Anda di halaman 1dari 29

Myanmar

Republik Persatuan Myanmar adalah sebuah negara berdaulat di Asia Tenggara. Myanmar
berbatasan dengan India dan Bangladesh di sebelah barat, Thailand dan Laos di sebelah timur dan
China di sebelah utara dan timur laut. Negara seluas 676.578 km² ini telah diperintah oleh
pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988.
Ibu kota: Naypyidaw
Mata uang: Kyat Burma
Zona waktu: Waktu Standar Myanmar (MST); (UTC+6:30)
Presiden: Win Myint
Bahasa resmi: Bahasa Myanmar
Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma" di dunia Barat) adalah
sebuah negara berdaulat di Asia Tenggara. Myanmar berbatasan dengan India dan Bangladesh di sebelah
barat, Thailand dan Laos di sebelah timur dan China di sebelah utara dan timur laut. Negara seluas 676.578 km² ini
telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan
memiliki populasi lebih dari 51 juta jiwa (sensus 2014). [7] Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum
dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.[1] Myanmar telah
bergabung sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak tahun 1997.
Peradaban awal di Myanmar termasuk penduduk berbahasa Tibeto-Burma di Burma Utara dan Kerajaan
Mon di Burma Selatan.[]Pada abad ke-9, orang Bamar memasuki lembah atas Sungai Irrawaddy, diikuti dengan
didirikannya Kerajaan Pagan tahun 1050-an. Sejak saat itu, bahasa Burma, termasuk budaya dan Buddha
Theravada perlahan-lahan menjadi dominan di negara ini. Kerajaan Pagan jatuh akibat invasi Mongol. Pada abad
ke-16, setelah disatukan oleh Dinasti Taungoo, negara ini sesaat pernah menjadi kekaisaran terbesar dalam sejarah
Asia Tenggara.[9] Pada abad ke-19, Dinasti Konbaung menguasai daerah yang didalamnya termasuk wilayah
Myanmar modern saat ini dan sesaat menguasai Manipur dan Assam. Inggris menguasai Myanmar setelah
3 Perang Anglo-Burma pada abad ke-19 dan negara ini kemudian menjadi koloni Inggris. Myanmar
mendapatkan kemerdekaan tahun 1948, awalnya sebagai negara demokrasi, tetapi setelah kudeta tahun 1962,
negara ini dikuasai militer.
Setelah mereka, negara ini banyak mengalami kekerasan etnis. Selama periode ini, Perserikatan Bangsa-
Bangsa dan banyak organisasi lainnya melaporkan terus terjadi pelanggaran hak asasi manusia secara konsisten
dan sistematis.[10] Pada tahun 2011, junta militer dibubarkan setelah pada tahun 2010 diadakan pemilihan umum,
dan pemerintahan sipil dimulai. Hal ini, bersamaan dengan dilepasnya Aung San Suu Kyi dan tahanan politik
lainnya, telah memperbaiki catatan hak asasi manusia dan hubungan luar negeri negara ini, memungkinkannya
terbebas dari sanksi ekonomi.[111] Namun, negara ini belum terbebas dari kritik akibat perlakuan pemerintah terhadap
etnis minoritas.[12] Pada pemilihan umum 2015, partai Aung San Suu Kyi menang mayoritas di parlemen.
Namun, militer Myanmar tetap menjadi kekuatan utama di politik.
Myanmar adalah negara yang kaya dengan giok, batu permata, minyak bumi, gas alam, dan mineral
lain. Ketimpangan pendapatan di Myanmar adalah salah satu yang terlebar di dunia, karena sebagian besar
ekonomi dikuasai oleh sebagian orang yang disokong militer. [13] Hingga 2016, Myanmar menempati posisi 145 dari
188 negara di dunia menurut Indeks Pembangunan Manusia.

Sejarah

Masa prasejarah
Zaman prasejarah Myanmar atau Burma tidaklah berbeda dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Alat-alat
khas Asia Tenggara yang muncul pertama kali pada kala pleistosen tengah, alatnya berupa lempengan batu yang
diasah pada satu sisi yang sering disebut kapak, buktinya pernah ditemukan didataran tinggi Burma yang dikaitkan
dengan periode zaman batu. Dilihat dari temuan di wilayah Burma, sejak zaman prasejarah telah dihuni manusia,
jika dilihat dari wilayah lainya seperti Jawa yang menghasilkan alat yang seperti itu adalah Homo Wajakensis
sehingga di Burma juga hidup spesies yang sama seperti di Jawa, maka kehidupan prasejarah di Burma tidaklah
berbeda dengan di wilayah Asia Tenggara lainnya. System “Primus Interpares” sangatlah kuat dan kehidupan
bercocok tanam (Neolitikum) berkembang pesat di kawasan sepanjang lembah sungai irawady dan sungai-sungai
lainnya.

Masa proto sejarah


Sekitar abad I sampai II masehi dimulailah perdagangan Laut antara India dan Cina. Perdagangan lewat Laut ini
membutuhkan suatu tempat berlabuh karena keterbatasan alat Navigasi dan untuk mencari bahan logistik awak
Kapal sekaligus melakukan kontak dagang dengan masyarakat ditempat berlabuh. Dilihat dari
letak geografis Myanmar yang terletak di jalur pelayaran tersebut membuat terjadinya kontak antara masyarakat
Myanmar dengan para pedagang terutama yang berasal dari India. Kontak dengan pedagang India ini membuat
terjadinya kontak budaya. Kontak ini terutama terjadi di wilayah pantai Myanmar. Para pedagang
mendirikan Kerajaan-kerajaan kecil dan menyebabkan masuknya peradaban India di Myanmar sekaligus membuat
bangsa Myanmar memasuki zaman sejarah karena mulai dikenalnya tulisan yang mereka pelajari dari bahasa
india termasuk mulai berkembangnya ajaran agama budha di Myanmar.

Masa pengaruh barat


Myanmar merupakan bekas jajahan Inggris di mana Inggris merupakan negara yang mengawali hadirnya
demokrasi. Namun substansi demokrasi tidak bertumbuh dengan semestinya di negara bekas jajahannya.
Demokrasi terjadi pada abad ke-18 dan 19 yang dianggap sebagai masa kebangkitan demokrasi, demokrasi
berawal dari kerajaan Inggris dengan pergerakan sosialnya berlangsung cepat, karena Inggris sebagai negara yang
maju dari segi jurnalisme. Kolonialisasi yang dilakukan Inggris seharusnya secara tidak langsung memberikan
dampak bagi wilayah jajahannya dalam hal transformasi nilai-nilai demokrasi.akan tetapi meskipun Myanmar adalah
jajahan inggris belum tentu nilai-nilai demokrasi inggris di anut masyarakat Myanmar. Hal ini terbukti dengan rezim
otoriter yang masih berkuasa di Myanmar dan membatasi peran aktor politik lain. Dalam hal ini sipil yang akan
mewujudkan demokrasi di Myanmar, khususnya Aung San Suu Kyi yang pernah menerima penghargaan nobel
Perdamaian bahkan memenangi pemilu tetapi tidak diakui kemenangan yang diraih, padahal Myanmar merupakan
tanah kelahirannya. Selama periode penjajahan Inggris, kontrol politik terhadap Myanmar dilakukan melalui India.
Myanmar diperintah sebagai provinsi India sampai tahun 1937. Setelah tahun 1937, Myanmar menjadi koloni yang
diperintah secara terpisah dari India. Kemerdekaan dari Inggris diperoleh Myanmar pada tahun 1948. Selama masa
penjajahan Inggris tidak terjadi pembentukan identitas tunggal pada penduduk Myanmar. Hal tersebut disebabkan
wilayah Myanmar dibagi menjadi dua bagian yaitu kawasan dataran rendah dan dataran tinggi. Terhadap masing-
masing kawasan diterapkan sistem pemerintahan yang berbeda. Di kawasan dataran rendah, administrasi
pemerintahan dikontrol langsung oleh Inggris sedangkan di kawasan dataran tinggi administrasi dilakukan oleh
pemerintah setempat melalui perjanjian dan traktat antara Inggris dan penduduk setempat. Oleh karena itu,
kawasan dataran tinggi relatif memiliki otonomi dan Inggris juga tidak membangun perekonomian dan administrasi
pemerintahan Myanmar dengan baik sehingga pada saat Myanmar merdeka tidak ada bekal bagi pemerintah baru
untuk menjadi pemerintah yang kuat dan bersatu namun setela Myanmar merdeka banyak etnis minoritas yang
membentuk angkatan bersenjata dan melakukan pemberontakan.
Gerakan Nasionalisme
Pada tahun 1948, tepatnya tanggal 4 Januari Myanmar, berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris. Sebenarnya di
awal abad 19 beberapa bentuk perlawanan dari masyarakat Myanmar terhadap Inggris telah ditunjukkan. Myanmar
setelah jatuh ke tangan inggris mengalami beberapa kali perang dan kemudian diperkuat dengan pergolakan dunia
hubungan internasional yang berimplikasi terhadap stabilitas politik di Myanmar. Kemenangan Jepang dalam
perang Jepang-Rusia 1905. Hal ini tentunya berkenaan dengan adanya persepsi bahwa kekuatan negara Asia telah
bangkit dan kini mulai diperhitungkan. Dengan adanya kemengan Jepang dari Rusia tentunya memberikan isyarat
kepada negara-negara besar bahwa power negara-negara Asia tidak boleh diremehkan lagi. Dan di lain hal,
fenomena ini tentu saja diasumsikan oleh Myanmar sebagai sebuah kebangkitan negara Asia secara kolektif untuk
membendung pengaruh negara barat. Adanya perdamaian Versailles yang memperjuangkan hak-hak menentukan
nasib sendiri bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka. Perjanjian versailles merupakan salah satu hasil dari
berakhirnya perang dunia I. Perjanjian Versailles menjunjung tinggi hak-hak menetukan nasib sendiri bagi setiap
negara. Tentunya hal ini menjadi keuntungan bagi Myanmar yang ketika itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Hal
ini juga dijadikan landasan bagi Myanmar untuk memperjuangkan haknya dalam melepaskan diri dari penjajah.
Selain itu dari internal sendiri, pada tahun 1919 muncul gerakan melawan Inggris dengan membentuk The General
Council of Burmese Association (GCBA) menjalankan politik non cooperative dengan Inggris. Dari sini berkobarlah
semangat nasionalisme Myanmar anti Inggris. Gerakan-gerakan nasionalisme Myanmar lainnya adalah Myochit
(Partai Nasionalis), Sinyetha (Partai Rakyat Miskin) dan Do Bama Asiayone (Kita Bangsa Myanmar) atau partai
Thakin yang menuntut kemerdekaan bagi bangsa Myanmar. Setelah kekuatan dalam tubuh Myanmar dipersatukan
dan adanya dukungan dari Inggris beserta sekutu lainnya, penyerangan terhadap tentara Jepang pun dilakukan.
Penyerangan tersebut berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Juni 1945, angkatan bersenjata
Myanmar bersama-sama dengan satuan-satuan yang mewakili kerajaan Inggris dan pasukan sekutu mengadakan
pawai kemenangan di Yangoon. Kemenangan Myanmar dari Jepang tidak serta merta membuat Myanmar menjadi
negara merdeka. Akan tetapi, Inggris mengambil alih. Dalam perkembangannya, pemerintah Inggris telah
menjelaskan politiknya mengenai masa depan Myanmar dalam Buku Putih. Bagaimanapun pelaksanaannya,
selama tiga tahun akan diperintah oleh gubernur secara langsung, dan pada saatnya kemudian pemilihan dan
pembentukan kembali Dewan serta pembuat Undang-undang Myanmar tahun 1935. Hal ini menjadi titik terang bagi
Myanmar karena hal tersebut menjadi sinyal akan kemerdekaan Myanmar. Hal ini dilakukan pemerintah Inggris
karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah rakyat, akhirnya Inggris sepakat untuk menyerahkan
kemerdekaan kepada Myanmar.

