmasyarakat.
         Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization) Sosialisasi sekunder berlangsung pada tahap selanjutnya. Selama
proses ini, individu mengenal sektor-sektor baru yang ada di masyarakat. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder
adalah resosialisasi.
Resosialisasi adalah proses pemberian kepribadian baru kepada seseorang. Resosialisasi sering pula disebut sebagai
proses pemasyarakatan total. Sebagai contoh, proses pemasyarakatan yang dialami para penghuni penjara, rumah
sakit jiwa, dan pendidikan militer. Seorang yang semula bebas, karena melakukan pelanggaran hukum kemudian
dipenjara. Di penjara inilah terjadi proses pembentukan kepribadian baru. Segala gerak-geriknya, cara berpakaian,
waktu tidur, waktu makan, dan aktivitas lainnya tidak lagi dapat dilakukan secara bebas. Semua diatur berdasarkan
norma penjara yang ketat dan tidak memberikan kebebasan. Demikian juga, para peserta pendidikan dan pelatihan
militer serta pasien rumah sakit jiwa. Semuanya harus mengalami proses penyesuaian nilai dan norma baru secara
total

Proses sosialisasi
Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap
sebagai berikut.
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan
meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata
tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan
tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan
sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu
dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada
tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang
tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti
(Significant other)
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peras yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk
membela keluarga dan bekerja sama dengan temannya. Pada tahap ini lawan berinterasi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-
peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai
menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama—bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya—secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada
tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Menurut Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept) seseorang
berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk
melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.'
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki
prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.'
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain
terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari
perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau
orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang
anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan
hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat
dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, di mana seseorang akan berusaha memainkan peran
sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia
akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu
belum tentu kebenarannya.
Agen sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi
yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media masa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang
diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi
lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan
obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media
massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak
bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh
individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang
belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut
sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah
dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga
inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada
di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota
kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut GERTRUDGE JAEGER peranan para agen sosialisasi dalam
sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama
orang tuanya sendiri.
Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian
ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat
pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada
masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia,
pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi
dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat
mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari
nilai-nilai keadilan.
Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek
lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement),
universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang
tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
Media massa
Yang termasuk kelompok media masa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tablois), media elektronik
(radio, televisi, video,film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Contoh:
         Penayangan acara smackdown di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam
beberapa kasus.
         Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada
umumnya.
         Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game
eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah
mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak
buruk lainnya.

Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama,
tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang
membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas
dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Organisasi adalah sarana dan wadah Sosialisasi
Organisasi adalah sekelompok individu yang berkumpul dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan yang sama,
organisasi itu sebuah wadah yang menampung aspirasi, cita cita, harapan orang-orang. Organisasi memiliki karakter
tersendiri, jati diri, sejarah, kisah, suka, sedih, cita-cita, aspiras harapan orang banyak. Organisasi adalah sebuah
sebuah sarana sosialisasi dan sebagai wadah yang dibuat untuk menampung aspirasi masyarakat serta untuk
mencapai tujuan bersama.
Mengapa organisasi dalam masyarakat sangatlah penting? Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu
memiliki alasan.
Sarana Sosial, sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, manusia akan merasa
membutuhkan dan penting untuk berorganisasi demi pergaulan.
Sarana Pemenuhan Kebutuhan, melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin
dilakukannya sendiri.
Organisasi merupakan suatu wadah untuk mencapai tujuan yang sama,organisasi mempunya tujuan, visi dan misi
yang jelas, organisasi memegang pernanan penting dalam suatu masyarakat, karena organisasi dapat
membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan & kehidupannya,organisasi bisa sebagai
pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan bermasyrakat.Organisasi bisa juga disebut
kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan.
Materi dokter kecil

Dokter Kecil ( DOKCIL ) merupakan perpanjangan tangan dari kesehatan diharapkan siswa yang
menjadi dokter kecil bisa menjadi contoh dari teman sebayannya.
Materi Pembinaan dan pelatihan dokter kecil :
Silahkan buka saja bila anda membutuhkan

1.      UKS 
2.      PHBS 
3.      Kesehatan Lingkungan 
4.      Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
            I.      Kejadian yang sering 
A.    Ganggunan Kesadaran 
B.     Luka ( Vulnus )
C.     Patah tulang (Fraktura) 
D.     Perdarahan 
 E.      Keracunan 
F.       Kemasukan benda asing
G.      Tenggelam
H.      Gigitan hewan
            II.      Tehnik dan cara PPPK

