Anda di halaman 1dari 11

MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

SENI TARI TRADISIONAL DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Elfrida Gupita Eka Cipta


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
elfridaeka50@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa sekolah dasar pada pembelajaran
seni tari tradisional dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa sekolah dasar pada
pembelajaran seni tari tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data,
seperti lingkungan masyarakat sekolah dan lembaga pendidikan formal. Berdasarkan hasil observasi di
sekolah dasar di era zaman sekarang masih banyak siswa yang kurang minat dalam mempelajari seni
tari tradisional. Keadaan tersebut dikarenakan siswa lebih memilih mengganggu temannya, jam
pembelajaran yang kurang efektif, metode guru yang kurang dikembangkan. Kurangnya minat siswa
dalam pembelajaran seni tari tradisional ini disebabkan oleh jam pembelajaran yang dilaksanakan pada
siang hari yang memicu siswa sudah kelelahan dalam pembelajaran sebelumnya, metode guru yang
membosankan sehingga siswa menganggu teman lainnya.
Kata kunci: Seni tari tradisional, minat belajar.

Pendahuluan Ngesti Mulyo dengan kecerdasan jiwa menuju


Pendidikan merupakan salah satu usaha ke arah kesejahteraan.. Pendidikan dapat
yang dilakukan dalam membentuk kepribadian membentuk karakter seseorang, mampu
manusia. Pendidikan sangat berperan penting menghindarkan dari kebodohan, kemiskinan,
dalam membentuk kepribadian seseorang dan kriminalitas (Tim Dosen Ketamansiswaan,
terutama bagi anak usia dini karena pendidikan 2014:55)
dimulai dalam tiga lingkungan yang disebut Pada dasarnya, pendidikan disusun
Tri Pusat Pendidikan. Tri Pusat Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menciptakan bangsa
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan yang mampu mempertahankan kebangsaannya
sekolah, dan lingkungan msyarakat. dan mengembangkan dirinya secara terus
Pendidikan di dalam lingkungan keluarga menerus dari generasi ke generasi khususnya
memperkenalkan budi pekerti, keagamaan, dan bangsa Indonesia. Tempat pelaksanaan
kemasyarakatan secara informal. Kemudian pendidikan di Indonesia salah satunya adalah
pendidikan di lingkungan sekolah mengajarkan di sekolah. Sekolah merupakan salah satu
ilmu pengetahuan, kecerdasan, dan wadah pendidikan yang diciptakan untuk
pengembangan budi pekerti secara informal. mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dapat
Sementara itu pendidikan di lingkungan dimulai dari sekolah dasar, menengah, maupun
masyarakat memperkenalkan mengenai perguruan tinggi yang diharapkan mampu
pengembangan bakat non formal (Tim Dosen memberikan hasil dan prestasi belajar yang
Ketamansiswaan, 2014:32) maksimal bagi siswa (Widiastuti, 2018:1).
Pendidikan juga merupakan usaha yang Pendidikan di sekolah dasar tidak
dilakukan manusia untuk menumbuhkan dan terlepas dari peran serta tokoh pendidikan
mengembangkan potensinya sesuai dengan yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah sosok
nilai-nilai di masyarakat, karena pendidikan yang peduli akan pendidikan bangsa ini yang
mempunyai peran penting dalam usaha kemudian mendirikan Perguruan Tamansiswa
meningkatkan sumber daya manusia dalam sebagai perguruan yang bertujuan mewujudkan
pembangunan suatu bangsa. Pendidikan adalah cita-citanya yaitu mewujudkan kemanusiaan,
salah satu kunci menuju kesuksesan yang akan pekerti luhur bangsa dan kemerdekaan bangsa
meningkatkan derajat dan martabat manusia, Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
seperti semboyan Tamansiswa Lawan Sastro Undang-undang Dasar 1945. Salah satunya

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 127
nilai-nilai luhur yang beliau cetuskan adalah tradisional gamelan, angklung, suling, dan
sistem among. Sistem among merupakan sebagainya. Mereka lebih tertarik dengan alat
sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan musik modern. Begitupula dengan seni tari
bersendikan kodrat alam, kemerdekaan, tradisional yang mulai tergeser oleh tari
kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. modern seperti dance. Penanganan khusus
Sistem among menjadi sistem pendidikan yang yang harus segera ditegaskan pada diri anak,
diadopsi dalam pendidikan di Indonesia. agar jati diri bangsa Indonesia tidak terlalu
Sebagai badan pembangunan jauh ditinggalkan dan dilupakan (Ningrum,
masyarakat Tamansiswa akan selalu 2017:2).
melaksanakan tugas kemasyarakatan yaitu Maka kehadiran seni dalam dunia
dengan membangun karakter bangsa dan pendidikan juga mempunyai kedudukan yang
mengembangkan generasi muda. Menjalankan penting. Terutama dalam proses pertumbuhan
kepemimpinannya di Tamansiswa dan perkembangan diri siswa. Dalam dunia
menggunakan konsep trilogi kepemimpinan pendidikan, seni mempunyai hal-hal kreatif
Tamansiswa yang meliputi Ing Ngarsa Sung yang dapat mengembangkan kepekaan
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut apresiasi dan membentuk kepribadian manusia
Wuri Handayani. Konsep tersebut dapat seutuhnya. Baik secara lahir maupun batin,
membimbing dengan keteladanan, membina jasmani maupun rokhani, berbudi luhur sesuai
dengan membangun kehendak, dan mendorong dengan lingkungan dan lingkup sosial budaya
kreativitas dengan memberikan kekuatan (Tim Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan melalui
Dosen Ketamansiswaan, 2014:44). Hal ini seni merupakan konsep yang sangat cocok
dilakukan karena prinsip Tamansisa yaitu untuk diterapkan di sekolah dasar. Seperti
melaksanakan pendidikan tanpa ada paksaan pendidikan seni tari, seni musik dll (Putri,
maupun tekanan, sehingga siswa dapat 2016:3).
mengembangkan potensi yang dimiliki secara Proses pembelajaran dalam setiap mata
bebas lahir dan batin. pelajaran menentukan bagaimana nanti siswa
Mengembangkan potensi siswa salah atau anak didik akan menerima pelajaran yang
satunya dapat dilakukan di sekolah dasar. diberikan. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan
Sekolah dasar merupakan wadah pendidikan dari peran seorang guru. Begitupun dengan
formal yang pertama bagi masyarakat. Siswa mata pelajaran seni tari, yang mana sekarang
sekolah dasar diajarkan berbagai cabang ilmu mata pelajaran seni tari dibeberapa sekolah
pengetahuan yang dapat membantu dalam dasar menjadi intrakulikuler. Seni tari
mengebangkan dari secara kelanjutan dan merupakan salah satu cabang kesenian yang
berguna bagi masa depannya. Di sekolah siswa dipelajari siswa sekolah dasar dalam
akan mendapatkan pendidikan melalui intrakulikuler. Seni tari termasuk mata
berbagai macam cara yang diberikan oleh pelajaran wajib ditempuh oleh siswa. Jenis seni
guru. Seperti proses pembelajaran tari yang biasa diajarkan oleh siswa yaitu tari
menyenangkan, kreatif, dan inovatif. Sehingga tradisional dan tari kreasi baru. Dengan begitu
membuat anak tertarik dengan pembelajaran. setiap guru memiliki daya ajar yang berbeda-
Bukan hanya pembelajaran yang beda sesuai dengan tingkatan kelas siswa
menyenangkan, inovatif, dan kreatif saja yang (Poppy Indriyanti dan Dyan Indah P.S,
berguna bagi masa depannya, tetapi guru juga 2017:50)
harus mengajarkan budaya bangsa Indonesia Seperti seni tari tradisional sangat
agar mulai dari dini, anak mencintai bangsanya bermanfaat untuk diajarkan kepada siswa
sendiri (Widiastuti, 2018:1). untuk melestarikan budaya nenek moyang
Budaya bangsa yang kini telah yang nyaris punah. Seni tari tradisional juga
kehilangan kedudukannya di negeri ini dengan memiliki banyak makna dan arti. Karena itu
budaya asing yang semakin menguasainya. siswa harus mengetahuinya agar paham
Ketertarikan anak saat ini pada budaya asli dengan tarian tradisional daerahnya masing
Indonesia mulai banyak berkurang seperti yang masing. Adapun untuk mengetahui tarian
dapat kita temukan disekitar kita. Permainan tradisional masing-masing siswa, dapat
tradisional yang dulunya menjadi kebanggaan diperolehnya melalui pembelajaran seni tari
dan digemari oleh anak-anak sekarang sudah tradisional di sekolah. Siswa sebagai generasi
tergantikan oleh game, tidak sedikit pula anak- penerus mengemban tugas untuk menjaga
anak yang dapat memainkan alat musik kebudayaan tradisional, salah satunya melalui

Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
128
pembelajaran seni tari khususnya belajar tari untuk membantu proses belajar. Aktivitas
tradisional (Putri, 2016:3). komunikasi itu dapat dilakukan secara mandiri
Di era zaman sekarang siswa sekolah dan berkelompok. Unsur utama dari
dasar banyak yang tertarik dengan seni tari pembelajaran yaitu pengalaman anak sebagai
tradisional tetapi tidak banyak juga yang tidak seperangkat peristiwa, sehingga terjadi proses
minat dalam mempelajari seni tari tradisional. belajar. Pembelajaran berorientasi bagaimana
Minat sangat berpengaruh dalam belajar, perilaku pendidik yang efektif.
karena dapat membuat siswa semangat dan Pembahasan
termotivasi dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran seni tari tradisional di
Apalagi minat belajar, minat belajar sekolah dasar di era zaman sekarang masih
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam banyak siswa yang kurang minat dalam
proses pembelajaran. Karena tanpa adanya mempelajari seni tari tradisional. Keadaan
minat belajar dari siswa, maka proses tersebut dikarenakan siswa lebih memilih
pembelajaran tidak akan berlangsung secara mengganggu temannya, jam pembelajaran
maksimal. Minat belajar juga sebagai modal yang kurang efektif, metode guru yang kurang
awal untuk mencapai keberhasilan dalam dikembangkan. Data yang diperoleh
proses pembelajaran. Dengan adanya minat berdasarkan observasi, kurangnya minat siswa
belajar, maka muncul motivasi dari siswa dalam pembelajaran seni tari tradisional
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan disebabkan oleh jam pembelajaran yang
efektif sehingga tercapai hasil pembelajaran dilaksanakan pada siang hari yang memicu
yang baik (Satri, 2016:3) siswa sudah kelelahan dalam pembelajaran
Mereka yang tidak minat belajar dalam sebelumnya, metode guru yang membosankan
pembelajaran di kelas akan sering mengganggu sehingga siswa menganggu teman lainnya.
temannya, dan tidak fokus dalam Berdasarkan permasalahan di atas guru
pembelajaran. Hal ini disebabkan guru yang harus menemukan cara membangkitkan minat
kurang memberikan metode yang di perbarui. belajar siswa, dan faktor-faktor yang
Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni tari mempengaruhi minat belajar siswa pada
tradisional tidak berjalan lancar. Dibeberapa pembelajaran seni tari tradisional. Berikut
sekolah dasar juga sering tidak berkembang ulasan mengenai pembelajaran seni tari
karena para siswanya tidak memiliki minat tradisional, minat belajar, cara membangkitkan
belajar terhadap pembelajaran seni tari minat belajar dan faktor-faktor yang
tradisional. Meskipun begitu, seni tari mempengaruhi minat belajar.
tradisional harus tetap dilestarikan dan 1. Pendidikan seni tari tradisional di
dipertahankan bersama-sama (Satri, 2016:3). sekolah dasar
Berdasarkan permasalahan yang a. Seni tari
dihadapi dalam pembelajaran menulis Seni tari menjadi media efektif
karangan narasi yang telah diuraikan di atas, untuk mengontrol gerak-gerakan anak.
guru dapat mengembangkan metode Anak diberikan kebebasan dan
pembelajaran yang mampu menarik minat keleluasaan dalam mengekspresikan
belajar siswa, karena dengan adanya metode gerak menurut ide mereka, akan tetapi
pembelajaran yang tepat akan menumbuhkan dengan cara yang aman dan positif.
minat belajar siswa. Sehingga semangat dalam Selain itu anak belajar berimajinasi
mengikuti pembelajaran serta tercapainya hasil dan berfantasi tentang sesuatu, yang
pembelajaran yang baik. Guru juga harus kemudian dijadikan sebagai gerakan
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi tari. Seni tari menurut Soedarsono
minat belajar siswa baik secara intern maupun (dalam Mulyani, 2016:39) adalah
ekstern. Dengan begitu guru dapat memahami “desakan perasaan manusia tentang
metode yang tepat dalam pembelajaran seni “sesuatu” yang disalurkan melalui
tari tradisional. gerak-gerakan yang ritmis dan indah.
Proses pembelajaran merupakan proses Sedangkan menurut (Hidayati, 2017)
komunikasi antara pendidik dengan siswa, atau “seni tari adalah seni yang
antar siswa. Proses komunikasi dapat mengekspresikan nilai batin melalui
dilakukan secara verbal (lisan) dan dapat pula gerak yang indah dari tubuh/fisik dan
secara nonverbal (Rifa’i dan Anni, 2012:159). mimik”.
Komunikasi dalam pembelajaran ditujukan

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 129
Seni tari yang tersimpan di sebagai warisan kebudayaan nasional
berbagai daerah di nusantara salah dan aset bangsa harus tetap dijaga dan
satunya dapat dilihat dari banyaknya dipelihara oleh generasi penerus.
kesenian yang lahir dan berkembang di Siswa sebagai generasi penerus
Indonesia. Sekarningsih dan Rohayani mengemban tugas untuk menjaga
(dalam Putri, 2016:24) menyatakan kebudayaan nasional, salah satu
seni tari merupakan bagian dari bentuk caranya melalui pembelajaran seni tari
seni dan seni (kesenian) merupakan khususnya belajar tari tradisional.
bagian dari kebudayaan manusia. Seni Berdasarkan pengertian tari
tari memiliki nilai pendidikan yang tradisional menurut para ahli ai atas,
dijabarkan secara praktis maupun bahwa tari tradisional adalah kesenian
teoritis. Secara praktis seni tari daerah yang mempunyai gerakan-
diterapkan dalam bentuk keterampilan gerakan ciri khas yang telah
menari, sedangkan secara teoritis mengalami satuan perjalanan hidup
diterapkan dalam bentuk pengetahuan yang cukup lama dan mempunyai
tentang seni tari guna melengkapi nilai-nilai masa lalu dan mempunyai
keterampilan. hubungan ritual.
Berdasarkan pengertian di atas Ditinjau dari nilai artistiknya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa seni tari tradisional dikelompokkan menjadi
tari adalah seni yang berasal dari gerak dua, yaitu:
tubuh berirama yang diiringi dengan 1) Tari tradisional rakyat
alunan musik serta memiliki unsur Sesuai dengan namanya, tari
utama gerak tubuh dan tidak terlepas rakyat merupakan tari yang lahir,
dari irama, ruang dan waktu. hidup, dan berkembang dikalangan
b. Tari tradisional masyarakat. Tari rakyat disusun
Tari tradisional termasuk untuk kepentingan rakyat, dengan
kesenian daerah. “Tari tradisional komposisi, iringan, tata pakaian,
adalah tari yang telah mengalami dan tata rias yang sederhana.
satuan perjalanan hidup yang cukup Kesederhanaan ini, karena dalam
lama dan mempunyai nilai-nilai masa pementasan tari, mereka memang
lalu yang mempunyai hubungan ritual” tidak mementingkan “keindahan”
menurut Sekarningsih dan Rohayani yang tinggi. Kehadiran sebuah
(dalam Mulyani, 2016: 61). Adapun tarian, lebih didasari oleh adanya
jenis tari sangatlah bermacam-macam. dorongan kebutuhan rohani yang
Namun mengutip dari Sekarningsih berhubungan dengan kepercayaan
dan Rohayani (dalam Mulyani, adat, dan lainnya menurut
2016:61) tari terbagi menjadi 3 jenis, soedarsono (dalam Mulyani,
yaitu: “1) jenis tari dari pola garapan, 2016:61). Dengan demikian,
2) jenis tari berdasarkan koreografi, mereka mengadakan kegiatan tari,
dan 3) jenis tari berdasarkan tema”. sebagai pelengkap kebutuhan
Tari tradisional termasuk jenis tari pola dalam kehidupan sosial mereka,
garapan. Karena tari tradisional adalah dan bukan semata-mata untuk
bertumpu pada pola tradisi yang ada. mendapatkan hiburan saja.
Tari tradisional merupakan Tari tradisional rakyat adalah
warisan budaya yang seharusnya di “jenis tarian yang tumbuh hidup,
jaga dan dipertahankan agar tidak dan berkembang pada masyarakat
direbut oleh bangsa lain. Berdasarkan di luar istana” menurut soedarsono
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 (dalam Mulyani, 2016:61). Ciri
menyatakan bahwa (dalam Putri, 2017) khas tarian ini adalah memiliki
“Negara memajukan kebudayaan gerak tari yang sederhana dan
nasional Indonesia di tengah spontan. Dalam arti, tidak
peradaban dunia dengan menjamin mementingkan norma-norma
kebebasan masyarakat dalam keindahan, dan biasanya
memelihara dan mengembangkan dipentaskan dalam bentuk tari
nilai-nilai budayanya”. Tari tradisional kelompok. Beberapa contoh tari

Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
130
tradisional rakyat seperti tari tayub, Untuk mengenal sesuatu maka kita
tari lengger, tari ketuk tilu, tari harus mengenali karakteristiknya.
reog, dan lainnya. Karakteristik tari anak tidak jauh
2) Tari tradisional klasik berbeda dengan karakteristik gerak
Berbicara mengenai tari klasik, anak. Karakteristik tari pada anak
”hampir tidak bisa dilepaskan sekolah dasar dapat digolongkan
hubungannya dengan istana. menjadi dua, yaitu karakteristik tari
Mengingat di tempat itulah anak kelas rendah dan anak kelas
pertunjukkan ini lahir dan tinggi.
berkembang sebagai suatu tarian Karakteristik tari anak kelas
yang telah sampai pada kristalisasi rendah dibedakan menurut tema,
estetis yang tinggi” kata bentuk gerak, bentuk iringan, dan jenis
Soedarsono (dalam Mulyani, 2016: tari. Berawal dari apa yang dilihatnya
63). secara tidak disadari atau tidak dengan
Di masa lampau, hanya para spontan menirukan gerak sesuai
bangsawan dan raja-raja yang dapat dengan apa yang pernah dilihatnya.
memberikan perhatian dan Sesuatu yang pernah dilihat dan
pemeliharaan sebaik-baiknya diamati tersebut dapat dijadikan suatu
terhadap tari-tarian. Lapisan tema” menurut purwatiningsih (dalam
msyarakat teratas yaitu raja dan Putri, 2016 : 33).
bangsawan merupakan golongan Pada umumnya tema yang
yang mampu dalam kebutuhan disenangi oleh anak kelas rendah
materi. Sehingga, mereka mampu antara lain tingkah laku manusia dan
pula untuk menangani dan juga binatang. Bentuk gerak yang sesuai
“merawat” tari-tarian sedemikian dengan karakteristik tari anak kelas
rupa yang membutuhkan biaya rendah pada umumnya adalah gerak-
tidak sedikit untuk pemeliharannya. gerak yang tidak sulit dan sederhana
Istilah klasik, dalam bahasa sekali. Bentuk gerak yang dilakukan
latin yang classici, yang berati anak biasanya bentuk gerak-gerak
suatu golongan atau kelas yag yang lincah, cepat, dan seakan
tinggi, bagi masyarakat pada zaman menggambarkan kegembiraan. Anak
Romawi Kuno. Dengan demikian, kelas rendah sangat menyukai musik
tari tradisional klasik adalah jenis iringan yang menggambarkan
tari yang telah mengalami kesenangan atau kegembiraan,
kristalisasi nilai artistik yang tinggi, terutama lagu-lagu anak yang mudah
dan selalu berpola pada kaidah- diingat, seperti lagu kelinciku,
kaidah tradisi yang telah ada serta kebunku, dan lain-lain (Putri, 2016 :
tumbuh dan berkembang dalam 34).
lingkungan kaum bangsawan. Jenis tari anak kelas rendah
Selain itu, ciri khas lainnya memiliki sifat kegembiraan atau
dari tari tradisional klasik ini adalah kesenangan, geraknya lincah dan
bentuk tariannya yang tersusun sederhana, serta iringannya pun mudah
serta mempunyai aturan yang baku dipahami. Tari anak kelas rendah
dan mengikat, yang tidak bisa misalnya tari Gembira, tari Kupu-
dilanggar. Contohnya, tari topeng, kupu, dan tari Kelinci. Karakteristik
tari wayang, tari budaya, tari tari anak kelas tinggi dibedakan juga
serimpi, tari nawung sekar menurut tema, bentuk gerak, bentuk
iringan, dan jenis tari. Pada umumnya
c. Karakteristik seni tari tradisional pada anak kelas tinggi mulai
anak sekolah dasar memperhatikan hal-hal yang
Karakteristik merupakan berhubungan dengan kehidupan sosial
sesuatu perilaku yang yang mengacu atau cerita tentang lingkungan sosial
gaya hidup dan nilai-nilai seseorang yang dapat dijadikan sebagai tema.
secara teratur sehingga mudah di (Putri, 2016 : 34).
pahami dan dikenali (Hidayati, 2017).

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 131
Bentuk gerak anak kelas tinggi dipelajarinya. Dengan demikian,
memiliki keberanian dan kemampuan diharapkan kepekaan rasa,
untuk mengekspresikan kegiatan- kematangan sikap dan perilaku,
kegiatan yang telah dilakukannya mengambil keputusan, serta aspek-
menjadi bentuk-bentuk gerak tari. aspek lainnya dapat terasah dan
Anak kelas tinggi sudah memiliki termotivasi untuk dapat
keterampilan melakukan gerak yang diungkapkan melalui pembelajaran
cukup tinggi kualitasnya dan kepekaan tari. Selain itu, bagi anak yang
irama pada musik pengiringnya. Anak usianya diatas 10 tahun siswa sudah
kelas tinggi dapat mengekspresikan dapat bermain peran lebih jauh lagi
gerak tarinya sesuai dengan suasana dengan tema tarian, seperti
garapan atau temanya. Jenis tari pada kepahlawanan, cerita legenda, dan
anak kelas tinggi menggambarkan lainnya. Oleh karena itu, tujuan
kepahlawanan tari Satria, tari Eka diberikan tari yang dominan
Prawira, dan tari Wira Pertiwi. memiliki tema adalah memberikan
Sedangkan tari kehidupan sosial kesempatan kepada para siswa
adalah tari Tani, tari Perang, dan untuk mengungkapkan pengetahuan
lainnya. (Putri,2016:35) dan pengalaman terhadap sesuatu
Pada usia 6 tahun perkembangan yang dilihat dan didengarnya, serta
psikomotorik siswa sangat dinamis dan dapat memberikan kesempatan
sangat aktif secara fisik, sehingga mengungkapkan hal-hal yang
siswa sudah mampu menarikan tarian dirasakannya.
dengan gerakan sederhana. 2) Gerak tari tiruan (imitatif)
Karakteristik gerak fisik siswa sekolah Proses kegiatan praktik tari
dasar bersifat sederhana, gerakan tari dalam gerak bersifat tiruan
biasanya bermakna dan bertema yang (imitatif) merupakan salah satu
mengandung arti atau tema tertentu. langkah untuk para siswa dapat
Siswa juga sudah mampu menirukan berekspresi secara individual
gerakan keseharian orang di sekitarnya sebebas mungkin sesuai interpretasi
dan gerakan binatang melalui terhadap objek yang ditirukannya.
pengamatannya (Putri, 2016:35). Tujuan kegiatan praktik tari tiruan
Karakteristik tari anak sekolah yaitu memberikan kesempatan
dasar merupakan ciri-ciri khusus tari untuk menampilkan situasi dalam
untuk anak sekolah dasar sesuai kehidupan nyata berdasarkan
dengan kemampuan dasar dan kemampuan siswa dalam
kebutuhan anak usia sekolah dasar dari memahami dan menanggapi hal-hal
aspek intelektual, emosional, sosial, yang dilihat, didengar, dan
fisikal, perseptual, estetik, dan kreatif. dirasakan, serta memberikan
Berikut karakteristik seni tari kesempatan untuk bereksplorasi
tradisional sekolah dasar menurut hal-hal yang dikenalnya tentang
Sekarningsih dan Rohayani (dalam lingkungan sekitar dan tentang
Putri, 2016: 35) antara lain: siswa sendiri. Gerak-gerak peniruan
1) Tari bertema terhadap objek yang dicermati baik
Pembelajaran tari di sekolah melalui penglihatan maupun
dasar akan lebih cocok jika pendengaran tentu sangat beragam,
menyampaikan atau diantaranya menirukan perilaku
mengungkapkan sebuah tema dan manusia ketika marah, senang,
dapat diketahui tujuannya oleh para sedih, menirukan perilaku binatang,
siswa. Walaupun tari yang tidak menirukan kegiatan bekerja,
bertema lebih menuju kepada menirukan gerak alam, dan
pengolahan aspek gerak secara menirukan gerak benda.
kreatif dan variatif. Tari bertema 3) Iringan musik
dipilih untuk siswa sekolah dasar Unsur musik menjadi bagian
agar para siswa dapat berekspresi terpenting dalam sebuah karya tari
sesuai tuntutan tema tarian yang karena musik berfungsi sebagai

Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
132
pengiring tarian, ilustrasi untuk 6) Pola lantai sederhana
tarian, dan pembawa suasana. Pada Pengaturan pola lantai dalam
proses pembelajaran tari untuk proses belajar tari diupayakan
siswa sekolah dasar dapat diberikan sederhana agar para siswa tidak
melalui berbagai rangsang/stimulus dibuat rumit. Tujuannya yaitu
suara musik yang dimainkan. memberi kesempatan dalam
Musik dapat berasal dari tape kegiatan yang kompleks, yaitu
recorder, CD Pembelajaran, seperti bergerak sambil melakukan
gamelan, suara tubuh yang perubahan posisi tempat menari dan
dihasilkan melalui nyanyian, dan melakukan perubahan arah. Oleh
tepuk tangan. Para siswa dituntut sebab itu, kemampuan siswa untuk
untuk dapat memadukan antara berkonsentrasi menghafal urutan
gerak dengan musik yang gerak sekaligus menghafal urutan
didengarnya, sehingga terwujud pola lantai sangat beraneka ragam.
keserasian karya tarinya. Bentuk tari Bentuk pembelajaran
4) Gerak tari lebih variatif tari bersifat kelompok, sehingga
Tari untuk siswa sekolah siswa diberi kesempatan untuk
dasar lebih baik dapat mengembangkan kebutuhan
menghasilkan gerak-gerak yang sosialnya. Bentuk tari yang
variatif dengan kombinasi beraneka berkelompok dapat bermanfaat
ragam. Kombinasi jenis gerak yang positif bagi siswa dalam
bersemangat dapat diselingi dengan berhubungan dengan orang lain,
gerak yang tidak membutuhkan memperhatikan, dan peka terhadap
tenaga banyak. Tujuan dari gerak orang lain (toleran), serta saling
yang variatif adalah memberikan berbagi kesempatan dalam
kesempatan kepada siswa untuk kegiatan.
memperlihatkan pengendalian otot Berdasarkan penjelasan mengenai
pada seluruh tubuhnya dengan karakteristik seni tari tradisional pada
kemampuan mengaplikasikan gerak siswa sekolah dasar dapat disimpulkan
dari berbagai kebutuhannya. bahwa seni tari pada siswa sekolah dasar
5) Penyesuaian waktu menari memiliki karakteristik yang harus sesuai
Kecenderungan siswa dengan kemampuan dasar dan kebutuhan
sekolah dasar tentang lamanya siswa. Karakteristik siswa kelas rendah
waktu, baik ketika proses latihan tentu berbeda dengan kelas tinggi.
maupun kebutuhan waktu disaat Karakteristik tari siswa kelas rendah
pentas tidak menggunakan waktu masih bersifat meniru apa yang dilihat
yang terlalu lama. Durasi waktu dan diamati siswa dalam lingkungan,
sebuah tarian jangan terlalu lama, seperti meniru perilaku binatang atau
sehingga menimbulkan kebosanan manusia, serta bentuk gerakannya masih
dan kelelahan bagi para siswa bersifat sederhana. Karakteristik tari siswa
terutama bagi siswa kelas 1, 2, dan kelas tinggi berhubungan dengan
3. Rentang waktu yang digunakan kehidupan sosial siswa dan bentuk
kira-kira cukup antara 5-10 menit. gerakannya sudah mencapai gerak yang
Namun demikian, hal ini masih tinggi kualitasnya. Selain itu, rentang
bersifat relatif bergantung pada waku tari disesuaikan dengan kondisi
suasana kelas dan kemampuan siswa dan guru agar siswa tidak merasa
seorang guru dalam praktiknya. bosan dalam belajar menari
Apabila guru lebih kreatif dan 2. Minat Belajar
suasana pembelajaran tercipta Minat mempunyai perhatian lebih
menyenangkan bagi para siswa dan akan menekuninya untuk memperoleh
tidak menutup kemungkinan waktu sesuatu sehingga dapat menciptakan minat
bukan suatu masalah yang belajar. Minat belajar mempunyai dua suku
mendasar. Adapun hal yang paling kata, yaitu minat dan belajar.
mendasar salah satunya kompetensi a. Minat
guru dan metodologi mengajar.

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 133
“Minat adalah gejala psikologis melalui proses dan latihan sehingga
yang menunjukkan bahwa adanya menghasilkan pengalaman. Perubahan
pengertian subyek terhadap obyek yang yang terjadi akibat belajar merupakan
menjadi sasaran karena obyek tersebut perubahan yang bersentuhan dengan
menarik perhatian dan menimbulkan aspek kejiwaan dan mempengaruhi
perasaan senang sehingga cenderung tingkah laku.
kepada obyek tersebut” (Khairani, Berdasarkan uraian diatas
2014:137). Minat dapat diekspresikan tentang minat dan belajar, dapat
melalui suatu kegiatan yang dijelaskan bahwa minat belajar adalah
menunjukkan siswa lebih menyukai rasa lebih suka dan ketertarikan dengan
sesuatu dari pada hal yang lain. Siswa kemauan yang kuat pada suatu aktivitas
yang memiliki minat akan memiliki untuk memperoleh pengetahuan yang
perhatian lebih terhadap subyek terlahir dari diri sendiri tanpa ada yang
tersebut. “Mengembangkan minat menyuruh. Adapun menurut Euis
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah Karwati dan Donni Juni (2014: 148)
membantu siswa melihat bagaimana “Minat belajar adalah suatu keinginan
hubungan antara materi yang diharapkan atas kemauan yang disertai perhatian
untuk dipelajari dengan dirinya sendiri dan keaktifan yang disengaja yang pada
sebagai individu” (Slameto, 2010:180). akhirnya melahirkan rasa senang dalam
Berdasarkan uraian minat perubahan tingkah laku, baik berupa
menurut para ahli diatas dapat pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.
disimpulkan bahwa minat merupakan Rasa ketertarikan siswa muncul karena
gejala psikologi atau perasaan keinginan adanya minat belajar. Minat sangat
pada objek tertentu. Dalam kata lain, berpengaruh terhadap belajar. Karena
minat mengakibatkan suatu keinginan, apabila bahan pelajaran dan fasilitas
dan kegairahan untuk mendapatkan belajar memadai, maka minat belajar
sesuatu. siswa itu akan bertambah. Begitupun
b. Belajar sebaliknya, jika tidak memadai minat
Belajar adalah suatu proses siswa akan berkurang sehingga akan
usaha yang dilakukan individu untuk berpengaruh terhadap nilai di
memperoleh suatu perubahan tingkah diperolehnya.
laku yang baru secara keseluruhan, 2.1 Unsur-unsur minat belajar
sebagai hasil pengalaman individu itu Agar siswa tersebut dapat
sendiri dalam interaksi dengan berminat dalam suatu pelajaran maka
lingkungannya” (Djamarah, 2011:13). ada unsur-unsur yang mendukung
Hal ini menunjukkan bahwa sebagai menurut (Satri, 2018: 10) yaitu:
suatu proses, belajar hampir selalu 1) Perasaan senang
mendapat tempat yang luas dalam Menurut syaiful Bahri Djamarah
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan (dalam Satri,2018:10), seseorang
dengan upaya kependidikan, misalnya yang berminat terhadap suatu
psikologi pendidikan. Perubahan dan aktivitas akan memperhatikan
kemampuan untuk berubah merupakan aktivitas tersebut dengan perasaan
batasan dan makna yang terkandung senang. Dengan kata lain minat
dalam belajar. Begitupun sejalan dengan merupakan rasa senang akan sesuatu
pendapat E.R. Hilgard (dalam Susanto, tanpa adanya paksaan dari pihak
2015: 3) menyatakan belajar adalah lain.
suatu perubahan kegiatan reaksi 2) Perhatian
terhadap lingkungan. Perubahan Minat dan perhatian merupakan
kegiatan yang dimaksud mencakup suatu gejala jiwa yang saling
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku berkaitan. Seorang siswa yang
dan ini diperoleh melalui latihan serta memiliki minat atas pelajaran
pengalaman. tertentu, maka ia akan
Menurut pendapat para ahli memperhatikan pelajaran tersebut.
diatas belajar merupakan suatu 3) Motif
perubahan tingkah laku yang diperoleh

Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
134
Menurut S. Nasution (dalam Satri menyediakan lingkungan belajar
Wiwid, 2018:10), segala daya yang yang kreatif dan kondusif.
mendorong seseorang untuk d. Menggunakan berbagai macam
melakukan sesuatu. Dalam bentuk dan teknik mengajar
pembelajaran motif sangat dalam konteks perbedaan
diperlukan karena dengan motif individu pada siswa. (Djamarah,
siswa akan lebih memperhatikan 2011 : 16)
pelajaran.
4) Perasaan tertarik 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Siswa yang tertarik pada pelajaran minat belajar siswa
tertentu maka ia akan berminat pada Hasil belajar yang dicapai oleh siswa
pelajaran tersebut. merupakan hasil interaksi antara berbagai
2.2 Macam-macam minat belajar faktor yang mempengaruhi. Berikut ini
Setiap siswa memiliki berbagai adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
macam minat belajar. Menurut Krapp minat belajar menurut Wasliman (dalam
(dalam Euis Karwati dan Donni Juni, Susanto, 2015:12).
2014:149), minat belajar siswa a. Faktor internal
dikategorikan menjadi tiga dimensi Faktor internal merupakan
besar, yaitu: faktor yang bersumber dari
1) Minat personal dalam diri siswa, yang
Minat personal berkaitan dengan mempengaruhi kemampuan
sikap dan motivasi terhadap belajarnya. Faktor internal ini
pembelajaran tertentu. Minat meliputi: kecerdasan, minat dan
personal identik dengan minat perhatian, motivasi belajar,
intrisik siswa yang mengarah pada ketekunan, sikap, kebiasaan
minat belajar khusus ilmu sosial, belajar, serta kondisi fisik dan
olahraga, sains, musik, sastra, kesehatan.
komputer, dan lain sebagainya. b. Faktor eksternal
2) Minat situasional Faktor eksternal merupakan
Minat situasional menjurus pada faktor yang berasal dari luar diri
minat belajar siswa yang tidak stabil siswa yang mempengaruhi hasil
dan relatif berubah-ubah tergantung belajar keluarga, sekolah dan
dari faktor rangsangan dari luar masyarakat.
dirinya. Berdasarkan uraian di atas, minat belajar
3) Minat psikologikal sangat mempengaruhi dalam pembelajaran
Minat psikologikal berkaitan erat seni tari tradisional. Hal tersebut terdapat
dengan adanya interaksi antara beberapa penelitian yang memiliki relevansi
minat personal dengan minat terhadap penelitian kali ini, diantaranya yaitu:
situasional yang berkesinambungan. 1) Penelitian tentang minat siswa dalam
pembelajaran seni tari tradisional oleh:
3. Cara untuk membangkitkan minat Meliga Astariana Ayu Putri (2016)
belajar Universitas Negeri Semarang dengan judul
Ada beberapa macam cara yang penelitian “Minat Siswa Kelas IV Dan V
dapat dilakukan oleh guru untuk Dalam Pembelajaran Seni Tari Tradisional
membangkitkan minat belajar siswa, yaitu: Di SD Negeri Pekauman 1 Kota Tegal”.
a. Membandingkan adanya suatu Hasil dari penelitian Meliga Astariana Ayu
kebutuhan pada diri siswa, sehingga ia Putri (2016) menjelaskan bahwa minat
rela belajar tanpa paksaan. siswa terhadap seni tari tradisional di SD
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang Negeri Pekauman 1 Kota Tegal berada pada
diberikan dengan persoalan pengalaman kategori rendah sebesar 3,125%, kategori
yang dimiliki anak didik, sehingga anak sedang sebesar 56,25%, dan kategori tinggi
didik mudah menerima bahan pelajaran. sebesar 40,625%. Tujuan dari penelitian
c. Memberikan kesempatan kepada Meliga untuk mengetahui presentase minat
siswa untuk mendapatkan hasil siswa terhadap seni tari tradisional di SD
belajar yang baik dengan cara Negeri Pekauman 1 Kota Tegal.

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 135
Kesimpulannya dari penelitian Meliga yaitu tradisional dapat ditingkatkan dengan
terdapat minat siswa terhadap seni tari membandingkan adanya suatu kebutuhan pada
tradisional kelas IV dan IV di kategori diri siswa berarti pembelajaran seni tari
sedang dengan nilai presentase yang tinggi tradisional tidak dalam paksaan,
56%. Dari penelitian di atas terdapat menghubungkan bahan pelajaran seni tari
persamaan dan perbedaan. Persamaan dari tradisional yang diberikan dengan persoalan
penelitian Meliga dan yang akan saya teliti pengalaman yang dimiliki anak didik,
yaitu pembelajaran seni tari tradisional di memberikan kesempatan kepada siswa untuk
SD, sedangkan perbedaannya yaitu, Meliga mendapatkan hasil belajar yang baik,
meneliti minat siswa pada pembelajaran menggunakan berbagai macam bentuk dan
seni tari tradisional di kelas IV dan IV dan teknik mengajar. Adapun faktor-faktor yang
bertempat di SD Negeri Pekauman 1 Kota mempengaruhi minat belajar terhadap
Tegal. Sedangkan yang akan saya teliti ini pembelajaran seni tari tradisional adalah faktor
minat belajar pada pembelajaran seni tari intern dan ekstern. Faktor intern berarti berasal
tradisional di kelas IV dan bertempat di SD dari dalam diri siswa itu sendiri seperti
Negeri Dalem Kotagede. kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
2) Selanjutnya, penelitian yang telah belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
dilakukan oleh Putrian dewi (2013) serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan
Universitas Negeri Yogyakarta dengan faktor ekstern, faktor yang berasal dari luar diri
judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi siswa yang mempengaruhi hasil belajar dari
Minat Siswa Dalam Pembelajaran Seni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Tari Di SD Negeri Randusari Kotagede
Yogyakarta”. Hasil penelitian Putrian Dewi Daftar Pustaka
(2013) menjelaskan bahwa minat belajar Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar.
siswa muncul karena adanya 2 faktor yaitu Jakarta: Rineka Cipta.
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam diri dan faktor Euis Karwati & Donni Juni. 2014. Manajemen
eksternal berasal dorongan dari luar diri Kelas (Classroom Management) Guru
siswa. Tujuan dari penelitian Putrian yaitu Profesional yang Inspiratif, Kreatif,
untuk menjelaskan faktor-faktor dari yang Menyenangkan dan Berprestasi.
memperngaruhi minat siswa dalam Bandung: Alfabeta.
pembelajaran seni tari. Kesimpulan dari Hidayati, Salis. 2017. Pengajaran Seni Tari
peneliti Putrian yaitu faktor-faktor yang Tradisional Untuk Meningkatkan
mempengaruhi minat siswa dalam Kreativitas Anak SD atau MI.
pembelajaran seni tari berasal dari internal [Internet]. Tersedia di https://berita-
dan eksternal. Dari penelitian yang pgmi.blogspot.com/2017/01/artikel-
dilakukan Putrian dan penelitian yang akan pengajaran-seni-tari.html?m=1
saya teliti terdapat persamaan dan Khairani, M. 2014. Psikologi Belajar.
perbedaan. Persamaan penelitian Putrian Yogyakarta: Aswaja Presindo.
dengan penelitian yang akan saya teliti ini Mulyani, N. 2016. Pendidikan Seni Tari Anak
yaitu minat dan pembelajaran terhadap seni Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media.
tari, sedangkan perbedaannya, penelitan Ningrum, Rahma. N. R. 2017. Penanaman
Putri meneliti faktor-faktor yang Nilai Moral dan Nilai Budaya melalui
mempengaruhi minat siswa dalam Ekstrakulikuler Seni Tari Siswa SD
pembelajaran seni tari dan bertempatan di Negeri Dalem Kotagede Yogyakarta.
SD Randusari Kotagede. Sedangkan yang Skripsi. Yogyakarta: Universitas
akan saya teliti ini meneliti minat belajar Sarjanawiyata Tamansiswa.
siswa pada pembelajaran seni tari Poppy Indriyanti & Dyan Indah P.S. 2017.
tradisional dan bertempatan di SD Negeri Eksplorasi Minat Belajar Siswa Dalam
Dalem Kotagede. Mata Pelajaran Seni Tari Di SD
Taman Muda Ibu Parawiyatan
Penutup Yogyakarta. Journal LP3M, 3 (1),
Berdasarkan hasil pembahasan dari 47-61.
kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Putri, M. A. 2016. Minat Siswa Kelas IV dan
minat belajar siswa pada pembelajaran seni tari V dalam Pembelajaran Seni Tari

Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
136
Tradisional Di SD Negeri Pekauman 1
Kota Tegal. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Rifa'i, Ahmad dan C. T. Anni 2012. Psikologi
Pendidikan. Semarang: Unnes press.
Satri, Wiwid. 2016. Efektivitas Penggunaan
Media Replika Peta terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Tema Indahnya
Keragaman di Negerikuu Kelas IV SD
Se-Gugus Pakualaman 1. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Susanto, A. 2015. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Tim Dosen Ketamansiswaan. 2014. Materi
Kuliah Ketamansiswaan. Yogyakarta:
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Widiastuti, Alfin. 2018. Pengaruh Model
Pembelajaran Koopertaif Tipe Teams
Game Tournament Terhadap Hasil
Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD 1
Kadipiro Bantul Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 137

Anda mungkin juga menyukai