BAB I
PENDAHULUAN
Karakter Religius merupakan sikap atau perilaku yang melekat pada manusia
sesuai dengan agama yang dianut nya, serta mampu hidup bertoleransi dengan
penganut agama lainnya. Karakter ini juga sangat penting tumbuh di dalam diri
manusia dapat dilihat dari cara berbicara nya,cara ia bertoleran dengan agama lain
kehidupan setiap hari, pasalnya pada zaman ini sudah banyak budaya asing masuk
zaman pada saat ini cukup menuai banyak sorotan terlebih pada masyarakat, hal ini
yang dilakukan sehari hari dan dianggap hal lumrah.misalnya mahasiswa yang
berbicara dengan tidak sopan terhadap orang tua dan masih banyak lagi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yakni sebagai
berikut:
mahasiswa?
2. Bagaimana alternatif lain agar mahasiswa tetap memiliki sikap religius dan
1.3 TUJUAN
BAB III
PEMBAHASAN
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain. Adapun Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau
berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai,
moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain. Sedang para ahli memaknai karakter secara beragam,
diantaranya :
dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan
mengakar pada
Karakter religius yang melekat pada diri seseorang terlihat dari cara seseorang
banyak.pada dasarnya agama dapat dijadikan nilai dasar Karakter yang nantinya akan
Karakter religius bisa dibentuk sejak dini, semua ini bisa dilatih baik dari karakter
bersabda“Tiga hal yang jika terdapat pada diri seseorang maka dengannya ia
akan merasakan manisnya iman: Yaitu barangsiapa yang Alloh dan Rosulnya
lebih ia cintai dari pada keduanya, mencintai seseorang yang tidak dicintainya
kecuali karena Alloh, dan benci untuk kembali kepada kekufuran setelah
5
sehingga Aku lebih dicintai dari pada orang tua dan anaknya serta manusia
berlaku adil di sisi alloh memiliki mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya di
sebelah kanan Yang Maha Pemurah Azza Wa Jalla kedua tangan-Nya adalah
kanan. Yaitu mereka yang bersikap adil terhadap diri mereka, keluarga, dan
meminta-minta kepada orang lain, yang ada kalanya dia diberi atau tidak.
5. Berbakti kepada orang tua “Dari Abu Hurairoh Rodhiallohu ‘Anhu, ia bekata,
kedua orang tuanya setelah tua, baik salah satunya ataupun keduanya, tapi
sekedar berwajah ceria tat kala bertemu dengan saudaramu” (HR. Muslim)
8. Jujur “Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiallohu ‘Anhu , dari Nabi sholallohu
neraka, dan sungguh seorang laki-laki bisa berdusta sehingga ditulis di sisi
“Dari Jarir bin Abdulloh, dari Nabi sholallohu ‘alaihi wasalam, beliau
Muttafaqun ‘Alaih)
bagian dari keimanan, dan keimanan berda di surga. Sedangkan tindakan atau
ucapan kotor adalah bagian dari perangai yang kasar, dan perangai yang kasar
dihinggapi kekejian, maka akan tercela. Dan setiap sesutu yang dibarengi rasa
Majah)
bersabda,“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu kia berbicara berdusta; jika
Muslim)
11. Pemaaf “Dari Abu Hurairoh Rodhiallohu ‘Anhu, dari Rosululloh sholallohu
(HR. Muslim)
ash-Shaghiir.II/378)
13. Rendah hati Dari Iyadh bin Himar Rodhiallohu ‘Anhu ia berkata, Rosululloh
kepadaku agar kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak seorang pun
8
membanggakan diri terhadap yang lain, dan tidak seorangpun menuntut yang
14. Tanggung jawab Dari Ibnu ‘Umar dari Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Salam
bersabda, “setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
15. Tolong menolong “Dari Abu Abdurrahman Zaid Ibnu Kholid Al-Juhani
menjangga dengan baik keluarga orang yang beperang maka berarti ia telah
dari berbagai sumber, berikut karakter buruk manusia yang tercantum dalam Al-
Qur'an:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." (QS. Al-
Ma’arij: 19) Dari ayat di atas, dapat kita temukan salah satu sifat manusia yaitu
suka berkeluh kesah, ketika menghadapi musibah dan masalah sekecil apa pun. Ini
adalah sifat asal saat penciptaan manusia. Namun demikian, sebenarnya sifat ini
memiliki hikmah tersendiri. Baca juga: Fakhitah binti Abi Thalib, Saksi Sejarah
Perjalanan Isra Mi'raj Nabi SAW Misalnya, ketika manusia diberi ujian. Masalah
9
adalah salah satu ujian Allah untuk hamba-Nya. Dua hal yang tidak bersifat
permanen di dunia ini dan sering menjadi masalah bagi hamba adalah kesehatan
dan rezeki. Namun, perubahan siklus kesehatan dan rezeki bertujuan sebagai
sarana pengajaran. Orang yang selalu dekat dengan Allah akan selamat dari
kelemahan karakteristik ini. Saat diuji, ia akan langsung menyerahkan diri kepada
2. Bersifat kikir. Manusia sangat tamak dan suka menumpuk-numpuk harta. Namun,
jika dijalankan sesuai ajaran agama, menjauhi sifat tamak ini adalah jalan menuju