1. Teknik Mengangkat korban


2. Teknik mengobati luka dan pembalutan
3. Teknik pasang spalk

5.      Kesehatan gigi dan mulut 


6.      Pertolongan pertama pada penyakit (P3P)
              A.            Diare
               B.            Demam berdarah
               C.            Varicella
               D.            Campak
               E.            Poliomyelitis
               F.            Hepatitis A
              G.            Flu burung
               H.            Flu babi
7.      Pengetahuan Tentang Gizi 
8.      Kesehatan umum
             A.            Imunisasi
              B.            NAPZA
              C.            Penyakit Mata
              D.            Penyakit Telinga
              E.            Pengetahuan umum
  F.      Cara mengisi KMS AS
MATERI DOKTER KECIL

Gangguan Kesadaran

Ganguan kesadaran adalah suatu keadaan terganggunya fungsi otak / kegagalan kerja otak
sehingga otak kekurangan udara ( O2 ) dan kurang darah yang berakibat terganggunya perfusi
darah / metaboliseme sel ke jaringan otak.
Hal pertama jika kita menemui korban yang tidak sadarkan diri adalah pemberian BHD
( Bantuan Hidup Dasar ), yaitu pernafasan. Urutan pemberian BHD adalah DR ABC :
1. D (danger) : Sebelum menolong korban pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak
membahayakan penolong.
2. R (response) : Periksa kesadaran, "Panggil dan Tepuk Bahu korban". Jika tidak sadar, segera
panggil bantuan.
3. A (airway) atau Jalan Nafas : Buka jalan nafas - "tengadahkan kepala dan angkat dagu atau
"Head" Tilt Chin Lift" - Lihat, Dengar, Rasakan" nafas korban dari hidungnya.
4. B (Breathing) : jika tidak bernafas, berikan 2 kali napas buatan. Setiap pemberian napas
dilakukan selama 1 detik. Dada korban harus mengembang. Jangan meniupkan napas terlalu
banyak.
5. C (circulation) : jika korban belum ada tanda - tanda bernapas, lakukan CPR.

Macam ganggunan kesadaran:


1.      Collaps/Lena, Gelap mata
Penyebab : terkejut, terlalu lelah, menahan sakit
Tanda – tanda :
  Merasa mual / ingin muntah.
  Keluar keringat dingin dan pucat.
  Penglihatan kabur dan mata berkunang-kunang
 Denyut nadi lemah
Pertolongan pertama :
 Segera bawa penderita ke tempat yang teduh dan segar
 Beri oksigen ( O2 ) yang cukup dan jangan dikerumuni banyak orang.
 Tidurkan terlentang tanpa bantal kepala dimiringkan
 Pakaian yang melekat dikendorkan
 Beri minuman hangat dan diberi selimut bila kedinginan
2.      Pinsan
Penyebab : Kelanjutan dari collaps yang tidak ditolong,Tenggelam, kepanasan, keracunan,
penyakit DM, Ayan, Ginjal dll.
Tanda – tanda :
  Penderita tidak ada respon baik dicubit atau respon nyeri.
  Penderita jatuh terkulai lemas
  Pernafasan ada tapi denyut nadi teraba lemah
  Kelopak mata muda dibuka dan pupil mata dapat bergerak sedikit
  Penderita gelisah
Pertolongan pertama :
  Segera bawa penderita ke tempat yang teduh dan segar
  Beri oksigen ( O2 ) yang cukup dan jangan dikerumuni banyak orang.
  Tidurkan terlentang tanpa bantal kepala dimiringkan
  Pakaian yang melekat dikendorkan
  Hentikan perdarahan bila ada dengan pembalut tekan dengan cara tutup luka dengan kasa steril
kemudian balut tekan yang sebelumnya luka dibersihkan dulu
  Mengistirahatkan bagian yang luka
 3.      Syock
Penyebab : Kekurangan darah / cairan yang banyak
Terlalu capek dan ada gangguan psikosis/trauma.
Rasa sakit yang hebat
Tanda – tanda :
  Tidak ada respos nyeri
  Keluar keringat dingin dan pucat
  Denyut nadi lemah dan cepat
  Pernafasan dangkal dan cepat
 Pertolongan pertama :
         Pindahkan penderita ketempat yang aman
         Beri oksigen ( O2 ) dan jangan dikerumuni
         Pakaian yang melekat dikendorkan
         Tinggikan kaki bila muka pucat
         Hentikan perdarahan dan Balut luka bila ada
         Segera kirim ke Puskesmas/ RSU terdekat
4.      Mati suri
Penyebab : kelanjutan dari syock yang tidak ditolong / terlambat
Tercekik, kesetrum listrik, dll.
Tanda –tanda :
  Respos penderita tidak ada
  Nadi tak teraba, nafas tak kelihatan
  Akral dingin ( tangan dan kaki terasa dingin )
  Pupil masih sempit
Pertolongan pertama :
     Beri nafas buatan
     Beri RJP ( Resusitasi Jantung dan Paru )
     Bawa segera ke RSU terdekat.

5.      Mati
Penderita / korban dikatakan mati bila sudah 2 jam tidak ada pernafasan atau ada tanda- tanda
Trias mati yaitu Lebam mayat, Bangar mayat ( bau khas ), dan Kaku mayat

Luka tubuh

Luka adalah rusaknya / terputusnya jaringan tubuh karena trauma benda tumpul atau tajam

JENIS LUKA
1.      Luka Robek ( AVULSION )
Luka robek adalah luka terbuka yang ditimbulkan oleh goresan yang tidak terlalu tajam tepi luka
berupa garis yang tidak beraturan dan jaringan kulit disekitar luka ikut mengalami kerusakan
2.      Luka Lecet ( LACERATION )
Luka lecet adalah apabila permukaan kulit terkelupas akibat pergeseran dengan benda yang keras
dan kasar.
3.      Luka Iris ( INCISION )
Luka iris adalah luka yang ditimbulkan oleh benda bertepi tajam yang ditandai dengan bentuk
luka yang memanjang dengan tepi luka berupa garis lurus dan jaringan disekitar luka tidak
mengalami kerusakan
4.      Luka Tusuk ( PUNCTURE )
Luka tusuk adalah luka yang ditimbulkan karena benda berujung runcing yang ditandai dengan
luka pada permukaan sempit akan tetapi dalam
5.      Luka Memar ( HAEMATOMA )
Luka memar adalah luka yang ditimbulkan oleh pukulan / benturan benda tumpul yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan dibawah kulit tanpa kerusakan yang berarti di
permukaan kulit.
 
Pertolongan pertama pada luka:
         Bersihkan luka dengan rivanol atau air yang bersih ( bila perlu air matang tapi dingin ).
         Benda asing yang menempel diambil kecuali pada luka tusuk benda yang menancap jangan
dicabut sampai mendapatkan pengobatan dan perawatan lanjut.
         Pada luka iris atau luka robek tepi luka direkatkan ( benton ) dengan menggunakan plester,
kalau bisa dijahit tapi luka tusuk yang tidak terdapat benda menancap tutup luka menggunakan
draine / kain kasa steril yang dimasukan kedalam luka tusuk
         Pada luka memar kompres es air dingin untuk menghilangkan rasa sakit.
         Beri betadin dan tutup luka menggunakan kasa steril bila perlu pasang pembalut.
         Bila terdapat perdarahan pada luka yang banyak gunakan balut tekan
         Istirahatkan bagian yang luka bila perlu tinggikan.
         Bawa penderita / korban ke puskesmas / RSU terdekat.

Patah tulang

Adalah terjadinya ruda paksa sehingga mengakibatkan organ tulang retak, patah dan
menimbulkan kerusakan pada tulang itu sendiri dan jaringan kulit lainya.
Tulang retak adalah sebagian tulang rusak tapi tidak sampai terputus.
Patah tulang adalah terputus organ tulang.
Tanda – tanda :
  Bagian yang sakit tidak dapat digerakkan dan tidak dapat dipergunakan
  Nyeri sekali bila digerakkan
  Bentuknya nyata berubah dibandingkan waktu sehat
  Bengkak dan kebiru- biruan ( tanda terjadinya perdarahan dalam )
  Untuk memastikan adanya patah tulang menggunakan SINAR X ( RONGENT ) di rumahsakit.
Patah tulang secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
A.    Patah tulang tertutup
Tulang yang patah tidak kelihatan karena tertutup oleh kulit yang utuh.
B.     Patah tulang terbuka
Tulang yang patah diikuti dengan rusaknya jaringan kulit diatasnya hingga tulang kelihatan dari
luar

