Anda di halaman 1dari 24

KETAMANSISWAAN

Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara

Disusun Oleh:
MUTIARA ZULYANTI (2021010005)
NURATINA (2021010043)
NOFITASARI (2021010029)
SRI LAILA FAUZIAH (2021010018)
M. ALFIN HADI PRASETYO (2021010031)

PENDIDIKAN SEJARAH
STKIP TAMAN SISWA BIMA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puja dan puji serta rasa syukur yang


sedalam-dalamnya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul: “Ajaran Hidup Ki
Hadjar Dewantara” ini disusun dalam rangka tugas presentasi
kelompok mata kuliah Ketamansiswaan. Penulis menyampaikan dan
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis,
mahasiswa dan para pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak
lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
selanjutnya.

PENULIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I (PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang ......................................................................


B. Rumusan Masalah..................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................

BAB II (PEMBAHASAN )

A. AJARAN HIDUP KI HADJAR DEWANTARA


B. FATWA UNTUK HIDUP MERDEKA
C. TRILOGI TAMANSISWA

BAB III (PENUTUP)

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketamansiswaan tidak bisa lepas dengan adanya fatwa, ajaran ki hadjar


dewantara sebagai peneguh hidup kita. Fatwa untuk hidup merdeka yang
diberikan kepada kita atau disebut juga dengan bundelan untuk diingat- ingat,
direnungkan dan diamalkan terdiri dari 10 fatwa tersebut terdiri dari Lawan
Sastra Ngesti Mulya, Suci Tata Ngesti Tunggal, Hak Diri untuk menuntut
Salam Dan Bahagia, Salam Bahagia diri tak boleh menyalahi damainya
masyarakat, Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna, Alam hidup
manusia adalah alam hidup berbulatan, Dengan bebas dari segala ikatan dan
suci hati berhambalah kita kepada sang anak, Tetep mantep antep, Ngandel
kendel bandel , Neng Ning Nung Nang. Dari sepuluh fatwa ki Hadjar itu
merupakan welingan, pesanan dan amanat kepada kaum Tamansiswa yang
berjuang menghadi kesulitan hidup dan Rintangan – rintangan yang hebat
terutama di waktu jaman pemerintahan kolonial. Ia menjadi mantra yang
menguatkan keyakinan perjuangan kaum Tamnsiswa.
Sedangkan untuk ajaran hidup Ki Hajdar Dewantara suatu wadah dan
wujud ajaran hidup ki Hadjar Dewantara yang merupakan konsepsi kehidupan
manusia baru, untuk manusia salam bahagia, masyarakat tertib damai . wujud
ajaran ki Hadjar Dewantara berupa Asas, sendi organisasi, sistem pendidikan,
dan cara-cara kebiasaan hidup, sebagai syarat-syarat pelaksanaan dan
perwujudan cita-cita kehidupan Tamansiswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Ajaran hidup Tamansiswa ?
2. Apakah yang artifatwa Ki Hadjar Dewantara ?
3. Apa saja contoh kongkrit dari Fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantara ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk memahami yang dimaksud dengan fatwa Ki Hadjar Dewantara
2. Untuk memahami yang dimaksud dengan Ajaran Ki Hadjar Dewantara/
Tmansiswa
3. Agar bisa memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan sehari – hari
berdasarkan fatwa dan ajaran Ki Hadjar Dewantar
4. Guna untuk menambah wawasan mengenai Fatwa dan ajaran Ki Hadjar
Dewantara
5. Dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan fatwa dan
ajaran Ki Hadjar Dewantara .
BAB II
PEMBAHASAN
A. AJARAN HIDUP KI HADJAR DEWANTARA

1. Cita – Cita Manusia Salam – Bahagia, Dunia Tertib – Damai


Hidup salam dan bahagia, yang berarti selamat lahirnya dan bahagia
batinnya, dicapai dengan kecukupan sandang pangan keperluan
jasmaniah dan bebas merdeka jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan
gangguan batin, bebas dari ketakutan.
Contoh : Orang tak akan bahagia apabila hanya dengan kecukupan
makanan dan pakaian, kalau dia hidup dalam ketidakbebasan
dan ketakutan.
2. Kemerdekaan Diri, Tertib – Damai
Hak mengatur diri sendiri, dicantumkan sebagai asas Tamansiswa yang
utama dan pertama menjadi dasar mencapai cita – cita hidup salam
bahagia dan masyarakat tertib damai. Ketertiban menjadi syarat
mendatangkan damai, tetapi ketertiban oleh karena paksaan dan tekanan
tidak akan mendatangkan kedamaian hidup.
Contoh : Orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya, tetapi tetap
ada batasan atau aturan tertib dan damainya pergaulan hidup.
3. Democratie En Leiderschap-Demokrasi Dan Pimpinan Kebijaksanaan
Kebebasan seseorang berarti hak orang itu untuk menindas kebebasan
orang lain. Bahkan demokrasi yang dijalankan untuk menindas
demokrasi itu sendiri.
Contoh : Dalam suatu keluarga diperlukan kebulatan pendapat, kalau
rapat belum mencapai suara bulat, maka bisa ditunda 24 jam
untuk memberikan istirahat dan menenangkan fikiran agar
dapat mempertimbangkan matang-matang, untuk mengambil
keputusan.
4. Sistem Among, Tut Wuri Handayani
Sistem among yaitu cara pendidikan yang dipakai dalam Tamansiswa,
dengan maksud mewajibkan pada guru, supaya mengingatkan dan
mementingkan kodrat alam anak – anak murid, dengan tidak melupakan
segala keadaan yang mengelilinginya.
Contoh : “Sistem among” yaitu cara pendidikan yang dipakai dalam
tamansiswa, dengan maksud mewajibkan pada guru, supaya
mengingati dan mementingkan “kodrat alam” anak-anak murid,
dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya.

5. Merdeka, Kesanggupan Dan Kemampuan Untuk Berdiri Sendiri


Menurut faham Tamansiswa, kemerdekaan seseorang tidak saja berarti
bebas lepasnya orang itu dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi
juga berarti sanggup dan kuatnya berdiri sendiri, tidak tergantung pada
pertolongan orang lain.
Contoh :Kemerdekaan seseorang tidak saja berarti bebas lepasnya orang
itu dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi juga berarti
sanggup dan kuatnya berdiri sendiri, tidak tergantung pada
pertolongan orang lain.

6. Zelfbedruiping Systeem – Opor Bebek Mateng Saka Awake Dewek


Untuk hidup merdeka tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
Tamansiswa mendasarkan cara hidupnya atas sistem opor bebek,
membiayai hidupnya dari usaha sendiri.
Contoh :Untuk hidup merdeka tidak tergantung pada pertolongan orang
lain. Tamansiswa mendasarkan cara hidupnya atas sistem opor
bebek, membiayai hidupnya dari usaha sendiri, sebagai masakan
opor itik, yang dapat masak oleh minyak yang ada pada
badannya sendiri.

7. Hidup Hemat Dan Sederhana


Berani hidup hemat dan sederhana, sebagai akibat tidak mau menerima
bantuan orang lain yang mengikat, konsekuensinya orang yang ingin
hidup merdeka, tidak mau menjadi budak orang lain.
Contoh :Berani hidup hemat dan sederhana, sebagai akibat tidak mau
menerima bantuan orang lain yang mengikat, konsekuensinya
orang yang ingin hidup merdeka, tidak mau menjadi budak
orang lain.

8. Tamansiswa Masyarakat Tidak Berkelas


Tamansiswa menolak peraturan “loobelasting” (pajak upah) dari
peraturan Pemerintah Hindia Belanda. Satu pengakuan dasar
kekeluargaan dari Pemerintah Belanda, bahwa di dalam Tamansiswa tak
mengenal buruh dan majikan.
Contoh :Secara prinsipil Tamansiswa menolak peraturan itu dikenakan
kepada Tamansiswa. Bahwa di dalam Tamansiswa tak
mengenal buruh dan majikan.

9. Kekeluargaan – Demokrasi Dengan Kepemimpinan


Kehidupan satu keluarga menggambarkan di mana tiap – tiap orang
dalam keluarga itu sama derajatnya, sama haknya, sama – sama bebas
merdeka.
Contoh :Perintah harus dijalankan, demi keselamatan bersama. Itulah
kekeluargaan yang dibatasi dengan leiderschap untuk
kebahagiaan dan keselamatan bersama.

10. Terug Naar Het Nationale – Kembalilah Pada Asalmu


Ki Hadjar Dewantara dengan Tamansiswanya telah menyerukan bangsa
Indonesia kembali kepada kepribadian nasionalnya. Supaya bangsa
Indonesia menempuh jalan kehidupan menurut garis hidupnya.
Contoh :Ki Hadjar Dewantara dengan Tamansiswa telah menyerukan
bangsa Indonesia kembali kepada kepribadian nasionalnya.
Supaya bangsa Indonesia menempuh jalan kehidupan menurut
garis hidupnya.

