Anda di halaman 1dari 21

KALKULUS

DERET TAKTERHINGGA

Oleh:
Kelompok 7
Dewi Astuti
Gede Eka Yudialita
Gusti Ngurah Ardi Cahyana
Ni Luh Okassandiari

NIM. 1113011040
NIM. 1113011073
NIM. 1313011018
NIM. 1313011026

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2014

DERET TAKTERHINGGA
Pokok Bahasan

: 10.1 Barisan Takterhingga


10.2 Deret Takterhingga
: limit; turunan; notasi sigma
: barisan, konvergen, divergen, monotonik, deret,

Materi Prasyarat
Kata Kunci

10.1 BARISAN TAKTERHINGGA


Bahan Diskusi
1.
2.

Kapan sebuah barisan takterhingga disebut konvergen atau divergen?


Bagaimana langkah-langkah menentukan kekonvergenan suatu barisan dengan
menggunakan teorema, definisi, dan sifat-sifat limit?
a1 , a2 , a3 ,a 4 ,

adalah susunan bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. Barisan tak
terhingga (infinite sequence) adalah fungsi yang daerah asal (domain)-nya adalah himpunan
bilangan bulat positif dan yang daerah hasil (range)-nya adalah himpunan bilangan real. Kita
dapat menotasikan sebuah barisan dengan
sederhana dengan

a1 , a2 , a3 , ,

dengan

{a n }n=1 atau secara

{a n } .

Sebuah barisan dapat ditentukan dengan memberikan suku awal yang cukup untuk
membentuk sebuah pola, seperti pada
1, 4,7, 10, 13,
dengan sebuah rumus eksplisit (explicit formula) untuk suku ke-n, seperti pada
an =3 n2,
n 1
atau dengan sebuah rumus rekursi (recursion formula)
a1=1
an =an1 +3
,
,

n 2

Konvergensi Perhatikan ilustrasi berikut


1
n ,

(1)

an =1

(2)

bn =1+(1)

(3)

c n=(1)n +

(4)

d n=0,999,

1
n ,

1
n ,

n 1 :

1 2 3 4
0, , , , ,
2 3 4 5

n 1 :

3 2 5 4 7 6
0, , , , , , ,
2 3 4 5 6 7

n 1 :

3 2 5 4 7 6
0, ,
, ,
, ,
,
2 3 4 5 6 7

n 1 :

0,999, 0,999,0,999, 0,999,

Masing-masing barisan mempunyai nilai yang berkumpul di dekat 1.


2

Tetapi, ternyata tidak semua barisan konvergen menuju 1. Yang konvergen menuju 1
adalah adalah barisan-barisan

{a n } dan {b n } , sedangkan {c n } dan {d n } tidak.

Barisan yang konvergen menuju 1, pertama-tama berarti bahwa nilai-nilai pada


barisan tersebut harus mendekati 1. Bahkan lebih dari sekedar dekat, nilai-nilai tersebut harus
tetap berdekatan untuk seluruh n di luar nilai tertentu. Aturan initidak dipenuhi oleh barisan

{c n } . Dekat juga berarti dekat secara sebarang, yaitu berbeda di dalam jarak taknol
tertentu, yang dalam hal ini tidak dipenuhi oleh

{d n } . Meskipun barisan {d n } tidak

konvergen menuju 1, namun adalah benar untuk mengatakan bahwa barisan ini konvergen
menuju 0,999. Barisan

{ c n } tidak konvergen sama sekali, kita menyebutnya divergen.

Definisi

{a n } dikatakan konvergen menuju L, dan ditulis sebagai

Barisan

lim an=L

jika untuk tiap bilangan positif

terdapat sebuah bilangan positif N yang bersesuaian

sedemikian rupa sehingga

a =11/n
n N |a nL|<
Untuk melihat
hubungannya dengan limit takhingga, perhatikan grafik n
dan
Barisan yang tidak konvergen menuju bilangan terhingga L sebarang dikatakan divergen
a ( x )=11/ x
atau menyebar. . Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pada kasus barisan, daerah asalnya

dibatasi pada bilangan bulat positif. Pada kasus pertama kita menulis

kasus kedua

Teorema A
Misalkan

lim a( x )=1

. Perhatikan interpretasi dari

lim an=1

; pada

dan N pada diagram berikut.

