Anda di halaman 1dari 16

BERBAGI ITU INDAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Konseling

Dosen Pengampu:
Drs. Hamim Rosyidi, M.Si

Nama Anggota:
Nurul Qomariyah (11040122170)
Rahma Putri Nimas Sari (11040122172)
Yoranda Ariella (11040122180)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023-2024

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... I


KATA PENGANTAR...........................................................................................................II
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
A. Pengertian Berbagi........................................................................................................ 3
B. Ayat tentang berbagi .................................................................................................... 3
C. Macam-macam berbagi ................................................................................................. 3
D. Manfaat dan keutamaan dari berbagi ............................................................................. 5
E. Problema tentang berbagi yang ada pada zaman sekarang.............................................. 8
BAB III ............................................................................................................................... 12
PENUTUP .......................................................................................................................... 12
Kesimpulan ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

I
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah senatiasa kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita sebagai
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Berbagi Itu Indah”

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Drs. Hamim Rosyidi,
M.Si. sebagai dosen pengampu dalam mata kuliah Dasar-Dasar Konseling yang telah
berperan penting mengarahkan serta membimbing kami dalam proses penyusunan makalah
ini. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang turut serta dalam
pembuatan penugasan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Demikian tugas ini disusun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun ajaran 2023. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat diterapkan baik oleh penulis maupun pembaca dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam menyusun makalah ini, kami merasa bahwa masih banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 September 2023

Penulis

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan kompetitif, seringkali kita melupakan
kebaikan sederhana yang dapat kita lakukan untuk satu sama lain. Namun, di tengah-tengah
kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan, kita diingatkan bahwa "Berbagi Itu
Indah." Konsep ini menunjukkan bahwa tindakan berbagi dengan orang lain tidak hanya
membantu mereka, tetapi juga memberikan makna yang lebih dalam pada kehidupan kita
sendiri.
Berbagi mencakup berbagai aspek, mulai dari berbagi waktu dengan orang yang kita
cintai, hingga memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dalam masyarakat. Ini
adalah cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari hubungan antarindividu dan
antarkomunitas.
Dalam lingkup pribadi, berbagi waktu dengan keluarga dan teman-teman membantu
memperkuat ikatan emosional dan menciptakan kenangan yang berharga. Meluangkan waktu
untuk mendengarkan, berbicara, atau memberikan dukungan kepada seseorang dalam masa
sulit dapat memiliki dampak yang mendalam pada kebahagiaan dan kesejahteraan mereka.
Di sisi lain, berbagi dengan masyarakat adalah salah satu cara terbaik untuk
memberikan kembali dan menciptakan perubahan positif dalam dunia. Melalui donasi,
sukarela, atau upaya kolaboratif, kita dapat memberikan bantuan kepada yang membutuhkan,
baik dalam hal kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian, maupun dalam mendukung
proyek-proyek yang memiliki dampak sosial yang lebih luas.
Ketika kita berbagi, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan orang lain, tetapi juga
merasakan kepuasan dalam membantu sesama. Keindahan dalam berbagi adalah bahwa
tindakan tersebut menciptakan lingkaran kebaikan yang dapat memengaruhi lebih banyak
orang lagi. Saat kita berbagi cerita inspiratif atau memberikan contoh positif, kita
menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita.
Selain itu, berbagi juga memperkuat rasa persatuan dan solidaritas dalam masyarakat.
Ketika kita merasakan bahwa kita adalah bagian dari suatu komunitas yang peduli, kita lebih
cenderung bekerja sama untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dan mengatasi
tantangan bersama-sama.
Dalam dunia yang terus berubah, konsep "Berbagi Itu Indah" tetap relevan. Ini adalah
pengingat bahwa kebaikan dan empati adalah nilai-nilai universal yang dapat membantu

