Anda di halaman 1dari 2

Myanmar (bahasa Burma: မြန်မ; MLCTS: mranma, diucapkan [mjàɴmà]), secara resmi bernama Republik Persatuan

Myanmar (bahasa Burma: ပြည်ထေင်စု သ သမ္မ


မ္မတ တမြန်မနို
မြ
န်
မာနို
င် င်ငံတော်
ငံ တေ ; diucapkan [pjìdàʊɴzṵ θàɴməda̰ mjəmà nàɪɴŋàɴdɔ̀ ]) juga
dikenal sebagai Burma (nama resmi hingga tahun 1989), adalah sebuah negara berdaulat di Asia Tenggara.
Myanmar berbatasan dengan India dan Bangladesh di sebelah barat, Thailand dan Laos di sebelah timur
dan Tiongkok di sebelah utara dan timur laut. Negara seluas 676.578 km² ini telah diperintah oleh pemerintahan
militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 51 juta jiwa
(sensus 2014).[9] Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta
militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.[10] Myanmar telah bergabung sebagai anggota Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak tahun 1997.
Peradaban awal di Myanmar termasuk penduduk berbahasa Tibeto-Burma di Burma Utara dan Kerajaan
Mon di Burma Selatan.[11] Pada abad ke-9, orang Bamar memasuki lembah atas Sungai Irrawaddy, diikuti dengan
didirikannya Kerajaan Pagan tahun 1050-an. Sejak saat itu, bahasa Burma, termasuk budaya dan Buddha
Theravada perlahan-lahan menjadi dominan di negara ini. Kerajaan Pagan jatuh akibat invasi Mongol. Pada abad
ke-16, setelah disatukan oleh Dinasti Taungoo, negara ini sesaat pernah menjadi kekaisaran terbesar dalam sejarah
Asia Tenggara.[12] Pada abad ke-19, Dinasti Konbaung menguasai daerah yang didalamnya termasuk wilayah
Myanmar modern saat ini dan sesaat menguasai Manipur dan Assam. Inggris menguasai Myanmar setelah 3 Perang
Anglo-Burma pada abad ke-19 dan negara ini kemudian menjadi koloni Inggris. Myanmar
mendapatkan kemerdekaan tahun 1948, awalnya sebagai negara demokrasi, tetapi setelah kudeta tahun 1962,
negara ini dikuasai militer.
Setelah merdeka, negara ini banyak mengalami kekerasan etnis. Selama periode ini, Perserikatan Bangsa-
Bangsa dan banyak organisasi lainnya melaporkan terus terjadi pelanggaran hak asasi manusia secara konsisten
dan sistematis.[13] Pada tahun 2011, junta militer dibubarkan setelah pada tahun 2010 diadakan pemilihan umum,
dan pemerintahan sipil dimulai. Hal ini, bersamaan dengan dilepasnya Aung San Suu Kyi dan tahanan politik lainnya,
telah memperbaiki catatan hak asasi manusia dan hubungan luar negeri negara ini, memungkinkannya terbebas
dari sanksi ekonomi.[14] Namun, negara ini belum terbebas dari kritik akibat perlakuan pemerintah terhadap etnis
minoritas.[15] Pada pemilihan umum 2015, partai Aung San Suu Kyi menang mayoritas di parlemen. Namun, militer
Myanmar tetap menjadi kekuatan utama di politik.
Myanmar adalah negara yang kaya dengan giok, batu permata, minyak bumi, gas alam, dan mineral
lain. Ketimpangan pendapatan di Myanmar adalah salah satu yang terlebar di dunia, karena sebagian besar ekonomi
dikuasai oleh sebagian orang yang disokong militer.[16] Hingga 2016, Myanmar menempati posisi 145 dari 188
negara di dunia menurut (Indeks Pembangunan Manusia)

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sejarah Myanmar

Masa prasejarah[sunting | sunting sumber]


Zaman prasejarah Myanmar atau Burma tidaklah berbeda dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Alat-alat
khas Asia Tenggara yang muncul pertama kali pada kala pleistosen tengah, alatnya berupa lempengan batu yang
diasah pada satu sisi yang sering disebut kapak, buktinya pernah ditemukan didataran tinggi Burma yang dikaitkan
dengan periode zaman batu. Dilihat dari temuan di wilayah Burma, sejak zaman prasejarah telah dihuni manusia,
jika dilihat dari wilayah lainya seperti Jawa yang menghasilkan alat yang seperti itu adalah Homo Wajakensis
sehingga di Burma juga hidup spesies yang sama seperti di Jawa, maka kehidupan prasejarah di Burma tidaklah
berbeda dengan di wilayah Asia Tenggara lainnya. System “Primus Interpares” sangatlah kuat dan kehidupan
bercocok tanam (Neolitikum) berkembang pesat di kawasan sepanjang lembah Sungai Irrawaddy dan sungai-sungai
lainnya.

Masa proto sejarah[sunting | sunting sumber]


Sekitar abad I sampai II masehi dimulailah perdagangan Laut antara India dan Tiongkok. Perdagangan lewat Laut ini
membutuhkan suatu tempat berlabuh karena keterbatasan alat Navigasi dan untuk mencari bahan logistik awak
Kapal sekaligus melakukan kontak dagang dengan masyarakat ditempat berlabuh. Dilihat dari
letak geografis Myanmar yang terletak di jalur pelayaran tersebut membuat terjadinya kontak antara masyarakat
Myanmar dengan para pedagang terutama yang berasal dari India. Kontak dengan pedagang India ini membuat
terjadinya kontak budaya. Kontak ini terutama terjadi di wilayah pantai Myanmar. Para pedagang
mendirikan Kerajaan-kerajaan kecil dan menyebabkan masuknya peradaban India di Myanmar sekaligus membuat
bangsa Myanmar memasuki zaman sejarah karena mulai dikenalnya tulisan yang mereka pelajari dari bahasa
India termasuk mulai berkembangnya ajaran agama Buddha di Myanmar.

Masa pengaruh barat[sunting | sunting sumber]


Myanmar merupakan bekas jajahan Inggris di mana Inggris merupakan negara yang mengawali hadirnya demokrasi.
Namun substansi demokrasi tidak bertumbuh dengan semestinya di negara bekas jajahannya. Demokrasi terjadi
pada abad ke-18 dan 19 yang dianggap sebagai masa kebangkitan demokrasi, demokrasi berawal dari kerajaan
Inggris dengan pergerakan sosialnya berlangsung cepat, karena Inggris sebagai negara yang maju dari segi
jurnalisme. Kolonialisasi yang dilakukan Inggris seharusnya secara tidak langsung memberikan dampak bagi wilayah
jajahannya dalam hal transformasi nilai-nilai demokrasi.akan tetapi meskipun Myanmar adalah jajahan inggris belum
tentu nilai-nilai demokrasi inggris di anut masyarakat Myanmar.
Hal ini terbukti dengan rezim otoriter yang masih berkuasa di Myanmar dan membatasi peran aktor politik lain.
Dalam hal ini sipil yang akan mewujudkan demokrasi di Myanmar, khususnya Aung San Suu Kyi yang pernah
menerima penghargaan nobel Perdamaian bahkan memenangi pemilu tetapi tidak diakui kemenangan yang diraih,
padahal Myanmar merupakan tanah kelahirannya. Selama periode penjajahan Inggris, kontrol politik terhadap
Myanmar dilakukan melalui India. Myanmar diperintah sebagai provinsi India sampai tahun 1937. Setelah tahun
1937, Myanmar menjadi koloni yang diperintah secara terpisah dari India. Kemerdekaan dari Inggris diperoleh
Myanmar pada tahun 1948.
Selama masa penjajahan Inggris tidak terjadi pembentukan identitas tunggal pada penduduk Myanmar. Hal tersebut
disebabkan wilayah Myanmar dibagi menjadi dua bagian yaitu kawasan dataran rendah dan dataran tinggi.
Terhadap masing-masing kawasan diterapkan sistem pemerintahan yang berbeda. Di kawasan dataran rendah,
administrasi pemerintahan dikontrol langsung oleh Inggris sedangkan di kawasan dataran tinggi administrasi
dilakukan oleh pemerintah setempat melalui perjanjian dan traktat antara Inggris dan penduduk setempat. Oleh
karena itu, kawasan dataran tinggi relatif memiliki otonomi dan Inggris juga tidak membangun perekonomian dan
administrasi pemerintahan Myanmar dengan baik sehingga pada saat Myanmar merdeka tidak ada bekal bagi
pemerintah baru untuk menjadi pemerintah yang kuat dan bersatu namun setela Myanmar merdeka banyak etnis
minoritas yang membentuk angkatan bersenjata dan melakukan pemberontakan.

Anda mungkin juga menyukai