Anda di halaman 1dari 39

2

DAFTAR ISI

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


3

TESTIMONI

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


4

PENDAHULUAN

Mendengar julukan negeri gajah putih, pastinya pikiran kita akan langsung tertuju kepada Thailand, salah
satu negara tetangga yang beribu kota Bangkok. Kata Bangkok sendiri sudah sangat akrab di telinga masyarakat
Indonesia terkait dengan produk pertanian dan peternakan yang berkualitas, diantaranya jambu Bangkok, durian
Bangkok dan bahkan ayam Bangkok yang sangat terkenal di kalangan pecinta hewan peliharaan.

Thailand adalah satu dari sedikit negara kerajaan yang masih tersisa di dunia. Kerajaan ini memiliki riwayat
sejarah panjang dan merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah merasakan kolonialisasi
Barat. Dari catatan resmi, diketahui cikal bakal kerajaan Thailand dimulai sejak periode Sukhothai (1238-1438). Saat
ini raja Thailand berasal dari dinasti Chakri yang memerintah sejak raja Rama I pada tahun 1782 hingga sekarang
dijabat oleh raja ​Maha Vajiralongkorn​ yang bergelar Rama X.

Bangsa Indonesia dan Thailand tercatat memiliki hubungan yang sangat baik sejak zaman kerajaan
Sriwijaya. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti sejarah berupa “candi-candi Budha Sriwijaya di Chaiya, provinsi
Surat Thani, Thailand. Hubungan tersebut masih terpelihara dengan baik hingga saat ini di mana kedua negara ini
merupakan negara penggagas berdirinya ASEAN ​(Association of South East Asian Nations) pada 08 Agustus 1967.
Kedua negara ini memiliki beberapa kesamaan dilihat dari aspek geografis dan sosial budaya. Meskipun demikian,
perlu diakui dalam beberapa hal dari Negara ini memiliki kelebihan- kelebihan yang dapat diteladani oleh Indonesia
diantaranya respek yang tinggi terhadap guru atau yang dikenal dengan istilah “​wai-khruu”​, budaya sabar atau ​“Jai
Yen Yen” ​dan penghormatan yang tinggi terhadap simbol-simbol negara “​Khao Rop Thong Chaat​”.

Tergerak dari keinginan untuk berbagi nilai-nilai positif yang penulis pelajari maupun alami selama berada
di negara Thailand, terlebih lagi untuk memberikan kontribusi dan mendukung terwujudnya program Nawacita
presiden RI, maka penulis yang tergabung dalam CIMIC ​(Civil Military Collaboration) Indonesia di Thailand merasa
terpanggil untuk menuangkan gagasan ini dalam bentuk tulisan. Besar harapan penulis bahwa buah karya ini dapat
dijadikan sebagai referensi dan sumber inspirasi bagi pembaca terutama para pemangku kebijakan.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


5

BAB 1
SEKILAS TENTANG NEGERI GAJAH PUTIH

Thailand dalam bahasa Thai ​“Muang Thai” yang berarti tanah kebebasan atau negeri orang merdeka.
Negara ini merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Diketahui cikal bakal
kerajaan Thailand dimulai sejak periode Sukhothai sekitar abad ke 13 hingga periode Ayutthaya yang kemudian
dikenal menjadi kerajaan Siam yang selanjutnya berganti nama menjadi Thailand sebagaimana kita kenal. Saat ini
raja Thailand berasal dari dinasti Chakri yang memerintah sejak raja Rama I pada tahun 1782 hingga sekarang
dijabat oleh raja ​Maha Vajiralongkorn​ yang bergelar Rama X.

Wilayah Thailand memiliki luas 513.115 km2, yang hampir sama dengan luas Pulau Sumatera. Terletak
diantara 6° dan 21° lintang utara dan 97° dan 106° bujur timur. Jarak terjauh utara-selatan sekitar 1500 km dan jarak
1
terjauh timur baratnya sekitar 800 km dan hanya memiliki satu zona waktu yang sama dengan wilayah Indonesia
Barat (GMT+7). Thailand memiliki batas daratan dengan Malaysia, Myanmar, Laos dan Kamboja sedangkan dengan
Indonesia hanya memiliki batas lautan di kawasan perairan Andaman. Secara topografi sebagian besar wilayah
Thailand merupakan dataran rendah (±80%), yang terdiri dari 41.2% lahan pertanian, 37.2% hutan dan sisanya
digunakan sebagai infrastruktur.
Populasi penduduk saat ini mencapai sekitar 68 juta jiwa (peringkat ke-20 di dunia), dengan tingkat
pertumbuhan penduduk relatif rendah, hanya 0.32% per tahun (peringkat 174 di dunia). Hal ini menunjukan
keberhasilan program keluarga berencana. Angka harapan hidup Thailand saat ini rata rata 74,9 tahun (perempuan
78 tahun dan laki laki 71,9 tahun). Tingkat pengangguran di Thailand per April 2017 tercatat sebanyak 1,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan relatif tersedia bagi penduduk Thailand, bahkan Thailand menjadi magnet
tersendiri bagi tenaga kerja asing yang berasal dari negara tetangga seperti Myanmar, Laos dan Kamboja.
Mayoritas penduduk Thailand memeluk agama Budha dengan persentase sekitar 94%, Muslim 4%, dan
lain-lain 2%. Etnis negara ini terdiri dari etnis Thai 75%, etnis China 14%, etnis Malay 3%, dan etnis minoritas lainnya
sebanyak 8% (Khmer),
Thailand merupakan negara Monarki Konstitusional yang menganut sistem pemerintahan demokrasi
parlementer dengan raja sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Thailand terdiri
atas 76 provinsi dan 1 daerah khusus ibu kota Bangkok. Konstitusi yang berlaku saat ini ditanda tangani raja pada
tanggal 6 April 2017

berupa tapak tanah yang dilewati oleh aliran sungai-sungai yang berliku di pusat Thailand, dengan dataran
tinggi di timur laut, hutan dan pegunungan serta bukit-bukit di sebelah utara, dan di selatan kebanyakan berupa
bukit-bukit. Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan muson. Ada monsun hujan, hangat dan berawan dari

1
http://www.worldatlas.com/webimage/countrys/asia/thailand/thland.htm
Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih
6

sebelah barat daya antara pertengahan Mei dan September, serta monsun yang kering dan sejuk dari sebelah timur
laut dari November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan selalu panas dan lembab.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


7

BAB 2
NASIONALISME DAN BELA NEGARA

1. Latar belakang nasionalisme Thailand : Thaification, Juga info Thaification thd etnis China di Thailand.
2. Wujud nasionalisme Thailand, dg jalan diplomasi dan modernisasi untuk mempertahankan kemerdekaan,
3. kembali ke akar budaya, , kembali ke supremasi hukum,
4. Bela negara: conscription (Wamil) Thailand,
5. Menghormati bendera dan lagu kebangsaan
6. Scout Training (Pramuka)

Pembangunan mental dan fisik di perbatasan

Latarbelakang Nasionalisme Thailand

Kemunculan nasionalisme di Thailand berbeda dengan nasionalisme di Asia Tenggara yang lain, ini karena
nasionalisme di Thailand terbagi kepada dua tahap. Tahap pertama merupakan rasa tidak puas hati rakyat terhadap
penguasaan politik oleh kerabat diraja dan penentangan terhadap raja berkuasa yang mutlak. Perkembangan sistem
pendidikan barat telah membedakan pemahaman liberal, sistem demokrasi dan sistem raja yang melembaga kepada
golongan intelektual Thailand. Kelemahan sistem sentralistik dan sikap boros Raja Vajiravudh telah membuat rakyat
tidak puas dan kecewa. Ini membawa kepada pertumbuhan partai rakyat oleh Nai Pridi Phanamyong dan Field
Marshall Phibul Shongram pada 1932. Partai ini telah melancarkan revolusi Thai pada 1939 yang telah menamatkan
sistem kekuasaan raja yang mutlak.

Nasionalisme tahap kedua pula di Thailand disebabkan rasa ketidakpuasan rakyat terhadap cengkraman ekonomi
oleh kapitalis barat dan Cina. Semasa Phibul Shongram menjadi perdana menteri, beliau telah meluluskan
undang-undang untuk menyekat kebebasan orang Cina. Malah akhbar Cina dan sekolah Cina telah dibubarkan.
Phibul Shongram juga telah menukarkan negara Siam kepada Thailand yang bermaksud “tanah bebas”. Hasil
kerjasama dengan Jepang pada Perang Dunia Kedua, Thailand telah berjaya menyatukan wilayah-wilayahnya di
Indo China dan Tanah Melayu.

