Anda di halaman 1dari 10

KARYA TULIS

NASIONALISME BIRMA (MYANMAR 1886-1942)

Disusun oleh:

1. Selvi

2. Fransiska Veronika Dai

3. Vanisia Maria Aga

4. Siti Fatimah

5. Ihsan Andre

XI IPS 1

SMA N 1 Long Ikis


BAB 1

PENDAHULUAN

Proses dekolonosasi Birma berlangsung dalam rangka melepaskan diri dari jajahan Inggris.
Kolonial Inggris menjajah Birma sejak 1886 hingga 1942. Penjajahan Inggris ini menumbuhkan
rasa nasionalisme rakyat Birma dalam menentang pemerintahan kolonial. Meningkat nya rasa
nasionalisme rakyat Birma di picu oleh perpindahan pemerintah kolonial Inggris dari kota
Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886. Kota Yangoon digunakan Inggris sebagai subbagian dari
pemerintah Inggris di India. Akibatnya banyak warga India yang bermigrasi ke Birma. Di
pemerintahan kolonial Inggris, Birma menjadi salah satu Negara pengekspor beras terbesar
didunia. Hal ini membuat Birma mengalami masalah Disintegrasi social.

Penyebabnya karena sistem perekonomian tersebut tidak dikuasai Birma, melainkan dikuasai oleh
pemerintah kolonial Inggris. Pergerakan nasionalismepun mulai muncul. Salah satu nya adalah
pergerakan yang bernama Young Mens Buddihist Association atau Assosiasi Pemuda Buddha
masyarakat Birma juga kan melakukan beberapa pemberontakan dengan munculnya pergerakan
nasionalisme. Pergerakan nasionalisme tersebut tidak hanya muncul di daerah perkotaan namun
juga muncul didaerah pedesaan. Salah satu pergerakan nasionalisme itu adalah Saya San rebellion
pada tahun 1930 hingga 1932.

Pergerakan ini mendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma, meskipun tidak lama kemudian
diberantas habis oleh pemerintah kolonial Inggris. Akan tetapi bibit-bibit pergerakan kemerdekaan
Birma lainnya pun terus bermunculan. Para pergerakan ini lazim nya adalah aktivitas dari kalangan
mahasiswa atau yang biasa disebut dengan Thakin. Salah satu Thakin yang menonjol adalah U
Aung San. Ia adalah mantan prajurit yang dididik oleh jepang dan kemudian membentuk Burma
Independence Army atau BIA, atau tentara pembebasan Birma. Meskipun BIA membantu jepang
untuk menginvasi Birma pada masa perang dunia II, pergerakan ini kemudianmenjadi pelopor
dalam menyingkirkan penjajahan jepang dari Birma. Pada proses Dekolonisasi jepang dan Birma,
BIA mengubah nama nya menjadi Anti-Fascist Peoples Freedom League atau AFPFL.
Kemerdekaan Birma kemudian diproklamirkan pada tanggal 4 Januari 1948. Presiden pertamanya
adalah Sao Shwe Thaik, dengan perdana mentri Thakin Nu. Mayoritas kursi pemerintahan Birma
oleh orang-orang berpemikiran sosialisme-komunisme.

Keterikatan Birma terhadap India yang di buat oleh inggris juga menimbulkan banyak kerugian
terhadap Birma selain banyak nya warga India bermigrasi ke Birma, Inggris juga melakukan
kegiatan atau sistem pemerintahan di Birma itu sama dengan bentuk pemerintahan yang ada di
India. Hal ini menimbulkan persaingan dari para pedagang dan buruh India. Sehingga
menyebabkan Birma menuntut pemisahan diri dari India.
Rumusan masalah:
1. Apa yang melatarbelakang rakyat Birma menentang kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintahan kolonial Inggris sehingga timbul rasa nasionalisme pada masyarakat
Birma?

2. Bagaimana Proses yang terjadi mengenai masalah pemisahan Burma (Myanmar)


dari India?

3. Pergerakan nasional apa saja yang muncul pada masa pemerintahan kolonial
Inggris untuk mencapai kemerdekaan Burma (Myanmar)?
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Latarbelakang rakyat Myanmar menentang kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan


kolonial Inggris sehingga timbul rasa nasionalisme pada masyarakat Birma

Nasionalisme Myanmar pada umumnya timbul karena hal-hal berikut:

a. pada hakekatnya bangsa Myanmar (baru tahun 1886 menjadi jajahan) belum pernah hilang
rasa kebangsaan. Colonial Inggris belum pernah sempat menanamkan pengaruh sedalam-
dalamnya di Myanmar, karena Myanmar pada saat itu menjadi bagian dari India.

b. kemenangan Jepang dalam perang Jepang–Rusia 1905 yang memperkuat nasionalisme di


India, menimbulkan juga nasionalisme di Myanmar.

c. nasionalisme di India mempengaruhi timbunya nasionalisme di Myanmar.

d. perundang-undangan dalam perdamaian Versailles di man Wilson memperjuangkanhak-


hakmenentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka

e. Montagu –Chelmsford reform, yang oleh Inggris ditentukan untuk India dan tidak berlaku
untuk Myanmar. Montagu –Chelsford Reform (goverment of Indian Act 1919) Adalah suatu
undang-undang yang mengatur pemerintahan India , akibat ketegangan tuntutan partai
Kongres India terhadap Inggris.Isi dari undang-undang tersebut adalah:

1. pemerintahan

di India dititik beratkan pada pemerintahan provinsi-provinsi

2. pemerintahan di provinsi dipegang oelh Inggris dan India. Inggris memegang urusan-
urusan yang bersifat vital sedangkan India memegang urusan yang tidak penting. Ini berarti
pad hakikatnya ada dua pemrintahan yang bersama-sama menjalankan pemerintah. Yang
demikian itu dinamakan DYARCHY Pada hakikatnya nasionalisme Myanmar baru berferak
sesudah Perang Dunia I (1918). Ketika Myanmar mendengar bahwa undang-undang tidak
berlaku bagi Myanmar, maka timbulah kegelisahan diantara bangsa Myanmar. Terbentuklah di
Myanmar gerakan nasionalisme pertama pada tahun 1919 yang dengan terang-
teranganmenentang inggris. Gerakan ini ialah “The General Council of Burmese Association”
(gcba).Pengaruh agama Budha dari

Myanmar sangt mendalam . Masyarakat Myanmar tersusun atas dasar agama Budha . pusat
dari tempat adalah bicara dari Pongyi (pendera-pendeta Budha). Tiap orang yang akil balig
diwajibkan untuk menyerahkan tenaganya untuk bekerja di biara, untuk beberapa hari dan
kejadia ini dirayakan sebagai hari besar dari kehidupan manusia. Karena itu pendeta-pendeta
Budha sangat beasar pengaruhnya di dalam masyarakat Budha/Myanmar.

Kesalahan colonial Inggris di Myanmar adalah bahwa inggris mengabaikan agama Budha.
Karena itu pendeta-pendeta agama Budha di Myanmar sangat tidak suka pemerintahan
Inggris di Birma. GCBA terbukti merupakan suatu kesatuan daksi dari nasionalisme di
Myanmar. Seperti All Andian ntion congress di India. GCBA menuntut home rule bagi
myanmardan menentang pemerintahan kolonialisme Inggris dengan menjalankan poliotik non
Kooperatif tahun 1921.Pada waktu itu (1920-1921) di India Ghandi menjalankan Satyagraha
(non kooperaftif) terhadap pemerintahan Inggrisgerakan Ghandi tentang satyagraah sesuai
denmgan agama Budha yang mengnjurkan kehalusan dalam bertindak dan
melarangpembunuhan. Karena itu satyagraha dari Ghandi sangat menarik bagi GCBA di
Myanmar. Perlu pula duiingat bahwa pada saat itu Myanmar masih merupakan provinsi dati
India.Karena masyarakat Myanmar berdasarkan atas agama Budha, mak rakyat Myanmar
mendudkung GCBA. Segera berkobarlah semangat nasionalisme yang anti kekerasan dan juga
anti Inggris. Inggris terpaksa mengadakan pemerintahan diarki tahun 1921 seperti di India.
Karena Myanmar pun menolaknya, maka pad tahun 1929 Inggris membentuk “Panitia Simon’
(simon Comminission) untuk menyelidiki keadaan Myanmar.

