Rekonsiliasi bank merupakan suatu laporan yang menyajikan saldo kas berdasarkan catatan
perusahaan dengan saldo kas berdasarkan catatan bank disertai dengan analisis mengenai
perbedaan keduanya. Ada beberapa unsur yang menyebabkan kedua saldo tersebut berbeda,
yang intinya disebabkan oleh adanya perbedaan waktu pengakuan (timelag) dan kesalahan
(error). Secara rinci penyebab perbedaan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Adanya deposit in transit, yang merupakan setoran oleh perusahaan menjelang akhir bulan,
dimana transaksi ini sudah dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh perusahaan, tetapi
belum sampai ke pihak bank sehingga bank belum melakukan pencatatan. Oleh karena itu,
dalam rekonsiliasi bank, deposit in transit akan ditambahkan pada saldo bank;
b. Cek yang masih beredar (outstandingcheck), yang merupakan cek yang ditulis oleh
perusahaan untuk pembayaran-pembayaran tertentu, telah dicatat dalam jurnal pengeluaran
kas oleh perusahaan, tetapi sampai akhir bulan penerima cek belum melakukan pencairan
dana ke bank sehingga bank belum mencatatnya. Jika terdapat cek yang masih beredar, akan
dikurangkan pada saldo bank;
c. Beban bank (Bank Charge), yang merupakan beban yang dikenakan oleh bank, kepada
perusahaan atas jasa yang telah dilakukan oleh bank, tetapi sampai akhir bulan perusahaan
belum mengetahui sehingga belum melakukan pencatatan. Jika terdapat beban bank, akan
dikurangkan pada saldo kas perusahaan ;
d. Penagihan yang dilakukan oleh bank (collection by bank), yang merupakan penagihan yang
telah dilakukan oleh bank atas piutang perusahaan, telah ditambahkan pada saldo bank,
tetapi sampai akhir bulan perusahaan belum mengetahui sehingga belum dicatat. Jika
terdapat hal seperti ini, dalam rekonsiliasi bank akan ditambahkan pada saldo perusahaan;
e. Cek yang tidak cukup dananya (not sufficient fund-check), yang merupakan cek yang
diterima dari pihak ketiga atas pembayaran-pembayaran transaksi tertentu, telah dicatat
dalam jurnal penerimaankas pada saat penerimaan cek, tetapi pada saat diuangkan dananya
tidak mencukupi sehingga cek tersebut ditolak oleh bank. Jika terdapat cek yang tidak
mencukupi, dalam rekonsiliasi bank akan dikurangkan dari saldo perusahaan;
f. Kesalahan (error), yang dalam hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan perusahaan ataupun
bank.
Simulasi 1:
Bank “Murni” mengeluarkan Rekening Koran pada Tanggal 31 Desember 2020 yang dikirim
ke PT Makmur yang menunjukkan saldo sebesar Rp 1.550.000.000. Sedangkan saldo kas di
Bank yang tercatat di buku besar PT Makmur adalah sebesar Rp 910.000.000. Setelah
diverifikasi, ternyata perbedaan saldo disebabkan oleh transaksi sebagai berikut :
1. Pelanggan melakukan pembayaran utang Rp 750.000.000
2. Deposit In Transit sebesar Rp 2.500.000.000
3. Cek yang diambil oleh PT Makmur sebesar Rp 815.000.000 yang dicairkan ke bank sudah
dicatat dalam pembukuan perusahaan. Ternyata masih belum diuangkan ke Bank oleh
karyawan PT Makmur
4. Wesel tagih yang ditagihkan melalui Bank Murni telah dapat tertagih dan dikreditkan dalam
rekening PT Makmur sebesar Rp 500.000.000
5. Setoran dana dari PT Makmur ke bank sudah dibukukan sebesar Rp 1.250.000.000 namun
belum disetorkan oleh petugas perusahaan
6. Cek dari pelanggan yang dikliringkan ke Bank sebesar Rp 825.000.000 ternyata kosong (Non
Sufficient Cheque)
7. Bank ternyata salah mencatat pada pembukuan atas transaksi penarikan dana melalui cek
yang ditarik PT Bintang pada rekening PT Makmur lebih tinggi sebesar Rp 525.000.000
8. Cek-cek yang ditarik PT Makmur sebagai berikut :
a. No 2231 Rp 1.500.000.000
b. No 2342 Rp 750.000.000
c. No 2355 Rp 125.000.000
d. No 2441 Rp 125.000.000
e. No 2770 Rp 500.000.000
f. No 3150 Rp 575.000.000
Ternyata belum diuangkan oleh penerima cek tersebut
9. Bank telah mendebet rekening PT Makmur untuk beban cetak buku sebesar Rp 100.000.000
10. Bank mengkredit rekening PT Makmur atas pendapatan jasa giro bulan Agustus sebesar
Rp 250.000.000
11. Beban administrasi bank telah dicatat oleh bank sebesar Rp 50.000.000 namun belum
dicatat PT Makmur.
Dari data di atas diminta :
1. Buatlah laporan rekonsiliasi Bank PT Makmur pada tanggal 31 Desember 2020 untuk
mengetahui saldo yang benar
2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi yang terjadi di PT Makmur
Pihak bank (selaku pemotong) wajib menyetorkan PPh final tersebut paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah
masa pajak berakhir. Dengan menggunakan metode neto (sesuai dengan Buku Petunjuk
Pengisian SPT Tahunan PPh Badan), penghasilan bunga dicatat sebesar jumlah bersihnya (80%
dari jumlah bruto). Perlakuan akuntansi pajak untuk jasa giro dan bunga deposito sama seperti
perlakuan akuntansi pajak untuk bunga tabungan, yaitu dikenakan PPh final sebesar 20% dari
jumlah bruto. Karena penghasilan ini terkena PPh final, maka memerlukan koreksi negatif
dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun. Hal ini berarti bahwa penghasilan bunga yang sudah
dipotong pajak (yang masuk dalam perhitungan laba rugi sebagai penambah laba akuntansi)
tidak lagi dimasukkan dalam perhitungan laba fiskal. Oleh sebab itu, penghasilan bersih dari
bunga tersebut haruslah dikurangkan dari laba akuntansi untuk mendapatkan laba fiskal.
Koreksi negatif adalah koreksi pajak yang akan membuat laba fiskal menjadi lebih kecil
disbanding laba akuntansi.
Simulasi 2:
PT.Makmur memperoleh jasa giro sebesar Rp. 20.000.000,- (jumlah penghasilan bruto).
Penghasilan bunga ini dipotong PPh final sebesar Rp. 4.000.000,
Buat pencatatan atas penghasilan bunga dengan menggunakan:
a. Metode neto.
b. Metode Bruto (Gross Methode)