Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pendidikan Agama
“ETIKA PERGAULAN SESAMA MUSLIM”

Dosen :

Drs.H.M Tharib Saleh.M.P.di

Nama Mahasiswa : M. Irfani Fahrezi R


Npm : 20103155201036
Prodi : Informatika ( Reguler Malam )

Universitas Muhammadiyah Jambi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat menulis
makalah yang berjudul “Etika Pergaulan Sesama Muslim”. Makalah ini saya susun
secara sederhana.

Makalah ini dibuat berdasarkan pengetahuan dari refrensi buku dan informasi dari
internet, Semoga makalah ini dapat menjadi sarana bagi kita semua untuk
mengetahui etika kepada sesama umat muslim.
.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Untuk itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
mengharapkan adanya saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen dan Teman yang telah
memberikan saran yang baik kepada saya dalam menyusun makalah ini, tak lupa
saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pendidikan Agama
yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk membuat
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………

B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pergaulan………………………………………………………………………………….

B. Manfaat Pergaulan……………………………………………………………………..

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………… ……...

B. Saran ……………………………………………………………………………….....

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan
sehari-hari dalam persahabatan atau masyarakat. Namun tidak demikian
dikalangan remaja saat ini. Gaul menurut dimensi remaja-remaja yang katanya
modern itu adalah ikut dalam trend, mode, dan hal lainnya. Seperti sering
nongkrong atau bepergian ke tempat-tempat seperti mall, tempat wisata, ataupun
game center. Yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan
budaya konsumtif.
Yang patut disayangkan pula dari “gaul” kebanyakan remaja saat ini adalah
standar nilainya diambil dari tradisi budaya ataupun cara hidup masyarakat
nonmuslim. Contoh baju yang dipakai itu modelnya harus sesuai dengan mode-
mode yang berkembang di dunia internasional saat ini. Dan bisa kita lihat pakaian-
pakaian tersebut jarang sekali ada yang cocok dengan kriteria pakaian yang pantas
secara islam.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia
hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok,
minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas. Kalau tidak
ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak “setia
kawan”. Paradigm seperti itulah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja
masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian
makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dari tema yang diangkat berdasarkan bahan
kajian yang diperoleh diantaranya :

1. Pengertian pergaulan dalam menurut Islam.


2. Adab atau tata cara bergaul.
3. Hikmah bergaul sesama muslim.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pergaulan

Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan


individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Juga, pergaulan merupakan
salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam disekitarnya. Pergaulan
merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang tak mungkin bisa hidup
sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling
membutuhkan satu sama lain. Interaksi dengan sesama manusia juga
menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri dan juga
lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh
aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antar manusia. Namun,
pergaulan tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah membuat seorang
muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang, banyak kejadian yang dapat
membuat kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan
berbagai bentuk perilaku penyimpangan lainnya. Semua itu bersumber dari
pergaulan yang salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhan terhadap ajaran Al-
Qur’an.
Sesama muslim adalah bersaudara. Seperti tubuh yang satu dan seperti
satu bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan
sesama muslim dibalut dengan ukhuwah Islamiyah. Ada banyak hak saudara kita
atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadist Nabi :
1. Jika diberi salam hendaknya menjawab.
2. Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan.
3. Jika diundang hendaknya kita menghadirinya.
4. Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk.
5. Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke
pemakamannya.
6. Jika diminta nasihat hendaknya kita memberikannya. Juga, tidak meng-
ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya,
berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.

Dalam surat Al-Hujurat : 10-13, yang artinya :

10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu


damaikanlah(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah,supaya kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka menyeladirimu sendiri
[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman [1410] dan barangsiapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kerugiaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan jangan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

[1409] Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesame
mukmin karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai
fasik, Hai kafir dan sebagainya.

 Penjelasan

Dalam ayat 10 surah Al-Hujurat di atas. Allah SWT, menjelaskan bahwa


walaupun orang mukmin itu berbeda Bahasa, warna kulit dan adat
kebiasaanya. Namun mereka adalah satu. Oleh karena itu, sesama mukmin
harus ada rasa persandaraan yang kokoh dan rasa saling mendamaikan dalam
segala hal.

 Dikatakan dalam satu syair :

Artinya :
“Ketika mereka menyombongkan diri dengan sukunya, suku ‘Qais’ atau
‘Tamim’ maka kukatakan, hanya islamlah sebagai ayahku.”

 Dan Rasulullah bersabda :

Artinya :
Dari ri Abi Musa ra. Rasulullah saw, bersabda, “hubungan orang mukmin
dengan orang mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling
memperkokoh satu sama lain.” (muttafaq ‘alaih)

Dalam ayat 11, Allah menegaskan bahwa sesama orang mukmin dilarang
saling mengolok-olok. Dalam ayat 12, Allah melarang orang mukmin untuk
berpraduga kepada orang lain, karena memang kebanyakan dari praduga itu
menjurus kepada segi yang negatif.
Larangan berikutnya dalam ayat itu adalah mencari-cari kesalahan orang atau
menceritakan keburukan orang lain (ghibah). Dalam ayat 13, secara garis besar
Allah menggambarkan bahwa kedudukan manusia itu sama disisi Allah
meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras.

B. Manfaat Pergaulan
Telah dijelaskan dalam sabdanya bahwa, rasulullah bersabda, “seseorang itu
menurut agama temannya, karena itu hendaknya seseorang diantara kalian melihat
dengan siapa dia bergaul.” (HR. Adu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Karena itu tidak heran apabila seseorang itu merupakan guru bagi orang lain di
sekitarnya. Kepribadian seseorang itu dapat menular atau tertular orang lain.
Demikian halnya dalam etika, pergaulan dan hubungannya dengan orang lain.
Penularan itu disebabkan oleh pengaruh kedekatan dan pengaruh cinta. Dan tidak
berdiam diri kecuali dia adalah sebuah duplikasi, yang mengulang-ngulang
perkataannya, yang menampakkan perilakunya dalam perbuatan-perbuatan nya
yang tanpa disadari.

Imam Ali RA berkata, “Bergaullah dengan orang yang bertaqwa dan berilmu,
niscaya kalian bisa mengambil manfaatnya, karena bergaul dengan orang yang suka
berbuat baik bisa diharapkan (kebaikannya). Jauhilah kerusakan, sungguh jangan
bergaul dengan orang-orang yang rusak moralnya, karena bergaul dengan mereka
akan menular kepada Anda. Janganlah menjalin hubungan dengan orang yang hina
(rendah akhlaknya) karena itu akan menular kepadamu. Pilihlah temanmu.” Adapun
manfaat bergaul, yaitu :

a) Ajang memastikan diri sendiri

Anak bisa melihat apakah dirinya populer di lingkungan teman-temannya


atau tidak. Sebab, yang terlihat jalan bareng teman adalah anak-anak yang
sudah terpilih didalam per group-nya. Untuk terpilih terpilih didalam per
group biasanya harus memiliki persyaratan tertentu. Jika anak terpilih berarti
ia sudah diterima di lingkungan per group-nya dan ini bisa membuat anak
lebih percaya diri, ia pun akan lebih memahami identitas dirinya.

b) Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan pertemanan

Banyak hal yang bisa dilakukan saat jalan bareng teman, mereka bisa tukar
pikiran, sharing, saling membantu, saling mengingatkan, dan lainnya. Secara
langsung hal ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi
sosial. Kegiatan ini pun akan meningkatkan kemampuan anak dalam ikatan
pertemanannya.

c) Memenuhi kebutuhan otonomi

Saat jalan bareng teman, anak bisa dan bebas menentukan sendiri apa yang
ia mau. Hal ini membuatnya senang karena otonominya saat itu digunakan
dengan lebih leluasa, bebas dari aturan yang mungkin menurutnya
mengekang. Selama hal tersebut wajar, tidak masalah.

d) Memperkaya pengalaman

Pengalaman anak terhadap dunia luar akan meningkat. Misalnya, ketika


menonton film di bioskop, ia tahu banyak informasi yang disajikan di film
tersebut; ketika makan di restoran, ia jadi tahu bahwa makanan di restoran
berbeda dari masakan dirumah; ketika bermain di game zone, ia tahu situasi
dan kondisinya yang begitu ramai dan riuh; ia juga bisa bertemu dengan
berbagai karakter orang beserta gaya dan model berbusananya; ia tahu apa
saja yang sedang tren pada saat itu, dan banyak lagi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,
dapat juga oleh individu dengan kelompok. Juga, pergaulan merupakan salah satu
cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya.

Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu
bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan sesama
muslim dibalut dengan ukhuwah Islamiyah. Ada banyak hak saudara kita atas diri
kita, diantaranya sebagaimana dalam hadist Nabi :
1. Jika diberi salam hendaknya menjawab.
2. Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan.
3. Jika diundang hendaknya kita menghadirinya.
4. Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk.
5. Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke
pemakamannya.
6. Jika diminta nasihat hendaknya kita memberikannya. Juga, tidak meng-ghibah
saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha
membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.

 Manfaat Pergaulan

Telah dijelaskan dalam sabdanya bahwa, rasulullah bersabda, “seseorang itu


menurut agama temannya, karena itu hendaknya seseorang diantara kalian
melihat dengan siapa dia bergaul.” (HR. Adu Dawud dan Tirmidzi dari Abu
Hurairah).
a) Ajang memastikan identitas diri.
b) Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan pertemanan.
c) Memenuhi kebutuhan otonomi.
d) Memperkaya pengalaman.

B. Saran

Pergaulan dan persahabatan yang baik tidak sampai putus karena permasalahan ya
ng tidak prinsip dan sepele atau karena informasi negatif yang belum jelas
kebenarannya terhadap sahabat kita. Sebab sebagai sahabat sesama muslim
mempunyai kewajiban terhadap saudaranya untuk saling tolong menolong. Allah
SWT berfirman : “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa dan
jangan saling menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan”. (Q.S. Al-
Maidah : 2).
DAFTAR PUSTAKA

 Al-Maraghy, Ahmad Mustapa, Tafsir Al-Maraghy, Mustapa Al-Baby Al-


Halabi, Mesir, 1969

 Al-Bukhari, Al-Imam, Sahih Al-Bukhari, Jilid !, Dar At-Taqwa, Cairo,


2001

 H.A Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah Kelas XI


Semester I dan II. Bandung: CV Armico.

 H.A Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah Kelas XII
Semester I dan II. Bandung: CV Armico.

Anda mungkin juga menyukai