DERET TAKTERHINGGA
Oleh:
Kelompok 7
Dewi Astuti
Gede Eka Yudialita
Gusti Ngurah Ardi Cahyana
Ni Luh Okassandiari
NIM. 1113011040
NIM. 1113011073
NIM. 1313011018
NIM. 1313011026
DERET TAKTERHINGGA
Pokok Bahasan
Materi Prasyarat
Kata Kunci
adalah susunan bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. Barisan tak
terhingga (infinite sequence) adalah fungsi yang daerah asal (domain)-nya adalah himpunan
bilangan bulat positif dan yang daerah hasil (range)-nya adalah himpunan bilangan real. Kita
dapat menotasikan sebuah barisan dengan
sederhana dengan
a1 , a2 , a3 , ,
dengan
{a n } .
Sebuah barisan dapat ditentukan dengan memberikan suku awal yang cukup untuk
membentuk sebuah pola, seperti pada
1, 4,7, 10, 13,
dengan sebuah rumus eksplisit (explicit formula) untuk suku ke-n, seperti pada
an =3 n2,
n 1
atau dengan sebuah rumus rekursi (recursion formula)
a1=1
an =an1 +3
,
,
n 2
(1)
an =1
(2)
bn =1+(1)
(3)
c n=(1)n +
(4)
d n=0,999,
1
n ,
1
n ,
n 1 :
1 2 3 4
0, , , , ,
2 3 4 5
n 1 :
3 2 5 4 7 6
0, , , , , , ,
2 3 4 5 6 7
n 1 :
3 2 5 4 7 6
0, ,
, ,
, ,
,
2 3 4 5 6 7
n 1 :
Tetapi, ternyata tidak semua barisan konvergen menuju 1. Yang konvergen menuju 1
adalah adalah barisan-barisan
{c n } . Dekat juga berarti dekat secara sebarang, yaitu berbeda di dalam jarak taknol
tertentu, yang dalam hal ini tidak dipenuhi oleh
konvergen menuju 1, namun adalah benar untuk mengatakan bahwa barisan ini konvergen
menuju 0,999. Barisan
Definisi
Barisan
lim an=L
a =11/n
n N |a nL|<
Untuk melihat
hubungannya dengan limit takhingga, perhatikan grafik n
dan
Barisan yang tidak konvergen menuju bilangan terhingga L sebarang dikatakan divergen
a ( x )=11/ x
atau menyebar. . Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pada kasus barisan, daerah asalnya
dibatasi pada bilangan bulat positif. Pada kasus pertama kita menulis
kasus kedua
Teorema A
Misalkan
lim a( x )=1
lim an=1
; pada
maka:
lim k=k
1. n
;
Contoh 1:
lim k an =k lim an
4;n2+ 2
n
2. nlim
Tentukan n an untuk an = n 2+3 n1
lim (a n bn )=lim a n lim bn
3. n
;
n
n
Solusi:
2
lim 4 n2 +2 lim 4+ 2
n
n
n
=
2
3
n + 3 n1 1+ 1
n n2
( n2 )
lim 4 +
3 1
lim 1+ 2
n n
n
lim 4 + lim
)
2
n2
lim 1
lim 3
lim 1+ n n 2
n
n
n
4 +0
1+00
Kita juga bisa menggunakan program CAS untuk membantu perhitungan limit
Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja baru, pada menu Math Operator pilih Calculus, kemudin pilih sub
menu Limit
Untuk menggunakan simbol matematika, pilih menu Symbols, kemudian double click pada
simbol yang akan digunakan.
Untuk menggunakan template matematika pilih menu Math Template, kemudian double click
pada template yang akan digunakan.
2. Untuk menentukan nilai limit barisan di atas, ketikkan limit bentuk barisan pada lembar
kerja, kemudian tekan enter
lim 4 n +2
Contoh 2:
Tentukan apakah barisan
Solusi :
Suku-suku barisan
an
an
n
2
n + 3 n1
=4 .
: 2, 2, 2.23, 2.44...
lim an=4
{b n }
an bn c n
untuk
Solusi:
Untuk n 1 ,
1 sin n 1
lim
n
( 1n )=0
dan
lim
n
( 1n )=0
lim
sin n
=0
.
n
Teorema C
lim | a n | 0
lim a n 0
Jika 4:
Contoh
maka
lim r n=0
Penyelesaian :
Jika r = 0, maka hasilnya tidak berarti (trivial), jadi diandaikan yang sebaliknya ( r 0 .
1
1
>1
>1+ p
Maka |r|
, dan sehingga |r|
untuk beberapa bilangan p > 0. Berdasarkan
Rumus Binomial,
1
>(1+ p)n=1+ pn+(suku positif ) pn
n
|r|
Jadi,
n
0 |r|
1
pn
Karena
1
1
1
lim
=
lim
=0 , maka sesuai dengan teorema apit diperoleh
p n n
n pn
( ) ()
secara ekuivalen,
lim |r n|=0
lim r n=0
atau
.
n
Berdasarkan Teorema C,
lim r =0
n
Jika n > 1 maka rn akan bergerak ke arah . Dalam kasus ini, kita menuliskan
lim r n= , r >1
n
{r n }
Konvergen, sebuah barisan harus mendekati sebuah limit terhingga. Barisan Barisan
{r }
an =n2
{a n }
yaitu
an an+1 , n 1
memiliki dua kemungkinan. Pertama barisan ini menuju tak hingga dan
kedua karena bagian atasnya dibatasi maka kemungkinan pertama tidak mungkin sehingga
barisan ini pasti mendekati sebuah batas penutup.
{a n }
tersebut akan konvergen menuju limit A yang kurang dari atau sama dengan U. Demikian
Teorema D menjelaskan sebuah sifat yang sangat mendasar tentang
{b n } sistem bilangan
pula, jika L adalah batas bawah untuk barisan tak meningkat
, maka barisan
real, di mana sifat ini ekuivalen dengan sifat kelengkapan (completeness property) bilangan
real. Dengan kata lain sifat ini menyatakan bahwa garis bilangan real tidak berlubang,
tersebut akan konvergen menuju limit B yang lebih besar dari atau sama dengan
sehingga sifat ini membedakan garis bilangan real dengan garis bilangan rasional yang penuh
lubang.
Selain itu tidak selamanya bahwa baris
{a n }
dan
{b n }
konvergensi atau divergensi dari sebuah baris tidak bergantung pada ciri dari suku awalnya,
melainkan apa yang berlaku untuk n yang besar.
Contoh 5:
2
n
Tunjukkan bahwa barisan bn =n /2 konvergen dengan menggunakan Teorema D.
Solusi:
Beberapa suku pertama dari barisan ini adalah
1
9 25 36
,1, , 1, , ,
2
8 32 64
b >b
Untuk n 3 , barisan tersebut akan menurun ( n n+1 .
Setiap ketidaksamaan berikut ini ekuivalen satu sama lain.
2
n2 (n+ 1)
>
2n 2n +1
(n+1)
n>
2
2
2 n2>n2 +2 n+1
n22 n>1
n ( n+2 ) >1
Ketidaksamaan yang terakhir sudah pasti benar untuk
menurun (sebuah kondisi yang lebih jelas dibandingkan dengan takmeningkat) dan memiliki
batas bawah nol, maka menurut Teorema Barisan Monotonik barisan ini mempunyai limit.
lim n 2
n
= 0 (limitnya ada). Maka barisan ini konvergen menuju
Dengan CAS kita peroleh
2n
0.
TUGAS 1:
1. Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut
a.
b.
n2
n
e
n 1
cos n
n 1
an =
4 n3
2n
konvergen.
Solusi:
10
lim
1. a. Karena
n2
en
merupakan
bentuk
tak
tentu,
maka
untuk
lim f ( x )=L
x
maka
lim f ( n ) =L
n
untuk
xR .
2x
2
= lim x =0
x
x e
e
x2
lim x =lim
x e
x
n2
n
e
lim
n2
=0 . Karena nilai limitnya menuju 0, maka
en
n 1
konvergen menuju 0.
b. Bentuk dari suku-suku barisannya merupakan bentuk ganti tanda akibat dari nilai
cos
lim n
n
Sedangkan
lim
1
=0
n
akibatnya untuk
nilai
1
cos n
n
akan
an =
4 n3
2n
1
5
9
13
a1= ,a 2= , a3= , a4 =
2
4
8
16
11
an bernilai positif untuk semua n, and an+1 < an untuk semua n 2. Karena an+1 - an=
4 n7
n+1
2
4 n7
=0
n +1
, memiliki batas bawah 0, maka menurut teorema D barisan ini
n
2
lim
Bayangkan sebuah lintasan pertandingan yang mempunyai jarak sepanjang 1 mil. Maka
1
2
mil ,
1
4
mil ,
1
8
mil,
12
yang mungkin terlihat mustahil. Tetapi, tunggu dulu. Hingga saat ini, istilah jumlah (sum)
hanya didefinisikan sebagai penambahan suku-suku yang terhingga banyaknya. Istilah
jumlah tak terhingga tak mempunyai makna bagi kita.
Perhatikan jumlah jumlah parsial berikut ini
1
S 1=
2
1 1 3
S 2= + =
2 4 4
1 1 1 7
S 3= + + =
2 4 8 8
1 1 1
1
1
S n= + + ++ n =1 n
2 4 8
2
2
Tampak jelas, jumlah-jumlah parsial tersebut semakin mendekat menuju 1. Kenyataannya ,
1
lim S n=lim 1 n =1
n
n
2
Sn
. Lebih
ak
k=1
atau
ak
. Maka
Sn
S
Kita beri definisi formal berikut ini.
Definisi
Deret takterhingga
Deret Geometrik { Sn }
jumlah-jumlah
Deret berebentuk
ak
k=1
ar k1=a+ar+ar 2 +ar 3 +
k=1
Teorema A
S=
a
(1r )
S n=na
jika
|r|<1 , tetapi
sehingga
r
(1r ) 1r 1r
n
lim r =0
, sehingga
a
1r
Contoh 1
Gunakan Teorema A untuk menetukan kekonvergenan dan jumlah (jika ada) dari deret
geometrik berikut.
4 4 4 4
+ + + +
3 9 27 81
Penyelesaian:
Perhatikan deret geometrik tersebut memiliki rasio
r=
1
3 .
1
3
|r|= <1
Sehingga menurut Teorema A, deret geometrik tersebut konvergen dengan jumlah
4
3
4
a
3
S=
=
= =2
1r
1 2
1
3 3
34n
k=1
untuk jumlah S
14
a+ ar+ ar ++ ar
dinyatakan dengan
n1
Jika
Bukti :
Misalkan
deret
an
konvergen,
n=1
maka
lim an=0
Secara
ekuivalen,
jika
S=lim Sn
n
adalah jumlah parsial ke-n dan
. Perhatikan bahwa
atau jika
tidak ada, maka deret tersebut divergen.
Sn
an =S nSn1
. Karena
maka
Contoh 2
n3
3
2
Tunjukkan bahwa
n=1 3 n +2 n
divergen.
Penyelesaian :
lim n3
lim 1
1
lim an= n3 2 = n =
2
3
n
3 n +2 n
3+
n
Jadi , dengan Uji Suku Ke-n , deret tersebut divergen.
15
Dengan CAS \diperoleh bahwa jumlah dari deret tersebut tidak mendekati nilai tertentu.
Contoh 3
Tunjukkan bahwa deret geometrik pada Contoh 1 konvergen dengan menggunakan Teorema
Uji Suku ke-n.
Solusi:
Perhatikan deret geometrik pada Contoh 1
4 4 4 4
+ + + +
3 9 27 81
34n
memiliki bentuk
tunjukkan bahwa
n=1
lim an=0
lim 4
lim an=
n
n
=0
an
lim an=0
mengakibatkan
1n =1+ 12 + 13 + + 1n +
n=1
16
Menunjukkan
lim an= lim
bahwa
( 1n )=0.
hal
ini
tidak
benar.
Dapat
dilihat
dengan
jelas
bahwa
)(
)(
1 2 4 8
1
1+ + + + ++
2 4 8 16
n
1 1 1 1
1
1+ + + + + +
2 2 2 2
n
Jelaslah bahwa dengan membuat nilai n relatif besar, kita dapat memasukan bilangan
sebanyak yang kita kehendaki ke dalam persamaan terakhir. Jadi S n meningkat tanpa batas,
sehingga {Sn} divergen. Dengan demikian, deret harmoni divergen.
Deret yang Mengecil
Deret geometri adalah salah satu dari sedikit deret dimana kita
dapat menentukan rumus eksplisit untuk S n. Deret yang mengecil (collapsing series) adalah
salah satu contoh lainnya.
Contoh 5
Tunjukan bahwa deret berikut konvergen dan tentukan jumlahnya.
