Anda di halaman 1dari 15

BANK DAN REKONSILIASI BANK

Bank merupakan badan usaha yang menawarkan jasa dalam transfer dana, menghimpun
dana masyarakat melalui tabungan serta mendistribusikannya kembali dalam bentuk dana
kredit. Bank sangat dibutuhkan bukan hanya untuk kebutuhan individu namun juga untuk
aktivitas bisnis perusahaan. Hampir semua perusahaan menggunakan jasa bank untuk kegiatan
bisnis mereka. Dengan bantuan bank kas perusahaan bisa terjamin keamanannya, membantu
dalam proses penerimaan dana dari klien hingga memperoleh modal kerja melalui hutang. Bagi
perusahaan yang memiliki akun bank pasti sudah akrab dengan istilah rekonsiliasi bank.

Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank merupakan proses penyesuaian informasi antara catatan kas menurut bank
dengan perusahaan. Penyesuaian ini bisa dilakukan dengan menyamakan catatan akuntansi
milik perusahaan dengan rekening Koran yang dicetak oleh pihak bank. Rekening koran ini
bisa diminta untuk rekening individu ataupun atas nama perusahaan. Dalam rekening koran
tersedia informasi transaksi lengkap dengan tanggal dan nominal uang masuk dan keluar.
Dengan adanya rekening Koran ini anda juga bisa mengetahui darimana sumber dana yang
masuk dan keluar. Sayangnya rekening koran ini biasanya dikenakan biaya oleh pihak bank.
Untuk nominalnya sendiri beragam dan anda bisa meminta rekening koran untuk periode yang
diinginkan nasabahnya.

Pengertian Rekonsiliasi Bank Menurut Para Ahli


Berikut beberapa penjelasan definisi rekonsiliasi bank menurut beberapa ahli diantaranya :

1. Wibowo dan Abubakar Arif (2000:118)

Rekonsiliasi bank adalah suatu laporan yang berisi saldo kas menurut perusahaan dengan saldo
kas yang menurut bank disertai dengan penyebab perbedaan keduanya.

2. Haryono Jusup (2005:21)

Rekonsiliasi bank adalah suatu proses untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perbedaan
antara catatan perusahaan dengan laporan bank dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang
sesungguhnya pada suatu saat tertentu.

3. Soemarsono S.R (2004:304)


Rekonsiliasi bank adalah apabila semua penerimaan uang langsung disetorkan dan semua
pembayaran dilakukan dengan cek, maka akun kas suatu perusahaan akan sama dengan akun
yang dimiliki bank.

4. Munandar (2006:40)

Rekonsiliasi bank adalah suatu kewajiban yang dilakukan perusahaan dalam mencara sebab-
sebab ketidaksamaan antara saldo simpanan menurut laporan catatan bank dengan saldo yang
dimiliki perusahaan.

5. Donald F. Kiso (2013:63)

Rekonsiliasi bank merupakan suatu skedul informasi yang menjelaskan setiap perbedaan antara
catatan bank dan catatan kas nasabah. Jika perbedaaan tersebut hanya berasal dari suatu transaksi
yang belum dicatat oleh pihak bank ataupun dari pihak perusahaan.

Tujuan Rekonsiliasi Bank


Ada pula beberapa tujuan rekonsiliasi bank bagi perusahaan. Beberapa tujuan tersebut bisa
anda simak sebagai berikut :
a. Untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan bank yang belum
tercatat oleh perusahaan
b. Untuk memeriksa apakah penggunaan dana sudah melewati batas yang ditentukan atau
tidak
c. Sebagai internal control atas pengelolaan dana kas apakah sudah optimal atau belum
d. Sebagai pendeteksi kecurangan akuntansi sejak dini
e. Memvalidasi informasi klien atas pembayaran produk yang dipesan maupun piutang
usaha
f. Memeriksa kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan seperti
dalam menjumlah, menambah, membagi atau dalam menjurnal transaksi
g. Memeriksa selisih kurs apabila terjadi transaksi valuta asing

Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank


Penyebab terjadinya rekonsiliasi bank terdiri atas beberapa factor. Beberapa faktor yang
dimaksud mungkin saja beberapa poin sebagai berikut :

1. Piutang Wesel
Piutang wesel bisa jadi faktor adanya rekonsiliasi bank sebab dana dikirim melalui jasa bank.
Piutang wesel merupakan hutang klien dengan menggunakan surat perjanjian yang mengikat
dan menjamin berupa asset apabila terjadi masalah dalam pembayaran di masa depan. Piutang
wesel ini biasanya memiliki masa perjanjian kurang dari satu tahun.

