Negara Myanmar
Disusun oleh : Ulfah mayasari
2019522541
Sejarah dan profil negara myanmar
• Republik Persatuan Myanmar (dikenal sebagai Birma dan disebut "Burma" oleh
negara-negara Barat) adalah salah satu negara di Asia Tenggara. Perubahan nama
dari Burma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer secara
resmi pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi
Myanmar supaya etnis non-Burma merasa menjadi bagian dari negara tersebut.
Sebutan Burma tetap digunakan oleh beberapa negara, seperti Britania Raya dan
Kanada.
•
• Negara ini diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta pada tahun 1988.
Myanmar adalah negara berkembang yang memiliki populasi lebih dari 50 juta
jiwa. Sebelumnya Ibu kota Myanmar terletak di Yangon lalu dipindahkan oleh
pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.
• Myanmar telah bergabung sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
(ASEAN) sejak tahun 1997.
• Peradaban awal di Myanmar termasuk penduduk berbahasa Tibeto-Burma di
Burma Utara dan Kerajaan Mon di Burma Selatan. Pada abad ke-9, orang Bamar
memasuki lembah atas Sungai Irrawaddy, diikuti dengan didirikannya Kerajaan Pagan
tahun 1050-an. Sejak saat itu, bahasa Burma, termasuk budaya dan Buddha Theravada
perlahan-lahan menjadi dominan di negara ini. Kerajaan Pagan jatuh akibat
invasi Mongol. Pada abad ke-16, setelah disatukan oleh Dinasti Taungoo, negara ini
sesaat pernah menjadi kekaisaran terbesar dalam sejarah Asia Tenggara. Pada abad ke-
19, Dinasti Konbaung menguasai daerah yang didalamnya termasuk wilayah Myanmar
modern saat ini dan sesaat menguasai Manipur dan Assam. Inggris menguasai Myanmar
setelah 3 Perang Anglo-Burma pada abad ke-19 dan negara ini kemudian menjadi
koloni Inggris. Myanmar mendapatkan kemerdekaan tahun 1948, awalnya sebagai
negara demokrasi, tetapi setelah kudeta tahun 1962, negara ini dikuasai militer.
• Pada tahun 1948, tepatnya tanggal 4 Januari Myanmar, berhasil meraih
kemerdekaan dari Inggris. Sebenarnya di awal abad 19 beberapa bentuk
perlawanan dari masyarakat Myanmar terhadap Inggris telah ditunjukkan.
Myanmar setelah jatuh ke tangan inggris mengalami beberapa kali perang
dan kemudian diperkuat dengan pergolakan dunia hubungan internasional
yang berimplikasi terhadap stabilitas politik di Myanmar. Kemenangan
Jepang dalam perang Jepang-Rusia 1905. Hal ini tentunya berkenaan dengan
adanya persepsi bahwa kekuatan negara Asia telah bangkit dan kini mulai
diperhitungkan. Dengan adanya kemengan Jepang dari Rusia tentunya
memberikan isyarat kepada negara-negara besar bahwa power negara-
negara Asia tidak boleh diremehkan lagi.
• Selain itu dari internal sendiri, pada tahun 1919 muncul gerakan melawan
Inggris dengan membentuk The General Council of Burmese Association
(GCBA) menjalankan politik non cooperative dengan Inggris. Dari sini
berkobarlah semangat nasionalisme Myanmar anti Inggris. Gerakan-gerakan
nasionalisme Myanmar lainnya adalah Myochit (Partai Nasionalis), Sinyetha
(Partai Rakyat Miskin) dan Do Bama Asiayone (Kita Bangsa Myanmar) atau
partai Thakin yang menuntut kemerdekaan bagi bangsa Myanmar. Setelah
kekuatan dalam tubuh Myanmar dipersatukan dan adanya dukungan dari
Inggris beserta sekutu lainnya, penyerangan terhadap tentara Jepang pun
dilakukan.
• Penyerangan tersebut berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Juni
1945, angkatan bersenjata Myanmar bersama-sama dengan satuan-satuan yang
mewakili kerajaan Inggris dan pasukan sekutu mengadakan pawai kemenangan di
Yangoon. Kemenangan Myanmar dari Jepang tidak serta merta membuat Myanmar
menjadi negara merdeka. Akan tetapi, Inggris mengambil alih. Dalam
perkembangannya, pemerintah Inggris telah menjelaskan politiknya mengenai masa
depan Myanmar dalam Buku Putih. Bagaimanapun pelaksanaannya, selama tiga
tahun akan diperintah oleh gubernur secara langsung, dan pada saatnya kemudian
pemilihan dan pembentukan kembali Dewan serta pembuat Undang-undang
Myanmar tahun 1935. Hal ini menjadi titik terang bagi Myanmar karena hal tersebut
menjadi sinyal akan kemerdekaan Myanmar. Hal ini dilakukan pemerintah Inggris
karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah rakyat, akhirnya Inggris
sepakat untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Myanmar.
• Pada tahun 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar yang menentang
pemerintahan junta militer. Gelombang demonstrasi ini akhirnya berakhir dengan
tindak kekerasan yang dilakukan tentara terhadap para demonstran. 3000 orang
lebih terbunuh. Pada pemilu di tahun 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung
San Suu Kyi memenangi 82 persen suara tetapi hasil pemilu ini tidak diakui rezim
militer yang berkuasa.
• Setelah mereka, negara ini banyak mengalami kekerasan etnis. Selama periode ini,
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak organisasi lainnya melaporkan terus terjadi
pelanggaran hak asasi manusia secara konsisten dan sistematis. Pada tahun 2011,
junta militer dibubarkan setelah pada tahun 2010 diadakan pemilihan umum, dan
pemerintahan sipil dimulai. Hal ini, bersamaan dengan dilepasnya Aung San Suu Kyi
dan tahanan politik lainnya, telah memperbaiki catatan hak asasi manusia dan
hubungan luar negeri negara ini, memungkinkannya terbebas dari sanksi ekonomi.
Namun, negara ini belum terbebas dari kritik akibat perlakuan pemerintah terhadap
etnis minoritas. Pada pemilihan umum 2015, partai Aung San Suu Kyi menang
mayoritas di parlemen. Namun, militer Myanmar tetap menjadi kekuatan utama di
politik.
Bendera lambang