Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU TAUHID
MEMAHAMI KONSEP IKHLAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu tauhid yang diampu oleh
Bapak Zaenal Muftie M.Ag.

Disusun oleh:
Kelompok 7

Fitri Wulandari 1232100121


Liendya Fatwa Ningrum 1232100137
Salsabila 1232100129

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN


ISLAM ANAK USIA DINI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat
waktu. Makalah ini berjudul Memahami konsep ikhas diantaranya menjelaskan
tentang pengertian ikhlas, konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf, kedudukan dan
ciri ikhlas, macam-macam ikhlas, buah dari keikhlasan, dan hal-hal yang dapat
merusak ikhlas.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Tauhid, selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Zaenal
Muftie M.Ag. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah banyak
memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang sangat jelas sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, sehingga makalah ini
bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Tauhid. Terimakasih.

Bandung, 1 Oktober 2023, kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian ikhlas.................................................................................
B. Konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf................................................
C. Kedudukan dan ciri ikhlas..................................................................
D. Macam-macam ikhlas.........................................................................
E. Buah keikhlasan..................................................................................
F. Hal-hal yang dapat merusak ikhlas.....................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................... 12


A. Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ikhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan
ikhlas berada di barisan pemula dari amal-amal hati, terutama bagaimana
hakikatnya dan jalan apa yang ditempuh untuk mendapatkannya. Ikhlas
adalah tema yang sering dijadikan bahan pembicaraan orang, terutama
bagaimana hakikatnya dan jalan apa yang ditempuh untu mendapatkannya.
Ikhlas yaitu bermakna bersih, murni dan khusus, tidak tercampur sama
sekali dengan sesuatu apapun. Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu itu
dinamakan ikhlas.

Ikhlas adalah melakukan segala amal perbuatan baik lahir maupun


batin hanya ditunjukan kepada Allah SWT. Tidak menginginkan pujian
dan penghargaan dari orang lain dan tidak merasa bangga dengan
amalannya apabila diketahui oleh orang lain. Pembersihan sesuatu disebut
keikhlasan.

Ikhlas mempunyai kaitannya dengan niat. Niat merupakan keadaan


atau sifat yang timbul dari dalam hati manusia yang menggerakkan atau
mendorongnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan.Oleh karena itu, niat
menjadi peran penting dalam melaksanakan ibadah, maka ketika niat
mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata karena
Allah maka perbuatan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.Ikhlas sangatlah
penting dalam kehidupan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian ikhlas ?
2. Bagaimana konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf ?
3. Bagaimana kedudukan dan ciri ikhlas ?
4. Apa macam-macam ikhlas?

4
5. Apa buah dari ikhlas ?
6. Apa hal-hal yang dapat merusak ikhlas ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ikhlas
2. Untuk mengetahui konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf
3. Untuk mengetahui kedudukan dan ciri ikhlas
4. Untuk mengetahui macam-macam ikhlas
5. Untuk mengetahui buah dari ikhlas
6. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat merusak ikhlas

BAB 1I

PEMBAHASAN

A. Pengertian ikhlas

5
Secara etimologis, kata ikhlas merupakan bentuk mashdar dari kata
akhlasha yang berasal dari akar kata khalasha. Menurut Luis Ma’luuf, kata
khalasha ini mengandung beberapa macam arti sesuai dengan konteks
kalimatnya. Ia bisa berarti shafaa (jernih), najaa wa salima (selamat),
washala (sampai), dan I’tazala (memisahkan diri). Maksudnya, didalam
menjalankan amal ibadah apa saja harus disertai dengan niat yang ikhlas
tanpa pamrih apapun.

Sikap Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat. Karena adanya sifat
ikhlas tergantung pada niatnya. Ketika dalam ibadah seseorang berniat
hanya karena Allah SWT (Lillahita’ala), maka akan muncul sifat ikhlas di
dalam hatinya, sebaliknya ketika ada campuran di dalam niatnya seperti
agar dipuji, mendapat imbalan, dan lain sebagainya maka tidak akan muncul
sifat ikhlas di dalam hatinya.