11. Kebangsaan – Kodrat Alam


Kodrat alam merupakan petunjuk bagi hidup manusia, karena apa yang
diwujudkan oleh atau dari dan di dalam kodrat alam itu merupakan sifat
lahirnya kekuasaan dan ketertiban Tuhan Yang Maha Sempurna. Oleh
karena keadaan kodrat alamnya manusia mempunyai kebiasaan hidup,
yang berbeda – beda antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.
Contoh : itik dan Ayam . si itik beralat paruh seperti sudu, si ayam
berparuh untuk mencotok. Kaki si bebek dilengkapi dengan alat
untuk berenang, si ayam dengan cakarnya. Si ayam makan
dengan mengais, si itik makan dengan menyudu. Berbeda – beda
kodrat pemberian Tuhan baginya.

12. Kebangsaan – Kemanusiaan


Hidup kebangsaan adalah Differensiasi atau kekhususan hidup
kemanusiaan sebagai kewajaran menurut dasar – dasar dan kepentingan
yang khusus bagi hidup bangsa. Karena itu, hidup kebangsaan harus
selalu sesuai dengan hidup kemanusiaan. Tidak boleh bertentangan,
bahkan bertali erat dan merupakan kesatuan antara sifat- siafat yang
khusus dan yang umum dalam hidup manusia didunia.
Contoh : pada jaman sekarang ini, banyak Adu Ayam dan dianggap
sebagai tontonan yang biasa dan bisa disebut Nasional namun
oleh karena perbuatan itu merupakan penyiksaan terhadap
binatang, Tamansiswa tidak mengijinkan adu ayam atau pun
adu binatang Apapun.

13. Kebangsaan – Persatuan Dan Kesatuan Nasional


Dengan menjunjung dan mengakui satu bangsa, satu tanah air dan satu
bahasa indonesia, Ki Hadjar memahamkan persatuan dan kesatuan
bangsa indonesia berdasarkan pengertian, bahwa hidup tiap – tiap bangsa
adalah pula bagian-bagian yang beraneka warna sifat dan bentuknya.
Persatuan dan kesatuan kebangsaan janganlah dicapai dengan
mempersatukan atau menyatukan segala keadaan yang bermacam-
macam, sifat dan bentuknya menurut kodratnya sendiri.
Contoh : perkumpulan bangsa indonesia dengan berbagai macam suku
dan budaya tanpa adanya perbedaan berdasarkan model
pakaian / ciri khas pakaian masing-masing yang mereka pakai.
Contohnya orang sumatra harus dipaksa mengganti sarungnya
dengan kain panjang dari jawa.

14. Kebangsaan – Kerakyatan


Hidup suatu bangsa tidak boleh terlepas dari hubungannya dengan hidup
manusia didunia pada umumnya agar dapat menambah kekayaan lahir
dan batin. Tidak pula boleh terlepas dari pertaliannya dengan hidup
manusia didalam daerahnya, agar dapat menimbulkan kebahagiaan dari
rakyatnya. Karena itu kenasioanalan menurut tamansiswa tidak boleh
memisahkan bangsa dari kerakyatan.
Contoh : mahasiswa fakultas ekonomi UST terdiri dari banyak suku, dan
budaya hampir dari sabang sampai merauke banyak dijumpai,
setiap dari mereka mempunyai ciri khas masing- masing yang
tetap terbawa sampai saat ini, dari gaya bahasa contohnya
orang yang berasal dari daerah batak / sumatra terbisa
berbahasa keras sedangkan orang yang asli dari jawa lebih
berbahasa halus dan pelan, mereka semua tidak akan lepas
dengan hidup dalam daerahnya.

15. Teori Trikon


Teori Trikon ditemukan ki hajar dewantara untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan nasional indonesia.
a. Kontinuita : dalam melestarikan kebudayaan asli indonesia kita
harus terus menerus dan berkesinambungan.
b. Kovergensi : dalam upaya mengembangkan kebudayaan nasional
indonesia kita harus memadukan dengan kebudayaan asing yang
dipandang dapat memajukan bangsa indonesia .
c. Konsentrisita : dalam pergaulan dengan bangsa – bangsa lain didunia
kita harus berusaha menyatukan kebudayaan nasional kita dengan
kebudayaan dunia (global) dengan catatan harus tetap berpegang
pada khas kepribadiaan bangsa indonesia .
Contoh : di era modern ini banyak orang yang meniru cara berbudaya
kebudayaan orang-orang barat, yang cenderung terbuka,
mungkin kita yang hidup dijawa lebih baik bisa memilih dan
memilah mana yang baik ditiru dan mana yang tidak bisa ditiru
atau ditinggalkan.