1.      Patah tulang Tangan


Patah tulang yang terjadi pada bagian lengan atas, bawah, pergelangan tangan, punggung tangan,
dan jari – jari .
Pertolongan pertama :
         Istirahatkan bagian yang patah
         Bila terjadi patah tulang terbuka luka diobati dan diperban lebih dulu.
         Hentikan perdarahan dengan pembalut tekan bila terjadi
         Pasang bidai/spalk/splint dengan mengunci 2 sendi diantara tulang yang patah
         Apabila penderita / korban tidak sadar sebaiknya dalam tangan yang sudah di pasang bidai
diikatkan juga ke badan untuk menghindari pergerakan
         Kirim ke Puskesmas / RSU terdekat.
2.      Patah tulang Kaki
Patah tulang yang terjadi pada paha, betis, lutut, pergelangan kaki, punggung kaki, dan jari – jari
kaki .
Pertolongan pertama :
         Istirahatkan bagian yang patah
         Bila terjadi patah tulang terbuka luka diobati dan diperban lebih dulu.
         Hentikan perdarahan dengan pembalut tekan bila terjadi
         Pasang bidai/spalk/splint dengan mengunci 2 sendi diantara tulang yang patah
         Apabila penderita / korban tidak sadar sebaiknya kaki yang sudah di pasang bidai diikatkan juga
ke kaki yang normal untuk menghidari pergerakan
         Kirim ke Puskesmas / RSU terdekat
3.      Patah tulang Leher
Patah tulang yang terjadi pada tulang leher.
Pertolongan pertama :
         Istirahatkan penderita / korban tanpa bantal
         Beri alas tebal pada bagian punggungnya
         Pasang penyangga leher ( Collar Neck ) / pasang spalk antara kepala sampai badan.
         Hati- hati dalam membawa korban pastikan leher tidak bergerak
         Kirim ke Puskesmas / RSU terdekat.
4.      Patah tulang Bahu
Patah tulang yang terjadi pada tulang bahu / belikat..
Pertolongan pertama :
         Istahatkan bahu yang patah sampai tangan.
         Lepas baju / perhiasan / lainnya yang dipakai.
         Pasang ransel verban dengan cara :
  Posisikan duduk tegak diatas kursi tanpa sandaran
  Kedua tangan kesisi pinggang.
  Balutkan verban kearah belakang ( punggung ) kemudian ke bagian ketiak yang berlawanan
kembali ke punggung lewat bahu lalu ketiak semula, berputar terus hingga verban menyerupai
angka 8
  Simpulkan ditengah pertemuan verban.
         Bawa ke Puskesmas / RSU terdekat
5.      Patah tulang Belakang
Patah tulang pada tulang belakang yaitu antara tulang leher sampai dengan tulang ekor.
Gejala :
  Tempat yang patah sakit.
  Tulang dapat menonjol pada daerah yang sakit
  Penderita / korban tidak merasakan apa – apa waktu diraba / dicubit pada kaki.
  Keluar air kencing tanpa sadar ( ngompol ).
Pertolongtan pertama :
         Tidurkan penderita / korban dengan alas papan dan tanpa menggunakan bantal.
         Pasang korset spalk pada bagian yang patah
         Hati – hati dalam membawa penderita / korban pastikan tulang yang patah tidak ada
pergeseran / bergerak.
         Bawa ke Puskesmas / RSU terdekat.

Perdarahan

Perdarahan ialah peristiwa keluarnya darah dari badan. Pembulu darah manusia ada 2 yaitu
Pembuluh darah arteri adalah darah yang mengalir dari jantung sampai ke jaringan- jaringan
tubuh dengan membawa zat makanan, O2 ( oksigen ) dan zat lain yang diperlukan tubuh.
Pembuluh darah vena adalah darah yang mengalir dari jaringan tubuh menuju jantung dengan
membawa zat sisa pembakaran tubun, CO2 ( carbondioksida ) dan zat lain yang tidak diperlukan
tubuh. Bila terjadi perdarahan pada pembuluh darah arteri biasanya darah memancar cepat dan
darah berwarna merah lebih muda dari pada perdarahan pada pembuluh darah vena
Perdarahan di bagi menjadi 2

1. Perdarahan luar

Darah yang keluar dari peredaran darah kelihat jelas pada bagian luar badan.
Pertolongan pertama:
         Usahakan perderita / korban berbaring
         Tekan langsung darah yang keluar
         Tinggikan bagian yang terjadi perdarahan ( kecuali terjadi patah tulang )
         Biarkan bekuan darah sehingga perdarahan berhenti
         Beri kasa steril dan betadin diatas perdarahan
         Beri pembalut tekan
         Kirim ke Puskesmas / RSU terdekat

2. Perdarahan dalam

Terjadi perdarahan di dalam tubuh sehingga tidak tampak jelas kerusakan – kerusakan darah
dapat keluar lewat mulut, hidung, telinga dan lubang – lubang lain pada tubuh
Gejala :
  Rasa sakit yang hebat di perut
  Dinding perut terasa keras seperti papan
  Muntah darah
  Muka pucat, pusing, gelisah sampai terjadi syock.
Keadaan ini sangat kritis / membahayakan jiwa penderita / korban dan harus cepat
dibawa ke RSU terdekat, selama dalam perjalanan korban tidak boleh diberi makanan / minuman
dan tidak boleh diajak bicara. Bila memungkinkan kompres es pada bagian yang terjadi
perdarahan / bagian perut.

Keracunan

Keracunan dapat lewat mulut atau hidung yang secara sengaja maupun tidak disengaja ( usaha
bunuh diri ). Jenis racun yang masuk kedalam tubuh banyak sekali diantaranya yang berbertuk
padat ( makanan ) contohnya jengkol, jamur, makanan tak layak makan, bongkrek, ubi kayu,
obat/pil dll, ada yang berbentuk cair ( Minumam ) misalnya alkohol, minuman tak layak minum,
minyak tanah, lisol, bensin, racun serangga dll, ada juga yang berbentuk gas / udara misalnya zat
amoniak, belerang dll.
1.      Keracunan makanan.
Gejala :
  Mual dan muntah
  Pusing sampai sakit kepala yang berat
  Sesak napas
  Mabuk sampai tidak sadar
  Mencret dan kadang sakit pada kandung kencing
  Kadang diikut kejang – kejang
  Gelisah.

