Dilihat dari segi usia, mahasiswa berada dalam fase manusia yang paling optimal
dengan kematangan fisik maupun psikis, intelektualitas yang tajam serta kritis.
Inilah yang menjadi kelebihan seorang mahasiswa.
Mahasiswa belum tersentuh oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan,
ormas, parpol, dan sebagainya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya
hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki
tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan
diri dari masyarakat. (Ikmaludin, ). Sehingga, sebagai pelajar, mahasiswa
memiliki kesempatan yang tidak dimiliki bidang profesi lainnya. Kesempatan dan
waktu, untuk menyumbangkan tenaga, intelektualitas, ide ide cemerlang, dan
kecerdasannya kepada masyarakat. Karena itu, besar pula kesempatan
mahasiswa untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lebih lagi,
mahasiswa Undiksha yang secara tak langsung menyiratkan guratan dalam
benak masyarakat, sebagai bibit bibit dari sekolah guru.
Hm, semakin jelaslah, tanggungjawab yang harus dipanggul oleh seorang yang
berani menyandang gelar mahasiswa. Selanjutnya, peran mahasiswa,
khususnya, mahasiswa Undiksha dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terasa
semakin nyata pada kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK). Orientasi
Kehidupan Kampus ditujukan untuk memperkenalkan sejak dini tentang
kehidupan kampus kepada mahasiswa baru. Dalam kegiatan tersebut,
mahasiswa baru diajak untuk peduli kepada dunia pendidikan. Seperti pada OKK
Undiksha tahun 2011 demikian pula pada OKK Undiksha tahun 2012, mahasiswa
baru diwajibkan membawa peralatan tulis menulis untuk disumbangkan kepada
anak anak di panti asuhan. Berikut ini kutipan Panduan Administratif Orientasi
Kehidupan Kampus (OKK) tahun 2011, poin 5. B, mengenai perlengkapan yang
harus dipersiapkan oleh mahasiswa baru:
Membawa perlengkapan yang akan disumbangkan ke panti asuhan sebagai
kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Buku Tulis 56 lembar sebanyak 1 buah.
2. Buku Gambar A4 sebanyak 1 buah.
3. Alat tulis berupa satu buah pensil dan dua buah pulpen berwarna hitam.
4. Penggaris 30 cm satu buah.
5. Karet Penghapus satu buah.
Tentu tujuannya, disamping menumbuhkan jiwa peduli dari mahasiswa baru juga,
membangkitkan semangat belajar dari anak anak yatim piatu tersebut.
Pada OKK Undiksha tahun 2013, mahasiswa baru juga diwajibkan untuk
membawa sebuah buku Sekolah Dasar (bacaan atau pelajaran) yang layak baca
dan layak digunakan, untuk disumbangkan ke Sekolah Dasar sebagai sebuah
bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat (Panduan Administratif Orientasi
Kehidupan Kampus (OKK) Tahun 2013, 13). Kalau kita lihat agak lebih jauh,
tujuan dari kegiatan menyumbang buku ini, juga tentu untuk memfasilitasi anak
anak SD membuka jendela dunia melalui buku bacaan, serta membangkitkan
gairah membaca anak anak tersebut.
Kegiatan OKK, dengan kata lain welcome activity in the university, kegiatan
universitas pertama yang diikuti mahasiswa baru. Pada kegiatan tersebut, para
mahasiswa baru sudah diajak untuk ikut peduli dengan dunia pendidikan.
Kemudian, tentu kita berharap kepedulian semacam itu tidak hanya sebatas
pengenalan tanpa ada tindak lanjut.
Mahasiswa baru tentu diharapkan mampu melakukan sesuatu sebagai suatu
bentuk tidak lanjut dari pengenalan itu. Selaku mahasiswa baru, umumnya hal
yang dapat dilakukan misalnya, dengan tekun menuntut ilmu di perguruan
tinggi. Tekuni bidang ilmu yang diambil, niscaya banyak hal baru yang dapat
dipelajari, sehingga pengetahuan pun bertambah. Jika kita pandang mahasiswa
Undiksha, dengan menekuni disiplin ilmu yang dipilih, mahasiswa juga mendapat
tekhnik serta keterampilan mengajar (teaching skill), suatu cara berbagi ilmu
yang dimiliki. Dengan luasnya ilmu pengetahuan, mahasiswa bisa memberi
imbas kepada lingkungan sekitarnya. Ya, secara tak langsung, hal ini dapat
dipandang sebagai suatu peran untuk turut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Perkembangan dari pengenalan awal tentang kepedulian terhadap dunia
pendidikan tersebut, bisa pula dipantau dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Seperti yang sempat disinggung di atas, terkait kontribusi nyata para mahasiswa
juga dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Jika ditinjau dari perspektif mahasiswa baru, istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) mungkin masih terkesan abu abu (belum
jelas). Di benak sebagian calon mahasiswa, sebelum sempat searching di google,
gambaran awam yang terlintas saat mendengar istilah KKN itu, cenderung
sekelompok mahasiswa yang berkemah dan mengadakan kegiatan bakti sosial di
sekitar lingkungan tempat kemah itu. Kegiatan bakti sosialnya bisa jadi,
kebersihan lingkungan, seminar seminar, acara diskusi, dan sebagainya.
Sementara saat mendengar istilah PPL, gambaran yang terlintas cenderung figur
satu, dua orang mahasiswa yang datang ke sekolah untuk mencoba praktik
mengajar. Karena itulah kondisi yang kerap kali dihadapi selama ini.
Menurut Wikipedia, Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian
kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan
sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Jika kita telisik dari sisi mahasiswa
Undiksha, KKN ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berbagi ilmu
dengan masyarakat. Kesempatan yang pas, untuk mencoba mempraktikkan poin
poin yang dipelajari selama menimba ilmu di Universitas Pendidikan Ganesha.
Beberapa kegiatan KKN yang biasa kita lihat, biasanya dapat kita pantau secara
langsung dari KKN KKN di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Mahasiswa