Sifat-sifat Limit pada Barisan

{a n } dan {b n } adalah barisan-barisan konvergen dan k adalah konstanta

maka:
lim k=k
1. n
;
Contoh 1:
lim k an =k lim an
4;n2+ 2

n
2. nlim
Tentukan n an untuk an = n 2+3 n1
lim (a n bn )=lim a n lim bn
3. n
;
n
n
Solusi:
2
lim 4 n2 +2 lim 4+ 2
n
n
n
=
2
3
n + 3 n1 1+ 1
n n2

( n2 )

lim 4 +

3 1
lim 1+ 2
n n
n

lim 4 + lim

)
2
n2
lim 1

lim 3
lim 1+ n n 2
n
n
n
4 +0
1+00

Kita juga bisa menggunakan program CAS untuk membantu perhitungan limit
Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja baru, pada menu Math Operator pilih Calculus, kemudin pilih sub
menu Limit

Untuk menggunakan simbol matematika, pilih menu Symbols, kemudian double click pada
simbol yang akan digunakan.

Untuk menggunakan template matematika pilih menu Math Template, kemudian double click
pada template yang akan digunakan.

2. Untuk menentukan nilai limit barisan di atas, ketikkan limit bentuk barisan pada lembar
kerja, kemudian tekan enter

lim 4 n +2

Jadi, dengan menggunakan CAS kita peroleh nilai

Contoh 2:
Tentukan apakah barisan
Solusi :
Suku-suku barisan

an

an

n
2

n + 3 n1

=4 .

pada contoh 1 konvergen atau divergen.

: 2, 2, 2.23, 2.44...

Tampak bahwa suku-suku ini berdekatan

lim an=4

(ada dan terhingga), maka barisan an konvergen menuju 4.

Teorema B. Teorema Apit (Squeeze Theorem)


{a n }
{c n }
Andaikan
dan
keduanya konvergen menuju L dan
Contoh 3:
n K (K bilangan bulat
sin n tetap (fixed integer)). Maka
lim
=0
Tunjukkan bahwa n n

{b n }

an bn c n

untuk

juga konvergen menuju

Solusi:

Untuk n 1 ,
1 sin n 1

1/n sin n /n 1/n


Karena

lim
n

( 1n )=0

dan

lim
n

( 1n )=0

, maka sesuai teorema apit,

lim

sin n
=0
.
n

Dengan CAS, kita memperoleh hasil yang sama:

Teorema C
lim | a n | 0

lim a n 0

Jika 4:
Contoh

maka

Tunjukkan bahwa jika -1< r <1, maka

lim r n=0

Penyelesaian :

Jika r = 0, maka hasilnya tidak berarti (trivial), jadi diandaikan yang sebaliknya ( r 0 .
1
1
>1
>1+ p
Maka |r|
, dan sehingga |r|
untuk beberapa bilangan p > 0. Berdasarkan
Rumus Binomial,
1
>(1+ p)n=1+ pn+(suku positif ) pn
n
|r|
Jadi,
n

0 |r|

1
pn

Karena
1
1
1
lim
=
lim
=0 , maka sesuai dengan teorema apit diperoleh
p n n
n pn

( ) ()

secara ekuivalen,

lim |r n|=0

lim r n=0

atau

.
n

Berdasarkan Teorema C,

lim r =0
n

Jika n > 1 maka rn akan bergerak ke arah . Dalam kasus ini, kita menuliskan
lim r n= , r >1
n

Meskipun demikian, kita mengatakan bahwa barisan

{r n }

divergen. Agar menjadi

Konvergen, sebuah barisan harus mendekati sebuah limit terhingga. Barisan Barisan

{r }

juga divergen ketika r 1 .


Barisan Monotonik
Suatu barisan tak menurun (non decreasing sequence)
misalnya

an =n2

{a n }

yaitu

an an+1 , n 1

memiliki dua kemungkinan. Pertama barisan ini menuju tak hingga dan

kedua karena bagian atasnya dibatasi maka kemungkinan pertama tidak mungkin sehingga
barisan ini pasti mendekati sebuah batas penutup.

