Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional

yang pertama kali berdiri di Indonesia, perguruan ini berdiri pada tanggal 3

juli 1922 dan didirikan oleh seorang keturunan kraton Yogyakarta yang

bernama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang kemudian saat genap

berumur 40 tahun beliau mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara,

pergantian nama ini dimaksudkan agar beliau lebih dekat dengan rakyatnya.

Tamansiswa itu sendiri adalah badan perjuangan kebudayaan dan

pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas

untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan

tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia

Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Tujuan Tamansiswa adalah untuk

membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan

keterampilan, sertasehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi masyarakat

yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air

serta manusia pada umumnya.

Pendidikan Tamansiswa dilaksanakan berdasar sistem Among, yaitu

suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan kodrat

alam dan kemerdekaan.

Nurhaida| 1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ki Hadjar Dewantara

Semasa masih muda Ki Hadjar Dewantara bernama Soewardi

Soeryaningrat, lahir pada tanggal 2 Mei 1889, putra dari KPH Soeryaningrat,

cucu dari Sri Paku Alam III, bangsawan dari Yogyakarta. Pada usia 40

tahun,tanggal 3 Februari 1928 merubah namanya menjadi Ki Hadjar

Dewantara, yang berarti guru besar ajaran Ketamansiswaan. Beliau wafat

pada tanggal 6 April 1959, dan dimakamkan di Tamansiswa Wijaybrata.

Soewardi Soeryaningrat menikah dengan saudara sepupunya yaitu RA

Soetartinah, putri dari KPH Sasraningrat pada tanggal 4 Nopember 1907,

nikah gantung diresmikan pada akhir Agustus 1913. Dikaruniai 6 orang anak ,

4 putra dan 2 putri, yakni : Ni Astiwandansari, Ki Soebroto Aryo Mataram,

Nyi Ratih Soleh Lahade, Ki Ontowiryo Adimurtopo, Ki Bambang Sukowati,

dan Syailendra Wijaya.

Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimulai dari ELS (sekolah Dasar

Belanda), ketika berusia 9 tahun, kemudian 1 tahun di Kweekschool,

melanjutkan 2 tahun di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) dengan

beasiswa. Menghentikan pendidikan formalnya dan bekerja di apotik

Rathkamp, kemudian melanjutkan karirnya didunia pergerakan.

Ki Hadjar Dewantara mulai menulis untuk beberapa surat kabar, artikel

dan lainnya sebagai wartawan muda, antara lain harian Sedyotomo

(Yogyakarta), Midden Java (Semarang), De Express (Bandung), Kaum Muda

Nurhaida| 2
(Bandung), Ulasan Hindia (Surabaya), Cahaya Timur (Malang), Penggugah

(Surabaya), dan majalah, seperti majalah Hat Tejdschrift (Bandung), dan

Beweging (Semarang). Sindiran Ki Hadjar Dewantara melalui tulisan-

tulisannya menyulut kemarahan Belanda, puncaknya Gubernur Jendral

Idenburg mengenakan hukuman internering (hukuman buang) pada Ki

Hadjar Dewantara, yakni diasingkan ke Pulau Bangka tanpa proses peradilan

terlebih dahulu. Atas permintaan kedua rekannya, yaitu Douwes Dekker dan

dr. Cipto Mangoenkusoemo, pengasingan mereka dialihkan ke Negeri

Belanda. Masa pembuangan di Belanda tersebut tidak disia-siakan oleh Ki

Hadjar Dewantara untuk mendalami bidang pendidikan dan pengajaran,

hingga akhirnya memperoleh sertifikat Europeesche Akte.

Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke Tanah Air. Sejak

kembali k Tanah Air, dia mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan.

Dia bersama rekan-rekannya mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut

Tamansiswa (Perguruan Tamansiswa Nasional) pada tanggal 3 Juli 1922.

Tamansiswa merupakan perguruan yang bercorak nasional yang menekankan

ras kebaaangsaan dan cinta Tanah Air serta semangat berjuang untuk

memperoleh kemerdekaan.

Tamansiswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli

1992 melalui perkumpulan Sloso Kliwonan. Melalui ajaran-ajarannya, Ki

Hadjar Dewantara mengajarkan tentang perjuangan hidupnya untuk mencapai

masyarakat salam bahagia, dunia tertib damai. Tujuan pendidikan

Tamansiswa adalah untuk membangun anak didik menjadi manusia yang

Nurhaida| 3
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin,

luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan

rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan

bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada

umumnya.

Pada masa kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai

Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama, maka pada

tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional, untuk

mengenang dan penyemangat bagi kita untuk meneruskan pendidikan

Indonesia.

B. Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara

1. Cita-cita Manusia Salam-Bahagia, Dunia Tertib Damai. Hidup salam dan

bahagia berarti selamat lahirnya dan bahagia batinnya, dicapai dengan

kecukupan sandang pangan keperluan jasmaniah dan bebas merdeka

jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan gangguan batin. Cita-cita hidup

salam bahagia hanya bisa dicapai dalam satu masyarakat yang tertib

damai.

2. Kemerdekaan Diri, Tertib Damai. Asas kemerdekaan diri menurut

Tamansiswa ialah bahwa kebebasan dan kemerdekaan adalah hak tiap-tiap

orang untuk mencapai salam dan bahagia, dan hak kemerdekaan diri

seseorang harus mengakui hak kemerdekaan orang lain.

Nurhaida| 4
3. Demokrasi dan Kepemimpinan, berarti mengakui hak kebebasan tiap-tiap

orang, tetapi harus pula tiap-tiap orang mengakui adanya pimpinan untuk

keselamatan dan kepentingan pergaulan hidup bersama.

4. Sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan

dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.

5. Merdeka, Kesanggupan, dan kemampuan untuk Berdiri Sendiri. Menurut

paham Tamansiswa, kemerdekaan seseorang tidak saja berarti bebas

lepasnya orang itu dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi juga

berarti sanggup dan kutnya berdiri sendiri, tidak bergantung pda

pertolongan orang lain.

6. Opor Bebek Mateng Saka Awake Dewe. Untuk hidup merdeka tidak

bergantung pertolongan orang lain. Tamansiswa mendasarkan cara hidup

atas sistem opor bebek, membiayai hidupnya dari usaha sendiri, sebagai

masakan opor itik, yang dapat dimasak oleh minyak yang ada pada

badannya sendiri.

7. Hidup Hemat dan Sederhana. Berabi hidup hemat dan sederhana, sebagai

akibat tidak mau menerima bantuan orang lain yang mengikat.

Konsekuensinya, orang yang ingin hidup merdeka, tidak mau menjadi

budak orang lain.

8. Tamansiswa Masyarakat Tidak Berkelas. Secara prinsipil, Tamansiswa

meolak adanya peraturan pajak upah dari Pemerintah Hindia Belanda dan

dalam Tamansiswa tidak mengenal buruh dan majikan.

Nurhaida| 5
9. Kekeluargaan-Demokrasi dengan Kepemimpinan. Kehidupan satu

keluarga menggambarkan di mana setiap orang dalam keluarga itu sama

derajatnya, sama haknya, sama-sama bebas, dan merdeka. Tetapi, apabila

kebebasan tersebut mengganggu ketertib-damaian dan keselamatan

keluarga harus ada tindakan penyelamatan yang tegas dari pimpinan

keluaraga.

10. Kembalilah pada Asalmu, yaitu kembali pada kepribadian nasionalnya

supaya bangsa Indonesia menempuh jalan kehidupan menurut garis

hidupnya.

11. Kebangsaan-Kodrat Alam. Kebangsaan menurut Tamansiswa adalah sifat

khusus dari manusia sedunia oleh karena pengaruh kodrat alam yang

manusia tidak kuasa untuk menyamakannya.

12. Kebangsaan-Kemanusiaan. Dasar dan syarat kebangsaan adalah akibat

mutlak yang timbul karena tuntutan kodrat alam dan kehidupan bersama

alam lingkungan masing-masing bangsa. Karena itu, hidup kebangsaan

harus selalu sesuai dengan hidup kemanusiaan. Tidak boleh bertentangan,

bahkan bertali erat.