1
memperbaiki kualitas kehidupan kita dan dunia di sekitar kita. Sebagai individu dan anggota
masyarakat, mari kita terus berbagi kebaikan dengan keyakinan bahwa tindakan kecil kita dapat
memiliki dampak yang besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berbagi atau sedekah?
2. Berikan ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang anjuran untuk bersedekah atau berbagi!
3. Apa saja macam-macam serta bentuk dari berbagi atau sedekah?
4. Apa saja manfaat dari adanya sedekah atau berbagi?
5. Berikan problema tentang berbagi yang ada pada zaman sekarang!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang berbagi atau sedekah.
2. Untuk mengetahui ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk berbagi atau sedekah.
3. Untuk mengetahui macam-macam serta bentuk dari berbagi atau sedekah.
4. Untuk mengetahui manfaat dari berbagi atau sedekah.
5. Untuk mengetahui problema tentang berbagi yang ada pada zaman sekarang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbagi
Berbagi adalah tindakan atau proses membagikan atau memberikan sesuatu kepada
orang lain. Ini dapat mencakup berbagai jenis hal, seperti informasi, pengetahuan, barang,
waktu, perasaan, atau pengalaman. Berbagi seringkali melibatkan kerjasama dan kebaikan hati,
dan dapat dilakukan dengan berbagai niat, seperti membantu orang lain, memperluas
pengetahuan, memperkuat hubungan sosial, atau menciptakan rasa koneksi.

Dalam konteks yang lebih spesifik, berbagi dapat merujuk pada:


Berbagi informasi: Membagi pengetahuan, data, atau fakta dengan orang lain untuk
memberikan wawasan atau pemahaman yang lebih baik.

Berbagi sumber daya: Membagi barang atau aset dengan orang lain, seperti meminjamkan,
memberi, atau memperjualbelikan barang-barang tersebut.

Berbagi pengalaman: Menceritakan pengalaman pribadi atau peristiwa yang telah dialami
kepada orang lain untuk memberikan inspirasi, pelajaran, atau hiburan.

Berbagi waktu: Menghabiskan waktu bersama dengan orang lain untuk membangun hubungan
sosial, memberikan dukungan, atau melakukan kegiatan bersama.

Berbagi emosi: Menyatakan perasaan atau mendengarkan perasaan orang lain untuk
menciptakan rasa empati dan dukungan.

(Khairunnisa & Fidesrinur, 2021).

B. Ayat tentang berbagi


ٌ‫ف لَ ُه ْم َولَ ُه ْم اَجْ ٌر ك َِر ْيم‬ ٰ ُّ‫سنًا ي‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫ّٰللاَ قَ ْرضًا َح‬ ِ ‫اِنَّ ا ْل ُمص َِّدقِ ْينَ َوا ْل ُمصَّد ِٰق‬
‫ت َوا َ ْق َرضُوا ه‬
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya)
bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 18).

C. Macam-macam berbagi
Dalam agama Islam, berbagi atau sedekah mempunyai arti yang luas dan bukan hanya
berbentuk materi saja, tetapi juga mencakup semua hal yang bersifat kebaikan baik bersifat
fisik maupun non fisik. Berdasarkan hadis, para ulama membagi berbagi atau sedekah menjadi
beberapa bentuk, seperti:

3
1. Tasbih, Tahlil, Tahmid dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid ialah termasuk
dari bentuk sedekah. Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “setiap
manusia yang merupakan keturunan Adam itu diciptakan dengan 360 ruas tulang. Maka barang
siapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, dan beristighfar kepada Allah,
menyingkirkan batu, duri, ataupun tulang dari jalan yang dilalui manusia, atau memerintahkan
manusia kepad\a kebaikan atau melarang mereka dari kemungkaran, sebanyak 360 kali, maka
sesungguhnya orang itu telah memasuki sore hari dalam keadaan telah menjauhkan dirinya dari
neraka.” (HR. Muslim).
Selain itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi munkar
merupakan sedekah. Hal ini karena untuk mengerjakannya juga membutuhkan sebuah tenaga,
waktu, pikiran dan juga perasaan. Dan semua hal tersebut termasuk ke dalam sedekah.
Contohnya : mengingatkan teman untuk tidak berbuat maksiat dan mengajaknya untuk berbuat
hal baik seperti menyantuni anak yatim (Saputra et al., 2022).
2. Senyum
Menunjukkan keceriaan wajah dan kegembiraan hati kepada sesama muslim juga
merupakan bentuk dari sedekah. Hal ini sesuai dengan hadis: Rasulullah SAW bersabda :
“senyum kepada saudaramu adalah sedekah.’ (HR. Timidzi dan al-Albani menghasankannya).
Senyum yang bernilai sedekah ialah senyum yang tulus dan berasal dari hati. Hal ini
karena senyum ini memiliki fungsi untuk membahagiakan, menghormati dan juga memuliakan
orang lain. Selain itu, Syekh A’idh al-Qani juga berpendapat bahwa senyum merupakan kata
yang indah, menarik hati serta menggembirakan. Maka dari itu, setiap muslim sangat
dianjurkan untuk tersenyum. (Saputra et al., 2022).
3. Membantu orang lain
Abu Musa RA berkata, Nabi SAW bersabda: “setiap muslim wajib bersedekah.”
Sahabat bertanya : ”jika tidak mampu?” Nabi SAW menjawab : “bekerjalah dengan tangannya
dan pergunakan untuk dirinya lalu bersedekahlah.” Sahabat bertanya lagi : “jika tidak mampu?”
Nabi SAW menjawab : “bantulah orang yang sedang butuh bantun.” Sahabat bertanya : “jika
tidak bisa juga?” jawab Nabi SAW “mengajaklah pada kebaikan.” Sahabat bertanya lagi “jika
tidak mampu?” jawab Nabi SAW “menahan diri dari kejahatan menjadi sedekah untuk dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari).
Contoh perbuatannya seperti menunjukkan arah jalan kepada orang yang bertanya,
membantu seseorang membawakan barang yang berat dan lain sebagainya. (Nurhayati, 2011).

4
4. Mendamaikan dua orang yang berseteru
Dari Abu Hurairah RA, beliau mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Setiap
ruas persendian insan adalah shadaqah, matahari yang terbit setiap hari adalah shadaqah,
mendamaikan di antara manusia yang berselisih adalah shadaqah.” (HR. Bukhari). Contoh
perbuatannya: melerai teman kita yang bertengkar. (Mujib, 2022).
5. Memberi nafkah pada keluarga
Dari al-Miqdan bin Madikarib azZubaidi RA, Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada
suatu pekerjaan yang paling mulia dilakukan oleh seorang dari pada pekerjaan yang dilakukan
dengan tangannya sendiri. Dan, tidaklah seseorang menafkahkan bertanya terhadap diri,
keluarga, anak, dan pembantunya, melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)
(Indah Retnowati, 2010).
6. Menjenguk orang sakit
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang menafkahkan
kelebihan hartanya di jalan Allah SWT. Maka Allah SWT akan melipatgandakannya menjadi
tujuh ratus. Dan, barangsiapa yang berinfaq untuk diri dan keluarganya, atau menjenguk orang
sakit, atau menyingkirkan duri, maka ia mendapatkan kebaikan, serta kebaikan sepuluh kali
lipatnya. Puasa itu ibarat tameng selama ia tidak merusaknya. Dan, barangsiapa yang diuji oleh
Allah pada fisiknya maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad).
(Saputra et al., 2022).
7. Sedekah berupa materi
Sedekah berupa materi ini merupakan jenis sedekah yang paling sering dilakukan oleh
orang-orang. Sedekah jenis ini tidak akan mengurangi harta kita. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW yang berbunyi: “Sedekah tidaklah mengurangi harta” (HR. Muslim).
Meskipun, secara bentuk harta tersebut berkurang namun kekurangan tersebut akan ditutup
dengan pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah dengan kelipatan yang banyak.
Sedekah materi ini dapat dilakukan dalam bentuk uang, barang, makanan dan juga memberikan
makanan kepada hewan. (Mujib, 2022).

