ILMU TAUHID
MEMAHAMI KONSEP IKHLAS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu tauhid yang diampu oleh
Bapak Zaenal Muftie M.Ag.
Disusun oleh:
Kelompok 7
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Tauhid, selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Zaenal
Muftie M.Ag. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah banyak
memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang sangat jelas sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, sehingga makalah ini
bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Tauhid. Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian ikhlas.................................................................................
B. Konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf................................................
C. Kedudukan dan ciri ikhlas..................................................................
D. Macam-macam ikhlas.........................................................................
E. Buah keikhlasan..................................................................................
F. Hal-hal yang dapat merusak ikhlas.....................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ikhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan
ikhlas berada di barisan pemula dari amal-amal hati, terutama bagaimana
hakikatnya dan jalan apa yang ditempuh untuk mendapatkannya. Ikhlas
adalah tema yang sering dijadikan bahan pembicaraan orang, terutama
bagaimana hakikatnya dan jalan apa yang ditempuh untu mendapatkannya.
Ikhlas yaitu bermakna bersih, murni dan khusus, tidak tercampur sama
sekali dengan sesuatu apapun. Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu itu
dinamakan ikhlas.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian ikhlas ?
2. Bagaimana konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf ?
3. Bagaimana kedudukan dan ciri ikhlas ?
4. Apa macam-macam ikhlas?
4
5. Apa buah dari ikhlas ?
6. Apa hal-hal yang dapat merusak ikhlas ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ikhlas
2. Untuk mengetahui konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf
3. Untuk mengetahui kedudukan dan ciri ikhlas
4. Untuk mengetahui macam-macam ikhlas
5. Untuk mengetahui buah dari ikhlas
6. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat merusak ikhlas
BAB 1I
PEMBAHASAN
A. Pengertian ikhlas
5
Secara etimologis, kata ikhlas merupakan bentuk mashdar dari kata
akhlasha yang berasal dari akar kata khalasha. Menurut Luis Ma’luuf, kata
khalasha ini mengandung beberapa macam arti sesuai dengan konteks
kalimatnya. Ia bisa berarti shafaa (jernih), najaa wa salima (selamat),
washala (sampai), dan I’tazala (memisahkan diri). Maksudnya, didalam
menjalankan amal ibadah apa saja harus disertai dengan niat yang ikhlas
tanpa pamrih apapun.
Sikap Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat. Karena adanya sifat
ikhlas tergantung pada niatnya. Ketika dalam ibadah seseorang berniat
hanya karena Allah SWT (Lillahita’ala), maka akan muncul sifat ikhlas di
dalam hatinya, sebaliknya ketika ada campuran di dalam niatnya seperti
agar dipuji, mendapat imbalan, dan lain sebagainya maka tidak akan muncul
sifat ikhlas di dalam hatinya.
Niat merupakan keadaan atau sifat yang timbul dari dalam hati manusia
yang menggerakan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Oleh sebab itu niat menjadi peran penting dalam melaksanakan
ibadah, Maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan
semata-mata karena Allah maka perbutan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.
Sehingga ikhlas merupakan salah satu buah yang dihasilkan oleh niat.
Namun niat yang baik tidak selalu diikuti dengan keikhlasan. Karena niat
yang baik belum tentu di dalamnya terdapat tujuan hanya mencari ridho
Allah SWT saja, bisa jadi niat yang baik itu terdapat campuran tujuan dalam
6
melaksanakan suatu pekerjaan. Niat seperti ini disebut niat yang tidak
diikuti oleh sifat keikhlasan.
Berkaitan dengan hal ini di dalam ilmu tasawuf, ikhlas merupakan salah
satu dari ahwal. Ahwal merupakan sesuatu yang diberikan oleh Allah
setelah melakaukan atau melaksanakan maqamat. Sehingga ikhlas
merupakan anugrah dari Allah yang tidak dapat di rekayasa oleh manusia.
7
(Lillahita’ala). Sehingga terdapat ketulusan niat dalam melaksnakan suatu
pekerjaan yaitu ketulusan dalam mengabdi kepada Allah dengan segenap
hati, pikiran, dan jiwa seseorang.
8
Allah. Hal ini murni tanpa ada rasa untuk ditunjukkan kepada
makhluk lain atau orang lain, dan tidak berniat untuk mecari pujian
dari orang lain.
c. HAMKA (Haji Abdul Malik Amrullah)
Konsep ikhlas menurut tokoh tasawuf modern yaitu HAMKA (Haji
Abdul Malik Amrullah), beliau juga memberikan konsep ikhlas.
Menurutnya ikhlas adalah bersih dan tidak ada campuran suatu
apapun.10 Dalam hal ini HAMKA menjelaskna tentang niat ikhlas
yang bersih karena Allah SWT dan tidak tercampur oleh niat lain.
d. Abu Usman al-Magribi Konsep Ikhlas Abu Usman al-Magribi yaitu
ikhlasnya orang yang umum atau orang ikhlas yang tidak mengharap
imbalan atas amal yang diperbuatnya dan ikhlasnya orang yang
khusus atau orang ikhlas yang tidak menghitung amal yang sudah
dilakukan. Maksud dari konsep ikhlas ini yaitu Abu Usman al-
Magribi membagi tingkatan ikhlas menjadi 2 yaitu:
1. Ikhlasnya orang umum yaitu tidak mengharapkan imbalan
atas amal yang sudah dilakukannya.