2. Deposit In Transit
Perbedaan catatan kas perusahaan dengan bank bisa juga dipengaruhi oleh deposit in transit
atau setoran dalam perjalanan. Deposit in transit terjadi bilamana ada setoran dana di akhir
bulan yang mana sudah dicatat perusahaan pada bulan tersebut namun dicatat oleh pihak bank
di bulan berikutnya.

3. Beban dan Pendapatan Bank


Beban bank juga bisa menyebabkan rekonsiliasi bank seperti beban administrasi, biaya
pelayanan atau penulisan cek dan masih banyak lagi lainnya. Ada pula pendapatan bunga yang
belum dicatat oleh perusahaan.

4. Outstanding Check
Outstanding check atau cek yang masih beredar juga bisa menyebabkan rekonsiliasi bank.
Outstanding check ini sudah dicatat perusahaan namun belum dicatat oleh pihak bank. Bisa
saja cek tersebut belum dicairkan ke bank oleh penerima cek.

5. Kesalahan Pencatatan
Selanjutnya, faktor penyebab rekonsiliasi bank bisa karena kesalahan yang mungkin terjadi
baik perusahaan maupun dari pihak bank. Bisa saja pegawai perusahaan anda salah mencatat
nominal uang yang masuk begitu pula dengan karyawan bank.

6. Kredit Bank
Rekonsiliasi bank juga terjadi karena adanya kredit bank seperti penagihan atau deposito oleh
bank. Transaksi jenis ini hanya bisa diketahui jika anda menerima rekening Koran.

7. Nor Sufficient Fund

Cek kosong bisa menyebabkan rekonsiliasi bank karena bank tidak dapat mencairkan uang.
Hal ini dikarenakan dana setoran perusahaan kurang dan tidak disadari oleh perusahaan
tersebut sehingga tetap dicatat sebagai pengeluaran cek.

Bentuk rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian yaitu:

 Saldo Rekening Koran dan,

 Saldo Catatan Perusahaan (nasabah)

Setelah dilakukan pengecekan dan perhitungan, kedua saldo tersebut harus berakhir
dengan “Saldo Kas yang Benar” dengan jumlah yang sama antara keduanya.
Proses Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Proses penyesuaian saldo bank dan saldo rekening yang sudah dicatat oleh suatu perusahaan
biasanya diawali oleh pencatatan dari sisi perusahaan dan dari sisi perbankan. Pencatatan yang
dimaksudkan untuk melihat statement dari masing-masing pihak.

Biasanya statement perusahaan diakhir periode itu sudah tersusun dari beberapa transaksi harian.
Yang biasanya menjadi pekerjaan rumah bagi departemen keuangan adalah dalam membuat
laporan jurnal dari sisi bank.

Pembuatan jurnal ini berdasarkan dari suatu rekening Koran yang dikeluarkan oleh pihak bank.
Karena bentuk dari rekening Koran ini tidak sesuai standard penyusunan akuntansi maka dari itu
harus di lakukan jurnal ulang. Nantinya dari jurnal ini diharapkan adanya pengelompokan pada
post biaya ataupun post penghasilan.

Setelah dilakukan pencatatan sesuai dengan standard akuntansi dapat di cross check transaksi
yang tidak masuk dalam pencatatan perusahaan. Dapat dikurangkan dan di tambahkan, beberapa
proses yang dilakukan ini nantinya akan menjadi suatu dasar pelaporan keuangan perusahaan
pada akhir pencatatan perusahaan.

Menambah Saldo Perusahaan


Penerimaan yang sudah dicatat oleh bank tapi belum dicatat oleh suatu perusahaan :

 Bunga bank
 Transfer masuk tanpa konfirmasi
 Imbal hasil investasi
 Kesalahan pencatatan pengeluaran perusahaan terlalu besar
 Kesalahan pencatatan penerimaan terlalu

Mengurangi Saldo Perusahaan


Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank tapi belum dicatat oleh suatu perusahaan:

 Biaya administrasi bank


 Pajak penghasilan
 Cek yang belum di cairkan
 Kesalahan pencatatan pengeluaran yang terlalu kecil
 Kesalahan pencatatan penerimaan yang terlalu besar