Gelombang protes 1988

Meski terkenal akan pelanggaran HAM, Myanmar justru memiliki sejarah protes massa yang panjang.
Ketika Indonesia bungkam dengan gerakan bawah tanah di era Soeharto, gelombang protes Myanmar justru
menguat sejak dimulainya masa pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa
Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha. Protes hadir saat Ne Win
menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.
Sejak awal massa Myanmar memang telah menginginkan berakhirnya junta militer ini. . The State Peace and
Development Council's (SPDC's) Myanmar mengajukan tuntutan yang populer untuk mereformasi pemerintahan
menjadi neo-liberal. Tuntutan reformasi ini terutama berlaku untuk ekonomi, termasuk saat bulan lalu pemerintah
Myanmar menarik subsidi BBM.
Protes massa Myanmar memang tak segaduh Amerika yang liberal. Di mana-mana rezim militer masih memegang
kendali sosial. Asia Times mencatat, gerakan protes umumnya mulai dalam jumlah kecil dan tersebar. Beberapa
bulan terkahir ini misalnya, protes kecil dan damai terus berkelanjutan di ibu kota Yangon.
Namun kemarahan publik ini bisa berubah menjadi efek bola salju dan menjadi gerakan massa besar-besaran.
Salah satunya yang terjadi di Pakkoku. Setelah bola salju ini pecah, maka perlahan akan kembali menggumpal.
Beberapa hari setelah kejadian Pakkoku, 500 biksu kembali berbaris damai di Yangon, Myanmar. Layaknya biksu,
New York Times mencatat gerakan ini malah berdoa untuk kedamaian dan keselamatan setelah peristiwa Pakkoku.
Gerakan dalam protes bukan hanya terjadi dari satu pihak saja. Pemerintah Myanmar juga menyikapinya dengan
Union Solidarity and Development Association (USDA). USDA tercatat kerap bergabung dalam gelombang protes
ini. Organisasi propemerintah ini tercatat bahkan ikut terlibat dalam upaya pembunuhan Suu Kyi pada tahun 2003.
Meski gagal, aksi tersebut memakan korban simpatisan National League for Democracy (NLD) sebagai gantinya.
“Anggota kelompok ini (USDA) dilatih khusus untuk mengontrol massa dan mengubah protes menjadi aksi
kekerasan,” kata seorang Diplomat barat di Yangon pada Asia Times. Dunia Barat mencurigai gerakan ini berada
dalam sayap yang sama dengan intelejen Myanmar. Apalagi, setiap aksi protes yang terjadi sangat sulit untuk
diliput oleh para jurnalis, termasuk jurnalis internasional. Rekrut anggota juga dicurigai berasal dari para kriminal.
Seiring bertambahnya anggota USDA, sekurangnya 600 kriminal juga dilepaskan dari Penjara Yangon. Hingga kini
anggota USDA diperkirakan mencapai 2000 orang.
USDA berfungsi menyaingi kelompok pelajar dan biksu Buddha yang vokal dalam aksi protes. Apalagi secara
khusus aktivis Myanmar telah memiliki organisasi protes massanya sendiri. Organisasi 88 Generation Student ini
didirikan oleh penyair internasional asal Myanmar Ming Ko Naing dan Ko Ko Gyi. Keduanya mendirikan organisasi
ini setelah dibebaskan dari 14 tahun penjara, dan cukup populer di mata masyarakat Myanmar. Meski berlabel
pelajar, Generation 88 kerap bekerja sama dengan para pekerja, sipil hingga para biksu Buddha.
“Kami percaya tak satupun warga Myanmar yang rela menerima aksi kekerasan politik junta militer,” kata salah satu
pemimpin Generation 88 Htay Kywe pada Asia Time. Dan dalam setiap protes massa Myanmar hampir bisa
dipastikan USDA dan Generasi 88(Generation 88) berperan didalamnya.

Gelombang protes 2007

Protes dimotori oleh para biksu budha di Myanmar. Pada awalnya para biksu menolak sumbangan makanan dari
para jenderal penguasa dan keluarganya, penolakan ini menjadi simbol bahwa para biksu tidak lagi mau merestui
kelakuan para penguasa militer Myanmar. Aksi demo juga dipicu oleh naiknya harga BBM beberapa ratus persen
akibat dicabutnya subsidi. Demo melibatkan ribuan bikshu kemudian meletus diberbagai kota di Myanmar, para
warga sipil akhirnya juga banyak yang mengikuti. Pemerintah Junta Militer melakukan aksi kekerasan dalam
membubarkan demo-demo besar ini, Pagoda-pagoda disegel, para demonstran ditahan, dan senjata digunakan
untuk membubarkan massa. Banyak biksu ditahan, beberapa diyakini disiksa dan meninggal dunia. Sepanjang
Gelombang protes terjadi belasan orang diyakini menjadi korban, termasuk seorang reporter berkebangsaan
Jepang, Kenji Nagai, yang ditembak oleh tentara dari jarak dekat saat meliput demonstrasi. Kematian warga
Jepang ini memicu protes Jepang pada Myanmar dan mengakibatkan dicabutnya beberapa bantuan Jepang
kepada Myanmar.

Akar permasalahan gelombang protes


Etnis Birma, berasal dari Tibet, merupakan etnis mayoritas di Myanmar. Namun, etnis Birma adalah kelompok yang
datang belakangan di Myanmar, yang sudah lebih dahulu didiami etnis Shan (Siam dalam bahasa Thai). Etnis Shan
pada umumnya menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Sebelum etnis Birma datang, selain
etnis Shan, sudah ada etnis Mon, yang menghuni wilayah selatan, juga dekat perbatasan dengan Thailand.
Sebagaimana terjadi di banyak negara, di antara tiga etnis utama di Myanmar ini terjadi perang. Satu sama lain silih
berganti menjadi penguasa di daerah yang dinamakan Birma, kini Myanmar. Inilah yang terjadi, perebutan
kekuasaan, sebelum kedatangan Inggris pada tahun 1885.
Ada juga etnis lain di Myanmar, yang kemudian turut meramaikan ketegangan politik sebelum penjajahan dan
pasca-penjajahan Inggris. Misalnya, ada etnis Rakhine, lebih dekat ke Bangladesh.
Saat penjajahan, berbagai kelompok etnis ini berjuang untuk mengakhiri penjajahan. Setelah penjajahan berakhir
dan merdeka pada tanggal 4 Januari 1948, makin terjadi kontak lebih ramah antara etnis Birma dan semua etnis
non-Birma.

Birmaisasi
Aung San, ayah dari Aung San Suu Kyi, bersama U Nu adalah tokoh utama di balik kemerdekaan dan menjadi
pemimpin negara. Akan tetapi, pada tahun 1962, militer yang didominasi etnis Birma mengambil alih kekuasaan
negara. Ne Win adalah otak di balik kudeta itu.
Cikal bakal junta militer sekarang (disebut sebagai Dewan Negara untuk Perdamaian dan Pembangunan / SPDC)
berasal dari kekuasaan Ne Win itu. SPDC sendiri didominasi oleh etnis Birma. Konfigurasi kekuasaan hak pun
menjadi tidak berimbang antara etnis Birma yang mendominasi dan etnis non-Birma yang merasa ditindas.
Sehingga muncullah perlawanan dari beberapa etnis non-Birma, termasuk etnis Karen, yang mendominasi wilayah
pegunungan di utara, yang dikenal sebagai golden triangle (segitiga emas).
Birma memilih cara apa pun untuk mencegah hal itu terjadi. Sejak 1960-an, terjadilah diaspora warga Myanmar.
Berbagai warga Myanmar dari kelompok etnis kini tinggal di Thailand, Bangladesh, Cina, Laos, dan India. Semua
negara ini berbatasan langsung dengan Myanmar.
Kemenangan kubu demonstrasi, pimpinan Aung San Suu Kyi pada Pemilu tahun 1990, tak dikehendaki oleh
kelompok etnis Birma. Kubu Suu Kyi dan dan etnis non-Birma lainnya merupakan ancaman bagi supremasi etnis
Birma. Kemenangan Suu Kyi pun dihadang. Kekuasaan direbut. Beginilah yang terjadi seterusnya dan seterusnya.

Geografi
Myanmar memiliki luas wilayah 676578 kilometer persegi (261228 sq mi). Posisinya terletak diantara 9°LU dan 29°
LU, dan 92°BT dan 102°BT. Per Februari 2011, Myanmar terdiri dari 14 negara bagian, 67 distrik, 330 township, 64
sub-township, 377 kota kecil, 2,914 Ward, 14.220 kelompok desa dan 68.290 desa.
Myanmar berbatasan dengan Divisi Chittagong (Bangladesh; dan Mizoram, Manipur, Nagaland dan Arunachal
Pradesh (India) di sebelah barat daya. Di sebelah utara dan timur laut berbatasan dengan Kawasan Otonomi
Tibet dan Yunnan (China) dengan panjang batas darat total 2185 km (1358 mi). Selain itu, di sebelah tenggara
terdapat Laos dan Thailand. Myanmar memiliki panjang pantai 1930 km (1200 mi) di sepanjang Teluk
Benggala dan Laut Andaman di selatan dan barat daya.[14]
Di sebelah utara, terdapat Pegunungan Hengduan yang membentuk perbatasan dengan China. Hkakabo Razi yang
terletak di Negara Bagian Kachin, dengan ketinggian 5881 meter (19295 ft), adalah titik tertinggi di Myanmar.
[15]
Banyak pegunungan di Myanmar, seperti Rakhine Yoma, Bago Yoma, Perbukitan Shan dan Perbukitan
Tenasserim, memanjang dari utara ke selatan dari Himalaya.[16]
Tiga rantai pegunungan membagi 3 sistem sungai di Myanmar: Sungai Irawadi, Salween (Thanlwin), dan Sittaung.
[17]
Sungai Irawadi, sungai terpanjang di Myanmar, panjangnya sekitar 2170 kilometer (1348 mi) dan mengalir
ke Teluk Martaban. Dataran subur terletak pada lembah-lembah diantara rantai pegunungan ini. [16] Sebagian besar
penduduk Myanmar tinggal di lembah Irawadi yang terletak diantara Rakhine Yoma dan Dataran Shan.

Topografi dan geomorfologi


Potensi Alam Myanmar memiliki bentang alam yang bervariatif dari dataran rendah sampai pegunungan.
Banyaknya sungai-sungai besar dan gunung api menyebabkan kondisi tanahnya sangat subur. Hal tersebut sangat
menunjang bagi kegiatan agraris seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Potensi Perdagangan
Komoditas perdagangan Myanmar meliputi kayu (terutama kayu jati), beras, pupuk, dan berbagai barang kerajinan.
Potensi Sosial Budaya
Penduduk Myanmar berasal dari multietnis dengan berbagai ragam budaya dan bahasa daerahnya. Namun yang
digunakan sebagai bahasa nasional adalah bahasa Myanmar. Mayoritas masyarakat Myanmar adalah penganut
agama Buddha yang taat. Selain itu juga masih memegang teguh adat dan tradisi.
Potensi Pariwisata
Sektor pariwisata yang ditawarkan negeri ini berupa bangunan bersejarah, festival keagamaan, dan banyak
kesenian tradisional.
Potensi Industri
Myanmar kaya akan hasil-hasil alam, pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Oleh karena itu, industri yang
berkembang merupakan industri pengolahan hasil alam. Berbagai jenis industri di Myanmar adalah industri
pertambangan (timbal, seng, emas, perak, permata, minyak bumi, dan tungsten), industri pengolahan ikan,
pemotongan kayu, semen, tekstil, dan berbagai barang kerajinan.

Iklim dan cuaca


Karna letak lintangnya,Myanmar beriklim tropis,subtropis dan angin musim(karna di pengaruhi angin musim) musim
di Myanmar terbagi atas tiga macam yaitu,musim hujan,terjadi pada bulan mei-oktober,yang mendapat pegaruh
angin musim barat daya basah dan sejuk,musim kemarau sejuk terjadi bulan November –bulan februari dan musim
kemarau panas terjadi bulan maret-april dan suhu udara rata-rata 27 derajat celcius dan semakin ke utara semakin
dingin.
Wilayah dataran rendah Mandalay merupakan daerah bayangan hujan karna hanya mendapat curah hujan rata-rata
700mm setiap tahun.

Flora dan fauna


Tumbuhan yang tumbuh di daerah Myanmar merupakan hutan hujan tropis.hutan hujan tropis ini banyak
membentang jauh sampai dengan lembah sungai Salween di plato shan,dan hutan yg lebih lebat pada umumnya
terdapat di bagian yang lebih rendah,di pegunungan banyak terdapat hutan subtropis dan hutan iklim sedang yang
di tumbuhi pohon-pohon pinus dan beragam tumbuhan paku,dan umumnya terdapat pada ketinggian di atas 1.000
m,sedangkan fauna yang hidup di Myanmar gajah, harimau, kerbau liar, ular dan rusa.

Politik
Perubahan nama
Perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar secara resmi dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada
tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis non-Burma merasa
menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia
internasional. Banyak kelompok oposisi dan negara tetap menggunakan nama "Burma" karena tidak mengakui
legitimasi pemerintah militer yang berkuasa saat itu.[18]
Bulan April 2016, tidak lama setelah menjabat, Aung San Suu Kyi memberikan klarifikasi bahwa orang asing bisa
bebas menggunakan kedua nama, "karena tidak ada dalam konstitusi kami yang mengatakan bahwa anda harus
menggunakan salah satunya".[19]
Nama resmi negara ini adalah "Republik Persatuan Myanmar" (Pyidaunzu Thanmăda Myăma
Nainngandaw, diucapkan [pjìdàʊɴzṵ θàɴmədaa mjəmà nàɪɴŋàɴdɔɔ]). Negara yang tidak menggunakan nama ini,
menggunakan istilah "Persatuan Burma".[20]
Dalam bahasa Inggris, negara ini populer dengan nama "Burma" atau "Myanmar" /ˈmjɑːnˌmɑːr/.[21] Kedua nama ini
i

diturunkan dari etnis mayoritas di Myanmar yaitu Suku Bamar. Nama Burma telah digunakan sejak abad ke-18.
Burma tetap digunakan oleh beberapa negara, seperti Kanada dan Britania Raya.[22][23] Amerika Serikat secara resmi
menggunakan Burma sebagai nama resmi, tetapi situs Departemen Negara menuliskan "Burma (Myanmar)"
dan Barack Obama telah menyebut negara ini dengan kedua nama.[24] Pemerintah Republik Ceko secara resmi
menggunakan Myanmar, meski Kementerian Luar Negeri mereka menyebut keduanya di situs web.
[25]
PBB menggunakan Myanmar, juga Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, Australia,[26] Rusia, Jerman,
[27]
China, India, Bangladesh, Norwegia,[28] Jepang[22] dan Swiss.[29]
Sebagian besar media berita internasional berbahasa Inggris juga menyebut negara ini dengan nama Myanmar,
termasuk BBC,[30] CNN,[31] Al Jazeera,[32] Reuters,[33] RT (Russia Today) dan Australian Broadcasting
Corporation (ABC)/Radio Australia.[34]

Sistem Hukum dan Peradilan


Sistem hukum Burma terutama menggunakan hukum umum dan hukum tradisional.pada 1885 Inggris menyatakan
Burma sebagai koloni mereka dan melaksanakan hak hukum umum. Mulai saat ini, negara kita sedang berolahraga
sebagai hukum undang-undang. Juga Myanmar, tradisi mereka dipraktikkan sebagai Hukum Myanmar Tradisional.
Kemudian dua jenis praktik hukum sebagai hukum positif dengan menulis, revisi, menyelesaikan dan berkembang
pada saat ini. Selain itu, pemerintah SPDC membuat UU banyak dan hukum bahwa mereka bertujuan untuk
membatasi orang. Setelah itu, pemerintah SPDC mengatakan "Myanmar adalah Bangsa kedaulatan independen
dan kekuasaan Kedaulatan Uni berasal dari warga negara dan menegakkan di seluruh negeri" tetapi mereka
mengendalikan kekuasaan dan membatasi citizens.Generally, sistem hukum harus memisahkan, periksa dan
menyeimbangkan tiga jenis kekuasaan seperti legislatif, kekuasaan eksekutif, dan yudikatif. Pada bagian Konstitusi
2008 Birma 11 (a), tiga cabang kekuasaan kedaulatan yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan
kekuasaan yudikatif terpisah, sejauh mungkin, dan melakukan kontrol timbal balik, memeriksa dan
menyeimbangkan.
Di Burma, pengadilan dibentuk seperti mahkamah agung Perhimpunan bahwa U adalah keadilan kepala Union,
pengadilan Tinggi Daerah, pengadilan Tinggi Negara (memiliki keadilan petugas adalah dua sampai enam orang)
Pengadilan Diri - Divisi Diperintah, Pengadilan Zona Diri Administered, Pengadilan Distrik, Township Pengadilan dan
lainnya dibentuk oleh hukum, Majelis Pengadilan Militer dan Konstitusi Perhimpunan (U TheinSoe adalah ketua
pengadilan itu) Pada tahun 2008 bagian konstitusi (19) ( a), (b) dan (c), "untuk menegakkan keadilan secara
independen menurut hukum, untuk menegakkan keadilan di pengadilan terbuka kecuali dinyatakan dilarang oleh
hukum dan untuk menjamin dalam semua kasus hak pembelaan dan hak-hak banding menurut hukum.

Militer dan pertahanan


Militer Tentara Myanmar diucapkan adalah komponen tanah Militer Myanmar. Tentara Myanmar adalah cabang
terbesar dari Angkatan Bersenjata Myanmar dan memiliki tanggung jawab utama melakukan darat operasi militer.
Tentara Myanmar mempertahankan kekuatan aktif terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Angkatan darat
Vietnam.Tentara Myanmar memiliki kekuatan pasukan sekitar 492.000. Militer memiliki pengalaman tempur yang
luas dalam memerangi gerilyawan di medan kasar, mengingat telah melakukan non-stop operasi kontra-
pemberontakan melawan pemberontak etnik dan politik sejak didirikan pada tahun 1948.
Pasukan ini dipimpin oleh Panglima Jenderal Soe Win saat Letnan dengan Jenderal Min Aung Hlaing sebagai
Panglima. Pangkat tertinggi di Angkatan Darat Myanmar adalah Senior Umum, setara dengan posisi Field Marshal
di semesta alam barat dan diselenggarakan oleh jenderal senior than shwe pada tahun 2011, setelah transisi dari
pemerintah junta militer untuk pemerintahan parlementer sipil, Tentara Myanmar berlaku draf militer bagi semua
warga negara, semua laki-laki dari usia 18 sampai 35 dan semua usia wanita antara 18 dan 27 tahun dapat direkrut
menjadi wajib militer selama dua tahun sebagai pribadi terdaftar pada saat keadaan darurat nasional. Usia bagi
para profesional yang sampai 45 untuk pria dan 35 untuk perempuan selama tiga tahun sebagai layanan perwira
bintara dan non.
Sebuah publikasi resmi telah mengungkapkan bahwa hampir seperempat dari anggaran nasional yang baru
Myanmar akan dialokasikan untuk pertahanan. Pemerintah.

Lagu Kebangsaan Myanmar


Lagu Kebangsaan Myanmar adalah lagu kebangsaan resmi di Myanmar pembukaan lagu kebangsaan dalam gaya
tradisional Myanmar sebelum transisi kesebuah orchestra bergaya barat.melodi dan lirik di tulis oleh saya tin dan
diadopsi sebagai lagu kebangsaan Myanmar.

Bendera dan Lambang


Bendera Kebangsaan: bendera berwarna merah, di ujung atas sebelah kiri sebuah segi empat panjang kecil yang
berwarna biru hitam, di dalamnya dilukiskan gambar yang berwarna putih?14 bintang bersegi lima mengitari sebuah
roda gigi dengan 14 gigi, di tengah roda gigi terdapat sebatang padi. Warna merah melambangkan keberanian dan
ketegasan, biru tua melambangkan perdamaian dan kesatuan, warna putih melambangkan kemurnian dan
kebajikan. 14 bintang bersegi lima mewakili 14 provinsi atau negeri bagian Uni Myanmar, roda gigi dan padi
melambangkan industri dan pertanian.
Lambang Negara: titik pusat sebagai sebuah roda gigi dengan 14 gigi dilingkari oleh padi, di atasnya dilukiskan peta
Myanmar. Di dua sebelah padi masing-masing terdapat seekor singa, singa dijunjung sebagai hewan kenegaraan,
disebut sebagai singa suci yang merupakan pertanda kemujuran. sebelahnya dan di sekitar padi dihiasi bunga-
bunga Myanmar, pita hiasan di sisi bawah dituliskan " Uni Myanmar " dalam bahasa Myanmar

Perubahan lagu kebangsaan dan bendera


Perubahan lagu kebangsaan dan bendera dilakukan pemerintah junta pada tanggal 21 Oktober 2010.
Pembagian administratif

14 negara bagian dan divisi Myanmar.

Myanmar dibagi menjadi tujuh negara bagian (pyine) dan tujuh region, yang sebelum Oktober 2010 disebut "divisi"
(yin).[35] Region-region sebagian besar dihuni oleh etnis Bamar, sementara negara bagian ( ) sebagian
besar dihuni etnis-etnis minoritas tertentu. Setiap negara bagian dan region kemudian dibagi lagi menjadi distrik-
distrik.
Region

 Region Ayeyarwady

 Region Bago

 Region Magway

 Region Mandalay

 Region Sagaing

 Region Tanintharyi

 Region Yangon
Negara bagian

 Negara Bagian Chin

 Negara Bagian Kachin


 Negara Bagian Kayin (Karen)

 Negara Bagian Kayah (Karenni)

 Negara Bagian Mon

 Negara Bagian Rakhine (Arakan)

 Negara Bagian Shan


Myanmar dibagi menjadi 7 negara bagian (ပပည)နယ)) dan 7 region (တ) ) င)ဒဒသကက)).[36] Wilayah adalah daerah yand
ditempati orang Bamar, sedangkan negara bagian adalah daerah yang ditempati etnis minoritas tertentu. Negara
bagian dan wilayah kemudian dibagi lagi menjadi distrik, kemudian township, ward, dan desa.
Di bawah ini adalah jumlah distrik, township, kota, ward, kelompok desa, dan desa di tiap negara bagian Myanmar
per Desember 2001:[37]

No Distri Town Kelompok


Negara bagian/Wilayah Kota Ward Desa
. k ship desa

1 Negara Bagian Kachin 4 18 20 116 606 2630

2 Negara Bagian Kayah 2 7 7 29 79 624

3 Negara Bagian Kayin 3 7 10 46 376 2092

4 Negara Bagian Chin 2 9 9 29 475 1355

5 Region Sagaing 8 37 37 171 1769 6095

6 Region Tanintharyi 3 10 10 63 265 1255

7 Region Bago 4 28 33 246 1424 6498

8 Region Magway 5 25 26 160 1543 4774

9 Region Mandalay 7 31 29 259 1611 5472

10 Negara Bagian Mon 2 10 11 69 381 1199

11 Negara Bagian Rakhine 4 17 17 120 1041 3871


12 Region Yangon 4 45 20 685 634 2119

1551
13 Negara Bagian Shan 11 54 54 336 1626
3

14 Region Ayeyarwady 6 26 29 219 1912 11651

6514
Total 63 324 312 2548 13742
8

Ekonomi
Ekonomi Burma berasaskan pertanian dan fungsi terutama pada kas dan sistem barter. Industri utamanya dikontrol
oleh militer yang dikelola perusahaan-perusahaan negara. Setiap aspek kehidupan ekonomi diserap oleh pasar
gelap, di mana reaksi harga meroket terhadap control harga resmi sejak tahun 1989, SPDC kebijakan ekonomi
pasar terbuka telah membawa banjir investasi asing di minyak dan gas (oleh perusahaan-perusahaan Barat), dan
dalam kehutanan, pariwisata, dan pertambangan (oleh perusahaan-perusahaan Asia). Ledakan yang dihasilkan
dalam perdagangan dengan Cina telah mengubah Burma kurang berkembang menjadi pusat bisnis yang
berkembang pesat. Sebuah program pemberantasan narkotika telah dimulai di perbatasan timur laut negara
bagian, yang menyumbang sekitar 60% dari heroin dunia, dengan mendorong petani untuk menanam tanaman
pangan bukan poppies. Beberapa rencana ada untuk sektor manufaktur, dan ketergantungan pada impor Myanmar,
negara bersumber harga tinggi, menderita control ketat dari pemerintah kebijakan ekomoni yang tidak efisien, dan
kemiskinan rural. Junta (aktivis Myanmar) mengambil langkah-langkah pada awal 1990an untuk membebaskan
ekonomi setelah berdekadedekade mengalami kegagalan di bawah “Burmese Way to Socialism,” tetapi usaha
tersebut tertahan, dan beberapa tindakan liberalisasi ditunda. Myanmar tidak memiliki stabilitas moneter ataupun
fiskal, Akibatnya ketidakseimbangan kondisi makroekonomi termasuk inflasi, nilai tukar resmi berfluktuasi tidak
sesuai dengan nilai kyat Myanmar, dan suku bunga rezim yang tidak jelas. Sebagian besar bantuan pembangunan
tertahan setelah Junta mulai menekan pergerakan demokrasi di 1988 dan menolak menerima hasil pemilihan
legilatif tahun 1990. Sebagai respon terhadap penyerangan Myanmar di Mei 2003 terhadap Aung San Suu Kyi dan
pendukungnya, AS memaksakan sanksi ekonomi baru terhadap Myanmar termasuk larangan impor produk
Myanmar dan larangan memberpelayanan financial oleh personel AS. Iklim investasi yang buruk juga
memperlambat arus nilai tukar asing. Sector yang paling produktif hanya di industri ekstaktif, khususnya minyak dan
gas, penambangan dan kayu mentahArea lain, seperti pabrik dan lain-lain.

Demografi
Keadaan penduduk Myanmar pada tahun 2001 sekitar 52.531.000 jiwa dengan kepadatan 67jiwa/km². Penduduk
Myanmar terrier dari beberapa kelompok etnis. Kelompok terbesar adalah etnis Burma turunan Tibet –Burma
sebagai pewaris bangsa-bangsa Pyus dan Mon yang menempati wilayah di sektar sunga Irawadi. Penduduk
Myanmar bekerja di sektor pertanian meliputi pertanian sawah, tegalan, perkebunan, ladang dan lain-lain

Kelompok etnis Bamar/Birma. Dua pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni
sebagian besar wilayah negara kecuali pedesaan.

 Karen. Suku yang beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan otonomi selama 60 tahun.
Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.

 Kayah. Etnis yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.

 Arakan. Juga disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar barat.
 Mon. Etnis yang beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.

 Kachin. Kebanyakan beragama Kristen. Mereka juga tersebar di Cina dan India.

 Chin. Kebanyakan beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.

 Rohingya. Etnis yang beragama Islam yang tinggal di utara Rakhine, banyak yang telah mengungsi ke
Bangladesh atau Thailand.
Agama dan kepercayaan
Burma (juga dikenal sebagai Myanmar) adalah dominan dari tradisi Theravada, dipraktikkan oleh 89.8% dari
populasi negara ini adalah negara Buddhis yang paling religius dalam hal proporsi biarawan dalam populasi dan
proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk agama. Penganut yang paling mungkin ditemukan di antara etnis
Bamar dominan (atau Burma), Shan, Rakhine (Arakan), Senin, Karen, dan Cina yang terintegrasi dengan baik ke
masyarakat Burma. Para bhikkhu, yang dikenal sebagai Sangha, adalah anggota dihormati dari masyarakat Burma.
Di antara banyak kelompok etnis di Myanmar, termasuk Bamar dan Shan, Theravada Buddhisme dipraktikkan
dalam hubungannya dengan ibadah nat, yang melibatkan placation roh yang dapat bersyafaat dalam urusan
duniawi. Berkenaan dengan "keselamatan" dalam arti Buddha, ada tiga jalur utama di Burma Buddhisme: jasa
pembuatan, vipassana (wawasan meditasi), dan jalan weizza (bentuk esoterik agama Buddha yang melibatkan
okultisme). Agama Kristen sekitar 6.2%, umumnya dianut di daerah Chin, Kayah, dan Kachin.

 Persentase Agama Berdasarkan Wilayah[38](Sensus 2014)*

Animism
Jumlah Buddha Kristen Islam Hindu Agama Lain Tanpa Agama
Wilayah e
Penduduk (%) (%) (%) (%) (%) (%)
(%)

Kachin 1.642.841 64.0 33.8 1.6 0.4 0.2 0.002 0.001

Kayah 286.627 49.9 45.8 1.1 0.1 1.9 1.2 0.01

Kayin 1.504.326 84.5 9.5 4.6 0.6 0.1 0.7 0.001

Chin 478.801 13.0 85.4 0.1 0.01 0.4 1.1 0.01

Sagaing 5.325.347 92.2 6.5 1.1 0.1 0.001 0.1 0.001

Tanintharyi 1.408.401 87.5 7.2 5.1 0.2 0.003 0.005 0.002

Bago 4.867.373 93.5 2.9 1.2 2.0 0.1 0.3 0.01

Magway 3.917.055 98.8 0.7 0.3 0.1 0.1 0.07 0.03


Mandalay 6.165.723 95.7 1.1 3.0 0.2 0.07 0.02 0.01

Mon 2.054.393 92.6 0.5 5.8 1.0 0.05 0.1 0.05

Rakhine 2.098.807 96.2 1.8 1.4 0.5 0.1 0.05 0.05

Yangon 7.360.703 91.0 3.2 4.7 1.0 0.003 0.1 0.007

Shan 5.824.432 81.7 9.8 1.0 0.001 6.6 0.5 0.4

Ayeyawady 6.184.829 92.1 6.3 1.4 0.1 0.006 0.1 0.004

Nay Pyi Taw 1.160.242 96.8 1.1 2.1 0.005 0.001 0.003 0.001

TOTAL 50.279.900 89.8 6.3 2.3 0.5 0.8 0.2 0.1

Di wilayah Kachin dan kayin pendataan penduduk belum akurat. 46.600 warga di Kachin dan 69.753 warga di
Kayin, belum sepenuhnya teridentifikasi berdasarkan keyakinan mereka atau tidak didata satu persatu. Sedangkan
di Rakhine sendiri, terdapat sekitar 1.090.000 warga yang tidak mengikuti sensus pada tahun 2014. Akan tetapi
hampir secara keseluruhan adalah pemeluk agama Islam. Dengan digabungkannya jumlah tersebut, maka
persentase agama di Myanmar pada sensus 2014
adalah: Buddha 87.9%, Kristen 6.2%, Islam 4.3, Animisme 0.8%, Hindu 0.5%, Lainnya 0.2% dan Tak Beragama
0.1%.[39]

Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh penduduk mynmar adalah Birma, Penduduk Myanmar berasal dari multietnis dengan
berbagai ragam budaya dan bahasa daerahnya. Namun yang digunakan sebagai bahasa nasional adalah bahasa
Myanmar. Mayoritas masyarakat Myanmar adalah penganut agama Buddha yang taat. Selain itu juga masih
memegang teguh adat dan tradisi.

Pendidikan
Sistem pendidikan Burma dioperasikan oleh instansi pemerintah, Departemen Pendidikan. Universitas dan lembaga
profesional dari Burma atas dan Birma lebih rendah dijalankan oleh dua entitas yang terpisah, Departemen
Pendidikan Tinggi Burma dan Departemen Pendidikan Tinggi Burma Bawah. Markas yang berbasis di Yangon dan
Mandalay masing-masing. Sistem pendidikan didasarkan pada sistem Britania Raya, karena hampir satu abad
kehadiran Inggris dan Kristen di Burma. Hampir semua sekolah yang dioperasikan pemerintah, tetapi telah terjadi
peningkatan baru-baru didanai swasta sekolah bahasa Inggris. Sekolah adalah wajib sampai akhir sekolah dasar,
mungkin sekitar 9 tahun, sedangkan usia wajib belajar adalah 15 atau 16 di tingkat internasional.di Myanmar juga
terdapat 101 universitas,12 institut, perguruan tinggi sederajat,dan 24 perguruan tinggi negri dan 146 institut
pendidikan tinggi.

Budaya
Agama di Myanmar

Islam di Myanmar

Masjid Jami Bengali di Yangon.

Artikel ini merupakan bagian dari seri


Islam menurut negara

Afrika[tampilkan]

Asia[tampilkan]

Eropa[tampilkan]

Amerika[tampilkan]

Oseania[tampilkan]

Kotak ini:

 lihat
 bicara
 sunting

Islam di Myanmar termasuk dalam agama minoritas, dengan persentase sekitar 4% dari jumlah penduduk di
seluruh Myanmar.[1]

Sejarah
Abad-abad awal
Agama Islam pertama kali tiba di Myanmar pada tahun 1055. Para saudagar Arab yang beragama Islam ini
mendarat di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin. Kedatangan umat Islam ini
dicatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.[2][3]Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari
keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga Myanmar juga menganut
agama Islam seperti dari etnis Rakhin dan Shan.
Populasi Islam di Myanmar sempat meningkat pada masa penjajahan Britania Raya, dikarenakan banyaknya umat
Muslim India yang bermigrasi ke Myanmar. Tapi, populasi umat Islam semakin menurun ketika perjanjian India-
Myanmar ditandatangani pada tahun 1941.[4]
Sebagian besar Muslim di Myanmar bekerja sebagai penjelajah, pelaut, saudagar dan tentara.[5]Beberapa
diantaranya juga bekerja sebagai penasehat politik Kerajaan Burma. Muslim Persia menemukan Myanmar setelah
menjelajahi daerah selatan Cina. Koloni muslim Persia di Myanmar ini tercatat di buku Chronicles of China di 860.
Umat muslim asli Myanmar disebut Pathi dan muslim Cina disebut Panthay. Konon, nama Panthay berasal dari
kata Parsi. Kemudian, komunitas muslim bertambah di daerah Pegu, Tenasserim, dan Pathein. Tapi komunitas
muslim ini mulai berkurang seiring dengan bertambahnya populasi asli Myanmar. Pada abad ke-19, daerah Pathein
dikuasai oleh tiga rajamuslim India.
Pada zaman Raja Bagan yaitu Narathihpate (1255-1286), pasukan muslim Tatar pimpinan Kublai Khan dan
menguasai Nga Saung Chan. Kemudian, pasukan Kublai Khan ini menyerang daerah Kerajaan Bagan. Selama
peperangan ini, Kolonel Nasrudin juga menguasai daerah Bamau.

Dewan Nasional Rohingya


Dewan Nasional Rohingya adalah kongres politik untuk kelompok Rohingya, terutama yang berasal dari Negara
Bagian Rakhine, Myanmar (Burma). Dewan ini didirikan pada 28 November 1998 bersamaan dengan Organisasi
Nasional Rohingya Arakan yang merupakan hasil penggabungan Front Islam Rohingya Arakan dan Organisasi
Solidaritas Rohingya.[1]

Partai Pembebasan Rohingya


Partai Pembebasan Rohingya
ရ ဟင ဂ မ အလတမမမကမရပတ

Terlibat dalam Pemberontakan Rohingya di Myanmar Barat

Aktif 1972–1974

Ideologi Nasionalisme Rohingya

Islamisme

Pemimpin Zaffar[1]

Abdul Latif

Muhammad Jafar Habib

Pusat Buthidaung, Negara bagian Rakhine

Wilayah operasi Negara bagian Rakhine, Myanmar

Kekuatan 200–500[1]

Nama saat ini Front Patriotik Rohingya


Musuh Republik Sosialis Uni Burma

Perang dan pertempuran Konflik internal di Myanmar

 Pemberontakan Rohingya di

Myanmar Barat

Partai Pembebasan Rohingya (bahasa Myanmar: ရ) ) ဟင ) ဂ;မ;အလ;


; PPR) )ဒပမက)ဒရပတ)
တadalah sebuah kelompok
pemberontak Islamis di Negara bagian Rakhine, Myanmar (Burma); yang terdiri dari para pejuang Rohingyayang
dipimpin oleh mantan pemimpin Mujahidin Zaffar.[1]

Sejarah
Saat Perang Pembebasan Bangladesh pada 1971, para pemberontak Rohingya yang beroperasi di dekat
perbatasaan mendapatkan kesempatan untuk menyeludupkan senjata dari perang tersebut melalui perbatasan.
Pada 15 Juli 1972, pemimpin Mujahidin Zaffar mendirikan Partai Pembebasan Rohingya (PPR), setelah
memobilisasi berbagai faksi Mujahidin. Zaffar melantik dirinya sendiri sebagai ketua partai tersebut, Abdul Latif
sebagai Wakil Ketua dan Menteri Urusan Militer, dan Muhammad Jafar Habib sebagai Sekretaris Jenderal, seorang
lulusan dari Universitas Rangoon. Kekuatan mereka meningkat dari 200 pejuang pada mulanya menjadi 500 pada
1974. PPR sebagian besar berbasis di hutan-hutan Buthidaung. Setelah operasi militer masif
oleh Tatmadaw (Pasukan Bersenjata Myanmar) pada Juli 1974, Zaffar dan kebanyakan pasukannya melarikan diri
dengan melintasi perbatasan menuju Bangladesh. [1]

Penindasan terhadap Muslim di Myanmar


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Penduduk Myanmar mayoritas beragama Buddha. Minoritas Muslim di Myanmar sebagian besar terdiri dari orang-
orang Rohingya dan keturunan imigran Muslim dari India (termasuk yang sekarang Bangladesh) dan Cina (nenek
moyang Tiongkok Muslim di Myanmar berasal dari provinsi Yunnan), serta keturunan Arab sebelumnya dan
pemukim Persia. Muslim India dibawa ke Myanmar oleh Inggris untuk membantu mereka dalam pekerjaan
administratif dan bisnis. Setelah kemerdekaan, banyak orang Muslim mempertahankan posisi mereka sebelumnya
dan mencapai keunggulan dalam bisnis dan politik.
Penindasan orang Buddha terhadap Muslim muncul dari alasan agama, dan terjadi pada masa pemerintahan
Raja Bayinnaung, 1550-1589 M. Setelah menaklukkan Bago pada tahun 1559, Raja Buddha melarang praktik halal,
khususnya, membunuh hewan makanan dengan menyebut nama Allah. Dia adalah orang tidak toleran terhadap
agama, memaksa beberapa rakyatnya untuk mendengarkan khotbah Buddha dan mungkin mengubah keyakinan
secara paksa. Dia juga melarang Idul Adha. Makanan halal juga dilarang oleh Raja Alaungpaya pada abad ke-18.
Ketika Jenderal Ne Win meraih kekuasaan pada gelombang nasionalisme pada tahun 1962, status umat Islam
berubah menjadi buruk. Muslim diusir oleh tentara dan dengan cepat terpinggirkan. [1]