D. Manfaat dan keutamaan dari berbagi


Sebagai umat islam sudah seharusnya melakukan ibadah yang dianjurkan oleh Allah
SWT. Salah satu ibadah yang dianjurkan ialah berbagi atau sedekah. Hal ini karena dengan
sedekah kita dapat membantu orang-orang yang kesusahan serta mendapatkan pahala dari hal
tersebut. Adapun keutamaan sedekah menurut BAZNAS:

5
1. Sedekah tidak mengurangi harta
2. Sedekah menghapus dosa
3. Sedekah melipatgandakan pahala
(Syarbini, 2011).
Sedekah mempunyai manfaat yang luar biasa. Bahkan jika dimanfaatkan dan dikelola
dengan benar, sedekah atau berbagi dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan di sebuah
daerah. Berikut ini beberapa manfaat dari berbagi atau sedekah:
1. Sedekah menghapus dosa
Orang yang bersedekah akan dihapuskan dosanya. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW: “Sedekah dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air yang
memadamkan api.” (HR. Ahmad) (Indah Retnowati, 2010).
2. Mendapatkan naungan di hari kiamat
Rasulullah bercerita tentang tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan
di hari akhir dan salah satunya adalah orang yang bersedekah dengan ikhlas. Hal ini sesuai
dengan hadis: “Tujuh golongan yang mendapat naungan dari Allah pada hari kiamat yang tidak
ada naungan selain naungan-Nya, yaitu imam yang adil, pemuda yang senantiasa beribadah
kepada Allah, seorang yang hatinya terpaut di masjid, dua orang yang saling mencintai karena
Allah dan berpisah karena Allah pula, seorang laki-laki yang diajak oleh perempuan cantik dan
memiliki kedudukan yang mapan lalu ia berucap “aku takut kepada Allah”, dan seorang yang
bershadaqah sesuatu lalu ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
pun yang telah dishadaqahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari). (Syarbini, 2011).
3. Allah melipatkan gandakan pahalanya
Dengan bersedekah Allah SWT akan melipatgandakan pahala orang yang
mengerjakannya, memuliakannya dan menyucikan harta mereka. Allah SWT berfirman:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Qs. al-Baqarah : 245). Ayat di atas menjelaskan bahwa
meminjamkan kepada Allah diumpamakan dengan pemberian seseorang dengan tulus (ikhlas)
untuk kemaslahatan hamba-Nya. Sehingga terdapat jaminan bahwa pinjaman kepada Allah
tersebut akan dikembalikan.
Pengembalian itu akan dilipat gandakan dengan banyak seperti tanaman padi yang
berasal dari beberapa butir dan kemudian menghasilkan beratus-ratus butir. (Indah Retnowati,
2010).

6
4. Terdapat pintu surga khusus untuk orang yang bersedekah
Hal ini sesuai dengan hadis yang berbunyi: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersedekah sepasang di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil kelak didalam surga, ‘wahai hamba Allah! Inilah pahala kebaikanmu. Siapa yang
rajin shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat; dan siapa yang ikut berjihad untuk
menegakkan agama Allah, dia akan dipanggil dari pintu jihad; dan siapa yang rajin bersedekah,
maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah; dan siapa yang rajin berpuasa, dia akan dianggil
dari pintu rayyan.” Kemudian Abu Bakar RA bertanya, “wahai Rasulullah, adakah orang yang
dipanggil dari semua pintu itu sekaligus?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya ada, dan aku
mengarap kamulah salah seorang dari mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Saputra et al.,
2022).
5. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur
Hal ini sesuai dengan hadis yang berbunyi: “Sesungguhnya sedekah akan memadamkan
panasnya kubur bagi pemilik sedekah.” (HR. Thabrani). (Nurhayati, 2011).
6. Orang yang bersedekah akan didoakan oleh malaikat
Hal ini sesuai dengan hadis yang berbunyi: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada suatu hari pun yang dialami oleh setiap hamba,
melainkan ada dua malaikat yang turun ke bumi , maka satu diantaranya berkata, ‘Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq,’ malaikat lainnya juga berkata, ‘Ya Allah,
berikanlah kebangkrutan bagi orang yang menahan hartanya dan enggan infaq.” (HR. Bukhari
dan Muslim). (Himawan & Suriana, 2013).
7. Sedekah adalah obat
Hal ini sesuai dengan hadis yang berbunyi: “Obatilah orang sakit di antara kalian
dengan sedekah.” (HR. Baihaqi. Al Albani menghasankan hadis ini dalam Sahih alJami’).
(Himawan & Suriana, 2013).
8. Sedekah merupakan bukti keimanan dan ketakwaan seseorang
Hal ini sesuai dengan surah Al-Baqarah ayat 3 yang berbunyi: “Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka.” (Qs. al-Baqarah : 2-3). Dan hadis yang berbunyi:
“Sedekah adalah burhan (bukti).” (HR. Muslim). Dari surah Qur’an dan hadis di atas dapat
terlihat bahwa sedekah merupakan bukti kesungguhan atau ketakwaan dari seorang hamba.
(Indah Retnowati, 2010).