16. Dasar Kulturil – Kontinu


Kebudayaan itu sifatnya kontinu, bersambung tak terputus-putus,
berkembang maju.
Contoh : kebudayaan jawa yang ada pada era sekarang ini harusnya
semakin maju. Contohnya adalah gamelan jawa adalah suatu
kebudayaan yang berasal dari nenek moyang kita yang sampai
saat ini dapat didengarkan, namun banyak gamelan saat ini
sudah dimodifikasi dengan alat-alat lainnya sebagai
penambahnya.

17. Dasar Nasional – Konsentris


Alam hidup manusia itu merupakan alam hidup berbulatan (kensentris),
yang digambarkan sebagai lingkaran besar kecil yang semua bersatu titik
pusat dimana orang duduk atau berdiri diatas titik pusat itu . lingkaran
terkecil adalah alam diri pribadi seseorang, lingkaran diluarnya yang
lebih luar ialah alam keluarga. Yang lebih luas bagi diluarnya ialah alam
bangsa dan kebangsaan, dan yang terluas ialah alam manusia dan
kemanusiaan. Disela- sela itu terdapat lingkaran alam kehidupan
kedaerahan, golongan, faham dan keyakinan, golongan politik/kepartaian
ataupun golongan-golongan lainnya.
Contoh : timbulnya bentrokan antar daerah dengan daerah dan daerah
dengan pusat kehidupan bangsa, bisa terjadi oleh karena
semangat yang berlebih-lebihan mementingkan kepentingan
dirinya, baik oleh karena kurangnya kesadaran dari suku akan
kepentingan keseluruhan persatuan, atau terkadang oleh
berlebih- lebihannya semangat ingin mempersatukan dengan
tidak mengingati atau menindas perasaan dan kepentingan
golongan.

18. Dasar Kemasyarakatan – Konvergen


Dasar kemasyarakatan yang sambung dan hubungan kita dengan
masyarakat yang lebih luas/ konvergensi, sebagai lembaga masyarakat
Tamansiswa tidak memisahkan diri dari masyarakat yang lebih luas. Ia
harus menghubungkan dirinya dengan masyarakat.
Contoh : dari kebudayaan tari jatilan yang terkenal dijawa suatu kesenian
daerah, kini meningkat kepada kesenian dan kebudayaan yang
dikenal didunia yang akan menambah kekayaan kita sebagai
bangsa, dan memudahkan hubungan bangsa kita dengan bangsa-
bangsa didunia yang lain.

19. Tirulah Hidup Cecak


Pendidikan nasioanal yang menegakkan jiwa anak-anak sebagai bangsa
yang juga bermaksud membimbing anak-anak untuk menjadi manusia
yang bisa hidup dengan kecakapan dan kepandaiannya, berbuat sesuatu
berguna tidak saja untuk dirinya, tetapi juga untuk kepentingan
masyarakat.
Contoh: orang yang telah sekolah bisa mencari makan dengan menjual
kacang, berjualan sayuran yang bisa hidup dari hasil berjaja itu,
tetapi anak yang yang sekolah dari kalangan atas yang dianggap
sebagai anak pandai, malah tidak bisa mencari makan sendiri .
atau bisa juga ambil dari cecak, cecak adalah makluk yang tidak
sekolah, dia juga tidak diploma , tetapi dia tidak pernah
menganggur dia tahu dimana harus mencari makan. Dia tau,
dimana ada lampu, disana banyak datang nyamuk, dan disanalah
cecak mencari makan menanangkap nyamuk untuk
makannannya.

B. FATWA UNTUK HIDUP MERDEKA

1. LawanSastraNgestiMulya
Denganpengetahuankitamenujukemuliaan.Inilah yang dicita-citakan Ki
HadjardenganTamansiswanya, untuk kemuliaan nusa bangsa dan rakyat.
Sastra herdrayu ningrat pangruwatingdyu. Ilmu yang luhur dan mulia
akan menyelamatkan dunia serta melenyapkan kebiadaban.
Contoh : orang yang berilmudengantidakberilmu
2. Suci Tata Ngesti Tunggal
Dengan suci batinnya, tertib lahirnya menuju kesempurnaan, sebagai janji
yang harus diamalkan oleh tiap-tiap peserta perjuangan Tamansiswa.
Contoh : Orang yang baik dengan orang tidak baik
3. Hakdiriuntukmenuntutsalamdanbahagia
Berdasarkan asas tamansiswa yang menjadi syarat hidup mereka
berdasarkan pada ajaran agama, bahwa bagi Tuhan semua manusia itu
pada dasarnya sama, sama haknya dan sama kewajibannya. Sama haknya
mengatur hidupnya serta sama haknya menjalankan kewajiban
kemanusiaan untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia dalam
hidup batinnya. Jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir. Dan jangan
pula hanya mengejar kebahagiaan hidup batin.
Contoh: Tidak boleh sombong

4. Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat.


