Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Politik Dan Etika Pendidikan
DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. SHOLEHUDDIN, M.Pd.I
Disusun Oleh :
AYU MARITA
( 2018791103743 )
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada zaman sekarang, banyak sekolah mempunyai sikap percaya diri yang
berlebihan dengan berbagai ilusi konsep - konsep sekolah unggulan, sekolah
pemimpin masa depan, atau lebih parah lagi pendidikan unggul. Birokrat-
birokrat di lembaga - lembaga pengajaran formal itu merasa mampu
melakukan segalanya asal di bayar. Itu sebabnya sekolah - sekolah dikatakan
terbaik, tetapi sebenarnya tidak jelas bedanya dengan termahal. Dengan
demikian lembaga pengajaran formal itu melembagakan ajaran sesat bahwa
pendidikan yang baik adalah lembaga yang mahal. Mahal sama dengan
bermutu, bahkan jika uang sekolahnya murah artinya buruk atau tidak
bermutu. Paradigma semacam ini dipertegas oleh perusahaan yang dipimpin
oleh orang yang sama sekali tidak mengerti makna pengajaran dan pendidikan
sejati kecuali sekedar mencari atau membeli ketrampilan dan kepribadian para
sarjana dari sekolah - sekolah mahal.
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2.Jelaskan pengertian sekolah Mahal?
3.Jelaskan pengertian sekolah Unggul?
C.Tujuan
1.Agar mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang definisi fenomena Sekolah
Mahal dan Sekolah Unggul.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin),
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya. John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu
proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda,
mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan
dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143
H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : Pendidikan itu
ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan
semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita
butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan
akal dan rohani. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian
Pendidikan , yang berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata
"me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan.
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari beberapa
Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai Pendidikan, bahwa
Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
a.Tipe Pertama
Yaitu dimana sekolah menerima dan menyeleksi secara ketat siswa yang
masuk dengan kriteria prestasi akademik yang tinggi, meskipun proses belajar
dan mengajar tidak terlalu luar biasa bahkan cenderung ortodok, namun
dipastikan karena input yang unggul maka output yang hasilkan juga unggul.
b.Tipe Kedua
Yaitu sekolah yang menawarkan fasilitas yang serba mewah, yang ditebus
dengan SPP yang sangat tinggi, otomatis prestasi akademik yang tinggi bukan
menjadi acuan input untuk diterima di sekolah ini, namun sekolah ini biasanya
mengandalkan beberapa jurus pola pelajar dengan membawa pendekatan
teori tertentu sebagai daya tariknya, sehingga output yang dihasilkan dapat
sesuai dengan yang dijanjikan.
c.Tipe Ketiga
Yaitu sekolah yang menekankan pada iklim belajar yang positif di lingkungan
sekolah. Menerima dan mampu memproyek siswa yang masuk sekolah
tersebut dengan prestasi rendah menjadi lulusan yang bermutu tinggi .
Akan tetapi realita yang terjadi sekolah unggulan itu tidak otomatis
mencerminkan realitas empirisnya sebagai sekolah yang unggul, sebab antara
unggulan dan unggul itu merupakan dua hal yang berbeda. Artinya sebutan itu
dapat menyesatkan warga masyarakat yang tidak kritis. Masyarakat akan
memasuki sekolah unggulan itu dengan maksud untuk mencapai kualitas yang
maksimal, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Memang
betul ada sekolah unggulan yang unggul, tapi tidak semua sekolah unggulan
adalah sekolah unggul. Wajar bila kemudian sekolah – sekolah yang masuk
kategori sekolah unggulan, tidak secara otomatis ke dalam daftar sekolah
unggul berdasarkan pencapaian nilai akhir ujian nya .
2.Dimensi Keunggulan.
Dimensi keunggulan dalam sekolah paling tidak meliputi hal – hal sebagai
berikut:
a.Para calon siswa yang akan memasuki sekolah yang bersangkutan diseleksi
secara ketat yang menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan . Kreteria umum yang dipakai adalah prestasi belajar
superior dan skor psikotes.
b.Sarana dan prasarana diarahkan untuk menunjang secara maksimal untuk
memenuhi kebutuhan belajar siswa serta penyaluran bakat dan minatnya, baik
dalam kegiatan kurikulum maupun ekstra kurikulum. Sarana adalah segala
sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses belajar
mengajar misal media pembelajaran dan alat - alat pelajaran, sedang
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, misal penerangan sekolah, kamar kecil dan
lain – lain
c.Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan
menjadi keunggulan yang riil, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial
psikologis
d.Guru yang kreatif dan profesional, serta unggul baik dalam bidang
penguasaan materi maupun metode pembelajaran. Guru kreatif mengandung
pengertian ganda yaitu guru yang secara kreatif mampu menggunakan
pelbagai pendekatan dalam proses pembelajaran dan membimbing peserta
didik dan guru yang senang melakukan kegiatan- kegiatan kreatif dalam
hidupnya . Untuk mendapatkan guru yang kreatif dan profesional perlu
diadakannya kegiatan - kegiatan yang berupaya meningkatkan skill dan
profesionalisme guru .
e.Kurikulum yang jelas, Kontek ini tetap berpegang pada kUrikulum Nasional
yang standar, namun dilakukan semacam modifikasi secara maksimal sesuai
dengan tuntutan belajar peserta didik. Misalnya dengan menerapkan
kurikulum teknologi yang menekankan pad efektifitas program metode dan
material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi
mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori. Aplikasi
teknologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat dan media,
atau tahapan basis intruksi, sebagai teori teknologi digunakan alam
pengembangan evaluasi material kurikulum dan instruksional .
f.Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjang atau lebih lama dibandingkan
dengan sekolah - sekolah umum lainnya. Hal ini salah satunya bertujuan untuk
mengantisipasi kekurangan jam pelajaran agama di sekolah - sekolah umum .
g.Partisipasi orang tua atau masyarakat yang aktif dalam kegiatan sekolah,
kontribusi orang tua dalam kegiatan sekolah misalnya di libatkannya orang tua
dalam penyusunan kurikulum sekolah, sehingga orangtua memiliki tanggung
jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai tujuan yang telah
dirumuskan, sehingga terjadi sinkronisasi antar pola pendidikan di sekolah
dengan pola pendidikan di rumah, selain itu orang tua diberi kesempatan
untuk bersama sama menganalisa seluruh infrastruktur yang ada di sekolah
baik menyangkut SDM, sarana prasarana, sistem informasi dan semua yang
dianggap punya keterkaitanh.Jaringan organisasi yang solid , baik organisasi
guru atau orangtua. Hal ini dapat menambah wawasan dan kemampuan tiap
anggotanya untuk belajar dan terus berkembang, serta perlu pula dialog antar
organisasi tersebut, misalnya forum orangtua murid dengan guru dalam
menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru dalam kelas.
i.Proses belajar dan mengajar yang berkualitas , serta hasilnya selalu dapat
dipertanggungjawabkan kepada siswa, lembaga dan masyarakat.