Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nazwa Lintang Seina
Shinta Apriliani
Dini Nurhasanah
Amelia Fitriani
KELAS VIII B
MTs NEGERI 4 MAJALENGKA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul ADAP TERHADAP SESAMA
Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa adab terhadap orang tua
merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah orang yang
mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa. Dan setiap orang tua pun pasti
mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti
kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh, di samping itu juga tentunya
dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari interaksi dengan yang ada di
sekeliling kita, guru, tetangga, dan sesama makhluk Allah SWT.
Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita selalu
berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh orang tua, dan
pantang untuk membangkang kepada orang tua, dan juga harus memperhatikan yang ada
di sekeliling kita agar terciptanya keharmonisan dalam kehidupan.
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan dapat memberikan kontribusi
yang posisi bagi ummat manusia, dan tak lupa koreksi ataupun saran yang bersifat
konstruktif dari para pembaca dengan harapan hasil penyusunan kami lebih baik di
kemudian hari.
Bantarujeg,
Penyusun
Nopember 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3
Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1
Pengertian Adab..................................................................................................3
2.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat
menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah penting
di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang dan santun
apabila berbicara terhadap keduanya.
Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang
adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang
tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru
sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku
dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang
guru ataupun peserta didik.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan kaidah islamiyyah yang menjunjung tinggi rasa saling menghargai,
menghormati. Dalam berkehidupan saling berdampingan dalam satu kawasan
ataupun daerah individualisme lah yang sering dimunculkan di mana rasa gotong
royong, membantu satu sama lain sudah sangat sulit sekali kita temukan, terlebih di
kota-kota besar yang memang notabene memiliki beragam etnis, kebiasaan, dan
budaya yang berbeda beda.
Dengan adanya makalah ini penyusun mencoba menjelaskan tentang
pandangan islam tentang adab/tatakrama/ prilaku yang seharusnya dijunjung tinggi
dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bergaul satu sama
lain, dalam bidang ekonomi sosial budaya dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Adab
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan
budi pekerti, akhlak. M. Sastra Praja menjelaskan bahwa, adabyaitu tata cara
hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut
istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari
segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia
atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah
bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia
memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia mampu
menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa sombong
dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah
pemberian dari Allah swt. Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah saw. Secara
utuh dan sempurna.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh
para utusan Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal para
shadiqin. Akhlak yang baik itu merupakan sebagian dari agama dan hasil dari sikap
sungguh-sungguh dari latihan yang dilakukan oleh para ahli ibadah dan para
mutaqin.
Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan akhlak hendaknya didasarkan
atas mujahadah (ketekunan) dan latihan jiwa. Mujahadah dan riyadhah-nafsiyah
(ketekunan dan latihan kejiwaan) menurut al-Ghazali ialah membebani jiwa dengan
amal-amal perbuatan yang ditujukan kepada khuluk yang baik, sebagaimana kata
beliau: Barangsiapa yang ingin dirinya mempunyai akhlak pemurah, maka ia harus
melatih diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan pemurah, yakni dermawan, dan
gemar bersedekah. Jika beramal bersedekah dilakukan secara istiqamah, maka akan
jadi kebiasaan.
Hal ini sejalan dengan firman Allah swt :
Artinya : ... dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,,,.
Konsepsi pendidikan modern saat ini sejalan dengan pandangan al-Ghazali
tentang pentingnya pembiasaan melakukan suatu perbuatan sebagai suatu metode
pembentukan akhlak yang utama. Pandangan al-Ghazali tersebut sesuai dengan
pandangan ahli pendidikan Amerika Serikat, John Dewey, yang dikutip oleh Ali Al
Jumbulati menyatakan: Pendidikan moral terbentuk dari proses pendidikan dalam
kehidupan dan kegiatan yang dilakukan oleh murid secara terus-menerus.
Dan teman dekat dan teman duduk yang jelek akhlaknya memberikan
bahaya yang nyata dan tidak diapat dihindari bagaimana pun cara menjaganya,
berdasarkan nash dari sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Abu Musa AlAsyari radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda : Pemisalan teman duduk yang shalih dan yang jelek
akhlaknya bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi, penjual minyak
wangi dia dapat memberimu minyak wangi atau kamu membeli darinya minyak
wangi atau kamu mendapatkan bau yang wangi, adapun pandai besi, dia dapat
membakar pakaianmu atau kamu mendapat bau yang tidak sedap darinya.
2. Mencintai Karena Allah
Kedudukan Persaudaraan yang paling agung adalah ketika hal itu karena
Allah dan untuk Allah, tidak untuk mendapatkan kedudukan, atau mendapatkan
manfaat yang segera atau yang akan datang, tidak karena mendapatkan materi,
atau selainnya. Dan barang siapa kecintaannya kepada temannya karena Allah
dan persaudaraannya karena Allah sungguh dia telah mencapai puncak tujuan,
dan agar seseorang itu berhati-hati jangan sampai kecintaannya tersebut terselip
kepentingan-kepentingan duniawi yang akan mengotori dan menyebabkan
kerusakan persaudaraan.
Dan barang siapa kecintaannya karena Allah maka hendaknya dia
bergembira dengan janji Allah dan keselamatan dari kedahsyaran hari dimana
seluruh makhluk dikumpulkan pada hari kiamat. Dan dia akan dimasukkan
dibawah naungan Arsy Dzat yang Maha perkasa Jalla Jalaluhu. Abu Hurairah
radhiallahu anhu meriwayatkan, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat :
Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku, pada
hari ini Aku akan menaungi mereka di dalam naunganku di hari tidak ada
naungan selain naungan-Ku.
3. Menampakkan Senyum, Bersikap Lembut dan Kasih Sayang Kepada Sesama
Saudara Seiman
Dan sabda beliau : agama itu nasehat yaitu : Bahwa nasehat adalah
amalan yang paling utama dan yang paling sempurna dalam agama.
5. Saling Tolong Menolong antar Sesama
Kita memiliki teladan dan contoh dalam hal tersebut. Teladan yang paling
besar tentang hal tersebut dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam .
Tidaklah sisi kerasulan beliau Shallallahu alaihi wa sallam menghalangi beliau
untuk bersama-sama para sahabatnya dan memberi bantuan kepada mereka.
Diantara hal tersebut keikut sertaan beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersama
sahabatnya ketika membangun masjid Nabawi di Madinah.
6. Sesama Saudara semestinya saling Merendahkan diri diantara mereka dan tidak
sombong atau meremehkan yang Lain
Merendahkan diri itu sifat yang dituntut dan juga diperintahkan.
Sedangkan sifat angkuh adalah sifat yang terlarang dan tercela.
Iyadh bin Himar radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah mewahyukan
kepadaku agar kalian merendahkan diri sampai tidak ada seorang pun
meremehkan orang lain dan seseorang merebut jualan orang lain.
Sedangkan sifat meremehkan orang lain dan sombong adalah jalan
menuju kezhaliman, permusuhan dan kejahatan.
Dan tidak diragukan lagi bahwa
manusia
bertingkat-tingkat
merendahkan diri
dihadapan Allah
kecuali Allah
akan mengangkat
derajatnya.
7. Berakhlak yang Terpuji :
Beruntung orang yang Allah pakaikan pakaian akhlak yang terpuji. Karena
tidak seorang pun yang diberikan akhlak tersebut kecuali orang-orang akan
menyebut dirinya dengan kebaikan, dan derajatnya akan terangkat ditengahtengah mereka. Akhlak yang terpuji diantaranya dengan wajah yang berseri-seri,
bersabar ketika mendapatkan gangguan, menahan marah, dan selainnya
daripada kepribadian dan perangai yang terpuji.
Ibnu Manshur berkata : Saya bertanya kepada Abu Abdillah : Tentang
akhlak yang baik. Berkata berkata : Agar kamu tidak marahdan tidak kasar.
Dan diantara doa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika istiftah Dan
tunjukanlah kepadaku akhlak yang baik yang tidak ada yang dapat menunjukkan
kepada akhlak yang baik kecuali Engkau, dan palingkanlah dariku akhlak yang
jelek tidak ada yang memalingkan aku dari akhlak yang jelek kecuali Engkau.
8. Hati Yang Selamat
Diantara doa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam : Lepaskanlah
kedengkian di dalam hatiku dan dalam riwayat At-Tirmidzi Dan lepaskanlah
kedengkian di dalam dadaku.
Kepribadian dan perilaku yang sangat luhur kedudukannya ini, ternyata
sedikit orang berhias dengannya. Disebabkan jiwa manusia akan sangat sulit
untuk lepas dari segala jeratannya, dan untuk mengalah dari hak-haknya bagi
selainnya. Bersamaan itu pula, banyak manusia terjatuh perbuatan aniaya dan
kezhaliman. Apabila seseorang menjumpai kezhaliman manusia, kejahilan dan
kesewenang-wenangan mereka dengan hati yang selamat, dan tidak menghadapi
kejahatan mereka dengan perbuatan kejahatan semisalnya, dan tidak dengki
kepada mereka, niscaya dia akan mendapatkan kedudukan yang tinggi berupa
akhlak yang tinggi dan perangai yang luhur.
Hal mulia ini jarang dan sedikit sekal dijumpai pada manusia, akan tetapi
hal itu mudah bagi orang yang Allah mudahkan. Abu Hurairah radhiallahu anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Orang yang beriman adalah seorang yang baik dan berperangai terpuji.
Sedangkan orang yang fajir adalah orang yang jelek dan jahat perangainya.
Sabda Nabi : Orang yang beriman adalah seorang yang baik dan berperangai
terpuji , Al-Mubarakfuri mengatkaan: Di dalam An-Nihayah: Yaitu bukan
orang yang slalu membuat makar, dan dia tunduk karena ketaatan dan
kelembutannya, dan lawan kata dari al-khabbu jahat/pembuat makar.
Maksudnya bahwa orang yang beriman yang terpuji diantara tabiatnya
adalah al-ghararah(yang baik hati), tidak berlaku culas demi perbuatan jelek
dan menolak untuk mencari-cari kejelekan. Bukan dikarenakan Kebodohan
pada dirinya, akan tetapi karena sifat mulia dan akhlaknya yang terpuji.
Demikian yang dijelaskan dalam kitab Al-Mirqah.
9. Berbaik Sangka Kepada saudara Dan Tidak Memata-Matai Mereka
Sebagaimana disebutkan pada sebuah hadits bahwa Abu Hurairah
radhiallahu anhu berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Janganlah kalian berprasangka karena prasangka itu perkataan yang paling
dusta, dan janganlah kalian mencari-cari berita dan memata-matai al-hadits.
Maksud larangan prasangka disini adalah larangan terhadap prasangka
buruk. Al-Khaththabi berkata : Yaitu menerima dan membenarkan setiap
persangkaan tanpa ada kekhawatiran di dalam hati, maka sesungguhnya hal itu
tidak terkendali.
Maka hal tersebut dilarang, dan hadits ini sesuai dengan firman Allah
taala: Jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. ( Al-Hujurat : 12 )
Konteks ayat menunjukkan perintah menjaga harga diri seorang muslim
dengan sebenar-benarnya penjagaan. Karena penempatan larangan yang
didahulukan daripada tenggelam dalam sebuah prasangka. Apabila orang yang
berprasangka berkata : Saya akan membahasnya agar saya mengetahui fakta
yang sebenarnya, dikatakan kepadanya : Janganlah kamu memata-matai
11
dan
orang yang dijadikan oleh Allah sebagai perantara untuk mengadakan perbaikan
antara orang-orang yang saling memutuskan hubungan dan orang-orang yang
saling berselisih. Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahhu anhu beliau
berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Apakah kalian
mau aku beritahukan dengan apa yang lebih utama daripada derajat puasa,
shalat dan shadaqah? Para sahabat menjawab : Iya. beliau bersabda :
(Mengadakan)
kebaikan
dzatul-bain
(antara
sesama),
sesungguhnya
13
14
Karena dia mencari muka dengan kebatilan dan kedustaaan dan menyisipkan
kerusakan ditengah-tengah kaum manusia.
An-Nawawi mengatakan: Dia adalah seseorang yang mendatangi
setiap pihak dengan suatu yang mereka senangi. Dan menampakkan bahwa
dirinya termasuk bagian dari mereka dan menyalahi lawan mereka.
Perbuataannya tersebut adalah nifak yang sebenarnya.
Beliau lanjut mengatakan: Adapun yang melakukannya dnegna tujuan
mengadakan perdamaian antara kedua belah pihak maka perbuatan trsbeut
suatu yang terpuji. Selain dari beliau mengatakan: Perbedaan antara
keduanya, bahwa yang tercela adalah seseorang yang membenarkan amalan
suatu kelompok dan mencelanya dihadapan kelompok lainnya. Dan setiap
kelompok dicelanya dihadapan kelompok lainnya. Sementara yang terpuji
adalah seseorang yang datang kepada masing-masing kelompok dengan
ucapan yang penyiratkan perdamaian kepada kelompok lainnya dan
memintakan udzur masing-masing kelompok tersebut dihadapan eklompok
lainnya. Dan menyampaikan kepada kelompok tersebut segala yang baik yang
memungkinkan untuk disampakannya dan menutupi segala yang buruk.
15
BAB III
SIMPULAN
Adap terhadap sesama adalah mencintai karena allah, menampakkan senyum,
bersikap lembut dan kasih sayang kepada sesama saudara seiman, disunnahkan memberi
nasihat dan hal itu termasuk kesempurnaan persaudaraan, saling tolong menolong antar
sesama, sesama saudara semestinya saling merendahkan diri diantara mereka dan tidak
sombong atau meremehkan yang lain, berakhlak yang terpuji, berbaik sangka.
16
DAFTAR PUSTAKA
DR.Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari. 2006. Keistimewaan Akhlak Islam.
Bandung: ________ Pustaka Setia
Drs.KH.Ahmad Dimyathi Badruzzaman,M.A.2004.Panduan Kuliah Agama Islam.
Bandung: ________ Sinar Baru
Prof. Dr. Abdul Wahab khalaf, Hadits-Hadits Nabi, Gema Risalah, Perss, Bandung,
1996. ________ hal 197.
Syarifuddin Amir, MUTIARA HADITS, PT. LOGOS Wacana Ilmu. jakarta, 1997,
hlm:124
17