Niat merupakan keadaan atau sifat yang timbul dari dalam hati manusia
yang menggerakan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Oleh sebab itu niat menjadi peran penting dalam melaksanakan
ibadah, Maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan
semata-mata karena Allah maka perbutan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.

Namun demikian ketika niat mendorong manusia untuk melakukan


perbuatan semata-mata mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ditambahkan
di dalam hati goresan yang merusak niat mendekatkan diri kepada Allah
(berharap sesuatu dari makhluk) maka amal itu dikatakan lebih ringan dari
sebelumnya dan amalya dikatakan keluar dari batas ikhlas dan menjadikan
amal yang syirik.

Sehingga ikhlas merupakan salah satu buah yang dihasilkan oleh niat.
Namun niat yang baik tidak selalu diikuti dengan keikhlasan. Karena niat
yang baik belum tentu di dalamnya terdapat tujuan hanya mencari ridho
Allah SWT saja, bisa jadi niat yang baik itu terdapat campuran tujuan dalam

6
melaksanakan suatu pekerjaan. Niat seperti ini disebut niat yang tidak
diikuti oleh sifat keikhlasan.

“Dari Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap perbuatan dengan


niat dan setiap orang tergantung dengan apa yang diniatkan. Barang siapa
hijrahnya demi Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya demi dunia yang dikerjakannya
dan perempuan yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang dimaksud.”
(HR.Bukhori)

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa setiap perbuatan tergantung pada


niatnya. Hal ini seperti yang sudah di jelaskan oleh Imam AlGhazali ada
kitab Ihya’ Ulumuddin bahwa niat diibaratkan sifat yang berada di tengah-
tengah atau kehendak. Maka penggerak pertama (pendorong) adalah sesuatu
yang dicari. Sedangkan yang medorong adalah tujuan yang diniatkan.
Kemudian menjadikan bangkit yaitu niat yang dilaksanakan dan
terbangkitnya kemampuan untuk menggerakkan anggota badan disebut
amal. Akan tetapi terbangkitnya untuk amal terkadang memerlukan satu
atau dua pendorong.

Maksud dari penjelasan tersebut adalah bahwa niat merupakan pedorong


untuk mealkukan amal. Di dalam niat sendiri memiliki tiga rangkaian yaitu
adanya penggerak pertama (pendorong) yaitu sesuatu yang dicari, yang
mendorong adalah tujuan yang diniatkan dan melakukan apa yang
diniatkan.

Berkaitan dengan hal ini di dalam ilmu tasawuf, ikhlas merupakan salah
satu dari ahwal. Ahwal merupakan sesuatu yang diberikan oleh Allah
setelah melakaukan atau melaksanakan maqamat. Sehingga ikhlas
merupakan anugrah dari Allah yang tidak dapat di rekayasa oleh manusia.

Dari beberapa pengertian ikhlas di atas dapat di simpulkan bahwa ikhlas


merupakan suatu hal yang bersifat batiniah yang mempunyai kemurnian dan
kesucian niat yaitu bersih dan terbebas dari tujuan selain Allah

7
(Lillahita’ala). Sehingga terdapat ketulusan niat dalam melaksnakan suatu
pekerjaan yaitu ketulusan dalam mengabdi kepada Allah dengan segenap
hati, pikiran, dan jiwa seseorang.

B. Konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf


a. Abu Thalib al-Makki
Konsep ikhlas menurut pendapat Abu Thalib al-Makki ikhlas
mempunyai arti pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku
menyimpang, pemurnian amal dari bermacam-macam penyakit dan
noda yang tersembunyi, pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak
berguna, dan pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang
dikehenaki oleh Tuhan.9 Dari konsep ikhlas menurut Abu Thalib al-
Makki dapat disimpulkan bahwa ikhlas merupakan pemurnian
agama sehingga tidak mengikuti hawa nafsunya dan tidak
berperilaku yang menyimpang atau tercela. Memurnikan amal dari
sifat-sifat tercela atau penyakit hati. Memurnikan atau menjaga
ucapan dari katakata yang kurang baik seperti ria’. Dan memurnikan
akhlak dengan cara menjalankan apa yang sudah diperintahkan dan
disukai oleh Allah SWT. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai
langkah-langkah untuk menumbuhkan sifat ikhlas di dalam hati.
Karena selain tidak adanya penyakit hati juga menjaga akhlak dan
melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
b. al-Qusyairi
Konsep ikhlas menurut al-Qusyairi ikhlas adalah penunggalan al-
Haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan. Dia dengan
ketaatannya dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada Allah
semata tanpa yang lain, tanpa dibuatbuat, tanpa ditujukan untuk
makhluk, tidak untuk mencari pujian manusia atau makna-makna
lain selain pendekatan diri pada Allah. Dalam hal ini al-Quasyairi
menjelaskan bahwa ikhlas adalah perbuatan yang disandarkan
kepada Allah SWT dan berharap dapat mendekatkan diri kepada

8
Allah. Hal ini murni tanpa ada rasa untuk ditunjukkan kepada
makhluk lain atau orang lain, dan tidak berniat untuk mecari pujian
dari orang lain.
c. HAMKA (Haji Abdul Malik Amrullah)
Konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf modern yaitu HAMKA (Haji
Abdul Malik Amrullah), beliau juga memberikan konsep ikhlas.
Menurutnya ikhlas adalah bersih dan tidak ada campuran suatu
apapun.10 Dalam hal ini HAMKA menjelaskna tentang niat ikhlas
yang bersih karena Allah SWT dan tidak tercampur oleh niat lain.
d. Abu Usman al-Magribi Konsep Ikhlas Abu Usman al-Magribi yaitu
ikhlasnya orang yang umum atau orang ikhlas yang tidak mengharap
imbalan atas amal yang diperbuatnya dan ikhlasnya orang yang
khusus atau orang ikhlas yang tidak menghitung amal yang sudah
dilakukan. Maksud dari konsep ikhlas ini yaitu Abu Usman al-
Magribi membagi tingkatan ikhlas menjadi 2 yaitu:
1. Ikhlasnya orang umum yaitu tidak mengharapkan imbalan
atas amal yang sudah dilakukannya.
2. Ikhlasnya orang khusu yaitu tidak menghitung amal yang
sudah dilakukannya.

Dari beberapa konsep ikhlas yang sudah dijelaskan oleh tokoh tasawuf di
atas dapat di simpulkan bahwa ikhlas adalah perbuatan yang bertempat di
kalbu dan bersih dari penyakit hati yang memiliki tujuan hanya untuk
mengharap ridho dari Allah SWT tanpa ada campuran niat apapun.

C. Kedudukan dan ciri ikhlas


Ikhlas ialah kunci dakwah para rasul dan prinsip teragung yang mereka
ajarkan. Sebagaimana firman Allah:

Artinya : “(36). Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu…”. (Qs. An-Nahl : 36).

9
Ikhlas ialah pokok amalan hati. Amalan hati merupakan amalan seseorang
hamba yang paling mulia dan paling agung nilainya. Menjelaskan hal ini,
Ibnu Qayyim menulis, “ Amal hati ialah nyawa dan intisari ubudiyah. Jika
amal anggota badan kosong darinya, ia tak ubahnya bagai tubuh yang mati
tanpa nyawa. Niat ialah amalan hati”.

Ikhlas ialah salah satu dari dua syarat di terimanya amal. Tidak ada suatu
amalan pun yang di terima, jika tidak disertai dengan keIkhlasan. Nabi saw
besabda, “Sungguh, Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika
(dikerjakan dengan) Ikhlas dan ditujukan untuk mengharap wajah-Nya.
Lantaran mulia dan agungnya kedudukan keIkhlasan, Allah memuji orang-
orang yang menghiasi dirinya dengan keIkhlasan dan meninggikan
penyebutan mereka.

Setelah mengetahui kedudukan Ikhlas merupakan Amal yang sangat mulia


dan menjadikanya sebagai ujung tombak di terimanya suatu amal. Kini kita
cari tahu bagaimana ciri-ciri seseorang yang Ikhlas.

Menurut Al-Ghazali.dkk (2012, p. 79) perumpamaan orang yang beramal


karena ria dan sum’ah adalah seperti orang yang pergi ke pasar, namun
memenuhi saku bajunya dengan kerikil. Orang-orang mengatakan krikil itu
tak dapat memenuhi kebutuhan orang itu. Ia tidak mendapatkan manfaat
apa-apa selain ocehan dari orang lain. Demikian pula halnya dengan amalan
yang dilakukan karena ria dan sum’ah. Tidak ada manfaat amalanya, kecuali
sanjungan dari manusia, dan tidak ada pahala sedikit pun baginya di akhirat
nanti. Ini ditegaskan dalam firman Allah, “Dan kami hadapi segala amal
yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
beterbangan”. Allah akan menggugurkan pahala amalan-amalan mereka
yang bukan karena mengharapkan ridha Allah. Lalu Allah jadikan amalan-
amalan itu seperti debu yang beterbangan.

10
Seorang Ahli Hikmah pernah ditanya, “ siapakah orang yang Ikhlas itu?”
jawabanya, orang Ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal
kebaikanya sebagaimana ia menutupi amal keburukannya”.

Ali ibi Thalib berkata, “Ada empat tanda orang yang ria dalam beramal,
yaitu malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika banyak orang,
semakin rajin beramal jika mendapatkan pujian, dan semakin malas beramal
jika mendapat celaan.”

Dalam syair disebutkan,

“Ria dapat mengikis pahala amal yang seseorang lakukan, Jika kamu
beramal dengan ria, tak aka ada pahala yang kamu dapatkan.”

Seorang ahli hikmah menuturkan, “siapa menganggap dirinya telah


menguasai tiga hal, tanpa menghilangkan tiga hal lainya, ketahuilah bahwa
setan telah memperdayainya. Pertama, orang yang mengaku dirinya telah
merasakan manisnya ketaatan, tetapi ia tidak dapat menghilangkan rasa
cinta dunia. Kedua, orang yang mengaku dirinya telah rida dengan
Penciptaanya, tetapi ia tidak dapat mengelak dari kekesalan terhadap
dirinya. Ketiga, orang yang mengaku telah mampu beramal dengan Ikhlas,
tetapi ia masih senang dengan pujian orang lain”.

D. Macam-macam ikhlas
1. Ikhlas Mubtadi
Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi didalam hatinya
terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan untuk
menghilangkan kesulitan dan kebingungan jika kesulitan dan
kebingungannya sudah hilang maka ibadahnya akan terhenti.
2. Ikhlas Abid
Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari
riya. Ibadahnya dilakukan demi meraih kebahagiaan akhirat, tetapi
ia menganggap semua ibadah itu sama.

11
3. Ikhlas Muhibb
Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah bukan ingin surge
atau takut neraka.
4. Ikhlas Arif
Yakni orang yang merasa bahwa ibadahnya digerakan oleh Allah.
Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Semuanya
berjalan atas kehendak Allah.

E. Buah keikhlasan
Buah dari keikhlasan yang disebutkan oleh Audah al-Awasyiah
diantaranya sebagai berikut:

1. Mendapat pertolongan dan dibela oleh Allah swt


2. Selamat dari siksa neraka
3. Mendapat kedudukan yang tinggi di akhirat
4. Allah akan menyelamatkan dari kesesatan di dunia
5. Sebab bertambahnya petunjuk
6. Dicintai penduduk langit
7. Diterima dengan baik di muka bumi
8. Akan mendapatkan reputasi (nama baik) di kalangan manusia
9. Dihandarkan dari kesulitan duniawi
10. Menjadikan hati tentram dan bahagia
11. Menambahkan keimanan di dalam hati sehingga membenci kefasikan
dan kemaksiatan
12. Allah akan memberikan taufik
13. Meninggal dengan husnul khatimah
14. Doanya mudah dikabulkan
15. Merasakan kenikmatan
16. Mendapatkan kesenangan di dalam kubur

Selanjutnya Allah berfirman dalam Surat al-Bayyinah [98]:5

12
Artinya: “padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus, dan suapaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat
dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Surat al-Nisa’ [4]:146)

Artinya: “kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan


berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama
mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang besar.”

Umar ibn al-Khaththab r.a. menulis surat kepada Abu Musa alAsy’ari,
“barangsiapa mengikhlaskan niatnya, Allah akan mencukupkan baginya apa
yang ada antara dia dan orang-orang”

Firman Allah dalam surat An-Nisa’:125

Artinya: “Dan, siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan
kebaikan?.”

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, dapat disimpulkan bahwa keutamaan


ikhlas sebagai berikut:

1. Allah akan memberikan pahala orang yang memiliki sifat ikhlas


dalam melakukan ibadah.
2. Allah akan mencukupkan kebutuhan orang yang ikhlas. Maka
orang yang ikhlas tidak perlu mengkhawatirkan akan harta benda
yang sudah di keluarkannya di jalan Allah, karena Allah akan
menjamin akan kebutuhan orang yang memiliki sifat ikhlas.
3. Orang yang ikhlas akan memiliki hati yang tenang. Karena mereka
tidak akan memikirkan kembali apa yang sudah dikerjakannya.
Maka orang yang memiliki sifat ikhlas dalam setiap perbuatannya

13
tidak akan mendapatkan kerugian, tetapi dia akan mendapatkan
buah dari sifat ikhlas. sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas
bahwa keikhlasan dapat memberikan ketenangan jiwa sehingga
membuatnya lapang dada dan kedamaian di dalam hatinya. Hal itu
dikarenakan hatinya hanya fokus pada satu tujuan yaitu keridhaan
dari Allah.
F. Hal-hal yang dapat merusak ikhlas
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat merusak keikhlasan yaitu:
1. Riya
Lawan dari sikap ikhlas adalah riya. Riya adalah
melakukan amal dengan mengharapka imbalan seperti
mengharapkan pujian, posisi atau keduduka yang tinggi di
masayarakat, tanpa mencari ridha Allah SWT.
2. Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amal yang sudah dilakukan
kepada orang lain dengan tujuan memperoleh kedudukan di
masyarakat, sehingga banyak orang yang memberikan perhatian
dan keistimewaan pada dirinya.
3. Nifaq
Nifaq adalah melakukan amal atau perbuatan di depan
orang banak dengan tujuan untuk dipuji oleh orang lain. Maka
manusia harus berhati-hati dalam melakukan amal atau perbuatan
baik agar ikhlas yang sudah tumbuh didalam hatinya tidak rusak.

BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ikhlas
pada umumnya dilakukan oleh orang yang bersungguh-sungguh iman
kepada Allah dan mempercayai kebesaran Allah. Dengan keikhlasan akan
mendapat balasan dari Allah yang sesuai dengan apa yang telah diperbuat,
seperti yang diterangkan dalam al-Qur’an, ikhlas itu hanya kita dan Allah
yang tahu.

B. Saran

Demikian hasil daripada penyusunan makalah yang ditulis oleh


kelompok 7 kami meminta saran dan kritik kepada Baak dosen Zaenal
Muftie M.Ag. serta kepada teman-teman, yang dimana sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah dalam penyempurnaan
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan penulis
menyadari bahwa masih sangat banyak kesalahan dari segi bahasa
utamanya dari segi sastra bahasa, dan susunan kata. Demikian. Maka itu
penulis demi kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.iainkediri.ac.id/625/3/933600315-bab2.pdf diakses pada 9 Oktober


2023

https://www.academia.edu/19196556/Makalah_Agama_tentang_IKHLAS diakses
pada 9 Oktober 2023

https://www.academia.edu/12061454/Konsep_IKHLAS_dalam_Islam diakses
pada 9 Oktober 2023

16

Anda mungkin juga menyukai