Pertolongan pertama :
         Usahakan penderita / korban untuk muntah bila perlu dengan menekan pangkal lidah
menggunakan jari atau lainnya.
         Beri minum air / air kelapa / susu / minyak kelapa / minyak jagung / minyak kacang / air kanji
yang banyak setelah 2 - 3 menit suruh muntahkan lagi dan ulangi pekerjaan seperti tadi untuk
mengencerkan racun.
         Bila ada beri tablet NORIT
         Tidurkan dengan posisi setangah telungkup dan kepala dimiringkan, kaki kiri ditekuk kedepan
         Bawa ke Puskesmas / RSU terdekat
2.      Keracunan minuman.
Gejala :
Gejala – gejala sama dengan keracunan makanan diikuti mulut terasa terbakar / panas dan bau
yang khas minuman yang tertelan kecuali dari minuman yang tak layak.
Pertolongan pertama :
Tujuan utamanya adalah untuk mengencerkan racun dengan segera.
         Bila korban sadar beri air / susu / lainnya yang banyak kemudian muntahkan kembali tapi
jangan dipaksakan .
         Beri obat penawar racun yang ada
         Kirim korban ke Puskesmas / RSU dengan posisi setengan telungkup kepala di miringkan

3.      Keracunan udara/gas


Keracunan udara / gas lebih membahayakan karena tidak terlihat dengan jelas, biasanya
penderita / korban langsung tidak sadarkan diri, sesak napas sampai kematian. Dalam
memberikan pertolongan haruslah hati – hati jangan menjadi korban selanjutnya dan harus
menggunakan alat pelindung yang memadai, bila memungkinkan memberikan pertolongan bawa
korban ke tempat jauh dari kejadian atau yang aman dan sejuk. Kirim segera ke RSU terdekat
Diposting oleh ememge papbi di 22.24
Kirimkan Ini lewat Email

Kemasukan benda asing pada tubuh

1.      Benda asing pada mata


Waktu mata kemasukan debu, pasir, biji besi, serangga, air cabe, air sabun, uap panas atau
lainnya mata terasa perih, keluar air mata dan mata kemerahan. Oleh karena mata sangat sensitif
maka harus cepat diberi pertolongan.
Pertolongan pertama :
         Istirahatkan penderita / korban ditempat duduk bersandar.
         Penolong berdiri dibelakang korban
         Miringkan kepala korban ( gelengkan kearah yang sakit )
         Siram dengan air mengalir terus menerus atau mata langsung masuk ke air bersih suruh sambil
mengedip – edipkan mata
         Cari benda asing yang tertinggal pada mata dengan menggunakan kapas yang dipilin / tissu yang
bersih.
         Tutup mata dengan kasa steril antar ke Puskesmas / RSU terdekat
         Bila benda tidak dapat di ambil jangan dipaksa untuk mengambil karena berbahaya dapat
melukai mata.

2.      Benda asing pada telinga


Biji kecil atau manik seringkali di masukan anak kecil kedalam telinga kadang hewan kecil
masuk kedalam telinga saat kita tidur.
Pertolongan pertama :
         Rebahkan kepala sehingga telinga menghadap kebawah agar benda dapat keluar sendiri.
         Jangan dikorek – korek bila benda tidak dapat memungkinkan diambil / keluar karena benda
tersebut malah tambah masuk
         Bila hewan yang masuk bunuh dulu dengan air / minyak kelapa lalu keluarkan kembali tapi ini
tidak boleh dilakukan apabila gendang telinga korban sudah rusak.
         Antar ke Puskesma / RSU terdekat.
3.      Benda asing pada hidung
Pertolongan pertama :
         Suruhlah penderita mengesang ( mengembus ) untuk mengeluarkan benda tersebut dengan
menutup hidung yang tidak sakit jika tak berhasil antar ke Puskesmas / RSU terdekat
         Jangan dikorek – korek bila benda tidak memungkinkan diambil / Keluarkan
4.      Tersedak
Adalah makanan / benda yang tersangkut pada kerongkongan dapat berupa duri ikan, peniti,
makanan yang tidak dikunyah dengan halus dll.Pertolongan pertama :
        Kalau yang tertelan duri ikan / peniti atau benda tajam lainnya sebaiknya langsung dibawa ke
Puskesmas / RSU
         Tenangkan korban / penderita
         Apabila memungkinkan angkat korban dengan penolong ada di belakang dengan tangan kiri
melingkar di perut korban dan suruh mulut korban di buka
         Tepuk pada punggung berulang – ulang korban dengan tangan kanan.
         Jika tidak mampu mengangkat, tidurkan ditempat yang rata
         Penolong duduk diatas paha korban dengan kaki tertekuk kebelakang
         Kedua tangan penolong diatas perut bagian atas ( dibawah 3 jari pertemuan tulang rusuk )
dengan jari – jari menyatu.
         Hentakkan 2 kali lihat hasilnya, dapat diulang bila tetap tidak berhasil jangan dipaksakan.
         Antar ke Puskesmas / RSU terdakat.

