Anda di halaman 1dari 10

Makalah

TAWAKAL

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hadits-Hadits Sufistik

Dosen Pengampu: Ulin Ni’am Masruri

Kelas TP C3

Kelompok 6

Di susun oleh:

M. Akram farras fajari (2104046133)

Almas alwi akbar (2104046129)

Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi


Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Ridha" tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Sholawat dan salam selalu kita sampaikan kepada nabi kita nabi besar
Muhammad SAW, serta para keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hadits-hadits sufistik. Materi-
materi bahasan dalam makalah ini diambil dari berbagai sumber. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulisnya sendiri, agar menambah wawasan mengenai
potensi yang di miliki oleh hati. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ulin Ni’am
Masruri selaku dosen pembimbing mata kuliah Tasawuf Kebahagiaan. Dengan segala
kerendahan hati, kami selaku penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah
positif demi perbaikan selanjutnya. kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesulitan dan kendala dalam membuat makalah ini, untuk itu kami meminta
maaf atas segala keterbatasan kemampuan kami dalam meyelesaikan makalah ini.

Semarang, 18 September 2022

Pemakalah klompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata 'tawakal' pastinya sudah sering kita dengar sehari-hari. Bahkan mungkin Anda kerap
memberikan masukan atau nasihat kepada sesama umat Muslim agar tawakal saat cobaan hidup
menerpa.Kita perlu mengetahui lebih dalam perihal tawakal karena tawakal merupakan bagian
ajaran Islam yang penting. Tawakal merupakan satu di antara sikap terpuji yang sebaiknya
dimiliki umat Muslim. Sikap tawakal menjadi satu di antara penilaian tingkat keimanan seorang
Muslim. Tak bisa dimungkiri di berbagai situasi, tawakal mungkin jadi hal yang terasa berat
dilakukan. Alih-alih pasrah diri kepada Allah Swt., kita justru mengandalkan kekuatan sendiri
maupun bergantung pada orang lain. Tawakal harus datang dari dalam hati. Tawakal tidak hanya
keluar dari ucapan atau lisan. Untuk mengetahui lebih lanjut arti tawakal dalam ajaran Islam,
langsung saja simak

1.2 Rumusan Masalah

1 .definisi tentang dan pengertian tentang tawakal


2. hadis hadis tentang tawakal
3. contohdan manfaat tawakal

1.2Tujuan masalah
Agar sama sama mempelajari dan mengetahui ntrntang tawakal dan hdis hadis yang
mempelajari tawakal dan dapat belajar bersama mengeni contoh tawakal danmanfaat
manfaat dari tawakal itu sendiri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi dan pengertin

Tawakal dalam bahasa Arab adalah dzat atau orang yang dijadikan pengganti untuk
mengurusi atau menyelesaikan urusan yang mewakilkan. Sehingga tawakal bermakna
menjadikan seseorang sebagai wakilnya, atau menyerahkan urusan kepada wakilnya. Tawakal
kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai wakil dalam mengurusi segala urusan,
menyelesaikan segala urusan (Basri, 2008). dan mengandalkan Allah dalamTawakal merupakan
salah satu bentuk ibadah hati yang paling utama, salah satu akhlak keimanan yang agung.
Tawakal sebagaimana yang dikatakan oleh imam Al-Ghazali merupakan salah satu pokok
agama, kedudukan bagi orang yang yakin kepada Allah bahkan dia merupakan derajat paling
tinggi bagi orang yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Namun kata tawakal kemudian
diserap dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa diucapkan, ditulis, dan digunakan seperti saat ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti tawakal adalah pasrah diri kepada kehendak
Allah SWT; percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Berdasarkan ulasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa arti tawakal adalah suatu sikap terpuji seseorang yang menyandarkan hati
kepada Allah SWT. Dalam hal ini, berserah kepada Allah SWT meliputi berbagai upaya dalam
meraih kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Seorang muslim yang bertawakal harus bisa
menyerahkan sepenuh hati segala perkara yang dihadapinya kepada Allah SWT.

B. Hadis hadis tentang tawakal


Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang
bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya akan dicukupkan
rezekinya oleh Allah sebagaimana Dia mencukupi rezeki burung-burung. Betapa tidak,
Allah adalah Dzat Yang Mahahidup, dan Yang tidak pernah mati.

Karena itu, barangsiapa bertawakal kepada-Nya, niscaya Allah SWT akan mencukupi segala
kebutuhannya. Dalam QS. Ath-Thalaq ayat 3, Allah SWT berfirman: 
‫ َو َمن يَتَ َو َّكلْ َعلَى ٱهَّلل ِ فَه َُو َح ْسبُ ٓۥهُ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ ٰبَلِ ُغ َأ ْم ِرِۦه ۚ قَ ْد َج َع َل ٱهَّلل ُ لِ ُكلِّ َش ْى ٍء قَ ْدرًا‬  “Dan barangsiapa bertawakal kepada
Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.”

Hadits Tawakal Seperti Burung Menurut Imam Ahmad dan Ghazali ;

َّ ‫لَ ْو َأ َّن ُك ْم َت َو َّك ْل ُت ْم َعلَى هَّللا ِ َح َّق َت َو ُّكلِ ِه لَ َر َز َق ُك ْم َك َما َيرْ ُز ُق‬
ً ‫ َت ْغ ُدوا ِخ َماصا ً َو َتر ُْو ُح ِب َطانا‬،‫الطي َْر‬

"Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya
kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari
dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang"

(HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Al-Mubarak dari Umar bin
Khathab).

Tawakal terambil dari kata wakala-yakilu yang berarti mewakilkan, dan dari kata ini terbentuk
kata wakil. Kata wakil bisa diartikan dengan "pelindung". Dalam beberapa ayat ditegaskan
bahwa: ‫ َوهُ َو َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْى ٍء َو ِكي ٌل‬  “ Dan Dia (Allah) atas segala sesuatu menjadi wakil (QS Al-An'am:
102). 

‫“ َو َكفَ ٰى بِٱهَّلل ِ َو ِكياًل‬Dan cukuplah Allah sebagai wakil (QS An-Nisa: 81)’Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa menjadikan Allah sebagai wakil, berarti menyerahkan kepada-Nya segala
persoalan .Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya'Ulumiddin mendefinisikan Twakal sebagai
"penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakali) semata. Sedangkan menurut Allamah
Al-Manawi tawakal adalah "menampakkan kelemahan serata penyandaran (diri) kepada yang
ditawakali".

Apakah  tawakal identik dengan sikap pasif dan apatis? Dalam Alquran perintah bertawakal
terulang sebanyak sebelas kali; sembilan berbentuk tunggal dan dua berbentuk jamak.
Kesemuanya selalu awali perintah melakukan sesuatu. Sebagai contoh: 

۟ ‫ َوِإن َجنَح‬   “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka


َ ْ‫ُوا لِلس َّْل ِم فَٱجْ نَحْ لَهَا َوت ََو َّكل‬
  ِ ‫علَى ٱهَّلل‬
condonglah kamu kepadanya dan bertawakallah kepada Allah.” (QS Al-Anfal: 61).
Dari sana jelaslah bahwa tawakal tidak identik dengan sikap pasif. Karena itu, tidak disebut
tawakal orang yang pasrah kepada Allah tanpa mau berusaha. Tidak disebut tawakal pula orang
yang menginginkan sesuatu tapi tidak mau mengerahkan potensi yang dimilikinya untuk meraih
apa yang diinginkannya tersebut. Tawakal adalah urusan hati. Ia hadir setelah badan dan pikiran
dioptimalkan terlebih dahulu.Rasulullah SAW menyerupakan orang yang bertawakal dan diberi
rezeki itu dengan burung yang pergi dipagi hari untuk mencari rezeki dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang. Kita tahu bahwa burung tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan,
pertanian, dan lainnya. Ia keluar dari sarang dengan bekal tawakal kepada Allah SWT yang
kepada-Nya ia bergantung.

Tentang hal ini, Imam Ahmad memberikan komentar: "Tidak ada isyarat yang membolehkan
kita untuk meninggalkan usaha. Sebaliknya, di dalam hadits ini terdapat isyarat tentang perlunya
kita bergerak mencari rezeki. Jadi maksud hadits di atas, bahwa seandainya manusia bertawakal
kepada Allah dalam kepergian, kedatangan, dan usaha mereka, dan mereka mengetahui kebaikan
(rezeki) itu ditangan-Nya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan
harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut" Imam Ahmad pun pernah ditanya
tentang "status" seseorang yang kerjanya hanya beribadah dan duduk di rumah atau mesjid
sambil berkata, "Aku tidak mau bekerja, sampai rezekiku datang sendiri". Ia mengatakan, "Orang
tersebut adalah orang malas dan tak mengenal ilmu. 

C. Contoh dan manfaat tawakal

1. Contoh tawakal

Sebagai seorang muslim, pasti sudah memahami mengenai perilaku tawakal dalam
kehidupansehari hari. Sikap berserah diri kepada Allah SWT setelah melakukan usaha atau
ikhtiar dengan semampu diri kita kemudian menerima dengan ikhlas segala ketentuan Allah
SWT terhadapnya disebut sebagai tawakal.

Contoh Perilaku Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hariBerikut ini beberapa contoh


perilaku tawakal yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari :
 Selalu bersyukur jika mendapatkan nikmat dari Allah swt, dan bersabar apabila
mendapatkan musibah.
 Selalu berdoa dan menyerahkan diri atas apa yang kita usahakan sebelumnya.
 Selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT atas kejadian atau apa yang kita terima.
 Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan berikhtiar.
 Menyerahkan segala sesuatu hal terhadap Allah SWT setelah berusaha keras.
 Selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal, selanjutnya bertawakal kepada Allah
swt.
 Tidak mudah berputus asa dalam berusaha.
 Menerima semua ketentuan Allah swt dengan rasa ikhlas dan ridha.
 Ketika kita meninggalkan rumah, kita bertawakal kepada Allah SWT atas rumah yang
kita tinggalkan.
 Ketika kita mendapatkan suatu masalah, kita berserah diri kepada Allah SWT dan berdoa
agar segera mendapatkan solusi dari masalah yang kita alami.
 Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
 Sebelum dan setelah kita ujian, diiringi dengan berdoa dan menyerahkan semua kepada
Allah SWT.
 Ketika kita berobat ke rumah sakit, kita berserah diri dan memohon kepada Allah agar
diberi kesembuhan.

Itulah contoh perilaku tawakal yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
akan membuat diri kita lebih dekat dengan Allah SWT.

B. Manfaat tawakal

1. Mudah Beradaptasi dengan Setiap Masalah

Manfaat perilaku tawakal yang pertama adalah memperoleh kemampuan untuk untuk beradaptasi
dengan berbagai masalah yang dihadapi.Umat yang selalu bertawakal dan berprasangka baik
terhadap setiap takdir yang diberikan Allah Swt. tentu akan lebih mudah untuk beradaptasi
dengan masalah sesulit apa pun yang menimpa dirinya.Selain itu, sikap tawakal juga sanggup
membuat seseorang menjadi lebih sabar dan kembali bangkit usai mengalami suatu kegagalan.

2. Dicukupkan Rezekinya
Selanjutnya, Allah Swt. akan mencukupkan segala kebutuhan dan memuaskan batin setiap
manusia yang rajin bersikap tawakal kepada-Nya. Itu karena Allah Swt. selalu mencintai setiap
umat-Nya yang ingin sungguh-sungguh berusaha dan berserah diri dengan penuh harap hanya
kepada-Nya, sesuai yang tertulis di dalam QS Ali Imran: “Sesungguhnya Allah itu mencintai dan
menyayangi orang orang yang bertawakal.” (Qs.Ali imran :159).

Selain itu, Rasulullah juga bersabda demikian di dalam sebuah hadis riwayat: “Seandainya
kalian sungguh sungguh bertawakal kepada Allah, sesungguhnya Allah akan memberi kalian
rezeki sebagaimana Allah memberikan rizki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan
perutnya yang lapar lalu kembali lagi tetapi dalam keadaan kenyang.” (HR. Imam ahmad,
Tirmidzi, ibnu hibban serta Al hakim).

3. Memperoleh Kemudahan Dunia dan Akhirat

Manfaat perilaku tawakal yang ketiga adalah memperoleh kemudahan baik di dunia maupun
akhirat. Seberat apa pun ujian yang tengah dihadapinya, seseorang yang berserah diri kepada
Allah Swt. usai berusaha maksimal akan diberikan Allah Swt. kemudahan baik selama
menjalankan kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat nanti, sebagaimana yang
tercantum di dalam QS Ath-Thalaq ayat 1 -2:

“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluarnya
dan dia memberikan rejekinya dari arah yang tidak disangka sangka. dan barang siapa yang
bertawakal kepadanya kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan tugasnya, sungguh dia telah mengadakan ketentuan bagi
bagi tiap-tiap sesuatu.”

Demikianlah 3 manfaat tawakal yang bisa diperoleh di dalam kehidupan sehari-hari.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tawakal adalah suatu sikap terpuji seseorang yang menyandarkan hati kepada Allah SWT.
Dalam hal ini, berserah kepada Allah SWT meliputi berbagai upaya dalam meraih kebaikan, baik
di dunia maupun di akhirat. Perihal tawakal juga diterangkan dalam Ayat suci Al-Quran dan juga
beberapa hadist, yang pada dasarnya tawakal ini mencerminkan banyak hal-hal positif dalam
kehidupan sehari-hari. Adapula manfaat dari perilaku tawakal diantaranya mudah beradaptasi,
dicukupkan rezekinya, serta memperoleh kemudahan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/qbg75r320/hadits-tawakal-seperti-burung-menurut-imam-
ahmad-dan-ghazali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tawakal a. Pengertian ...https://repository.uir.ac.id ›

https://kumparan.com/berita-update/contoh-perilaku-tawakal-dalam-kehidupan-sehari-hari-
1vcUEQrOYLR/full

Anda mungkin juga menyukai