Min Mahagiri
Min Mahagiri (bahasa Myanmar: မင)မဟဂ) ရ), diucapkan [məhà ɡìɹḭ]; lit. "Penguasa Gunung Besar;")
merupakan Nat pelindung kota-kota di Burma bersama dengan saudarinya yaitu Nat Hnamadawgyi; ia juga
disebut Eindwin Nat dalam fungsinya sebagai Nat pelindung semua rumah tangga di Myanmar. [1] Keduanya
memiliki kuil kecil di Gerbang Tharabha yang berada di sisi timur kota Bagan,[2] Min Mahagiri di sebelah kanan
sementara Hnamadawgyi di kiri.[3][4][5] Min Mahagiri digambarkan mengenakan topi dan jubah menteri pada
masa Dinasti Konbaung serta membawa kipas di tangan kanannya sebagai cerminan kedudukannya. [6]

Sejarah
Putra dari seorang pandai besi bernama U Tint Daw, nama yang diberikan kepadanya adalah Maung Tint De (Nga
Tinde) atau "Tuan Tampan". Ia menjadi pandai besi yang sangat kuat dan bahkan mampu mematahkan gading
seekor gajah. Raja dari Tagaung (Tagaung Min) merasa khawatir jika Maung Tint De akan merebut tahtanya,
akibatnya Maung Tint De bersembunyi di sebuah desa. Sebagai tipu muslihat, si raja menikahi saudari Maung Tint
De, yaitu Saw Me Ya yang juga dipanggil Myat Hla atau Shwe Myet-hna (Wajah Emas), untuk menjadi salah satu
dari ratunya. Raja membujuk Saw Me Ya untuk meminta saudaranya keluar dari persembunyian agar dapat
menduduki sebuah jabatan yang tinggi. Namun, saat Maung Tint De keluar dari persembunyiannya, raja menyuruh
untuk menangkap dan mengikatnya pada sebuah pohon Cempaka wangi (sagawabin), lalu membakarnya hidup-
hidup.[7][3]
Saudarinya ikut tewas bersama dengan dirinya. Kedua roh bersaudara tersebut berubah menjadi sepasang Nat
penuh dendam yang mendiami pohon cempaka tersebut. Secara berkala, setiap orang yang berjalan di bawah
bayangan pohon kediaman mereka menjadi mati. Raja Tagaung menyuruh pohon tersebut dicabut dan dibuang
ke Sungai Irrawaddy. Kayu pohon mengapung terbawa arus hingga sampai ke wilayah Bagan yang saat itu
dipimpin oleh Raja Thinligyaung (344-387). Kedua roh Nat tersebut muncul dalam mimpi raja dan mengisahkan
nasib buruk yang menimpa mereka, kemudian mengajukan diri untuk menjaga kota jika raja memberi mereka
tempat untuk tinggal. Raja Thinligyaung memerintahkan batang pohon kediaman roh kedua Nat untuk dibawa
ke Gunung Popa, memotongnya menjadi dua (setengah bagian untuk masing-masing Nat), dan memahatnya
menjadi kepala patung. Semenjak saat itu, Maung Tint De dikenal dengan nama "Penguasa Gunung Besar" atau
Min Mahagiri.[8] Raja-raja selanjutnya membuatkan kepala-kepala dari emas untuk mereka. Kepala emas yang
:106

berasal dari tahun 1812 masih ada di Gunung Popa dan digunakan untuk bersembahyang hingga sekarang.

Kultus
Festival nasional Nat ditujukan kepada Min Mahagiri. Sebagai pelindung rumah tangga ein dwin (အ) မ)တ;င)နတ))
atau ein saung(အ) မ)ဒစင))နတ)), persembahan berupa kelapa (နတ)အ)န)သ)) digantung pada tiang utama rumah bagian
tenggara (ဥရ) တ))င)), diberi gaung baung (hiasan kepala) dan parfum, sebagai persembahan kepada Min Mahagiri.
[4]
Persembahan yang berupa pisang, beras, teh, dan berbagai makanan lainnya diganti setiap bulan. Ia tidak
menyukai persembahan berupa makanan matang.[9]
Karena pada masa hidupnya ia bekerja sebagai pandai besi, masyarakat Burma memberinya penghormatan
kepadanya setiap hendak menggunakan peralatan dari logam. Ia tidak menyukai api, persetubuhan, serta tidak
menyukai kelahiran dan kematian yang terjadi di dalam rumah. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit
berat, persembahan kepada Min Mahagiri diturunkan dari tiang agar tidak menyinggung perasaannya. [9]

Mya Nan Nwe


Amadaw Mya Nan Nwe (bahasa Thai: เทพกระซซิ บ เมม มี๊ยะนานหนน่วย , lit. "Malaikat bisikan"), juga dikenal
sebagai Thaiknanshin (သ) ) က)နန)ရ,င), lit. "Penjaga tempat harta karun") adalah salah satu Nat yang terkenal di Burma.
Ia merupakan roh dari keturunan kerajaan dari suku Shan dan Bamar yang lahir pada tanggal 22 Desember 1897.
Ia berkontribusi dalam pekerjaan-pekerjaan religius, termasuk membangun kembali Pagoda Botahtaung yang
hancur akibat Perang Dunia II. Setelah kematiannya pada tahun 1957, ia mulai dipuja sebagai Nat dan dipercaya
mengabulkan permintaan siapapun yang memohon pertolongannya. [1] H
Kuil Mya Nan Mwe dibangun di dalam Pagoda Botahtaung di Yangon pada tahun 1990.[1] Kuil ini menarik sekitar 700
orang pengunjung setiap harinya, dan pada akhir minggu dapat dikunjungi sekitar 1000 hingga 3000 orang
pengunjung, termasuk para pemujanya yang berasal dari Thailand.[2][1] Ia memperoleh popularitas di Thailand
setelah biografinya ditayangkan dalam salah satu program televisi Thai. [1

Kultus
Menurut kepercayaan masyarakat Myanmar, Mya Nan Nwe adalah sesosok naga yang melindungi harta untuk
membangun pagoda dan bangunan religius lainnya. Ia akan berubah menjadi Nat dengan wujud seorang gadis
cantik untuk melindungi emas yang terdapat di Pagoda Botahtaung.[3]

Jenderal Than Shwe


Lihat pula: Than Shwe

Pada suatu malam, konon Mya Nan Nwe mengunjungi Jenderal Than Shwe dalam mimpinya untuk
memperingatkan bahwa represi yang dilakukan oleh pemerintahannya akan membawa konsekuensi yang sangat
buruk. Selanjutnya terjadi Revolusi Saffron pada tahun 2007 yang membuat Jenderal Than Shwe berpikir bahwa
Mya Nan Nwe membantu pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi yang pada saat itu tengah dipenjara. Kurang
dari setahun kemudian, Than Shwe turun dari kedudukannya sebagai salah satu pemimpin Myanmar sementara
Aung San Suu Kyi dibebaskan dari penjara rumahnya.[3]
Pada tahun 2009, Than Shwe memerintahkan patung Mya Nan Nwe ditutupi kain hijau, sementara kedua tangan
patung diikat, setiap malam antara pukul 21.00 hingga 6.00 pagi. Meskipun masyarakat Myanmar, bahkan para
pemimpin Junta militer, mempercayai takhayul, tindakan Than Shwe dianggap sangat berlebihan sehingga dirinya
dikucilkan oleh Aliansi Semua Bikkhu Burma. Para bhikkhu menyebutnya mecchadhtti yang berarti "orang yang
dungu mengenai agama".[3]

Nat (Burma)
Nat (bahasa Myanmar: နတ); MLCTS: nat; IPA: [naʔ]) merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada roh-roh
yang dipuja di Burma (atau Myanmar) dalam hubungannya dengan Buddhisme. Mereka dikelompokkan menjadi
dua, yaitu 37 Nat Agung dan roh-roh lainnya (seperti roh pepohonan, air, dan sebagainya). Hampir ke-37 Nat Agung
awalnya merupakan manusia yang mengalami kematian yang mengenaskan {စ) မ)ဒသ, lit. "kematian hijau") sehingga
disebut nat sein (နတ)စ)မ); lit. roh-roh hijau). Kata sein, meskipun bermakna "hijau", dalam konteks ini digunakan
dalam pengertian "mentah".
Dalam agama Buddha di Myanmar, Nat dikelompokkan menjadi dua bagian: Nat rendah atau auk nats (ဒအက)နတ)),
baik yang memiliki nama maupun yang tidak, dan Nat tinggi atau ahtet nats (အထက)နတ)), yaitu Dewa-dewa yang
menempati keenam surga.[1] Meskipun menyerupai pemberian gelar kesucian, nat bisa diberikan untuk berbagai
alasan, termasuk nat yang hanya dikenal pada suatu wilayah lokal di Burma. Pemujaan kepada Nat lebih umum
dilakukan di wilayah pedesaan dibandingkan perkotaan, dan dilakukan di antara etnis minoritasmaupun etnis
mayoritas Bamar. Namun, bentuk upacara dan ritual yang dilakukan penganut agama Buddha Bamar jauh lebih
berkembang.[2]
Setiap desa di Myanmar memiliki satu nat sin (နတ)စင)) yang digunakan sebagai kuil kecil bagi nat pelindung desa
atau ywa saung nat(ရ;ဒစင))နတ)). Sebuah persembahan berupa kelapa (နတ)အ)န)သ)) biasanya digantung pada tiang
utama rumah bagian tenggara (ဥရ) တ))င)), diberi gaung baung (hiasan kepala) dan parfum, sebagai persembahan
kepada Min Mahagiri (Penguasa Gunung Besar). Min Mahagiri juga disebut sebagai ein dwin (အ) မ)တ;င)နတ)) atau ein
saung (အ) မ)ဒစင))နတ)) (pelindung rumah). Tiap orang bisa mewarisi sejumlah atau misalnya dua dari ke-37 Nat
sebagai mi hsaing hpa hsaing (မ) ဆ))င)ဖဆ))င); lit. dari sisi ibu, dari sisi ayah) dari salah satu atau kedua belah pihak
orang tua untuk dipuja, tergantung dari mana keluarga mereka berasal. Seseorang juga memiliki roh pelindung
yang disebut ko saung nat (က) ) ယ)ဒစင))နတ)).[3]

Pemujaan Nat dan Buddhisme


Pemujaan terhadap Nat sudah ada sebelum kedatangan Buddhisme di Burma. Dengan kedatangan Buddhisme,
pemujaan Nat mengalami sinkretisasi dengan Buddhisme. Terdapat perdebatan di kalangan akademisi mengenai
apakah Buddhisme di Burma dan pemujaan roh merupakan pemujaan terhadap entitas yang berbeda atau
hanyalah dimensi yang berbeda dari satu entitas yang sama. Sebagian masyarakat Burma sendiri menganggapnya
hanya sebagai takhayul dan meremehkan perannya dalam kehidupan sosial. Institusi 37 Nat yang dibentuk oleh
Raja Anawrahta (1044-1077) dari Bagan pada periode selanjutnya dapat dipandang sebagai suatu proses
Burmanisasi untuk meneguhkan supremasi Bamar di lembah Ayeyarwady, setelah penyatuan bangsa dan pendirian
Kekaisaran Pertama Burma oleh sang raja.[2]

Pemujaan Nat dan ekologi


Di antara penduduk pedesaan di Burma memiliki kepercayaan bahwa terdapat roh-roh penjaga hutan yang
disebut taw saung nat (ဒတဒစင))နတ)) serta roh-roh penjaga gunung yang disebut taung saung nat (ဒတင)ဒစင))နတ)).
Keduanya bertugas menjaga kerusakan lingkungan hingga batas tertentu. Pepohonan angker, terutama yang besar,
dianggap sebagai tempat tinggal roh-roh pohon yang disebut yokkazo (ရ) က) စ))) sehingga menebang pohon tersebut
dapat menyebabkan si pelaku menerima kemarahan dari Nat yang bersangkutan. [4]

Festival-festival terkenal
Tempat ziarah Nat yang paling penting di Burma adalah Gunung Popa, sebuah bekas volkano setinggi 1.300 meter
di dekat Bagan, Burma tengah. Di atas gunung ini dibangun banyak kuil dan situs-situs relik. Festival tahunan
diadakan pada saat bulan purnama di awal Natdaw (Desember) menurut penanggalan Burma.[5]
Taungbyone, di utara Mandalay, juga merupakan tempat utama yang festival tahunannya dimulai antara bulan baru
dan purnama pada bulan kesebelas, termasuk bulan purnama pada bulan Wagaung (Agustus).[6] Festival Yadanagu
di Amarapura, diadakan seminggu sebelumnya sebagai penghormatan kepada Popa Medaw ("Ibu Popa"), yaitu ibu
dari Taungbyone Min Nyinaung ("Tuan Bersaudara"), juga merupakan salah satu festival Nat yang terkenal. [3]
Para Nat memiliki karakteristik, keinginan, serta kebutuhan selayaknya manusia. Mereka memiliki kekurangan,
memiliki hasrat yang dianggap tidak pantas dan tidak bermoral dalam Buddhisme. Selama berlangsungnya nat
pwè, yaitu festival untuk mendamaikan Nat, nat kadaw (နတ)ကဒတ "pasangan-tuan",[7] yaitu "medium, shaman")
mengalami kerasukan, menari dan menjadi perwujudan roh-roh Nat. Menurut sejarah, profesi nat kadaw diturunkan
berdasarkan keturunan, yang diteruskan dari ibu ke putrinya. Hingga tahun 1980an, beberapa nat gadaw adalah
pria dan jumlahnya semakin meningkat; yaitu para pria transvestit atau transgender.[7] Nat kadaw sebagai profesi
resmi medium roh mulai muncul sekitar pertengahan abad ke-19.[2]
Musik bersama hsaing waing ("orkestra") memberi pengaruh terhadap suasana hati selama nat pwè, sehingga
banyak yang mengalami kesurupan. Nat kun atau nat naan adalah orang-orang datang dari jauh untuk mengikuti
festival pada berbagai kuil Nat. Mereka minum tuak nira dan menari mengikuti irama musik Hsaing waing, dan
kerasukan roh-roh Nat.[5]
Nat pwè merupakan perayaan tahunan untuk salah satu dari 37 Nat yang dianggap sebagai roh pelindung suatu
wilayah dalam suatu komunitas lokal. Tata ritual diperlihara secara turun-temurun dan pada masa lalu dibiayai oleh
kerajaan, sehingga menyerupai ritual yang diadakan di istana. Terdapat pula nat kannah pwè, yaitu ritual yang
dilakukan secara individu dengan mendirikan suatu paviliun di dekat rumahnya; ritual umumnya ditujukan kepada
seluruh panteon Nat. Nat kannah sendiri dapat dipandang sebagai fenomena perkotaan yang berkembang untuk
memuaskan kebutuhan orang-orang pedesaan yang berurbaniasi ke perkotaan serta masih memegang teguh
tradisi (yo-ya) mereka, yaitu berdoa kepada roh pelindung mi hsaing hpa hsaing dari tanah asal mereka.[2]

Daftar resmi Nat


Raja Anawrahta of Bagan (1044–1077) menyusun panteon resmi 37 Nat setelah ia gagal melarang pemujaan Nat.
Ia menyatukan kultus Nat ke dalam Buddhisme dengan menggambarkan mereka sedang memuja Gautama
Buddha di Pagoda Shwezigon; serta memasukkan Śakra, sesosok makluk suci pelindung dalam Buddhisme,
sebagai kepala dari panteon di atas Mahagiri, yaitu dengan nama Thagyamin.[5][8] Tujuh dari ke-37 Nat memiliki
hubungan dengan masa kehidupan Anawrahta.[8] Panteon resmi didominasi oleh anggota keluarga kerajaan
dalam Sejarah Myanmar, tetapi juga ada yang keturunan Thailand (Yun Bayin) dan Shan (Maung Po Tu).
Semuanya ditampilkan mengenakan pakaian istana Burma. Berikut ini merupakan daftar ke-37 Nat menurut urutan
resmi:

1. Thagyamin

2. Min Mahagiri

3. Hnamadawgyi

4. Shwe Nabay

5. Thonbanhla

6. Taungoo Mingaung

7. Mintara

8. Thandawgan

9. Shwe Nawrahta

10. Aungzwamagyi
11. Ngazi Shin

12. Aung Pinle Hsinbyushin

13. Taungmagyi

14. Maungminshin

15. Shindaw

16. Nyaunggyin

17. Tabinshwehti

18. Minye Aungdin

19. Shwe Sitthin

20. Medaw Shwezaga

21. Maung Po Tu

22. Yun Bayin

23. Maung Minbyu

24. Mandalay Bodaw

25. Shwe Hpyin Naungdaw

26. Shwe Hpyin Nyidaw

27. Mintha Maungshin

28. Htibyuhsaung

29. Htibyuhsaung Medaw

30. Pareinma Shin Mingaung

31. Min Sithu

32. Min Kyawzwa

33. Myaukhpet Shinma

34. Anauk Mibaya

35. Shingon

36. Shingwa
37. Shin Nemi
Shwe Nabay
Shwe Nabay (bahasa Myanmar: ဒရ;န;ဒဘ; juga dikenal sebagai Naga Medaw (နဂမယ)ဒတ) adalah salah satu dari
panteon resmi 37 Nat. Menurut kepercayaan, ia adalah seorang wanita cantik dari desa Mindon, yang menikahi
sesosok Naga. Namun, suaminya meninggalkan dirinya dan ia meninggal karena patah hati. Kisah lain
menyebutkan dirinya sebenarnya adalah istri dari Maung Tint De. Ia digambarkan dalam posisi berdiri, mengenakan
hiasan kepala Naga, tangan kanan menyentuh dada dan tangan kiri di samping. [1] Hiasan Naga di kepalanya
merupakan pencerminan dirinya sebagai putri sesosok naga. [2]

Legenda
Pernikahan dengan Maung Tint De
Shwenabay merupakan putri dari naga air. Pada saat ia berziarah ke Pagoda Shwe Settaw, ia bertemu seorang
pandai besi bernama Maung Tint De yang sedang melarikan diri dari Kerajaan Tagaung. Keduanya saling jatuh
cinta, menikah, dan memiliki dua orang putra bernama Taung Ma Gyi Shin Nyo dan Myauk Min Shin Phyu. Saat
saudari Maung Tint De, yaitu Ratu Saw Mei Yar, datang dan meminta saudaranya untuk kembali ke Tagaung,
Maung Tint De setuju dan meninggalkan istri dan kedua putra mereka untuk sementara waktu. Namun, Raja
Tagaung ternyata membunuh suaminya dan setelah mendengar berita tersebut, Shwenabay meninggal karena
mengalami gagal jantung. Saat itu pulalah ia berubaha menjadi Nat. [2]
Versi yang sedikit berbeda menceritakan bahwa sepeninggalan Maung Tint De ke Tagaung, ia sebagai naga betina
melahirkan dua butir telur di dalam air. Kedua telur tersebut terbawa arus dan ditemukan oleh seorang petapa. Saat
petapa tersebut memecahkan kedua telur tersebut, ia menemukan seorang bayi dari dalam masing-masing telur.
Untuk selanjutnya, petapa itu membesarkan kedua putra Maung Tint de dan Shwe Nabay. [2]

Kultur populer

 Shwe Nabay menjadi judul lagu yang dinyanyikan oleh Mar Mar Aye dan dirilis pada tahun 2013.[3]

 Sebuah novel fiksi karya Lucy Cruickshanks menyebut Shwe Nabay sebagai putri dari Naga yang mengajari
tokoh "Than" bahwa nasib seseorang dapat berputar seperti tornado. [4]

Thagyamin
Thagyamin (bahasa Myanmar: diucapkan [ðədʑámɪɪɴ]; dari bahasa Sanskerta ၐကက Śakra), yang dipandang sebagai
Raja para Nat, diidentifikasikan dengan Dewa Śakra dan Dewa Hindu Indra. Ia biasanya digambarkan berada di
atas gajah putihberkepala tiga, membawa kulit keong pada salah tangan, dan sapu ekor yak di tangan lainnya.
[1]
Thagyamin merupakan satu-satunya Nata di dalam panteon resmi yang tidak mengalami kematian yang
mengenaskan.

Kultus
Raja para Nat
Menurut kepercayaan tradisional Buddhisme Myanmar, Thagyamin memimpin di alam keberadaan pada Nat (dewa)
yang disebut Trāyastriṃśa (တဝတ)သ). Thagyamin ditunjuk sebagai pemimpin dalam panteon resmi para Nat oleh
Raja Anawrahta di abad ke-11 Masehi, dalam usaha sang raja untuk mempersempit praktik animisme di dalam
masyarakat dan menggabungkan praktik ini dengan agama Buddha aliran Theravāda.[2]
Menurut Daw Khin Myo Chit, penulis terpelajar Burma yang cukup dikenal, Thagyamin berperan penting dalam
kehidupan penduduk Burma. a respected Burmese scholar and writer, Thagyamin may be mythical but he plays an
important role in the lives of many Burmese. Namanya sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari, seperti
"Thgayamin tahu bahwa diriku tidak berbohong", dan sebagainya.[3]
Festival Thingyan
Festival Thingyan, selain merupakan perayaan tahun baru Myanmar, juga untuk merayakan kedatangan Thagyamin
ke dunia manusia untuk memberi berkahnya pada tahun yang baru. Setiap rumah menyambut kedatangannya
dengan meletakkan bebungaan dan daun palem di pintu depan rumah. [4]
Para astrolog Myanmar menghitung kapan Thagyamin akan datang, hewan apa yang ia kendarai, warna apa yang
akan ia kenakan untuk pakaiannya, dan alat apa yang akan ia bawa; semuanya dipercaya akan mempengaruhi
kejadian sepanjang tahun. Penjelasan tersebut dicetak dan tersebar luas di kalangan penduduk dengan
nama Thingyan Sar atau "Surat Thingyan". Misalnya pada tahun 2004, Thagyamin mengunjungi kediaman manusia
antara tanggal 13-16 April, mengenakan pakaian merah, dan mengendarai garuda sambil
membawa timbangan dan sabit. Ia juga selalu membawa daun emas dan kulit anjing untuk mencatat nama-nama
manusia, daun emas untuk nama-nama manusia yang baik dan kulit anjing untuk mencatat nama orang yang
melakukan dosa.[3][5] Masyarakat Burma percaya bahwa jika ada petir menyambar-nyambar dan guntur selama
Thingyan, hal tersebut disebabkan oleh Thagyamin untuk menghukum para pelaku kejahatan. [3]

Legenda
Pagoda Kyaiktiyo[
Pagoda Kyaiktiyo dibangun oleh Raja Tissa sekitar abad ke-11 Masehi untuk menempatkan relik rambut Buddha
Sakyamuni. Relik tersebut harus diletakkan di atas sebuah batu yang bentuknya menyerupai kepala manusia.
Thagyamin membantu Raja Tissa menemukan batu yang sesuai dari dasar laut. Batu tersebut dibawa dengan kapal
menuju ke lokasinya yang sekarang (lokasi Batu Emas), sementara kapal yang membawa konon berubah menjadi
batu beberapa ratus meter dari lokasi pagoda.[4]

Kultur populer

 Setiap bulan April, Thgyamin menjadi subyek populer bagi para kartunis Myanmar yang
menggambarkannya akan menghukum orang-orang yang bertanggung jawab atas kenaikan harga bahan bakar
minyak, kelangkaan listrik, dan sebagainya.[3]

Bahasa di Myanmar
Aksara Manipur
Aksara Manipuri (juga dikenal sebagai Meithei Mayek, Meitei Mayek) (bahasa Manipuri: Meetei Mayek) adalah
suatu abugida yang digunakan untuk menulis bahasa Manipuri (Meitei), salah satu bahasa resmi di Manipur, negara
bagian India, sampai abad ke-18, dan digantikan oleh aksara Bengali. Hanya sedikit peninggalan arkeologis yang
tersisa. Pada abad ke-20, aksara ini dibangkitkan kembali.
Aksara Manipuri adalah anggota rumpun aksara Brahmi dengan sejarah yang tidak pasti. Karena bahasa
Manipuri tidak mengandung konsonan bersuara, hanya ada lima belas huruf konsonan yang digunakan untuk
menuliskan bahasa asli Manipur, ditambah tiga huruf untuk vokal murni. Sembilan konsonan tambahan lainnya
diwarisi melalui kata serapan dari India. Ada tujuh diakritik bunyi vokal dan satu diakritik konsonan akhir untuk bunyi
(/ŋ/). Setiap huruf dinamai menurut bagian tubuh manusia.

Unicode
Aksara Manipuri (Meitei Mayek) ditambahkan dalam standar Unicode pada Oktober 2009 dengan versi 5.2.

Bahasa Arakan
Bahasa Arakan (juga dikenal sebagai Rakhine /rəˈkaɪn/; bahasa Myanmar: ရခ) ) င)ဘသ [ɹəkʰàɪɴ
bàθà], MLCTS: rakhuin bhasa) sering dianggap sebagai dialek bahasa Myanmar. Terkadang dianggap bahasa yang
terpisah. "Arakan" adalah bekas nama untuk wilayah Rakhine. Bahasa Arakan dapat dibagi menjadi tiga
dialek: Sittwe–Marma (sekitar dua pertiga pembicara), Ramree, dan Thandwe.[3]
Bahasa Jingpho
Jingpho (Jinghpaw, Chingp'o) atau Kachin (bahasa Myanmar: ကခ ;င)ဘသ pengucapan bahasa Burma: [kətɕɪɔɴ bàðà])
adalah bahasa Sino-Tibet dari cabang Sal yang terutama dituturkan di Kachin, Burma dan Yunnan, Cina. Istilah
"bahasa Kachin" dapat merujuk baik bahasa Jingpho maupun sekelompok bahasa yang dituturkan oleh berbagai
kelompok etnis di wilayah yang sama dengan Jingpo: Lisu, Lashi, Rawang, Zaiwa, Lhao Vo, Achang, dan Jingpho.
Bahasa ini berasal dari cabang-cabang yang khusus keluarga Sino-Tibet tingkat paling tinggi. Alfabet Jingpho
didasarkan pada aksara Latin. Sekarang, bahasa Jinghpo ini juga secara luas ditulis dalam tulisan Burma.
Etnis Jingpho (atau Kachin) ialah penutur bahasa Jingpho utama, berjumlah sekitar 900.000. [3] Turung Assam di
India berbicara dengan dialek Jingpho menggunakan banyak kata serapan Assam, yang disebut Singpho.
Suku kata terakhir dalam bahasa Jingpho dapat berupa vokal, nasal, atau oral.

Dialek
Setidaknya ada enam belas variasi Jingpho (Kachin) (Kurabe 2014:59). Informasi demografis dan lokasi yang
terdaftar di bawah ini diambil dari Kurabe (2014). Jingpho standar dan Nkhum adalah varietas yang paling baik
dideskripsikan, sedangkan varietas Jingpho India baru saja didokumentasikan oleh Stephen Morey. Varietas
Jingpho di Kachin bagian utara masih kurang dijelaskan.
Ethnologue mencatat Dulong (Dalaung, Duleng), Dzili (Jili), Hkaku (Ka-Hku), dan Kauri (Gauri, Guari, Hkauri).
Menurut Ethnologue, Dzili mungkin adalah bahasa yang terpisah, sedangkan Hkaku dan Kauri hanya sedikit
berbeda.
Varietas Jingpho lain yang kurang dideskripsikan meliputi Mungji dan Zawbung.[4]

Selatan

 Jingpho standar adalah bahasa Jingpho standar yang digunakan oleh orang Kachin di Myanmar, serta
oleh etnis minoritas non-Kachin di Kachin. Kebanyakan pembicara tinggal di Kachin, meskipun beberapa tinggal
di Shan dan Sagaing. Varietas ini terutama dituturkan di Myitkyina, Bhamo, dan Kutkai. Generasi muda
cenderung mengucapkan /ts/ dan /dz/ sebagai [s] dan [z], kontras dengan /s/ [sʰ]. Jingpho standar yang
dituturkan di Shan sering memiliki tambahan ʔə- pada kata bersuku kata tunggal dan menempatkan partikel
interogatif ʔi sebelum kata kerja.

 Nkhum / Enkun 恩昆 (n31 khum33 ka31) dituturkan di Lianghe, Ruili, Longchuan, dan Luxi, Yunnan,
Cina[5] sebagai dialek Jingpho yang paling banyak digunakan di Cina. Dialek Nkhum memanfaatkan tense-
lax untuk menggambarkan kontras, sedangkan Shadan tidak. Meskipun dialek Shadan sering menggunakan -ŋ,
Nkhum seringkali tidak. Variasi Tongbiguan 铜壁关 Nkhum digunakan sebagai Jingpho standar di Cina.
Kelompok-kelompok kecil penutur yang satu ini juga ditemukan di Gengma. [6] Yunnan (1998)

 Shadan / Shidan 石丹 (ʃă1 tan31 ka31; ʃă1 tam31 ka31[7]) dituturkan di Yunnan, Cina,[5] digunakan di kota
Kachang 卡昌 dan Taiping 太平 (di Getong 格同 Mengzhi 蒙支, Zhengtonghong 正通硔,[8] dan Longpen 龙盆[9]),
yang terletak di Yingjiang 盈江县.

 Gauri / Khauri (kau33 ʒi31 ka31[7]) dituturkan di daerah Perbukitan Gauri, sebelah timur Bhamo. Desa-desa
di sana mencakup Prang Hkudung, Man Dau, Hkarawm Kawng, Manda, Ka Daw, Lamai Bang, Bum Wa, Ma
Htang, Jahkai, dan Loi Ming. Di Cina, Gauri dituturkan oleh sekitar tiga ratus orang di Hedao 贺岛 dan Hongka
硔卡 desa-desa Longchuan, dan di Kachang 卡场镇 dari Yingjiang.

 Mengzhi 蒙支 (muŋ31 tʃi31 ka31) dituturkan oleh sekitar dua ratus orang di dua desa di Getong 格同 dan
Zhengtongyou 正通猶 di Mengzhi 蒙支, Yingjiang 盈江县.[7]

 Thingnai dituturkan dekat Mohnyin, Kachin selatan.


Kelompok-kelompok kecil penutur bahasa Jingpho juga tersebar di seluruh Gengma 耿马县, termasuk desa-desa
berikut (Dai "Qingxia" 2010)[6] yang disertai oleh daftar seribu kosakata dialek Yingjiang 盈江, Xinzhai 新寨, dan
Caoba 草坝 dalam Dai (2010).
 Jingpo Xinzhai 景颇新寨, Desa Mangkang 芒抗村, Kota Hepai 贺派乡[10]

 Nalong 那拢组, Desa Nongba 弄巴村, Kota Gengma 耿马镇[11]

 Hewen 贺稳组, Desa Jingxin Desa 景信村, Kota Mengding 孟定镇[12]

 Hebianzhai 河边寨, Desa Qiushan 邱山村, Kota Mengding 孟定镇[13]

 Caobazhai 草坝寨, Desa Mang'ai 芒艾村, Kota Mengding 孟定镇[14]


Timur laut

 Dingga: varietas Jingpho yang baru ditemukan di dekat Putao, Kachin, di pedesaan Ding Ga, Ding Ga
Gabrim, Tsa Gung Ga, Layang Ga, Dai Mare, dan Mărawt Ga. Desa-desa ini terletak antara sungai Shang HKa
dan Da HKa di Kachin utara. Penutur dialek ini berada di kisaran dua ribu sampai tiga ribu.

 Duleng (tu31 leŋ) dituturkan di dekat Putao, di Machanbaw, dan di lembah Nam Tisang, Kachin. Satu-
satunya keterangan yang diterbitkan oleh Yue (2006). [15]

 Dingphan dituturkan dekat Putao, Kachin.

 Jilí / Dzili

 Khakhu dituturkan dekat Putao, Kachin.

 Shang dituturkan dekat Putao, Kachin.

 Tsasen dituturkan di barat laut Kachin.


Barat laut
Varietas Singpho (Jingpho barat laut) Assam dan Arunachal Pradesh, India meliputi berikut ini.

 Diyun dituturkan di India.

 Numphuk dituturkan oleh sekitar dua ribu orang di dua puluh desa yang mencakup Ingthong, Ketetong,
Inthem, Kumsai, Bisa, Wagun 1, Wagun 2, Wagun 3, Wakhet Na, Kherem Bisa, Guju, dan Giding, terletak di
sepanjang Sungai Burhi Dihing di Assam, disebut Sungai Numhpuk Ka di Numphuk.

 Tieng dituturkan di India.

 Turung dituturkan oleh sekitar 1.200 orang terutama di daerah Titabor (di tiga desa Pathargaon [Na Kthong,
Tipomia, dan Pahukatia] dan Lembah Sungai Dhonsiri [di desa Balipathar, Rengmai, dan Basapathar]). Ada
banyak kata serapan dari Tai dalam dialek Turung. Beberapa penutur Turung juga mengaku berasal dari etnis
Tai.
Klasifikasi Internal
Kurabe (2014) mengklasifikasikan tujuh dialek Jingpho sebagai berikut.

 Proto-Jingpho

o Selatan

 Gauri (Khauri) (ဒေခၚရ) )


 Jingpho standar, Nkhum (Enkun) (ဒေအန )ုန))

o Utara

 Barat laut

 Numphuk (ေႏေ)မ) ုက))

 Turung (တ)႐ုင))

 Timur laut

 Duleng (ဒ) ဒေလင) )

 Dingga (ဒ) င//ဒ) ဂ)


Cabang selatan ditandai dengan hilangnya akhiran *-k Proto-Jingpho dalam beberapa item leksikal. Cabang utara
ditandai dengan merger fonem Proto-Jingpho berikut ini (Kurabe 2014:60).

 *ts - dan *c-

 *dz - dan *j-

 *ʔy - dan *∅- (sebelum vokal depan)

 merger Proto-Jingpho biasa dan sonoran praglotalisasi

Tata bahasa
Jingpho menggunakan morfologi verbal yang menandai subjek dan objek langsung. Berikut adalah salah satu
contoh (tonemes tidak ditandai): kata kerja 'to be' (rai). Sg yaitu tunggal (single) dan pl plural.

orang dan jumlah sekarang lampau

1sg rai n ngai/ရ( ဏ(ဒေအန))င( rai sa ngai/ရ( သင(

2sg rai n dai/ရ( ဏ(ဒေအန) )ဒ( rai sin dai/ရ( သ)န8(

3sg rai ai/ရ( အ( rai sai/ရ( သ(

1pl rai ga ai /ရ( ဂအ( rai sa ga dai/ရ( သဂဒ(

2pl rai ma dai /ရ( မဒ( rai ma sin dai/ရ( မသ) န8(

3pl rai ma ai/ရ( မအ( rai ma sai/ရ( မသ(

Ortografi
Penulisan Kachin adalah salah satu sistem penulisan paling mudah dalam bahasa-bahasa Tibet-Burma; dengan
basis alfabet Latin yang berjumlah 23 huruf, tanda diakritik tidak digunakan. Pada awalnya sistem ini diciptakan oleh
misionaris Amerika-Baptis di akhir abad XIX. Di antara pencetusnya yang pertama adalah Ola Hanson, tiba di
Burma pada tahun 1890, belajar bahasa ini dan menulis kamus bahasa Kachin-Inggris pertama. Pada tahun 1965,
alfabet ini direformasi. Namun sekarang, tulisan Burma juga digunakan untuk menulis bahasa Jinghpo: [16]

Inisial

Alfab Alfab Alfab Alfab


Alfab Alfab Alfab Alfab Alfab Alfab Alfab Alfab
IP et IP et IP et IP et
et et et et et et et et
A Burm A Burm A Burm A Burm
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
a a a a

[pj-
b b [p] ဗ py py ပ) r r [ʒ] ရ k k [k-] က
]

[p- [phj
p p ပ hpy hpy ဖ) l l [l] လ hk hk [kj] ခ
] ]

[ph [mj
hp hp ဖ my my မ) y y [j] ယ ng gr [kʒ] ေ;ဂ
] ]

[m [ts [kʒ-
m m မ d d [t] ဒ z z ဇ gy kr ၾက
] ] ]

[ts [kh
w w [w] ဝ t t [t-] တ ts ts ဆ ky hkr ေ;ခ
-] ʒ
]

[tsh
- f [f] ဖ; ht ht [th] ထ - zh ဈ khy gy [kj] ခ)
]

[pʒ
- br ေ;ဗ n n [n] န j j [tʃ] ဂ) - ky [kj-] က)
]

[pʒ [tʃ-
- pr ေ;ပ ny ny [ŋj] ည chy chy ဆ) - hky [khj] က; ေ)
-] ]

[ph
- hpr ေ;ဖ s s [s] သ - ch [tʃh] စ - ng [ŋ] င
ʒ
]

by by [pj] ဗ) sh sh [ʃ] ရ; g g [k] ဂ - h [x] ဟ

Final

Alfab Alfab IP Alfab Alfab Alfab IP Alfab Alfab Alfab IP Alfab Alfab Alfab IP Alfab
et et et et
et et et et et et et et
A Burm A Burm A Burm A Burm
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
a a a a

[en [o
i i [i] -ေ) wi ui [ui] -ေ)) en en ဒေ- န) awm om ဒေ- မ)
] m]

