Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR


PERILAKU IKHLAS/SINCERE BEHAVIOR

KELOMPOK 1:
1. Shalma Cantika Putri.M (21060135)
2. Dwi Amanda Desfitri (21060136)
3. Fitri Dwi Hanifah (21060144)
4. Vizia Pirjayanti (21060146)
5. Meta Pransiska (21060155)
6. Amanda Nikmatul huda (21060156)

DOSEN PENGAMPUH: Rahma Wira Nita, M.Pd, Kons.

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiraan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Perkembangan Pribadi Konselor.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan terbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Padang,18 Mei 2022

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................iii
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................v
A. Pengertian Perilaku Ikhlas........................................................................................5
B. Karakteristik/Ciri-ciri Kompetensi Perilaku ikhlas/Sincere behavior......................5
C. Manfaat Perilaku Ikhlas/Sincere behavior................................................................6
D. Implikasi Perilaku Ikhlas/sincere behavior...............................................................6
E. Analisis Kasus Atau Kisah Inspiratif Tentang Keterampilan Perilaku Ikhlas.........7
F. Refleksi diri..............................................................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................................viii
A. Kesimpulan...............................................................................................................8
B. Saran ........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, semakin terasa diperlukan orang yang kuat
kesadarannya daripada orang yang sekedar banyak pengetahuannya. Kesadaran akan
keterbatasan yang dimiliki manusia, juga kesadaran (benar-benar merasakan)
„kesempurnaan‟ yang menjadi fitrahnya. Pusat kesadaran dalam diri manusia adalah
realitas-dalamnya, “makna”-nya hati (dil, qalb). Setiap hati dibedakan oleh tingkat kesadaran
dan realisasidiri (Chittik, 1983: 52).
Keikhlasan tidak dapat dibangun dengan kepintaran yang secara sengaja telah
mengalami peningkatan melalui sekolah. Di dalam diri manusia terdapat dua zona, yaitu
zona nafsu (negatif) dan zona ikhlas (positif). Zona nafsu merupakan wilayah hati yang
diselimuti oleh energi rendah karena yang ada di dalamnya adalah perasaan negatif seperti
cemas, takut, keluh kesah, dan amarah.
Sedangkan zona ikhlas adalah zona yang bebas hambatan, terasa lapang di hati,
seperti rasa syukur, sabar, fokus, dan tenang (Sentanu, 2007 : 112) Hakikat ikhlas adalah
membersihkan segala sesuatu yang mengotori diri manusia. Setiap sesuatu yang bercampur
dengan kotoran jika telah bersih dari kotoranya dan sudah terlepas darinya disebut khalis
(murni) darinya (Azhim, 2012 : 49).

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa itu pengertian perilaku ikhlas/sincere behavior
2. Menjelaskan apa karakteristik /ciri-ciri perilaku ikhlas/sincere behavior
3. Menjelaskan apa manfaat perilaku ikhlas/sincere behavior
4. Menjelaskan apa implikasi perilaku ikhlas/sincere behavior dalam membantu
bagi konselor
5. Menjelaskan analisis kasus atau kisah inspiratif tentang keterampilan perilaku
ikhlas/sincere behavior
6. Menjelaskan refleksi diri

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perilaku ikhlas/sincere behavior
2. Mengetahui karakteristik/ciri-ciri perilaku ikhlas/sincere behavior
3. Mengetahui manfaat perilaku ikhlas/sincere behavior
4. Mengetahui implikasi perilaku ikhlas/sincere
5. Mengetahui analisis kasus atau kisah inspiratif tentang keterampilan perilaku
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Ikhlas/Sincere behavior


(Widodo, 2019: 5) Secara etimologis, kata ikhlas merupakan bentuk mashdar dari
kata akhlasha yang berasal dari akar kata khalasha. Menurut Luis Ma'luuf, kata khalasha
ini mengandung beberapa macam arti sesuai dengan konteks kalimatnya. Ia bisa berarti
shafaa (jernih) najaa wasalima (selamat), washala (sampai), dan I'tazala
(memisahkan diri). Maksudnya, didalam menjalankan amal ibadah apa saja harus disertai
dengan niat yang ikhlas tanpa pamrih apapun Selanjutnya, ditinjau dari segi makna,
term ikhlas dalam al Qur’an juga mengandung arti yang beragam.
(Chizanah, 2011: 146) Dalam kehidupan sehari-hari, ikhlas merupakan istilah yang
akrab kita gunakan. Ikhlas seringkali dikaitkan dengan perilaku menolong yang
menandakan adanya ketulusan dalam melakukan hal tersebut. Goddard (2001) melalui
studi semantik meneliti makna ikhlas dalam bahasa percakapan Melayu sehari-hari.
Kata ikhlas, selalu diiringi kata “memberi”, “menolong”, dan kata kerja “benevatife”
lain. Ikhlas dikaitkan dengan niat yang baik dalam menolong. Ikhlas muncul
apabila pertama pelaku ingin melakukannya, kedua, pelaku berpikir bahwa hal ini
baik untuk dilakukan, dan ketiga, perbuatan dilakukan tidak untuk alasan yang lain
(Goddard, 2001: 668). Berdasar penjelasan tersebut, ikhlas dapat diartikan sebagai bentuk
perilaku menolong didasari niat yang baik, tanpa pamrih, demi keuntungan orang lain
yang sekaligus juga merupakan bentuk perilaku prososial. Ikhlas dan prososial bisa jadi
merupakan sinonim atau konsep ikhlas terakomodir dalam prososial atau pun sebaliknya.

B. Karakteristik/Ciri-ciri Perilaku Ikhlas/Sincere behavior


Nu'man (2010) menyatakan bahwa ciri-ciri ikhlas adalah:
1. Takut terhadap ketenaran (syuhrah) Orang yang takut terhadap ketenaran dan
tersebarnya citra baik dirinya serta kualias agamanya, khususnya jika ia termasuk orang
yang gemar memberi, meyakini bahwa amal yang diterima Allah ‘Azza wa Jalla adalah
yang tersembunyi tidak dipamerkan. Bahwasanya manusia jika tertutup ketenarannya, ia
hanya meniatkannya untuk Allah semata, Dialah yang akan mencukupkannya, bukan
manusia.
2. Menuduh diri sendiri Sesungguhnya seorang yang mukhlis selalu menuduh dirinya
masih lalai dalam pengabdian kepada Allah ‘Azza wa Jalla, sedikit menunaikan
kewajiban, tidak menjaga hatinya dengan keterpedayaan amalnya, dan ujub
(bangga/kagum) dengan diri sendiri. Justru ia takut kejelekannya tidak diampuni,
kebaikannya tidak diterima. Sebagain orangorang shalih menangis dengan tangisan yang
keras.
3. Mengutamakan amal yang tersembunyi Ia harus lebih menyintai amal yang
tersembunyi daripada amal yang terang-terangan dan melahirkan ketenaran.
Sesungguhnya ini memiliki pengaruh dalam masyarakat, seperti akar pohon yang
merupakan pokok sekaligus sumber kehidupannya. Tetapi ia tertutup oleh perut bumi,
tidak terlihat mata.
4. Tetap beramal baik menjadi pemimpin atau prajurit Konsisten dengan amal shalih,
baik ketika menjadi pemimpin atau prajurit. Pada kedua posisi itu ia senantiasa mencari
ridha Tuhannya, mengabdi pada da’wah-Nya, dan membela risalah-Nya.
Sedikit berbeda dari apa yang disampaikan Nu'man di atas, Rahma (2012) menyatakan
ciri-ciri ikhlas sebagai berikut:
a. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah
berubah sikapnya seandainya di saat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya,
atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena dia
yakin bahawa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu
berubah tetapi pasrah dan hanya ingin mendapat penilaian yang sempurna dari Allah Swt.
b. Tidak tergantung/ berharap pada makhluk Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “orang
yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun
dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya”, karena setiap amal ibadah pada
hakikatnya kita sedang berinteraksi dengan Allah.
c. Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
d. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia Apabila amal kita tetap sama bahkan
cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu boleh diharapkan
sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal
kita belum ikhlas.
f. Tidak membedakan antara bendera, golongan, suku (kroni) atau organisasi.