Bahwa kemerdekaan diri kita dibahasi oleh kepentingan keselamatan
masyarakat. Batas kemerdekaan diri kita ialah hak-hak orang lain yang
seperti kita masing-masing sama-sama mengejar kebahagiaan hidup.
Segala kepentingan bersama harus diletakkan diatas kepentingan diri
masing-masing akan hidup selamat & bahagia.
Contoh: melakukan musyawarah mufakat, semua anggota musyawarah
berhak menyampaikan pendapatnya.
5. Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna
Sebagai pengakuan bahwa kodrat alam yakni sebagai kekuatan dan
kekuasaan yang mengelilingi dan melingkungi hidup kita itu adalah sifat
lahirnya kekuasaan Tuhan yang maha kuasa, yang berjalan tertib dan
sempurna diatas segala kekuasaan manusia.
Contoh: manusia harus bersahabat dengan alam, tidak merusak alam.
6. Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
Hidup kita masing-masing ada dalam lingkungan berbagai alam-alam
kekhususan yang saling berhubungan dan berpengaruh. Alam khusus ialah
alam diri, alam kebangsaan dan alam kemanusiaan.
Contoh:
7. Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada
sang anak
Penghambaan kepada sang anak tidak lain daripada penghambaan kita
sendiri. Sungguh pun pengorbanan kita itu kita tunjukan kepada sang anak,
tetapi yang memerintahkan kita dan memebri titah untuk berhamba dan
berkorban itu bukan si anak, tetapi kita sendiri masing-masing.
Contoh:
8. Tetep-Mantep-Antep
Dalam melaksanakan tugas perjuangan kita, kita harus tetap hati. Tekun
bekerja, tidak boleh menoleh kekanan dan kekiri. Kita harus tetap tertib
dan berjalan maju. Kita harus selalu “mantep”, setia dan taat pada asas itu,
teguh iman hingga tak ada yang akan dapat menahan gerak kita atau
membelokkan aliran kita.
Contoh:
9. Ngandel-kendel-bandel
Kita harus “ngandel”, percaya jika kepada kekuasaan Tuhan dan percaya
kepada diri sendiri. “kendel” berani tidak ketakutan dan was-was oleh
karena kita percaya kepada Tuhan dan kepada diri sendiri. “bandel”, yang
berarti tahan, dan tawakal. Dengan demikian maka kita menjadi “kendel”,
tebal, kuat, lahir dan batin, berjuang untuk meraih cita-cita kita.
Contoh: orang yang gigih dalam memperjuang kan cita-citanya
10. Neng-ning-nung-nang
Dengan “meneng”, tentram lahir batin, tidak nerveus kita menjadi “ning”,
wening, bening, jernih pikiran kita, mudah membedakan mana hak dan
mana batil, mana benar dan mana salah, kita menjadi “nung” hanung, kuat
sentosa, kokoh lahir dan batin untuk mencapai cita-cita. Akhirnya “nang”
menang, dan dapat wewenang, berhak dan kuasa atas usaha kita.
Contoh: ketika manusia diam dengan pikiran yang jernih dalam menyikapi
segala hal kita menjadi orang yang kuat maka dari itu kita akan menjadi
orang yang bias mencapai apa yang kita inginkan.
C. TRILOGI TAMANSISWA