Commission Simon menganjurkan:

a. Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi Negara yang berdiri semdiri

b. Harus dibentuk UUd bagi Myanmar Anjuran Simon commission ini kemudian diterima dan
kemudian ditetapkan dalam “round table conference on Burma” pada tahun 1931. Pada tahun
1933 bersamaan dengan “Government Of India Act”: Inggris mengeluarkan “Government Of
Burma Act” yang menetapkan ;

Myanmar dipisahkan dari India dan menjadi kolioni tersendiri dengan ketentuan sebagai
berikut:

1.) kelapa Negara seoranng gubernur Inggris dengan kekuasaan eksekutif

2.) kekuasaan legislative dipegang oleh parlemen yang enggotanga dipilih oleh rakyat
Myanmar

3.) daerah Sha, Karen, Kachin, Chin, merupakan “excliuded areas” yang diprintahkan langsung
oleh Gubernur. Parlemenmyanmar tidak mempunyai hak atas daerah-daerah ini

4.) guberniur mempunyai hak veto

5.) government Of Burma Act ini berlaku pada tahun 1937. Meskipun government Of Burma
Act ini tidak memuaskan karena gubernur masih memegang keuasaan yang terlampau besar
namun ada akibatnya yang baik yakni karena parlemen berhasil mengadakan perubahan
dalam agrariansewa tanah diturunkanpembegian tanah yang lebih adil mengadakan
pembetasan imigrasi dari India hingga mengadakan pembatasan imigrasi dari India hingga
pekerja-pekerja dan kaum pertengahan Myanmar tidak merasa terdesak lagi.

Burma yang mengalami kekalahan saat perang Anglo-Burmese I harus menyepakati Treaty of
Yandabo (1826). Burma harus melepaskan daerah Assam dan Manipur. Serta menyerahkan
daerah Arakan dan Tenasserim kepada Inggris.perang selanjutnya terjadi dan Inggris menang
kembali. Inggris menganeksasi Lower Burma dan menjadikan Burma provisni baru India.
Inggris akhirnya benar-benar menguasi Burma melalui perang Anglo-Burmese III Inggris
kemudian menaneksasi Upper Burma pada tanggal 1 januari 1886.

Inggris melakukan kolonisasi di Burma dengan tujuan untuk menahan laju prancis Menguasai
Asia Tenggara. Inggris menerapkan beberapa kebijakan di Burma antara lain dalam bidang
ekonomi, sebelum inggris manguasai Burma, sistem pertain menggunakan cara tradisioanal
dan alat-alat yang digunakan masih sangat sedehana, setelah Inggris masuk sistem
tradisional tersebut diubah menjadi lebih modern. Produksi pertanian yang awalnya hanya
untuk mencukupi kebutuhan sendiri kemudian berkahan-lahan ditingkatkan produksinya
menjadi lebih banyak agar bisa memenuhi kebutuhan ekspor. Inggris juga mendorong orang-
orang di Burma bemigrasi ke daerah selatan untuk bercocok tanam dilahan delta Irrawaddy
yang subur. Pada saat yang sama Inggris juga mendatangkan ara Imigran yang berasal dari
India ke Burma. Alas an pengiriman orang-orang India tersebut ke wilayah Burma yaitu untuk
mengurangi kepadatan penduduk wilayah India itu sendiri. Imirgran-imigran India tersebut
bekerja di Burma sebagai pedagang, petani, dan rentenir.

Dalam bidang pendidikan Inggris menidirikan sekolah-sekolah dan universitas Rangoon.


Tujuan dari didirikannya sekolah-sekolah tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan akan
tenaga kerja dan pegawai kantor. Pergerakan nasional untuk mencapai kemerdekaan di
Burma muncul pada masa pemerintahan kolonial inggris ( 1886-1942). Pada awalnya
pergerakan nasional di pelopori oleh golongan biksu (pongys). Mereka beranggapan bahwa
kebijakan dan sistem pemerintahan yang diterap kan oleh pemerintah kolonial inggris telah
memarginalkan golongan biksu dalam masyarakat Burma. Dalam perkembangan selanjutnya,
pergerakan nasional untuk mencapa kemerdekaan di motori oleh golongan pelajar.