Yang paling penting laporan arus kas harus sesuai dengan PSAK No.2 yang menyangkut
beberapa hal yaitu sebagai berikut:

 Arus kas dalam mata uang asing ini dibukukan dalam mata uang konvensional.
 Arus kas PPh diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari
suatu aktivitas operasi.
 Arus kas dari pos yang luar biasa akan dihilangkan dari pos laporan.
 Komponen kas dan setara kas akan diungkapkan dan direkonsiliasi antara laporan arus
kas dan neraca.
 Arus kas yang berasal dari suatu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dilaporkan
dengan arus kas terpisah.
 Arus kas disusun dari aktiva yang disusun dengan metode langsung yaitu dengan
mengurangkan penghasilan dan pengeluaran yang menghasilkan laba kotor atau
menghitung secara rinci yang menghasilkan suatu laba rugi bersih.
 Transaksi bukan kas untuk suatu investasi dan pendanaan diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

Istilah Rekonsiliasi Bank


Adapun beberapa istilah dalam rekonsiliasi bank yang harus anda mengerti adalah sebagai
berikut :

 Outstanding Check

Outstanding check yang memiliki pengertian cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap pihak ketiga sebagai contohnya adalah vendor.

Namun belum dikeluarkan oleh bank dan belum dapat dimasukan kedalam catatan. Hal ini
disebabkan oleh pihak vendor belum bisa mencairkan cek tersebut sehingga tidak tercatat oleh
bank, kecuali dana atau cek telah dicairkan maka catatan baru bisa masuk ke dalam bank.

 Nor Sufficiet Fund

Istilah ini sering disingkat juga sebagai NSF Check, dimana cek ini telah dikeluarkan oleh
perusahaan namun tidak diakui oleh bank. Hal ini disebabkan juga karena dana yang ada di
rekening bank perusahaan tidak mencukupi, demikianlah NSF cek ini harus dikoreksi pada
catatan perusahaan.
 Interest Income

Interest income yakni suatu bunga bank atas sado rekening perusahaan anda yang mengendap
dan sering dikenal dengan sebutan jasa giro, namun jasa giro ini adalah yang belum dicatat
dalam suatu jurnal atau pembukuan perusahaan anda.

 Bank Service Charges

Bank service charges ini memiliki arti sesuai namanya yakni biaya jasa bank yang dikenakan dan
belum dicatat dalam jurnal maupun pembukuan suatu perusahaan.

 Deposit in Transit

Sesuai dengan namanya, DIT memiliki arti suatu cek yang sudah diterima oleh perusahaan
namun belum didepositokan atau dicatat oleh pihak bank. Karena Deposit in transit ini dapat
dilakukan pada akhir bulan, baik dikarenakan deposit datang terlambat ke bank dan dilakukan
saat cut off di bank ataupun karena suatu perusahaan itu sendiri yang belum menyerahkan
deposit ke bank terkait. Maka Deposit in transit ini memiliki peranan lebih kepada perusahaan
yang sebagai nasabah dan pelaku utama.
Macam Bentuk Rekonsiliasi Bank
Pada dasarnya bentuk rekonsiliasi terdiri dari dua bagian utama yaitu saldo rekening koran serta
saldo catatan perusahaan. Dalam pembuatan rekonsiliasi, kedua saldo harus mempunyai akhir
“Saldo kas yang benar” yang mempunyai jumlah sama dari kedua sisi.
Dalam pembuatan rekonsiliasi, terdapat 4 macam bentuk berbeda yang bisa digunakan. Berikut
ini beberapa bentuk rekonsiliasi yang bisa Anda gunakan berikut cara penyelesaian dan rumus
rekonsiliasi bank:
 Bentuk vertikal
Laporan rekonsiliasi berbentuk vertikal biasanya disusun secara bertingkat. Pada bagian atas,
Anda dapat menuliskan rekonsiliasi saldo kas sementara pada bagian bawah digunakan untuk
rekonsiliasi rekening koran. Beikut ini contoh rekonsiliasi bentuk vertikal.
rekonsiliasi bank bentuk vertikal

 Bentuk Skontro
Bentuk rekonsiliasi skontro biasanya disusun secara berdampingan. Pada bagian kiri berisi
rekonsiliasi saldo kas, pada bagian kanan digunakan untuk rekonsiliasi saldo rekening koran.
Berikut ini contoh rekonsiliasi bank dengan bentuk skontro.
rekonsiliasi bank bentuk skontro

 Bentuk 4 kolom
Bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom disajikan dalam bentuk tabel yang mempunyai 5 kolom,
dengan 4 kolom berisi nominal mutasi. Pada prinsipnya, rekonsiliasi dengan 4 kolom terdiri dari
kolom saldo awal, penerimaan, pengeluaran, serta saldo akhir. Berikut ini adalah contoh
rekonsiliasi 4 kolom.
PT Maju Sejahtera
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Agustus 2017

Penerimaan Pengeluaran
Saldo 31 Juli Saldo per 31
Keterangan Bulan Bulan
2017 Agustus 2017
Agustus 2017 Agustus 2017

Saldo laporan Rp Rp Rp Rp
bank 4.000.000,00 3.500.000,00 2.500.000,00 5.000.000,00
Deposit in
Rp (Rp
transit 30 Juli – –
1.500.000,00 1.500.000,00)
2017

Deposit in
Rp
transit 31 – – Rp 2.000.000,-
2.000.000,00
Agustus 2017

Check in
(Rp (Rp
transit 30 Juli –
500.000,00) 500.000,00)
2017

Check in
transit 31 Rp 700.000,00 Rp 700.000,00
Agustus 2017

 Bentuk 8 kolom
Anda juga bisa membuat laporan rekonsiliasi dalam bentuk 8 kolom. Rekonsiliasi disajikan
dengan tabel 9 kolom dengan 8 kolom diantaranya berisi nominal mutasi. Berikut ini cara
membuat rekonsiliasi bank berbentuk 8 kolom.
PT ABC
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Agustus 2018
rekonsiliasi bank bentuk 8 kolom

Jurnal Rekonsiliasi Bank


Bagaimana jika setelah dibuat rekonsiliasi, ternyata ditemukan perbedaan pencatatan antara bank
dan perusahaan? Apabila hal ini terjadi, maka dibutuhkan jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat
untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam rekonsiliasi sehingga muncul saldo akhir yang
sebenarnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membuat jurnal penyesuaian antara lain biaya
dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, biaya yang masih harus dibayar, penyusutan
aktiva, pendapatan yang masih harus diterima, kerugian piutang, dan biaya pemakaian
perlengkapan.
Mengingat pentingnya kesesuaian antara pencatatan bank dan perusahaan, maka jurnal
penyesuaian perlu dipelajari ketika Anda mempelajari materi rekonsiliasi bank. Dengan
demikian, keseimbangan rekonsiliasi bisa tercapai.

Contoh Pembuatan Rekonsiliasi & Jurnal


Penyesuaian
PT. Lestari Abadi telah menerima rekening koran dari Bank Debit per 31 Juli 2016
yang menunjukkan jumlah saldo sebesar Rp1.220.000.
Pada tanggal 1 Juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT. Lestari Abadi
menunjukkan saldo sebesar Rp2.303.000. Pada bulan Juli 2016, buku penerimaan
kas menunjukkan jumlah sebesar R4.730.000, sedangkan buku pengeluaran kas
menunjukkan jumlah sebesar Rp6.572.725. Data yang berhubungan rekonsiliasi
bank adalah sebagai berikut:
1. Cek-cek yang beredar :

2. Telah dikredit oleh bank, jasa giro bulan Juli 2016 sebesar Rp7.425
3. Cek Nomor 10203 sebesar Rp157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran
sebesar Rp175.000.
4. Sedangkan cek nomor 10217 sebesar Rp240.000 dibukukan sebesar Rp24.000.
Seluruhnya untuk pembelian barang dagangan.
5. Setoran kas sebesar Rp925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam
rekening koran bank karena kas bank sudah tutup.
6. Bank telah membebankan biaya administrasi bulan Juli 2016 sebesar Rp1.000
dan ongkos buku cek sebesar Rp650. Jumlah tersebut belum dibukukan oleh PT.
Lestari Abadi.
7. Bank telah mengkredit rekening PT. Lestari Abadiatas kiriman uang sebesar
Rp199.950 yang diterima dari pelanggan untuk melunasi utangnya.
8. Setoran cek yang diterima dari PT. Lestari Abadi sebesar Rp120.000 pada
tanggal 28 Juli 2016 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.

Berikut laporan rekonsiliasi nya

Berikut ini adalah Jurnal Penyesuaiannya

Anda mungkin juga menyukai