Hidup salam dan bahagia, yang berarti selamat lahirnya dan


bahagia batinnya, dicapai dengan kecukupan sandang pangan keperluan
jasmaniah dan bebas merdeka jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan
gangguan batin, bebas dari ketakutan.
Orang tak akan bahagia apabila hidupnya hanya dengan kecukupan
makanan dan pakaian, kalau dia hidup dalam ketidakbebasan dan
ketakutan. Kecukupan sandang pangan tanpa kebebasan dan kemerdekaan
jiwa, tak akan memberi bahagia. Sebaliknya kebahagiaan tak akan ada
selama orang masih menderita kekurangan keperluan jasmanihnya. Ki
Hadjar Dewantara mengisahkan orang yang serba cukup keperluan
materiil tetapi jiwanya menderita, tak merasa bahagia, sebagai orang:
“nunggang montor mrebes mili” (naik mobil dengan menangis), sedang
orang yang melarat materil tetapi merasa puas, merasa bahagia,
digambarkan sebagai orang: “mikul dawet rengeng-rengeng” (memikul
cendol yang berat dengan bernyanyi), menggambarkan orang yang merasa
tentram walaupun merasa berat hidupnya.
Cita-cita hidup salam dan bahagia hanya bisa di capai dalam satu
masyarakat yang tertib dan damai, tata lan tentrem (orde en vrede).
Ketertiban menjadi syarat mendatangkan damai, tetapi ketertiban
oleh paksaan dan tekanan tidak akan mendatangkan kedamaian hidup.
Tertib lahirnya, damai batinya itulah masyarakat yang akan dicapai oleh
tamansiswa.
Salam bahagia bagi tiap orang, tertib damai bagi masyarakat.
1. TRI SAKTI
 Cipta
Cipta ialah kekuatan yang membuat gambar-gambar terhadap
rencana dan segala sesuatu yang telah terjadi berupa Citraan
(gambaran) yang ada di benak kita

 Rasa
Rasa ialah kekuatan halus yang menyelimuti dan menyatu dari
setiap gambar-gambar atau citraan terhadap segala sesuatu yang
membawa kesan, hal ini sering kita namakan perasaan (emosi
pribadi).

 Karsa
Karsa atau kehendak/tekad. Inilah kekuatan yang menggerakkan
segala Cipta dan Rasa itu menjadi terlaksana.
2. TRI HAYU
a. Mamayu hayuning sarira
Manusia harus memanfaatkan dan mengatur alam semesta
dengan proses yang berkelanjutan dan tidak dengan cara serta
merta. Manusia lebih dahulu harus belajar menata dirinya,
mengendalikan perilakunya, disiplin terhadap aturan dan norma
yang berlaku serta doktrin agama yang dianutnya, mencari jati
dirinya untuk mampu mengendalikan nafsu hingga jiwanya tertata
mencapai rahayuning jiwa.
Contohnya adalah kita sebagai individu harus belajar
mengendalikan diri sendiri mengikuti norma yang ada agar tercipta
jiwa yang bahagia dan menemukan jatidiri kita

b. Mamayu hayuning bangsa


Setelah menemukan jati dirinya dan sanggup
mengendalikan diri dari nafsunya, manusia akan menuju pada
tingkatan langkah berikutnya yaitu bagaimana ia akan berinteraksi
dengan sesamanya.
Contohnya adalah keluarga, bagaimana ia bisamenjadi
pelita, membina, menjaga, dan mengatur keluarganya dengan baik.
Keluarga akan menjadi anggota masyarakat. Manusia hidup
bersama, saling membantu, membina, mengasihi, saling menjaga,
bersama-sana berusaha keras meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahtraan. Selanjutnya, masyarakat akan menjadi pilar
berdirinya suatu bangsa.masyarakat yang baik, tangguh dan
berkualitas akan mempunyai peran yang sangat penting dalam
membangun Negara dan mewujudkan tujuan Negara.
c. Mamayu hayuningmanungsa (bawana)
Manusia tidak bisa seenaknya melakukan perusakan alam.
Manusia harus sadar bahwa keberadaan setiap individu dalam
tatanan alam raya ini tidaklah berdiri sendiri. mereka memiliki
kaitan yang erat dengan seluruh komponen alam yang saling
bergantungan dalam struktur yang rapid an bertingkat. Falsafa tepo
seliro akan menciptakan lingkungan sejuk nan harmonis.
Contohnya adalah tidak sembarangan menebang pohon
yang akan mengakibatkan banyak kerugian, seperti bencana alam,
dan mengganggu banyak makhluk hidup yang tinggal di dalam
hutan tersebut.
3. TRI PUSAT PENDIDIKAN

a. Pendidikan dilingkkungan keluarga


Pendidikan di alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama
dan terpenting. Sejak timbul adab kemanusiaan hingga kini, hidup
keluarga selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti atau
karakter dari tiap-tiap manusia.
Contohnya adalah orangtua mengajarkanajaran keagamaan, ajaran
emosional,dan pelajaran moral anak
b. Pendidikan di lingkungan sekolah
Alam perguruan merupakan pusat perguruan yang teristimewa
berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran (perkembangan
intelektual) beserta pemberian ilmu pengetahuan (balai-wiyata).
Contohnya mengajarkan bagaimana cara mengajar dan yang
berkaitan tentang pengetahuan.
c. Alam kemasyarakatan atau alam pemuda merupakan kancah pemuda
untuk beraktivitas dan beraktualisasi diri mengembangkan potensi
dirinya.