Nasionalisme dilancarkan oleh raja dan para bangsawan (golongan konservatif), bertujuan untuk mempertahankan
kemerdekaan negeri itu dari ancaman bangsa Barat. Karena itu nasionalisme Thailand terwujud dalam “diplomasi
dan modernisasi”. Dengan demikian nasionalismenya tidak bertujuan mengusir penjajah untuk membentuk negara
merdeka, melainkan mempertahankan kemerdekaan dengan jalan memajukan bangsa lewat “diplomasi dan
modernisasi”.

Pelaksanaan nasionalisme lewat diplomasi bertujuan untuk menjaga Thailand agar jangan jatuh ke tangan bangsa
Barat. Karena itu politik diplomasi Thailand adalah berusaha jangan sampai kebijakan Thailand dapat dijadikan
alasan bagi bangsa-bangsa Barat untuk menyerang Thailand. Itulah sebabnya di samping membina hubungan baik
dengan Inggris, Thailand juga membina hubungan baik dengan Amerika Serikat, Denmark (1858), Belanda (1860),
dan Prusia (Jerman). Di samping Inggris, bangsa Barat yang paling berbahaya bagi kemerdekaan Thailand adalah
Prancis. Untuk mencegah ancaman Prancis, raja Thailand menghapus sama sekali hak-hak istimewa orang Inggris

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


8

di Thailand, misalnya orang Inggris bebas berdagang di Thailand. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan
ke-iri hati-an Prancis sehingga dijadikan alasan menyerbu Thailand. Walaupun hak-hak istimewa Inggris itu sudah
ditukar dengan Malaya, namun Inggris dan Prancis tetap menekan Thailand.

Pada tahun 1896 kedua bangsa Barat itu sepakat untuk menempatkan Thailand sebagai Negara pemisah antara
kekuasaan Inggris di Myanmar dan Prancis di Indocina. Dengan demikian kedua negara Barat itu sungguh-sungguh
menghormati bahkan menjaga kedaulatan Thailand. Sewaktu Jepang mulai mengancam Thailand, maka pada tahun
1898 raja Chulalongkorn mengadakan perjanjian dengan negeri matahari terbit itu. Sedangkan untuk menghindari
bangsa Barat yang lain, maka dalam Perang Dunia I Thailand memihak Sekutu sehingga negeri itu benar-benar
terhindar dari ancaman bangsa Barat. Dalam rangka untuk mengimbangi kemajuan bangsa Barat maupun Jepang,
Thailand melancarkan modernisasi di segala bidang, terutama politik dan militer.

Tindakan yang pertama yaitu menghapus nama Siam (1939) yang biasa digunakan banyak negara untuk menyebut
Thailand atau Muangthai. Adapun alasan penggantian nama tersebut karena “Siam” diartikan sebagai bangsa budak,
sedangkan Muangthai berarti “negerinya orang-orang bebas”. Proses modernisasi Thailand dimulai oleh raja
Mongkut dan sekaligus sebagai perintis pelaksanaan pendidikan Barat. Mongkut inilah yang dikenal sebagai peletak
dasar atau perintis modernisasi Muangthai. Upaya modernisasi pemerintahan (politik), keuangan dan pendidikan
mengandung unsur strategis yang lebih luas bertujuan melestarikan kemerdekaan dan persatuan Thailand dengan
memperkuat kemampuan negeri itu untuk menanggulangi segala kemungkinan yang dapat terjadi dari
perkembangan baru di wilayah yang berdekatan.

Modernisasi Thailand mencapai puncaknya pada masa pemerintahan raja Chulalongkorn (1868-1910). Dengan
adanya modernisasi itu, maka absolutism sedikit demi sedikit ditinggalkan, rakyat makin dilibatkan dalam
pemerintahan, serta demokrasi semakin dikibarkan. Pada masa pemerintahannya, raja Chulalongkorn melakukan
pembaharuan besar-besaran. Ia mengorganisasi pemerintahan dengan menghapus kekuasaan raja-raja lokal.
Raja-raja itu diangkat menjadi pegawai negeri dan pemerintahan disentralisasi. Adapun upaya untuk membentuk
Thailand yang demokratis, maka dibentuklah UUD (1874). UUD tersebut bertujuan untuk membatasi kekuasaan raja
yang bersifat absolute, sehingga lahirlah monarki konstitusional. Sepeninggal Chulalongkorn (1910), irama
modernisasi tersendat. Penggantinya, Vajiravudh yang lulusan Universitas Cambrigde dan pernah dinas militer
Inggris, tidak mau melanjutkan modernisasi. Ia selalu mengambil keputusan sendiri dan mengangkat pejabat dari
orang-orang yang disukainya, sehingga terjadi pemborosan dan korupsi yang dilakukan oleh kelompoknya.
Absolutisme dibangkitkan kembali.

Meskipun banyak kelemahan, Vajiravudh memiliki keunggulan juga. Ia berusaha keras meletakkan sistem hukum
seperti yang digunakan bangsa Barat. Pada tahun 1921 ia memberlakukan wajib belajar di tingkat SD, dilanjutkan
dengan mendirikan Universitas Chulalongkorn, dan membangun sekolah-sekolah berasrama. Di bidang sosial
budaya, ia memerintahkan rakyatnya menggunakan nama keluarganya. Kepada kaum wanita diperintahkan untuk
menggunakan model rambut orang Eropa serta rok sebagai ganti pakaian model Thailand yang tertutup rapat yang
dinilai mengganggu kegesitan kerja. Organisasi Palang Merah didirikan pula dan mempopulerkan sepak bola.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


9

Ditilik dari semua kebijaksanaan yang dilakukan, maka dapat dilihat bahwa selama masa pemerintahannya,
Vajiravudh melakukan tindakan yang serba kontradiktif. Di satu sisi dia membiarkan berlangsungnya praktek
pemborosan anggaran negara, korupsi, tindak tidak bertanggung jawab dari aparatnya, mengembalikan absolutisme,
dan peniadaan dewan penasehat. Namun di pihak lain ia melakukan reformasi sosial yang bersifat penyadaran
kepada rakyatnya atas hak-hak yang dimilikinya. Dengan kata lain, reformasi sosial yang dilakukan Vajiravudh pada
hakekatnya suatu usaha untuk meletakkan dasar bagi terciptanya suatu cara pikir dan sekaligus mentalitas
masyarakat modern.

Sepeninggal Vajiravudh, Thailand diperintah adik bungsunya, Prajadhipok (1925-1935). Ketika itu krisis ekonomi
mulai melanda dunia, sehingga Thailand kesulitan keuangan. Ia mencari bantuan ke Inggris dan Prancis, tetapi
gagal. Karena itu ia lalu mengurangi pegawai istana dari 3000 orang menjadi 300 orang, pegawai negeri dan militer
juga dirasionalisasi dengan pemotongan gaji sehingga mengecewakan banyak pihak. Sedangkan uang yang ada
digunakan untuk membangun stasiun radio, pangkalan udara Dong Muang, dan kebijakan lain yang berpihak rakyat.
Namun kelompok yang dipotong gajinya merasa terpukul dan jumlah kalangan yang kecewa semakin besar.

Kelompok yang kecewa terhadap pemerintah terdiri dari kaum intelektual pimpinan Pridi Banomyong dan kelompok
militer muda pimpinan Phibun Songgram, keduanya menamakan diri kelompok revolusioner. Ketidakpuasan di
kalangan kaum revolusioner yang berpendidikan Barat, elite birokrasi, pemerintahan dan kepemimpinan angkatan
bersenjata yang lebih muda meningkat selama tahun-tahun krisis dunia, ​sehingga dengan dukungan militer pada
tanggal 24 Juni 1932, Pridi melakukan revolusi tak berdarah​. Revolusi Thailand tahun 1932 itu berhasil memaksa
raja untuk menerima konstitusi baru yang menghilangkan hak-hak prerogatif raja (kecuali hak memberi
pengampunan), kedaulatan penuh di tangan rakyat dengan ditentukan adanya lembaga-lembaga kenegaraan yaitu
raja, kabinet dan parlemen. Untuk melunakkan kaum konservatif (pendukung raja), Pridi tidak mengangkat dirinya
menjadi perdana menteri tetapi yang diangkat Phya Manomakorn (seorang revolusioner tetapi tidak terlibat kudeta
1932).

Dalam perkembangannya, pemerintahan Manumakorn makin konservatif, sebab mulai mengembalikan kekuasaan
prerogatif raja, lalu menuduh Pridi sebagai komunis dan membuangnya ke luar negeri. Ketika itu paham komunis
memang sudah masuk Thailand yang disusupkan oleh agen Cina. Kelompok komunis Thailand ini menganut paham
Marxisme dan Leninisme.

Sewaktu akan membersihan angkatan bersenjata dari unsur-unsur radikal, ia justru dikudeta oleh militer pimpinan
Phya Bahol (Phahon) yang kemudian memerintah Thailand 1933-1938, tetapi bersifat otoriter dan anti komunis.
Tahun 1938 ia dikudeta oleh Phibun Songgram. Pemerintahannya bersifat anti Cina dan komunis, serta agresif.
Setelah PD II undang-undang anti komunis dihapuskan agar Thailand tidak diveto Uni Soviet masuk PBB (1948).

Nasionalisme Thailand dengan jalan diplomasi dan modernisasi berakar dari ajaran Budha yang sangat fundamental
yakni: ​“Grant enlightenment to all all beings so that they realized that compassion is more important then
desire”.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


10

Nasionalisme Indonesia berasal dari senasib sepenanggungan terjajah dan dijajah oleh kaum imperialis, sehingga
nasionalisme Indonesia dengan jalan perjuangan mengusir penjajah secara gotong royong. Gotong royong inilah
akar budaya bangsa Indonesia yang memiliki kesamaan semangat dengan nasionalisme Thailand. Kita semua tahu
bahwa gotong royong adalah ruh dari ideology Bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara, kita
mengenalnya dengan Pancasila.

Menjadi kata kunci dari kedua nasionalisme yang berbeda antara Thailand dan Indonesia adalah “akar budaya”.
Thailand bisa seperti sekarang, disebabkan oleh masyarakatnya, kerajaannya dan pemerintahannya tetap
melestarikan akar budayanya.

Cukup Belanda dengan VOC-nya memberikan kita pelajaran sangat berharga selama 350 tahun, yakni dengan
mereka mempelajari, menghegemoni bahkan merubah akar budaya luhur bangsa Indonesia melalui
“agen-agennya”—salah satu yang terkenal adalah Snouck Hurgronje. Sehingga muncullah strategi Belanda yang
sangat kuat dari hasil pengamatan budaya asli bangsa Indonesia yakni “​devide et impera”​ . Ya, politik adu domba!
Karena bangsa Indonesia yang majemuk namun pendidikan yang minim, maka adu domba menjadi sangat jitu
diterapkan oleh Belanda dalam menghegemoni dan menguasai Indonesia.

Dengan berkaca pada masyarakat Thailand yang senantiasa melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya
luhurnya yang bersandar pada ajaran Budha di atas. Maka suka atau tidak suka, bangsa Indonesia harus kembali
kepada jati diri budaya aslinya, yakni PANCASILA. Menurut penggagas awalnya (Ir. Sukarno), bahwa Pancasila
digali dari bumi Nusantara sendiri dan dikristalisasikan dari nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan rakyatnya
yang majemuk.

“Jikalau saya peras yang lima (Pancasila) menjadi tiga (Trisila), dan yang tiga menjadi satu (Ekasila), maka dapatlah
satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan GOTONG ROYONG. Negara Indonesia yang kita dirikan
haruslah NEGARA GOTONG ROYONG. Alangkah hebatnya, Negara Gotong Royong!” (Presiden Sukarno sekaligus
proklamator Indonesia Merdeka pada pidatonya dalam sidang BPUPK 1 Juni 1945).

Indonesia kekinian terjadi konflik horizontal yang mengarah pada perpecahan bangsa, degradasi moral dan
menurunnya toleransi di masyarakat (​das sein)​ . Padahal ​das sollen-​ nya, bangsa Indonesia mempunyai warisan
adiluhung yang namanya Pancasila. Pancasila kini seperti kehilangan wajahnya.

Bagaimana mengaktivasi kembali Pancasila di saat sila pertamanya ternodai oleh intoleransi beragama dan
​ Bagaimana mengaktivasi kembali Pancasila ketika sila keduanya ternodai oleh
radikalisme beragama yang ​taqlid?
premanisme di segala lini kehidupan? Bagaimana mengaktivasi Pancasila di saat sila keempatnya telah ternodai
oleh anarkisme dan tirani mayoritas? Bagaimana mengaktivasi Pancasila di tengah ​proxy war baik di dalam negeri
maupun dunia saat ini? Bagaimana mengaktivasi Pancasila bila kompleksitas permasalahan bangsa saat ini
membuat cita-cita nasional bangsa Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya sudah mulai jauh
panggang dari api?

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


11

Berkaca dari Thailand dan berkaca dari sejarah panjang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka,
maka solusinya adalah pertama, kembali kepada nilai-nilai luhur dan ketauladanan budaya bangsa Indonesia yakni
gotong royong. Gotong royong menurut Muhammad Hatta (Proklamator RI) adalah “collectivism”. Di dalam
collectivism sedikitnya ada dua prinsip mendasar yakni, prinsip solidaritas dan prinsip subsidiaritas.

Prinsip solidaritas adalah semua bekerja bersama-sama bahu membahu secara kooperatif. Dan prinsip subsidiaritas
adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang kuat melindungi yang lemah, kepentingan mayoritas harus
bermanfaat bagi kepentingan minoritas, kepentingan minoritas harus bermanfaat bagi kepentingan mayoritas dan
seterusnya. Prinsip solidaritas mengikat ke dalam dengan gaya sentripetal dan prinsip subsidiaritas mengikat keluar
dengan gaya sentrifugalnya. Sehingga GOTONG ROYONG bisa diaplikasikan secara konkrit bukan saja sebagai ​self
​ angsa dan Negara Indonesia dalam menghadapi derasnya gelombang tsunami globalisasi, namun juga
defense b
memultidimensikan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dalam menciptakan perdamaian dunia yang abadi.

Hanya Negara Gotong Royong lah yang tidak mengenal sekat sentimentil – sentimentil suku/ etnis, agama dan
rasisme (SARA). Sehingga pita BHINNEKA TUNGGAL IKA di kaki GARUDA PANCASILA menjadi perekat persatuan
dan kesatuan demi keutuhan Negara Republik Indonesia.

Peran pengamalan dan pengaplikasian gotong royong ini semestinya bisa diambil dan dipelopori oleh TNI,
mengingat TNI lah ​The Keeper of Highest Indonesian Culture dan TNI ​lahir dari segenap tumpah darah rakyat
Indonesia dalam perjuangan kemerdekaannya.​

Solusi kedua adalah menegakkan keadilan melalui supremasi hukum, mengingat pasca reformasi 98, demokrasi
bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara sudah tidak lagi mencerminkan demokrasi Pancasila yang
memiliki prinsip–prinsip: ketauladan pemimpin, musyawarah dan mufakat. Harus diingat kembali bahwa Negara
Indonesia bukan saja Negara berazaskan Demokrasi semata dan Negara berazaskan Hukum semata, namun ia
adalah Negara Demokrasi Konstitusional. Negara Demokrasi Konstitusional sangat gamblang diisyaratkan dalam
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 khususnya pada paragraph ke empat. Negara Demokrasi Konstitusional di sini
adalah Negara berazaskan demokrasi yang berdasarkan hukum dan atau Negara berazaskan hukum yang
demokratis. Sehingga tidak boleh lagi ada individu atau kelompok atas nama demokrasi dengan serta merta
dia/mereka melanggar hukum di Negara RI.

Bela Negara​.

Thailand mempunyai Wajib Militer (​Conscription)​ , tak terkecuali bagi seorang waria sekalipun. Untuk memenuhi
kebutuhan personel militernya melalui ​conscription​, walaupun akan ​memberatkan pemerintahan dan berdampak
pada terganggunya pembangunan nasional maupun pengembangan sektor lainnya seperti pendidikan dan ekonomi​,
Pemerintah Thailand punya cara/solusi tersendiri dalam menanganinya. Negara Indonesia mempunyai anugrah
Sumber Daya Manusia yang melimpah selain Sumber Daya Alam tentunya. Menjadi ilusif tagline gagah perkasa soal

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


12

“bonus demografi” bahkan menjadi malapetaka bila SDM nya tidak dibangun jiwa maupun raganya. Bela Negara
bukan sekedar Wajib Militer yang sarat militeristik, namun formulanya lebih menekankan kepada aplikasi tekhnologi
motivasi, aplikasi tekhnologi prestasi dan ​mind technology yang berbasis pada Nasionalisme Gotong Royong pada
pribadi-pribadi merdeka setiap anak bangsa.

