Disusun Oleh:
Muhammad Irfani Fahrezi R
(20103155201036)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................... .4
1.2 Tujuan Pembelajaran.............................................................. 5
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................4
BAB 2 ISI.................................................................................................5
2.1 Penjadwalan Proses................................................................5
2.2 Strategi Penjadwalan...............................................................6
2.3 Algoritma dalam Penjadwalan Proses…………………..………8
BAB 3 PENUTUP....................................................................................11
3.1 Kesimpulan.............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran atau tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut kriteria tertentu.
dimana kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan antara lain :
Agar semua pekerjaan memperoleh pelayanan yang adil (firness).
Agar pemakaian prosesor dapat dimaksimumkan.
Agar waktu tanggap dapat diminimumkan.
Agar pemakaian sumber daya seimbang.
Turn arround time, waktu sejak program masuk ke system sampai proses selesai.
Efesien, proses tetap dalam keadaan sibuk tidak menganggur.
Agar terobosan (thoughput) dapat dimaksimumkan.
Terdapat 3 tipe penjadwal berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang kompleks,
yaitu:
Penjadwal jangka pendek (short term scheduller) Bertugas menjadwalkan alokasi pemroses di antara
proses-proses ready di memori utama Penjadwalan dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk
memilih proses berikutnya yang harus dijalankan.
Penjadwal jangka menengah (medium term scheduller) Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses
mungkin menunda sebuah eksekusi karena membuat permintaan layanan masukan/keluaran atau
memanggil suatu system call. Proses-proses tertunda tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai
sampai kondisi-kondisi yang menyebabkan tertunda dihilangkan. Agar ruang memori dapat bermanfaat,
maka proses dipindah dari memori utama ke memori sekunder agar tersedia ruang untuk proses-proses
lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk sejumlah proses aktif. Aktivitas pemindahan proses yang
tertunda dari memori utama ke memori sekunder disebut swapping. Proses-proses mempunyai
kepentingan kecil saat itu sebagai proses yang tertunda. Tetapi, begitu kondisi yang membuatnya tertunda
hilang dan dimasukkan kembali ke memori utama dan ready.
Penjadwal jangka panjang (long term scheduller) Penjadwal ini bekerja terhadap antrian batch dan
memilih batch berikutnya yang harus dieksekusi. Batch biasanya adalah proses-proses dengan penggunaan
sumber daya yang intensif (yaitu waktu pemroses, memori, masukan/keluaran), program-program ini
berprioritas rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk) selama periode aktivitas job-job
interaktif rendah.
Algorima ini merupakan proses antrian, yang mana proses akan mendapatkan jatah waktu
sebesar time quantum. Jika waktu quantumnya selesai maka prosesnya pun selesai. Proses ini
merupakan proses yang adil karena tidak ada proses yang didahulukan, semua proses
mendapatkan jatah waktu yang sama yaitu 1/n.
Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time quantum. Jika
time quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses tidak akan selesai dalam
1 quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU memerlukan
waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain (disebut dengan context switches time).
Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan berjalan seperti
algoritma first come first served yang mana yang dating dahulu akan dilayani terlebih
dahulu.Time quantum yang ideal adalah jika 80% dari total proses memiliki CPU burst time
yang lebih kecil dari 1 time quantum.
Algoritma ini merupakan algoritma yang mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika
suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih
rendah. Hal ini akan sangat menguntungkan karena akan menggunakan waktu yang sedikit
dalam pengerjaan proses-proses tersebut. Demikian pula dengan proses yang menunggu lama
maka prose ini akan dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan begitu CPU akan bekerja
dengan penuh dan M/K dapat terus sibuk. Semakin rendah tingkatnya, panjang CPU burst proses
juga semakin panjang.
Pada algoritma ini setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst
time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan karena
hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan
bahwa algoritma ini adalah algoritma yang optimal.
Contoh: Ada 4 buah proses yang datang berurutan yaitu P1 dengan arrival time pada 0.0 ms
dan burst time 7 ms, P2 dengan arrival time pada 2.0 ms dan burst time 4 ms, P3 dengan arrival
time pada 4.0 ms dan burst time 1 ms, P4 dengan arrival time pada 5.0 ms dan burst time 4 ms.
Hitunglah waiting time rata-rata dan turnaround time dari keempat proses tersebut dengan
mengunakan algoritma SJF. Average waiting timerata-rata untuk ketiga proses tersebut adalah
sebesar (0 +6+3+7)/4=4 ms.
Priority scheduling juga dapat dijalankan secara preemptive maupun non preemptive. Pada
preemptive, jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada
proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan tersebut dihentikan, lalu CPU
dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut. Sementara itu, pada non-preemptive, proses
yang baru datang tidak dapat menganggu proses yang sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di
depan queue.
Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking( starvation).
Suatu proses dengan prioritas yang rendah memiliki kemungkinan untuk tidak dieksekusi jika
terdapat proses lain yang memiliki prioritas lebih tinggi darinya. Solusi dari permasalahan ini
adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas dari setiap proses yang menunggu dalam queue
secara bertahap. Contoh: Setiap 10 menit, prioritas dari masing-masing proses yang menunggu
dalam queue dinaikkan satu tingkat. Maka, suatu proses yang memiliki prioritas 127, setidaknya
dalam 21 jam 20 menit, proses tersebut akan memiliki prioritas 0, yaitu prioritas yang tertinggi
(semakin kecil angka menunjukkan bahwa prioritasnya semakin tinggi).
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang sama) untuk
membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai, sehingga setiap proses
(pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem
harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login
dan juga berapa lama pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai
login dibagi dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah
waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses
yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses
yang telah diperuntukkan proses itu. Rasio 0,5 berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa
yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu
CPU miliki. Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik
ketingkat lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke
sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.
BAB III
PENUTUP
Sasaran atau tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut kriteria tertentu.
dimana kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan antara lain :
Pada sistem operasi ada tiga tipe penjadwalan , yaitu penjadwalan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
Sedangkan penjadwalan nya dibagi menjadi dua,yaitu non-preemtive dan penjadwalan
secara preemptive.
DAFTAR PUSTAKA
ssinggih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1785/TOT-SistemOperasi4-6.pdf
http://ryan532.blogspot.co.id/2014/11/penjadwalan-proses-pada-sistem-operasi.html
https://aristysaputri3.wordpress.com/sistem-operasi/penjadwalan-proses/