4. TRINGA

a. Ngerti
Ngerti adalah mengerti atau mengetahui apa yang dilihatnya
Contohnya belajar tentang apa itu kebaikan.

b. Ngrosa
Ngrasaatau ikut merasakan terhadap apa yang telah dia mengerti
setelah belajar mengetahui segala sesuatu dari guru,lingkungan dan
dari alam melalui peng-alamannya untuk kemudian memikirkan jalan
keluar dan menentukan sikap sebagai pribadi dengan pendirian yang
kokoh, tangguh dan jelas-jelas memperlihatkan kepribadian bangsa
Indonesia yang terhormat. Dengan demikian siswa sungguh mengerti
apa yang akan dilakukan dan sadar akan apa yang dilakukan.
Contohnya merasakan apa itu kebaikan dan sadar itu baik
dilakukan atau tidak baik dilakukan.

c. Nglakoni
Nglakoniartinya melakukan atau berbuat dengan tindakan nyata
bukan hanya berpangku tangan menunggu wahyu dari langit. Merasa
dan mengerti saja tidak cukup,apa yang telah dimengerti dan dirasakan
harus diaplikasikan dalam tindakan untuk membuktikan bahwa subyek
belajar mau nglakoni atau melakukan tindakan.
Contohnya mengamalkan kebaikian yang telah ia pelajari dan ia
rasakan baik untuk dilakukan.
5. TRILOGI KEPEMIMPINAN

a. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan teladan), seorang


pemimpin harus memberikan tauladan yang baik bagi orang yg
dipimpinnya
Contohnya seorang pemimpin yang selalu bertindak dan bertutur kata yang
baik
b. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberikan bimbingan),
seorang pemimpin haruslah bisa bekerjasama dengan orang yang
dipimpinnya.
Contohnya pemimpin harus bisa memposisikan dirinya untuk bekerjasama
dengan masa yang dipimpinnya dan bisa memotivasi sehingga bisa
menggerakkan masa yang dipimpin untuk mencapai visinya
c. Tut Wuri Handayani (dibelakang memberi dorongan),memberikan
kesepatan kepada orang lain yang dipimpinnya untuk maju.
Contohnya pemimpin memberikan bekal ilmu yang akan menambah
wawasan dan kepintaran orang yang dipimpinnya
6. TRI PANTANGAN
Tri pantangan yaitu 3 larangan yang harus dijauhi
a. Tidak Boleh Menyalah Gunakan Kekuasaan
Contohnya seseorang yang memiliki kekuasaan tidak boleh
menggunakan kekuasaannya untuk mencari keuntungan bagi dirinya
sendiri.
b. Penyalah Gunaan Keuangan
Contohnya seseorang yang diberi tanggungjawab untuk bekerja atau
mengelola keuangan tidak boleh korupsi.
c. Tidak Boleh Merusak Pagar Ayu (Selingkuh)
Contohnya seseorang yang telah menikah tidak boleh berselingkuh
serta harus menjaga harkat dan martabat keluarga.

7. TRI DARMA
a. Berani Berintrospeksi
Memahami kelemahan pribadi. Introspeksi diri diawali dengan
sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan atau
kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena
selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena
hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan.
Memahami titik kritis berarti memiliki sikap waspada dan antisipasi.
Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi
hal-hal yang fatal.