1
(k +2)(k
+3)
k=1
Penyelesaian
Gunakan penguraian (dekomposisi) pecahan parsial untuk menuliskan
1
1
1
=
(k +2)(k + 3) k +2 k +3
Maka,
S n=
k=1
1
1
3 n+3
lim S n=
Dengan demikian,
1
3
k=1
k=1
a k dan bk
k=1
dan
lim ak
Bukti
ak +b k ) jugahipotesis,
( Berdasarkan
n k=1
konvergen,
dan
k=1
ca k
dan
lim bk
n k=1
k=1
k=1
k=1
c ak
ca k =lim
ca k =lim
n
n
n
c lim ak =c a k
n k=1
ii
k=1
n
( ak +b k) =lim ( a k + bk ) =lim
n k=1
k=1
n k=1
k=1
k=1
a k + bk
k=1
lim ak + lim b k = ak + b k
n k=1
n k=1
Contoh 6
18
Hitunglah
k=1
[ ( ) ( )]
k
Penyelesaian
k
1
3
8 5 13
k=1
1
1
5
8
3
k
k
1
1
=3
5
k=1 8
k=1 3
[ ( ) ( )] ( )
k
()
1
8
1
1
8
1
3
1
1
3
3 5 29
= =
7 2 14
Teorema C
31k = 13 . 1k
k=1
k=1
divergen, karena kita mengetahui bahwa deret harmonik divergen.
Hukum asosiatif pada penjumlahan memungkinkan kita untuk mengelompokan sukusuku dalam sebuah jumlah terhingga (finite sum) dengan cara yang kita kehendaki.
Contohnya, 2+7+3+ 4+5=( 2+7 ) + ( 3+ 4 )+5=2+ ( 7+3 )+(4 +5)
Tetapi kadangkala kita kehilangan makna dari definisi deret takterhingga (infinite series)
sebagai limit dari barisan jumlah-jumlah parsial, yang akhirnya mengarahkan intuisi
perhitungan kita ke arah sebuah paradoks. Contohnya, deret
11+11+ + (1 )n +1+
Mempunyai jumlah-jumlah parsial
S 1=1
S 2=11=0
S 3=11+ 1=1
S 4 =11+11=0
11+11+
19
1( 11 )( 11 )
Dan mengatakan bahwa jumlahnya adalah 1. Jumlah deret tersebut tidak bisa sama dengan 0
dan 1 sekaligus. Ternyata pengelompokan suku-suku didalam sebuah deret dapat diterima
asalkan deret tersebut konvergen; dalam kasus seperti ini, kita dapat mengelompokan sukusuku menurut cara yang kita kehendaki.
Teorema D Pengelompokan Suku-suku di dalam Deret Takterhingga
Suku-suku di dalam deret konvergen dapat dikelompokan dengan sembarang cara
(asalkan urutan suku-suku dipertahankan), dan deret yang baru akan konvergen dan
jumlahnya sama dengan jumlah deret semula.
Bukti Misalkan a n adalah deret konvegen awal dan misalkan
jumlah-jumlah parsialnya. Jika
pengelompokan suku-suku dari
Tm
bm
an
{ Sn } adalah barisan
dan jika
Sn
. Contohnya,
T4
bisa saja
T 4=S8
{T m }
. Jadi,
maka
T m S
{ Sn } .
TUGAS 2:
( e )
k+1
k=1
tentukan jumlahnya.
2. Tunjukkan bahwa
k
ln k +1
k=1
divergen.
Solusi:
1.
(
k=1
k+1
e 2 e 2 e e 2 e 2
+
. +
.
+
) () () ()()
=
e
e
Sebuah deret geometri dengan a= ,r =
( )
20
S=
()
1
2.
ln
k
=ln k ln(k +1)
k +1
S n=( ln1ln 2 ) + ( ln 2ln 3 )+ ( ln 3ln 4 ) ++ ( ln ( n1 )ln n ) + ( ln nln ( n+1 ) )=ln1ln ( n+1 )=ln (
lim S n=lim (ln (n+1) ) =
Jadi,
k
ln k +1
divergen.
k=1
1.
ak
Deret takterhingga
k=1
konvergen jika
lim S n
{ Sn } konvergen menuju S.
S=
a
(1r )
3.
Jika deret
an
n=1
konvergen, maka
4. Deret harmonik
( )
n=1
a n=
1
n
lim an=0
21