3. Berlaku adil adalah tindakan yang terkadang kurang mudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kaum Madyan yang tidak berlaku adil, akhirnya diazab
oleh Allah, seperti dalam firman-Nya, “Dan Syu'aib berkata, ‘Hai kaumku,
cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan
muka bumi dengan membuat kerusakan.” (QS. Hud: 85). Betapa pun sulitnya
menghindari tabiat yang sudah Allah lekatkan dalam diri manusia, dengan bertobat
1. Mengambil risiko. Seperti halnya seorang atlet yang perlu belajar dari
orang yang lebih baik, apa pun hasil yang diraih. Mengambil risiko berarti
tanggung jawab ekstra di tempat kerja, meskipun Anda tidak yakin mampu
sesuatu, carilah alasan untuk bertindak. Beranikan diri untuk ikut pendakian
tebing bersama kawan-kawan, bahkan jika Anda belum pernah belajar cara
dari pembelajaran seumur hidup. Jika Anda ingin menjadi sumber inspirasi
memperbaiki diri sendiri hari demi hari. Mengambil langkah kecil menuju
pembangunan karakter. Pilih satu hal yang ingin Anda kerjakan pada suatu
waktu. Mungkin Anda ingin menjadi pendengar yang lebih baik bagi
pasangan, atau lebih berkomitmen pada pekerjaan. Lakukan setiap hari sedikit
demi sedikit dan membangun keterampilan secara perlahan. Hal yang wajar
jika Anda sesekali bercermin pada diri Anda di masa muda dan merasa malu
kebiasaan yang bersifat alamiah dan menjadi ciri khas yang dimilikinya, sehingga
karakter Islami seseorang sangat berkaitan erat dengan kebiasaan yang dilakukannya.
Oleh karena itu untuk menjadikan mahasiswa berkarakter baik, perlu ditanamkan
sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak, sehingga orang tua menjadi faktor
utama dalam membangun karakter anak, peran dan tugas orang tua adalah sebagai
input selain dari sasaran input dan sarana input. Dengan demikian, keluarga
memberikan andil yang cukup kuat dalam membentuk output dan outcome seseorang.
yang tepat dalam membentuk karakter Islami mahasiswa. Salah satu solusi yang
karakter juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan agama dengan semua mata
iman, taqwa dan memiliki karakter yang baik dalam mempraktekkan ajaran–
13
ajarannya Islam berdasarkan Alquran dan Hadis. Proses ini dilakukan melalui
bimbingan, pengajaran, pelatihan dan pengalaman (Mohd Nor & Malim, 2014)
melakukan sikap yang berkaitan dengan moral yang ditunjukkan melalui tindakan
pembelajaran integrasi ilmu. Integrasi ilmu merupakan salah satu bentuk dari
integrasi kurikulum, hal ini disebabkan dalam integrasi kurikulum baik dosen
pendidikan karakter.
intinya adalah dengan melakukan integrasi kurikulum. Seperti dinyatakan oleh Kaur
dan pembelajaran yang didasarkan pada filosofi dan kepraktisan dan integrasi
14
kurikulum terjadi ketika materi yang dipelajari dihubungkan secara bermakna dengan
bahwa 65,1% dari 63 kampus dasar yang diamati di Jakarta telah secara efektif
yang dihasilkan adalah mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam hal
pengetahuan dan karakter yang baik pula. Hal ini disebabkan pembentukan karakter
penerapan Karakter di perguruan tinggi didasarkan pada lima pilar utama yaitu : 1.
Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu : Karakter bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan
(Susanti, 2013).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karakter berbasis nilai religi ini pada dasarnya merupakan pendidikan yang
nilai karakter dan nilai-nilai keagamaan. Dalam hal ini, agama sangat erat kaitannya
dengan karakter dan karakter berhubungan dengan akhlah manusia. Karakter berbasis
luar kelas. Pendidikan dengan basis ini, dapat dengan melalui Pendidikan Agama.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa belajar pendidikan agama disini bukan hanya
belajar saja untuk memperoleh nilai. Melainkan belajar dengan menumbuhkan dan
religi. Misalkan, dengan kultur kampus dan kurikuler. Dimana kultur kampus dapat
Dapat dicontohkan seperti Sholat Dhuha setiap hari bagi guru, siswa, karyawan, dan
luar kontek belajar utama, misalkan dengan mengikuti organisasi kampus yang
berbasis karakter tentu banyak mengalami kendala. Akan tetapi kendala yang muncul
tidak terlalu mengganggu, hanya saja hal ini perlu untuk dikaji ulang. Seperti
16
kompetensi guru dalam mendidik karakter dimana hal tersebut dirasa belum
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang berpendidikan dan dipersiapkan sebagai
tenaga pendidik, tentunya harus dapat mengenal dan memahami tentang nilai-nilai
karakter. Tidak hanya itu, akan tetapi sebagai calon tenaga pendidik, juga harus dapat
memaknai dan melaksanakan nilai-nilai karakter tersebut dalam diri. Sehingga akan
diperoleh dan lahir tenaga pendidik yang beriman, bertaqwa, bernilai karakter,
bermoral, dan bermartabat sesuai dengan ideologi Bangsa Indonesia yakni Pancasila.
17
DAFTAR PUSTAKA