13. Kebangsaan-Persatuan dan Kesatuan Nasional. Ki Hadjar memahami

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berdasarkan pengertian, bahwa

hidup bangsa adalah pula bagian-bagian yang beraneka ragam. Persatuan

yang hakiki dapat berkembang menjadi kesatuan, yaitu yang sesuai dengan

kodrat alam.

Nurhaida| 6
14. Kebangsaan-Kerakyatan, menurut Tamansiswa tidak boleh memisahkan

bangsa dari kerakyatan, karena inilah syarat yang akan dapat memisahkan

kita sebagai manusia dari ikatan-ikatan dan paksaan dalam hidup

kebangsaan yang menyempitkan dan menyesatkan hidup kita.

15. Teori Trikon. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan sikap dan sifat hidup

Tamansiswa dalam satu rumus teori trikon, yaitu kontinuita, konvergensi,

dan konsentrisita.

16. Dasar Kultural-kontinu. Dasar kultural ini dijelaskan oleh Ki Hadjar

bahwa kebudayaan bersifat kontinu, bersambung tak berputus-putus, dan

berkembang maju.

17. Dasar Nasional-Konsentris. Menurut Ki Hadjar, alam hidup manusia itu

merupakn alam hidup berbulatan (konsentris), yang digambarkan sebagai

lingkaran-lingkaran besar kecil yang semua itu bersatu pada titik pusat di

mana orang duduk berdiri di atas titik pusat itu.

18. Dasar Kemasyarakatan-Konvergensi. Teori konvergen ialah dasar

kemasyarakatan yang disebut konvergensi, ialah sambung dan hubungan

kita dengan masyarakat yang lebih luas.

19. Tirulah Hidup Cecak. Dengan berdirinya Tamansiswa, Ki Hadjar

bermaksud mmembimbing anak-anak untuk menjadi manusia yang bisa

hidup dengan kecakapan dan kepandaiannya, berbuat sesuatu yang

berguna tidak saja untuk dirinya, tetapi juga untuk kepentingan

masyarakat.

Nurhaida| 7
C. Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

Dalam dunia pendidikan, sosok Ki Hadjar Dewatara sebagai Bapak

pendidikan bangsa Indonesia ini banyak mengajarkan berbagai hal yang

sangat terkenal di bidang pendidikan. Konsep pendidikan nasional yang

dikemukakan sangat membumi dan berakar pada budaya nusantara, antara

lain tutwuri handayani, tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat),

tringo (ngerti, ngroso, nglakoni).

Arti dari Ajaran Ki Hajar Dewantara Tut Wuri Handayani Salah satu

Ajaran dari Ki Hajar Dewantara yang sangat populer adalah Seorang

pemimpin harus memiliki tiga sifat yang terangkum pada: Ing Ngarso Sung

Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, dimana ketiga

kalimat tersebut memiliki arti sebagai berikut:

1. Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun

berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi

makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus

mampu memberikan suri tauladan bagi orang-orang disekitarnya. Sehingga

yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.

2. Ing Madyo Mangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mangun

berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk

kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah

kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah

semangat. Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-

Nurhaida| 8
inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif

untuk keamanan dan kenyamanan.

3. Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan

handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat.

Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan

dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini

sangat dibutuhkan oleh orang orang disekitar kita menumbuhkan

motivasi dan semangat.

Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun

Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah

disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu

menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar

orang orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat .

Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

D. Konsepsi Tamansiswa

Lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan dan dikelola di bawah

naungan Yayasan Tamansiswa yaitu :

1. Taman Indria, bisa disebut Taman Kanak-Kanak.

2. Taman Muda, yang memberikan pendidikan dan pengajaran rendah.

3. Taman Dewasa, yang merupakan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

4. Taman Madya, Sekolah Menengah Tingkat Atas.

5. Taman Guru, yang mendidik calon guru Taman Indira, Taman Muda, dan

Taman Dewasa.

Nurhaida| 9
6. Taman Pra Sarjana, merupakan persiapan calon guru untuk Taman

Dewasa.

E. Adat Istiadat Tamansiswa

Segala kebiasaan (adat) yang timbul dengan sengaja atau tidak sengaja

yang kemudian diakui sebagai peraturan dan ditaati dalam pelaksanaannya

untuk menciptakan hidup yang tertib damai agar dapat hidup salam dan

bahagia.

1. Adat yang berlaku di kalangan Tamansiswa antara lain :

a. Menggunakan istilah-istilah sendiri.

Hal ini dimaksudkan guna menjaga agar kita tidak jatuh pada

kebiasaan meniru-niru cara-cara yang menurut sistem kita sebenarnya

tidak benar/sesuai.

b. Sebutan Ki, Nyi dan Ni.

Ki untuk pamong laki-laki, Nyi untuk pamong wanita, dan Ni

untuk pamong yang elum bersuami. Hal ini untuk melaksanakan

demokrasi dalam hidup sehari-hari, dengan demikian anggota

Tamansiswa dengan suka rela menanggalkan gelar kabangsawanannya,

seperti Raden Mas, Raden Ajeng, Teungku dan lainnya dan

menggantinya dengan sebutan Ki, Nyi dan Ni.

c. Melenyapkan hubungan majikan buruh.

Untuk meletakkan dasar hidup kekeluargaan bebas dari

kelompok-kelompok atau golongan menuju satu masyarakat.

Nurhaida| 10
d. Melaksanakan urusan kekeluargaan.

Pada awalnya peraturan untuk memelihara hidup kekeluargaan

tidak bersandar pada peraturan tertulis, tetapi merupakan adat istiadat.

e. Sebutan Bapak dan Ibu.

Untuk sebutan Bapak-bapak guru dan Ibu-ibu guru, Tamansiswa

memakai istilah Pamong guru sebagai prinsip dalam kehidupan sehari-

hari sehingga bapak pamong maupun ibu pamong di samping menjadi

guru juga menjadi/sebagai bapak atau ibu.

f. Pengertian Demokrasi dan Leiderschap

Untuk mrenghindari demokrasi secara barat, yang terkenal

dengan bandingan suara terbanyak, tetapi demokrasi harus ditempatkan

di bawah pimpinan kebijaksanaan yang bertahan dengan asas tertib

damainya persatuan.

g. SBII yaitu Sifat Bentuk Isi dn Irama.

Sifat/sikap yang berarti sikap non kooperatif yang dilakukan

terhadap pemerintahan kolonial dulu diganti dengan sifat kooperatif dan

konsultatif, dalam rangka membantu Pemerinth Republik Indonesia.

Isi yang berarti isi pendidikannya harus selalu ditingkatkan

dengan kemajuan selama tidak menyimpang dari asas, dasar dan tujuan

Tamansiawa

Irama yaitu bagaimana caranya Tamansiswa melakukan usaha

Tamansiswa perlu menyesuaikan dirinya dengan keadaan masyarakat

dan negara.

Nurhaida| 11
F. Dasar Tamansiswa 1947

Dasar Tamansiswa tahun 1947 terkenal dengan nama Panca Darma, yaitu :

1. Dasar Kemerdekaan: Tamansiswa tidak boleh bertentangan dengan

kemanusiaan. Maka dari itu, tidak mengandung arti permusuhan dengan

bangsa lain. Akan tetapi, mengandung rasa satu dengan kehendak menuju

kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.

2. Dasar Kebangsaan: Tamansiswa tidak berarti asal memelihara kebudayaan

kebangsaan, tetapi pertama-tama membawa kebudayaan bangsa itu ke arah

kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan

kepentingan hidup rakyat lahir dan batin pada tiap-tiap zaman dan

keadaan.

3. Dasar Kemanusiaan: harus diartikan disiplin pada diri atas dasar nilai

hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat. Maka dari itu masyarakat harus menjadi alat

mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana perimbangan

dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai, ditempat keanggotaannya

4. Dasar Kebudayaan: Dharma tiap-tiap manusia adalah mewujudkan

kemanusiaan yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-

tingginya

5. Dasar Kodrat Alam: pada hakikatnya manusia sebagai makhluk Tuhan

adalah satu dengan kodrat alam. I tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi

akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam

yang mengandung kemajuan.