b. Merasa Ikut Memiliki


 takwa pada Tuhan
 Tidak membeda2kan satu sm lain
 Menjaga lingkungan alam sekitar
 Saling menjaga sikap,toleransi,Musyawarah,Tidak sombong
 Rela berkorban
c. Berkewajiban mebela
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha dan
upaya pembelaan negara sesuai dengan dasar hukum bela negara diatas.
Kesadaran bela negara sendiri hakikatnya merupakan kesediaan berbakti
terhadap negara dan juga kesediaan berkorban dalam membela negara.
Jenis-jenis upaya dan usaha bela negara amatlah luas, dari yang
paling halus hingga yang paling keras. Mulai dari dengan menciptakan
hubungan baik antar warga negara hingga penangkalan ancaman yang
bersifat nyata dari musuh bersenjata. Dalam bela negara pun memiliki
beberapa unsu-unsur dasar yakni sebagai berikut:
a. Cinta tanah air.
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan dasar bela negara.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
ajaran hidup ki hadjar dewantara
a. Cita – Cita Manusia Salam – Bahagia, Dunia Tertib – Damai
b. Kemerdekaan Diri, Tertib – Damai
c. Democratie En Leiderschap-Demokrasi Dan Pimpinan Kebijaksanaan
d. Sistem Among, Tut Wuri Handayani
e. Merdeka, Kesanggupan Dan Kemampuan Untuk Berdiri Sendiri
f. Zelfbedruiping Systeem – Opor Bebek Mateng Saka Awake Dewek
g. Hidup Hemat Dan Sederhana
h. Tamansiswa Masyarakat Tidak Berkelas
i. Kekeluargaan – Demokrasi Dengan Kepemimpinan
j. Terug Naar Het Nationale – Kembalilah Pada Asalmu
k. Kebangsaan – Kodrat Alam
l. Kebangsaan – Kemanusiaan
m. Kebangsaan – Persatuan Dan Kesatuan Nasional
n. Kebangsaan – Kerakyatan
o. Teori Trikon
p. Dasar Kulturil – Kontinu
q. Dasar Nasional – Konsentris
r. Dasar Kemasyarakatan – Konvergen
s. Tirulah Hidup Cecak

fatwa untuk hidup merdeka


a. LawanSastraNgestiMulya
b. Suci Tata Ngesti Tunggal
c. Hakdiriuntukmenuntutsalamdanbahagia
d. Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat.
e. Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna
f. Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
g. Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada
h. Tetep-Mantep-Antep
i. Ngandel-kendel-bandel
j. Neng-ning-nung-nang

trilogi tamansiswa
Hidup salam dan bahagia, yang berarti selamat lahirnya dan bahagia
batinnya, dicapai dengan kecukupan sandang pangan keperluan jasmaniah dan
bebas merdeka jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan gangguan batin, bebas dari
ketakutan.
Orang tak akan bahagia apabila hidupnya hanya dengan kecukupan makanan dan
pakaian, kalau dia hidup dalam ketidakbebasan dan ketakutan. Kecukupan
sandang pangan tanpa kebebasan dan kemerdekaan jiwa, tak akan memberi
bahagia. Sebaliknya kebahagiaan tak akan ada selama orang masih menderita
kekurangan keperluan jasmanihnya.
Cita-cita hidup salam dan bahagia hanya bisa di capai dalam satu
masyarakat yang tertib dan damai, tata lan tentrem (orde en vrede). Ketertiban
menjadi syarat mendatangkan damai, tetapi ketertiban oleh paksaan dan tekanan
tidak akan mendatangkan kedamaian hidup. Tertib lahirnya, damai batinya itulah
masyarakat yang akan dicapai oleh tamansiswa.
Salam bahagia bagi tiap orang, tertib damai bagi masyarakat.
a. TRI SAKTI
 Cipta
 Rasa
 Karsa
b. TRI HAYU
 Mamayu hayuning sarira
 Mamayu hayuning bangsa
 Mamayu hayuningmanungsa (bawana)
c. TRI PUSAT PENDIDIKAN
 Pendidikan dilingkkungan keluarga
 Pendidikan di lingkungan sekolah
 Alam kemasyarakatan atau alam pemuda merupakan kancah pemuda
untuk beraktivitas dan beraktualisasi diri mengembangkan potensi
dirinya.
d. TRINGA
 Ngerti
 Ngrosa
 Nglakoni
e. TRILOGI KEPEMIMPINAN
 Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan teladan)
 Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberikan bimbingan)
 Tut Wuri Handayani (dibelakang memberi dorongan)
f. TRI PANTANGAN

 Tidak Boleh Menyalah Gunakan Kekuasaan


 Penyalah Gunaan Keuangan
 Tidak Boleh Merusak Pagar Ayu (Selingkuh)
g. TRI DARMA
 Berani Berintrospeksi
 Merasa Ikut Memiliki
 Berkewajiban mebela

B. SARAN
a. Ajaran – ajaran Tamansiswa sebaiknya diterapkan dan
dilakukan oleh mahasiswa, organisasi – organisasi dan seluruh
keluarga di Tamansiswa.
b. Dedikasi, loyalitas dan keikhlasan para pelaksana Perguruan
Tamansiswa agar tetap terpelihara dan dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

Ki Sutikno, Ketamansiswaan 1. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta


http://adityaphisca.blogspot.co.id/2014/03/trilogi-kepemimpinan-ideal-dalam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai