KETAMANSISWAAN
A. Pendahuluan
Tamansiswa merupakan sebuah lembaga/organisasi pendidikan yang sudah lama
berdiri di Indonesia. Tamansiswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922 (Taman berarti tempat
bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid). Pendiri Taman Siswa ini adalah Ki
Hajar Dewantara . Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 meninggal di
Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun . Hari lahirnya diperingati sebagai hari
Pendidikan Nasional . Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi
nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan
beliau bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa
ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa,
Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
B. Isi
Seperti telah disinggung pertama kali, Pendidikan Taman Siswa hingga saat ini
masih eksis. Masing-masing tingkatan dalam Taman Siswa memiliki nama yang
unik, seperti ;
menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan
kerja.
Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti
dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan
semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau
pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini
dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.
Ajaran Hidup Tamansiswa
1. Asa Tamansiswa 1922
Merupakan inti ajaran Ketansiswaan, menjadi ideologi anggota-anggotanya yang
berkewajiban untuk merealisasikannya. Digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pendidikan Tamansiswa, asas ke-7 merupakan janji/ niat
pengabdian
para
pamong
Tamansiswa
dalam
mengemban
tugas
yang
dilaksanakannya.
2. Hidup Merdeka
Tidak hanya bebas dari penguasaan orang lain, akan tetapi berarti juga sanggup
dan kuat untuk berdiri sendiri tidak bergantung pada pertolongan orang lain.
3. Sistem Among
Sistem Among adalah cara pendididkan yang dilakukan Tamansiswa, yang
mewajibkan para pamong agar mengikuti dan mementingkan kodrat pribadi anak
didik dengan tidak melupakan pengaruh-pengaruh yang melingkunginya.
4. Hidup Hemat dan Sederhana
Merupakan konsekuensi dari keinginan untuk merdeka dan melaksanakan
Sistem Opor Bebek ( mateng soko awake dewek ), memerlukan tekat yang
kuat dan kesanggupan menahan tekanan hidup serta keberanian untuk hidup
hemat dan sederhana, baik dalam bentuk materi maupun mengenai segala aspek
kehidupan dalam bentuk tingkahlaku dan gagasan-gagasan yang perwujudannya
dari kepribadian bangsa.
5. Adat Istiadat
Segala kebiasaan atau adat yang timbul dengan sengaja atau tidak yang kemudian
diakui segala peraturan dan ditaati dalam pelaksanaanya. Adat istiadat berlaku
Tringo
Tripusat Pendidikan
Trihayu
5.
memberi pengaruh), Ing madyo mangun karso (di tengah memberi semangat), Ing
ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh)
1
Tripantangan
: Larangan penyalahgunaan
6.
kekuasaan
yang
SITI YATIMAH
KONSEP AJARAN TAMANSISWA, KI HADJAR DEWANTARA DAN TUT WURI HANDAYANI
pangruwating
dyu,
ilmu
yang
luhur
dan
mulia
harus selalu "mantep", setia dan taat pada asas itu, teguh iman hingga tak ada
yang akan dapat menahan gerak kita atau membelokkan aliran kita.Sesudah kita
tetap dalam gerak lahir kita dan mantep dan tabah batin kita, segala perbuatan kita
akan "antep", berat berisi dan berharga. Tak mudah dihambat, ditahan-tahan dan
dilawan oleh orang lain.
9. "Ngandel Kendel Bandel"
Kita harus "ngandel', percaya, jika kepada kekuasaan Tuhan dan percaya kepada
diri sendiri. "Kendel", berani, tidak ketakutan dan was-was oleh karena kita
percaya kepada Tuhan dan kepada diri sendiri. "Bandel", yang berarti tahan, dan
tawakal. Dengan demikian maka kita menjadi "kendel", tebal, kuat lahir batin
kita, berjuang untuk cita-cita kita.
10. "Neng Ning Nung Nang"
Dengan "meneng", tenteram lahir batin, tidak nervous, kita menjadi "ning",
wening, bening, jernih pikiran kita, mudah membedakan mana hak dan mana
batil, mana benar dan salah, kita menjadi "nung', hanung, kuat sentosa, kokoh
lahir dan batin untuk mencapai cita-cita. Akhimya "nang", menang, dan dapat
wewenang, berhak dan kuasa atas usaha kita.
C. Penutup
Dari Tamansiswa banyak pahlawan kemerdekaan lahir yang berjuang
untuk Indonesia merdeka. Dari Tamansiswa tumbuh kader-kader nasionalis, yang
pada awal kemerdekaan perannya sangat signifikan di negeri ini. Banyak menteri
di jabat oleh orang-orang Tamansiswa. Konsep pendidikan Tamansiswa menjadi
sokogurunya sistem pendidikan Nasional, hingga lambang Departeman
Pendidikan Nasional diambil dari ikon Tamansiswa yaitu Tut Wuri Hadayani.
Demikianlah, kini Tamansiswa, harus dapat merumuskan dan mendeskripsikan
penjajahan model baru, dan dengan konsep-konsep pendidikannya, dan dengan
menjadikan Pancalisa sebaga dasar gerak dan bintang pentunjuk arah perjuangan
mendidik generasi muda untuk nation and character building Indonesia, sehingga
kita lalu pantas berhubungan(sejajar) dengan keadaban bangsa lain.
D. Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Taman_Siswa
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara#Taman_Siswa
http://tusuda.com/3-konsep-ajaran-dasar-bapak-pendidikan-nasional/
http://dens78.blogspot.com/2009/10/taman-siswa-dan-kontribusinya-untuk.html
http://lp3m.ustjogja.ac.id/list_detail.php?k=1&act=view&id=118
http://dhiemazt.multiply.com/journal/item/6/_Keteladanan_Ki_Hadjar_Dewantoro
http://www.tamansiswa.org/publikasi-mainmenu-29/pijar-mainmenu-37/43tamansiswa-untuk-nation-and-character-building.html