​ ancasila atas ​proxy war​, jenayah globalisasi, politisasi agama dan lain
Gotong royonglah sejatinya ​self defence P
sebagainya yang saat kini tengah melanda NASIONALISME Indonesia. Sehingga pernyataan Presiden Sukarno ini:
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan
bangsamu sendiri” bukanlah sebuah jargon dan ilusif. Sangat nyata dan kentara bahwa nasionalisme bangsa
Indonesia mengalami ​cidera.​

Ironinya, terciderainya nasionalisme Indonesia terjadi di ibukota Jakarta beberapa waktu lalu oleh salah satu jenayah
globalisasi yang disebut dengan ​transnasionalisme (Lawan dari nasionalisme). Sifat dan karakteristik dari
transnasionalisme ini adalah ​superman,​ ​individualistic,​ ahistoris, sangat keterlaluan memelintir sejarah dan sangat
gemar melakukan ​logical fallacies dengan didukung oleh social media di era informasi tanpa pagar.
Transnasionalisme ini di era VOC Belanda, contohnya adalah ​Snouck Hurgonje.​

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sendiri telah menenggarai adanya ​proxy war di Indonesia. Bila ​proxy
war ini sudah dimulai semenjak Belanda mencengkram Indonesia, maka saat ini ​proxy war di Indonesia telah
memasuki generasi ke empat. ​Proxy war adalah strategi jitu dalam perang asimetris yang dilakukan oleh Negara –
Negara imperialis, ekspansif dan fasis yang bertujuan penguasaan sumber daya alam yang dikuasai oleh sumber
daya manusia yang ​massive​ seperti Indonesia.

Transnasionalisme hanyalah salah satu bentuk proxy war, bentuk lainnya adalah perang candu. Mengingat
penduduk dunia sudah mencapai 7,5 Milyar jiwa, sedangkan kemampuan bumi hanyalah 9-10 milyar jiwa saja, maka
NARKOBA/ CANDU adalah ALUTSISTA PEMUSNAH MASSAL yang paling tepat untuk melakukan GENOCIDE bagi
Negara imperialis, ekspansif dan fasis.

Sudah menjadi doktrin di hampir seluruh SESKOMIL dunia tentang teori ​Pan Region, Lebensraum dan ​Autarki oleh
Karl Houshofer.​ Bahwasanya hanya ada empat bangsa besar yang mempunyai karakteristik imperialis, ekspansif
dan fasis di dunia. Transnasionalisme dan NARKOBA adalah strategi jitu ​proxy war yang diterapkan dalam perang
asimetris oleh Negara-negara yang diisyaratkan oleh ​Karl Houshofer tersebut. Tujuannya adalah penguasaan
Sumber Daya Alam.

Para ​Founding Fathers Negara Republik Indonesia yang merumuskan Pancasila sebagai ​philosophy grondslag
dalam berbangsa dan bernegara sudah sangat gemilang menggali budaya asli Nusantara yakni gotong royong
menjadi roh dan ​self defense​nya Pancasila. Gotong royong ini mestilah kita multi dimensikan yang aplikatif dalam
berbangsa dan bernegara.

Solusi Bela Negara dalam menangkal jenayah globalisasi pada dimensi ​proxy war perang asimetris tersebut di atas
yang membangun jiwa dan raganya kembali bangsa Indonesia adalah menggalakkan kembali Gerakan Komunitas

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


13

Kepanduan (PRAMUKA) yang diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau kegiatan ekstra kurikuler yang
dimulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi dan olahraga yang membangun solidaritas
gotong royong dalam ​team work.​ Pramuka atau kegiatan positif lainnya yang mengaplikasikan teknologi motivasi,
teknologi prestasi, ​mind technology yang berbasis pada nasionalisme gotong royong pada setiap pribadi anak
bangsa yang merdeka adalah rejuvinasi memultidimensikan bela negara pada masyarakat sipil yang tidak terjebak
​ alam membangun jiwa bangsa Indonesia kembali. Dan olah raga yang membangun solidaritas
pada ​civil militarism d
gotong royong dalam ​team work selain merejuvinasi kembali nasionasiolisme kita, juga sebagai media membangun
raga bangsa Indonesia yang telah terjangkit jenayah globalisasi berupa transnasionalisme dan narkoba tersebut di
atas.

TNI yang menjadikan “​Discipline is remembering what we want​” sebagai ​soul​-nya dalam menjaga keutuhan Negara
Republik Indonesia dan TNI sebagai “​The Keeper of Highest Indonesian Culture (Pancasila)” harus menjadi pelopor
penggerak kedua solusi tersebut di atas.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


14

BAB 3

EKONOMI

Thailand adalah salah satu negara yang menginisiasi istilah ​Smart Economy Policy dalam
pengembangan sistem ekonomi. Pengembangan ini dituangkan dalam rencana strategis ekonomi dengan 3
model ekonomi yang dimulai dari Thailand 1.0 yang berfokus pada sektor pembangunan pertanian, kemudian
Thailand 2.0 yang berfokus pada peningkatan pendapatan dari ​low income menjadi ​middle income​. Sistem ini
kemudian dikembangkan menjadi kebijakan 3.0 yang fokusnya fokusnya terhadap peningkatan industri. Saat ini
kebijakan itu ditingkatkan menjadi kebijakan ekonomi 4.0 yang dikenal dengan sebagai “Smart Economy”.
Smart economy adalah model ekonomi yang berbasis pada nilai ​(Valued-Based Economy) yang akan
mentransformasi “traditional farming to Smart farming, traditional SMEs to Smart Enterprises” and traditional
Services to High-value services
Berkaca dari sistem ekonomi Thailand, ada beberapa hal yang penulis pandang cukup layak untuk
ditelusuri lebih jauh sebagai bahan pembelajaran seperti kebijakan ekonomi Thailand 4.0, program OTOP ( One
Tambon One Product, kebijakan Agrikultur,
1. Strategi Nasional Thailand 4.0
Konstitusi baru negara Thailand menyatakan bahwa setiap kepala pemerintahan terpilih diwajibkan
untuk melaksanakan strategi nasional 20 tahun secara berkelanjutan, salah satunya mencakup kebijakan
ekonomi Thailand 4.0. Kebijakan ini merupakan poin kritis agar Thailand memiliki arah yang jelas dalam
pembangunan jangka panjang. Dengan visi “stabilitas, kesejahteraan, keberlanjutan” mereka berharap bisa
menggerakkan Thailand maju kedepan dengan menciptakan keseimbangan antara lingkungan dan
masyarakat sosial.
Thailand 4.0 adalah model kebijakan ekonomi untuk membangun Thailand menjadi “ekonomi
berbasis nilai norma”. Model kebijakan ini merupakan langkah bergerak dari tiga model ekonomi
sebelumnya Thailand 1.0 yang berfokus pada sektor pembangunan pertanian, Thailand 2.0 yang berfokus

pada industri ringan yang membantu meningkatkan status pendapatan negara dari rendah menjadi
menengah dan Thailand 3.0 yang berfokus pada industri berat untuk melanjutkan perkembangan ekonomi.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


15

Kebijakan ekonomi 4.0 ini sebenarnya lahir dari permasalahan yang ditemukan pada kebijakan 3.0 di
antaranya: 1) pembangunan negara yang kurang berkelanjutan, 2) banyaknya rencana dan strategi
pembangunan yang tidak sinergis, 3) alokasi anggaran yang terbagi-bagi, 4) visi negara yang selalu
berubah-ubah setiap pemerintahan baru, 5) strategi negara yang dibuat pemerintahan lalu kurang
menjawab tantangan di masa yang akan datang. Selain itu fakta pertumbuhan ekonomi Thailand yang saat
itu menurun secara signifikan sehingga membuat pemerintah harus memikirkan jalan keluarnya.

Cara yang dilakukan ialah dengan melakukan transformasi berdasarkan ekonomi berbasis nilai
norma. Mentransformasi komoditas menjadi inovasi, industri menjadi teknologi dan kreativitas, terkhir
transformasi perdagangan barang menjadi perdagangan jasa.

Perlu diketahui bahwa strategi 20 tahun berdasarkan rencana “6-6-4” yakni 6 area, 6 strategi
utama, dan 4 strategi pendukung. 6 area terdiri dari: 1) keamanan, 2) penguatan kemampuan berkompetisi,
3) pembangunan SDM, 4) kesetaraan sosial, 5) pembangunan lingkungan, 6) keseimbangan (rebalancing)
dan pembangunan sektor publik.

Enam strategi utama terdiri dari 1) mempererat dan membangun potensi SDM, 2) penegakan
hukum dan mengurangi kesenjangan sosial, 3) penguatan ekonomi dan mempererat kompetitif yang
berkelanjutan, 4) mempromosikan pertumbuhan lingkungan yang berkelanjutan, 5) menciptakan stabilitas
nasional yang akan membawa kearah kesejahteraan yang berkelanjutan, 6) meningkatkan efisiensi
manajemen pelayanan publik dan mempromosikan pemerintahan yang bersih.

Empat strategi tambahan untuk efisiensi pembangunan nasional yakni 1) pembangunan


infrastruktur dan sistem logistik, 2) pengetahuan teknologi, riset, dan inovasi, 3) pembangunan zona kota,
zona wilayah dan zona ekonomi, 4) pembangunan kerjasama internasional. Namun strategi Thailand 4.0 ini
hanya bisa tercapai jika pemerintah telah mereformasi “first S-curve” yakni pangan, kesehatan, autorobotic,
digital, dan budaya.

2. Program OTOP ( One Tambon One Product)


Tambon adalah sebutan untuk daerah administratif setingkat kecamatan yang ada di Thailand.
OTOP merupakan sebuah sertifikasi produk lokal di setiap daerah yang memberikan keuntungan bagi para
pengusaha lokal dalam mengembangkan usahanya.
Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk mendorong kerja sama antara pengusaha kecil
menengah dengan pihak pemerintah agar menimbulkan simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak, di
pihak pemerintahan, selain mendapatkan keuntungan berupa devisa negara dari hasil produk yang
diekspor. Program ini turut mengurangi angka pengangguran dengan menyerap tenaga kerja dan membuka
lapangan pekerjaan baru. Bagi pihak pengusaha sendiri, program ini memberikan kesempatan untuk
memperbesar dan memperluas usaha akan semakin terbuka, sehingga keuntungan yang didapatkan pun
akan semakin besar.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


16

Sebelum mendapatkan sertifikasi OTOP, ada beberapa tahapan yang harus dilalui dimulai dari
pelatihan keterampilan, penyiapan produk, kontinuitas produksi usaha minimal dua tahun. hal ini tidak
langsung membuat produk tersebut otomatis mendapatkan sertifikasi OTOP, butuh waktu sekitar kurang
lebih empat tahun bagi produk tersebut untuk tetap bertahan sebelum akhirnya bisa mendapatkan sertifikasi
OTOP.

Sertifikasi OTOP terbagi menjadi beberapa kelas, di mana sertifikasi tersebut menentukan apakah
produk yang dihasilkan mampu dijadikan komoditi ekspor dan merepresentasikan Thailand. Hal ini dapat
dilihat pada tabel standardisasi produk OTOP di bawah.

Selain
membuat
nilai

standardisasi menjadi beberapa kelas, pemerintah bekerja sama dengan beberapa pihak guna
mempromosikan produk OTOP, terutama melalui promosi elektronik yang berbasis internet
(​E​-​Commerce)​ yang dimulai sejak awal tahun 2000. Sebagai gambaran, pada Desember 2006, telah
terdaftar 23,470 produk OTOP (terdiri dari 63.650 jenis barang) dari 7.405 Tambon, dan hampir 44%
produk OTOP yang memiliki sertifikasi bintang lima telah mempunyai situs berbahasa Inggris.

Dengan adanya animo masyarakat yang tinggi, serta didukung peran aktif pemerintah dalam
menggalakkan dan menjalankan program ini secara berkelanjutan dan terus-menerus, maka program
OTOP ini memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam membangun kekuatan perekonomian
rakyat di negara Thailand.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


17

3. kebijakan ​agriculture
4. Mendukung sektor perindustrian dalam negeri
5. Pembinaan terhadap PKL (penyuluhan gratis di setiap kecamatan) dalam rangka membangun ekonomi
mikro.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


18

BAB IV

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


19

BAB V Pelayanan Publik


5.1. Pendekatan pelayanan kesehatan di Thailand
Secara umum pelayanan kesehatan (medical services) dibedakan menjadi empat
pendekatan yaitu promotif (promosi kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan)
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pendeatan dan bedanya
Mamfaat nya
Regulasi
5.1. ​Listen more:​
“Keberhasilan ekonomi suatu negara terletak pada human capital. Dengan kita fokus kepada
dimensi kependudukan kesehatan, negara ini akan mampu menjadi jauh lebih baik. Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia akan meningkat.” Prof. Ascobat Gani
Seorang guru besar kesehatan masyarakat Indonesia, Prof. Ascobat Gani, dalam sebuah
bukunya: Kesehatan Masyarakat, Investasi Manusia menuju Masyarakat Sejahtera, menerangkan
bahwa, sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, emas, dan lain-lain bisa jadi akan habis.
Namun, dengan berinvestasi pada kesehatan manusia, pembangunan ekonomi sebuah negara
akan terus dapat berlanjut.
Berangkat dari pemikiran tersebut, memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
masyarakat adalah investasi berarti dari sebuah negara. Pada dasarnya, pendekatan pelayanan
kesehatan yang sudah ada terbagi menjadi kuratif (pengobatan) dan preventif (pencegahan).
Selain pengobatan saat sakit, promosi gaya hidup sehat sebagai langkah dini pencegahan juga
sangat penting.
Di Thailand, seseorang yang berobat akan lebih dahulu diarahkan untuk berkonsultasi
dengan dokter umum (​general practitioners​). Jika ranah pengobatan tidak dapat dilakukan oleh
dokter umum, maka pasien akan dirujuk ke dokter spesialis. Hal ini juga dilakukan di Indonesia.
Perbedaan menarik yang dapat saya rasakan ketika menikmati pelayanan kesehatan di Thailand
adalah, dokter umum memiliki sangat cukup banyak waktu untuk berkonsultasi dengan
pasiennya. Pasien bisa bercerita apa saja yang ia rasakan dan dokter akan banyak bertanya.
Menariknya lagi, di samping menanyakan keluhan dan memeriksa gejala-gejala klinis, dokter
juga menanyakan gaya hidup pasien yang bersangkutan. Dokter akan menanyakan kebiasaan
olahraga, kebiasaan makan, dan yang paling sederhana semisal kebiasaan minum air putih.
Saat melakukan tindakan, dokter tidak mudah meresepkan obat layaknya saat demam
pasien langsung diberi paracetamol. Jika dirasa tidak perlu, pasien hanya akan diberi vitamin dan
mineral serta diminta untuk menambah frekuensi aktivitas fisik dan gaya hidup sehat. Dokter
Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih
20

