Anda di halaman 1dari 2

Mengajar Melalui Penyelesaian Soal

Standar NCTM pada tahun 1989 menjadi bukti yang menyatakan bahwa
penyelesaian soal merupakan sarana yang kuat dan efektif untuk belajar. Penyelesaian
soal bukan hanya sebagai tujuan dari belajar matematika tetapi juga merupakan alat
untuk belajar matematika.
Pemikiran-pemikiran trasional menganggap bahwa semua anak memiliki ide
yang sama untuk menerima penjelasan dari guru, kemudian anak mengharapkan
gurunya memberitahu. Menurut Hiebert dkk (1996, 1997) pelajaran yang efektif
dimulai dari mempertimbangkan kondisi anak dan ide-ide yang telah dimiliki anak.
Ide-ide tersebut akan digunakan untuk membuat ide yang baru. Ide inilah yang
merupakan hasil dari pengalaman penyelesaian soal dan bukan bagian yang harus
diajarkan sebelum penyelesaian soal.
Mengajar melalui penyelesaian soal ini merupakan pengajaran yang memiliki
manfaat untuk menempatkan fokus dan perhatian anak terhadap ide dan
pemahamannya, mengembangkan kepercayaan diri, membantu anak membuat
keputusan, memungkinkan siswa untuk menyelesaikan soal dengan banyak cara, serta
mengembangkan kekuatan matematika siswa.
Setiap bagian pelajaran memiliki tujuan khusus. Mengajar melalui
penyelesaian soal memerlukan tiga bagian pelajaran yakni sebelum, selama, dan
sesudah. Pada fase sebelum pelajaran, guru perlu memastikan siswa memahami soal,
membuat siswa menggunakan ide-ide yang dimilikinya, menjelaskan kepada anak
apa yang mereka harapkan untuk berdiskusi ketika telah menyelesaikan soal, dan
mempersiapkan mental siswa untuk menghadapi tugas. Pada fase selama pelajaran,
siswa diberi kesempatan untuk berkerja tanpa petunjuk guru, guru mendengarkan apa
saja ide-ide yang siswa gunakan untuk menyelesaikan soal, guru dapat memberikan
saran dengan hati-hati, mengajak siswa untuk menguji ide mereka, dan menyediakan
kegiatan lain yang berkaiatan dengan soal bagi siswa yang selesai lebih cepat. Pada
fase setelah pelajaran, guru dapat melibatkan anak dalam diskusi yang produktif,
mendengarkan ide-ide siswa tanpa langsung mengevaluasinya, meringkas ide-ide
pokok dan menuliskannya sebagai hipotesis agar hipotesis dapat digunakan untuk
pertemuan selanjutnya.
Kunci dalam mengajar dengan soal adalah pemilihan tugas yang cocok. Tugas
yang efektif memuat ide-ide matematika. Guru dapat menggunakan buku teks
tradisional sebagai sumber untuk membuat isi materi menjadi bahan pelajaran dengan
pendekatan berbasis soal, kemudian menyesuaikan materi penting ke dalam format
penyelesaian soal. Adapun pemilihan tugas menjadi pengaruh dalam belajar dengan
penyelesaian soal. Petunjuk dalam pemilihan tugas ini yaitu guru harus mengetahui
bagaimana tugas akan dilakukan, tujuan tugas tersebut, apakah tugas tersebut dapat
mencapai tujuan, dan apa saja yang harus guru kerjakan agar tujuan tugas tercapai.
Belajar dengan pendekatan berbasis soal ini menyebabkan beragam
pengetahuan, konsep, dan ide, sehingga siswa memiliki banyak cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya. Dengan demikian dituntut adanya banyak cara untuk
menyelesaikan soal. Salah satunya dengan menuliskan jawaban dan menyertakan
alasan pada setiap langkahnya. Agar siswa dapat menggunakan banyak idenya, guru
dapat mengajak siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka dalam diskusi dan
hindari memberitahu banyak informasi sehingga siswa dapat menggunakan metode
mereka sendiri.
Prinsip dan Standar NCTM juga menjelaskan tentang perlunya
menggabungkan strategi dan proses penyelesaian soal. Dalam proses menyelesaikan
tugas, perlu adanya strategi untuk memudahkan siswa. Berikut strategi yang dapat
digunakan yaitu siswa dapat merepresentasi soal ke dalam gambar, pola, tabel atau
diagram, kemudian menjadikan soal lebih sederhana dan mudah dipahami, menduga
jawaban, dan membuat daftar hasil yang mungkin. Selain itu siswa juga dapat dibantu
untuk memonitor diri mereka seperti kesenangannya dalam mengerjakan matematika.
Hal ini bertujuan untuk dapat mengembangkan kecapakan mereka dalam
menyelesaikan soal.

Anda mungkin juga menyukai