Teorema D. Teorema Barisan Monotonik


Jika U adalah batas atas untuk barisan tak menurun

{a n }

, maka barisan tertentu

tersebut akan konvergen menuju limit A yang kurang dari atau sama dengan U. Demikian
Teorema D menjelaskan sebuah sifat yang sangat mendasar tentang
{b n } sistem bilangan
pula, jika L adalah batas bawah untuk barisan tak meningkat
, maka barisan
real, di mana sifat ini ekuivalen dengan sifat kelengkapan (completeness property) bilangan
real. Dengan kata lain sifat ini menyatakan bahwa garis bilangan real tidak berlubang,
tersebut akan konvergen menuju limit B yang lebih besar dari atau sama dengan
sehingga sifat ini membedakan garis bilangan real dengan garis bilangan rasional yang penuh
lubang.
Selain itu tidak selamanya bahwa baris

{a n }

dan

{b n }

melainkan menjadi monotonik dari suatu titik tertentu yaitu untuk

monotonik dari awal,


n K . Kenyataannya,

konvergensi atau divergensi dari sebuah baris tidak bergantung pada ciri dari suku awalnya,
melainkan apa yang berlaku untuk n yang besar.
Contoh 5:
2
n
Tunjukkan bahwa barisan bn =n /2 konvergen dengan menggunakan Teorema D.

Solusi:
Beberapa suku pertama dari barisan ini adalah
1
9 25 36
,1, , 1, , ,
2
8 32 64
b >b
Untuk n 3 , barisan tersebut akan menurun ( n n+1 .
Setiap ketidaksamaan berikut ini ekuivalen satu sama lain.
2
n2 (n+ 1)
>
2n 2n +1

(n+1)
n>
2
2

2 n2>n2 +2 n+1
n22 n>1
n ( n+2 ) >1
Ketidaksamaan yang terakhir sudah pasti benar untuk

n 3 . Karena barisan tersebut

menurun (sebuah kondisi yang lebih jelas dibandingkan dengan takmeningkat) dan memiliki
batas bawah nol, maka menurut Teorema Barisan Monotonik barisan ini mempunyai limit.
lim n 2
n
= 0 (limitnya ada). Maka barisan ini konvergen menuju
Dengan CAS kita peroleh
2n
0.

TUGAS 1:
1. Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut

a.

b.

n2
n
e

n 1

cos n

n 1

2. Gunakan teorema D untuk menunjukkan bahwa

an =

4 n3
2n

konvergen.

Solusi:

10

lim

1. a. Karena

n2

en

merupakan

bentuk

tak

tentu,

maka

untuk

menyelesaikannya digunakan teorema berikut :


Misal an =f (n) , bila
2
( x ) = xx
f
Jadi
e

lim f ( x )=L
x

maka

lim f ( n ) =L
n

untuk

xR .

dan dengan menggunakan dalil Lhopital maka

2x
2
= lim x =0
x
x e
e
x2
lim x =lim
x e
x

Berdasarkan teorema maka

n2
n
e

lim

n2
=0 . Karena nilai limitnya menuju 0, maka
en

n 1

konvergen menuju 0.

b. Bentuk dari suku-suku barisannya merupakan bentuk ganti tanda akibat dari nilai
cos

n , untuk n ganjil tandanya

lim n
n

Sedangkan

, untuk n genap tandanya +. Nilai

tidak ada tetapi minimal bernilai 1 dan maksimal bernilai 1.

lim

1
=0
n

akibatnya untuk

nilai

1
cos n
n

akan

mendekati nol. Jadi deret konvergen menuju 0.


2.

an =

4 n3
2n

1
5
9
13
a1= ,a 2= , a3= , a4 =
2
4
8
16

11

an bernilai positif untuk semua n, and an+1 < an untuk semua n 2. Karena an+1 - an=
4 n7
n+1
2
4 n7
=0
n +1
, memiliki batas bawah 0, maka menurut teorema D barisan ini
n
2
lim

mempunyai limit, dan konvergen.


Kesimpulan materi Barisan Takterhingga:
Kekonvergenan suatu barisan takterhingga dapat diperiksa dengan teorema, definisi, dan
sifat-sifat limit.

10.2 DERET TAKTERHINGGA


Bahan Diskusi:
1
2
3

Kapan sebuah deret takterhingga disebut konvergen atau divergen?


Bagaimana cara memeriksa kekonvergenan suatu deret dengan teorema dan definisi?
Bagaimana sifat-sifat deret yang konvergen dan divergen?