Pengertian UKS

UKS adalah segala upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pada anak
usia sekolah dari tingkat TK/RA, SD/MI sampai dengan tingkat SMU/SMK sederajat.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
2. Tujuan Khusus
         Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan hidup sehat
         Memandirikan berperilaku hidup bersih dan sehat
         Meningkatkan peran serta dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, rumah dan
lingkungan
         Meningkatkan ketrampilan hidup sehat agar mampu melindungi diri terhadap pengaruh
penyalahgunaan obat berbahaya, kenakalan remaja dan perilaku seks bebas
LOGO UKS
SASARAN
Sasaran UKS adalah
1.      TK / RA sederajat
2.      SD / MI sederajat
3.      SMP / MTs sederajat
4.      SMU / MA sederajat
5.      Lembaga pendidikan yang lain ( Pondok Pesantren, dll )

Meliputi :
1.      Peserta didik/siswa
2.      Masyarakat sekolah
( Guru, staf dan termasuk penjaga sekolah )
3.      Orang tua murid dan Lingkungan

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup/kegiatan mencakup TRIAS UKS yang meliputi :

1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat

1. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan dilaksanakan melalui:


A.    Kegiatan kurikuler
Pelaksanaan pendidikan jam pelajaran yang sesuai kurikulum yang berlaku untuk tingkat sekolah
dasar ( Pengetahuan Alam, Agama, Pendidikan jasmani ) dan dapat juga dilaksanakan melalui
muatan lokal.
B.    Kegiatan ektrakulikuler
Kegiatan diluar jam pelajaran biasa ( termasuk pada waktu libur ) Yang dilakukan disekolah
ataupun diluar sekolah.
Kegiatan tersebut berupa:
a.       Kegiatan yang melibatkan warga sekolah dan juga melibatkan petugas Puskesmas
Misalnya: Permaianan, Diskusi, Simulasi.
Aktifitas Kader Kesehatan Sekolah / DOKTER KECIL, Pramuka dll
Majalah dinding
Kerja bakti sosial
Lomba yang ada hubungannya dengan kesehatan.
b.      Bimbingan dan penyuluhan kesehatan.
c.       Perilaku gaya hidup sehat.

2. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan secara komprehensif ( menyeluruh ) antara lain :


A.    Kegiatan Promotif ( peningkatan kesehatan )
a.       Penyuluhan dan pembinaan sarana keteladanan disekolah :
                                          i.    Sarana keteladanan gizi berupa Kantin ( warung ) sekolah yang memenuhi persyaratan
sanitasi, higienis dan bergizi
                                        ii.    Sarana keteladanan kebersihan lingkungan berupa Pengelolaan sampah, saluran air limbah,
kebersihan jamban, kamar mandi dan tidak adanya tempat pembiakan binatang penyebar
penyakit.
b.      Penyuluhan dan pembinaan kebersihan perorangan peserta didik
c.       Meningkatkan kemampuan untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan, melalui
kegiatan pelatihan kader kesehatan sekolah tingkat dasar atau Dokter kecil dengan fokus
pelatihan pada :
                         i.        Ketrampilan mengamati dan memelihara kebersihan perorangan
                       ii.        Ketrampilan mengamati dan memelihara kebersihan lingkungan
                                  iii.        Ketrampilan mengamati status kesehatan, seperti mengukur dan mencatat Tinggi dan berat
badan serta Visus
                                  iv.        Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K) dan Pertolongan Pertama Pada
Penyakit (P3P)
                       v.        Komunikasi, Informasi dan Edukasi
B.     Kegiatan Preventif ( Pencegahan )
a.       Penjaringan kesehatan pada peserta didik baru / kelas I baru
b.      Pemeriksaan Kesehatan periodik :
                                        i.      Untuk peserta didik bukan di kelas I. Setiap semester : TB-BB, Visus, HB, Imunisasi
                                      ii.      Untuk guru berupa pemeriksaan kesehatan secara sederhana, sekali setahun.
                                    iii.      Pengawasan terhadap penyediaan air bersih, warung sekolah, kesehatan lingkungan
C.     Kegiatan Kuratif (penyembuhan )
a.       Pengobatan ringan dan pertolongan pertama disekolah.
b.      Rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau lain kondisi
yang membahayakan nyawa dan pengobatan penyakit-penyakit tertentu.
c.       Penanganan kasus anemi gizi
d.      Koreksi terhadap kelainan penglihatan dan pendengaran
D.    Kegiatan Rehabilitatif ( Pemulihan )
Pemulihan kesehatan terhadap warga sekolah pada kejadian yang ada di sekolah

3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat

Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan fisik, mental,
dan sosial yang meliputi :
A.    Meningkatkan faktor pelindung terhadap peserta didik
B.     Memperkecil faktor resiko yang mengancam kesehatan peserta didik
C.     Menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga
sekolah dan lingkungan masyarakat.