7
9. Sedekah dapat membersihkan jiwa dari penyakit kikir
Sedekah dapat menjauhakan kita dari sifat kikir. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Surah At-Taubah ayat 103 yang berbunyi: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, guna
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Qs. at-Taubah : 103). Ayat di atas merupakan bentuk perintah untuk mengambil
sebagian harta supaya diberikan kepada orang yang berhak. Hal ini dapat dilakukan dengan
sedekah atau zakat. Hal ini akan berpengaruh pada kesucian harta dan juga jiwa kita. Selain
itu, dengan memberikan harta kita kepada orang yang berhak maka kita akan terhindar dari
sifat kikir atau kecintaan yang berlebihan akan harta. (Mujib, 2022).
10. Sedekah melapangkan rezeki
Hal ini sesuai dengan surah Al-Baqarah ayat 272 yang berbunyi: “Bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi
petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu
membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu
sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”(Qs. Al-Baqarah: 272). Yusuf Mansur menjelaskan
bahwa dengan bersedekah Allah akan melipatgandakan apa yang kita sedekahkan. Beliau juga
menjelaskan secara sederhana jika kita bersedekah kepada Allah, maka Allah akan mengganti
sedekah kita sebesar 10 kali lipat hingga 700 kali lipat atau hingga batasan yang tak bisa
ditentukan. Pelipatgandaan ini tidak selalu berbentuk materi seperti uang tetapi juga berbentuk
kesehatan, umur dan juga karir. (Mujib, 2022).

E. Problema tentang berbagi yang ada pada zaman sekarang


Bersedekah hanya untuk konten media sosial
Di era digital saat ini, jejaring sosial digunakan sebagai wadah masyarakat untuk
mencari informasi. Media sosial dapat memudahkan bagi setiap pengguna untuk mendapatkan
penghasilan, salah satunya dengan membuat konten. Belakangan ini ada dua platform sosial
media yang menguasai dunia sosial media yaitu youtube dan tiktok. Aplikasi tiktok yang
disebut sebagai pendatang baru telah berhasil mengambil atensi masyarakat. Dimana aplikasi
ini umumnya digunakan untuk memposting vidio hingga 5 menit.

8
Mengutip dari data indonesia.id pengguna youtube di Indonesia berkisar 127 juta
pengguna dan menempati posisi ketiga di dunia berdasarkan laporan We Are Social dengan
pangsa pasar sebesar 21,42% per April 2022 sedangkan pengguna aktif bulanan tiktok di
Indonesia sebesar 99,1 juta orang per april 2022. Jumlah tersebut dimungkinkan akan terus
meningkat secara berkelanjutan (continue). Penikmat kedua platform tersebut bersifat
heterogen mulai dari kalangan anak-anak, remaja sampai kalangan dewasa.

Dari berbagai macam vidio konten yang dibuat oleh beberapa content creator, yang
menarik dan hangat diperbincangkan saat ini adalah konten bersedekah. Jika ditelusuri konten
sedekah ini dapat dikatakan sebagai sebuah trend yang berawal dari kalangan artis, yang mana
para artis membuat konten dengan memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu
atau yang dianggap membutuhkan. Kalangan artis sebagai publik figur tentunya memberikan
dampak yang besar kepada masyarakat penikmat sosial media dan menjadi model bagi
beberapa kalangan untuk ditiru setiap gerak-gerik dan tindakannya.

Seiring berjalannya waktu konten sedekah ini mulai viral di beberapa tahun terakhir
dan tahun 2022 sudah bisa dikatakan masuk kategori menjamur bukan hanya di aplikasi
youtube bahkan di tiktok, bukan hanya dilakukan oleh kalangan artis tapi juga youtuber-
youtuber baru dan para tiktokers tentunya.

Melihat semakin banyaknya konten sedekah, satu sisi para penonton akan merasa
simpati melihat sisi kebaikan yang diperlihatkan oleh content creator dalam konten mereka.
Sehingga sering terjadi di kolom komentar para netizen berbondong-bondong ingin berdonasi
membantu mereka yang mengalami kesusahan dalam konten tersebut. Namun di sisi lain, ada
yang resah dengan konten ini, terlebih menganggap bahwa mereka (conten creator) hanya
memanfaatkan keadaan untuk menambah penghasilan. Karena tidak main-main, satu video
bisa tembus jutaan bahkan puluhan juta viewers yang tentunya akan menjadi ladang
penghasilan bagi para kreator dan ada pula yang menganggap bahwa sedekah mereka hanya
sedang pamer/ riya.

 Pengertian sedekah dan riya’


Sebelum kita bahas lebih jauh alangkah baiknya kita mengetaui apa itu sedekah dan
riya. Sedekah adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas
tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedangkan Riya adalah perilaku yang
memperlihatkan perbuatan baik kita kepada orang lain agar perbuatan baik kita diketahui oleh
orang lain. Perbuatan riya adalah perbuatan yang dibenci Allah SWT karena perbuatan yang

9
dilakukan tidak didasarkan dengan niat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Riya merupakan
bentuk syirik kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan yang
didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.

Setelah mengetahui dua pengertian antara sedekah dan riya kita bisa menarik sedikit
kesimpulan kalau sedekah itu harus dilakukan secara ikhlas (ikhlas dalam arti ini adalah tidak
berharap mendapat imbalan apapun, baik itu imbalan berupa barang atau pujian).

Apabila bersedekah lalu kita posting dan kita buat konten di media sosial, yang tujuan
kita untuk memperlihatkan kalau kita rajin sedekah dan berharap orang lain memuji perilaku
kita maka perbuatan termasuk disebut riya. Namun, mengenai beberapa opini yang
dicantumkan di atas ada satu dalil Al-Qur’an yang menurut saya bisa menjadi patokan untuk
kasus ini.

‫يحْزنُون هُ ْم ول عل ْي ِه ْم خ ْوف ول ر ِِّب ِه ْم عِند أ ْج ُرهُ ْم فل ُه ْم وعَلنِية س ًِّرا وٱلنَّه ِار ِبٱلَّ ْي ِل أ ْم َٰول ُهم يُن ِفقُون ٱلَّذِين‬

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara


tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al-Baqarah: 274).

Setelah memahami penggalan ayat tersebut, kita dapat mengetahui kalau ternyata
bersedekah (menafkahkan harta) itu ada 2 cara, yang pertama secara tersembunyi (dilakukan
secara diam-diam agar tidak ada orang yang tahu selain dirinya dan si penerima sedekah).
Kedua secara terang-terangan (dilakukan secara publik, sehingga tidak hanya Ia dan penerima
sedekah yang tahu, orang lain pun juga tahu). Dan keduanya itu sama-sama mulia di hadapan
Allah SWT jika dilakukan dengan ikhlas tanpa ada unsur haus pujian (riya).

Tanggapan ulama
Tanggapan mengenai konten sedekah rupanya bukan hanya datang dari para netizen
pengguna kedua aplikasi tersebut bahkan seorang pemuka agama juga pernah membahas
tentang hal ini dalam pengajiannya ketika seorang penanya menanyai tentang hukum
bersedekah dijadikan konten. Ulama memandang bahwa orang yang sedekah sambil membuat
konten media sosial tidak bisa dihukumi karena hanya Allah yang tahu niatnya, isi hatinya dan
pikirannya. Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU), KH Mahbub Maafi, mengatakan, sedekah wajib seperti membayar zakat
sebaiknya dipublikasikan agar orang lain tahu. Sementara, sedekah sunnah sebaiknya
dilakukan secara diam-diam.

10
Ia mengatakan, kalau berpikir positif, bisa jadi konten tersebut menjadi bagian dari
edukasi. Agar orang-orang yang menontonnya bisa meniru perbuatan baik dalam konten
tersebut. Menurutnya, manusia tidak boleh berprasangka buruk kepada orang yang bersedekah
sambil membuat konten. Mungkin saja konten yang dibuatnya dimaksudkan untuk dakwah
agar orang-orang mau berbagi. Kiai Mahbub menerangkan, memang kadang ada sedekah
dibuat konten sehingga menjadi kurang etis. Tapi itu bukan berarti tidak boleh sedekah. Karena
mungkin tujuan orang yang sedekah sambil membuat konten itu untuk edukasi dan dakwah.
Namun menurut Kiai Mahbub, sedekah sambil membuat konten dengan tujuan untuk
mendapatkan penonton dan uang sama saja melakukan kapitalisasi terhadap sedekah,
perbuatan itu tidak baik. Tapi kalau tujuan membuat kontennya baik dan memiliki dampak
baik, itu perbuatan yang baik. Karena kita tidak bisa tahu isi hati dan niat seseorang jadi kita
tidak bisa menghukuminya, maka kita harus bijak melihat, kalau ada orang buat konten
diniatkan yang benar, bukan untuk mencari sensasi dan viewer.

Dari penjelasan ayat dan pendapat pemuka agama tersebut, dapat ditarik kesimpulan.
Apabila niat kita membuat konten sedekah untuk memotivasi orang lain agar mau bersedekah
seperti apa yang kita lakukan maka hukumnya boleh dan tidak riya. Memposting sedekah di
media sosial agar orang lain tahu dan memberikan pujian kepada kita maka itu hukumnya riya.
Jadi bisa menilai kalau sedekah dibuat konten itu termasuk riya atau tidak adalah tergantung
niat orang tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hadist para ulama membagi berbagi atau sedekah menjadi beberapa bentuk
seperti Tasbih, Tahlil, Tahmid dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, senyum ,membantu oranglain,
mendamaikan dua orang yang berseteru, memberi nafkah pada keluarga, menjenguk orang
sakit,dan sedekah berupa materi. Sedekah mempunyai manfaat yang luar biasa. Bahkan jika
dimanfaatkan dan dikelola dengan benar, sedekah dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan
di sebuah daerah. Beberapa manfaatnya yaitu untuk meghapus dosa, mendapatkan naungan di
hari kiamat, allah melipat gandakan pahalanya, terdapat pintu surga khusus untuk orang yang
bersedekah, dapat membebaskan dari siksa kubur, dapat membersihkan jiwa dari penyakit
kikir, melapangkan rezeki, sebagai obat, sebagai bukti keimanan dan ketakwaan seseorang, dan
orang yang bersedekah akan di doakan oleh malaikat. Dari berbagai macam problema yang ada
seperti yang sering terjadi pada saat ini yaitu bersedekah hanya untuk konten. Meskipun tentu
dari konten berbagi ada sisi positif dan negatif, alangkah baiknya kita sebagai penonton juga
lebih fokus kepada sisi positifnya saja. Secara tidak langsung kita juga belajar dari konten-
konten yang kita lihat bahwa berbagi tidak akan membuat kita miskin. Terlepas dari pro dan
konta, berbagi kepada sesama adalah hal yang sangat patut untuk dicontoh tinggal bagaimana
kita meluruskan niat dan cara untuk berbagi tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Himawan, C., & Suriana, N. (2013). Sedekah: Hidup Berkah Rezeki Melimpah. Pustaka
Albana.
Indah Retnowati, W. (2010). Sedekah. 11–51.
Khairunnisa, F., & Fidesrinur, F. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Perilaku
Berbagi Dan Menolong Pada Anak Usia Dini. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif
(AUDHI), 4(1), 33. https://doi.org/10.36722/jaudhi.v4i1.703
Mujib, A. (2022). Konsep Sedekah Dalam Islam. Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan,
1.
Nurhayati, S. (2011). Sedekah dan Manajemen Zakat. 69–88.
Saputra, T., Al-Qur’an Dan Tafsir, J. I., Uin, U., Gunung, S., & Bandung, D. (2022). Hikmah
Sedekah dalam al-Qur’an dan Hadis. Gunung Djati Conference Series, 8, 347–356.
Syarbini, A. (2011). Keajaiban Shalat, Sedekah dan Silaturahmi. PT Elex Media Komputindo.

13

Anda mungkin juga menyukai