akan menjelaskan pentingnya aktivitas fisik. Secara pandangan awam, dokter akan berusaha
menjelaskan bahwa semua jenis olahraga akan mampu mengobati dan mencegah penyakit
apapun.
5.2. ​Listen more​ dan pengaruhnya terhadap gaya hidup
Cara dokter yang menyiapkan banyak waktu untuk konsultasi dan intervensi yang dokter
berikan akan sedikit banyak mengubah ​mindset pasien khususnya, dan masyarakat pada
umumnya. Maka tidak heran, kesadaran masyarakat Thailand untuk “disiplin atas tubuhnya”
tergolong tinggi. Fasilitas ​gym gratis yang dapat dinikmati semua golongan masyarakat sangat
mudah ditemui di area publik. Setiap akhir pekan akan mudah ditemui acara-acara lari 5k, 10k,
atau bahkan marathon untuk merayakan ​event ​tertentu. Untuk memperingati ulang tahun raja
pun, setiap tahun digelar acara bersepeda bersama mengelilingi kota.
Ketersediaan ruang terbuka hijau di Bangkok cukup luas. ​The Bangkok Metropolitan
Administration (BMA) menyatakan pada tahun 2014 di Bangkok tersedia setidaknya 3.200 hektar
ruang terbuka hijau dengan rasio 5.46 m​2 per orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 210 hektar
hingga 2016​1​. Di setiap ruang terbuka hijau ini, selain berupa taman, umumnya juga disediakan
jogging track​, ​public gym,​ dan beberapa diantaranya memiliki jalur sepeda. Menariknya,
taman-taman di Bangkok tidak hanya dipenuhi oleh mereka yang berusia lanjut saja. Penduduk
usia produktif juga gemar bermain ke taman setiap akhir pekan. Menariknya lagi, meskipun
tempat sampah jarang ditemui, pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Jika tidak
menemukan tempat sampah, mereka akan menyimpannya terlebih dahulu dan baru akan dibuang
jika sudah menemukan tempat sampah.
Pelayanan yang diberikan untuk pengunjung di ruang terbuka hijau juga sangat baik.
Area yang sangat luas tentunya akan membuat tindak kejahatan sangat rentan terjadi. Pengelola
mengantisipasinya dengan menugaskan petugas keamanan untuk menjaga di setiap sudut taman.
Petugas keamanan ini juga bertugas menjaga ketertiban di taman contohnya dengan
mengingatkan pengunjung apabila mereka tidak bersepeda di jalur yang sudah ditentukan.
Tentunya, ketertiban di tempat umum ini juga dapat diwujudkan dengan adanya kesadaran
masyarakat yang tinggi.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


21

Public gym dan area bermain anak di Lumpini Park (www.tripadvisor.com)

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


22

Salah satu track sepeda di Suan Rot Fai, sepeda disewakan seharga 20 baht, sekitar Rp 8.000
(dok. Pribadi)

Kebiasaan lari juga sepertinya melekat erat dalam keseharian masyarakat Thailand.
Dibandingkan dengan acara musik, warga metropolitan Bangkok umumnya lebih gemar
merayakan setiap hari istimewa dengan event lari. Event lari ini ada yang gratis maupun
charity-based.​ Jika ​charity-based,​ peserta akan dikenai biaya dengan sebagian akan dialokasikan
untuk ​event ​sosial tertentu.

Charity run event (dok.pribadi)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Thailand sebagai salah satu contoh negara
dengan partisipasi aktivitas fisik yang tinggi. Pemerintah Thailand menargetkan untuk
meningkatkan partisipasi aktivitas fisik yang saat ini berada di angka 68% menjadi 75% dalam
lima tahun ke depan. Rencana strategis yang dimiliki Thailand untuk mencapai angka tersebut
disingkat dengan “5 kelompok usia 5 lokasi dan 5 aktivitas”. Lima kelompok usia yang

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


23

dimaksud adalah sejak di dalam kandungan, anak-anak, remaja, usia produktif, dan lanjut usia.
Lima lokasi sasaran adalah rumah sakit dan klinik, tempat kerja, institusi pendidikan, taman
publik, dan terminal bus. Lima aktivitas pendukung adalah ​support systems, penelitian, evaluasi,
pembangunan potensial, komunikasi dan kampanye​2​.
Kementrian Kesehatan Thailand (​Ministry of Public Health) m ​ embawahi ​Division of
Physical Activity. ​Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Thailand sangat serius menempatkan
aktivitas fisik sebagai prioritas peningkatan tingkat kesehatan warganya. Divisi ini secara khusus
menangani “mobilisasi sosial untuk aktivitas fisik”. Kerja pemerintah untuk meningkatkan
aktivitas fisik warganya merupakan kerja multisektor yang dinamakan dengan “Thailand Healthy
Lifestyle Strategic Plan 2011-2020” yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri. Kunci dari
kebijakan ini adalah kesadaran masyarakat dan lingkungan yang mendukung​3​.
Ketertarikan pasar Thailand akan produk sehat semakin meningkat setiap tahunnya.
Produk-produk berbasis herbal, serat, kolagen, L-carnitine, vitamin, mineral, omega-3, omega-6,
dan probiotik menarik minat masyarakat. Pengeluaran konsumen untuk produk kesehatan
mencapai 4.7 milyar USD dimana 1.7 milyar didalamnya digunakan untuk pembelian produk
gizi untuk olahraga, vitamin dan suplemen, pengaturan berat badan, produk herbal, ​Market share
tertinggi diraih oleh ​natural product yaitu sekitar 38.5%, diikuti oleh produk fortiifikasi (30.3%),
dan ​better-for-you product (​ i.e rendah gula, garam, lemak) sekitar 25.5%​4​.

Healthy product yang kian diminati konsumen Thailand (​www.tops.co.th,​ w


​ ww.nestle.co.th,​
www.shoponline.tesco.co.th)​

Sektor pertanian yang maju di Thailand juga mendukung masyarakatnya untuk


mendapatkan pilihan lebih terkait produk-produk “sehat”. Sebagai contoh, saat ini di Thailand
sedang dikembangkan ​Riceberry Rice​, sebuah varian beras yang tinggi antioksidan. Ini

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


24

merupakan sebuah peluang tinggi mengingat nasi adalah makanan pokok masyarakat Thailand,
sama halnya dengan Indonesia.

Riceberry Rice yang dikembangkan oleh Kasetsart University (​www.http://thaitribune.org)​


Riceberry rice ​merupakan beras persilangan antara ​Hom Nin Rice and Thai Hom Mali
105 Rice. Semakin gelap warna beras, semakin tinggi kandungan antioksidannya. Saat ini
Riceberry rice ​juga diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor.
Thailand dan Indonesia sama-sama terkenal sebagai negara agraris dengan sektor
pertanian menjadi salah satu mata pencaharian utama rakyatnya. Thailand terkenal dengan
produk-produk perkebunannya, seperti buah, sayur, beras, dan kelapa. Thailand tidak hanya
unggul dalam produksi produk pertanian, tetapi juga dalam hal konsumsi buah dan sayur.
Konsumi buah dan sayur pada tahun 2011 mencapai 147 kcal/orang/hari. Apabila dibandingkan
dengan Indonesia, konsumsi buah dan sayur di Indonesia sedikit lebih rendah, yaitu 122
kcal/orang/hari​7 (ASEAN/UNICEF, 2016). Buah dan sayur merupakan sumber vitamin dan
mineral, serta serat pangan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme zat gizi serta
mencegah penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus dan penyakit jantung.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


25

Angka konsumsi di Indonesia berdasarkan kelompok pangan

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


26

Figure 8. Angka konsumsi di Thailand berdasarkan kelompok pangan

5.3. Regulasi larangan merokok


Di Thailand, merokok di tempat-tempat yang tidak diperbolehkan merokok akan dikenai
denda 2,000 baht (sekitar Rp800.000). Berdasarkan peraturan Non-smokers Health Protection
Act. B.E. 2535 (1992) hanya bandara, tempat umum yang di dalamnya tersedia ruangan khusus
merokok.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


27

Tempat umum yang menyediakan ruang khusus merokok (seatca.org)


Kebijakan ini dibuat untuk melindungi masyarakat dari bahaya rokok. Di Indonesia, prevalensi
perokok sebesar 35% sementara Thailand mampu menekan hingga 24%​5​.