Bayangkan sebuah lintasan pertandingan yang mempunyai jarak sepanjang 1 mil. Maka

segmen-segmen dari paradoks Zeno mempunyai panjang

1
2

mil ,

1
4

mil ,

1
8

mil,

dan seterusnya. Dalam bahasa matematika, menyelesaiakan perbandingan tersebut akan


merupakan jumlah dari perhitungan
1 1 1 1 1
+ + + +
2 4 8 16 32

12

yang mungkin terlihat mustahil. Tetapi, tunggu dulu. Hingga saat ini, istilah jumlah (sum)
hanya didefinisikan sebagai penambahan suku-suku yang terhingga banyaknya. Istilah
jumlah tak terhingga tak mempunyai makna bagi kita.
Perhatikan jumlah jumlah parsial berikut ini
1
S 1=
2
1 1 3
S 2= + =
2 4 4
1 1 1 7
S 3= + + =
2 4 8 8

1 1 1
1
1
S n= + + ++ n =1 n
2 4 8
2
2
Tampak jelas, jumlah-jumlah parsial tersebut semakin mendekat menuju 1. Kenyataannya ,
1
lim S n=lim 1 n =1
n
n
2

Jumlah takterhingga kemudian didefinisika sebagai limit dari jumlah parsial

Sn

. Lebih

umum lagi, perhatikan deret takterhingga (infinite series)


a1 +a 2+ a3 +a4 +

Yang juga dilambangkan dengan

ak
k=1

atau

ak

. Maka

Sn

jumlah parsial ke-n (n-

th partial sum), dapat dinyatakan dengan

n= a1 +a2 +a 3++ an= ak


k=1

S
Kita beri definisi formal berikut ini.
Definisi

Deret takterhingga
Deret Geometrik { Sn }
jumlah-jumlah
Deret berebentuk

ak
k=1

konvergen dan mempunyai jumlah (sum) S jika barisan

konvergen menuju S. Jika

{ Sn } divergen, maka deret tersebut

ar k1=a+ar+ar 2 +ar 3 +
k=1

Dimana a 0 disebut deret geometrik (geometric series)


13

Teorema A
S=

Sebuah deret geometrik konvergen dengan jumlah


Bukti:
n1
divergen jika
|r| 1. 2
Misal S n=a+ar +ar ++ar
. Jika r =1 ,

a
(1r )

S n=na

jika

|r|<1 , tetapi

, akan bertambah tanpa batas,

{ Sn } divergen. Jika r 1 , kita dapat menuliskan

sehingga

S nr Sn =( a+ ar+ + ar n1 )( ar+ ar 2 ++ar n ) =aar n


aar n
a
a n
S n=
=

r
(1r ) 1r 1r
n

lim r =0

Jika |r| < 1, maka


S=lim Sn =
n

, sehingga

a
1r

Jika |r| > 1 , maka barisan

{r n } divergen , demikian pula dengan { Sn } .

Contoh 1
Gunakan Teorema A untuk menetukan kekonvergenan dan jumlah (jika ada) dari deret
geometrik berikut.
4 4 4 4
+ + + +
3 9 27 81

Penyelesaian:
Perhatikan deret geometrik tersebut memiliki rasio

r=

1
3 .

1
3

|r|= <1
Sehingga menurut Teorema A, deret geometrik tersebut konvergen dengan jumlah
4
3

4
a
3
S=
=
= =2
1r
1 2
1
3 3

Perhatikan bentuk deret tersebut adalah

34n
k=1

, dengan CAS kita peroleh hasil yang sama

untuk jumlah S
14

Uji Umum Untuk Divergensi


2

a+ ar+ ar ++ ar

Perhatikan deret geometrik


an

dinyatakan dengan

n1

sekali lagi . Suku ke-n dari

an =ar n1 . Contoh 1 menunjukkan bahwa deret geometrik akan


lim an=0

konvergen jika dan hanya jika

Teorema B Uji Suku ke-n Untuk Divergensi

Jika
Bukti :
Misalkan

deret

an

konvergen,

n=1

maka

lim an=0

Secara

ekuivalen,

jika

S=lim Sn
n
adalah jumlah parsial ke-n dan
. Perhatikan bahwa
atau jika
tidak ada, maka deret tersebut divergen.

Sn

an =S nSn1

. Karena

lim S n1=lim S n=S ,

maka

lim an= lim S nlim S n1=SS=0

Contoh 2

n3
3
2
Tunjukkan bahwa
n=1 3 n +2 n

divergen.

Penyelesaian :
lim n3
lim 1
1
lim an= n3 2 = n =
2
3
n
3 n +2 n
3+
n
Jadi , dengan Uji Suku Ke-n , deret tersebut divergen.

15

Dengan CAS \diperoleh bahwa jumlah dari deret tersebut tidak mendekati nilai tertentu.
Contoh 3
Tunjukkan bahwa deret geometrik pada Contoh 1 konvergen dengan menggunakan Teorema
Uji Suku ke-n.
Solusi:
Perhatikan deret geometrik pada Contoh 1
4 4 4 4
+ + + +
3 9 27 81

34n

memiliki bentuk

tunjukkan bahwa

n=1

. Untuk menunjukkan deret geometrik tersebut konvergen, kita

lim an=0

lim 4

lim an=

n
n

=0

Jadi, deret geometrik tersebut konvergen.


Deret Harmonik
Banyak yang ingin membalik Teorema A dan menyatakan

an

lim an=0

mengakibatkan

konvergen. Deret harmonik (harmonic series)

1n =1+ 12 + 13 + + 1n +
n=1

16

Menunjukkan
lim an= lim

bahwa

( 1n )=0.

hal

ini

tidak

benar.

Dapat

dilihat

dengan

jelas

bahwa

Walaupun demikian , deret itu divergen, sebagaimana yang akan

diperlihatkan berikut ini.


Contoh 4

Tunjukan bahwa deret harmonik adalah divergen.


Sn
Penyelesaian Dapat kita tunjukkan bahwa
meningkat tanpa batas. Bayangkan n
mempunyai nilai yang besar dan tulislah
1 1 1 1
1
S n=1+ + + + + +
2 3 4 5
n
1 1 1
1 1 1 1
1
1
1
1+ + + + + + + + ++
+ +
2 3 4
5 6 7 8
9
16
n

)(

)(

1 2 4 8
1
1+ + + + ++
2 4 8 16
n
1 1 1 1
1
1+ + + + + +
2 2 2 2
n
Jelaslah bahwa dengan membuat nilai n relatif besar, kita dapat memasukan bilangan
sebanyak yang kita kehendaki ke dalam persamaan terakhir. Jadi S n meningkat tanpa batas,
sehingga {Sn} divergen. Dengan demikian, deret harmoni divergen.
Deret yang Mengecil

Deret geometri adalah salah satu dari sedikit deret dimana kita

dapat menentukan rumus eksplisit untuk S n. Deret yang mengecil (collapsing series) adalah
salah satu contoh lainnya.
Contoh 5
Tunjukan bahwa deret berikut konvergen dan tentukan jumlahnya.

1
(k +2)(k
+3)
k=1
Penyelesaian
Gunakan penguraian (dekomposisi) pecahan parsial untuk menuliskan
1
1
1
=

(k +2)(k + 3) k +2 k +3
Maka,

S n=
k=1

( k 1+2 k +31 )=( 13 41 )+( 14 15 )+ +( n+21 n+31 )


17

1
1

3 n+3
lim S n=

Dengan demikian,

1
3

Deret tersebut konvergen dan jumlahnya 1/3.

Sifat-sifat Deret Konvergen


Deret konvergen berprilaku menyerupai penjumlahan terhingga.
Teorema B
Jika

Kelinearan Deret Konvergen

k=1

k=1

a k dan bk

keduanya konvergen dan c adalah konstanta, maka

k=1

dan

lim ak
Bukti
ak +b k ) jugahipotesis,
( Berdasarkan
n k=1
konvergen,
dan
k=1

ca k

dan

lim bk

n k=1

keduanya ada. Jadi, gunakan

sifat-sifat penjumlahan suku terhingga dan limit barisan.


i

k=1

k=1

k=1

c ak
ca k =lim
ca k =lim
n
n
n

c lim ak =c a k
n k=1

ii

k=1
n

( ak +b k) =lim ( a k + bk ) =lim
n k=1

k=1

n k=1

k=1

k=1

a k + bk
k=1

lim ak + lim b k = ak + b k
n k=1

n k=1

Contoh 6

18

Hitunglah

k=1

[ ( ) ( )]
k

Penyelesaian

k
1
3
8 5 13
k=1

1
1
5
8
3

Dengan menggunakan teorema B dan contoh 1,

k
k
1
1
=3
5
k=1 8
k=1 3

[ ( ) ( )] ( )
k

()

1
8
1
1
8

1
3
1
1
3

3 5 29
= =
7 2 14

Teorema C

a k divergen dan c 0 , maka ca k divergen.


Jika
Teorema
C mengimplikasikan,
sebagai contoh,k=1
bahwa
k=1

31k = 13 . 1k
k=1
k=1
divergen, karena kita mengetahui bahwa deret harmonik divergen.
Hukum asosiatif pada penjumlahan memungkinkan kita untuk mengelompokan sukusuku dalam sebuah jumlah terhingga (finite sum) dengan cara yang kita kehendaki.
Contohnya, 2+7+3+ 4+5=( 2+7 ) + ( 3+ 4 )+5=2+ ( 7+3 )+(4 +5)
Tetapi kadangkala kita kehilangan makna dari definisi deret takterhingga (infinite series)
sebagai limit dari barisan jumlah-jumlah parsial, yang akhirnya mengarahkan intuisi
perhitungan kita ke arah sebuah paradoks. Contohnya, deret
11+11+ + (1 )n +1+
Mempunyai jumlah-jumlah parsial
S 1=1
S 2=11=0
S 3=11+ 1=1
S 4 =11+11=0

Barisan jumlah-jumlah parsial, 1, 0 1, 0, 1, . . ., divergen; sehingga deret

11+11+

divergen. Meskipun demikian, kita dapat melihat deret tersebut sebagai


( 11 ) + ( 11 ) +
Dan menyatakan bahwa jumlahnya adalah 0. Alternatif lain, kita dapat melihat deret tersebut
sebagai:

19

1( 11 )( 11 )
Dan mengatakan bahwa jumlahnya adalah 1. Jumlah deret tersebut tidak bisa sama dengan 0
dan 1 sekaligus. Ternyata pengelompokan suku-suku didalam sebuah deret dapat diterima
asalkan deret tersebut konvergen; dalam kasus seperti ini, kita dapat mengelompokan sukusuku menurut cara yang kita kehendaki.
Teorema D Pengelompokan Suku-suku di dalam Deret Takterhingga
Suku-suku di dalam deret konvergen dapat dikelompokan dengan sembarang cara
(asalkan urutan suku-suku dipertahankan), dan deret yang baru akan konvergen dan
jumlahnya sama dengan jumlah deret semula.
Bukti Misalkan a n adalah deret konvegen awal dan misalkan
jumlah-jumlah parsialnya. Jika
pengelompokan suku-suku dari
Tm

parsialnya, maka setiap

bm
an

{ Sn } adalah barisan

adalah sebuah deret yang dibentuk denagan

{ T m } adalah barisan dari jumlah-jumlah

dan jika

adalah salah satu dari

Sn

. Contohnya,

T4

bisa saja

T 4=a 1+ ( a2 +a3 ) + ( a4 + a5 +a6 ) + ( a7 +a 8 )


Dalam kasus dimana

T 4=S8

{T m }

. Jadi,

adalah sebuah subbarisan dari


Sn S

Dengan berpikir sejenak, akan yakin bahwa jika

maka

T m S

{ Sn } .

TUGAS 2:

1. Tentukan apakah deret

( e )

k+1

konvergen atau divergen, jika konvergen

k=1

tentukan jumlahnya.

2. Tunjukkan bahwa

k
ln k +1
k=1

divergen.

Solusi:

1.

(
k=1

k+1

e 2 e 2 e e 2 e 2
+
. +
.
+

) () () ()()
=

e
e
Sebuah deret geometri dengan a= ,r =

( )

20

S=

()
1

2.

ln

k
=ln k ln(k +1)
k +1

S n=( ln1ln 2 ) + ( ln 2ln 3 )+ ( ln 3ln 4 ) ++ ( ln ( n1 )ln n ) + ( ln nln ( n+1 ) )=ln1ln ( n+1 )=ln (
lim S n=lim (ln (n+1) ) =

Jadi,

k
ln k +1

divergen.

k=1

Kesimpulan materi Deret Takterhingga:

1.

ak

Deret takterhingga

k=1

konvergen jika

(sum) S jika barisan jumlah-jumlah


2.

lim S n

ada, dan mempunyai jumlah

{ Sn } konvergen menuju S.

Sebuah deret geometrik konvergen dengan jumlah

S=

a
(1r )

jika |r|<1 , tetapi

divergen jika |r| 1.

3.

Jika deret

an
n=1

konvergen, maka

4. Deret harmonik

( )
n=1

a n=

1
n

lim an=0

adalah deret divergen.

21

Anda mungkin juga menyukai