2. Ikhlasnya orang khusu yaitu tidak menghitung amal yang
sudah dilakukannya.
Dari beberapa konsep ikhlas yang sudah dijelaskan oleh tokoh tasawuf di
atas dapat di simpulkan bahwa ikhlas adalah perbuatan yang bertempat di
kalbu dan bersih dari penyakit hati yang memiliki tujuan hanya untuk
mengharap ridho dari Allah SWT tanpa ada campuran niat apapun.
Artinya : “(36). Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu…”. (Qs. An-Nahl : 36).
9
Ikhlas ialah pokok amalan hati. Amalan hati merupakan amalan seseorang
hamba yang paling mulia dan paling agung nilainya. Menjelaskan hal ini,
Ibnu Qayyim menulis, “ Amal hati ialah nyawa dan intisari ubudiyah. Jika
amal anggota badan kosong darinya, ia tak ubahnya bagai tubuh yang mati
tanpa nyawa. Niat ialah amalan hati”.
Ikhlas ialah salah satu dari dua syarat di terimanya amal. Tidak ada suatu
amalan pun yang di terima, jika tidak disertai dengan keIkhlasan. Nabi saw
besabda, “Sungguh, Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika
(dikerjakan dengan) Ikhlas dan ditujukan untuk mengharap wajah-Nya.
Lantaran mulia dan agungnya kedudukan keIkhlasan, Allah memuji orang-
orang yang menghiasi dirinya dengan keIkhlasan dan meninggikan
penyebutan mereka.
10
Seorang Ahli Hikmah pernah ditanya, “ siapakah orang yang Ikhlas itu?”
jawabanya, orang Ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal
kebaikanya sebagaimana ia menutupi amal keburukannya”.
Ali ibi Thalib berkata, “Ada empat tanda orang yang ria dalam beramal,
yaitu malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika banyak orang,
semakin rajin beramal jika mendapatkan pujian, dan semakin malas beramal
jika mendapat celaan.”
“Ria dapat mengikis pahala amal yang seseorang lakukan, Jika kamu
beramal dengan ria, tak aka ada pahala yang kamu dapatkan.”
D. Macam-macam ikhlas
1. Ikhlas Mubtadi
Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi didalam hatinya
terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan untuk
menghilangkan kesulitan dan kebingungan jika kesulitan dan
kebingungannya sudah hilang maka ibadahnya akan terhenti.
2. Ikhlas Abid
Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari
riya. Ibadahnya dilakukan demi meraih kebahagiaan akhirat, tetapi
ia menganggap semua ibadah itu sama.
11
3. Ikhlas Muhibb
Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah bukan ingin surge
atau takut neraka.
4. Ikhlas Arif
Yakni orang yang merasa bahwa ibadahnya digerakan oleh Allah.
Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Semuanya
berjalan atas kehendak Allah.
E. Buah keikhlasan
Buah dari keikhlasan yang disebutkan oleh Audah al-Awasyiah
diantaranya sebagai berikut:
12
Artinya: “padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus, dan suapaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat
dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Umar ibn al-Khaththab r.a. menulis surat kepada Abu Musa alAsy’ari,
“barangsiapa mengikhlaskan niatnya, Allah akan mencukupkan baginya apa
yang ada antara dia dan orang-orang”
Artinya: “Dan, siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan
kebaikan?.”
13
tidak akan mendapatkan kerugian, tetapi dia akan mendapatkan
buah dari sifat ikhlas. sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas
bahwa keikhlasan dapat memberikan ketenangan jiwa sehingga
membuatnya lapang dada dan kedamaian di dalam hatinya. Hal itu
dikarenakan hatinya hanya fokus pada satu tujuan yaitu keridhaan
dari Allah.
F. Hal-hal yang dapat merusak ikhlas
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat merusak keikhlasan yaitu:
1. Riya
Lawan dari sikap ikhlas adalah riya. Riya adalah
melakukan amal dengan mengharapka imbalan seperti
mengharapkan pujian, posisi atau keduduka yang tinggi di
masayarakat, tanpa mencari ridha Allah SWT.
2. Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amal yang sudah dilakukan
kepada orang lain dengan tujuan memperoleh kedudukan di
masyarakat, sehingga banyak orang yang memberikan perhatian
dan keistimewaan pada dirinya.
3. Nifaq
Nifaq adalah melakukan amal atau perbuatan di depan
orang banak dengan tujuan untuk dipuji oleh orang lain. Maka
manusia harus berhati-hati dalam melakukan amal atau perbuatan
baik agar ikhlas yang sudah tumbuh didalam hatinya tidak rusak.
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ikhlas
pada umumnya dilakukan oleh orang yang bersungguh-sungguh iman
kepada Allah dan mempercayai kebesaran Allah. Dengan keikhlasan akan
mendapat balasan dari Allah yang sesuai dengan apa yang telah diperbuat,
seperti yang diterangkan dalam al-Qur’an, ikhlas itu hanya kita dan Allah
yang tahu.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19196556/Makalah_Agama_tentang_IKHLAS diakses
pada 9 Oktober 2023
https://www.academia.edu/12061454/Konsep_IKHLAS_dalam_Islam diakses
pada 9 Oktober 2023
16