5.4. Angka Harapan Hidup Thailand


Angka harapan hidup menggambarkan angka kematian suatu negara. Menurut Badan
Pusat Statistik RI, angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani
oleh seseorang pada suatu tahun tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Angka harapan hidup dapat digunakan oleh suatu negara untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk, pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan khususnya. Dengan pelayanan publik utamanya pelayanan
kesehatan yang mumpuni dan upaya promotif serta preventif yang tidak kalah diunggulkan dari

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


28

upaya kuratif, saat ini angka harapan hidup Thailand berada pada 74.43 tahun, sementara
Indonesia 72.45 tahun​6​.
5.5. Puskesmas sebagai Garda Terdepan Layanan Kesehatan Primer
Thailand merupakan salah satu negara yang sukses dalam mengentaskan berbagai
masa’lah kesehatan dan gizi. Angka gizi buruk dan gizi kurang menurun drastis sebanyak 87%
dari 43.3% pada tahun 1990 menjadi 5.8% pada tahun 2012. Angka ini pun diiringi dengan
berkurangnya angka kematian bayi dan balita sebanyak lebih dari 60% dari 38.2% pada tahun
1990 menjadi 13.2% pada tahun 2012​7​. Hal ini tentu saja merupakan hasil usaha dari berbagai
pihak, seperti pemerintah, tenaga kesehatan, sektor swasta, dan juga peran aktif masyarakat.
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan pertama yang diberikan kepada masyarakat yang
terjangkau dari segi geografis maupun ekonomis bagi berbagai golongan masyarakat, terutama
masyarakat ekonomi menengah kebawah. Sejak tahun 1970, Thailand telah mengupayakan untuk
memberikan pelayan primer terbaik, yang mengedepankan ​equity dan efisiensi. Kementrian
Kesehatan Thailand mendorong sistem kesehatan yang baik di tingkat kabupaten dengan cara
menyediakan sebuah rumah sakit umum dengan 30-120 kasur dan 100-300 staf (dokter, perawat,
dokter gigi dan apoteker), dan juga 10-15 pusat kesehatan di tingkat kecamatan. Pusat kesehatan
di tingkat kecamatan ini dikenal dengan nama ​Tambon (istilah untuk “sub-district” atau
kecamatan) ​Health Promotion Hospital​. Peran Puskesmas sangatlah penting sebagai pelayanan
kesehatan primer di Thailand yang juga menjadi fokus dalam sistem Jaminan Kesehatan
Nasional​8​.

Perkembangan GDP and angka gizi kurang di Thailand tahun 1990-2012 (ASEAN/ UNICEF,
2016)

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


29

Angka kematian bagi dan balita di Thailand tahun 1990-2012. (ASEAN/ UNICEF, 2016)

Terdapat lima dimensi yang penting bagi pelayanan primer di Thailand. Pertama,
pelayanan primer harus dapat dijangkau sehingga masyarakat dapat mendapatkan pelayanan
dengan mudah. Kedua, paket pelayanan harus komprehensif meliputi promosi kesehatan,
pencegahan dan pengobatan penyakit, rehabilitasi dan layanan pendukung untuk kondisi jangka
panjang, yang tersedia di klinik dan di rumah. Ketiga, pelayanan harus terkoordinasi sehingga
petugas setempat dapat memberikan rujukan untuk masyarakat ke fasilitas khusus dan turut
memonitor perkembangannya. Keempat, sistem harus memberikan pelayanan berkelanjutan.
Kelima, pelayanan harus memiliki orientasi masyarakat, sehingga petugas dapat mengatasi
masalah kesehatan di tingkat masyarakat dan tingkat individu, dan masyarakat pun memiliki
pengaruh terhadap proses pelayanan kesehatan​8​.
Dalam upaya menjalankan kelima dimensi penting pelayanan primer, Puskesmas
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukupu memadai. Gambaran umum sarana dan
prasarana Puskesmas di Thailand hampir sama seperti di Indonesia di mana terdapat poliklinik,
seperti poliklinik bidan dan kandungan, poliklinik umum, poliklinik anak, dan poliklinik gigi.
Tidak tersedia layanan rawat inap di Puskesmas. Layaknya Puskesmas di Indonesia, Puskesmas
di Thailand pun hanya memberikan usaha pencegahan penyakit, pengobatan untuk penyakit yang
tidak membutuhkan penanganan serius, serta obat. Apabila terdapat pasien yang membutuhkan
pengananan serius, maka Puskesmas akan memberikan rujukan ke rumah sakit yang lebih besar.
Salah satu hal yang menarik dan cukup berbeda dari kebanyakan Puskesmas di Indonesia yaitu
terdapat ruang bermain anak yang cukup luas sehingga anak-anak dapat bermain sambil
menunggu. Pemandangan tersebut setidaknya terlihat di salah satu Puskesmas di daerah
Ratchaburi.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


30

Tempat bermain anak di salah satu Puskesmas di Ratchaburi (Dok. Pribadi)

Lobby di salah satu Puskesmas di Ratchaburi (Dok. Pribadi)

Sistem kesehatan di Thailand tidak hanya menekankan usaha kuratif (pengobatan), tetapi
juga mendorong usaha preventif (pencegahan) dengan memadukan pelayanan medis dan
kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu wujud dimensi kedua dari lima dimensi
penting, yaitu memberikan pelayanan yang komprehensif​8​. Sebagai contoh, salah satu Puskesmas
di daerah Ratchaburi dilengkapi dengan pusat kebugaran yang dapat digunakan oleh masyarakat
umum. Alat olahraga yang dimiliki oleh pusat kebugaran tersebut terbilang cukup lengkap, mulai
dari ​treadmill, angkat beban, dan beberapa alat olahraga lainnya. Pusat kebugaran tersebut tidak
hanya digunakan sebagai fasilitas olahraga, tetapi juga digunakan sebagai tempat penyuluhan
kesehatan. Biasanya masyarakat akan datang dan berkumpul pada siang hari untuk menerima
penyuluhan kesehatan dan olahraga bersama. Tidak hanya pusat kebugaran, Puskesmas ini juga
Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih
31

terintegrasi dengan fasilitas penitipan anak dan sekolah yang terletak tidak jauh dari Puskesmas.
Petugas Kesehatan di Puskesmas juga rutin mengadakan kegiatan penyuluhan sekolah-sekolah
dan fasilitas publik di daerah tersebut. Mereka cukup aktif untuk mengajak masyarakat
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Puskesmas. Peran aktif petugas
kesehatan sangatlah penting untuk membangkitkan partisipasi dari masyarakat setempat untuk
tetap aktif dan menjalankan pola hidup sehat.

Petugas kesehatan dari Puskesmas berkunjung ke fasilitas penitipan anak (Dok. Pribadi)

5.6. Ambulans Motor, Cepat dan Sigap


Selain pelayanan kesehatan primer, Thailand juga memiliki fasilitas lain di bidang
pelayanan kesehatan. Thailand, khususnya daerah Bangkok, memiliki fasilitas ambulans sepeda
motor yang juga dikenal dengan istilah ​motorlance​. Permasalahan yang menjadi latar belakang
lahirnya inovasi ini adalah kemacetan yang terjadi di Bangkok membuat tenaga kesehatan sullit
untuk mengevakuasi apabila terjadi kecelakaan. Seperti dilansir oleh media internasional, CNN,
Bangkok merupakan kota dengan kemacetan terparah di dunia pada tahun 2017, sementara
Jakarta menempati urutan ke-empat​9​. Seorang dokter atau tenaga medis akan dikirim
menggunakan sepeda motor untuk memberikan penanganan medis bagi pasien yang
membutuhkan pertolongan darurat, sebelum ambulans tiba​10​. Motor ambulans ini juga dilengkapi
dengan kotak yang berisi peralatan medis darurat, seperti ECG (electrocardiogram), AED
(automated external defibrillator atau alat pacu jantung), alat bantu pernapasan, dan alat bantu
melahirkan. Dengan adanya motor ambulans ini, pertolongan medis diharapkan diberikan dengan
lebih cepat dan lebih banyak nyawa terselamatka​11​. Di Inggris, penanganan medis darurat dapat
meningkatkan angka kelangsungan hidup sebesar 16%. Penanganan medis darurat tidak hanya

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


32

meliputi penanganan medis di lokasi kecelakaan (pre-hospital acute medical care) dan
transportasi pasien dari lokasi kecelakaan menuju rumah sakit, tetapi juga meliputi penanganan
pasien di unit gawat darurat (UGD).

Motorlance di Bangkok. (Tourism Authority of Thailand)

5.7. Pelayanan Kesehatan dalam Kondisi Darurat


Apabila terdapat kecelakaan, pasien akan segera mendapat penanganan tanpa melalui
proses administrasi panjang sebelumnya. Berdasarkan pengalaman beberapa orang Indonesia di
Thailand, petugas kesehatan di unit gawat darurat sangat sigap dalam menangani pasien yang
datang ke UGD. Hal yang pertama ditanya bukanlah tentang “siapa yang akan menanggung
biaya pengobatan?”, tetapi lebih menanyakan tentang kronologis kejadian. Setelah pasien
tertangani dengan baik, pihak RS akan meminta keluarga pasien untuk mengurus administrasi
dan biaya pengobatan. Berdasarkan hasil survey, sebanyak 94% pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh unit gawat darurat. Selain itu, pasien juga puas mendapatkan
penjelasan dari dokter mengenai diagnosis penyakit dan pengobatan yang diberikan​12​.
Pada awal tahun 2017 ini, pemerintah Thailand memberikan pelayanan darurat gratis bagi
masyarakat Thailand. Rumah sakit yang memungut biaya dalam pelayanan darurat akan diproses
secara hukum. Manajer RS akan dipenjara maksimal satu tahun atau denda sebanyak 20.000
Baht apabila mereka memungut biaya bagi pasien gawat darurat​13​.
5.8. Jaminan Kesehatan Nasional di Thailand
Proses pembayaran RS di Thailand pada umumnya menggunakan asuransi maupun
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada tahun 2001, Thailand melakukan reformasi terhadap
sistem JKN. Perdana Mentri saat itu, Taksin Shinawatra, menetapkan skema “30 Baht untuk
semua” sebagai akses universal ke pelayanan kesehatan bersubsidi. Masyarakat Thailand cukup
membayar 30 Baht (sekitar Rp 12.000) untuk sekali pengobatan, tetapi sebelumnya masyarakat
Thailand harus mendaftarkan dirinya dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Sistem administrasi
JKN di Thailand terbilang cukup efektif karena dalam kurun waktu empat bulan, sebanyak 45
juta orang berhasil terdaftar dalam skema JKN ini​14​.
Terdapat beberapa elemen dasar dari pelayanan kesehatan dalam skema 30 Baht:

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


33

1. Unit pelayanan primer diawasi langsung oleh provinsi sebagai penyedia jasa kesehatan
langsung bagi populasinya yang terdaftar dan setiap orang harus mendaftarkan dirinya.
2. Pusat kesehatan primer (Puskesmas) bertugas untuk menyediakan jasa pelayanan
kesehatan primer.
3. Sebuah unit jaringan pelayanan kesehatan di pedesaan terdiri dari sebuah rumah sakit
umum daerah dan semua pusat kesehatan yang tersedia di pedesaan tersebut. Di
perkotaan, sebuah unit jaringan pelayanan kesehatan terdiri dari rumah sakit umum
provinsi atau rumah sakit tingkat III (​tertiary hospital)​ dengan beberapa pusat kesehatan
kota.
4. Unit pelayanan kesehatan mendapatkan budget untuk memberikan pelayanan kesehatan
primer yang komprehensif bagi masyarakat yang terdaftar.
5. Pasien dapat mengakses pusat kesehatan atau rumah sakit yang terdekat dengan rumah
mereka. Rujukan dapat diberikan ke rumah sakit lain.
6. Pelayanan rawat inap dibiayai dari budget provinsi berdasarkan berat diagnosis dari grup
tertentu, yang disesuaikan dengan lokasi (rumah sakit umum daerah atau rumah sakit
umum provinsi).
7. Pasien yang tidak menggunakan provider yang telah disediakan harus membayar biaya
dengan uang mereka sendiri.
Jaminan kesehatan nasional di Thailand sangat menekankan kepada pelayanan primer
(Puskesmas) sebagai pelayanan kesehatan yang dekat dan mudah diakses oleh rakyat. Dengan
adanya skema “30 Baht untuk semua” ini, diharapkan keadilan lebih tercapai dibandingkan
dengan skema sebelumnya dimana anggaran dana untuk fasilitas umum di bidang kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur umum lebih dirasakan oleh kalangan menengah ke atas
dibandingkan kalangan ekonomi bawah karena kalangan menengah ke atas memiliki akses yang
lebih terhadap fasilitas umum tersebut​14​.

1. https://www.ausleisure.com.au/news/bangkok-aims-to-increase-its-green-space/ diakses
pada 16 Juli 2017.
2. http://thailand.prd.go.th/ewt_news.php?nid=4297&filename=index “​Thailand Praised for
Its Health Building Policy through Physical Exercise” ​diakses pada 16 Juli 2017.
3. Topothai Thitikorn, et al. Renewing Commitments to Physical Activity Target in
Thailand. The Lancet. September 2016.
4. Nguyen Nancy. Increasing Demand in Processed Food Products in Thailand. Published in
LinkedIn, 24 Maret 2015
5. WHO NCD Country Profile, 2014
6. CIA World Factbook 2015
(​https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/docs/whatsnew.html​)
7. ASEAN/ UNICEF. 2016. Regional Report on Nutrition Security in ASEAN. Vol. 1.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


34

8. Kitreerawutiwong, N., Jordan, S., & Hughes, D. (2017). Facility type and primary care
performance in sub-district health promotion hospitals in Northern Thailand. ​PloS one,​
12​(3), e0174055.
9. CNN. The 15 worst cities for rush hour traffic.
http://money.cnn.com/2017/02/20/autos/traffic-rush-hour-cities/index.html​ (diakses pada
16 Juli 2017)
10. Tourism Authority of Thailand. Thailand has top-notch fast and efficient emergency care.
www.thailandmedtourism.com​ (diakses pada 16 Juli 2017)
11. Bangkok Free Ambulance. BFA motorcy ambulance.
http://www.bkkfreeambulance.com/bfa-motorcy-ambulance/​ (diakses pada 16 Juli 2017)
12. Suriyawongpaisal, P., Tansirisithikul, R., & Srithamrongsawat, S. (2012). An assessment
on Thai emergency medical services performance: the patient perspective. ​Journal of the
Medical Association of Thailand​, ​95​(1), 111.
13. Bangkok Post. Free emergency care at hospitals.
http://www.bangkokpost.com/learning/advanced/1185832/free-emergency-care-at-hospit
als​ (diakses pada 16 Juli 2017)
14. Towse, A., Mills, A., & Tangcharoensathien, V. (2004). Learning from Thailand's health
reforms. ​Bmj,​ ​328(​ 7431), 103-105.

Fasilitas Bus dan Kereta Gratis


Pemerintah Thailand menyediakan transportasi gratis berupa bus (non AC) dan kereta
yang dapat dinikmati oleh masyarakat yang masuk dalam golongan ekonomi miskin. Program ini
mulai dijalankan sejak tahun 2008. Dalam menikmati layanan bus gratis ini, tidak ada bukti yang
diminta petugas untuk memverifikasi bahwa penumpang memang benar-benar masuk dalam
kategori miskin. Menariknya, meskipun bus gratis tersedia, mereka yang dianggap mampu tidak
serta merta “aji mumpung” menikmati fasilitas yang bukan hak mereka. Jika bus gratis datang,
mereka yang membutuhkan akan bergerombol sementara yang tidak ingin menikmati fasilitas
bus gratis pun tetap akan memilih bus yang berbayar. Tidak ada rebutan dan “​clash”​ . Semua
tertib.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


35

​ ww.nationmultimedia.com)​
Bus umum di Bangkok (w
Agar tepat sasaran, mulai bulan Mei 2017, pemerintah akan memberlakukan peraturan
baru terkait bus dan kereta gratis ini. Hanya mereka yang benar-benar berpendapatan rendah
yang dapat menikmati fasilittas bus dan kereta gratis. Penumpang akan diminta menunjukkan
bukti bahwa mereka berpendapatan rendah sebelum dapat naik​1​.
1. www.bangkokpost.com “Free buses & trains: Only for poor people this time”,
dipublikasikan pada 9 November 2016, diakses pada 16 Juli 2017

Koran Gratis di Senin dan Jumat


Setiap pagi di hari Senin dan Jumat, koran gratis bernama M2F dibagikan secara
cuma-cuma di tempat umum. M2F adalah “The First Free-market Newspaper” di Thailand.
Koran ini mulai dibagikan pertama kali pada tahun 2011. Pada saat itu, M2F dibagikan di lebih
dari 200 titik keramaian, seperti stasiun BTS, MRT, terminal VAN, dan pusat perkantoran.
Target sirkulasinya adalah 400.000 eksemplar per hari. M2F diterbitkan untuk dapat
mengimbangi penggunaan media digital yang perlahan mulai menggerus keberadaan media
cetak. Fokus berita M2F berkaitan dengan kehidupan pekerja kantor dan kehidupan mereka yang
memulai berangkat ke tempat kerja di pagi hari seperti kesehatan, pekerjaan, dan gaya hidup
modern.

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


36

Pembagian koran gratis

Koran M2F

www.bangkokpost.com M2F: Free mass-market newspaper. Dipublikasikan pada: 12 Oktober


2011. Diakses pada 17 Juli 2017

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


37

BAB VI

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


38

BAB VII

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih


39

KESIMPULAN

Sekilas Tentang Negeri Gajah Putih

Anda mungkin juga menyukai