Kesehatan Lingkungan
Sekolah selain sebagai tempat pendidikan juga sebagai contoh dan panutan masyarakat sekitar, sehingga
sangat penting untuk diperhatikan dan dipenuhi kesehatan lingkungannya. Tempat/sarana yang
menunjang kebersihan lingkungan di sekolah antara lain :
1.      Bangunan sekolah
Sekolah mempunyai ruang kelas yang terdiri dari :
  Atap dan talang dengan kemiringan cukup,tidak ada genangan, tidak bocor, dan tidak kotor.
  Dinding tidak ada coretan,tidak ada jamur, tidak berlumut, tidak retak/kuat, dan berwarna terang.
  Lantai kedap air, rata dan tidak licin
  Tangga dengan kemiringan <45 derajat, lebar injakan >30cm, tinggi anak tangga maksimal 20cm, lebar
>150cm dan ada pegangan tangga.
  Pencahayaan dapat untuk membaca buku dengan jelas tanpa bantuan penerangan pada siang hari
  Ventilasi dengan luas >20% dari jumlah luar bangunan, tidak pengap dan tidak bau apek
  Jendela bisa dibuka dan ditutup
  Kepadatan kelas setiap anak mendapat ruang seluas > 1,75 m2
  Meja belajar dengan permukaan meja 10 derajat kearah tempat duduk dan tinggi disesuaikan kursi
  Jarak papan tulis dengan murid terdepan > 2.5 m paling belakang 9 m
  Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
  Kebisingan tidak ada keluhan dari peserta didik
2.      Air bersih
Cukup untuk kebutuhan para murid, memenuhi syarat kimia, bakteriologi, dan fisik ( tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa).
3.      Kamar mandi / WC / Urinor
Kamar mandi / WC/ Urinor harus terpisah antara murid pria, wanita dan kamar mandi guru yang harus
memenuhi syarat kesehatan : kebersihan, tidak berbau, ada ventilasi, cukup penerangan, kedap air, tidak
licin, tidak ada genangan air, dan tidak ada nyamuk / jentik
Perbandingan kebutuhan :
NO JUMLAH SISWA KAMAR MANDI WC / JAMBAN URINOIR
1 s/d 50 1 1 2
2 51 s/d 75 2 2 3
3 76 s/d 100 3 3 5
4 101 s/d 125 4 4 7
5 126 s/d 150 5 5 9
6 151 s/d 175 6 6 11
7 176 s/d 200 7 7 13
8 201 s/d 225 8 8 15

4.      Tempat sampah


Minimal 60% dari jumlah ruangan yang ada. Ada pengelolaan sistim pembuangan sampah dan tempat
pengumpulan sampah yang berjarak > 10 M dari ruang sekolah / sumber air. Dan tidak ada bau yang
membusuk
5.      SPAL ( sarana pembuangan air limbah )
Saluran air limbah tertutup, mengalir dengan lancar ada peresapan yang tertutup atau dialirkan kesaluran
umum
Syarat – syarat SPAL yang sehat :
  Tidak mencemari sumber air
  Tidak menimbulkan genangan air yang dapat digunakan untuk bersarang serangga dan tikus
  Tidak menimbulkan bau
  Tidak menimbulkan becek, kelembaban, dan pemandangan yang tidak menyenangkan
  Tidak menimbulkan sarang serangga / tikus
6.      Vektor
Tidak ditemukan lalat, jentik dan nyamuk, kecoa, tikus dll
7.      Kantin
Yang perlu diperhatikan adalah :
  Penyajian makanan dalam keadaan tertutup
  Ada tempat cuci tangan dan sabun
  Kondisi kantin bersih
  Peralatan makan dan minum bersih.
  Dapur bersih dan tempat pencucian peralatan tersedia air bersih mengalir dan sabun
  Penerangan cukup
8.      Halaman pontren
Tidak banyak debu, tanaman tertata rapi, tidak ada sampah berserakan
9.      Asrama
Perhatikan ruang tidur setiap murid/santri mendapat ruang seluas 4 m2
10.  Ruang belajar
Persyaratan fisik yang harus diperhatikan sama dengan ruang sekolah
11.  Ruang makan
Persyaratan fisik sama denga ruang sekolah
12.  Masjid
Lantai bersih, penerangan cukup dan tersedia toilet/WC
13.  Tempat wudhu
Menggunakan pancuran air mengalir, lantai tidak licin
14.  Perilaku
Tidak terlihat ada yang merokok dilingkungan pontren, kuku tangan pendek dan bersih, rambut bersih
dan rapi, membuang sampah pada tempatnnya, ada himbauan pakaian tidak dipakai secara bergantian
dengan sesama santri/ murid, cuci tangan setelah BAB dengan sabun
15.  Ruang perpustakaan
Perhatikan tata ruang ( buku, Meja, lemari ), pencahayaan terang, ventilasi cukup, tidak bising, dinding
dan lantai harus bersih
16.  Ruang UKS
Luas ruangan minimal 3 x 4 m
Ada 2 tempat tidur ( untuk laki – laki dan perempuan ), meja dan kursi, laporan kegiatan
Tersedian alat dan obat PPPK (P3K)
Tersedian alat dan obat PPPP (P3P)
Kondisi fisik sama dengan ruang sekolah
17.  Dapur sekolah
Penerangan cukup
Sirkulasi udara baik
Bersih dan rapi
Bebas serangga terutama tikus
Ada tempat cuci tangan dengan air bersih
PENGELOLAAN SAMPAH