Nurhaida| 12
G. Sistem Pendidikan

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan ialah usaha

kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya

jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya,

mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke arah adab kemanusiaan

(Ki Suratman, 1987 : 12). Sementara yang dimaksud adab kemanusiaan

adalah tingkatan tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia yang berkembang

selama hidupnya. Artinya, dalam upaya mencapai kepribadian seseorang atau

karakter seseorang, adab kemanusiaan adalah tingkat yang tertinggi. Ki

Hadjar Dewantara telah jauh berfikir dalam masalah pendidikan karakter.

Budi pekerti, watak, atau karakter, bermakna bersatunya gerak

pikiran,perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang menimbulkan tenaga.

Makna budi berarti pikiran perasaan kemauan, sedang pekerti

artinya tenaga . Jadi, budi pekerti itu sifatnya jiwa manusia, mulai

angan angan hingga terjelma sebagai tenaga. Dengan budi pekerti , tiap

tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat

memerintah atau menguasai diri sendiri (manndiri, zelfbeheersching). Inilah

manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan. Jadi,

teranglah disini bahwa pendidikan itu berkuasa untuk mengalahkan dasar

dasar dari jiwa manusia, baik dalam arti melenyapkan dasar dasar

yang jahat dan memang dapat dilenyapkan, maupun dalam arti naturaliseeren

(menutupi, mengurangi) tabiat tabiat jahat yang biologis atau yang tak

dapat lenyap sama sekali, karena sudah bersatu dengan jiwa.

Nurhaida| 13
Dalam pelaksanaan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara menggunakan

Sistem Among sebagai perwujudan konsepsinya dalam menempatkan anak

sebagai sentral proses pendidikan. Dalam Sistem Among, setiap pamong

sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap : Ing ngarsa

sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani (MLPTS,

1992 : 19 20). Anak sebagai sentral pendidikan berarti potensi dan cita

cita hidup anak paling utama sehingga pendidikan bermanfaat bagi masa

depan anak.

Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hadjar Dewantara

tentang Tripusat Pendidikan.

1. Keinsyafan Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan tidak mungkin

tercapai hanya melalui satu jalur.

2. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus berhubungan akrab serta harmonis.

3. Alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan

memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial.

4. Perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan

pendidikan ketrampilan.

5. Alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan / alam

kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau

karakter dan kepribadiannya.

6. Dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantar ialah usaha untuk menghidupkan,

menambah, dan memberikan perasaan kesosialan sang anak (Ki Gunawan,

1989:: 36)

Nurhaida| 14
Selain adanya tiga pusat pendidikan, Ki Hadjar Dewantara juga

mengembangkan apa yang disebut dengan teori Trikon, yaitu :

a. Dasar Kontinuitas, berarti bahwa dalam mengembangkan dan membina

karakter bangsa harus merupakan kelanjutan dari budaya sendiri

b. Dasar Konsentris, berarti dalam mengembagkan kebudayaan harus

bersikap terbuka, tetapi kritis dan selektif terhadap pengaruh

kebudayaan di sekitar kita.

c. Dasar Konvergensi, berarti bahwa dalam membina karakter bangsa,

bersama-sama bangsa lain diusahakan terbinannya karakter dunia

sebagai kebudayaankesatuan umat sedunia (konvergen).

Nurhaida| 15
KESIMPULAN

Tamansiswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922.

Tamansiswa itu sendiri merupakan badan perjuangan kebudayaan dan

pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas sebagai

sarana, meliputi Taman Indria, Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya,

Taman Guru, dan Taman Pra Sarjana.

Dalam mengembangkan pendidikan Tamansiswa, Ki Hajar Dewantara memiliki

ajaran-ajaran yang dapat menjadi panutan bagi kita, tidak hanya itu Tamansiswa

juga mempunyai konsep, sistem, asas dan adat istiadat yang patut diteladani

supaya dapat terciptanya manusia yang berguna.

SARAN

Masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang pendidikan

Tamansiswa padahal Tamansiswa merupakan badan pendidikan yang

mngutamakan kecerdasan bangsa. Diharapkan masyarakat lebih mengenali dan

mempelajari atau ikut serta dalam pendidikan terutama pendidikan

Ketamansiswaan yang mengacu pada kecerdasan bangsa.

Nurhaida| 16

Anda mungkin juga menyukai