Sistem administrasi Burma yang pada awalnya para biksu ( pongyis ) mempunyai peran
yang vital dan cukup penting dalam kehidupan beragama dan social di Burma. Mereka
mengumpulkan pajak, melakukan sensus dan mempunyai peran dalam penegakan huku.
Setelah Inggris berkuasa, lambat laun peran tersebut hilang dan digantikan oleh orang-orang
administrasi Inggris. Hal itu menyebabkan para biksu merasa bahwa sistem Administrasi
inggris telah merusak tradisi yang sudah lama mengakar di Burma dan di khawatirkan akan
menjadikan Burma sebagai Negara yang sekuler.

Sistem kolonial Inggris telah menimbulkan berbagai macam reaksi dari rakyat Burma, pada
awalnya golongan yang merasa dirugikan dengan sistem kolonial Inggris adalah golongan
biksu (pongyis) para biksu ini kemudian mendirikan organisasi yang bersifat anti kolonial
sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Organisasi tersebut adalah Young
men’s Buddhist Association (YMBA) yang didirikan di Rangoon pada tahun 1906 oleh para
Pongyis ( biksu Buddha) yang dipimpin oleh U May Oung. YMBA menitikberatkan perhatian
pada masalah keagamaan dan pelayanan social, YMBA juga berupaya untuk mengambalikan
kepercayaan masyarakat pada fungsi sangha ( komonitas biksu Budha ) agar masyarakat
Burma tidak menjadi secular. YMBA menyebarkan semangat nasionalisme, perubahan social,
peningkatan karya kesustasteraan, dan kebudayaan. Melalui YMBA angota-anggotanya
menyebarkan semangat nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui diskusi-diskusi polotik
yang diadakan Universitas Rangoon dan sekolah Judson.

Pada tahun 1920 dalam suatu pertemuan Prome YMBA berubah nama menjadi GCBA
( General of Buddhist Associations atau dewan umum perkumpulan Buddha ) atau Wuthanu
yang diketuai oleh U Chit Hlaing. Perubahan nama organisasi ini ikut mendorong gelombang
gerakan nesionalisme yang semakin membesar. Hal ini terjadi karena keanggotaan GCBA
sudah mulai meluas tidak hanya dari kalangan biksu saja tapi sudah meluas kekalangan non-
biksu. Dari kalangan mahasiswa pun banyak yang ikut serta dalam kenggotaan GCBA hal
tersebut ditandai dengan keterlibatan para mahasiswa dalam setiap aksi-aksi demonstrasi.
Demostrasi terbesar yang pernah dilakukan yaitu terjadi pada tanggal 4 desember 1920 untuk
menolak diberlakukan nya suatu peraturan Universitas yang bersifat elitis. Peraturan yang
membatasi aktivitas mahasiswa di universitas Rangoon di tentang. Demonstrasi yang
dilakukan oleh mahasiswa pada masa itu bersifat local karena hanya berkisar menentang
kebijakan yang di berlakukan kampus. Selanjutnya GCBA melakukan demonstrasi menentang
kebijakan atau peraturan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Inggris yang di anggap
merugikan Burma.

2. Proses yang terjadi mengenai masalah pemisahan Myanmar dari India

Selama tiga puluh tahun terakhir yaitu pada abad XIX dan awal abd XX Burma menjadi
bagian dari India perubahan-perubahan konstitusi yang dilakukan India selalu diikuti leh
perubahan-perubahan yang sama dalam pemerintahan diBurma. Prinsip pemilihan
diperkenalkan dalam pemerintahan kotapraja pada 1874, yaitu ketidak komite-komite
kotapraja yang sebagian dipilih dibentuk dibanyak kota Burma. Pada 1887 prinsip itu diperluas
sampai ke omite-komite distrik. Pada 1897 dewan legislative dibentuk dengan keanggotaan
Sembilan orang ditunjuk yang lima orang diantaranya bersifat tidak resmi adapun tugasnya
ialah memberi nasehat kepada letnan gubernur.

Status Burma sebagai propinsi bagian dari India berakhir pada tahun 1937. Pemerintah
kolonial inggrs memutuskan untuk memisahkan Burma dari India. Shelby Tucker dalam
bukunya yang berrjudul Burma the Course of Independence mengemukakan bahwa latar
belakang pemisahan Burma dari India adalah maslah ekonomi yang kemudian berkembang
menjadi maslah rasial. Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an membuat pertanian
memburuk tanah-tanah pertanian di Burma banyak yang dikuasai oleh rentenir India. Hal
tersebut kemudian menimbulkan gerakan anti-India yang dilakukan oleh rakyat Burma. Agsr
gerakan anti-India tidak meluas Inggris kemudian menugaskan pegawai pemerintahan Inggris
Lord Simon, untuk melakukan investigasi mengenai masalah tersebut. Berdasarkan hasil
penyelidikannya Lord Simon melaporkan bahwa sebaiknya Burma dipisahkan dari India agar
tidak terjadi aksi massa anti-India yang semakin besar.pemerintah kolonial Inggris
menindaklanjuti laporan dar Lord Simon tersebut dengan memisahkan Burma sebagai bagian
dari propinsi India. Burma di pisah dari propinsi India pada tanggal 1 April 1937. Dengan
adanya pemisahan tersebut Burma pun mempunyai pemerintahan sendiri yang terdiri dari dua
bagian yaitu senat ( upper haose ) dan hause of representative (Lower hause ). Akan tetapi
begitu masalah pemisahan itu menjadi bagian dai kebijaksanaan Inggris kaum nasionalis
Burma ( Myanmar ) mulai mencurigainya. Mereka takut jika inggris menggunakan pemisahan
sebagai sebuah muslihat untuk memperlambat perkembangan konstitusi Burma ( Myanmar ).
Sebuah liga anti pemisahan dibentuk dibawah Dr. Ba Maw yang segera menarik dukungan
umum yang sangat luas. Dalam pemilihan 1932 yang mempertikaikan masalah pemisaha, liga
itu memenangkan suara mayoritas dalam perdebatan-perdebatan yang mengikutinya, liga itu
menjelaskan bahwa meskipun mereka menyukai kesatuan dengan India pada waktu itu,
namun mereka menginginkan kebebasan untuk melepaskannya pada tahap kemudian. Ketika
ihak Inggris menolak untuk memberikan kebebasan itu, oposisi terhadap pemisahan
menyusut, dan liga Anti pemisahan pun berakhir eksistensinya.

Pemisahan dihasilkan oleh undang-undang pemerintahan Myanmar 1935 dan sekarang


Myanmar menjadi sebuah kesatuan yang diperintah secara langsung oleh raja Inggris melalui
kementrian Myanmar di London. Perubahan-perubahan konstitusi juga dilakukan. Gubernur
sekarang mulai bertanggung jawab terhadap urusan luar negeri, pertahanan, dan politik
moneter, sedangkan terhadap maslah-masalah lainya ia harus minta nasihat kepada para
mentri yang bertanggung jawab kepada dewan legislatif. Gubernur diberi kekuasaan darurat,
tetapi dengan jaminan bahwa ia tidak akan menggunakannya kecuali dalam keadaan darurat
atau terpaksa. Sebuah kabinet dari sepuluh mentri dibentuk dibawah seorang perdana mentri
yang bertanggung jawab kepada dewan legislatif. Dewan itu engan sendirinya mangalami
reorganisasi, yaitu terbagi dalam senat dan dewan perwakilan. Separuh dari ke tiga puluh
enam anggota senat dipilih oleh dewan perwakilan da separuhnya lagi ditunjuk oleh gubernur.

3. Pergerakan-pergerakan nasional yang muncul pada masa pemerintahan kolonial Inggris


untuk mencapai kemerdekaan Burma (Myanmar)

Gerakan-gerakan nasionaslisme di Myanmar

a. GCBA (General Council of Burmese Association) yang didirikan pada tahun 1919, gerakan
nasionalisme yang pertama dan bneraliran Budha.

b. Sinyetha (partai rakyat miskin)

Didirikan dan pimpinan oleh Dr. U Ba Mawpada tahun 1922 partai ini menghendaki perbaikan
nasib rakyat jelata dan dalam hal nasionalisme kerjasama dengan kongres India. Dr U Ba Maw
pada tahhun 1942 menggabungkan diri dengan jepang dan menjadi presiden Republik
Myanmar (yang dibentuk jepang 1 Agustus 1943). Pada tahun 1946 ia kembali ke Myanmar
tetapi kehilangan pengaruhnya pada rakyat Myanmar.

c. Myochit

partai nasionalis yang didirikan tahun 1930 dan dipimpin oleh U saw. Partai ini menghendaki
status Domonion bagi Myanmar. U Saw adalah tokoh nasionalis anti Inggris dan pro jepang.
Karena itu selama perang Dunia II (1942-1945) ia dipenjjrakann oleh Inggris. Usaw inilah yang
apada tahun 1947 mengorganisir pembunuhan atas diri U Aung San.

d. Do Bama Asiayone (kita bangsa Myanmar)

Laziam dikenal dengan parta Thakin didirikan tahun 1935. Thakin berarti tuan. Anggota dari
partai ini saling menyebut dengan nama thakin akarena partai ini disebut Thakin. Partai ini
dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa yang kemudian berkembang meliputi seluruh pelajar
dan pemuda-pemudi.Tujuan partai Thakin yaitu menuntut kemerdekaan penuh bagi Myanmar.
Sifat gerakannya revolusioner, patriotis dan sosialistis (lazim bagi gerakan pemuda anti
imperialisme). Mereka ini sangat membenci tindakan-tindakan korup dari The old line
politicians, terdorong oleh perasaan anti inggris dan terpikat dengan janji-janji Jepang, banyak
pemimpin partai Thakin ini bekerajasama dengan Jepang selama penduduakan jepang di
Myanmar. Tetapi penindasan rakyat Jepang terahadap rakyat Myanmar membuka mata
mereka dan akhirnya pemuda-pemudi Thakin ini dengan diam-diam membentuk “ The Anti
Fascist Peoples Freedom League “, pada tahun 1944. AFPFL (organisasi pembebasan anti
fasis) ini diabawah pimpinan Thakin Aung San (U Aung San) dan Thakin Than Tun (pemimpin
komunis di Myanmar). AFPFL dibawah Aung San memberontak terahadap Jepang dan
menghantamnya, hingga mempermudah Inggris untuk mengalahkan Jepang. Kemudian
AFPFL menuntut kemerdekaan penuh dari Inggris dengan kekuatan senjata.
Bab 3

KESIMPULAN

Pada dasarnya rasa nasionalisme itu tumbuh saat rakyat merasa terancam akan
negaranya dikuasai oleh Negara lain ter lebih-lebih sudah dijajah dan secara keseluruhan telah
diambil alih oleh Negara penjajah. Birma yang dijajah oleh Inggris sejak 1886 hingga 1942
merasakan pemerintah kolonial Inggris menguasai semua aspek yang ada di Birma, Birma
yang menjadi salah satu Negara pengekspor beras terbesar saat itu membuat Inggris sangat
tertarik untuk menguasai Birma dengan menyatukan Birma dengan Negara India.

Birma yang mengalami disintegrasi social, karena sistem perekonomian dikuasai oleh
pihak asing mengerakan para kaum nasionalis Birma untuk semakin menentang
pemerintahan kolonial Inggris, terlebih lagi para imigran dari India yang semakin mempersulit
keadaan di Birma dan membuat Birma ingin di pisahkan dari Negara tersebut.

Penjajahan Inggris ini menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat Birma untuk menentang
pemerintahan kolonial Inggris karena Inggris memindahkan pusat pemerintahan yang awalnya
berada dikota Mandalay ke kota Yagoon tahun 1886. Ketika rasa nasionalisme itu tumbuh
bermunculanlah pergerakan-pergerakan nasionalisme pada masyarakat Birma, mereka yang
merasa dirugikan oleh pemerintah kolonial Inggris sehingga mereka membentuk suatu
pergerakan yaitu dari kaum Biksu (pongyis) tidak hanya dari daerah perkotaan pergerakan
nasional juga timbul di daerah pedesaan dan dari para mahasiswa. Salah satu pergerakan
yang mendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma yaitu Saya San Rebellion pada tahun
1930 hingga 1932.

Anda mungkin juga menyukai