C. Manfaat Perilaku Ikhlas/sincere behavior


Berdasarkan informasi dari buku Memaknai Kehidupan yang ditulis oleh Abdul Hamid
(2020), ada beberapa manfaat dari ikhlas menurut syariat Islam, antara lain adalah:

1) Hati menjadi tenang dan ibadah menjadi lancar.


2) Mendapatkan pahala dari Allah SWT.
3) Tidak mudah marah dan tidak diperdaya oleh amarah.
4) Menjadi manusia yang pemaaf.
5) Meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT.
6) Dijauhkan dari sifat-sifat buruk, misalnya iri, ujub, dan takabur.
7) Selalu disayangi dan disenangi oleh orang lain.
8) Mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
9) Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
10) Menjadi pemaaf terhadap orang lain.
11) Mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

D. Implikasi Perilaku Ikhlas/sincere behavior


Implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat.Apabila dilihat program
pendidikan sebagai usaha menumbuhkan daya kreatif anak, melestarikan nilai-nilai Ilahiah
dan Insaniah serta membekali subjek didik dengan kemampuan yang produktif, maka dapat
dikatakan bahwa pembinaan sikap ikhlas dapat mengantarkan pada tumbuhnya daya
kreatifitas dan produktifitas serta komitmen terhadap nilai-nilai Ilahi dan Insani. Hal tersebut
dapat dilakukan melalui pembekalan sebagai kemampuan dari lingkungan sekolah, dan luar
sekolah yang terpola dalam program pendidikan.
Menurut pendapat M. Nasir Budiman, “bahwa seseorang pendidik tidak di tuntut
untuk mencetak subjek didiknya menjadi orang ini dan itu, akan tetapi cukup dengan
menumbuhkan dan mengembangkan potensi dasarnya serta kecenderungan- kecenderungan
terhadap sesuatu yang diminati sesuai dengan kemampuan dan bakat yang tersedia
E. Analisis Kasus Atau Kisah Inspiratif Tentang Keterampilan Perilaku
Ikhlas/sincere behavior
Pada hadis yang melalui jalur Muhammad bin Al Fadlol atau Abu An Nu'man, Jarir
bin Hazim bin Zaid atau Abu An Nadlor, Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar atau Abu Sa'id,
dan Amru bin Taghlab itu Rasullulah menjelaskan tentang keutamaan yang dimiliki Amru
bin Taghlib.
Dalam hadis itu dijelaskan Rasulullah membagi-bagikan harta rampasan perang kepada para
sahabat. Namun tak semua sahabat memperoleh bagian.
Termasuk yang tidak menerima adalah Amru bin Taghlab.Dan di antara orang-orang
yang tidak memperoleh harta rampasan perang itu ada beberapa di antaranya yang
menggerutu, mencela sikap Rasul karena sebab tidak membagikan harta rampasan kepada
sebagian lainnya.Lantas Rasulullah pun menjelaskan tentang mengapa ada sebagian orang
diberi harta rampasan perang dan sebagian lainnya tak mendapatkan apapun. Rasul
menjelaskan sebagian orang diberikan harta rampasan perang itu karena dalam hatinya masih
terdapat keluh kesah dan ketakutan terhadap kehidupan dunia.
Sementara Rasullulah menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mendapatkan
bagian harta rampasan perang itu lebih disenangi dan dicintai. Rasulullah menjelaskan di
antara orang-orang yang tidak mendapatkan harta rampasan itu ada yang hatinya senantiasa
diberikan Allah dengan kecukupan dan kebaikan, Rasulullah menyebut salah satu orang itu
adalah Amru bin Taghlib."Sungguh, ada orang  yang kuberi dan ada yang tidak kuberi,
namun yang tidak aku beri lebih aku sukai dari pada yang aku beri, beberapa orang aku beri
karena hati mereka masih ada keluh kesah dan ketakutan, dan beberapa orang aku percayakan
kepada kecukupan dan kebaikan yang telah Allah jadikan pada hati mereka, diantara mereka
ialah Amru bin Taghlib." begitu kutipan ringkas hadits tersebut Penjelasan Rasulullah itu pun
terdengar beberapa saat oleh Amru bin Taghlib. Ia pun mengatakan ucapan Rasulullah lebih
dicintainya dan tak ingin menukarnya dengan  unta-unta merah yakni jenis unta yang paling
bagus dan mahal.Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 yang judul aslinya Bahjatun
Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihin,
Syekh Salim bin Ied Al Hilali menjelaskan di antara kandungan hadits itu selain
menjelaskan ketutamaan Amru bin Taghlib yakni mengajarkan pada seorang mulim untuk
ridha terhadap rizki yang diterima tanpa harus meminta dan memaksa. Dari kisah itu juga
dapat dipetik hikmah bahwa harta kekayaan dan kenikmatan dunia bukan merupakan tolak
ukur kemuliaan dan kehormatan seseorang.

