PENDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA BIMA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
TERAKREDITASI
No. SK: 009/BAN-PT/AK-XIV/S1/VII/2011
Jln,Lintas Bima-Tente Palibelo Bima. Tlp.(0374) 42891 Fax.
(0374) 43806
Nama : Rif’an
Semester : 3
Prodi : Pendidikan Sejarah
NIM : 2021010006
JAWABAN :
Asia Tenggara biasa dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan
(ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM).
Negara-negara yang termasuk ke dalam ATD adalah :
1. Kamboja,
2. Laos,
3. Myanmar
4. Thailand
5. Vietnam
1. Brunei,
2. Filipina,
3. Indonesia,
4. Malaysia,
5. Singapura,
6. Timor Leste
Secara geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan
juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun demikian,
karena alasan politik Taiwan dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke
kawasan Asia Timur. Kepulauan Cocos dan Pulau Christmas, yang terletak di
selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun
secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua
dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi
sudah tidak termasuk benua Asia.
18. pertama, merdeka sepenuhnya tanpa ada ikatan lagi dengan Inggris,
dan kedua, Commonwealth, ketiga adalah dibentuknya Constituent
Assembly yaitu majelis konstituante yang bertugas merumuskan
bentuk ketatanegaraan Burma.
19. a. Hukbalahap adalah kependekan dari Hukbo ng Bayan laban Sa Hapon
atau People’s Anti Japanese Army. Berdiri pada tanggal 29 Maret 1942 di
Mount Arayat yang melewati propinsi Pampanga, Tarlac dan Nueva Ecija.
Hukbalahap ini beranggotakan tokoh-tokoh sosialis dan para petani penggarap
lahan yang sebelumnya juga bergabung dengan organisasi petani Setelah Jepang
mundur dari Filipina gerakan ini kemudian berubah namanya menjadi Hujbong
Mapagpalaya ng Bayan atau People’s Liberation Army. Lawan yang dihadapi
pun berubah, dari tentara Jepang menjadi melawan pemerintahan Republik
Filipina yang baru terbentuk. Kerap kali dikatakan bahwa Hukbalahap
mengadakan pemberontakan dalam dua tahap. Tahap yang pertama berlangsung
pada 1946—1950 dan tahapan kedua berlangsung antara 1950—1955.
Untuk mengetahaui penyebab munculnya gerakan petani di Filipina, kita
terlebih dahulu harus mengerti mengenai hubungan tradisional patron klien
antara elite lokal pemilik tanah/ tuan tanah dengan para petani penggarap.
Sistem seperti ini sebenarnya sudah ada bahkan sebelum masuknya penjajah
Spanyol ke Pulau Luzon. Pola hubungan ini memungkinkan adanya jaminan
mengenai substensi oleh para tuan tanah untuk para petaninya. Kondisi ini
kemudian berubah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
perkembangan pasar komersial. Para tuan tanah menekan upah menjadi
serendah mungkin untuk mendapatkan hasil keuntungan semaksimal mungkin.
Hubungan patron klien berubah menjadi eksploitasi terhadap para petani
penggarap tahan.
Pasa awal munculnya tuntutan para petani adalah untuk mereformasi sistem
sewa tanah, bukan sama sekali menghapus sistem tersebut. Sebagai contoh para
petani di central Luzon menuntut penurunan biaya sewa dan jaminan
kesejahteraan. Namun dalam perkembangannya kemudian, gerakan protes ini
berkembang menjadi pemberontakan. Pemberontakan, menurut point of view
petani, adalah sebuah usaha terakhir yang bisa dilakukan. Mereka melakukan
pemberontakan juga sebagai reaksi atas tindakan represif yang dilakukan oleh
pemerintahan kolonial.
Perlawanan terhadap pemerintahan koloni Spanyol pun berlangsung. Akan
tetapi gerakan tersebut masih bersikap lokal, setempat, dan belum terorganisir
dengan baik. Yang terbesar adalah pemberontahan tahun 1899—1902. Pada saat
Amerika menganeksasi Filipna setelah perang Spanyol-Amerika, orang-orang
Filipina diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk memerintah negerinya
sendiri. Tanah yang pada masa penjajahan Spanyol diambil dari para tuan tanah
untuk kemudian menjadi milik gereja, ketika AS datang tanah tersebut dijual
untuk publik. Amerika Serikat kemudian megesayahkan Tydings-McDuffie
Act. Keputusan ini diratifikasi oleh Philippine Congress. Isinya adalah janji
akan diberikannya kemerdekan penuh pada Filipina di tanggal 4 Juli 1946.
Sebelum merdeka penuh, Filipina adalah Negara persemakmuran di bawah
kekuasaan Amerika.
Masa Pendudukan Jepang
Pada saat Jepang menginvasi Filipina situasi politik di central Luzon pun
berubah. Pemerintahan militer Jepang bertindak represif terhadap orang-orang
dari organisasi petani. Akibatnya, Gerakan petani pun bergerak di bawah tanah.
Hukbalahap muncul sebagai perkembangan dari Gerakan Petani yang telah
muncul sebelumnya; seperti Kalipunang Pambansa ng mga Magsasaka sa
Pilipinas (KPMP), sebuah organisasi petani yang cukup berpengaruh di tahun
1930an; adapula Pambansang Kaisahan ng mga Magbubukid (PKM), atau
disebut juga Nation Peasants Union. Namun kemudian, semakin lama semakin
berkembang. Akhirnya, Hukbalahap menjadi organisasi paling besar dan paling
aktif di Central Luzon. Pendudukan jepang di Filipina tidak berlangsung lama.
Menyusul kekalahannya pada sekutu, Jepang pun hengkang dari Filipina.
Setelah Jepang mundur, pemerintahan baru di Filipina menghadapi
permasalahan serius. Perkonomian Filipina dalam kondisi yang buruk. Rakyat
menderita kelaparan, sementara angka pengangguran pun meningkat Sementara
itu, sejak kemerdekaannya di tahun 1946, pemerintah Republik Filipna sudah
harus menghadapi Gerakan Hukbalahap. Setelah dengan Jepang sudah tercapai
penyelesaian, Hukbalahap berupaya untuk mengkontrol pemerintahan yang baru
terbentuk. Akan tetapi usaha tersebut gagal. Hukbalahap kemudian berganti
nama menjadi People’s Liberation Army (Hukbong Magpalayang Bayan,
HMB) dan mengadakan pemberontakan.
Hukbalahap Pasca Pendudukan Jepang
Hukbalahap (yang kemudian berubah nama menjadi HMB) sebagai sebuah
gerakan terhitung sukses hingga bisa bertahan sampai tahun 1955. Dukungan
dari masyarakat lokal (setempat)lah yang membuat gerakan ini bertahan lama
(kurang lebih sampai 10 tahun). Organisasi Hukbalahap memiliki basis massa
dari golongan petani.Yang mendorong masyarakat petani untuk ikut dalam
gerakan hukbalahap ini adalah reformasi agraria. System landtenure yang ada
malah membuat mereka rugi. Para petani ingin memiliki tanah yang telah
mereka garap selama beberapa generasi. Ini tentunya selaras dengan slogan
Hukbalahap land for the landless.
Selama pemberontakannya itu, pasukan huk sempat menguasai sebagian daerah
di Luzon. Di daerah tersebut mereka membentuk pemerintahan sendiri.
Dilakukan pula perekrutan pegawai administrasi, pemungutan pajak, bahkan
juga membangun dan mengelola sekolah-sekolah. Perlawanan terhadap Jepang
telah membuat mereka lebih berpengalaman untuk melakukan perlawanan
terhadap pemerintah.
Hukbalahap kemudian terntegrasi dengan Partai Komunis Filipina dan
mengajukan tuntutan kepemilikan bersama tanah pertanian. Pertempuran pun
terjadi antara polisi Filipina bekerjasama dengan tuan tanah melawan pasukan
Huk. Pada bulan Februari 1948 presiden Roxas mengeluarkan kebijakan untuk
memaafkan mereka kolaborator, yang sempat bekerjasama dengan Jepang.
Disaat saat yang sama ia juga mengumumkan HMB sebagai organisasi ilegal.
Untuk itu, akan ditempuh langkah untuk menumpas pemberontakan ini. Upaya
ini diteruskan oleh pengganti Roxas, yaitu Presiden Quirino. Tugas penumpasan
Hukbalahap diserahkan pada Ramon Magsaysay. Magsaysay mengusulkan
untuk diadakan pelatihan bagi angkatan bersenjata Filipina dengan bantuan
Amerika Serikat. Pada tahun 1950 angkatan bersenjata melakukan penangkapan
para pempian gerakan ini. Sementara bagi anggota yang menyerahkan diri akan
diberikan amnesti. Pemberontakan Hukbalahap ini baru benar-benar berakhir
pada saat Luis Taruc menyerah di tahun 1955.
b. Tujuan gerakan hukbahalap
Melawan Jepang
Mengadakan pembaharuan tanah
Memperthankan tanah-tanah milik tuan-tuan yang telah pergi ke kota.
c. Pimpinan Hukbalahap terbagi kedalam tiga kategori. Pertama adalah
pemimpin di tingkat lokal. Mereka biasanya berasal dari kalangan
petani, contohnya:Hilary Filipe dan Patricio del Rosario. Yang kedua
adalah pimpinan di tingkat pusat.orang-orang yang bukan berasal dari
golongan petani, namun bersimpati dengan perjuangan petani. Mereka
ingin perubahan yang lebih radikal. Kebanyakan dari golongan
intelektual ini duduk dalam Partai Komunis Filipina (PKP). Tokohnya
antara lain Mateo del Castilo, Jose Lova, Jesus Lava. Yang terakhir
adalah golongan menengah. Mereka memiliki latar belakang keluarga
petani namun telah mengenyam pendidikan. Tokoh pimpinan seperti
ini adalah Luis Taruc dan Cenon Bungay.
1 Tidak adanya perhatian dari pemerintah thailand, adanya pembantaian
oleh pemerintah serta perlakuan diskriminatif lainnya seperti sekolah –
sekolah muslim yang dihancurkan dan diganti dengan sekolah thai dan
juga mereka kesulian dalam beribadah