Tempat sampah adalah tempat untuk menyimpan sampah sementara setelah sampah dihasilkan, yang
harus ada pada setiap sumber / penghasil sampah.
Konstruksi
Tempat sampah harus memenuhi persyaratan tehnis kesehatan sbb:

 Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya.
 Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan, terutama untuk
sampah yang menampung jenis sampah yang mudah busuk
 Mudah diisi dan dikosongkan, serta dibersihkan

Penampungan sampah tidak boleh melebihi 3 x 24 jam dan harus dibuang / diangkut untuk dikelola lebih
lanjut.
Penempatan tempat sampah

 Didapur dekat tempat cuci alat dapur / alat makan


 Disetiap kamar / ruang tamu, kelas, taman, halaman dll

 Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS)


Tempat pengumpulan sampah sementara adalah tempat untuk mengumpulkan sampah yang berasal dari
berbagai sumber / penghasilan sampah sebelum sampah diangkut / di buang ke tempat pembuangan akhir
(TPA)
TPS dapat berupa container (hydraulik container) untuk diangkut oleh truk pembawa bak beton /
pasangan batu
Kontruksi : harus kedap air, tertutup dan selalu dalam keadaan ditutup, mudah dibersihkan sehingga
mencegah adanya lalat dan tikus. Volume TPS mampu menampung sampah untuk waktu satu hari
kemudian diangkut ke tempat pembuang akhir.
Penempatan TPS :

 Jarak terhadap sekolah terdekat 30 Meter


 Tidak berada diatas/pinggir saluran air
 Mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah
 Jarak terhadap sumber air minimal 75 meter

PENGELOLAAN TINJA
TINJA adalah sisa hasil akhir dari proses pencernaan manusia yang dibuang melalui anus.
Tinja bersifat infeksius, sehingga harus dikelola dengan baik dan aman bila tidak dapat menimbulkan
gangguna estetika ( bau ), dan penyebar penyakit.
JAMBAN adalah bangunan yang digunakan untuk membuang tinja / kotoran manusia lainnya.
Syarat – syarat jamban yang baik dan aman

 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang panampungan kotoran berjarak 10 m dari
sumber air bila tanah miring dan sumber air di bawahnya minimal jarak 15 m
 Tidak berbau dan tinja tidak dijamah oleh serangga/ hewan lain
 Mudah dibersihkan, aman digunakan
 Dinding kedap air, berwarna terang, serta atap pelindung
 Cukup penerangan
 Lantai ruangan cukup, atap tidak terlalu rendah
 Ventilasi cukup
 Tersedia air penggontor yang cukup dan alat pambersih.

PENGELOLAAN AIR BERSIH


AIR MINUM adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
AIR BERSIH adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum apabila telah dimasak terlebih dulu.
Persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Kepmenkes 907/menkes/SK/VII/2002 adalah :
Air minum tidak boleh mengandung parameter bakteriologis, E colli/Fecal colli dan total coliform harus
tidak ada ( 0 ).
Persyaratan kualitas air bersih sesuai dengan Permenkes 416/menkes/per/ix/1990 adalah :
Persyaratan parameter air bersih non perpipaan yaitu : total coliform maksimum 50 per 100 ml dan
bakteriologi total coliform maksimum 10 per 100 ml.
Pengambilan dan pemeriksaan sampel air minum / air bersih untuk parameter fisik, bakteriologis, dan
kimia sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu pada musih hujan dan musim kemarau . pemeriksaan ini dapat
dilakukan di balai teknik kesehatan lingkungan atau laboratorium daerah.

Anda mungkin juga menyukai