Delia Indrawati
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (deliaindrawati@unesa.ac.id)
Abstrak
Etnomatematika merupakan aplikasi matematika dalam kehidupan budaya. Salah satu kebudayaan
Indonesia adalah tarian tradisional. Tarian tradisional dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika
dan digunakan sebagai sumber belajar di Sekolah Dasar. Penelitian ini memiliki tujuan menjelaskan
aktifitas etnomatematika yang ada pada tari Topeng Malangan. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini
yaitu sumber belajar berupa hand out. Jenis riset ini kualitatif dengan metode etnografi. Metode
pengumpulan data yang dipakai ialah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Subyek riset adalah pemilik
sanggar tari Topeng Malangan Asmorobangun dan penari tari Topeng Malangan. Hasil penelitian ini
mendeskripsikan bahwa: (1) Terdapat unsur Etnomatematika pada gerak tari Topeng Malangan yaitu garis
dan sudut; (2) Hasil eksplorasi etnomatematika tari Topeng Malangan dapat dijadikan sumber belajar
berupa hand out.
Abstract
3114
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
masyarakat, untuk mempersiapkan dan mengasah tarian Tradisional, salah satu tarian tradisional yang
keterampilan yang dimiliki seseorang agar lebih terarah terkenal dan khas dari Malang adalah tari Topeng
dan bermanfaat serta mengajarkan nilai-nilai dan moral Malangan.
dalam masyarakat sehingga jadi insan yang beriman juga Tari Topeng Malangan merupakan salah satu
bertaqwa, berwawasan, kreatif, inovatif dan bertanggung tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Malang,
jawab. Jawa Timur. Tarian ini menceritakan tentang Roman
Pada bidang pendidikan, sumber belajar Panji yang merupakan karya sastra klasik terkenal selain
merupakan hal yang dapat digunakan pendidik untuk Ramayana dan Mahabarata. Menurut Manuaba dkk
membantu tahap edukasi jadi tambah efektif, efisien juga (2013:53) cerita Panji lalu disesuaikan ke dalam karya
menarik, dengan tujuan untuk memaksimalkan hasil seni dan budaya baru. Sesuai dengan namanya, topeng
belajar siswa. Hasil belajar tidak hanya diberikan dalam merupakan salah satu perlengkapan atau properti yang
bentuk nilai, tetapi juga tercermin dalam interaksi antara dikenakan penari dalam tari Topeng Malangan. Tarian
siswa dan pendidik saat tahap edukasi, yang bisa ini dibawakan oleh beberapa orang yang memakai topeng
meningkatkan murid guna belajar dan mengoptimalkan dan kostum sesuai dengan tokoh-tokoh cerita Panji.
pemahamannya. Khokhar (2015) berpendapat sumber Pada zaman modern saat ini, eksistensi tari
belajar adalah perangkat dan prosedur yang membantu Topeng Malangan mulai meredup dan kurang dikenal
membuat pengajaran dan pembelajaran lebih menarik, oleh masyarakat. Perlunya regenerasi dan kesadaran
merangsang, menguatkan dan lebih efektif. Secara garis masyarakat untuk melestarikan tari tradisional tari
besar, ada dua jenis sumber belajar, yakni sumber belajar Topeng Malangan. Maka dari itu, peneliti ingin berusaha
khusus dan sumber belajar yang tidak disusun spesifik menumbuhkan kembali dan melestarikan eksistensi tari
guna belajar. Sumber belajar yang disusun untuk belajar Topeng Malangan dalam masyarakat terutama generasi
(learning resource design), yaitu hal-hal yang sengaja muda, yaitu menjadikan tari Topeng Malangan sebagai
disusun maupun ditingkatkan guna meningkatkan sumber belajar Matematika dengan menemukan aktivitas
fasilitas belajar yang lebih spesifik dan formal. Selain itu, matematis yang ada dalam tari Topeng Malangan. Tarian
sumber belajar yang tidak dirancang khusus untuk belajar Topeng Malangan ini bisa dikorelasikan dengan
(learning resources by utilization) adalah hal-hal yang pembelajaran matematika yang dinamakan
dekat dan dapat kita temui di kehidupan kesehari-harian, etnomatematika.
