Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa sekolah dasar pada pembelajaran
seni tari tradisional dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa sekolah dasar pada
pembelajaran seni tari tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data,
seperti lingkungan masyarakat sekolah dan lembaga pendidikan formal. Berdasarkan hasil observasi di
sekolah dasar di era zaman sekarang masih banyak siswa yang kurang minat dalam mempelajari seni
tari tradisional. Keadaan tersebut dikarenakan siswa lebih memilih mengganggu temannya, jam
pembelajaran yang kurang efektif, metode guru yang kurang dikembangkan. Kurangnya minat siswa
dalam pembelajaran seni tari tradisional ini disebabkan oleh jam pembelajaran yang dilaksanakan pada
siang hari yang memicu siswa sudah kelelahan dalam pembelajaran sebelumnya, metode guru yang
membosankan sehingga siswa menganggu teman lainnya.
Kata kunci: Seni tari tradisional, minat belajar.
Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
128
pembelajaran seni tari khususnya belajar tari untuk membantu proses belajar. Aktivitas
tradisional (Putri, 2016:3). komunikasi itu dapat dilakukan secara mandiri
Di era zaman sekarang siswa sekolah dan berkelompok. Unsur utama dari
dasar banyak yang tertarik dengan seni tari pembelajaran yaitu pengalaman anak sebagai
tradisional tetapi tidak banyak juga yang tidak seperangkat peristiwa, sehingga terjadi proses
minat dalam mempelajari seni tari tradisional. belajar. Pembelajaran berorientasi bagaimana
Minat sangat berpengaruh dalam belajar, perilaku pendidik yang efektif.
karena dapat membuat siswa semangat dan Pembahasan
termotivasi dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran seni tari tradisional di
Apalagi minat belajar, minat belajar sekolah dasar di era zaman sekarang masih
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam banyak siswa yang kurang minat dalam
proses pembelajaran. Karena tanpa adanya mempelajari seni tari tradisional. Keadaan
minat belajar dari siswa, maka proses tersebut dikarenakan siswa lebih memilih
pembelajaran tidak akan berlangsung secara mengganggu temannya, jam pembelajaran
maksimal. Minat belajar juga sebagai modal yang kurang efektif, metode guru yang kurang
awal untuk mencapai keberhasilan dalam dikembangkan. Data yang diperoleh
proses pembelajaran. Dengan adanya minat berdasarkan observasi, kurangnya minat siswa
belajar, maka muncul motivasi dari siswa dalam pembelajaran seni tari tradisional
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan disebabkan oleh jam pembelajaran yang
efektif sehingga tercapai hasil pembelajaran dilaksanakan pada siang hari yang memicu
yang baik (Satri, 2016:3) siswa sudah kelelahan dalam pembelajaran
Mereka yang tidak minat belajar dalam sebelumnya, metode guru yang membosankan
pembelajaran di kelas akan sering mengganggu sehingga siswa menganggu teman lainnya.
temannya, dan tidak fokus dalam Berdasarkan permasalahan di atas guru
pembelajaran. Hal ini disebabkan guru yang harus menemukan cara membangkitkan minat
kurang memberikan metode yang di perbarui. belajar siswa, dan faktor-faktor yang
Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni tari mempengaruhi minat belajar siswa pada
tradisional tidak berjalan lancar. Dibeberapa pembelajaran seni tari tradisional. Berikut
sekolah dasar juga sering tidak berkembang ulasan mengenai pembelajaran seni tari
karena para siswanya tidak memiliki minat tradisional, minat belajar, cara membangkitkan
belajar terhadap pembelajaran seni tari minat belajar dan faktor-faktor yang
tradisional. Meskipun begitu, seni tari mempengaruhi minat belajar.
tradisional harus tetap dilestarikan dan 1. Pendidikan seni tari tradisional di
dipertahankan bersama-sama (Satri, 2016:3). sekolah dasar
Berdasarkan permasalahan yang a. Seni tari
dihadapi dalam pembelajaran menulis Seni tari menjadi media efektif
karangan narasi yang telah diuraikan di atas, untuk mengontrol gerak-gerakan anak.
guru dapat mengembangkan metode Anak diberikan kebebasan dan
pembelajaran yang mampu menarik minat keleluasaan dalam mengekspresikan
belajar siswa, karena dengan adanya metode gerak menurut ide mereka, akan tetapi
pembelajaran yang tepat akan menumbuhkan dengan cara yang aman dan positif.
minat belajar siswa. Sehingga semangat dalam Selain itu anak belajar berimajinasi
mengikuti pembelajaran serta tercapainya hasil dan berfantasi tentang sesuatu, yang
pembelajaran yang baik. Guru juga harus kemudian dijadikan sebagai gerakan
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi tari. Seni tari menurut Soedarsono
minat belajar siswa baik secara intern maupun (dalam Mulyani, 2016:39) adalah
ekstern. Dengan begitu guru dapat memahami “desakan perasaan manusia tentang
metode yang tepat dalam pembelajaran seni “sesuatu” yang disalurkan melalui
tari tradisional. gerak-gerakan yang ritmis dan indah.