[eŋ [on
e e [e] ဒေ- ip ip [ip] - ေ) ပ) eng eng ဒေ- င) awn on ဒေ- န)
] ]

[ap အပ)/- [oŋ


a a [a] အ/- it it [it] -ေ
) တ) ap ap awng ong ဒေ- င)
] ပ) ]

အတ)/- [up
aw o [o] ဒေ- ik ik [ik] - ေ) က) at at [at] up up - ေ)ပ)
တ) ]

[im [ak အက)/- -ေ)


u u [u] -ေ) im im - ေ) မ) ak ak ut ut [ut]
] ] က) တ)

[iɑ [a အမ)/- [uk


- iu -ေ) in in [in] - ေ) န) am am uk uk - ေ)က)
u] m] မ) ]

[an အန)/- [u
- iau [iu] - ေ> ႕ ing ing [iŋ] -ေ
) င) an an um um -ေ
) မ)
] န) m]

[ep [aŋ အင) /- [un


ai ai [ai] -ေ( ep ep ဒေ- ပ) ang ang un un - ေ)န)
] ] င) ]

[au ဒေ- [op [uŋ


au au ဒေ- et et [et] awp op ဒေ- ပ) ung ung - ေ)င)
] တ) ] ]

[ek ဒေ- ဒေ-


oi oi [oi] -ြေ) ek ek awt ot [ot]
] က) ောတ)

[uɑ [e [ok ဒေ-


- ua -ပေ em em ဒေ- မ) awk ok
] m] ] ောက)

Nada
Bahasa Jingpho (Jinghpaw) memiliki lima nada. Misalnya:

 Wa (nada tinggi) Á
 Wa (nada tengah) Ä

 Wa (nada tinggi) Ã

 Wa (nada rendah) Ā

 Wa (nada rendah tinggi) Ą

Bahasa Mon
Bahasa Mon (Mon: ဘသ မန); bahasa Myanmar: မ; န)ဘသ) adalah sebuah bahasa dari rumpun bahasa Austro-
Asia yang dituturkan oleh orang Mon, yang tinggal di Myanmar dan Thailand. Mon, seperti halnya bahasa
Khmer terkait namun tidak seperti kebanyakan bahasa di daratan utama Asia Tenggara, bukan merupakan bahasa
bernada. Mon dituturkan oleh lebih dari satu juta orang saat ini.[4] Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan
bahasa Mon telah menurun dengan cepat, terutama di kalangan generasi muda. [4] Banyak etnis Mon yang
merupakan monolingual dalam bahasa Burma. Di Myanmar, mayoritas penutur bahasa ini tinggal di Negara Bagian
Mon, diikuti oleh Region Tanintharyi, dan Negara Bagian Kayin.[5]
Aksara Mon pada dsarnya bersumber dari aksara Brahmi Indic.

Sejarah
Mon adalah bahasa yang penting dalam sejarah Burma. Sampai abad ke-12, Mon adalah bahasa
perantara di lembah Irrawaddy - tidak hanya di kerajaan Mon di hilir Irrawaddy namun juga Kerajaan Pagan orang
Bamar di bagian hulu sungai. Mon, terutama bahasa Mon tertulis, terus menjadi bahasa utama bahkan setelah
jatuhnya kerajaan Mon Thaton kepada Pagan pada tahun 1057. Raja Pagan Kyansittha (memerintah 1084–1113)
mengagumi budaya Mon dan bahasa Mon dilindungi. Aksara Mon dipakai untuk bahasa Burma selama
pemerintahannya.
Kyanzittha meninggalkan banyak prasasti dalam bahasa Mon. Selama periode ini, Prasasti Myazedi, yang berisi
inskripsi sebuah cerita yang sama yang diukir dalam bahasa Pali, Pyu, Mon, dan Burma pada keempat sisinya.[6]
Namun, setelah mangkatnya Kyansittha, penggunaan bahasa Mon mengalami penurunan di antara orang Bamar
dan bahasa Burmamulai menggantikan bahasa Mon dan Pyu sebagai bahasa perantara.[6]
Inskripsi Mon dari kehancuran Dvaravati juga memberi fondasi bagi Thailand. Namun tidak jelas apakah
penduduknya adalah orang Mon, campuran Mon dan Melayu atau Khmer. Prasasti dan kerajaan kemudian
seperti Lavo tunduk kepada Kekaisaran Khmer.
Setelah jatuhnya Pagan, bahasa Mon kembali menjadi bahasa perantara Kerajaan Hanthawaddy Mon (1287-1539)
di Burma Bawah saat ini. Bahasa ini lama bertahan sebagai bahasa umum di Burma Bawah sampai pertengahan
abad ke-19 karena daerah itu terutama masih dihuni oleh orang Mon.

Bahasa Shan
Bahasa Shan merupakan bahasa yang paling banyak dituturkan di Negara Bagian Shan di timur laut Myanmar
oleh suku Shan. Bahasa ini juga dituturkan di utara Thailand (Provinsi Chiang Mai), selatan Tiongkok (Yunnan), dan
timur laut India (Assam). Bahasa Shan termasuk dalam rumpun bahasa Tai-Kadai sehingga ia berkerabat
dengan bahasa Thailand.
Bahasa ini terdiri dari 3 dialek, yaitu Lashio, Taunggyi, dan Kengtung.

Bahasa Moken
Bahasa Moken adalah bahasa yang digunakan oleh "gipsi laut" Moken di selatan Thailand dan selatan Myanmar.
Bahasa ini agak berbeda sedikit dengan bahasa Austronesia lain karena dipengaruhi oleh bahasa Mon-Khmer.
Bahasa ini memiliki enam dialek yaitu:

 Dung (635 penutur)


 Jait (331 penutur)

 Lebi (980 penutur)

 Niawi

 Jadiak

 Moklen

Bahasa Rohingya
Rohingya (Ruáingga) adalah sebuah bahasa yang dituturkan etnis Rohingya di Arakan di Myanmar. Bahasa ini
mirip dengan Bahasa Chittagonia yang digunakan di kawasan Chittagong di Bangladesh.
Dalam sejarahnya, bahasa ini telah ditulis dalam berbagai jenis aksara, termasuk alfabet Arab, Urdu, aksara
Hanifi, alfabet Myanmar, dan yang terbaru, Rohingyalish, yang dibentuk dari alfabet Romawi. Naskah berbahasa
Rohingya tertua yang ditulis dengan alfabet Arab berasal dari lebih dari 300 tahun lalu. Saat Negara Bagian
Rakhine (Arakan) masih di bawah pemerintahan Britania Raya (1826–1948), etnis Rohingya umumnya
menggunakan bahasa Inggris dan Urdu untuk komunikasi tertulis. Sejak Myanmar merdeka pada tahun 1948,
segala bentuk komunikasi resmi menggunakan bahasa Myanmar.
Pada tahun 1975, sebuah jenis sistem tulis baru diciptakan menggunakan alfabet Arab; ada pula cendekiawan yang
menggunakan alfabet Urdu untuk menutupi kekurangan alfabet Arab, tetapi keduanya tidak menghasilkan hasil
yang memuaskan dan orang-orang Rohingya kesulitan membaca tulisan yang menggunakan alfabet Arab maupun
Urdu.
Molana Hanif dan rekan-rekannya kemudian mengembangkan sekelompok baru huruf berorientasi kanan ke kiri
yang berdasarkan alfabet Arab ditambah dengan beberapa pinjaman dari alfabet Romawi dan Myanmar, tetapi
meskipun dianggap oleh para cendekiawan sebagai suatu perbaikan dibandingkan sistem tulis sebelumnya, tetap
saja sistem baru ini dikritik karena banyak huruf yang terlalu mirip dengan huruf lainnya. Tak lama kemudian, E.M.
Siddique memilih jalan baru dengan menggunakan huruf Latin untuk menulis Bahasa Rohingya. Hasilnya adalah
sistem yang disebut Rohingyalish yang terdiri dari 26 huruf Romawi, lima huruf hidup beraksen, dan dua huruf Latin
tambahan untuk bunyi retrofleks dan nasal.

Alfabet

Aa Bb Cc Çç Dd Ee Ff

Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm

Nn Ññ Oo Pp Qq Rr Ss

Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

Hsaing waing
Hsaing waing (bahasa Myanmar: ဆ) ) င)ဝ))င,) diucapkan [sʰáiɴ wáiɴ]; juga dieja saing waing) merupakan sebuah musik
ansambeltradisional sekaligus penanda identitas budaya Myanmar yang cukup menonjol. [1] Musik ansambel
tradisional ini menggunakan sejumlah gong dan drum dengan ukuran yang berbeda serta berbagai alat musik
lainnya, tergantung jenis pertunjukan yang diselenggarakan. Alat-alat musik lain yang digunakan diantaranya
adalah hne (sejenis seruling yang menggunakan sepasang batang gelagah), pat waing (satu set drum berjumlah 21
buah yang disusun melingkar), kyi waing (gong perunggu kecil dengan bingkai bundar), maung hsaing (gong
perunggu yang lebih besar dengan bingkai persegi panjang), chauk lon pat satu set drum 8 nada),
serta si dan wa (lonceng dan anak lonceng).[2]Untuk pertunjukan formal dan klasik, ansambel ini juga bisa
didampingi saung gauk (harpa Burma), pattala (xilofon Burma), atau piano dan biola yang diperkenalkan pada masa
pemerintahan kolonial. Musik hsaing waing menggunakan skala pentatonik, menyerupai yang digunakan dalam
permainan gamelan di Indonesia.[3]
Karakteristik musik hsaing waing adalah ritma, melodi, dan temponya yang hidup dan tiba-tiba mengalami
perubahan secara kontras .[4][5] Pertunjukan tarian anyeint, sebagaimana nat gadaw dan pertunjukan
wayang marionet, diiringi oleh permainan musik hsaing waing; perubahan ritma musik yang mendadak
mencerminkan perubahan pose penari.[4] Namun, nyanyian klasik, yang awalnya dinyanyikan dalam ruangan kecil di
dalam istana, hampir dipastikan diiringi oleh ansambel klasik atau sebuah saung gauk tunggal.

Sejarah
Asal usul hsaing waing tidak jelas. Catatan sejarah paling awal mengenai hsaing waing adalah catatan bertahun
1544 mengenai pat waing (kemungkinan sama dengan hsaing waing) sedang mengadakan pertunjukan di hadapan
Raja Tabinshwehti dari Dinasti Taungoo dan berjaya selama masa Dinasti Konbaung hingga masa pemerintahan
kolonial.[1]Bukti berupa gambar yang paling awal berasal dari abad ke-17 Masehi, bertepatan dengan invasi Burma
ke Kerajaan Ayutthaya. Kemungkinan invasi tersebut membawa kembali konsep ansambel gong dan drum.
Meskipun demikian, alat musik yang digunakan dalam hsaing waing sangat berbeda jauh dengan alat musik dan
gaya bermusik dari ansambel Thailand.[2]
Selama masa kolonisasi, popularitas hsaing waing menurun, tetapi inovasi baru seperti alat perekam modern dan
siaran membuat musik ini dapat menjangkau pendengar pada wilayah yang jauh lebih luas. Selain itu, kolonisasi
juga membawa inovasi terhadap musik religius, ritual-ritual upacara, serta penggabungan dengan alat-alat musik
barat seperti piano, biola, dan mandolin.[1]

Thingyan
Thingyan (MLCTS: sangkran, [θɪɴdʑàɴ]; Arakan: [θɔɴkràɴ], dari Pali sankanta, yang diterjemahkan' Transit
[Matahari dari Pisces Aries]'[1]) adalah Festival Air Burma Tahun Baru dan biasanya jatuh sekitar pertengahan-April
(bulan Burma dari Tagu). Ini adalah festival Buddha dirayakan selama empat sampai lima hari memuncak pada
tahun baru. Sebelumnya tanggal festival Thingyan dihitung menurut kalender lunisolar tradisional Burma, tetapi
sekarang tetap ke kalender Gregorian 13-16, April. Sering bertepatan dengan Paskah [2] tanggal festival diamati
sebagai hari libur paling penting seluruh Burma dan merupakan bagian dari liburan musim panas di akhir tahun
ajaran. Air-melempar atau menyiram satu sama lain dari setiap bentuk atau bentuk kapal atau perangkat yang
memberikan air adalah fitur yang membedakan dari festival ini dan dapat dilakukan pada empat hari pertama
festival. Namun, di sebagian besar negara, itu tidak dimulai sampai hari kedua. Thingyan sebanding dengan
perayaan tahun baru lainnya di daerah Buddhis Theravada di Asia Tenggara seperti Lao Tahun Baru, Kamboja
Tahun Baru dan Songkran di Thailand.

Anda mungkin juga menyukai