Anda di halaman 1dari 4

1.

Daerah pegunungan utara

Pegunungan di bagian utara dan barat secara geomorfologi merupakan kelanjutan Pegunungan
Myanmar. Ketinggian rata-rata 1.000 – 2.000 meter.

Puncak tertingginya adalah Gunung Doi Inthanon (2.595 m), juga merupakan titik tertinggi di
Thailand. Puncak-puncak lainnya adalah Gunung Doi Angka (2.581 m) dan Chieng Dao
(2.482 m).

2. Plato Khorat

Plato Khorat terhampar di bagian timur Thailand, dengan ketinggian bervariasi. Plato tersebut
berupa pegunungan kapur tandus dengan irigasi yang kurang baik. Hamparan plato dibatasi oleh
Sungai Mekong di sebelah timur.

3. Dataran rendah bagian tengah

Dataran rendah di wilayah tengah Thailand merupakan lembah sungai Chao Phraya. Wilayah ini
sangat subur, karena dialiri oleh Sungai Chao Phraya dan beberapa anak sungainya (Sungai Puig,
Wang, Yom, dan Nan) yang bermuara ke Teluk Thailand.

Dataran rendah Chao Phraya merupakan daerah pertanian yang sangat penting bagi Thailand. Di
tepi Sungai Chao Phraya berdiri dua kota penting, yaitu Bangkok dan Thonburi.

4. Lembah dan perbukitan tenggara

Lembah dan perbukitan di bagian tenggara ini merupakan kelanjutan dari sistem Pegunungan
Kamboja yang disebut Pegunungan Kardamon. Di wilayah itu terdapat dua buah bukit, yaitu
Khao Kampeng dan Dangrek. Puncak tertingginya adalah Gunung Khao Soi Dhao (1.000 m).

5. Tanah Genting Kra.

Bagian selatan Thailand adalah bagian dari Semenanjung Malaysia, berupa dataran sempit antara Laut
Andaman dan Teluk Siam. Daerah paling sempit di wilayah ini disebut “Tanah Genting Kra”, yang
semakin melebar ke Semenanjung Malaysia.

Di wilayah ini terdapat beberapa aliran sungai penting, yaitu Sungai Mekong, Mae Klong, Chao Phraya,
dan NamMun.

c. Iklim
Thailand memiliki iklim musim tropis dengan dua musim. Suhu rata-rata wilayah bagian selatan 27 oC,
sedangkan di bagian utara 15oC.

Musim hujan berlangsung bulan Mei – September akibat hembusan angin musim dari arah barat daya
yang banyak mengandung uap air. Musim kemarau berlangsung bulan November – Februari akibat
hembusan angin dari arah Indocina melalui Vietnam dan Laos.

Curah hujan tahunan di wilayah Thailand antara 2.000 – 3.000 mm. Kondisi itu menjadikan Thailand
sebagai negara agraris utama di Asia Tenggara.

d. Sosial budaya
Penduduk Thailand pada tahun 2008 mencapai 65,493,298 jiwa, dengan angka pertumbuhannya
1,64%.

Penduduk asli Thailand adalah bangsa Thai. ada masa sekarang telah banyak pendatang dari berbagai
etnis. Suku Thai menduduki jumlah terbanyak dari seluruh penduduk Thailand (75%).

Selebihnya adalah etnis Cina (14%), Khmer (3%), Melayu (4%), dan lainnya (4%). Sebagian besar
penduduk tersebut tinggal di pedesaan, terutama di daerah-daerah subur.

Mayoritas penduduk Thailand adalah pemeluk agama Buddha (90%). Selebihnya adalah pemeluk Islam
(terutama etnis Melayu di daerah selatan), Hindu, Kong Hu Chu, dan Kristen. Bahasa resmi yang
digunakan adalah bahasa Thai.

e. Perekonomian
Thailand dikenal sebagai negara agraris yang sangat cepat perkembangannya. Tanaman pangan dan
perkebunan dikembangkan dengan baik. Hasil pertanian utama adalah padi. Thailand merupakan
gudang beras Asia Tenggara.

Hasil-hasil pertanian lain adalah jagung, ketela pohon, dan berbagai jenis buah varietas unggul, karet,
dan kayu jati.

Hasil-hasil tambang Thailand antara lain timah, besi, mangan, dan permata. Timah adalah komoditi
tambang utama bagi Thailand.

Industri yang maju di Thailand terutama adalah industri pengolahan hasil-hasil pertanian, seperti
industri kerajinan, pengolahan karet, dan sebagainya. Beberapa industri lain yang dikembangkan adalah
industri elektronika, otomotif, dan tekstil.

f. Hubungan dengan Indonesia


Antara hailand dan Indonesia terjalin kerja sama di bidang politik, sosial budaya, dan bidang ekonomi.

Dalam bidang ekonomi, selain bersama-sama menjadi anggota APEC dan WTO, kedua negara juga
menjalin kegiatan ekspor-impor secara bilateral.

1. Ekspor Indonesia ke Thailand: kayu lapis, minyak bumi dan pesawat terbang.

2. Ekspor Thailand ke Indonesia: beras dan gula.


Kedua negara juga meningkatkan investasi di bidang pembangunan, pengembangan industri, dan
sebagainya.

Negara Thailand
Sebelum tahun 1939, negara Thailand dikenal sebagai Siam. Thailand dalam bahasa asli disebut Muang
Thai, artinya tanah kebebasan atau negeri orang merdeka. Thailand memang tidak pernah dijajah oleh
bangsa lain.

Thailand adalah negara netral, karena itu juga sering disebut “butter staat”, artinya “negara penyangga”
atau “negara pemisah”.

Thailand memisahkan Myanmar (bekas koloni Inggris) di sebelah barat dengan Laos dan Vietnam (bekas
jajahan Perancis) di sebelah timur .

Ibukota negara Thailand adalah Bangkok, yang juga merupakan kota terbesar. Kota penting lain adalah
Chiang Mai, yaitu kota peristirahatan raja.

Negara Thailand berbentuk monarki konstitusional, yang dikepalai oleh seorang raja. Kepala
pemerintahannya adalah seorang perdana menteri.

Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur
pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan
Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar
dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok
dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun
meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, (namun pernah diduduki
oleh tentara Jepang sebagai Teritori Imperial, Oleh karena mendapat pengaruh dan tekanan
bangsa Barat yang mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 maka diberikan banyak
kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania di Thailand.

Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional.
Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi
"Thailand" pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke
nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Kerajaan Thai bersekutu dengan
Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai menjadi sekutu Amerika Serikat.
Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Kerajaan Thai
mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.

Kalender Kerajaan Thai didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih cepat 543 tahun
dibandingkan kalender Barat. Tahun 2000 Masehi sama dengan tahun 2543 dalam kalender
Kerajaan Thai.
Pada 26 Desember 2004, pesisir barat Kerajaan Thaiditerjang tsunami setinggi 10 meter setelah
terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di Kerajaan Thai, dan
setengahnya merupakan wisatawan.

Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Kerajaan Thai Selatan yang mempunyai populasi
dengan mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh
rezim Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan
kepala pemerintahan, Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara ini untuk empat tahun
berikutnya

Anda mungkin juga menyukai