Proses pembelajaran merupakan proses Sedangkan menurut (Hidayati, 2017)
komunikasi antara pendidik dengan siswa, atau “seni tari adalah seni yang
antar siswa. Proses komunikasi dapat mengekspresikan nilai batin melalui
dilakukan secara verbal (lisan) dan dapat pula gerak yang indah dari tubuh/fisik dan
secara nonverbal (Rifa’i dan Anni, 2012:159). mimik”.
Komunikasi dalam pembelajaran ditujukan
Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
130
tradisional rakyat seperti tari tayub, Untuk mengenal sesuatu maka kita
tari lengger, tari ketuk tilu, tari harus mengenali karakteristiknya.
reog, dan lainnya. Karakteristik tari anak tidak jauh
2) Tari tradisional klasik berbeda dengan karakteristik gerak
Berbicara mengenai tari klasik, anak. Karakteristik tari pada anak
”hampir tidak bisa dilepaskan sekolah dasar dapat digolongkan
hubungannya dengan istana. menjadi dua, yaitu karakteristik tari
Mengingat di tempat itulah anak kelas rendah dan anak kelas
pertunjukkan ini lahir dan tinggi.
berkembang sebagai suatu tarian Karakteristik tari anak kelas
yang telah sampai pada kristalisasi rendah dibedakan menurut tema,
estetis yang tinggi” kata bentuk gerak, bentuk iringan, dan jenis
Soedarsono (dalam Mulyani, 2016: tari. Berawal dari apa yang dilihatnya
63). secara tidak disadari atau tidak dengan
Di masa lampau, hanya para spontan menirukan gerak sesuai
bangsawan dan raja-raja yang dapat dengan apa yang pernah dilihatnya.
memberikan perhatian dan Sesuatu yang pernah dilihat dan
pemeliharaan sebaik-baiknya diamati tersebut dapat dijadikan suatu
terhadap tari-tarian. Lapisan tema” menurut purwatiningsih (dalam
msyarakat teratas yaitu raja dan Putri, 2016 : 33).
bangsawan merupakan golongan Pada umumnya tema yang
yang mampu dalam kebutuhan disenangi oleh anak kelas rendah
materi. Sehingga, mereka mampu antara lain tingkah laku manusia dan
pula untuk menangani dan juga binatang. Bentuk gerak yang sesuai
“merawat” tari-tarian sedemikian dengan karakteristik tari anak kelas
rupa yang membutuhkan biaya rendah pada umumnya adalah gerak-
tidak sedikit untuk pemeliharannya. gerak yang tidak sulit dan sederhana
Istilah klasik, dalam bahasa sekali. Bentuk gerak yang dilakukan
latin yang classici, yang berati anak biasanya bentuk gerak-gerak
suatu golongan atau kelas yag yang lincah, cepat, dan seakan
tinggi, bagi masyarakat pada zaman menggambarkan kegembiraan. Anak
Romawi Kuno. Dengan demikian, kelas rendah sangat menyukai musik
tari tradisional klasik adalah jenis iringan yang menggambarkan
tari yang telah mengalami kesenangan atau kegembiraan,
kristalisasi nilai artistik yang tinggi, terutama lagu-lagu anak yang mudah
dan selalu berpola pada kaidah- diingat, seperti lagu kelinciku,
kaidah tradisi yang telah ada serta kebunku, dan lain-lain (Putri, 2016 :
tumbuh dan berkembang dalam 34).
lingkungan kaum bangsawan. Jenis tari anak kelas rendah
Selain itu, ciri khas lainnya memiliki sifat kegembiraan atau
dari tari tradisional klasik ini adalah kesenangan, geraknya lincah dan
bentuk tariannya yang tersusun sederhana, serta iringannya pun mudah
serta mempunyai aturan yang baku dipahami. Tari anak kelas rendah
dan mengikat, yang tidak bisa misalnya tari Gembira, tari Kupu-
dilanggar. Contohnya, tari topeng, kupu, dan tari Kelinci. Karakteristik
tari wayang, tari budaya, tari tari anak kelas tinggi dibedakan juga
serimpi, tari nawung sekar menurut tema, bentuk gerak, bentuk
iringan, dan jenis tari. Pada umumnya
c. Karakteristik seni tari tradisional pada anak kelas tinggi mulai
anak sekolah dasar memperhatikan hal-hal yang
Karakteristik merupakan berhubungan dengan kehidupan sosial
sesuatu perilaku yang yang mengacu atau cerita tentang lingkungan sosial
gaya hidup dan nilai-nilai seseorang yang dapat dijadikan sebagai tema.
secara teratur sehingga mudah di (Putri, 2016 : 34).
pahami dan dikenali (Hidayati, 2017).
Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
132
pengiring tarian, ilustrasi untuk 6) Pola lantai sederhana
tarian, dan pembawa suasana. Pada Pengaturan pola lantai dalam
proses pembelajaran tari untuk proses belajar tari diupayakan
siswa sekolah dasar dapat diberikan sederhana agar para siswa tidak
melalui berbagai rangsang/stimulus dibuat rumit. Tujuannya yaitu
suara musik yang dimainkan. memberi kesempatan dalam
Musik dapat berasal dari tape kegiatan yang kompleks, yaitu
recorder, CD Pembelajaran, seperti bergerak sambil melakukan
gamelan, suara tubuh yang perubahan posisi tempat menari dan
dihasilkan melalui nyanyian, dan melakukan perubahan arah. Oleh
tepuk tangan. Para siswa dituntut sebab itu, kemampuan siswa untuk
untuk dapat memadukan antara berkonsentrasi menghafal urutan
gerak dengan musik yang gerak sekaligus menghafal urutan
didengarnya, sehingga terwujud pola lantai sangat beraneka ragam.
keserasian karya tarinya. Bentuk tari Bentuk pembelajaran
4) Gerak tari lebih variatif tari bersifat kelompok, sehingga
Tari untuk siswa sekolah siswa diberi kesempatan untuk
dasar lebih baik dapat mengembangkan kebutuhan
menghasilkan gerak-gerak yang sosialnya. Bentuk tari yang
variatif dengan kombinasi beraneka berkelompok dapat bermanfaat
ragam. Kombinasi jenis gerak yang positif bagi siswa dalam
bersemangat dapat diselingi dengan berhubungan dengan orang lain,
gerak yang tidak membutuhkan memperhatikan, dan peka terhadap
tenaga banyak. Tujuan dari gerak orang lain (toleran), serta saling
yang variatif adalah memberikan berbagi kesempatan dalam
kesempatan kepada siswa untuk kegiatan.
memperlihatkan pengendalian otot Berdasarkan penjelasan mengenai
pada seluruh tubuhnya dengan karakteristik seni tari tradisional pada
kemampuan mengaplikasikan gerak siswa sekolah dasar dapat disimpulkan
dari berbagai kebutuhannya. bahwa seni tari pada siswa sekolah dasar
5) Penyesuaian waktu menari memiliki karakteristik yang harus sesuai
Kecenderungan siswa dengan kemampuan dasar dan kebutuhan
sekolah dasar tentang lamanya siswa. Karakteristik siswa kelas rendah
waktu, baik ketika proses latihan tentu berbeda dengan kelas tinggi.
maupun kebutuhan waktu disaat Karakteristik tari siswa kelas rendah
pentas tidak menggunakan waktu masih bersifat meniru apa yang dilihat
yang terlalu lama. Durasi waktu dan diamati siswa dalam lingkungan,
sebuah tarian jangan terlalu lama, seperti meniru perilaku binatang atau
sehingga menimbulkan kebosanan manusia, serta bentuk gerakannya masih
dan kelelahan bagi para siswa bersifat sederhana. Karakteristik tari siswa
terutama bagi siswa kelas 1, 2, dan kelas tinggi berhubungan dengan
3. Rentang waktu yang digunakan kehidupan sosial siswa dan bentuk
kira-kira cukup antara 5-10 menit. gerakannya sudah mencapai gerak yang
Namun demikian, hal ini masih tinggi kualitasnya. Selain itu, rentang
bersifat relatif bergantung pada waku tari disesuaikan dengan kondisi
suasana kelas dan kemampuan siswa dan guru agar siswa tidak merasa
seorang guru dalam praktiknya. bosan dalam belajar menari
Apabila guru lebih kreatif dan 2. Minat Belajar
suasana pembelajaran tercipta Minat mempunyai perhatian lebih
menyenangkan bagi para siswa dan akan menekuninya untuk memperoleh
tidak menutup kemungkinan waktu sesuatu sehingga dapat menciptakan minat
bukan suatu masalah yang belajar. Minat belajar mempunyai dua suku
mendasar. Adapun hal yang paling kata, yaitu minat dan belajar.
mendasar salah satunya kompetensi a. Minat
guru dan metodologi mengajar.
Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
134
Menurut S. Nasution (dalam Satri menyediakan lingkungan belajar
Wiwid, 2018:10), segala daya yang yang kreatif dan kondusif.
mendorong seseorang untuk d. Menggunakan berbagai macam
melakukan sesuatu. Dalam bentuk dan teknik mengajar
pembelajaran motif sangat dalam konteks perbedaan
diperlukan karena dengan motif individu pada siswa. (Djamarah,
siswa akan lebih memperhatikan 2011 : 16)
pelajaran.
4) Perasaan tertarik 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Siswa yang tertarik pada pelajaran minat belajar siswa
tertentu maka ia akan berminat pada Hasil belajar yang dicapai oleh siswa
pelajaran tersebut. merupakan hasil interaksi antara berbagai
2.2 Macam-macam minat belajar faktor yang mempengaruhi. Berikut ini
Setiap siswa memiliki berbagai adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
macam minat belajar. Menurut Krapp minat belajar menurut Wasliman (dalam
(dalam Euis Karwati dan Donni Juni, Susanto, 2015:12).
2014:149), minat belajar siswa a. Faktor internal
dikategorikan menjadi tiga dimensi Faktor internal merupakan
besar, yaitu: faktor yang bersumber dari
1) Minat personal dalam diri siswa, yang
Minat personal berkaitan dengan mempengaruhi kemampuan
sikap dan motivasi terhadap belajarnya. Faktor internal ini
pembelajaran tertentu. Minat meliputi: kecerdasan, minat dan
personal identik dengan minat perhatian, motivasi belajar,
intrisik siswa yang mengarah pada ketekunan, sikap, kebiasaan
minat belajar khusus ilmu sosial, belajar, serta kondisi fisik dan
olahraga, sains, musik, sastra, kesehatan.
komputer, dan lain sebagainya. b. Faktor eksternal
2) Minat situasional Faktor eksternal merupakan
Minat situasional menjurus pada faktor yang berasal dari luar diri
minat belajar siswa yang tidak stabil siswa yang mempengaruhi hasil
dan relatif berubah-ubah tergantung belajar keluarga, sekolah dan
dari faktor rangsangan dari luar masyarakat.
dirinya. Berdasarkan uraian di atas, minat belajar
3) Minat psikologikal sangat mempengaruhi dalam pembelajaran
Minat psikologikal berkaitan erat seni tari tradisional. Hal tersebut terdapat
dengan adanya interaksi antara beberapa penelitian yang memiliki relevansi
minat personal dengan minat terhadap penelitian kali ini, diantaranya yaitu:
situasional yang berkesinambungan. 1) Penelitian tentang minat siswa dalam
pembelajaran seni tari tradisional oleh:
3. Cara untuk membangkitkan minat Meliga Astariana Ayu Putri (2016)
belajar Universitas Negeri Semarang dengan judul
Ada beberapa macam cara yang penelitian “Minat Siswa Kelas IV Dan V
dapat dilakukan oleh guru untuk Dalam Pembelajaran Seni Tari Tradisional
membangkitkan minat belajar siswa, yaitu: Di SD Negeri Pekauman 1 Kota Tegal”.
a. Membandingkan adanya suatu Hasil dari penelitian Meliga Astariana Ayu
kebutuhan pada diri siswa, sehingga ia Putri (2016) menjelaskan bahwa minat
rela belajar tanpa paksaan. siswa terhadap seni tari tradisional di SD
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang Negeri Pekauman 1 Kota Tegal berada pada
diberikan dengan persoalan pengalaman kategori rendah sebesar 3,125%, kategori
yang dimiliki anak didik, sehingga anak sedang sebesar 56,25%, dan kategori tinggi
didik mudah menerima bahan pelajaran. sebesar 40,625%. Tujuan dari penelitian
c. Memberikan kesempatan kepada Meliga untuk mengetahui presentase minat
siswa untuk mendapatkan hasil siswa terhadap seni tari tradisional di SD
belajar yang baik dengan cara Negeri Pekauman 1 Kota Tegal.
Elfrida Gupita Eka Cipta | Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Seni Tari
136
Tradisional Di SD Negeri Pekauman 1
Kota Tegal. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Rifa'i, Ahmad dan C. T. Anni 2012. Psikologi
Pendidikan. Semarang: Unnes press.
Satri, Wiwid. 2016. Efektivitas Penggunaan
Media Replika Peta terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Tema Indahnya
Keragaman di Negerikuu Kelas IV SD
Se-Gugus Pakualaman 1. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Susanto, A. 2015. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Tim Dosen Ketamansiswaan. 2014. Materi
Kuliah Ketamansiswaan. Yogyakarta:
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Widiastuti, Alfin. 2018. Pengaruh Model
Pembelajaran Koopertaif Tipe Teams
Game Tournament Terhadap Hasil
Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD 1
Kadipiro Bantul Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.