Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH TEMAN BERGAUL

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Nanang Hidayat (21010110)


2. Rizalul Ghoisi (21010112)
3. Eka Prasetio Budianto (21010013)
4. Beerty Aprilian (21010014)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMIYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
KATA PENGANTAR

Bissmilahirrohmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Pengaruh Teman Bergaul” dengan lancar dan
tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Dan
keluarga-nya, juga para sahabat-nya, serta para pengikut-nya yang serta sampai
akhir zaman.
Makalah ini adalah makalah yang dapat memotifasi kita untuk menyadari
tentang pentingnya peran lingkungan pertemanan dalam berlangsungnya kehidupan,
baik dari segi agama, norma masyarakat, dsb.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam isi, tata Bahasa, maupun susunan kalimatnya. Berkat dorangan serta do'a dari
berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan yang kami hadapi, Alhamdulillah dapat
teratasi. Namun kami tetap menerima dan mengaharapkan kritik serta saran dari
pembaca yang menuju ke arah kebaikan dalam makalah ini.
Semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita,
khususnya kami sebagai penyusun dan para pembaca umumnya. Aamiin

i
DAFTAR ISI

COVER PENGESAHAN

KATA PENGHANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

1.4 Manfaat................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Pergaulan.......................................................................... 3

2.2 Dasar Hukum....................................................................................... 3

2.3 Dampak Dalam Memilih Teman Bergaul......................................... 4

2.3.1 Manfaat Berteman Dengan Orang “Baik”................................... 5

2.3.2 Mudharat Berteman Dengan Orang “Kurang Baik”.................... 5

BAB III PENUTUP............................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 8

3.2 Saran.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pergaulan adalah tantangan yang dihadapi semua orang, namun anak muda,
khususnya generasi milenial, memiliki tantangan yang lebih besar. Pada usia millenial,
keinginan untuk memiliki pergaulan yang luas mendapat landasan psikologis atas
nama upaya pencarian jati diri, sekalipun pergaulan bebas. Banyak faktor penyebab
terjadinya pergaulan bebas, diantaranya kurangnya ilmu agama, minimnya
pengawasan orangtua, ekonomi keluarga, broken home, sosial media, dan kondisi
lingkungan. Dalam konteks demikian, lingkungan teman sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter seseorang. Bagi remaja, teman merupakan relasi yang menjadi
tempat ternyaman mengeluarkan curahan hatinya. Karenanya, seseorang harus selektif
dalam mencari teman. Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama,
pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur


bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat
mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat
bergaul dengan teman-teman yang kurang baik, sebaliknya manfaat yang besar akan
didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik.

Dalam agama Islam, dianjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik,


bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita
tidak bergaul dengan orang kafir, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter
kurang baik lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan
dan niat untuk memperbaiki dan belajar bersama ke arah yang lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pergaulan?

2. Bagaimanakah pandangan Islam mengenai teman bergaul?

3. Bagaimanakah ciri-ciri teman yang baik menurut Islam?

4. Apa saja manfaat berteman dengan orang yang “baik”?

5. Apa saja mudharat berteman dengan orang yang “kurang baik”?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami makna dari pergaulan.

2. Mengetahui dan memahami pandangan Islam tentang teman bergaul.

3. Mengetahui ciri-ciri teman yang baik menurut Islam.

4. Mengetahui manfaat dan mudharat dalam memilih teman bergaul.

1.4 Manfaat
1. Memperluas wawasan mengenai besarnya pengaruh teman dalam bergaul.
2. Mendorong diri agar dapat bergerak ke arah yang lebih baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergaulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pergaulan” memiliki arti


menjalin pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat. Istilah pergaulan juga berarti
kegiatan manusia untuk membaur bersama manusia lainnya dan berinteraksi satu sama
lain.

Pengertian lain tentang pergaulan yaitu, dilansir dari buku Aturan Sopan
Santun dalam Pergaulan, Sri Widayati, S.Pd., (2020:29), pergaulan adalah hubungan
sosial antar manusia yang berlangsung di dalam jangka waktu yang relatif lama,
sehingga saling memengaruhi satu sama lain.

Menurut ajaran Islam, pergaulan dapat berwujud hikmah silahturahmi,


persahabatan, juga perbuatan saling membantu atau saling tolong menolong. Dalam
islam pergaulan diatur sedemikian mungkin sehingga menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti halnya konflik dan lain sebagainya.

2.2 Dasar Hukum

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan


tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak
wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu
minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak,
engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap
mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

3
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini
terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan
teman yang jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan
bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap
wara’, ilmu, dan adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang
buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” (Syarh
Shahih Muslim 4/227)

Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini


menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama
maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-
orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul Bari 4/324)

2.3 Dampak Dalam Memilih Teman Bergaul

Islam melalui ajarannya baik dalam Al-Quran ataupun Hadist telah


membimbing umat manusia untuk berhati-hati dalam memilih teman. Hal tersebut
bukan berarti harus menutup diri dan tidak memperbanyak perkenalan, akan tetapi kita
tetap harus hati-hati untuk menentukan teman terdekat.

Sebelum mengetahui dampak-dampak tersebut, tentu sudah seharusnya kita


mengetahui bagaimana ciri-ciri teman yang “baik” terlebih dahulu.

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :


“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima
sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik,
bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul
Qashidin 2/36).

Kemudian beliau menjelaskan : “Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan
berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu
tapi justru dia malah mencelakakanmu.

Yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahai segala
sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan
kepada orang lain. Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena

4
betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa
nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya.

Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang
tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak
aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia
akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya. (Mukhtashor Minhajul
Qashidin, (2/ 36-37)
Setelah mengetahui ciri-ciri teman yang baik, maka barulah dapat
disimpulkan bagaimana dampak-dampaknya kepada diri kita.
2.3.1 Manfaat Berteman dengan Orang yang “Baik”

Kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba yang berteman dengan


orang yang shalih lebih banyak dan lebih utama daripada harumnya aroma
minyak wangi. Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi
dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu nasihat. Dia juga akan
mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Dia juga senantiasa
memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua,
menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia juga
mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun
bersikap.

Jika kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas, masih ada


manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih. Minimal
diri kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatn buruk dan maksiat.

Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan


mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia
juga akan senantiasa menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak, dia juga
akan memberimu manfaat dengan kecintaanya dan doanya kepadamu, baik
ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau tiada. Dia juga akan
membantu menghilangkan kesulitanmu karena persahabatannya denganmu dan
kecintaanya kepadamu. (Bahjatu Quluubil Abrar, 148)

2.3.2 Mudharat Berteman Dengan Orang yang “Kurang Baik”

5
Sebaliknya, bergaul dengan teman yang kurang baik juga ada dua
kemungkinan yang kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan
ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman kita.

Syaikh As Sa’di rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman


dengan teman yang kurang baik memberikan dampak yang sebaliknya. Orang
yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman
dengannya, dapat mendatangkan keburukan dari segala aspek bagi orang yang
bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab
keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti
sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik mereka sadari maupun tidak.

Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah yang paling besar
bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya taufik berupa teman
yang baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya
dengan teman yang buruk. (Bahjatu Qulubil Abrar, 185)

Memilih teman yang kurang baik akan menyebakan rusak agama


seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh
teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus
dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah berikut :

“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya


berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul.
Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai
teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an
sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong
manusia” (Al Furqan:27-29).

Jika dikupas lebih dalam lagi, mudharat yang ad ajika kita memilih
teman yang kurang baik salah satunya adalah terjerumusnya kita ke dalam
pergaulan bebas. Berikut adalah ciri-ciri pergaulan bebas:

• Memiliki rasa ingin tahu yang berlebih pada hal yang bersifat negatif.
• Melakukan pemborosan uang dan membeli barang-barang yang kurang
penting.

6
• Meminum-minuman beralkohol bahkan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
• Kecanduan menonton konten pornografi, bahkan melakukan seks bebas.
• Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin
melawan, atau rasa malas.

Meski seperti itu, bukan berarti kita bebas menghakimi seseorang atau
kelompok, memberikan label buruk dan kurang baik kepada mereka, sehingga
kita tidak menghormati mereka bahkan mengujar kebencian tentang mereka.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Memilih teman dalam bergaul merupakan salah satu aspek eksternal yang
penting dalam kehidupan kita, akan berdampak kepada diri kita sendiri dan orang-
orang terdekat kita, sesuai dengan apa yang kita pilih. Allah telah mengatur segala hal
di dunia dan di akhirat, termasuk bagaimana caranya memilih teman bergaul, dimana
agama Islam sebagai “wadahnya”.

Selain daripada ajaran Islam sendiri, menyangkut kehidupan bersosial,


memilih teman bergaul juga merupakan hal yang akan berpengaruh besar dalam
kehidupan kita. Salah satu cara menghindari hal negatif yaitu dengan memilih teman
bergaul yang baik. Namun meski seperti itu, bukan berarti kita membatasi relasi kita
terhadap pergaulan dunia luas, lebih tepatnya kita haruslah membatasi “kedekatan”
kita dengan orang-orang yang “kurang baik”. Dalam kata lain jika kita sulit menjadi
orang baik, maka jadikanlah diri kita sebagai orang baik.

3.2 Saran

Dalam pengumpulan materi pembalasan diatas tentunya kami banyak


mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan banyak terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sri Widayati, S.Pd., 2008. Aturan Sopan Santun Dalam Pergaulan. Semarang: PT. Sindur
Press

https://www.liputan6.com

https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html

Anda mungkin juga menyukai