tetapi keberadaannya dapat digunakan dan digunakan Etnomatematika merupakan salah satu inovasi
untuk belajar, dan umumnya bersifat informal. yang dapat di terapkan untuk memberikan nuansa
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan berbeda dalam pengajaran matematika dengan ikut
bahwa budaya ialah sumber edukasi, tidak disusun menanamkan pada diri peserta didik akan budaya yang
khusus guna tujuan pembelajaran, budaya sangat dekat ada di wilayah mereka. Menurut Desmawati (2018:2),
dengan kehidupan sehari-hari, tetapi keberadaannya seseorang dapat menggunakan etnomatematika untuk
dapat berfungsi untuk memfasilitasi proses belajar memahami matematika dengan mengeksplorasi konsep-
mengajar. konsep matematika dalam sosial budaya. Etnomatematika
Sumber belajar berbasis budaya sebaiknya dikenal dengan penelitian yang menghubungkan budaya
digunakan di sekolah dasar karena dapat digunakan untuk dengan matematika, menggambarkan bagaimana
memperkenalkan dan melestarikan kesenian daerah matematika dapat dihasilkan dan dipelajari dengan sistem
kepada siswa, selain dapat digunakan sebagai sumber budaya.
belajar. Pentingnya pendidikan dan kebudayaan Hal ini didukung oleh penelitian Richardo
menjadikan keduanya haruslah berjalan seimbang. Hal (2016) tentang peran etnomatematika pada pembelajaran
itulah yang mendorong adanya sumber belajar berbasis matematika di kurikulum 2013, yang menunjukkan
budaya. Terlebih Indonesia terkenal dengan kekayaan bahwa keberadaan etnomatematika dalam pendidikan
suku dan budaya. Budaya didefinisikan sebagai pola matematika memberikan perubahan atau inovasi baru
pikiran, perilaku, dan interaksi bersama yang dipelajari yang mana dalam tahapan edukasi matematika tidak
melalui sosialisasi. Pola bersama ini mengidentifikasi hanya dapat dilaksanakan didalam kelas tapi peserta didik
anggota suatu kelompok budaya juga membedakan antara juga bisa mendapatkan pembelajaran matematika diluar
budaya satu dan budaya yang lain. kelas seperti dengan mendatangi atau berinteraksi dengan
Menurut Badan Pusat Statistik, berdasarkan kebudayaan setempat yang bisa dipakai menjadi sumber
sensus 2010, Indonesia memiliki 1.331 kategori suku belajar matematika. Sementara dari segi metode
yang terdiri dari nama suku, sub-suku dan sub-sub suku. pembelajaran, jika etnomatematika diterapkan pada
Dari hasil tersebut didapatkan 633 kelompok suku besar kurikulum 2013, maka akan sesuai dengan metode
yang tersebar ke 34 provinsi. Kelompok etnis terbesar pembelajaran matematika. Tujuan etnomatematika
adalah suku Jawa yang mencapai 40,05% dari total menurut D’Ambrosio (2001) ialah untuk memberi
populasi di Indonesia. Jawa Timur menjadi provinsi kontribusi baik untuk memahami budaya dan pemahaman
dengan total penduduk terpadat kedua di Indonesia matematika, namun yang paling utama untuk menghargai
setelah DKI Jakarta. Provinsi Jawa Timur memiliki kaitan matematika dan budaya. Oleh karena itu, perlu
beraneka ragam kesenian daerah yang menunjukkan ciri memadukan matematika dengan budaya untuk
khas daerahnya. Salah satu budaya yang erat kaitannya meningkatkan kualitas pendidikan matematika.
dengan mayarakat adalah tari, begitupula dengan Matematika bukan hal yang asing lagi dalam
masyarakat Malang yang memiliki bermacam-macam kehidupan masyarakat. Pada dunia pendidikanpun
3115
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
Matematika sangatlah krusial. Matematika dianggap matematika yang ditemukan pada Tari Topeng Malangan
masyarakat sebagai tolok ukur kecerdasan seseorang. ke dalam materi pembelajaran matematika tingkat SD.
Dilihat dari pendidikan, Matematika menjadi penentu Dengan adanya penelitian ini diharapkan dalam dunia
keberhasilan guru dan siswa. Siswa dan guru dikatakan pendidikan sekolah dasar khususnya mata pelajaran
berhasil apabila memiliki nilai diatas standart penilaian. matematika dapat meningkatkan daya tarik peserta didik
Ismail, dkk (Hamzah, 2014: 48) berpendapat bahwa dalam mempelajari matematika dan mengenalkan serta
matematika adalah ilmu erat kaitannya dengan angka- turut melestarikan tari Topeng Malangan. Dan dengan
angka. Namun Wahyu, dkk (2013:10) mengemukakan mengeksplorasi konsep-konsep matematika yang ada
bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang pada Tari Topeng Malangan dapat digunakan sebagai
mengkaji teori-teori abstrak yang dirancang dengan inovasi pembelajaran matematika sehingga dapat
simbol, bahasa yang mutlak, sistematis, cermat dan menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
objektif. Diperkuat dengan pendapat Hudojo (2005), Selanjutnya peneliti mewujudkan gagasan tersebut pada
matematika adalah ilmu yang mempelajari struktur- sebuah penelitian yang berjudul “Eksplorasi
struktur abstrak. Tentunya untuk dapat memahami dan Etnomatematika pada Tari Topeng Malangan sebagai
menghubungkannya, seseorang perlu memahami konsep- Sumber Belajar Matematika Sekolah Dasar”. Penelitian
konsep yang terkandung dalam matematika (Islamiah, ini bertujuan untuk menggali konsep-konsep matematika
2016:29). yang ada pada tari Topeng Malangan. Kemudian hasil
Konsep matematika saling berkaitan. Konsep- eksplorasi etnomatematika tari Topeng Malangan sebagai
konsep matematika yang ada akan menjadi dasar sumber belajar matematika Sekolah Dasar (SD).
pengembangan konsep-konsep matematika yang lebih
mendalam, sehingga pemahaman konsep matematika
dasar yang kurang baik akan mengakibatkan pemahaman METODE
konsep-konsep yang lain juga kurang. Oleh karena itu, Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan
penguatan dan penguasaan konsep matematika harus adalah pendekatan etnografi dan jenis penelitiannya
dipahami dengan benar, khususnya konsep matematika kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
dasar yang dipelajari di sekolah dasar (Dharma, dkk, didasarkan pada pengalaman atau kenyataan ketika
2016: 2). Konsep merupakan gagasan utama yang melakukan penelitian dalam lapangan secara terencana,
membentuk pengetahuan ilmiah dan pemikiran manusia teratur dan mengikuti pedoman yang berlaku yang
untuk mengklasifikasikan serangkaian objek. Konsep digunakan untuk menarik kesimpulan. Sementara itu,
juga dapat diartikan sebagai berpikir abstrak berdasarkan pendekatan etnografi merupakan pendekatan yang
pengalaman siswa, memungkinkan mereka untuk berpikir digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
dan mengenali suatu konsep berdasarkan peristiwa dan interaksi sosial dan kelompok budaya. Tujuan utama
fakta. Dengan ini, siswa sudah memiliki konsep awal etnografi adalah untuk memberikan wawasan dan
atau konsep pengalaman hidupnya. Konsep-konsep pengetahuan yang luas tentang pandangan dan tindakan
dalam matematika terstruktur, logis, dan sistematis, masyarakat (Hughes 1992).
diurutkan dari konsep yang sederhana hingga yang Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
kompleks. adalah human instrument, yaitu peneliti berperan sebagai
Proses pembelajaran matematika, guru instrumen kunci yang tidak dapat diganti/diwakilkan
memfasilitasi siswa agar memiliki banyak kesempatan kepada orang lain. Peneliti menentukan instrumen
guna meninjau dan menemukan hubungan-hubungan penelitian seperti fokus penelitian, narasumber sebagai
antara suatu konsep dengan yang lainnya sehingga siswa sumber data, mengkaji, menafsirkan, dan membuat
mendapat pemahaman materi secara utuh dan mendalam. kesimpulan bedasarkan data yang diperoleh. Selain
NCTM dalam Nadar (2016: 65) berpendapat jika human instrument, terdapat pula instrumen pendamping
pengamalan konsep matematika akan lebih bermakna jika guna mendapatkan data yang lebih lengkap serta
dibentuk dari murid sendiri, sehingga pendidik cukup mempermudah peneliti memecahkan permasalahan
menjadi fasilitator. Konsep-konsep matematika yang penelitian seperti lembar observasi dan wawancara.
diberikan di sekolah dasar antara lain bilangan serta Prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan
geometri dan pengukuran. Pentingnya mempelajari oleh peneliti diawali dari: 1) Tahap Pendahuluan, dalam
konsep dasar matematika sejak usia Sekolah Dasar tahapan ini peneliti melakukan pemilihan lokasi dan
sehingga kedepannya peserta didik memiliki bekal yang narasumber yang akan diwawancarai, lokasi yang dipilih
kuat dan matang terhadap pembelajaran matematika. yaitu sanggar tari Topeng Malangan Asmorobangun di
Ahmad Susanto (2013 :189) menyatakan tujuan umum Ds. Kedungmonggo, Kec. Pakisaji, Kab Malang, dan
pendidikan matematika di SD ialah supaya murid bisa narasumbernya pemilik sanggar tari Topeng Malangan,
dan ulet matematika. bapak Tri Handoyo. Setelah melakukan pemilihan lokasi
Tujuan riset ini adalah mengeksplorasi konsep dan menentukan narasumber, peneliti menyusul proposal
matematika apa saja yang ada di Tari Topeng Malangan. penelitian dengan studi literatur. Lalu menyiapkan
Eksplorasi adalah kegiatan menggali pengertahuan atau instrumen penelitian agar percakapan tetap terfokus pada
pengalaman baru mengenai sesuatu secara mendalam dan masalah penelitian yang digunakan ketika melakukan
menyeluruh supaya memperoleh data-data dan informasi penelitian dan mengurus surat izin penelitian yang
yang diperlukan dalam penelitian. Setelah ditujukan pada pemilik sanggar tari Topeng Malangan
mengeksplorasi, peneliti mengkaji konsep-konsep
3116
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
Asmorobangun; 2) Tahap Pengumpulan Data, tahapann yang telah dilakukan sehingga data yang diberikan dapat
ini dimulai saat melakukan observasi. Di tahap ini diinterpretasikan.
peneliti mencatat hal-hal penting yang ditemukan terkait
dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, peneliti akan
melakukan wawancara guna menggali informasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
lebih mendalam tentang tari Topeng Malangan. Setelah
Hasil Penelitian
itu, peneliti melakukan kajian literatur yang berkaitan
Keberadaan topeng telah ada sekitar tahun 760
dengan sejarah maupun perkembangan tari Topeng
masehi pada zaman kerajaan Gajayana, tepatnya sejak
Malangan untuk memperkuat analisis data. Peneliti juga
zaman Mpu Sendok. Pada saat itu, topeng masih terbuat
melakukan observasi dan dokumentasi pada saat
dari emas dan merupakan simbol pemujaan terhadap
penelitian berlangsung; 3) Tahap Analisis Data, setelah
leluhur dan juga digunakan sebagai salah satu sarana
memperoleh data, selanjutnya data-data tersebut diuji
pemanggil roh nenek moyang dengan cara memakaikan
kebsahannya. Kegiatan analisis data dan verifikasi hasil
topeng pada boneka. Namun semenjak masa kerajaan
akan dilakukan oleh peneliti dan pembimbing sebagai
Majapahit, topeng memiliki fungsi sebagai properti tari.
ahli; 4) Tahap Pembuatan Laporan, peneliti akan
Pada mulanya tarian tersebut merupakan seni drama yang
mendeskripsikan aktivitas matematis apa saja yang
seiring perkembangannya, seni drama tersebut berubah
terdapat pada tari Topeng Malangan dan yang dapat
menjadi tarian yang kini dikenal dengan tari Topeng
dijadikan sumber belajar matematika SD. Data tersebut
Malangan yang dalam pementasannya menceritakan
kemudian dianalisis lebih lanjut dan menarik kesimpulan
kisah Panji. Sekitar tahun 1900-an, Bupati R.A.A
penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang telah
Soerioadiningrat I (Raden Sjarip) mengenalkan tari
disusun serta menyusun sumber belajar berupa hand out.
Topeng Malangan melalui para pejabat. Saat itu, para
Penyusunan sumber belajar matematika berupa hand out
pejabat diwajibkan untuk dapat menari tari Topeng
didapatkan dari hasil pengamatan tari Topeng Malangan.
Malangan, sehingga terdapat 33 grup tari Topeng
Sumber belajar ini ditunjukkan untuk siswa SD kelas 4.
Malangan yang tersebar di Malang Raya. Namun dengan
Sumber belajar berupa hand out dapat diakses melalui
seiring berjalannya waktu, saat ini hanya ada 6 grup tari
link berikut https://bit.ly/3yaDjxol.
Topeng Malangan.
Pemerolehan data-data penelitian ini
Tari Topeng Malangan memiliki ciri khas
menggunakan tiga teknik, antaralain observasi,
tersendiri yang membedakannya dengan tarian Topeng
wawancara, dan dokumentasi. Observasi dan
lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada topeng yang
dokumentasi penelitian dilakukan di Sanggar Tari
digunakan. Kombinasi warna yang unik dengan lima
Topeng Malangan Asmorobangun, Kabupaten Malang
warna dasar, yaitu merah, putih, hitam, kuning, dan hijau.
dan wawancara dilakukan dengan narasumber pemilik
Selain itu, corak atau ukiran topeng Malangan tampak
sanggar tari tersebut yang bernama bapak Tri Handoyo.
lebih detail, yang cukup berbeda dengan topeng daerah
Teknik analisis data yang digunakan dalam
lain. Tari Topeng Malangan juga lebih banyak
penelitian ini yaitu: (1) mereduksi data yaitu mengubah
menggunakan aksesoris pada busana yang dikenakan.
data (wawancara, observasi dan dokumentasi) ke dalam
Seiring perkembangan zaman, tari Topeng
bentuk tulisan dan memilah data yang penting dan
Malangan juga ikut menyesuaikan agar lebih fleksible
relevan dengan tujuan penelitian diperlukannya hasil; (2)
dan tidak terkikis dengan zaman, modifikasi tersebut
Setelah didapatkan hasil reduksi data, peneliti
diantaranya durasi pertunjukan. Pertunjukan tari topeng
menyajikan data yang diperoleh secara deskriptif. Data-
malangan awalnya biasanya ditampikan mulai pukul 9
data tersebut disusun sehingga menjadi informasi yang
malam hingga 6 pagi, namun saat ini durasi pertunjukan
bermakna. Peneliti mengaitkan observasi dengan
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan acara. Selain itu,
infomasi yang diperoleh dari narasumber; (3) setelah
pada awalnya seluruh penari bergender pria, namun saat
data-data dikumpulkan, peneliti memahami dan
ini wanita juga dapat menarikan tari Topeng Malangan.
memaknai hasil penelitian dan menarik kesimpulan
Tetapi, untuk gerakan dan kostum dalam tariannya tidak
(verifikasi data).
ada yang berubah.
Teknik keabsahan data pada penelitian ini
Pada kesenian tari Topeng Malangan terdapat
menggunakan teknik credibility (Uji Kredibilitas)
beberapa jenis tari Topeng yang digunakan dalam satu
menguji kepecayaan terhadap hasil penelitian yang
pertunjukan. Masing-masing jenis tarian Topeng
disajikan peneliti dengan cara meningkatkan kecermatan
menggambarkan karakter yang dibawakan. Tari topeng
dalam penelitian dan triangulasi sumber, teknik
terserbut diantaranya tari Topeng Bapang, Grebeg
pengumpulan data, dan waktu. Setelah itu, teknik yang
Sabrang, Grebeg Jowo, Gunungsari, Ragil Kuning,
digunakan adalah teknik transferbility (Uji
Klana, Sekarsari, dan tari Topeng Patih.
Transferbilitas) yaitu peneliti memaparkan hasil laporan
Berikut merupakan gerakan dasar tari Topeng
data secara rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya,
Malangan:
sehingga pembaca mendapat gambaran hasil penelitian
dengan jelas. Selanjutnya teknik Depanbility
(Reliabilitas) yaitu pengauditan terhadap keseluruhan
proses penelitian. Teknik yang trakhir ialah teknik
confirmability (uji objektivitas) artinya, untuk menguji
hasil penelitian yang berkaitan dengan proses penelitian
3117
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
3118
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
Gambar 6. Gerak Guriso hitungan ke-1,2,5 dan 6 Gambar 9. Gerak Guriso hitungan ke-8
3119
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
Gambar 12. Gerak Singget hitungan ke-5 Gambar 15. Gerak Sirig
3120
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
3121
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
3122
JPGSD. Volume 09 Nomor 08 Tahun 2021, 3114-3123
3123