F. Refleksi Diri

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sifat Ikhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan ikhlas berada di
barisan pemula dari amal-amal hati, terutama bagaimana hakikatnya dan jalan apa yang
ditempuh untuk mendapatkannya. Ikhlas adalah tema yang sering dijadikan bahan
pembicaraan orang, terutama bagaimana hakikatnya dan jalan apa yang ditempuh untuk
mendapatkannya. Ikhlas yaitu bermakna bersih, murni dan khusus, tidak tercampur sama
sekali dengan sesuatu apapun. Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu itu dinamakan
ikhlas. Ikhlas mempunyai kaitannya dengan niat.Niat merupakan keadaan atau sifat yang
timbul dari dalam hati manusia yang menggerakkan atau mendorongnya untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.Oleh karena itu, niat menjadi peran penting dalam
melaksanakan ibadah, maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan
semata-mata karena Allah maka perbuatan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.Komponen
ikhlas yang terdiri dari sikap syukur, sabar, fokus, tenang dan bahagia merupakan salah
satu sikap yang kuat. Dalam kondisi ikhlas yang sekarang telah dibuktikan secara ilmiah
manusia justru akan menjadi sangat kuat, cerdas dan bijaksana.10Kata ikhlas biasanya
sering kita gunakan untuk menjelaskan tindakan-tindakan yang tidak berorientasi materiil,
tanpa pamrih dan tulus.

B. SARAN
Dengan kehadiran makalah ini kami harapkan mampu meningkatkan proses berpikir
pada individu-individu secara optimal sehingga tercipta suasana yang kondusif. Karena
padahakikatnya berperilaku ikhlas sangat penting bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA

Widodo. 2019. Konsep Ikhlas Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tereliye. Jurnal
Ilmiah Pedagogy. Vol 12. No 1 Chizanah,L. 2011. IKHLAS=PROSOSIAL Jurnal Psikologi
Islam (JPI) Vol. 8 No. 2
Nu'man, F. (2010).Tanda-tanda Ikhlas.[Online]. Tersedia di:
http://boemiislam.net/Ilmu/tanda-tanda-ikhlas/. 26 April 2017. Rahma, K. (2012). Ciri-ciri
Orang Ikhlas. [Online]. Tersedia di: http://fafaifa.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-orang-yang-
ikhlas.html. 26 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai