Anda di halaman 1dari 14

T I K

EU
AP
R
I TE
AS
N IK
U
O M
K
PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien


yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku
pasien. Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama
dan pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien
berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik
yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami
tentang dirinya.
TEORI KOMUNIKASI SANGAT SESUAI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN (STUART DAN
SUNDEEN, 1987, HAL. 111) KARENA :

 Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang


terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian
informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran.
 Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang
lain. Berarti, keberhasilan intervensi keperawatan
bergantung pada komunikasi karena proses keperawatan
ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai tingkat
kesehatan yang normal.
 Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat dan
klien yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa
komunikasi.
Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji secara nonverbal
antara lain : Vokal; nada, kualitas, keras ato lembut,
kecepatan, yang semuanya menggambarkan suasana emosi.

 Gerakan; reflex, postur, ekspresi muka, gerakan yang berulang,


atau gerakan-gerakan yang lain. Khusus gerakan dan ekspresi
muka dapat diartikan sebagai suasana hati.
 Jarak (space) Jarak dalam berkomunikasi dengan orang lain
menggambarkan keintiman.
 Sentuhan : dikatakan sangat penting, namun perlu
mempertimbangkan aspek budaya dan kebiasaaan.
FASE-FASE HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1 . TA H A P P E R S I A PA N
(PRAINTERAKSI) 2 . TA H A P P E R K E N A L A N

 Mengeksplorasi  Membina rasa saling


perasaan, harapan, dan percaya.
kecemasan, pasien.
 Merumuskan kontrak
 Melakukan analisis
terhadap kekuatan dengan pasien.
sekaligus kelemahan  Menggali pikiran dan
yang terdapat dalam perasaan pasien.
diri sendiri.  Merumuskan metode
 Mengumpulkan data keperawatan bersama
berkenen dengan pasien.
pasien.

 Merencanakan
pertemuan pertama
dengan pasien.
4 . TA H A P T E R M I N A S I
3 . TA H A P K E R J A

 Pada tahap kerja perawat  Tahap terminasi ialah tahap akhir


dari pertemuan antara perawat
harus melakukan active
dan dengan pasien. Tahap
listening. Melalui active terminasi dipetakan menjadi dua,
listening perawat membantu yaitu :
pasien dalam mendefinisikan  Terminasi sementara, yaitu dilakukan
masalah yang sedang saat akhir dari setiap pertemuan
dihadapi sekaligus mencari dengan pasien.
 Terminasi akhir, dilakukan saat
solusi dan cara perawat menyelesaikan proses
mengatasinnya. keperawatan secara keseluruhan.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998) terdapat dua persyaratan


mendasar dalam melakukan komunikasi yang efektif dan
penting untuk dipahami sekaligus dijadikan pegangan dasar
bagi seorang perawat sebelum melangkah ke pemahaman
teknik komunikasi terapeutik, yaitu :

 Komunikasi harus ditujukan guna menjaga harga diri pemberi


maupun penerima pesan
 Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus
didahulukan sebelum memberikan saran, informasi, maupun
masukan.
BERPIJAK PADA PENDAPAT SHIVES (1994), DI SEBUTKAN BAHWA TEKNIK
KOMUNIKASI TERAPEUTIK MELIPUTI :

2. MENUNJUKKAN
1.MENDENGAKAN DENGAN PENERIMAAN
P E N U H P E R H AT I A N

 Pandang pasien saat bicara


 Pertahankan kontak mata, sehingga asien  Mendengarkan tanpa harus
merasa rileks dalam mengeluarkan segala memutus perbincangan.
keluh kesahnya
 Hindari tindakan yang tidak dibutuhkan
 Memberikan umpan balik
 Jaga sikap tubuh, misalnya jangan
yang menampakkan
menyilangkan kaki maupun tangan pengertian
 Anggukan kepala saat pasien membicarakan
hal penting atau membutuhkan umpan balik
 Menunjukkan bahwa isyarat
 Condongkan tubuh kearah lawan bicara.
badan sesuai dengan
komunikasi lisan
 Menghindari berdebat,
mengekspresikan keraguan,
maupun mencoba
mengubah pikiran pasien.
3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan
4. Mengulang Ucapan Pasien Menggunakan Susunan
Kata-kata Sendiri
5. Klarifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyampaikan Hasil Observasi
8. Menawarkan Informasi
9. Diam
10.Meringkas
11.Menawarkan Diri
12.Refleksi
TEHNIK-TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat dapat menggunakan


berbagai teknik komunikasi terapeutik sebagai berikut (Stuart dan Sundeen,
1987; 124):
Mendengar (Listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Memberi kesempatan untuk memilih, contoh: apakah yang sedang saudara
pikirkan?, apa yang akan kita bicarakan hari ini?. Beri dorongan dengan cara
mendengar atau mengatakan, saya mengerti atau oohh .…
 Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya
untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat
mengikuti pembicaraan klien.
 Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau
klien berhenti karena malu mengemukakan informasi, informasi yang
diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.
Contoh: dapatkah anda menjelaskan kembali tentang …? Gunanya
untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan dan persepsi perawat-
klien.
 Refleksi
Refleksi isi, memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide
yangdiekspresikan klien dengan pengertian perawat.
FAKTOR-FAKTOR KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Faktor yang mempengaruhi komunikasi : (Suryani, 2005)


 Kredibilitas
 Isi pesan
 Kesesuaian dengan kepentingan sasaran
 Kejelasan
 Psikologis (Rahmat, J dalam Suryani, 2005)
 Sosial (Ellis, Gates & Kenwarthy dalam Suryani, 2005)
FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

 Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan


mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji
masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam
perawatan (Purwanto, 1994).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai