Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI PEMBENTUKAN KARAKTER KEPALA SEKOLAH

Dinamika kelompok menurut Yacobs, Harvill, dan Manson (1994) merupakan


kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik melalui interaksi yang
terjadi antar anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada
perkembangan kelompok.
Dinamika kelompok sebagai suatu metoda dan proses, merupakan salah satu
alat manajemen untuk menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal, agar
pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan produktif. Sebagai metoda,
dinamika kelompok, membuat setiap anggota kelompok semakin menyadari siapa
dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok dengan segala
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kesadaran semacam ini perlu diciptakan
karena kelompok atau organisasi akan menjadi efektif apabila memiliki satu tujuan, satu
cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diciptakan dan disepakati bersama dengan
melibatkan semua individu anggota kelompok tersebut sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah khususnya pada dimensi kompetensi kepribadian dan sosial
mensyaratkan bahwa seorang kepala sekolah diharapkan menguasai kompetensi
Kegiatan dinamika kelompok pada Diklat Calon Kepala Sekolah
Setelah mengikuti kegiatan dinamika kelompok dalam Diklat Calon Kepala
Sekolah Sekolah, peserta mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah pada dimensi:
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan akhlak mulia, menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas dan tanggung jawab sebagai pemimpin sekolah
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Dimensi Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
3. Dimensi Kompetensi Kepemimpinan pembelajaran
a. Menyusun pemecahan masalah pembelajaran dalam rangka pengembangan
b. sekolah
c. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
d. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
e. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
f. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah/madrasah.
g. Bekerja keras ,Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar calon kepala sekolah
Rambu-rambu nilai kepemimpinan dalam pelaksanaan kepemimpinana kepala
sekolah Kekompakan, kreativitas, kerjasama, keaktifan, tanggung jawab, rasa ingin
tahu akan hal baru, dan menumbuhkan motivasi diri dalam semangat kerja.

Konsep Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Bass (dalam Dhewanto (2013) menyatakan kepemimpinan merupakan


kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain dalam melaksanakan keinginannya.
Kata kunci kepemimpinan adalah pengaruh. Kepala sekolah dipandang berkontribusi
dalam perkembangan sekolah apabila terjadi peningkatan prestasi akademik peserta
didik. Hal ini terlepas dari pandangan teori mana yang paling efektif untuk diaplikasikan.
Bilamana kepala sekolah dalam kepemimpinannya mampu mempengaruhi seluruh
warga sekolah untuk mencapai visi sekolah, maka dapat dikatakan bahwa kepala
sekolah tersebut efektif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki tanggung jawab agar
semua guru yang dipimpinnya mampu mengelola pembelajaran yang berorientasi
kepada peningkatan prestasi peserta didik. Daresh dan Playco (1995) mendefinisikan
kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih
baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Brundrett dan
Davies (2010) menyatakan dimensi Kepala Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
yaitu menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah, mengelola program pembelajaran, dan
mempromosikan iklim belajar yang positif.
Kepala Sekolah mengelola program pembelajaran, yaitu melakukan supervisi
dan melakukan evaluasi pembelajaran, mengkordinasikan kurikulum, dan memantau
perkembangan siswa serta mengelola iklim belajar di sekolah yang kondusif. Misalnya
melindungi waktu belajar, mengupayakan pengembangan profesional, memelihara dan
memperbaiki performa sekolah, menyediakan dana bagi pengembangan guru untuk
memenuhi standar, menyediakan dana untuk pembelajaran. Berdasar tujuan sekolah,
Kepala sekolah mengelola sumber daya manusia, Sarana prasarana dan pembudayaan
iklim belajar yang positif untuk pencapaian prestasi siswa agar meningkat.
Kepala sekolah sebagai pemimimpin pembelajaran harus mampu berperan
sebagai educator, ,manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan
entrepreneur. Kemampuan kepala sekolah dalam facilitating, coaching, dan mentoring
akan mempengaruhi implementasi peran dalam kepemimpinan pembelajaran.
COACHING
Whitemore (2018:14) menyatakan bahwa coaching merupakan kegiatan
pembinaan yang membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka
sendiri, yang membantu mereka untuk belajar daripada mengajar mereka.
Menurut Stone (2007:11) Coaching adalah proses dimana individu mendapatkan
keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk
mengembangkan diri secara profesional dan menjadi lebih efektif dalam pekerjaan
mereka.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik simpulan bahwa Coaching
adalah pembimbingan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan
kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.

DEFINISI MENTORING
Menurut Crawford (2010) Mentoring merupakan “Hubungan interpersonal dalam
bentuk kepedulian dan dukungan antara seseorang yang berpengalaman dan
berpengetahuan luas dengan seseorang yang kurang berpengalaman maupun yang
pengetahuannya lebih sedikit”.
Menurut Zachary (2005) Mentoring merupakan “Hubungan pembelajaran timbal
balik dan kolaaboratif antara dua orang atau lebih yang memiliki tanggungjawab dan
tanggunggugat/akuntabilitas yang sama untuk membantu mentee bekerja mencapai
sasaran pembelajaran yang jelas dan didefinisikan bersama”.
Mentoring adalah proses pembelajaran yang dilakukan dari orang yang jauh
lebih berpengalaman (mentor) ke orang yang kurang berpengalaman (mentee) dalam
bidang tertentu.
Strategi Implementasi Coaching and Mentoring
a. Jadikan mengembangkan orang lain sebagai prioritas Anda
Selalu lebih mudah membuang orang daripada mengembangkan mereka.
Namun kebanyakan orang tidak menyadari bahwa membuang orang
memang mudah tapi harganya mahal, seperti hilangnya produktivitas,
besarnya beban biaya pengembangan untuk staff baru, serta moralitas
yang rendah. Jika Anda ingin mengembangkan orang lain, Anda harus
menjadikannya sebagai prioritas utama Anda.
b. Tetapkan prioritas : siapa yang hendak Anda kembangkan
Tentu kita tidak dapat mengerjakan segala sesuatu secara maksimal
dalam waktu yang sangat terbatas. Untuk itu perlu ditetapkan prioritas,
siapa orang yang terbaik yang hendak Anda kembangkan.
c. Kembangkan hubungan terlebih dahulu sebelum memulainya Para pemimpin
terbaik memahami nilai penting sebuah hubungan dengan kesuksesan, sisihkan
waktu untuk saling mengenal. Mintalah mereka membagikan kisah hidup
mereka, temukan apa yang memotivasi mereka, kekuatan dan kelemahan
mereka, juga karakter mereka. Selain itu perlu menyediakan waktu untuk
bersama dengan mereka, agar Anda dapat mengenal mereka lebih dalam dan
memastikan bahwa pilihan Anda tepat.
d. Bantulah tanpa syarat Ketika Anda mulai mengembangkan orang, Anda tidak
pernah boleh berpikir untuk mengambil keuntungan dari orang itu. Sikap itu
hampir bisa dipastikan akan menyerang Anda dari belakang. Jika Anda berharap
untuk memperoleh sesuatu sebagai hasilnya dan Anda tidak memperolehnya,
Anda akan kecewa. Anda harus masuk dalam prosesnya dengan tidak
mengharapkan apapun selain kepuasan pribadi. Sikap Anda adalah karena ingin
memberi, hanya untuk merasa senang karena melihat orang lain ’belajar
terbang’.
e. Biarkan mereka terbang bersama Anda untuk sementara waktu Untuk
mengembangkan orang lain, tidak semata-mata dilakukan dengan pendekatan
kognitif seperti proses belajar mengajar didalam kelas. Namun dibangun atas
dasar hubungan dan pengalaman bersama.
f. Isikan bahan bakar pada tangki mereka Orang tidak akan dapat pergi jauh tanpa
bahan bakar. Itu artinya sumbersumber daya untuk pertumbuhan pribadi mereka
harus terus menerus ada. Seorang mentor bisa memberikannya kepada
seseorang yang sedang ia kembangkan. Caranya, bisa dengan memberikan
buku bacaan, CD, DVD, mengirimkan mereka ke seminar-seminar, intinya
adalah berusaha untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka.
g. Bertahanlah hingga mereka bisa bekerja sendiri dengan baik Ketika Anda
mengembangkan seseorang, ingatlah bahwa Anda melakukan perjalanan
menuju kesuksesan bersama-sama dengan mereka, bukan mengirimkan mereka
untuk menempuh perjalanan itu sendirian. Tinggallah bersama dengan mereka
hingga mereka siap untuk terbang, buatlah mereka ada di jalan mereka. Sebagai
contoh, seorang instruktur penerbangan yang baik, akan terbang bersama-sama
dengan Anda dan membimbing Anda melalui keseluruhan prosesnya hingga
Anda siap untuk terbang sendirian.
h. Bersihkan landasannya Berikan arahan yang jelas pada mereka, dukungan yang
positif dan kebebasan untuk terbang. Apa yang Anda lakukan bisa membuat
perbedaan antara kegagalan dan kesuksesan mereka. Ketika mereka sukses,
Andapun ikut sukses. Beberapa hambatan yang sering sekali diciptakan oleh
para mentor bagi para calon pemimpin :
1. Tujuan yang tidak jelas Seringkali seorang calon pemimpin menerima
bimbingan dan mempelajari cara untuk melakukan sebuah pekerjaan, lalu
sang pemimpin membiarkannya begitu saja tanpa tujuan apapun.
2. Birokrasi Kemungkinan lain, seorang calon pemimpin mempelajari
bagaimana pemimpinnya bekerja dan kemudian ia ditempatkan ke dalam
sistem birokrasi yang mematikan semangat inovasinya yang baru saja
dihasilkan dari mentor.
3. Isolasi Semua orang membutuhkan komunitas dengan siapa mereka bisa
berbagi dan dari siapa mereka bisa memperoleh dukungan. Seringkali jika
mentornya
Pemetaan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Guru, Tendik, Siswa
Seorang kepala sekolah harus dapat membuat peta kebutuhan pengembangan
kompetensi guru, tendik, dan murid. Kemampuan seorang kepala sekolah untuk
memetakan kebutuhan pengemnbangan keprofesian guru, tendik, dan peserta didik
akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan meningkatkan
mutu sekolah. Pemetaan kebutuhan pengembangan keprofesian dapat dilaksanakan
dengan langkah sebagai berikut:
a. Melaksanakan evaluasi diri guru/tendik dan analisis hsil PKG/UKG
b. Menganalisis profil guru dan analisis kebutuhan pengembangan profesi setiap guru
dan tendik
c. Membuat rencana pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan
d. Membuat rencana final pengembangan profesi Pemetaan pengembangan
kompetensi guru dan tenaga kependidikan akan mempermudah kepala sekolah
untuk menentukan kompetensi apa yang harus ditingkatkan terhadap masing-
masing guru.
Tentu saja setiap guru kemungkinan mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Namun tak menutup kemungkinan juga kebutuhan pengembangan kompetensinya
sama. Pemetaan kebutuhan pengembangan kompetensi guru dan tendik yang tepat
kepala sekolah yang tepat membantu proses peningkatan kompetensi guru dan tendik.

PENGEMBANGAN PROFESI
Pengembangan profesi dapat dilakukan secara:
1. Pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk
pengembangan guru/tendik yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman
sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru/tendik melalui
pemberian masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik
pengembangan yang digunakan bisa melalui pertemuan KKG atau
MGMP/MGBK.
2. Pengembangan mandiri (self directed development) adalah bentuk
pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini
memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk
merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan
untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi
diri (self evaluation/self supervision)
3. Pengembangan intensif (intensive development) adalah bentuk pengembangan
yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara intensif
berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui langkah-
langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi.
Di antara ketiga jenis kegiatan pengembangan profesi di atas, kegiatan
pengembangan mandiri (self directed development) tampaknya merupakan
sebuah alternatif yang paling memungkinkan. Secara psikologis, guru/tendik
akan memiliki kemerdekaan diri yang lebih dalam menjalani tugastugas
profesionalnya, tanpa banyak bergantung dan tekanan dari pihak luar.
Peran kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran harus mampu
memimpin guru untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran. Kepala
sekolah perlu memotivasi guru dan tenaga kependidikan agar selalu
mengembangkan kompetensinya. Peran kepala sekolah dalam pengembangan
kompetensi adalah memfasilitasi kegiatan pengembangan kompetensi guru dan
tendik. Ketrampilan coaching dan mentoring seorang kepala sekolah sangat
diperlukan untuk mampu memfasilitasi pengembangan kompetensi guru dan
tendik.
Strategi mendorong dan menggerakkan Guru, Tendik, dan peserta
didik dalam komunitas-komunitas belajar yang menunjang kompetensi
Pembelajaran yang bermutu sangat tergantung pada guru yang bermutu.
Kepala sekolah harus selalu berorientasi pada peningkatan profesionalitasnya.
Dirinya juga guru dan tenaga kependidikan. Peningkatan professional guru
adalah keniscayaan. Menggerakan guru, tendik, dan peserta didik dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan MGMP, KKG, seminar-seminar
pelatihanpelatihan dan lainnya adalah bentuk yang dapat diadikan alternative
untuk meningkatkan professional.
Konsep kematangan diri (self Maturity) bagi Kepala Sekolah
Konsep Kematangan Diri (Self Maturity) bagi Kepala Sekolah pandangan
bahwa kematangan diri biasanya ditandai dengan adanya keberanian untuk
hidup, sifat yang mandiri dari individu, serius, tekun, rasa tanggung jawab, serta
dapat menerima kenyataan hidup. Menurut Maslow, kematangan diri seseorang
ditandai dengan kemampuannya dalam mengaktualisasikan diri, yaitu
menggunakan dan memanfaaatkan secara utuh seluruh bakat, kapasitas,
potensi-potensinya dan sebagainya. Kematangan diri dapat disimpulkan
merupakan kemampuan individu dalam mengaktualisasikan dirinya yang
ditandai dengan pribadi yang selalu berjuaang demi menggapai masa depan
dan cita-cita.Dengan keinginan itulah individu yang matang menjadi berani,
tekun, mandiri dan berkomitmen terhadap apa yang menjadi tanggung
jawabnya
Diri yang matang dan sehat dapat memandang dunia secara objektif,
menunujukkan keberhasilan pekerjaan, perkembangan ketrampilan dan bakat
tertentu sesuai kemampuannya, mampu menggabungkan ketrampilan dan
komitmen, menghubungkan tanggung jawab dengan kelaangsungan hidup
yang positif. Orang yang mempunyai diri matang dan sehat akan melakukan
pekerjaan dan tanggung jawab dengan penuh dedikasi, komitmen, dan
ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya
Orang yang mempunyai pribadi yang matang dan sehat akan memiliki
pemahaman diri yang tinggi hal ini berarti akan bersikap bijaksana terhadap
orang lain. Hal ini akan membuat dirinya diterima baik oleh orang lain. Indiidu ini
mencerminkan diri yang cerdas dan humoris.
Dapat disimpulkan bahwa diri yang sehat dan matang akan selalu
memandang positif baik terhadap kehidupan masa depan, tanggung jawab
terhadap pekerjaan, dan tentu saja mempunyai emosi yang matang yang dapat
memahami orang lain yang berbeda dengan dirinya.
Implementasi kematangan diri (self maturity) dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi kepala Sekolah
Tugas kepala sekolah ada 3 yaitu melaksanakan tugas manajerial,
supervise guru dan tenaga pendidikan serta pengembangan kewirausahaan.
Kepala sekolah dalam memenuhi beban kerjanya tersebut perlu mempunyai
pribadi yang matang. Kematangan diri seorang kepala sekolah akan membawa
pada kondisi sekolah yang kondusif untuk terciptanya lingkngan dan komunitas
belajar yang memungkinkan untuk terciptanya kualitas pembelajaran yang
unggul. Tentu saja kualitas pembelajaran yang unggul dapat tercipta karena
adanya guru dan tenaga tendik yang professional.

REFLEKSI DIRI TENTANG KEPALA SEKOLAH BERKARAKTER DAN


PROFESIONAL
Karakter yang menjadi penting dan menjadi syarat mutlak dalam
kepemimpinan satuan pendidikan adalah relijius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

REFLEKSI KEGIATAN PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN


SEKOLAH
Peserta melakukan refleksi diri tentang karakter dengan mengisi format
analisis karakter implementasi kepemimpinan pembelajaran
a. Peserta melakukan refleksi apa saja yang telah tertanam dalam diri sebagai
dampak dari kegiatan pengembangan karakter Kepala Sekolah
b. Peserta menyampaikan beberapa nilai karakter yang telah terbentuk dalam
konsep self regulated learning (belajar mandiri), kemampuan melakukan
coaching dan mentoring, kemampuan menggerakkan komunitas belajar
(community of practice), dan kemampuan mengembangkan kematangan
diri (self maturity) telah terbentuk dalam diri seluruh peserta
c. Peserta menyampaikan kelebihan apa saja yang telah bertambah dalam
dirinya setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter
d. Peserta menyampaikan kelemahan atau hal yang masih harus ditingkatkan
terkait dengan karakter yang telah ditanamkan pada pembelajaran ini
e. Peserta menyampaikan strategi apa yang akan dilakukan secara berbeda
untuk mengembangkan karakter rekan guru/peserta didik di sekolah?

Anda mungkin juga menyukai